Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH AUDITING KELOMPOK 10

PERISTIWA KEMUDIAN DAN DUAL DATING

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Auditing 1


Dosen Pengampu:
1. Dhini Suryandari, S. E., M. Si.
2. Atta Putra Harjanto, S.E., M.Ak.

Oleh:

1. Maya Syarifah (7211418057)


2. Maulida Iman Sari (7211418063)
3. Wonny Aunita (7211418227)
4. Indreswari Fatma Jannah (7211418234)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "
Peristiwa Kemudian dan Dual Dating" ini dengan lancar. Penulisan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Auditing 1 dengan dosen pengampu Ibu Dhini
Suryandari, M.Si., Ak., CA., QIA dan Bapak Atta Putra Harjanto,
Makalah ini ditulis dengan berbagai sumber dan referensi. Makalah ini disusun oleh penulis
dengan berbagai rintangan, baik dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun dengan
pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat diselesaikan penulis. Tidak lupa
penulis ucapkan terimakasih kepada rekan-rekan yang telah mendukung sehingga makalah ini
dapat diselesaikan.
Dengan adanya makalah ini, besar harapan penulis bahwa makalah ini dapat memberi
manfaat bagi kita semua. Penulis menyadari bahwa ada banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Untuk itu, penulis senantiasa terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun
dari pembaca sehingga bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.

Semarang, 22 Mei 2020

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Peristiwa Kemudian
2.2 Cakupan dan ISA Acuan
2.3 Definisi
2.4 Tinjauan Umum
2.5 Prosedur Audit untuk Peristiwa Kemudian
2.6 Peristiwa Kemudian sampai Tanggal Laporan Auditor
2.7 Pemberian Dua Tanggal (Dual Dating)
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jika semua unsur laporan keuangan telah selesai diaudit, auditor telah sampai pada tahap
akhir auditnya. Sebelum ia meninggalkan perusahaan klien, ia harus mereview kertas kerja
yang telah dibuatnya dengan cara membandingkannya dengan kuesioner pengendalian intern,
program pengujian kepatuhan, dan program pengujian substantif, untuk memperoleh
keyakinan bahwa semua informasi yang diperlukannya sebagai dasar penyusunan laporan
audit telah terkumpul seluruhnya.
Tanggung jawab auditor menelaah peristiwa kemudian biasanya dibatasi untuk periode yang
diawali tanggal neraca dan berakhir pada tanggal laporan audit. Karena tanggal laporan audit
berhubungan dengan penyelesaian prosedur auditing yang penting di kantor klien, kegiatan
menelaah peristiwa kemudian seharusnya diselesaikan mendekati akhir penugasan.
Dalam makalah ini akan dijelaskan materi peristiwa kemudian dan beberapa ISA acuan
terkait peristiwa kemudian, serta pemberian dua tanggal (dual dating).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan peristiwa kemudian?
2. Apa tujuan auditor dalam mengaudit peristiwa kemudian?
3. Bagaimana tinjauan umum peristiwa kemudian?
4. Bagaimana prosedur audit untuk peristiwa kemudian?
5. Apa saja peristiwa kemudian sampai tanggal laporan auditor?
6. Apa yang dimaksud pemberian dua tanggal (dual dating)?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui tentang peristiwa kemudian.
2. Mengetahui tujuan auditor dalam mengaudit peristiwa kemudian.
3. Mengetahui tinjauan umum peristiwa kemudian.
4. Mengetahui bagaimana prosedur audit untuk peristiwa kemudian.
5. Mengetahui apa saja peristiwa kemudian sampai tanggal laporan auditor.
6. Mengetahui tentang pemberian dua tanggal (dual dating).
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Peristiwa Kemudian
ISA yang mengatur Peristiwa Kemudian adalah ISA 560 yang berlaku efektif untuk audit atas
laporan keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2013
(untuk emiten), atau 1 Januari 2014 untuk entitas selain emiten. Standar Audit ini
berhubungan dengan tanggung jawab auditor berkaitan dengan peristiwa kemudian dalam
suatu audit atas laporan keuangan.
Peristiwa kemudian atau subsequent event atau post-statement event adalah peristiwa
kemudian yang terjadi dalam periode sejak tanggal neraca sampai dengan tanggal selesainya
pekerjaan lapangan. Dalam periode peristiwa kemudian (subsequent period) kemungkinan
terjadi peristiwa yang mempunyai pengaruh yang material terhadap penyajian informasi yang
tercantum di dalam laporan keuangan. Auditor berkepentingan untuk menjelaskan terjadinya
peristiwa kemudian ini di dalam laporan auditornya, jika dampak peristiwa tersebut terhadap
laporan keuangan auditan material, sehingga diperkirakan jika auditor tidak berbuat
demikian, pemakai laporan keuangan akan melakukan keputusan yang salah.
2.2 Cakupan dan ISA Acuan
ISA 560 Alinea 4 memerinci tujuan auditor dalam mengaudit peristiwa kemudian, yakni
untuk :

 Memperoleh bukti yang cukup dan tepat mengenai apakah peristiwa antara tanggal
laporan keuangan (date of the financial statement) dan tanggal laporan auditor (date of
the auditor's report) yang memerlukan penyesuaian/adjustment atau
pengungkapan/disclosure telah ditunjukkan dengan benar dalam laporan keuangan,
sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
 Menanggapi dengan tepat, fakta yang diketahui auditor sesudah tanggal laporan
auditor yang jika diketahui sebelumnya dapat menyebabkan auditor mengubah
(amend) laporan auditornya.

2.3 Definisi
ISA 560 Alinea 5 memberikan beberapa definisi sebagai berikut :
a. Date of the financial statement (tanggal laporan keuangan), tanggal terakhir dalam
periode yang dicakup oleh laporan keuangan.
b. Date of approval of the financial statement (tanggal persetujuan atas laporan
keuangan), tanggal pada waktu seluruh laporan keuangan, termasuk catatan atas
laporan keuangan, selesai dibuat dan mereka yang bertanggung jawab atas laporan
keuangan tersebut memberikan persetujuannya.
c. Date of the auditor's report (tanggal laporan auditor), tanggal yang dibubuhkan
auditor pada laporannya atas laporan keuangan sesuai dengan ISA 700.
d. Date the financial statements are issued (Tanggal diterbitkannya laporan keuangan),
tanggal pada waktu laporan auditor dan laporan keuangan yang diaudit tersedia untuk
pihak ketiga.
e. Subsequent event (peristiwa kemudian), peristiwa antara tanggal laporan keuangan
dan tanggal laporan auditor dan fakta yang diketahui auditor sesudah tanggal laporan
auditor.

2.4 Tinjauan Umum


Garis waktu (timelines) berikut menunjukkan tanggal-tanggal penting dalam definisi ISA
560.5. Kode tanggal adalah sebagai berikut :
- A = tanggal laporan keuangan
- B = tanggal persetujuan atas laporan keuangan
- C = tanggal laporan auditor
- D = tanggal diterbitkannya laporan keuangan

A B C D

Gambar di atas menunjukkan dua jenis peristiwa kemudian, yakni :


1. Peristiwa-peristiwa antara titik A sampai dengan C; di mana kewajiban auditor ialah
mengumpulkan bukti audit yang dapat menekan risiko salah saji yang mungkin ada
dalam peristiwa kemudian.
2. Fakta-fakta sesudah/pasca-titik C; dimana kewajiban auditor ialah memberi tanggapan
audit (audit response) yang tepat terhadap fakta-fakta baru.

2.5 Prosedur Audit untuk Peristiwa Kemudian


ISA 560 memberi petunjuk mengenai prosedur audit untuk peristiwa kemudian :
ISA 560.6 : Auditor wajib melaksanakan prosedur audit untuk memastikan perlunya
adjustment dan/atau disclosure. ISA 560.6 menegaskan bahwa auditor tidak diharapkan
melaksanakan prosedur audit tambahan atas hal-hal yang sudah diauditnya dan memberikan
kesimpulan audit yang memuaskan.
ISA 560.7 : Auditor wajib melaksanakan prosedur audit untuk mencakup periode antara
tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor (atau tanggal yang sedekat mungkin
dengan tanggal laporan auditor). Auditor wajib memperhitungkan penilaian risiko dalam
menentukan sifat dan luasnya prosedur audit, seperti :
a. Memahami prosedur yang dibuat manajemen untuk memastikan bahwa peristiwa
kemudian telah diidentifikasi.
b. Tanyakan kepada manajemen dan TCWG (those charged with governance) apakah
peristiwa kemudian yang ada/terjadi, berdampak terhadap laporan keuangan.
c. Membaca risalah rapat (pemilik/pemegang saham, manajemen dan TCWG), sesudah
tanggal laporan keuangan dan tanyakan hal-hal yang dibahas dalam rapat yang belum
ada risalah rapatnya.
d. Membaca laporan keuangan interim sesudah tanggal laporan keuangan, jika ada.
ISA 560.10 : Auditor tidak berkewajiban melaksanakan prosedur audit apa pun atas laporan
keuangan sesudah tanggal laporan auditor. Namun, jika sesudah tanggal laporan auditor tapi
sebelum tanggal diterbitkannya laporan keuangan, auditor mengetahui adanya fakta yang jika
diketahui pada tanggal laporan auditor, mungkin akan membuat auditor mengubah
laporannya. Dalam hal ini auditor wajib :
a. Mendiskusikan hal tersebut dengan manajemen dan TCWG
b. Menentukan apakah laporan keuangan harus diubah, dan jika demikian
c. Menanyakan bagaimana manajemen akan menangani hal ini dalam laporan keuangan.
ISA 560.11 : Jika manajemen mengubah laporan keuangan, auditor wajib :
a. Melaksanakan prosedur audit yang diperlukan dalam situasi tersebut,
b. Jika ketentuan perundang-undangan tidak melarang manajemen mengubah laporan
keuangan (dalam ISA 560.12) :
1) Perluas prosedur audit yang disebut dalam ISA 560.6 dan ISA 560.7 ke tanggal
laporan auditor yang baru (date of the new auditor's report)
2) Berikan laporan auditor yang baru. Laporan auditor yang baru tidak boleh diberi
tanggal lebih awal dari tanggal persetujuan atas laporan keuangan yang diubah.
ISA 560.16 : Auditor wajib mencantumkan dalam laporan auditor yang baru suatu Emphasis
of Matter Paragraph atau Other Matter(s) Paragraph yang menunjuk kepada suatu catatan
atas laporan keuangan yang membahas secara lebih ekstensif alasan perubahan terhadap
laporan keuangan dan laporan auditor yang diterbitkan sebelumnya.
ISA 560.17 : Jika manajemen tidak mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
memastikan bahwa penerima laporan keuangan diinformasikan mengenai situasi yang
dihadapi dan tidak mengubah laporan keuangan terdahulu yang menurut auditor perlu diubah,
auditor wajib memberitahu manajemen dan TCWG (kecuali jika semua TCWG terlibat dalam
pengelolaan entitas), bahwa auditor berupaya mencegah (pihak lain) di kemudian hari
mengandalkan laporan auditornya. Jika sesudah diberitahukan, manajemen dan TCWG tidak
mengambil langkah-langkah yang diperlukan, auditor wajib mengambil tindakan yang tepat
untuk mencegah (pihak lain) mengandalkan laporan auditornya.
2.6 Peristiwa Kemudian sampai Tanggal Laporan Auditor
Di bawah ini disajikan beberapa contoh peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal
laporan keuangan dan tanggal laporan auditor.
 Komitmen baru/tambahan dalam bidang keuangan seperti peminjaman, penjaminan,
restrukturisasi.
 Penjualan dan akuisisi aset yang direncanakan atau telah terjadi.
 Peningkatan modal atau penerbitan instrumen utang.
 Perjanjian untuk penggabungan atau pembubaran usaha.
 Penyitaan aset oleh lembaga keuangan, penegak hukum, atau hancur karena bencana.
 Litigasi, tuntutan hukum lainnya, dan berbagai contingencies.
 Jurnal penyesuaian yang luar biasa (unusual accounting adjustment) yang sudah atau
direncanakan akan dibuat.
 Setiap peristiwa yang sudah atau sangat mungkin akan terjadi yang menimbulkan
keraguan mengenai asumsi kesinambungan usaha (going concern assumption) atau
keraguan terhadap penggunaan kebijakan akuntansi lainnya.
 Setiap peristiwa yang relevan untuk mengukur suatu estimasi atau penyisihan
(provisions) dalam laporan keuangan.
 Setiap peristiwa yang relevan dengan recoverability of assets (contoh : piutang dapat
ditagih, persediaan dapat dijual, nilai aset tidak berwujud masih dapat dipertahankan,
dst)

2.7 Pemberian Dua Tanggal (Dual Dating)


Peristiwa kemudian yang diketahui sesudah tanggal laporan auditor seringkali menyebabkan
pekerjaan audit tambahan yang diperlukan karena peristiwa kemudian itu berdampak
terhadap saldo akun, estimasi akuntansi, penyisihan, dan berbagai pengungkapan dalam
laporan keuangan. Dalam situasi seperti itu, laporan auditor yang baru akan diterbitkan.
Laporan baru ini tidak diberi tanggal lebih awal dari tanggal persetujuan laporan keuangan.
Namun, untuk peristiwa kemudian tertentu, pekerjaan audit tambahan dapat dibatasi hanya
pada perubahan laporan keuangan seperti dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan
terkait. Dalam situasi ini (jika ketentuan perundang-undangan memperbolehkan), tanggal
laporan auditor semula. Akan tetapi suatu tanggal baru ditambahkan, sehingga ada dua
tanggal laporan auditor. Pemberian dua tanggal (dual dating) menginformasikan kepada
pembaca bahwa prosedur audit sesudah tanggal laporan auditor semula terbatas pada
perubahan yang dibuat kemudian.
Contoh situasi yang menggunakan dual dating :
Tanggal laporan auditor semula adalah 24 Maret 2015. Pada tanggal 17 Mei 2015,
perusahaan mengumumkan penjualan aset utamanya. Suatu catatan (baru) atas laporan
keuangan dibuat (misalnya Catatan Nomor 21) yang menjelaskan peristiwa tersebut.
Pekerjaan audit atas hal-hal yang dijelaskan dalam Catatan Nomor 21, selesai pada tanggal 31
Mei 2015. Kalimat yang menjelaskan pemberian dua tanggal pada laporan auditor (dual
dating) adalah sebagai berikut : "24 Maret 2015 kecuali mengenai Catatan Nomor 21, yang
tertanggal 31 Mei 2015"
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peristiwa kemudian atau subsequent event atau post-statement event adalah peristiwa
kemudian yang terjadi dalam periode sejak tanggal neraca sampai dengan tanggal selesainya
pekerjaan lapangan. Dalam periode peristiwa kemudian (subsequent period) kemungkinan
terjadi peristiwa yang mempunyai pengaruh yang material terhadap penyajian informasi yang
tercantum di dalam laporan keuangan. Auditor berkepentingan untuk menjelaskan terjadinya
peristiwa kemudian ini di dalam laporan auditornya, jika dampak peristiwa tersebut terhadap
laporan keuangan auditan material, sehingga diperkirakan jika auditor tidak berbuat
demikian, pemakai laporan keuangan akan melakukan keputusan yang salah. ISA yang
mengatur Peristiwa Kemudian adalah ISA 560 yang berlaku efektif untuk audit atas laporan
keuangan untuk periode yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2013 (untuk
emiten), atau 1 Januari 2014 untuk entitas selain emiten.
3.2 Saran
Dalam periode peristiwa kemudian kemungkinan terjadi peristiwa yang mempunyai pengaruh
yang material terhadap penyajian informasi yang tercantum di dalam laporan keuangan.
Auditor berkepentingan untuk menjelaskan terjadinya peristiwa kemudian ini di dalam
laporan auditornya, jika dampak peristiwa tersebut terhadap laporan keuangan auditan
material, sehingga diperkirakan jika auditor tidak berbuat demikian, pemakai laporan
keuangan akan melakukan keputusan yang salah.
DAFTAR PUSTAKA
Kepemimpinan dan Supervisi Audit Star BPKP V – MAKSI UNAIR 2015

Anda mungkin juga menyukai