Ditujukan untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi
yang diampu oleh :
Ibu Ria Zulkha Ermayda, S.ST, M.Si, CSRS
S1 PENDIDIKAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
DESEMBER 2020
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan kehadirat Allah SWT, karena berkat
rahmat-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Kami juga
bersyukur atas rizki dan kesehatan yang telah diberikan oleh-Nya sehingga kami dapat
menyusun makalah yang berjudul Laporan Hasil Observasi Siklus Produksi “Lidah Topi”.
Makalah ini disusun untuk diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Sistem
Informasi Akuntansi. Kami mengakui bahwa dalam menyusun makalah ini tidak dapat
diselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, kami
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Ria Zulkha Ermayda, S.ST, M.Si, CSRS selaku dosen mata kuliah Sistem
Informasi Akuntansi
2. Rekan-rekan dan keluarga
Kami menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Untuk
itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak. Semoga makalah
ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu
pengetahuan bagi kita semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................3
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................................3
1.4 Identitas Objek Observasi.............................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
2.1 Pengertian Siklus Produksi............................................................................................5
2.2 Peran SIA dalam Siklus Produksi..................................................................................5
2.3 Prosedur Siklus Produksi..............................................................................................6
2.4 Pengendalian Siklus Produksi.......................................................................................6
2.5 Aktivitas Proses Produksi Lidah Topi.....................................................................6-13
2.6 Ancaman Baru dan Solusi...........................................................................................14
2.7 Analisis Sistem Pengendalian Internal Siklus Produksi UD. Lidah Topi..............14-16
2.8 Alur Flowchart Proses Produksi Perusahaan Lidah Topi...........................................16
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN..................................................................................17
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................17-18
3.2 Saran.............................................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
1.4 Identitas Objek Observasi
Jumlah Karyawan :1
Struktur Organisasi :
Pemilik Perusahaan
Karyawan
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
- Biaya Listrik : Rp. 116.000 per hari
- Biaya tenaga kerja : Rp.100.000 per hari
2.3 Prosedur Siklus Produksi
Fungsi dari SIA adalah untuk memberikan informasi yang berguna untuk
mengambilan keputusan. Dalam siklus produksi, informasi biaya dibutuhkan oleh para
pemakai internal dan eksternal. Kebanyakan sistem akuntansi biaya awalnya telah
didesain untuk memenuhi permintaan pelaporan keuangan.
Desa Sooko Kab. Mojokerto merupakan salah satu daerah sentra pembuatan topi
sehingga untuk pemasaran lidah topi milik Pak Dhohir ini sangat memungkinkan. Bahan
baku yang digunakan adalah biji plastik. Sebelum pada proses pencetakan, biji plastik
akan diolah terlebih dahulu dalam bentuk lembaran. Kemudian dalam proses pembuatan
lidah topi ini menggunakan mesin cetak (Injection Moulding). Untuk satu kali proses
cetak menghasilkan 12 keping lidah topi. Sedangkan banyaknya produksi lidah topi yang
dilakukan selama jam kerja berlangsung kurang lebih sekitar 350-400 kodi pada kondisi
normal. Karena ada pandemi berkurang menjadi 200-250 kodi. Sebenarnya tidak ada
jumlah target yang ditentukan mengenai banyaknya produksi karena hanya akan
menyesuaikan dengan jalannya mesin saja. Dalam desain produksi lidah topi tidak ada
desain yang ditentukan, namun ada dalam bentuk ukurannya yaitu, untuk topi TK, SD,
SMP/SMA, dan dewasa. Pada saat pencetakan juga tetap memakai mesin yang sama
hanya diganti cetakannya sesuai ukuran yang dibutuhkan untuk di produksi.
6
2. Ancaman dan Pengendalian
Ancaman desain produk yang buruk meningkatkan biaya dalam beberapa cara.
Menggunakan terlalu banyak komponen ketika membuat produk yang serupa
meningkatkan biaya yang terkait dengan pembelian dan pemeliharaan persediaan bahan
baku. Ini juga sering mengakibatkan proses produksi yang tidak efisien karena
kompleksitas yang berlebihan dalam mengubah dari produksi satu produk ke produk
yang lain. Kemungkinan lainnya yaitu desain yang mengalami kerusakan sehingga
mengubah hasil produk (cacat). Produk yang didesain dengan buruk juga cenderung
menimbulkan garansi dan biaya perbaikan yang tinggi.
Untuk menanggulangi ancaman seperti ini, para akuntan atau keuangan harus
berpartisipasi dalam aktivitas desain produk. Para akuntan dapat memberikan informasi
yang menunjukkan bagaimana berbagai desain dapat mempengaruhi biaya produksi dan
tingkat laba. Memastikan bahwa SIA dirancang untuk mengumpulkan dan memberikan
informasi mengenai biaya penyetelan mesin dan penanganan bahan baku yang terkait
gengan berbagai alternatif desain produk. Dengan memberikan data mengenai biaya
perbaikan dan jaminan yang terkait dengan produk yang ada dapat berguna untuk
mendesain produk yang lebih baik.
7
permintaan bagi produk perusahaan dapat diprediksi dan produk memiliki siklus
hidup yang panjang, maka akan menggunakan metode perencanaan MRP-II. Tetapi
sebaliknya, jika suatu perusahaan ditandai dengan siklus hidup yang pendek,
permintaan yang tidak dapat diprediksi, dan seringnya penurunan atau kelebihan
persediaan maka perusahaan akan menggunakan metode perencanaan Produksi
Ramping.
Dari penjelasan di atas Perusahaan Lidah Topi ini menggunakan metode
perencanaan MRP-II karena permintaan produk lidah topi dapat diprediksi dan
produk memiliki siklus hidup yang panjang, dengan perencanaan sumber daya bahan
baku yang berupaya untuk menyeimbangkan kapasitas produksi yang ada dengan
kebutuhan bahan baku untuk memenuhi permintaan penjualan. Proses produksi lidah
topi ini ber-oprasi selama 26 hari dalam sebulan, dalam sekali produksi perusahaan ini
akan menghasilkan 350-400 kodi setiap harinya dalam kondisi normal, saat terjadi
pandemi covid-19 produksi lidah topi menurun dikarenakan permintaan juga menurun
sehingga dalam sekali produksi hanya memproduksi 200-250 kodi lidah topi. Dalam
produksi lidah topi masa pandemi ini, per hari nya membutuhkan 1 kwintal bahan
baku yakni biji plastik untuk menghasilkan 4000 lembar lidah topi untuk memenuhi
persediaan gudang produsen topi di daerah sentra topi Desa. Sooko Kab. Mojokerto.
8
Berikut ini adalah contoh format dokumen yang harus dibuat oleh perusahaan dalam
pembuatan MPS (Master Production Schedule) :
Berikut ini adalah contoh format dokumen yang harus dibuat oleh perusahaan dalam
pesanan produksi:
9
3) Permintaan bahan baku (Materials Requistion)
Mengotorisasi penghapusan dari kuantitas yang diperlukan bahan baku
dari ruang penyimpanan. Dalam UMKM lidah topi ini tidak menyimpan bahan
baku tetapi setiap hari bahan baku datang dan langsung diproses untuk
pembuatan lidah topi, sehingga UMKM ini tidak menggunakan dokumen
permintaan bahan baku di ruang penyimpanan atau gudang.
Berikut ini adalah contoh format dokumen yang harus dibuat oleh perusahaan dalam
permintaan bahan baku :
10
prosesnya perusahaan ini tidak menggunakan kartu pemindahan, dikarenakan
perusahaan ini berskala kecil sehingga mereka tidak membuat dokumen- dokumen
yang seharusnya ada dalam proses perencanaan dan penjadwalan.
Pada akhirnya, perencanaan produksi yang akurat perlu mengintegrasikan informasi
mengenai pesanan pelanggan (dari siklus pendapatan) dengan informasi mengenai
pembelian dari pemasok (dari siklus pengeluaran), bersamaan dengan informasi
mengenai ketersediaan tenaga kerja (dari siklus SDM/Penggajian).
C. Operasi Produksi
1. Operasi Produksi Lidah Topi
Langkah ketiga dalam siklus produksi Lidah Topi adalah operasi produksi.
Cara pelaksanaan aktivitas ini sangat bervariasi di setiap perusahaan. Dalam proses
11
produksi terdapat istilah Computer-integrated manufacturing (CIM), dimana
penggunaan teknologi informasi seperti robot atau mesin yang dikendalikan oleh
komputer sangat menguntungkan karena bisa mengurangi biaya produksi. Selain itu,
dalam operasi produksi setiap perusahaan perlu mengumpulkan data tentang empat
aspek dari operasi produksinya, yaitu bahan baku yang digunakan, jam tenaga kerja
yang digunakan, operasi mesin yang dilakukan, dan biaya overhead pabrik lainnya
yang terjadi.
Dalam siklus produksinya, pembuatan lidah topi ini dimulai dari pengolahan
bahan baku sampai penyelesaian produk. Pembuatan lidah topi ini menggunakan biji
plastik sebagai bahan bakunya, kemudian untuk jam tenaga kerja yang digunakan
adalah pagi hari yakni mulai jam 7.00 sampai jam 11.00. Untuk operasi mesin
dilakukan ketika semua bahan baku yang dijemur sudah kering dan mesin yang
digunakan dalam produksi lidah topi ini adalah mesin Titan. Selain itu, dalam
memproduksi lidah topi terdapat biaya overhead pabrik yang terjadi seperti listrik,
air, dan lain-lain. Berikut ini adalah tahapan produksi pembuatan lidah topi yaitu:
1) Bahan baku dicuci untuk memisahkan material-material yang tidak bisa dicetak
seperti kerikil, besi, kaca, dan lain-lain,
2) Setelah selesai dicuci, bahan baku kemudian dijemur,
3) Setelah kering, kemudian bahan baku digiling agar ukurannya sama sekitar 10 mm,
dan
4) Setelah proses penggilingan selesai bahan baku siap untuk dicetak menjadi lidah
topi.
Dilihat dari aktivitas proses produksi lidah topi yang dilakukan, bisa dikatakan
aktivitas ini mudah dan tidak ribet. Namun, di sisi lain ternyatan operasi produksi
lidah topi juga memiliki hambatan berupa keterbatasan bahan baku, karena
ketersediaan bahan baku di pasar tidak selalu ada sehingga ini terkadang bisa
mengganggu proses operasi produksi dari lidah topi tersebut.
12
c) Pemisahan tugas penyimpanan asset dari pencatatan dan otorisasi
penghapusan
d) Pembatasan akses terhadap data induk persediaan.
e) Perhitungan persediaan fisik secara periodik dan rekonsiliasi dari
perhitungan tersebut
2) Pengendalian terhadap ancaman pencurian aktiva tetap
a) Persediaan fisik dari semua aktiva tetap
b) Membatasi akses fisik terhadap aktiva tetap
c) Memelihara catatan detail dari aktiva tetap, termasuk pelepasannya.
3) Pengendalian terhadap ancaman kehilangan persediaan atau aktiva tetap
dikarenakan kebakaran atau bencana lainnya .
a) Pengamanan fisik ( contohnya alat penyiram api)
D. Akuntansi Biaya
1. Tiga(3) tujuan dasar dari sistem akuntansi biaya :
1) Untuk memberikan iformasi utuk perencanaan, pengendalian, dan penilaian
kinerja dari operasi produksi
2) Memberikan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam
menetapkan harga serta bauran produk
3) Mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung
persediaan serta nilai harga pokok penjualan yang muncul di laporan keuangan
perusahaan
13
Ketika perusahaan mengimplementasikan CIM untuk mengotomatisasi proses
produksi, proposal yang lebih besar dari biaya produksi berhubungan dengan mesin
dan peralatan yang digunakan untuk membuat produk tersebut. Mesin titan
digunakan perusahaan ini dalam menjalankan produksinya.
4) Overhead Pabrik
Semua biaya produksi yang tidak secara ekonomis layak untuk ditelusuri secara
langsung ke pekerjaan atau proses tertentu.
14
seperti kardus juga dapat diketahui dengan mudah. Dengan menggunakan system ini
proses produksi akan lebih efektif dan efisien.
2.7 Analisis Sistem Pengendalian Internal Siklus Produksi UD. Lidah Topi
Sistem pengendalian internal pada siklus produksi UD. Lidah Topi belum
terlaksana secara maksimal. Beberapa fungi belum terlaksana dengan efektif, salah
satunya dari jumlah sumber daya manusia yang terbatas dikarenakan terbatasnya
sumber dana dari perusahaan. Sehingga pada observasi ini memunculkan beberapa
aspek dengan berbagai prespektif pada evaluasi kelemahan dari sistem dan prosedur
siklus produksi yang mampu menghambat keefektifitasan pada aktivitas pada operasi
produksi yang saat ini diterapkan oleh UD. Lidah Topi, diantaranya :
1. Prespektif Dokumen
Pada operasi siklus produksi perusahaan UD. Lidah Topi ditemukan
kelemahan, yaitu ketidak tersediaan dokumen pada berbagai tahapan dalam siklus
produksi yang dijalankan oleh UD. Lidah Topi. Hal ini akan mengakibatakan
sulitnya pengecekan perkembangan produk yang diproduksi dalam setiap tahapan
dalam siklus produksi, seperti apabila stok hasil akhir barang yang diproduksi tidak
sesuai seperti persediaan gudang. Ketidaktersediaan dokumen ini juga akan
menyulitkan perusahaan untuk melakukan quality control pada produk yang
diproduksi.
2. Prespektif Pembagian Tugas
Adapun kelemahan lainnya yang ditemukan pada siklus produksi UD. Lidah
Topi, yaitu terdapat fungsi ganda pada karyawan yang bekerja, dikarenakan sumber
daya manusia yang berproduksi pada UD. Lidah Topi hanya dua orang dan dengan
bantuan mesin, maka terdapat terlalu banyak tugas pada masing-masing individu,
seperti karyawan A bertugas untuk mencetak lidah topi, mencuci bahan baku dan
mengemas bahan jadi. Hal ini akan membuat proses produksi pada UD. Lidah Topi
berjalan lebih lama dan membutuhkan lebih banyak tenaga.
3. Prespektif Struktur Organisasi
Kelemahan selanjutnya yaitu tidak adanya struktur organisasi pada UD. Lidah
Topi. Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang memiliki struktur organisasi
yang tertata, karena struktur organisasi yang tertata akan memudahkan proses
produksi dalam suatu perusahaan. Tidak adanya struktur organisasi pada UD Lidah
Topi dapat dimaklumi, karena UD. Lidah Topi hanya memperkerjakan satu orang
pegawai, jadi didalam perusahaan hanya terdapat seorang pemilik dan satu
karyawan.
4. Prespektif Bahan Baku
Kelemahan selanjutnya pada siklus produksi UD. Lidah Topi yaitu
ketersediaan bahan baku yang susah didapatkan. Bahan baku dari produk yang
diproduksi oleh UD. Lidah Topi adalah bersal dari barang-barang recycle, hal ini
membuat bahan baku UD. Lidah Topi tidak tersedia setiap waktu. Jika bahan baku
tidak tersedia akan mengakibatkan operasi perusahaan berhenti, jika operasi
15
perusahaan berhenti perusahaan tidak dapat menerima pemasukan atau
keuntungan.
Dari berbagai prespektif pada evaluasi kelemahan dari sistem dan prosedur
siklus produksi yang diterapkan UD. Lidah Topi, terdapat beberapa saran yang
diberikan untuk meningkatan efektivitas dan efisiensi siklus produksi UD. Lidah
Topi , diantaranya :
rga
d
i
Biaya tenaga 16
Sistem Buku Laporan kerja Siklus Manajemen
Besar dan SDM/Penggajian
Pelaporan
Manajemen
Keterangan :
Dalam siklus produksi perusahaan lidah topi, perusahaan memproduksi barang
(lidah topi) untuk memenuhi permintaan pelanggan yang masuk sekaligus
memproduksi untuk persediaan gudang dengan perkiraan penjualan yang sudah terjadi
sebelumnya. Pendapatan masuk dari pesanan pelanggan kemudian dari pihak produksi
memesan bahan baku, setelah menerima bahan baku dilakukan produksi oleh
perusahaan lidah topi dengan pemanfaatan sumber tenaga kerja (karyawan), selanjutnya
pihak produksi melakukan pelaporan kepada pihak manajemen perihal pesanan yang
sudah jadi, kemudian pelanggan menerima barang jadi dan membayar. Pihak
manajemen menerima pembayaran dan memberikan gaji untuk membayar biaya tenaga
kerja yang telah dipakai selama proses produksi. Dalam perusahaan menengah ini tidak
terdapat Sistem pencatatan/pelaporan berupa data perusahaan. Sistem penerimaan uang
hanya diatur oleh pihak manajemen/sang pemilik usaha tanpa melakukan pelaporan
keuangan secara terstruktur dan terdata.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
UD. Lidah Topi adalah sebuah usaha dagang yang memproduksi lidah topi,
perusahaan yang berdiri pada tahun 2002 ini memiliki 1 karyawan. UD. Lidah Topi
berproduksi dari senin hingga sabtu dari jam tujuh sampai empat sore. Siklus Produksi
yang diterapkan UD. Lidah Topi adalah sebagai berikut :
1. Desain Produk
Desa Sooko Kab. Mojokerto merupakan salah satu daerah sentra pembuatan
topi sehingga untuk pemasaran lidah topi milik Pak Dhohir ini sangat memungkinkan.
Bahan baku yang digunakan adalah biji plastik. Sebelum pada proses pencetakan, biji
plastik akan diolah terlebih dahulu dalam bentuk lembaran. Kemudian dalam proses
pembuatan lidah topi ini menggunakan mesin cetak (Injection Moulding). Untuk satu
kali proses cetak menghasilkan 12 keping lidah topi. Sedangkan banyaknya produksi
lidah topi yang dilakukan selama jam kerja berlangsung kurang lebih sekitar 350-400
kodi pada kondisi normal. Karena ada pandemi berkurang menjadi 200-250 kodi.
Sebenarnya tidak ada jumlah target yang ditentukan mengenai banyaknya produksi
karena hanya akan menyesuaikan dengan jalannya mesin saja. Dalam desain produksi
lidah topi tidak ada desain yang ditentukan, namun ada dalam bentuk ukurannya
17
yaitu, untuk topi TK, SD, SMP/SMA, dan dewasa. Pada saat pencetakan juga tetap
memakai mesin yang sama hanya diganti cetakannya sesuai ukuran yang dibutuhkan
untuk di produksi.
2. Perencanaan dan Penjadwalan
Perusahaan Lidah Topi ini menggunakan metode perencanaan MRP-II karena
permintaan produk lidah topi dapat diprediksi dan produk memiliki siklus hidup yang
panjang, dengan perencanaan sumber daya bahan baku yang berupaya untuk
menyeimbangkan kapasitas produksi yang ada dengan kebutuhan bahan baku untuk
memenuhi permintaan penjualan. Proses produksi lidah topi ini ber-oprasi selama 26
hari dalam sebulan, dalam sekali produksi perusahaan ini akan menghasilkan 350-400
kodi setiap harinya dalam kondisi normal, saat terjadi pandemi covid-19 produksi
lidah topi menurun dikarenakan permintaan juga menurun sehingga dalam sekali
produksi hanya memproduksi 200-250 kodi lidah topi. Dalam produksi lidah topi
masa pandemi ini, per hari nya membutuhkan 1 kwintal bahan baku yakni biji plastik
untuk menghasilkan 4000 lembar lidah topi untuk memenuhi persediaan gudang
produsen topi di daerah sentra topi Desa. Sooko Kab. Mojokerto.
3. Operasi Produk
Dalam siklus produksinya, pembuatan lidah topi ini dimulai dari pengolahan
bahan baku sampai penyelesaian produk. Pembuatan lidah topi ini menggunakan biji
plastik sebagai bahan bakunya, kemudian untuk jam tenaga kerja yang digunakan
adalah pagi hari yakni mulai jam 7.00 sampai jam 11.00. Untuk operasi mesin
dilakukan ketika semua bahan baku yang dijemur sudah kering dan mesin yang
digunakan dalam produksi lidah topi ini adalah mesin Titan. Selain itu, dalam
memproduksi lidah topi terdapat biaya overhead pabrik yang terjadi seperti listrik,
air, dan lain-lain.
4. Akuntansi Biaya
Pilihan perhitungan biaya berdasarkan pesanan atau proses hanya
mempengaruhi metode yang digunakan untuk membebankan biaya-biaya tersebut ke
produk, bukan pada metode pengumpulan data.
1. Bahan Baku
Bahan baku UD. Lidah Topi adalah bahan recycle atau daur ulang, dan
ketersediaan bahan baku ini juga menjadi hambatan pada proses produksi.
2. Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor)
Biaya tenaga kerja yang dibutuhkan dalam satu kali produksi di perusahaan
tersebut sekitar Rp. 100.000 perhari.
3. Mesin dan Peralatan
Ketika perusahaan mengimplementasikan CIM untuk mengotomatisasi proses
produksi, proposal yang lebih besar dari biaya produksi berhubungan dengan
mesin dan peralatan yang digunakan untuk membuat produk tersebut.
mesin titan digunakan perusahaan ini dalam menjalankan produksinya.
4. Overhead Pabrik
Semua biaya produksi yang tidak secara ekonomis layak untuk ditelusuri secara
langsung ke pekerjaan atau proses tertentu.
18
3.2 Saran
Pemilik UD. Lidah Topi dapat mempertimbangkan dalam menerapkan
pengendalian internal pada siklus produksinya. Dengan ditambahkannya fungsi quality
control dalam membantu proses pengontrolan produk agar produk yang dihasilkan tetap
tejaga kualitasnya serta meningkatkan efektivitas operasi produksi sehingga siklus
produksi bisa diterapkan secara maksimal. Sistem pengendalian internal terhadap siklus
produksi yang diterapkan UD. Lidah Topi diharapkan lebih ditingkatkan lagi, dengan
ditemukannya beberapa kelemahan pada siklus produksi yang diterapkan, perusahaan
disarankan untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ditemukan, untuk kebaikan
perkembangan dan proses produksi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Romney, Marshall, Paul John Steinbart, dan Cushing. 2015. Sistem Informasi Akuntansi
edisi 13. Jakarta: Salemba Empat
Bodnar, George H dan William S. Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 9.
Yogyakarta: ANDI.
Accuratecloud.id. (2017, 1 Juni). Siklus Produksi.
https://accuratecloud.id/2017/01/06/siklus-produksi/ , diakses pada 12 Desember 2020
knic.co.id. (2019, 28 Agustus). 5 Cara Meningkatkan Proses Produksi yang Harus Anda
Ketahui. https://www.knic.co.id/id/5-cara-meningkatkan-proses-produksi-yang-harus-
anda-ketahui, diakses pada 12 Desember 2020.
http://reni_dk.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/43539/BAB+IX.pdf,diakses
pada 12 desember 2020.
19