Anda di halaman 1dari 32

RINGKASAN MATA KULIAH

PENGAUDITAN

“PENYELESAIAN AUDIT DAN TANGGUNG JAWAB PASCA AUDIT”

OLEH :

MUHAMMAD FARHAN (A014211003)

UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (PPAk)
MAKASSAR
2022

0
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan penyusunan
RMK ini yang berjudul “Penyelesaian Audit dan Tanggung Jawab Pasca
Audit”. RMK ini disusun sedemikian rupa sebagai tugas yang diberikan
oleh dosen Pengauditan. Harapan kami, semoga RMK ini dapat diterima
dengan baik oleh dosen dan bermanfaat untuk semua pembaca.
Kami menyadari bahwa penyusunan RMK ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu kami mengharapkan kritik yang membangun
dari para pembaca demi kesempurnaan RMK ini.

Makassar, 10 Februari 2022

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................

DAFTAR ISI............................................................................................................

BAB I: PENDAHULUAN.......................................................................................

A. Latar Belakang................................................................................................

B. Rumusan Masalah............................................................................................

C. Manfaat Penelitian............................................................................................

BAB II: PEMBAHASAN........................................................................................

A. Menyelesaikan Pekerjaan Lapangan...............................................................

B. Mengevaluasi Temuan...................................................................................

C. Komunikasi dengan Klien.............................................................................

D. Tanggung Jawab Setalah Audit.....................................................................

BAB III: PENUTUP..................................................................................................

A. Kesimpulan....................................................................................................

B. Saran..............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bab ini akan membahas 2 bidang tambahan yang penting dari aktivitas
dalam audit laporan keuangan, yaitu penyelesaian audit dan tanggung jawab
auditor setelah audit. Prosedur penyelesaian audit berbeda dengan prosedur
audit sebelumnya, karena prosedur penyelesaian audit:

1) Tidak bersangkutan dengan siklus transaksi atau akun – akun


spesifik
2) Dilaksanakan setelah tanggal neraca
3) Melibatkan banyak pertimbangan subjektif auditor
4) Dilaksanakan oleh manajer atau auditor senior lain dalam tim audit
yang memiliki pengalaman yang luas dengan klien

Prosedur penyelesaian audit tidak kalah penting dengan prosedur” yang


dilakukan sebelumnya, karena keputusan yang diambil oleh auditor dalam
penyelesaian audit sangat penting bagi hasil akhir dari audit yang dilakukan.
Dalam menyelesaikan audit, auditor seringkali menghadapi kendala waktu
yang ketat, terutama ketika klien berusaha mendapatkan tanggal yang paling
cepat untuk penerbitan laporan audit. Auditor harus memanfaatkan waktu
yang ada untuk membuat pertimbangan professional yang baik dan
menyatakan opini yang tepat. Penyelesaian audit dibagi atas 3 kategori
pembahasan:

1) Menyelesaikan pekerjaan lapangan


2) Mengevaluasi temuan
3) Berkomunikasi dengan klien

Setelah prosedur penyelesaian audit selesai, auditor harus memberikan


pertimbangan atas tanggung jawab auditor terkait peristiwa yang terjadi
setelah tanggal penerbitan laporan auditor.

3
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana Menyelesaikan Pekerjaan Lapangan?
2. Bagaimana Mengevaluasi Temuan?
3. Bagaimana Komunikasi dengan Klien?
4. Bagaimana Tanggung Jawab Setalah Audit?

C. MANFAAT PENELITIAN
Ada pun manfaat penulisan ini adalah:
1. Mampu memahami Menyelesaikan Pekerjaan Lapangan
2. Mampu memahami Mengevaluasi Temuan
3. Mampu memahami Komunikasi dengan Klien
4. Mampu memahami Tanggung Jawab Setalah Audit

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Menyelesaikan Pekerjaan Lapangan

Dalam menyelesaikan pekerjaan lapangan, prosedur audit yang dilakukan


untuk menemukan bukti audit tambahan adalah:

o Melakukan review atas peristiwa kemudian


o Membaca notulen rapat
o Mendapatkan bukti mengenai litigasi, klaim, dan penilaian
o Mendapatkan surat representasi klien
o Melaksanakan prosedur analitis
Nb: Prosedur” tersebut di atas tidak harus dilakukan berurutan.

MELAKUKAN REVIEW ATAS PERISTIWA KEMUDIAN

Tanggung jawab auditor untuk menilai kewajaran laporan keuangan


klien tidak terbatas pada pemeriksaan atas peristiwa dan transaksi yang
terjadi hingga tanggal neraca. Dalam SPAP (Standar Profesional Akuntan
Publik) SA Seksi 560 “peristiwa kemudian” menyatakan bahwa auditor juga
memiliki tanggung jawab spesifik atas peristiwa yang:

1) Mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan


2) Terjadi sesudah tanggal neraca tetapi sebelum penerbitan laporan
keuangan dan laporan auditor

Gambar berikut merupakan kerangka waktu untuk peristiwa kemudian


(subsequent events) dan periode peristiwa kemudian (subsequent events
period). Peristiwa kemudian berlangsung dari tanggal akhir neraca klien
sampai pada tanggal klien menerbitkan laporan keuangan. Sementara,
periode peristiwa kemudian berlangsung dari tanggal akhir neraca klien
sampai pada akhir pekerjaan lapangan, yaitu pada tanggal laporan audit.
Selama periode peristiwa kemudian, berdasarkan GAAP, auditor diwajibkan

5
untuk menemukan peristiwa kemudian dan tidak bertanggungjawab untuk
menemukan peristiwa kemudian yang terjadi setelah pekerjaan lapangan
selesai atau setelah laporan audit diterbitkan.

Jenis Peristiwa

SA 560.02 menyatakan bahwa ada 2 tipe peristiwa kemudian yang


dijelaskan dalam SA 560.03 dan 05, yaitu:

03 tipe pertama meliputi peristiwa yang memberikan tambahan bukti


yang berhubungan dengan kondisi yang ada pada tanggal neraca/laporan
posisi keuangan dan berdampak terhadap taksiran/estimasi yang melekat
(inheren) dalam proses penyusunan laporan keuangan.

05 tipe kedua meliputi peristiwa – peristiwa yang menyediakan


tambahan bukti yang berhubungan dengan kondisi yang tidak ada pada
tanggal neraca/laporan posisi keuangan yang dilaporkan, namun kondisi
tersebut ada sesudah tanggal neraca.

Peristiwa tipe pertama memerlukan penyesuaian atas laporan keuangan,


sementara peristiwa tipe kedua memerlukan pengungkapan dalam laporan
keuangan agar tidak menyesatkan pembacanya.

6
Perbedaan antara kedua peristiwa tersebut terletak pada dampak dari
bukti tambahan yang ditemukan, apakah berdampak pada tanggal neraca,
atau sesudah tanggal neraca. Apabila bukti tambahan yang ditemukan
mempengaruhi atau berdampak pada kondisi yang ada pada tanggal neraca
dan melekat dalam proses penyusunan laporan keuangan, maka peristiwa
tersebut tergolong dalam peristiwa tipe 1 dan harus dilakukan penyesuaian.
Sebaliknya, apabila peristiwa tersebut terjadi setelah tanggal neraca dan
tidak mempengaruhi estimasi yang digunakan pada proses penyusunan
laporan keuangan, maka peristiwa tersebut tergolong baru dan termasuk
peristiwa tipe 2 yang memerlukan pengungkapan dalam laporan keuangan.

Prosedur Audit dalam Periode Setelah Tanggal Neraca

Auditor harus mengidentifikasi dan mengevaluasi peristiwa kemudian


sampai tanggal laporan audit atau akhir pekerjaan lapangan yang
dilaksanakan dalam 2 cara:

1) Mewaspadai peristiwa kemudian dalam melaksanakan pengujian


substantif akhir tahun melalui pengujian data untuk meyakinkan
bahwa penentuan pisah batas (cut-off) telah dilakukan dengan
semestinya dan mencari kewajiban yang belum tercatat melalui
pengujian data yang memberikan informasi yang dapat membantu
auditor mengevaluasi aset dan kewajiban pada tanggal neraca
2) Melaksanakan prosedur audit berikut yang ditetapkan dalam SA
560.12 “prosedur audit periode kemudian”, yaitu:
o Membaca laporan keuangan interim terakhir yang tersedia
serta membandingkannya dengan laporan keuangan yang
akan dilaporkan dan melakukan perbandingan lainnya sesuai
dengan kondisi yang ada
o Menanyakan kepada manajemen yang bertanggungjawab
atas hal – hal keuangan dan akuntansi mengenai:

7
 Apakah ada utang bersyarat atau kewajiban kontinjen
yang cukup besar atau komitmen yang terjadi pada
tanggal neraca atau pada tanggal pertanyaan ini
diajukan
 Apakah ada perubahan yang signifikan dalam modal
saham, utang jangka panjang, atau modal kerja
sampai tanggal pertanyaan ini diajukan
 Status saat ini mengenai unsur atau pos – pos
sebelumnya dalam laporan keuangan yang dilaporkan
dan dipertanggungjawabkan berdasarkan data
sementara, awal, atau data yang tidak konklusif
 Apakah penyesuaian yang tidak biasanya ada/ tidak
biasa terjadi telah dibuat selama periode dari tanggal
neraca sampai dengan tanggal pertanyaan ini diajukan
o Membaca notulen rapat dewan komisaris, pemegang saham,
dan komite lainnya. Apabila notulen tidak tersedia, auditor
bisa meminta keterangan mengenai masalah yang
dibicarakan dalam rapat tersebut.
o Meminta keterangan kepada konsultan hukum klien
mengenai litigasi/tuntutan hukum, klaim, dan keputusan
pengadilan
o Mendapatkan surat representasi dari klien (pejabat yang
berwenang seperti presdir, direktur keuangan, yang
bertanggal sama dengan tanggal laporan audit) mengenai
peristiwa kemudian yang menurut para eksekutif berwenang
tersebut akan memerlukan penyesuaian atau pengungkapan
o Meminta keterangan tambahan atau melaksanakan prosedur
tambahan berupa tanya jawab yang dianggap perlu terkait
situasi saat itu.

Pengaruh terhadap Laporan Auditor

8
Kelalaian untuk mencatat atau mengungkapkan secara tepat
peristiwa kemudian dalam laporan keuangan akan menimbulkan
penyimpangan dari laporan standar auditor. Tergantung pada
materialitasnya, auditor harus menyatakan baik opini wajar dengan
pengecualian atau tidak wajar karena laporan keuangan tidak disajikan
sesuai dengan GAAP.

MEMBACA NOTULEN RAPAT

Notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan subkomitenya


seperti komite keuangan dan komite audit dapat memuat hal – hal yang
mempunyai signifikansi audit, seperti otorisasi penerbitan obligasi baru,
pembelian saham treasuri, pembayaran dividen tunai, atau penghentian lini
produk. Hal tersebut akan mempengaruhi asersi manajemen dalam laporan
keuangan. Auditor harus menentukan bahwa semua notulen rapat dewan
direksi yang diadakan selama periode audit dan periode peristiwa kemudian
diserahkan kepada auditor untuk direview guna menilai signifikansi
auditnya. Misalnya, informasi yang dipelajari dari catatan itu dapat
menyebabkan auditor mengubah pengujian substantive yang telah
direncanakan, atau meminta klien untuk menyertakan pengungkapan
peristiwa kemudian dalam laporan keuangan. Pembacaan notulen rapat
harus didokumentasikan dalam kertas kerja audit.

MENDAPATKAN BUKTI MENGENAI LITIGASI, KLAIM, DAN


PENILAIAN FASB (Financial Accounting Standards Board) dalam PSAK
5 tentang akuntansi untuk kontinjensi mendefinisikan kontinjensi sebagai
kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang ada yang melibatkan
ketidakpastian mengenai keuntungan atau kerugian yang akan diperoleh
apabila satu atau lebih peristiwa masa depan terjadi atau tidak. Keuntungan
kontinjen seperti klaim oleh klien terhadap pihak lain atas pelanggaran
paten, hanya akan menimbulkan masalah yang relatif kecil bagi auditor
karena menurut GAAP hal itu biasanya tidak akan dicatat sampai terealisasi.

9
Sedangkan, kerugian kontinjen seringkali merupakan masalah yang
signifikan bagi auditor. Hal ini tergantung pada evaluasi subjektif atas
kemungkinan pembayaran masa depan. Menurut GAAP, kerugian kontinjen
harus:

1) Dicatat sebagai kewajiban kontinjen


2) Diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
3) Diabaikan

Kontinjensi ini meliputi kewajiban yang potensial dari perselisihan


pajak penghasilan, jaminan produk, jaminan kewajiban pihak lain, dan
litigasi, klaim, serta penilaian. Kepentingan auditor terhadap kewajiban
kontinjen tidak terbatas pada penyelesaian audit. Auditor harus waspada
terhadap kemungkinan adanya kewajiban kontinjen selama melakukan
audit, terutama dalam mencari kewajiban yang tidak tercatat. GAAS
(Generally Accepted Auditing Standards) tidak merinci persyaratan audit
atas semua kontinjen yang ada, namun GAAS telah memuat persyaratan
untuk mengaudit litigasi, klaim, dan penilaian. Persyaratan ini biasanya
dipernuhi oleh auditor pada saat melakukan penyelesaian audit agar bukti
tambahan bisa diperoleh sedekat mungkin dengan akhir pekerjaan lapangan.

Pertimbangan Audit

Dalam SPAP, tepatnya SA 337 “Permintaan Keterangan dari


Penasihat Hukum Klien Tentang Litigasi, Klaim, dan Asesmen” (Inquiry of
a Client’s Lawyer Concerning Litigation, Claims, and Assessments)
khususnya pada 337.03 “Pertimbangan Audit” menyatakan bahwa auditor
harus mendapatkan bukti tentang:

a. Keberadaan suatu kondisi, situasi, atau serangkaian keadaan yang


menunjukkan suatu ketidakpastian tentang kerugian yang mungkin
terjadi bagi suatu entitas yang timbul dari litigasi, klaim, dan
asesmen/penilaian (Litigation, Claims, and Assessments-LCA)

10
b. Periode terjadinya penyebab yang mendasari tindakan hukum yang
terjadi
c. Tingkat kemungkinan terjadinya hasil yang tidak menguntungkan
d. Jumlah atau kisaran kerugian yang potensial

LCA biasanya berada dalam pengetahuan langsung manajemen. Oleh


karena itu, auditor kemudian harus:

1) Melakukan tanya jawab dan diskusi dengan manajemen tentang arti


dan identifikasi LCA
2) Mendapatkan suatu uraian dan evaluasi atas LCA yang terjadi pada
tanggal neraca
3) Mendapatkan kepastian dari manajemen (lebih baik dalam bentuk
tertulis) mengenai eksistensi setiap klaim yang belum ditegaskan dan
memeriksa dokumen yang dimiliki klien mengenai LCA

Auditor juga dapat memperoleh informasi tentang LCA melalui notulen


rapat dewan komisaris, kontrak dan perjanjian pinjaman, serta jawaban
konfirmasi bank mengenai jaminan pinjaman.

Surat Pertanyaan Audit

Auditor biasanya tidak memiliki keahlian hukum yang mencukupi


untuk membuat pertimbangan yang jelas mengenai semua LCA. Jadi, SA
337.07 menunjukkan bahwa surat pertanyaan audit (Letter of Audit Inquiry)
kepada ahli hukum klien merupakan sarana utama bagi auditor mendapatkan
informasi pendukung tentang LCA yang diserahkan oleh manajemen. Surat
itu harus dikirimkan oleh manajemen kepada setiap ahli hukum yang telah
ditugaskan oleh klien dan telah memberikan perhatian yang cukup besar
selama tahun berjalan kepada LCA atau klaim signifikan yang belum
ditegaskan yang mungkin bersifat material. Surat itu harus meminta ahli
hukum untuk menjawab langsung kepada auditor. Auditor dapat meminta
kepada kliennya untuk meminta keterangan tentang hal – hal tambahan
seperti beban yang belum dibayar atau beban yang belum ditagih oleh

11
pemasok atau informasi khusus tentang kewajiban yang dianggap timbul
berdasarkan kontrak perusahaan, dan jaminan utang bagi pihak lain.

Pengaruh Jawaban Terhadap Laporan Auditor


Jawaban ahli hukum mungkin tidak mempunyai pengaruh terhadap
laporan auditor. Yaitu, auditor dapat mengeluarkan suatu laporan standar
dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. Hal ini dapat terjadi apabila
jawabannya menunjukkan bahwa berdasarkan penyelidikan yang layak atas
masalah yang dihadapi, terdapat:

1) Probabilitas yang tinggi atas hasil yang menguntungkan


2) Masalah yang dihadapi adalah tidak material

12
MENDAPATKAN SURAT REPRESENTASI KLIEN

Auditor diwajibkan untuk mendapatkan representasi tertulis tertentu


dari manajemen dalam memenuhi sandar ketiga pekerjaan lapangan. Hal ini
dapat dicapai melalui surat representasi klien, yang umumnya dikenal
sebagai surat rep. AU 333, Management Representations, menjelaskan
bahwa representasi merupakan bagian dari barang bukti tetapi bukan
pengganti penerapan prosedur audit yang diperlukan untuk mendapatkan
dasar yang layak atas suatu pendapat. Representasi manajemen harus dapat :

 Mengkonfirmasikan representasi lisan yang diberikan kepada auditor


 Mendokumentasikan kelayakan yang berkelanjutan dari representasi
tersebut
 Mengurangi kemungkinan kesalahpahaman mengenai representasi
manajemen

Isi Surat Representasi


Menurut AU 333.06 terdapat empat kategori utama dari representsi
spesifik yang harus termasuk dalam surat rep. Surat representasi itu harus
mencakup representasi mengenai :

 Laporan keuangan
 Kelengkapan informasi
 Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
 Peristiwa kemudian

Pengaruh Terhadap Laporan Auditor


Apabila auditor menerima surat rep dan mampu mendukung
representasi manajemen, maka suatu laporan audit standar dapat
dikeluarkan. Tetapi, jika ada keterbatasan pada lingkup audit jika auditor
tidak dapat :

1) Memperoleh surat rep

13
2) Mendukung representasi manajemen yang bersifat material
bagi laporan keuangan dengan prosedur audit lainnya

Pembatasan lingkup tersebut akan mengakibatkan penyimpangan dari


laporan standar auditor baik melalui pendapat wajar dengan kualifikasi
maupun penolakan pemberian pendapat.

MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS

Prosedur analitis disyaratkan dalam penyelesaian audit sebagai


review keseluruhan atas laporan keuangan. SAS 56 (AU 329.22)
menyatakan bahwa tujuan dari review keseluruhan adalah untuk membantu
auditor menilai kesimpulan yang dicapai dalam audit dan dalam
mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Dalam
melakukan review keseluruhan, auditor membaca laporan keuangan dan
catatan serta mempertimbangkan kelayakan bukti yang diperoleh dalam
menanggapi saldo dan hubungan yang tidak biasa serta tidak terduga yang :

1) Diantisipasi dalam perencanaan audit


2) Diidentifikasi selama audit dalam pengujian substantif

Dalam melakukan review keseluruhan atas kewajaran penyajian


laporan keuangan, data perusahaan dapat dibandingkan dengan (1) hasil
yang diharapkan entitas berdasarkan dinamika bisnis yang mendasarinya,
(2) data yang tersedia mengenai kinerja industri, dan (3) data nonkeuangan
yang relevan seperti unit yang diproduksi atau dijual serta jumlah karyawan.
Suatu review keseluruhan biasanya akan membandingkan kinerja keuangan
entitas yang dilaporkan dengan sasaran strategisnya atas pendapatan,
pelanggan, dan pangsa pasar atas efisiensi dari proses inti serta kesesuaian
ukuran nonkeuangan dengan gambaran keseluruhan yang dilaporkan dalam
laporan keuangan.

14
B. Mengevaluasi Temuan
Auditor mempunyai dua tujuan berikut dalam mengevaluasi temuan-
temuan:
1) Menentukan jenis pendapat yang harus dinyatakan
2) Menentukan apakah GAAS telah dipenuhi dalam audit
Untuk mencapai tujuan ini, auditor menyelesaikan langkah-langkah
berikut:
MEMBUAT PENILAIAN AKHIR ATAS MATERIALITAS DAN
RISIKO AUDIT

Dalam merumuskan sesuatu pendapat atas laporan keuangan, auditor


harus menggabungkan semua bukti yang diperoleh selama audit. Prasyarat
yang esensial dalam memutuskan suatu pendapat yang akan dikeluarkan
adalah penilaian akhir atas materialitas dan risiko audit. Titik tolak untuk
melakukan proses ini adalah menjumlahkan salah saji-salah saji yang
ditemukan ketika memeriksa semua akun yang belum dikoreksi oleh klien.
Penentuan auditor atas salah saji dalam suatu akun dapat mencakup
komponen berikut:

a) Salah saji yang belum dikoreksi yang secara spesifik


diidentifikasi melalui pengujian substantif atas rincian
transaksi dan saldo
b) Proyeksi salah saji yang belum dikoreksi yang diestimasi
melalui teknik sampling audit
c) Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis
dan dikuantifikasi oleh prosedur audit lainnya
Semua komponen yang terdapat dalam suatu akun dikenal sebagai
salah saji yang mungkin, sementara jumlah salah saji yang mungkin dalam
semua akun disebut sebagai salah saji agregat yang mungkin. Penilaian
auditor atas salah saji agregat yang mungkin dapat mencakup pengaruh dari

15
semua salah saji yang mungkin belum dikoreksi selama periode sebelumnya
terhadap laporan keuangan periode berjalan.
Data yang telah diakumulasi kemudian dibandingkan dengan
pertimbanga pendahuluan auditor mengenai materialitas yang dibuat ketika
merencanakan audit. Dalam merencanakan audit, auditor menetapkan
tingkat risiko audit yang dapat diterima. Jika salah saji agregat meningkat,
maka risiko bahwa laporan keuangan mengandung salah saji yang material
juga meningkat. Jika auditor merasa bahwa risiko audit tidak dapat diterima,
maka auditor harus:
a) Melaksanakan pengujian substantif tambahan
b) Meyakinkan klien untuk melakukan koreksi yang diperlukan
untuk mengurangi risiko salah saji yang material

Gambar 10-4 Analisis Kertas Salah Agregat yang Mungkin

MENGEVALUASI KELANGSUNGAN USAHA

16
AU 341, The Auditor’s Consideration of an Entity Ability to
Continue as a Going Consern, menetapkan tanggung jawab auditor untuk
mengevaluasi apakah ada keraguan yang substansial tentang kemampuan
klien untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama suatu periode
waktu yang layak, yaitu tidak melebihi satu tahun di luar tanggal laporan
keuangan yang sedang diaudit. Biasanya, informasi yang akan menimbulkan
keraguan yang substansial tentang asumsi kelanjutan usaha berkaitan
dengan ketidakmampuan entitas untuk terus memenuhi kewajibannya ketika
jatuh tempo tanpa diposisi aktiva yang besar di luar arah bisnis yang biasa,
merestrukturisasi hutang, merevisi operasinya yang dipaksa dari luar, atau
melakukan tindakan yang serupa.

Jika auditor merasa yakin bahwa terdapat keraguan yang substansial


mengenai kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelanjutan
usahanya, maka auditor harus :

a) Mendapatkan informasi mengenai rencana manajemen


untuk mengurangi pengaruh kondisi atau peristiwa tersebut
b) Menilai kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat
diterapkan secara efektif
Jika, setelah mengevaluasi rencana manajemen, auditor
menyimpulkan bahwa terdapat keraguan yang substansial mengenai
kelanjutan usaha, maka ia harus:
 Mempertimbangkan kelayakan pengungkapan mengenai
kemungkinan ketidakmampuan entitas untuk
mempertahankan kelanjutan usahanya selama periode
waktu yang layak
 Menyertakan suatu paragraf penjelasan dalam laporan audit
untuk mencerminkan kesimpulannya.
Jika auditor menyimpulkan tidak ada keraguan yang substansial, maka
auditor tetap harus mempertimbangkan kebutuhan akan pengungkapan.
Beberapa informasi yang mungkin diungkapkan mencakup:

17
 Kondisi dan peristiwa bersangkutan yang menimbulkan
penilaian atas keraguan yang substansial mengenai
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan
usahanya selama periode waktu yang layak.
 Kemungkinan pengaruh kondisi dan peristiwa tersebut.
 Evaluasi manajemen atas signifikansi dari kondisi-kondisi
dan peristiwa itu serta setiap faktor yang dapat mengurangi.
 Kemungkinan penghentian operasi.
 Rencana manajemen (termasuk informasi keuangan
prospektif yang relevan)
 Informasi tentang pemulihan atau klasifikasi jumlah aktiva
yang tercatat atau jumlaj atau klasifikasi kewajiban.

MELAKUKAN REVIEW TEKNIS ATAS LAPORAN KEUANGAN

Sebelum mengeluarkan laporan audit atas klien yang merupakan


perusahaan terbuka, review teknis juga harus dilakukan atas laporan itu oleh
partner yang bukan anggota tim audit. Daftar periksa tersebut mencakup
hal-hal yang berkenaan dengan bentuk dan isi dari masing-masing laporan
keuangan dasar termasuk pengungkapan yang disyaratkan.

MERUMUSKAN PENDAPAT DAN MEMBUAT NASKAH


LAPORAN AUDIT

Dalam penyelesaian audit, auditor perlu memisahkan temuan-


temuan dengan mengikhtisarkan dan mengevaluasinya untuk tujuan
menyatakan pendapat ataslaporan keuangan secara keseluruhan. Tanggung
jawab akhir atas langkah-langkah ini terletak pada partner yang melakukan
penugasan itu.

18
Sebelum mengambil keputusan akhir tentang pendapat, biasanya
diadakan suatu konferensi dengan klien. Pada pertemuan ini, auditor
melaporkan semua temuannya secara lisan dan berusaha memberikan dasar
pemikiran untuk melakukan penyesuaian yang diusulkan dan/atau
pengungkapan tambahan ataupun sebaliknya. Pada akhirnya, beberapa
kesepakatan umumnya dapat dicapai tentang perubahan yang harus
dilakukan dan auditor dapat meneruskan dengan mengeluarkan pendapat
wajar tanpa pengecualian.

MELAKUKAN REVIEW AKHIR ATAS KERTAS KERJA

Review ini dilakukan untuk mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan,


bukti yang diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat oleh penyusun kertas
kerja. Review tambahan atas kertas kerja dapat dilakukan pada akhir
pekerjaan lapangan oleh anggota tim audit. Tingkatan review yang dapat
dilakukan dalam penyelesaian audit ditunjukkan dalam table berikut:

Tabel 10-3 Tingkatan dan Sifat Review


Review Sifat Review
Manajer Mereview kertas kerja yang disiapkan
oleh auditor senior dan mereview
beberapa atau semua kertas kerja yang
direview oleh auditor senior.
Partner yang bertanggung Mereview kertas kerja yang disiapkan
jawab atas penugasan oleh manajer dan mereview kertas kerja
lainnya atas dasar selektif.
Sumber : Boynton, 2003
Review yang dilakukan partner atas kertas kerja dirancang untuk
mendapatkan kepastian bahwa:
 Pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan adalah akurat dan
lengkap.

19
 Pertimbangan yang dilakukan oleh bawahan adalah layak
dan tepat pada situasi bersangkutan.
 Penugasan audit telah diselesaikan sesuai dengan kondisi
dan syarat yang ditetapkan dalam surat penugasan.
 Semua pertanyaan tentang akuntansi, auditing, dan
pelaporan signifikan yang timbul selama audit telah
diselesaikan dengan tepat.
 Kertas kerja mendukung pendapat auditor.
 GAAS dan kebijakan serta prosedur pengendalian mutu
kantor akuntan telah dipenuhi.

C. Komunikasi dengan Klien

Komunikasi antar auditor dengan klien pada penutupan audit


melibatkan komite audit dan manajemen. Komunikasi dengan komite
audit membicarakan hal-hal berkenaan dengan (1) pengendalian
internal klien dan (2) pelaksanaan audit. Sementara komunikasi dengan
manajemen dilakukan melalui surat manajemen.

MENGKOMUNIKASIKAN HAL-HAL YANG BERKAITAN


DENGAN PENGENDALIAN INTERNAL

Selama melakukan audit, auditor mungkin menyadari hal-hal yang


berkaitan dengan pengendalian internal yang harus menjadi kepentingan
dari komite audit klien atau pribadi dengan wewenang dan tanggung jawab
yang sama. AU 325 Communication of Internal Control Related Matters
Noted in an Audit, mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan kondisi-
kondisi yang dapat dilaporkan (reportable conditions), yang didefinisikan
sebagai hal yang

merupakan kekurangan yang signifikan dalam perancangan atau operasi


pengendalian internal, yang dapat berpengaruh buruk terhadap kemampuan
organisasi untuk mencatat, memproses, mengikhtisarkan, dan melaporkan data
keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan.

20
Kondisi yang dapat dilaporkan mungkin bersangkutan dengan setiap
unsur pengendalian internal. Penentuan suatu kekurangan atau defisiensi
sebagai kondisi yang dapat dilaporkan dipengaruhi oleh ha-hal seperti
ukuran entitas, kerumitan operasinya, struktur organisasinya, dan
karakteristik kepemilikannya. Contoh kondisi-kondisi yang dapat dilaporkan
disajikan dalam Lampiran 19A. AU 325.04 menunjukkan bahwa auditor
tidak disyaratkan untuk mencari kondisi-kondisi yang dapat dilaporkan.
Auditor dapat menyadari suatu kondisi yang dapat dilaporkan dalam
memperoleh pemahaman atas pegendalian internal, melaksanakan pengujian
pengendalian, melaksanakan pengujian substantif, atau sebaliknya selama
audit.

Komunikasi itu sebaiknya dilakukan dalam bentuk tertulis.


Pembagian laporan itu biasanya harus dibatasi kepada komite audit,
manajemen, dan pihak lain di dalam organisasi. Akan tetapi, bila laporan
tersebut disyaratkan oleh otoritas pemerintah, maka rujukan khusus harus
dinyatakan dalam laporan itu. AU 325.11 menyatakan bahwa setiap laporan
yang diterbitkan mengenai kondisi yang dapat dilaporkan harus:

 Menunjukkan bahwa tujuan audit adalah melaporkan tentang


laporan keuangan dan bukan memberikan kepastian tentang
pengendalian internal.
 Menyertakan definisi tentang kondisi yang dapat dilaporkan.
 Menyertakan pembatasan pembagian.

AU 325.12 menggambarkan saksi laporan yang mencakup


persyaratan ini:

21
dalam merencanakan dan melaksanakan audit atas laporan keuangan ABC
Corporation untuk tahun yang berakhir 31 desember 20XX, kami
mempertimbangkan pengendalian internalnya untuk menentukan prosedur
audit yang akan kami lakukan untuk menyatakan pendapat atas laporan
keuangan, dan bukan untuk memberikan kepastian tentang pengendalian
internalnya. Akan tetapi, kami mencatat hal-hal tertentu yang melibatkan
pengendalian internal dan operasinya yang kami anggap sebagai kondisi yang
dapat dilaporkan menurut standar yang ditentukan oleh American Institute of
Certified Public Accountants. Kondisi yang dapat dilaporkan meliputi hal-hal
yang menarik perhatian kami berkenaan dengan kekurangan yang signifikan

dalam perancangan atau operasi pengendalian internal yang, menurut pendapat


kami, dapat berpengaruh buruk terhadap kemampuan organisasi untuk
mencatat, memroses, mengikhtisarkan, dan melaporkan data keuangan yang
konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan.

(sertakan paragraf yang menguraikan kondisi yang dapat dilaporkan yang


tercatat)

Laporan ini hanya dimaksudkan untuk informasi dan penggunaan oleh komite
audit (dewan komisaris, dewan trustee, atau pemilik perusahaan yang dikelola
oleh pemilik), manajemen, dan pihak dalam organisasi (atau lembaga
pemerintah tertentu atau pihak ketiga tertentu)

Komunikasi ini harus dilaksanakan secara tepat waktu baik selama


audit ataupun sesudah penutupannya.

Faktor-faktor tambahan berikut dapat mempengaruhi isi


laporan:
 Karena potensi misinterpretasi dari tingkat kepastian yang
sangat terbatas yang diberikan oleh laporan itu, maka auditor
sebaiknya tidak menyatakan dalam laporan bahwa tidak ada
kondisi yang dapat dilaporkan yang dicatat.
 Dengan persetujuan klien, laporan itu mungkin (1) tidak
memasukkan kondisi yang dapat dilaporkan yang sudah

22
diketahui oleh komite audit dan (2) memasukkan hal-hal yang
tidak memenuhi syarat sebagai kondisi yang dapat dilaporkan.

Suatu kondisi yang dapat dilaporkan bisa begitu besar sehingga


merupakan kelemahan yang material. AU 325.15 mendefinisikan
kelemahan yang material sebagai:
Suatu kondisi yang dapat dilaporkan di mana rancangan atau operasi dari satu
atau lebih komponen pengendalian internal tidak mengurangi risiko hingga
tingkat yang relatif rendah, sehingga salah saji yang disebabkan oleh
kekeliruan atau kecurangan dalam jumlah yang material dalam kaitannya deng

-an laporan keuangan yang sedang diaudit mungkin terjadi dan tidak terdetaksi
pada periode
Auditor yang
tidak tepat waktu oleh
disyaratkan oleh GAAS
karyawan ketika
untuk melaksanakansecara
mengidentifikasi kegiatan
normal dan
terpisah dari mengkomunikasikan
fungsi yang telah dibebenkan kepadanya.
kelemahan yang material dalam laporan
kepada komite audit. Namun, apabila baik oleh permintaan klien atau pun
pilihan auditor kelemahan yang material diidentifikasi dan diuraikan dalam
laporan, maka dua paragraf tambahan akan diperlukan. Paragraf pertama
harus memuat difinisi dari istilah “kelemahan yang material” dan suatu
uraian tentang kondisi yang dapat dilaporkan yang

merupakan kelemahan material. Seperti ditunjukkan dalam AU


325.16, paragraf tambahan kedua harus menguraikan keterbatasan
pekerjaan auditor sebagai berikut:
Pertimbangan kami atas pengendalian internal tidak perlu mengungkapkan
semua hal tentang pengendalian internal yang mungkin merupakan kondisi
yang dapat dilaporkan dan dengan demikian, tidak perlu mengungkapkan
semua kondisi yang dapat dilaporkan yang juga dipertimbangkan sebagai
kelemahan material seperti telah diidentifikasikan di atas. Akan tetapi, tidak
satu pun kondisi yang dapat dilaporkan yang telah diuraikan di atas dianggap
sebagai kelemahan yang material

23
Apabila paragraf sebelumnya disertakan dalam laporan dan tidak ada
kondisi yang dapat dilaporkan yang dipandang sebagai kelemahan material,
maka pernyataan mengenai pengaruh ini akan ditambahkan pada paragraf
itu (lihat contoh di atas).

MENGKOMUNIKASIKAN HAL-HAL YANG BERKENAAN


DENGAN PELAKSANAAN AUDIT

AU 380, Komuniksi Dengan Komite Audit (SAS 61, SAS 90),


mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan hal-hal tertentu berkenaan
dengan pelaksanaan audit kepada mereka yang bertanggung jawab
mengawasi proses pelaporan keuangan. Biasanya tanggung jawab ini
dibebankan ke suatu komite audit dari dewan komisaris atau ke satu
kelompok dengan wewenang yang sama seperti komite keuangan.
Kominikasi ini bisa dilakukan secara lisan atau tertulis, dan hal ini dapat
terjadi selama atau segera setelah audit. Apabila komunikasi itu dilakukan
secara tertulis, maka laporan tesebut harus menunjukkan bahwa hal itu
dimaksudkan untuk komite audit atau dewan komisaris dan, jika sesuai,
untuk menajemen.

AU 280.06-,14 menyatakan bahwa komunikasi dengan komite audit


dapat mecakup hal-hal- berikut:

 Tanggung jawab auditor menurut GAAS termasuk kepastian


yang diberikan oleh suatu audit bahwa laporan keuangan telah
bebas dari salah saji material, konsep materialitas yang
digunakan dalam audi, dan jenis pengujian audit yang
dilaksanakan.
 Kebijakan akuntansi yang signifikan seperti seleksi awal dan
perubahan kebijakan manajemen, metode akuntansi yang
digunakan untuk transaksi signifikan yang tidak biasa, dan
pengaruh kebijakan terhadap bidang-bidang yang kurang
memiliki pedoman atau konsensus berwenang.

24
 Pertimbagan auditor tentang mutu prinsip akuntansi entitas.
Pembahasan ini lazimnya akan menyertakan manajemen
sebagai peserta aktif karena mereka mempunyai tanggung
jawab utama untuk menetapkan prinsip-prinsip akuntansi.
Pembahasan yang terbuka dan terus terang harus mencakup
hal-hal seperti konsistensi penerapan kebijakan akuntansi.
Kejelasan dan kelengkapan laporan keuangan entitas itu, serta
pos-pos yang mempunyai dampak signifikan terhadap
kelayakan veriabilitas, dan netrabilitas penyajian informasi,
akuntansi juga harus dimasukkan dalam laporan keuangan.
Contohnya mencakup (1) seleksi kebijakan akuntansi yang
baru atau perubahannya, (2) estimasi pertimbangan, dan
ketidakpastian, (3) transaksi yang tidak biasa, (4) kebijakan
akuntansi yang berkaitan dengan pos-pos laporan keuangan
yang signifikan, termasuk ketentuan waktu transaksi dan
periode ketika hal itu dicatat, atau praktik akuntansi yang
mungkin unik untuk industri bersangkutan
 Pertimbangan manajemen dan estimasi akuntansi mencakup
dasar untuk pertimbangan dan proses membuat estimasi
akutansi.
 Penyesuaian audit yang signifikan yang secara tersendiri, atau
secara agregat, mempunyai pengaruh penting terhadap proses
pelaporan keuangan entitas itu.
 Ketidaksepakatan dengan manajemen yang signifikan
mengenai laporan keuangan atau laporan auditor, dan
ketidaksepakatan berkenaan dengan penerapan prinsip
akuntansi serta dasar untuk pertimbangan manajemen tentang
estimasi akuntansi.
 Konsultasi dengan akuntan lain tentang masalah akuntansi dan
auditing.

25
 Masalah penting yang dibahas dengan manjemen sebelum
penarikan diri termasuk yang bersangkutan dengan prinsip
akuntansi dan standar auditing.
 Konsultan yang dihadapi dalam pelaksanaan audit seperti
penangguhan yang tidak semestinya oleh manajemen tentang
izin pelaksanaan audit dan memberikan informasi yang
diperlukan, tidak tersedianya personil klien, serta kelalaian
klien untuk menyelesaikan skedul yang disiapkan klien secara
tepat waktu.

Selain itu, seperti telah dijelaskan sebelumnya, auditor juga harus


menyampaikan kondisi yang dapat dilaporkan dalam struktur pengendalian
internal perusahaan kepada komite audit.

MENYIAPKAN SURAT MANAJEMEN

Selama melaksanakan penugasan audit, auditor mengamati banyak


segi tentang organisasi dan operasi bisnis klien. Ketika menyelesaikan suatu
audit, banyak auditor menganggap bermanfaat untuk menulis surat kepada
manajemen, yang dikenal sebagai surat manajemen (management letter),
yang memuat rekomendasi yang tidak termasuk dalam komunikasi yang
disyaratkan dengan komite audit. Rekomendasi ini biasanya berkaitan
dengan peningkatan efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan. Penerbitan
surat tersebut telah menjadi bagian yang terpadu dari jasa yang diberikan
auditor kepada klien mereka. Surat manajemen dengan jelas
memperlihatkan kepentingan yang berkelanjutan dari auditor dalam hal
kesejahteraan dan masa depan klien. Penyusunan surat manajemen ini tidak
disyaratkan oleh GAAS.

Hal-hal yang relevan dengan surat manajemen harus dicatat pada


kertas kerja audit sedang berlangsung untuk memastikan bahwa hal itu tidak
akan terlupakan. Berikutnya, kertas kerja audit harus memberikan
dokumentasi yang memadai tentang komentar surat manajemen. Dukungan

26
semacam itu juga akan berguna dalam setiap pembahasan dengan
manajemen tentang komentar yang harus diberikan.

Surat manajemen harus disiapkan secara cermat, disusun dengan


rapi, dan ditulis dengan nada membangun. Permintaan surat tersebut dengan
segera akan menciptakan suatu kesan yang menguntungkan dan dapat
mendorong tanggapan yang cepat serta positif dari manajemen.

Surat manajemen dapat mencakup komentar tentang

 Hal-hal yang berkaitan dengan pengendalaian internal yang


tidak dipertimbangkan sebagai kondisi yang dapat
dilaporkan.
 Rekomendasi mengenai pengelolaan sumber daya dan jasa
bernilai tambah yang tercatat selama audit.
 Hal-hal yang bersangkutan dengan pajak.

D. Tanggung Jawab Setelah Audit

PERISTIWA KEMUDIAN YANG TERJADI ANTARA TANGGAL


DAN PENERBITAN LAPORAN AUDITOR
SAS 1 (AU 530), menyatakan bahwa auditor tidak mempunyai
tanggung jawab untuk mengajukan pertanyaan atau melaksanakan suatu
prosedur audit apapun selama periode waktu ini guna menemukan peristiwa
kemudian yang material.  Auditor dapat menggunakan tanggal ganda dalam
laporan audit. Tanggal ganda merupakan praktik yang paling umum karena
member tanggal kembali atas keseluruhan laporan akan memperluas
tanggung jawab auditor secara keseluruhan di luar penyelesaian pekerjaan
lapangan.

27
PENEMUAN FAKTA YANG ADA PADA TANGGAL LAPORAN
Auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk menemukan fakta
yang ada setelah audit pada tanggal laporan audit. Namun, SAS 1 (AU
561.04), menunjukkan bahwa jika (1) auditor menyadari adanya fakta
tersebut dan (2) fakta itu mungkin mempengaruhi laporan yang telah
dikeluarkan, maka auditor diwajibkan untuk memastikan reliabilitas
informasi itu. Jika klien menolak untuk mengungkapkan fakta yang baru
ditemukan, maka auditor harus memberi tahu setiap anggota dewan
komisaris mengenai penolakan tersebut. Selain itu, AU 561.08 juga
menyatakan bahwa auditor harus mengambil langkah-langkah berikut untuk
mencegah ketergantungan lebih lanjut pada laporan itu:
1. Memberi tahu klien bahwa laporan audit ridak dapat lagi
dikaitkan dengan laporan keuangan.
2. Memberi tahu lembaga berwenang yang mempunyai
jurisdiksi terhadap klien bahwa lapran itu tidak dapat lagi
diandalkan.
3. Memberi tahu setiap orang yang diketahui mengnadalkan
pada laporan bahwa laporan audit itu tidak dapat lagi
diandalkan.

28
Apabila klien tidak bersedia bekerja sama dan auditor tidak dapat
melakukan penyelidikan yang memuaskan, maka tanpa mengungkapkan
informasi spesifik, auditor harus (1) menunjukkan tidak adanya kerjasama
itu dan (2) menyatakan bahwa jika informasi itu benar, laporan audit tidak
dapat lagi diandalkan.

PENEMUAN PROSEDUR YANG DIHILANGKAN


Ketika menemukan suatu prosedur yang telah dihilangkan, auditor
harus menilai kepentingan hal itu bagi kepentingan hal itu bagi
kemampuannya saat ini untuk mendukung pendapat yang dinyatakan atas
laporan keuangan. AU 390.05 menunjukkan jika auditor memutuskan
bahwa pendapatnya tidak dapat didukung dan auditor yakin bahwa orang-
orang saat ini mengandalkan pada laporan itu, maka auditor harus segera
melaksanakan prosedur yang dihilangkan atau prosedur alternative yang
akan memberikan dasar yang memuaskan atas pendapatnya. Apabila dasar
yang memuaskan untuk menyatakan pendapat telah diperoleh dan bukti-
bukti mendukung pendapat yang dinyatakan, auditor tidak mempunyai
tanggung jawab lagi. Tetapi, jika pelaksanaan prosedur yang dihilangkan
mengungkapkan fakta yang ada pada tanggal laporan sehingga akan
mengubah pendapat yang dinyatakan sebelumnya, auditor harus mengikuti
prosedur pemberitahuan yang diuraikan dalam paragraph terakhir dari
bagian terdahulu untuk mencegah ketergantungan selanjutnya atas laporan
bersangkutan. Jika auditor tidak dapat melaksanakan prosedur alternatif atau
yang dihilangkan, maka auditor dapat berkonsultasi dengan pengacara untuk
menentukan tindakan yang tepat.

29
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Tahap penyelesaian audit merupakan tahap yang penting untuk memastikan


audit yang berkualitas. Dalam tahap ini, auditor menelaah kewajiban
kontijensi dan peristiwa kemudian. Auditor juga mereview kecukupan bukti
audit dan keputusan yang diambil untuk menentukan apakah hal itu
mendukung pendapat audit. Kemudian auditor berkomunikasi dengan
komite audit dan manajemen mengenai temuan yang penting dan persoalan
lainnya.Setelah menjelaskan aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam
penyelesaian audit, kemudian harus diberikan pertimbangan pada tanggung
jawab auditor setelah audit.Tanggung jawab ini berkaitan dengan peristiwa
yang terjadi sesudah tanggal laporan audit. Dan tanggung jawab setelah
audit
Mencakup pertimbangan atas :
1. Peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal dan penerbitan
laporan audit
2. Penemuan fakta yang ada
3. Penemuan prosedur yang dihilangkan

B. SARAN

Diharapkan pembahasan di RMK ini dapat membawa manfaat bagi


pembaca. Adapun kekurangan di dalamnya agar bisa dijadikan
pemeblajaran untuk menjadi lebih baik dari yang kami sajikan.

30
DAFTAR PUSTAKA

Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2003.
Modern Auditing. Jakarta: Erlangga.

31

Anda mungkin juga menyukai