Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

LAPORAN HASIL OBSERVASI SIKLUS PRODUKSI


“LIDAH TOPI”

Ditujukan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi
yang diampu oleh :
Ibu Ria Zulkha Ermayda, S.ST, M.Si, CSRS

Disusun Oleh Tim 2 Offering E :

1. Achmad Ali Nur Huda (190421628864)


2. Achmad Rifal Turmuji (190421628842)
3. Anggraini Risfara Wulandari (190421628811)
4. Anisatus Solikhah (190421628829)
5. Arum Serina Putri (190421628877)
6. Dian Fatma Ratur Rosida 190421628821)
7. Dinda Pratiwi (190421628867)

S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
DESEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Kami juga
bersyukur atas rizki dan kesehatan yang telah diberikan oleh-Nya sehingga kami dapat
menyusun makalah yang berjudul Laporan Hasil Observasi Siklus Produksi “Lidah Topi”.

Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Sistem
Informasi Akuntansi. Kami mengakui bahwa dalam menyusun makalah ini tidak dapat
diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, kami
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Ria Zulkha Ermayda, S.ST, M.Si, CSRS selaku dosen mata kuliah Sistem
Informasi Akuntansi
2. Rekan-rekan dan keluarga

Kami menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Untuk
itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak. Semoga makalah
ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.

Malang, 12 Desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................3
1.4 Identitas Objek Observasi.............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
2.1 Pengertian Siklus Produksi............................................................................................5
2.2 Peran SIA dalam Siklus Produksi..................................................................................5
2.3 Prosedur Siklus Produksi..............................................................................................6
2.4 Pengendalian Siklus Produksi.......................................................................................6
2.5 Aktivitas Proses Produksi Lidah Topi.....................................................................6-13
2.6 Ancaman Baru dan Solusi...........................................................................................14
2.7 Analisis Sistem Pengendalian Internal Siklus Produksi UD. Lidah Topi..............14-16
2.8 Alur Flowchart Proses Produksi Perusahaan Lidah Topi...........................................16
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................17
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................17-18
3.2 Saran.............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Siklus Produksi adalah (production cycle) adalah serangkaian aktivitas bisnis dan
operasi pemrosesan informasi terkait yang terus-menerus berhubungan dengan pembuatan
produk. Dalam siklus produksi suatu perusahaan terdiri dari beberapa aktivitas yang
berurutan yaitu : desain produk, perencanaan dan penjadwalan, operasi produksi, dan
akuntansi biaya. Adanya system informasi akuntansi sangat penting dalam siklus
produksi karena membantu menghasilkan informasi biaya yang tepat dan waktu kerja
yang jelas. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai masukan untuk membuat
keputusan dalam perencanaan produk atau jasa yang dihasilkan seperti harga produk,
perencanaan penyerapan dan alokasi sumber daya yang dibutuhkan, pengendalian
produksi, serta evaluasi kinerja perusahaan terhadap produktivitas yang dihasilkan.
Di era globalisasi saat ini menuntut perusahaan untuk melakukan kegiatan
operasionalnya secara efektif dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Dengan
menggunakan teknologi komputer akan memudahkan pengolahan informasi dengan lebih
cepat, relevan, dan akurat. Untuk mengetahui penerapan siklus produksi telah dilakukan
observasi pada perusahaan pembuat lidah topi yang berada di Mojokerto. Melalui
observasi dan data yang diperoleh akan dijelaskan bagaimana siklus produksi terjadi di
perusahaan lidah topi. Selain itu, dalam makalah ini juga akan membahas ancaman-
ancaman yang terjadi selama proses produksi beserta dengan pengendaliannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari siklus produksi?
2. Bagaimanakah peran SIA dalam siklus produksi?
3. Apa saja prosedur yang ada dalam siklus produksi?
4. Apa saja bentuk pengendalian dalam siklus produksi?
5. Apa saja aktivitas proses produksi di perusahaan Lidah Topi?
6. Apa saja bentuk ancaman baru dan solusinya?
7. Bagaimanakah analisis sistem pengendalian internal siklus produksi UD Lidah Topi?
8. Bagaimanakah alur flowchart proses produksi perusahaan Lidah Topi?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui pengertian dari siklus produksi
2. Untuk memahami peran SIA dalam siklus produksi
3. Untuk mengetahui prosedur yang ada dalam siklus produksi
4. Untuk mengetahui bentuk pengendalian dalam siklus produksi
5. Untuk mengetahui aktivitas produksi di perusahaan Lidah Topi
6. Untuk mengetahui bentuk ancaman baru dan solusinya
7. Untuk memahami analisis sistem pengendalian internal siklus produksi UD. Lidah
Topi
8. Untuk memahami alur flowchart proses produksi perusahaan Lidah Topi

3
1.4 Identitas Objek Observasi

Nama Perusahaan : UD. Lidah Topi

Tahun Berdiri : 2002

Alamat : Mengelo Tengah RT.03 RW.10 Kec. Sooko, Kab. Mojokerto,


Jawa Timur

Bentuk Usaha : Produksi lidah topi

Pemilik Perusahaan : Abdul Dhohir

Jumlah Karyawan :1

No. Telp Perusahaan : 081336476445

Struktur Organisasi :

Pemilik Perusahaan

Karyawan

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Siklus Produksi


Siklus Produksi adalah serangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pengolahan data
yang berkaitan dengan proses pembuatan produk dan terjadi secara terus-menerus.
Keberadaan sistem informasi akuntansi sangat penting dalam siklus produksi untuk
membuat keputusan dalam perancanaan produk atau jasa yang dihasilkan sampai pada
evaluasi kinerja perusahaan.
A. Kegiatan Siklus produksi
Peranan akuntan perusahaan dalam kegiatan siklus produksi umumnya berada
pada siklus akuntansi biaya, namun peranan lain tetap dituntut kepada mereka untuk
saling berkoordinasi dengan siklus lain.
Arus informasi yang yang masuk ke siklus produksi dari siklus lain, yaitu:
1. Siklus pendapatan menyediakan informasi mengenai order customer dan perkiraan
penjualanuntuk digunakan dalam perencanaan produksi dan persediaan.
2. Siklus pengeluaran menyediakan informasi untuk memperoleh bahan mentah dan
mengontrol pengeluaran lain yang termasuk overhead pabrik.
3. Siklus penggajian menyediakan informasi tentang biaya karyawan dan
ketersediaannya,
4. Arus informasi yang datang dari siklus pengeluaran adalah Siklus pendapatan
menerima informasi dari siklus produksi tentang barang jadi yang tersedia untuk
dijual.
5. Siklus pengeluaran menerima informasi tentang kebutuhan akan bahan mentah.
6. Siklus penggajian menerima informasi tentang tersedianya tenaga kerja.
7. Buku besar dan sistem pelaporan menerima informasi tentang harga pokok
produksi.

2.2 Peran SIA dalam Siklus Produksi


1. Bauran produk : Produk apa yang diproduksi adalah Lidah Topi dari 4 jenis ukuran
yakni ukuran TK. SD, SMP/SMA, dan Dewasa.
2. Penetapan harga produk : Menentukan berapa HPP sampai produk lidah topi selesai
dibuat.
3. Alokasi dan perencanaan sumber daya: Perusahaan pembuat lidah topi membeli biji
plastic dari pemasok sebagai bahan baku untuk pembuatan lidah topi. Biji plastik
tersebut kemudian diolah sendiri untuk membuat lidah topi. Setiap harinya
perusahaan membutuhkan 1 kuintal biji plastik dan menghasilkan sekitar 350 sampai
400 kodi produk lidah topi. Kemudian lidah topi yang sudah jadi dijual kepada
produsen topi.
4. Manajemen Biaya
Biaya – biaya yang timbul akibat produksi lidah topi, antara lain:
- Bahan baku (biji plastic) : Rp. 700.000 kuintal/hari

5
- Biaya Listrik : Rp. 116.000 per hari
- Biaya tenaga kerja : Rp.100.000 per hari
2.3 Prosedur Siklus Produksi
Fungsi dari SIA adalah untuk memberikan informasi yang berguna untuk
mengambilan keputusan. Dalam siklus produksi, informasi biaya dibutuhkan oleh para
pemakai internal dan eksternal. Kebanyakan sistem akuntansi biaya awalnya telah
didesain untuk memenuhi permintaan pelaporan keuangan.

2.4 Pengendalian Siklus Produksi


Fungsi SIA dirancang dengan baik untuk memberikan pengendalian yang cukup untuk
memastikan bahwa tujuan-tujuan tersebut terpenuhi :
1. Semua produksi dan perolehan aktiva tetap diotorisasi dengan baik.
2. Persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap dijaga keamanannya.
3. Semua transaksi siklus produksi yang valid dan sah akan dicatat.

2.5 Aktivitas Proses Produksi Lidah Topi


A. Desain Produk
Langkah pertama dalam siklus produksi adalah desain produk. Tujuannya untuk
menciptakan sebuah produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan dari segi kualitas,
daya tahan, dan fungsionalitas sementara secara simultan meminimalkan biaya produksi.
1. Proses Desain Produk
Dalam proses desain produk ada dua, yaitu :
1) Daftar bahan baku (Bill of Materials-BOM) : Sebuah dokumen yang
menyebutkan nomor bahan baku, deskripsi, dan kualitas dari tiap-tiap
komponen yang digunakan dalam sebuah produk.
2) Daftar operasi (Operation List) : Sebuah dokumen yang menspesifikasikan
urutan langkah-langkah untuk mengikuti dalam membuat produk, peralatan
apa yang digunakan, dan seberapa lama setiap langkah yang dimbil.

Desa Sooko Kab. Mojokerto merupakan salah satu daerah sentra pembuatan topi
sehingga untuk pemasaran lidah topi milik Pak Dhohir ini sangat memungkinkan. Bahan
baku yang digunakan adalah biji plastik. Sebelum pada proses pencetakan, biji plastik
akan diolah terlebih dahulu dalam bentuk lembaran. Kemudian dalam proses pembuatan
lidah topi ini menggunakan mesin cetak (Injection Moulding). Untuk satu kali proses
cetak menghasilkan 12 keping lidah topi. Sedangkan banyaknya produksi lidah topi yang
dilakukan selama jam kerja berlangsung kurang lebih sekitar 350-400 kodi pada kondisi
normal. Karena ada pandemi berkurang menjadi 200-250 kodi. Sebenarnya tidak ada
jumlah target yang ditentukan mengenai banyaknya produksi karena hanya akan
menyesuaikan dengan jalannya mesin saja. Dalam desain produksi lidah topi tidak ada
desain yang ditentukan, namun ada dalam bentuk ukurannya yaitu, untuk topi TK, SD,
SMP/SMA, dan dewasa. Pada saat pencetakan juga tetap memakai mesin yang sama
hanya diganti cetakannya sesuai ukuran yang dibutuhkan untuk di produksi.

6
2. Ancaman dan Pengendalian
Ancaman desain produk yang buruk meningkatkan biaya dalam beberapa cara.
Menggunakan terlalu banyak komponen ketika membuat produk yang serupa
meningkatkan biaya yang terkait dengan pembelian dan pemeliharaan persediaan bahan
baku. Ini juga sering mengakibatkan proses produksi yang tidak efisien karena
kompleksitas yang berlebihan dalam mengubah dari produksi satu produk ke produk
yang lain. Kemungkinan lainnya yaitu desain yang mengalami kerusakan sehingga
mengubah hasil produk (cacat). Produk yang didesain dengan buruk juga cenderung
menimbulkan garansi dan biaya perbaikan yang tinggi.
Untuk menanggulangi ancaman seperti ini, para akuntan atau keuangan harus
berpartisipasi dalam aktivitas desain produk. Para akuntan dapat memberikan informasi
yang menunjukkan bagaimana berbagai desain dapat mempengaruhi biaya produksi dan
tingkat laba. Memastikan bahwa SIA dirancang untuk mengumpulkan dan memberikan
informasi mengenai biaya penyetelan mesin dan penanganan bahan baku yang terkait
gengan berbagai alternatif desain produk. Dengan memberikan data mengenai biaya
perbaikan dan jaminan yang terkait dengan produk yang ada dapat berguna untuk
mendesain produk yang lebih baik.

B. Perancangan dan Penjadwalan


Langkah kedua dalam siklus produksi Lidah Topi adalah perencanaan dan
penjadwalan. Tujuannya untuk mengembangkan rencana produksi Lidah Topi supaya
lebih efisien untuk memenuhi permintaan dari para produksi topi di Desa Sooko Kab.
Mojokerto, Lidah topi ini di produksi untuk memenuhi persediaan gudang dan
mengantisipasi permintaan jangka pendek sekaligus meminimalkan persediaan bahan
baku dan barang jadi.
1. Metode Perencanaan Produksi ada 2 yaitu:
1) Manufacturing Resource Planning  (MRP-II) adalah perpanjangan dari
perencanaan sumber daya bahan baku yang berupaya untuk
menyeimbangkan kapasitas produksi yang ada dengan kebutuhan bahan
baku untuk memenuhi permintaan penjualan yang diperkirakan. Disebut
juga sebagai push manufacturing karena barang-barang yang diproduksi
dalam ekspektasi permintaan pelanggan.
2) Produksi Ramping (Lean Manufacturing) adalah metode dengan
memperpanjang prinsip-prinsip sistem persediaan  just-in-time (JIT)  untuk
seluruh proses produksi dan untuk meminimalkan atau mengeliminasi
persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. Produksi
ramping sering disebut sebagai pull manufacturing karena barang-barang
yang diproduksi sebagai respons terhadap permintaan pelanggan. 

Jadi, MRP-II dan Sistem Produksi Ramping itu merupakan metode


perencanaan produksi yang merencanakan produk pada proses awal. Meskipun
demikian, mereka memiliki perbedaan dalam jangka waktu horizon perencanaan. Jika

7
permintaan bagi produk perusahaan dapat diprediksi dan produk memiliki siklus
hidup yang panjang, maka akan menggunakan metode perencanaan MRP-II. Tetapi
sebaliknya, jika suatu perusahaan ditandai dengan siklus hidup yang pendek,
permintaan yang tidak dapat diprediksi, dan seringnya penurunan atau kelebihan
persediaan maka perusahaan akan menggunakan metode perencanaan Produksi
Ramping.
Dari penjelasan di atas  Perusahaan Lidah Topi ini menggunakan metode
perencanaan MRP-II karena permintaan produk lidah topi dapat diprediksi dan
produk memiliki siklus hidup yang panjang, dengan perencanaan sumber daya bahan
baku yang berupaya untuk menyeimbangkan kapasitas produksi yang ada dengan
kebutuhan bahan baku untuk memenuhi permintaan penjualan. Proses produksi lidah
topi ini ber-oprasi selama 26 hari dalam sebulan, dalam sekali produksi perusahaan ini
akan menghasilkan 350-400 kodi setiap harinya dalam kondisi normal, saat terjadi
pandemi covid-19 produksi lidah topi menurun dikarenakan permintaan juga menurun
sehingga dalam sekali produksi hanya memproduksi 200-250 kodi lidah topi. Dalam
produksi lidah topi masa pandemi ini, per hari nya membutuhkan 1 kwintal bahan
baku yakni biji plastik untuk menghasilkan 4000 lembar lidah topi untuk memenuhi
persediaan gudang produsen topi di daerah sentra topi Desa. Sooko Kab. Mojokerto.

2. Dokumen Kunci dan Formulir


1) MPS (Master Production Schedule) :
Jadwal Induk Produksi (master production schedule - MPS)
menspesifikasikan seberapa banyak produk yang akan diproduksi selama
periode perencanaan dan kapan produksi tersebut harus dilakukan. Permintaan
bahan baku mensahkan pengeluaran jumlah bahan baku yang dibutuhkan dari
gudang ke lokasi pabrik, tempat bahan tersebut dibutuhkan. Dokumen ini
berisi nomor perintah produksi, tanggal pembuatan, dan berdasarkan pada
daftar bahan baku, nomor barang serta jumlah semua bahan baku yang
dibutuhkan. Perpindahan selanjutnya dari bahan baku disepanjang pabrik akan
didokumentasikan dalam kartu perpindahan, yang mengidentifikasikan
bagian–bagian yang dipindahkan, lokasi perpindahannya, serta waktu
perpindahan. Peran akuntan dalam aktifitas ini memastikan bahwa SIA
mengumpulkan dan melaporkan biaya secara konsisten dengan teknik
perencanaan produksi perusahaan. Para akuntan juga membantu perusahaan
memilih antara MRP-II atau JIT untuk melihat manakah yang lebih tepat
untuk perencanaan dan penjadwalan produksi perusahaan.

8
Berikut ini adalah contoh format dokumen yang harus dibuat oleh perusahaan dalam
pembuatan MPS (Master Production Schedule) :

Dalam masa pandemi covid 19 perusahaan memproduksi lidah topi dilakukan


oleh mesin Injection Moulding dengan kapasitas produksi per harinya 200 kodi lidah
topi dari 1 kwintal bahan baku biji plastik. Perusahaan ini termasuk perusahaan mikro
kecil dalam proses produksi tidak membuat dokumen dalam perencanaannya. Proses
produksi selalu terjadwal setiap hari senin sampai dengan hari sabtu yang memiliki
jam kerja pukul 07.00 – 16.00.

2) Pesanan produksi (production order) : 


Sebuah dokumen yang mengotorisasi pembuatan dalam kuantitas yang telah
ditentukan pada produk tertentu. Dalam proses pembuatan lidah topi ini bertujuan
untuk memenuhi persediaan gudang, tetapi pihak perusahaan lidah topi ini tidak
membuat dokumen pesanan produksi dikarenakan hal ini masih usaha mikro kecil
jadi beliau tidak menggunakan prosedur dalam produksinya dan untuk
mengetahui berapa pesanan produksi, pihak UMKM lidah topi langsung dikabari
via lisan maupun pesan WhatsApp saja.

Berikut ini adalah contoh format dokumen yang harus dibuat oleh perusahaan dalam
pesanan produksi:

9
3) Permintaan bahan baku (Materials Requistion) 
Mengotorisasi penghapusan dari kuantitas yang diperlukan bahan baku
dari ruang penyimpanan. Dalam UMKM lidah topi ini tidak menyimpan bahan
baku tetapi setiap hari bahan baku datang dan langsung diproses untuk
pembuatan lidah topi, sehingga UMKM ini tidak menggunakan dokumen
permintaan bahan baku di ruang penyimpanan atau gudang.

Berikut ini adalah contoh format dokumen yang harus dibuat oleh perusahaan dalam
permintaan bahan baku :

4) Kartu Pemindahan (Move Ticket)


Dokumen yang mengidentifikasi transfer internal dari bagian, lokasi dimana
bagian tersebut ditransfer, dan waktu transfer. Dalam proses produksinya ini terjadi 1
kali proses pemindahan yakni dari pencucian bahan baku dan percetakan, tetapi dalam

10
prosesnya perusahaan ini tidak menggunakan kartu pemindahan, dikarenakan
perusahaan ini berskala kecil sehingga mereka tidak membuat dokumen- dokumen
yang seharusnya ada dalam proses perencanaan dan penjadwalan.
Pada akhirnya, perencanaan produksi yang akurat perlu mengintegrasikan informasi
mengenai pesanan pelanggan (dari siklus pendapatan) dengan informasi mengenai
pembelian dari pemasok (dari siklus pengeluaran), bersamaan dengan informasi
mengenai ketersediaan tenaga kerja (dari siklus SDM/Penggajian).

3. Ancaman dan Pengendalian


Ancaman utama dalam aktivitas perencanaan dan penjadwalan adalah kelebihan
atau dibawah target produksi :
1. Kelebihan produksi lidah topi dapat mengakibatkan pasokan barang yang
melebihi permintaan jangka pendek, dengan demikian menciptakan masalah
arus kas potensial karena sumber daya terikat dalam persediaan.
2. Jika yang terjadi hasil produksi lidah topi di bawah target produksi dapat
mengakibatkan kerugian penjualan dan ketidakpuasan pelanggan karena
kurangnya ketersediaan barang yang diinginkan oleh pelanggan.

Pengendaalian dari ancaman yang ditimbulkan dalam aktivitas perencanaan dan


penjadwalan yakni :
1. Sistem perencanaan produksi dapat mengurangi risiko dari kelebihan dan di
bawah target produksi. Peningkatan memerlukan perkiraan penjualan yang
akurat dan terkini serta data mengenai stok persediaan, informasi yang dapat
menyediakan sistem siklus pendapatan dan pengeluran. Selain untuk perkiraan
yang meningkat, informasi mengenai kinerja produksi, terutama
terkait trend  dalam total waktu untuk memproduksi setiap produk, harus
secara teratur dibuat dan dikumpulkan.
2. Persetujuan dan otorisasi yang sesuai dengan pesanan produksi adalah
pengendalian lain untuk mencegah kelebihan atau di bawah target produksi
atas barang-barang tertentu. Risiko pesanan produksi yang tidak diotorisasi
dapat dikurangi dengan membatasi akses terhadap program penjadwalan
produksi.
3. Dalam sebuah perusahaan seharusnya membuat segala macam dokumen yang
sesuai dengan prosesnya untuk membantu mengatasi ancaman yang terjadi,
meskipun perusahaan masih dalam lingkup kecil hendaknya membuat
dokumen jadwal induk produksi, pesanan produksi, pemesanan bahan baku ,
dan kartu pemindahan hal ini dilakukan untuk keberlangsungan suatu
perusahaan dan supaya perusahaan dapat merencanakan dan menjadwalkan
dengan handal apa yang harus di produksi.

C. Operasi Produksi
1. Operasi Produksi Lidah Topi
Langkah ketiga dalam siklus produksi Lidah Topi adalah operasi produksi.
Cara pelaksanaan aktivitas ini sangat bervariasi di setiap perusahaan. Dalam proses

11
produksi terdapat istilah Computer-integrated manufacturing (CIM), dimana
penggunaan teknologi informasi seperti robot atau mesin yang dikendalikan oleh
komputer sangat menguntungkan karena bisa mengurangi biaya produksi. Selain itu,
dalam operasi produksi setiap perusahaan perlu mengumpulkan data tentang empat
aspek dari operasi produksinya, yaitu bahan baku yang digunakan, jam tenaga kerja
yang digunakan, operasi mesin yang dilakukan, dan biaya overhead pabrik lainnya
yang terjadi.
Dalam siklus produksinya, pembuatan lidah topi ini dimulai dari pengolahan
bahan baku sampai penyelesaian produk. Pembuatan lidah topi ini menggunakan biji
plastik sebagai bahan bakunya, kemudian untuk jam tenaga kerja yang digunakan
adalah pagi hari yakni mulai jam 7.00 sampai jam 11.00. Untuk operasi mesin
dilakukan ketika semua bahan baku yang dijemur sudah kering dan mesin yang
digunakan dalam produksi lidah topi ini adalah mesin Titan. Selain itu, dalam
memproduksi lidah topi terdapat biaya overhead pabrik yang terjadi seperti listrik,
air, dan lain-lain. Berikut ini adalah tahapan produksi pembuatan lidah topi yaitu:
1) Bahan baku dicuci untuk memisahkan material-material yang tidak bisa dicetak
seperti kerikil, besi, kaca, dan lain-lain,
2) Setelah selesai dicuci, bahan baku kemudian dijemur,
3) Setelah kering, kemudian bahan baku digiling agar ukurannya sama sekitar 10 mm,
dan
4) Setelah proses penggilingan selesai bahan baku siap untuk dicetak menjadi lidah
topi.

Dilihat dari aktivitas proses produksi lidah topi yang dilakukan, bisa dikatakan
aktivitas ini mudah dan tidak ribet. Namun, di sisi lain ternyatan operasi produksi
lidah topi juga memiliki hambatan berupa keterbatasan bahan baku, karena
ketersediaan bahan baku di pasar tidak selalu ada sehingga ini terkadang bisa
mengganggu proses operasi produksi dari lidah topi tersebut.

2. Ancaman dan Pengendalian


Ancaman utama dalam aktivitas operasi produksi yaitu :
1) Pencurian persediaan bahan baku, pencurian persediaan bahan baku ini dapat
mengakibatkan proses produksi tidak bisa berjalan maksimal atau bahkan tidak
bisa dilakukan karena bahan baku tidak mencukupi atau tidak tersedia.
2) Pencurian aktiva tetap, ini juga bisa mengakibatkan aktivitas operasi produksi
terganggu karena ada aktiva tetap seperti mesin atau alat-alat yang digunakan
itu tidak tersedia.

Pengendalian dari ancaman yang ditimbulkan dalam aktivitas operasi produksi


adalah sebagai berikut :
1) Pengendalian terhadap ancaman pencurian persediaan.
a) Pengendalian akses fisik terhadap persediaan.
b) Dokumentasi dari semua pergerakan persediaan.

12
c) Pemisahan tugas penyimpanan asset dari pencatatan dan otorisasi
penghapusan
d) Pembatasan akses terhadap data induk persediaan.
e) Perhitungan persediaan fisik secara periodik dan rekonsiliasi dari
perhitungan tersebut
2) Pengendalian terhadap ancaman pencurian aktiva tetap
a) Persediaan fisik dari semua aktiva tetap
b) Membatasi akses fisik terhadap aktiva tetap
c) Memelihara catatan detail dari aktiva tetap, termasuk pelepasannya.
3) Pengendalian terhadap ancaman kehilangan persediaan atau aktiva tetap
dikarenakan kebakaran atau bencana lainnya .
a) Pengamanan fisik ( contohnya alat penyiram api)

D. Akuntansi Biaya
1. Tiga(3) tujuan dasar dari sistem akuntansi biaya :
1) Untuk memberikan iformasi utuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian
kinerja dari operasi produksi
2) Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam
menetapkan harga serta bauran produk
3) Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung
persediaan serta nilai harga pokok penjualan yang muncul di laporan keuangan
perusahaan

Pilihan perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau proses hanya mempengaruhi


metode yang digunakan untuk membebankan biaya-biaya tersebut ke produk, bukan pada
metode pengumpulan data :
1) Bahan Baku
 Ketika produksi dimulai, pengeluaran permintaan, bahan baku memicu debit
barang dalam proses untuk bahan baku yang dikirim ke bagian produksi. Pada
produksi lidah topi ini bahan baku yang dibutuhkan yaitu bahan recycle atau daur
ulang (biji plastik), dan ketersediaan bahan baku ini juga menjadi hambatan pada
proses produksi.
2) Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)
 Kartu waktu kerja adalah sebuah dokumen kertas yang digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai aktivitas pekerja.
 Dokumen ini mencatat jumlah waktu yang digunakan seorang pekerja untuk setiap
tugas pekerjaan tertentu.
 Para pekerja memasukkan data ini dengan menggunakan terminal online di setiap
bengkel kerja pabrik. Biaya tenaga kerja yang dibutuhkan dalam satu kali produksi
di perusahaan tersebut sekitar Rp. 100.000 perhari.
3) Mesin dan Peralatan

13
 Ketika perusahaan mengimplementasikan CIM untuk mengotomatisasi proses
produksi, proposal yang lebih besar dari biaya produksi berhubungan dengan mesin
dan peralatan yang digunakan untuk membuat produk tersebut. Mesin titan
digunakan perusahaan ini dalam menjalankan produksinya.
4) Overhead Pabrik
 Semua biaya produksi yang tidak secara ekonomis layak untuk ditelusuri secara
langsung ke pekerjaan atau proses tertentu.

2. Ancaman dan Pengendalian


Kesalahan pencatatan dan memasukkan data mengakibatkan data biaya yang
tidak akurat, dapat menurunkan efektivitas penjadwalan produksi dan melemahkan
kemampuan menejemen untuk mengawasi dan mengendalikan operasi manufaktur.
Pengendalian entri data; penggunaan pemindaian kode garis jika memungkinkan
rekonsiliasi jumlah tercatat dengan perhitungan fisik secara periodik.

2.6 Ancaman Baru dan Solusi


Semakin meluasnya penyebaran Covid-19 berdampak pada pertumbuhan ekonomi
yang pada akhirnya juga mempengaruhi ke berbagai sektor industry termasuk
manufaktur. Akibat pandemi banyak perusahaan memberlakukan WFH (Work From
Home) sesuai dengan anjuran pemerintah. Namun sebagian besar sektor industri
melakukan produksi dengan menggunakan mesin dan perlatan yang harus dioperasikan
secara langsung. Hal ini juga dialami oleh perusahaan pembuat lidah topi yang ada di
Mojokerto. Karena pandemi ini perusahaan pembuat lidah topi harus mengurangi jam
produksi dari pukul 07.00 sampai 21.00 menjadi pukul 07.00 sampai 16.00. Pengurangan
jam produksi tersebut mengakibatkan output produksi mengalami penurunan. Sebelum
pandemic covid-19, perusahaan ini mampu menghasilkan 350 – 400 kodi lidah topi.
Namun saat ini perusahaan hanya mampu menghasilkan 200 – 250 kodi. Selain itu,
penjualan lidah topi juga merosot akibat adanya pandemi covid-19.
Untuk mengatasi penurunan kapasitas produksi, perusahaan dapat menerapkan
metode forecasting. Dengan menerapkan metode ini perusahaan akan memperoleh hasil
produksi yang lebih banyak. Metode ini mengharuskan perusahaan untuk memiliki
kemampuan memprediksi permintaan konsumen. Perusahaan lidah topi dapat
memprediksi permintaan konsumen dengan mengamati perkembangan tren selama
pandemic covid-19 terjadi serta memperhatikan data riwayat penjualan dan inventaris
perusahaan.
Selain metode forecasting, perusahaan juga dapat menggunakan system
perencanaan produksi otomatis. Perusahaan lidah topi dapat menggunakan teknologi
perangkat lunak manufaktur untuk membantu percepatan proses produksi. Dengan
menggunakan perangkat lunak secara otomatis akan menjadwalkan proses produksi tepat
waktu. Pencatatan informasi seperti bahan baku berupa biji plastik, dan overhead pabrik

14
seperti kardus juga dapat diketahui dengan mudah. Dengan menggunakan system ini
proses produksi akan lebih efektif dan efisien.

2.7 Analisis Sistem Pengendalian Internal Siklus Produksi UD. Lidah Topi
Sistem pengendalian internal pada siklus produksi UD. Lidah Topi belum
terlaksana secara maksimal. Beberapa fungi belum terlaksana dengan efektif, salah
satunya dari jumlah sumber daya manusia yang terbatas dikarenakan terbatasnya
sumber dana dari perusahaan. Sehingga pada observasi ini memunculkan beberapa
aspek dengan berbagai prespektif pada evaluasi kelemahan dari sistem dan prosedur
siklus produksi yang mampu menghambat keefektifitasan pada aktivitas pada operasi
produksi yang saat ini diterapkan oleh UD. Lidah Topi, diantaranya :

1. Prespektif Dokumen
Pada operasi siklus produksi perusahaan UD. Lidah Topi ditemukan
kelemahan, yaitu ketidak tersediaan dokumen pada berbagai tahapan dalam siklus
produksi yang dijalankan oleh UD. Lidah Topi. Hal ini akan mengakibatakan
sulitnya pengecekan perkembangan produk yang diproduksi dalam setiap tahapan
dalam siklus produksi, seperti apabila stok hasil akhir barang yang diproduksi tidak
sesuai seperti persediaan gudang. Ketidaktersediaan dokumen ini juga akan
menyulitkan perusahaan untuk melakukan quality control pada produk yang
diproduksi.
2. Prespektif Pembagian Tugas
Adapun kelemahan lainnya yang ditemukan pada siklus produksi UD. Lidah
Topi, yaitu terdapat fungsi ganda pada karyawan yang bekerja, dikarenakan sumber
daya manusia yang berproduksi pada UD. Lidah Topi hanya dua orang dan dengan
bantuan mesin, maka terdapat terlalu banyak tugas pada masing-masing individu,
seperti karyawan A bertugas untuk mencetak lidah topi, mencuci bahan baku dan
mengemas bahan jadi. Hal ini akan membuat proses produksi pada UD. Lidah Topi
berjalan lebih lama dan membutuhkan lebih banyak tenaga.
3. Prespektif Struktur Organisasi
Kelemahan selanjutnya yaitu tidak adanya struktur organisasi pada UD. Lidah
Topi. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memiliki struktur organisasi
yang tertata, karena struktur organisasi yang tertata akan memudahkan proses
produksi dalam suatu perusahaan. Tidak adanya struktur organisasi pada UD Lidah
Topi dapat dimaklumi, karena UD. Lidah Topi hanya memperkerjakan satu orang
pegawai, jadi didalam perusahaan hanya terdapat seorang pemilik dan satu
karyawan.
4. Prespektif Bahan Baku
Kelemahan selanjutnya pada siklus produksi UD. Lidah Topi yaitu
ketersediaan bahan baku yang susah didapatkan. Bahan baku dari produk yang
diproduksi oleh UD. Lidah Topi adalah bersal dari barang-barang recycle, hal ini
membuat bahan baku UD. Lidah Topi tidak tersedia setiap waktu. Jika bahan baku
tidak tersedia akan mengakibatkan operasi perusahaan berhenti, jika operasi

15
perusahaan berhenti perusahaan tidak dapat menerima pemasukan atau
keuntungan.

Dari berbagai prespektif pada evaluasi kelemahan dari sistem dan prosedur
siklus produksi yang diterapkan UD. Lidah Topi, terdapat beberapa saran yang
diberikan untuk meningkatan efektivitas dan efisiensi siklus produksi UD. Lidah
Topi , diantaranya :

1. Menyediakan beberapa dokumen yang dibituhkan seperti dokumen pesanan


produksi, permintaan bahan baku dan lain-lain untuk memudahkan perusahaan
dalam melihat perkembangan produknya apabila terjadi kendala seperti ketidak
sesuaian jumlah, produk gagal dan lain-lain.
2. Meningkatakan quality control mereka terhapadap produk yang diproduksi, yaitu
salah satunya dengan membuat dokumen dalam setiap tahap siklus produksi mereka.
3. Menambah jumlah karyawan, dengan manambah jumlah karyawan diharapkan akan
meningkatkan jumlah produksi dan juga akan lebih efisien dalam waktu pengerjaan
produk.
4. Pembagian tugas yang tidak terlalu banyak pada satu individu, hal ini diharapkan
akan membuat beban kerja untuk setiap inidividu tidak terlalu berat dan pembagian
tugas lebih merata.
5. Mencari alternatif bahan baku yang lain ketika bahan baku utama tidak tersedia
stoknya. Hal ini dilakukan agar perusahaan tetap berproduksi meski bahan baku
yang biasanya digunakan sedang kosong dan agar perusahaan tetap mendapatkan
income.
6. Keseluruhan dalam proses produksi dengan meningkatnya kualitas pada efektivitas
operasi produksi dan efisiensi waktu kerja yang lebih cepat memberikan keuntungan
tambahan yaitu dengan meningkatnya kuantitas pekerjaan yang masuk dengan
jumlah yang lebih banyak dan menambah pendapatan perusahaan setelah
diterapkannya sistem pengendalian internal.

2.8 Alur Flowchart Proses Produksi Perusahaan Lidah Topi

Pesanan Pelanggan Permintaan Pembelian


Siklus Siklus
Per
Pendapatan k iraa head Pengeluaran
np
enj over
ual
a n
aku
Bar an b
ang Bah
jad
i
Siklus
Siklus
Produksi
Produksi
Kebutuhan
tenaga kerja
Ha kok
po uks
pro

rga
d
i

Biaya tenaga 16
Sistem Buku Laporan kerja Siklus Manajemen
Besar dan SDM/Penggajian
Pelaporan
Manajemen

Keterangan :
Dalam siklus produksi perusahaan lidah topi, perusahaan memproduksi barang
(lidah topi) untuk memenuhi permintaan pelanggan yang masuk sekaligus
memproduksi untuk persediaan gudang dengan perkiraan penjualan yang sudah terjadi
sebelumnya. Pendapatan masuk dari pesanan pelanggan kemudian dari pihak produksi
memesan bahan baku, setelah menerima bahan baku dilakukan produksi oleh
perusahaan lidah topi dengan pemanfaatan sumber tenaga kerja (karyawan), selanjutnya
pihak produksi melakukan pelaporan kepada pihak manajemen perihal pesanan yang
sudah jadi, kemudian pelanggan menerima barang jadi dan membayar. Pihak
manajemen menerima pembayaran dan memberikan gaji untuk membayar biaya tenaga
kerja yang telah dipakai selama proses produksi. Dalam perusahaan menengah ini tidak
terdapat Sistem pencatatan/pelaporan berupa data perusahaan. Sistem penerimaan uang
hanya diatur oleh pihak manajemen/sang pemilik usaha tanpa melakukan pelaporan
keuangan secara terstruktur dan terdata.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
UD. Lidah Topi adalah sebuah usaha dagang yang memproduksi lidah topi,
perusahaan yang berdiri pada tahun 2002 ini memiliki 1 karyawan. UD. Lidah Topi
berproduksi dari senin hingga sabtu dari jam tujuh sampai empat sore. Siklus Produksi
yang diterapkan UD. Lidah Topi adalah sebagai berikut :
1. Desain Produk
Desa Sooko Kab. Mojokerto merupakan salah satu daerah sentra pembuatan
topi sehingga untuk pemasaran lidah topi milik Pak Dhohir ini sangat memungkinkan.
Bahan baku yang digunakan adalah biji plastik. Sebelum pada proses pencetakan, biji
plastik akan diolah terlebih dahulu dalam bentuk lembaran. Kemudian dalam proses
pembuatan lidah topi ini menggunakan mesin cetak (Injection Moulding). Untuk satu
kali proses cetak menghasilkan 12 keping lidah topi. Sedangkan banyaknya produksi
lidah topi yang dilakukan selama jam kerja berlangsung kurang lebih sekitar 350-400
kodi pada kondisi normal. Karena ada pandemi berkurang menjadi 200-250 kodi.
Sebenarnya tidak ada jumlah target yang ditentukan mengenai banyaknya produksi
karena hanya akan menyesuaikan dengan jalannya mesin saja. Dalam desain produksi
lidah topi tidak ada desain yang ditentukan, namun ada dalam bentuk ukurannya

17
yaitu, untuk topi TK, SD, SMP/SMA, dan dewasa. Pada saat pencetakan juga tetap
memakai mesin yang sama hanya diganti cetakannya sesuai ukuran yang dibutuhkan
untuk di produksi.
2. Perencanaan dan Penjadwalan
Perusahaan Lidah Topi ini menggunakan metode perencanaan MRP-II karena
permintaan produk lidah topi dapat diprediksi dan produk memiliki siklus hidup yang
panjang, dengan perencanaan sumber daya bahan baku yang berupaya untuk
menyeimbangkan kapasitas produksi yang ada dengan kebutuhan bahan baku untuk
memenuhi permintaan penjualan. Proses produksi lidah topi ini ber-oprasi selama 26
hari dalam sebulan, dalam sekali produksi perusahaan ini akan menghasilkan 350-400
kodi setiap harinya dalam kondisi normal, saat terjadi pandemi covid-19 produksi
lidah topi menurun dikarenakan permintaan juga menurun sehingga dalam sekali
produksi hanya memproduksi 200-250 kodi lidah topi. Dalam produksi lidah topi
masa pandemi ini, per hari nya membutuhkan 1 kwintal bahan baku yakni biji plastik
untuk menghasilkan 4000 lembar lidah topi untuk memenuhi persediaan gudang
produsen topi di daerah sentra topi Desa. Sooko Kab. Mojokerto.
3. Operasi Produk
Dalam siklus produksinya, pembuatan lidah topi ini dimulai dari pengolahan
bahan baku sampai penyelesaian produk. Pembuatan lidah topi ini menggunakan biji
plastik sebagai bahan bakunya, kemudian untuk jam tenaga kerja yang digunakan
adalah pagi hari yakni mulai jam 7.00 sampai jam 11.00. Untuk operasi mesin
dilakukan ketika semua bahan baku yang dijemur sudah kering dan mesin yang
digunakan dalam produksi lidah topi ini adalah mesin Titan. Selain itu, dalam
memproduksi lidah topi terdapat biaya overhead pabrik yang terjadi seperti listrik,
air, dan lain-lain.
4. Akuntansi Biaya
Pilihan perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau proses hanya
mempengaruhi metode yang digunakan untuk membebankan biaya-biaya tersebut ke
produk, bukan pada metode pengumpulan data.
1. Bahan Baku
Bahan baku UD. Lidah Topi adalah bahan recycle atau daur ulang, dan
ketersediaan bahan baku ini juga menjadi hambatan pada proses produksi.
2. Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)
Biaya tenaga kerja yang dibutuhkan dalam satu kali produksi di perusahaan
tersebut sekitar Rp. 100.000 perhari.
3. Mesin dan Peralatan
Ketika perusahaan mengimplementasikan CIM untuk mengotomatisasi proses
produksi, proposal yang lebih besar dari biaya produksi berhubungan dengan
mesin dan peralatan yang digunakan untuk membuat produk tersebut.
mesin titan digunakan perusahaan ini dalam menjalankan produksinya.
4. Overhead Pabrik
Semua biaya produksi yang tidak secara ekonomis layak untuk ditelusuri secara
langsung ke pekerjaan atau proses tertentu.

18
3.2 Saran
Pemilik UD. Lidah Topi dapat mempertimbangkan dalam menerapkan
pengendalian internal pada siklus produksinya. Dengan ditambahkannya fungsi quality
control dalam membantu proses pengontrolan produk agar produk yang dihasilkan tetap
tejaga kualitasnya serta meningkatkan efektivitas operasi produksi sehingga siklus
produksi bisa diterapkan secara maksimal. Sistem pengendalian internal terhadap siklus
produksi yang diterapkan UD. Lidah Topi diharapkan lebih ditingkatkan lagi, dengan
ditemukannya beberapa kelemahan pada siklus produksi yang diterapkan, perusahaan
disarankan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ditemukan, untuk kebaikan
perkembangan dan proses produksi perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Romney, Marshall, Paul John Steinbart, dan Cushing. 2015. Sistem Informasi Akuntansi
edisi 13. Jakarta: Salemba Empat
Bodnar, George H dan William S. Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 9.
Yogyakarta: ANDI.
Accuratecloud.id. (2017, 1 Juni). Siklus Produksi.
https://accuratecloud.id/2017/01/06/siklus-produksi/ , diakses pada 12 Desember 2020
knic.co.id. (2019, 28 Agustus). 5 Cara Meningkatkan Proses Produksi yang Harus Anda
Ketahui. https://www.knic.co.id/id/5-cara-meningkatkan-proses-produksi-yang-harus-
anda-ketahui, diakses pada 12 Desember 2020.
http://reni_dk.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/43539/BAB+IX.pdf,diakses
pada 12 desember 2020.

19

Anda mungkin juga menyukai