Anda di halaman 1dari 36

PEMERIKSAAN AKUNTANSI II

Kelompok 3

Anggota Kelompok :
1. Angelica Christianto (20200100027)

2. Risky Apriliawati (20200100035)

3. Eka Oktaviany (20200100075)

4. Mudittasari (20200100128)

5. Leony Angela (20200100183)


PENYELESAIAN
PEKERJAAN AUDIT
DAN PELAPORAN
Pendahuluan
Setelah audit masing-masing siklus selesai dilaksanakan, tahap akhir dari proses audit adalah
penyelesaian hasil audit. Inti dari proses penyelesaian audit adalah mengkompilasi keseluruhan
hasil audit, melakukan evaluasi atas peristiwa ekonomi setelah tanggal neraca yang berpengaruh
signifikan terhadap angka-angka yang disajikan dalam laporan keuangan atau yang berpengaruh
signifikan terhadap kegiatan operasional perusahaan ke depan.

Peristiwa-peristiwa ekonomi yang signifikan tersebut harus dimasukkan dalam laporan hasil audit,
untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan yang akan digunakan sebagai rujukan utama
keputusan bisnis pengguna laporan keuangan.
Pekerjaan Penyelesaian Audit
1. Menyempurnakan Pekerjaan Lapangan
- Melakukan review peristiwa kemudian
- Melakukan review notulen rapat komisaris dan manajemen
- Melakukan review permasalahan hukum, klaim pihak ketiga, dan asesmen akuntansi
( LCA – Litigation, Claim, and Assessment )
- Meminta surat representasi manajemen (representation letter), untuk mendukung bukti
bukti audit tertentu yang memerlukan validasi serta jaminan keandalan informasi dari
manajemen secara langsung
- Melakukan prosedur analitis

2. Melakukan Evaluasi Temuan Audit, mencakup :


- Melakukan pengukuran tingkat materialitas salah saji dan risiko audit berdasarkan hasil
kompilasi total temuan audit
- Melakukan review terhadap teknis penyajian laporan keuangan
- Merumuskan pendapat auditor dan menyusun draft laporan auditor
- Melakukan review akhir serta penyempurnaan kertas kerja audit
Pekerjaan Penyelesaian Audit
3. Melakukan Komunikasi Tertulis dengan Klien, mencakup :
- Komunikasi tentang pengendalian interen, untuk melaporkan termuan kelemahan SPI
serta pengaruhnya terhadap kinerja operasional perusahaan, baik yang masih bersifat
ringan atau yang sudah sampai pada tahap kelemahan material (material weaknesses).
- Komunikasi tertulis tentang pelaksanaan audit, untuk melaporkan berbagai hambatan
yang terjadi selama proses audit serta berbagai usulan untuk mengatasinya.

Catatan :
Komunikasi tertulis dari auditor ke manajemen disebut dengan management letter, yang berfungsi
untuk melaporkan berbagai hal yang penting untuk diketahui oleh manajemen, atau yang disebut
dengan reportable conditions.
Review Peristiwa Kemudian (Subsequent Events)
Dalam bidang audit, peristiwa kemudian diklasifikasi menjadi :
(1) Peristiwa Kemudian (Subsequent Events)
Peristiwa kemudian adalah peristiwa yang terjadi setelah tanggal neraca dan sebelum
penerbitan laporan audit, serta berpengaruh material terhadap laporan keuangan atau kegiatan
operasional perusahaan ke depan.
(2) Periode Peristiwa Kemudian (Subsequent Events Period)
Periode peristiwa kemudian adalah peristiwa yang terjadi setelah tanggal neraca sampai
dengan tanggal akhir pekerjaan lapangan (field work) yang berpengaruh material terhadap laporan
keuangan atau terhadap kegiatan operasional perusahaan ke depan. Tanggungjawab utama auditor
adalah pada peristiwa kemudian yang terjadi di periode peristiwa kemudian (subsequent event
period).
Pekerjaan lapangan (field work) adalah pekerjaan pengumpulan dan pengujian bukti
audit yang dilakukan di lokasi perusahaan yang sedang diaudit, oleh sebab itu tanggal laporan
audit adalah tanggal akhir pekerjaan lapangan, bukan tanggal penerbitan laporan audit,
kemudian mengevaluasinya untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan standar
yang dapat diterima dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta menyediakan
informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan oleh manajemen.

Tujuan pekerjaan lapangan adalah untuk membantu pemberian keyakinan prosedur-


prosedur audit yang ada di program audit, sesuai tujuan audit.
Ilustrasi Peristiwa Kemudian dan
Periode Peristiwa Kemudian

Tanggung jawab auditor adalah pada peristiwa


yang terjadi pada periode peristiwa kemudian
Terdapat dua jenis peristiwa kemudian yang terjadi
pada periode peristiwa kemudian, yaitu :
1. Peristiwa kemudian yang berhubungan dengan Contoh :
estimasi akuntansi pada tanggal laporan keuangan,
misalnya : Dalam laporan posisi keuangan tanggal 31
Desember 2014 tersaji utang garansi
(a) realisasi atas estimasi biaya garansi dan utang Rp100.000.000,00, sampai dengan akhir masa
garansi, (b) realisasi atas estimasi biaya hadiah dan garansi, misalnya tanggal 10 Februari 2015
utang hadiah, (c) pelunasan kembali piutang yang ternyata jumlah realisasi biaya garansi hanya
telah dihapus, (d) realisasi atas estimasi biaya perkara Rp80.000.000,00. Atas peristiwa ini, auditor
pengadilan, dan mengusulkan jurnal penyesuaian sebagai
(e) realisasi biaya/utang bersyarat yang lain. Peristiwa berikut:
kemudian semacam ini memerlukan usulan
penyesuaian terhadap angka yang tersaji dalam
laporan keuangan, bahkan mungkin memerlukan Utang Garansi 20.000.000
tambahan pengungkapan. Biaya Garansi 20.000.000
2. Peristiwa kemudian yang tidak berhubungan dengan estimasi akuntansi pada
tanggal laporan keuangan tetapi diprakirakan mempengaruhi kinerja
operasional perusahaan ke depan
Peristiwa semacam ini tidak memerlukan usulan penyesuaian atas laporan keuangan,
tetapi memerlukan pengungkapan terhadap laporan keuangan dalam bentuk deskripsi
tentang peristiwa kemudian serta dampaknya terhadap kinerja operasional perusahaan.

Contoh perisitiwa ini antara lain :


• Kebijakan pengembangan bisnis
• Kebijakan penghentian divisi atau produk tertentu
• Kebijakan penutupan kantor cabang perusahaan
• Bencana alam, seperti banjir atau kebakaran.
• Penerbitan obligasi atau sekuritas
Peristiwa Kemudian Setelah Akhir Pekerjaan Lapangan
Dalam hal peristiwa kemudian terjadi setelah tanggal berakhirya pekerjaan lapangan tetapi sebelum penerbitan laporan
audit, dan peristiwa kemudian tersebut berpengaruh material terhadap laporan keuangan atau berpengaruh material
terhadap kegiatan operasional perusahaan ke depan, peristiwa kemudian tersebut dapat diakomodasi dalam laporan
keuangan dengan memberi tanggal khusus, disebut dengan tanggal ganda (dual dating).

Misalnya peristiwa kemudian tersebut terjadi pada


tanggal 20/3/2016, seperti ilustrasi di atas, maka
peristiwa kemudian tersebut dilaporkan khusus dengan
tanggal sesuai dengan tanggal terjadinya peristiwa
kemudian, disebut dengan tanggal ganda (dual dating).

Jika tanggal laporan audit digeser ke tanggal 20/3/16, maka auditor bertanggungjawab terhadap seluruh peristiwa yang
terjadi antara tanggal 15/3/16 sampai dengan 20/3/16.
Dengan tanggal ganda, auditor hanya bertanggung jawab terhadap peristiwa kemudian yang dilaporkan secara khusus
melalui tanggal ganda tersebut.
Ilustrasi pemberian tanggal ganda dalam laporan audit adalah sebagai berikut :
Tanda tangan partner

Nama Partner

15 Maret 2016

Kecuali untuk peristiwa kemudian yang kami temukan pada tanggal 20 Maret 2015,
yang kami ungkap pada catatan laporan keungan nomor xxx.

Tanggal ganda dalam laporan audit adalah tanggal dimana auditor sudah mendapatkan bukti audit yang cukup
untuk memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan. Tanggal laporan auditor tidak diperbolehkan lebih awal dari
tanggal auditor mendapatkan bukti cukup dan tepat untuk mendasari memberikan opini.
Tanggal laporan akuntan harus sama dengan tanggal selesainya pekerjaan lapangan dan surat pernyataan
langganan. Tujuan pemberian tanggal ganda (dual dating) atas laporan auditor adalah untuk membatasi tanggung jawab
auditor, yaitu hanya pada peristiwa yang dilaporkan dengan tanggal khusus. 
Review Notulen Rapat Komisaris dan
Manajemen
Tujuan review notulen rapat komisaris dan manajemen adalah untuk mencermati kemungkinan
adanya kebijakan-kebijakan penting yang diprakirakan berpengaruh material terhadap kegiatan
operasional perusahaan ke depan, serta belum diungkapkan secara penuh dalam laporan keuangan.
Tujuan review adalah untuk mendapatkan temuan yang penting untuk diungkap dalam laporan
keuangan, agar pengguna laporan keuangan bisa membuat perencanaan dan keputusan investasi atau
kredit dengan tepat.

Kebijakan-kebijakan penting tersebut misalnya tentang :


(1) Rencana pembukaan sejumlah cabang perusahaan
(2) Rencana ekspansi bisnis ke luar negeri
(3) Rencana penghentian produk tertentu yang selama ini diproduksi oleh perusahaan
(4) Rencana penutupan anak cabang perusahaan
(5) Rencana penjadwalan ulang pelunasan utang jangka panjang, dan seterusnya
Melakukan Review LCA (Litigation, Claim, and Assessment)

LCA (Litigation, Claim, and Assessment) Mengingat auditor adalah bukan ahli hukum, maka
adalah permasalahan hukum (ligigation),
audit atas persoalan LCA dilakukan melalui :
tuntutan pihak ketiga yang belum masuk
ke ranah hukum (claim), dan pengukuran (1) Wawancara tertulis dengan pihak-pihak
nilai tuntutan yang dilaporkan dalam
yang bertanggung jawab terhadap LCA
laporan keuangan (assessment). Review
LCA ditujukan untuk menemukan (2) Membuat surat konfirmasi LCA (letter of
permasalahan LCA yang belum diungkap
audit inquiry) ke kuasa hukum klien, dan
secara penuh dalam laporan keuangan, dan
oleh karenanya auditor perlu membuat (3) Jika diperlukan meminta manajemen untuk
usulan tambahan pengungkapan terhadap
membuat surat pernyataan manajemen tentang
laporan keuangan.
status LCA (representation letter).
Surat Representasi Manajemen
(Representation Letter)

Surat Representasi manajemen (representation letter) adalah surat pernyataan


tertulis dari manajemen yang diminta oleh auditor untuk memperkuat bukti audit yang
terlah di peroleh oleh auditor.

Fungsi Surat Representasi Manajemen :


 Untuk mengkonfirmasi pernyataan lisan manajemen
 Untuk mendokumentasikan pernyataan manajemen
 Untuk mengurangi potensi salah paham tentang pernyataan manajemen
Isi Surat Representasi Manajemen :
1. Pernyataan tentang tanggungjawab manajemen terhadap laporan keuangan.
2. Pernyataan tentang kelengkapan informasi dan bukti yang diserahkan kepada auditor.
3. Penjelasan tentang masalah pengakuan pendapatan, estimasi akuntansi, dan pengungkapan.
4. Penjelasan tentang peristiwa kemudian (subsequent events).

PENGARUH SURAT REPRESENTASI MANAJEMEN


Penolakan manajemen untuk membuat surat reresentasi manajemen dapat mempengaruhi opini auditor
atas asersi manajemen, mulai dari opini wajar dengan pengecualian hingga menolak untuk
memberikan opini, tergantung pada pengaruh surat representasi manajemen terhadap kewajaran
laporan keuangan secara keseluruhan.
Pengujian Analitis & Evaluasi
Temuan Audit Tujuan Evaluasi Audit :

Dalam tahap penyelesaian audit, prosedur 1. Menentukan jenis opini auditor yang
analitis ditujukan untuk mereview kewajaran akan dikeluarkan (wajar tanpa
laporan keuangan secara keseluruhan, untuk
memastikan ada tidaknya asersi manajemen pengecualian, wajar dengan
dalam laporan keuangan yang tidak lazim pengecualian, tidak wajar, atau
atau tidak sesuai harapan.
  menolak memberikan pendapat).
Prinsip Pelaksanaan Prosedur Analitis 2. Menentukan kesesuaian pelaksanaan
1. Diterapkan pada area kritis yang
teridentifikasi selama proses audit. audit dengan standar audit, yaitu
2. Di Terapkan pada laporan keuangan per Standar Profesional Akuntan Publik
audit.
(SPAP) atau ISA (The International
Standards on Auditing).
PROSEDUR EVALUASI ASESMEN FINAL
TEMUAN AUDIT MATERIALITAS SALAH SAJI
1. Membuat asesmen final materialitas
Asesmen final materialitas salah saji ditujukan
dan risiko audit. untuk menentukan kewajaran asersi
2. Melakukan asesmen tentang manajemen atau kewajaran laporan keuangan
secara keseluruhan, setelah
kelangsungan hidup perusahaan. mempertimbangkan berbagai temuan selama
3. Melakukan review terhadap ketepatan proses audit. Asesmen final materialitas
didasarkan tiga hal sebagai berikut:
pelaporan elemen-elemen dalam  
laporan keuangan. 1. Salah saji yang teridentifikasi pada
pengujian substantif.
4. Merumuskan opini auditor. 2. Prediksi potensi salah saji berdasarkan
5. Membuat draft laporan auditor. pengujian sampel.
3. Prediksi salah saji berdasarkan
6. Melakukan review akhir atas kertas pengujian analitis.
kerja audit.  
Evaluasi Kelangsungan Hidup Perusahaan
Audit laporan keuangan ditujukan untuk memberikan opini atas kewajaran keuangan, agar
laporan keuangan aman untuk digunakan sebagai dasar perencanaan dan keputusan bisnis bagi
penggunanya.
 
Dalam hal terdapat keraguan substansial atas kelangsungan hidup perusahaan (substantial doubt
about the going concern), auditor perlu mengungkapkannya dalam laporan hasil audit yang
dikeluarkannya. Informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengukuran kelangsungan hidup
perusahaan antara lain:
 
1. Ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban.
2. Restrukturisasi utang.
3. Revisi kegiatan operasional karena tekanan faktor-faktor eksternal.
4. Rencana dan langkah manajemen untuk mencegah efek negatif kondisi bisnis.
5. Prediksi efektifitas implementasi langkah strategis manajemen dalam menghadapi situasi
bisnis yang dihadapinya.
 
Evaluasi Kelangsungan Hidup Perusahaan
Evaluasi kelangsungan hidup organisasi mencakup:
 Evaluasi kecukupan pengungkapan dalam laporan keuangan
 Evaluasi teknis ketepatan penggunaan bahasa pengungkapan.

Materi pengungkapan mencakup:


 Kondisi dan peristiwa yang menyebabkan munculnya keraguan substansial kelangsungan hidup
perusahaan.
 Kemungkinan-kemungkinan akibat dari kondisi dan keadaan sulit yang dihadapi perusahaan.
 Hasil evaluasi manajemen dan upaya pencegahannya.
 Potensi penghentian kegiatan operasional.
Review Teknis Penyajian Laporan
Keuangan
Review teknis ketepatan penyajian laporan keuangan mencakup beberapa
langkah sebagai berikut:
 
o Membuat checklists detil tentang hal-hal penting dalam penyajian laporan
keuangan.
o Mencocokkan laporan keuangan per audit dengan komponen laporan
keuangan yang tertulis dalam checklists laporan keuangan.
o Checklists mencakup bentuk dan isi dari laporan keuangan, termasuk
pengungkapan atas laporan keuangan.
o Checklists yang sudah diisi dan temuan hasil reviu harus dimasukkan ke
dalam kertas kerja audit.
Opini Auditor Dan Laporan Auditor
Opini auditor dan draft laporan audit dibuat untuk dua hal sebagai berikut :

 Opini auditor dan draft laporan auditor atas laporan keuangan.


 Opini auditor dan draft laporan auditor atas Sistem Pengendalian Internal laporan
keuangan (untuk perusahaan publik). Jika terdapat kelemahan material/material
weaknesses dalam Sistem Pengendalian Internal, auditor dapat memberikan pendapat tidak
wajar (adverse opinion) atas sistem pengendalian interen.
Review Akhir Kertas Kerja
Review akhir kertas kerja dilakukan oleh manajer audit dan partner KAP,
dengan cakupan review sebagai berikut :
 Manajer :
Melakukan review kertas kerja yang dibuat oleh senior auditor, termasuk
mereviu beberapa atau seluruh kertas kerja yang telah direview oleh senior
auditor.
 Partner yang bertanggungjawab terhadap penugasan audit :
Melakukan review kertas kerja yang dibuat oleh manajer, dan mereview
kertas kerja lain secara selektif.
Review Akhir Kertas Kerja
Tujuan Reviu Kertas Kerja oleh Partner KAP :
 
1. Menguji ketepatan dan kelengkapan kertas kerja.
2. Menguji ketepatan pertimbangan profesional pembuat kertas kerja.
3. Menguji kesesuaian pelaksanaan audit dengan kesepakatan audit yang tertulis dalam
surat penugasan audit.
4. Menguji ketepatan penyelesaian seluruh pertanyaan penting tentang akuntansi, audit,
dan pelaporan keuangan, yang timbul di sepanjang proses audit.
5. Menguji kesesuaian pendapat auditor dengan kertas kerja yang mendukungnya.
6. Menguji kesesuaian pelaksanaan audit dengan SPAP dan kebijakan kontrol kualitas
KAP.
 
Sejumlah KAP mensyaratkan reviu kertas kerja oleh partner yang tidak terlibat di
dalam proses audit, yang dikenal dengan an independent “cold” (or second) review.
Komunikasi Dengan Klien
Komunikasi dengan klien dilakukan secara tertulis, melalui surat
yang dikenal dengan nama management letter atau surat yang ditujukan
kepada manajemen. Tujuan komunikasi adalah untuk memberikan
informasi tentang berbagai hal yang dipandang penting untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses bisnis.
Materi Komunikasi Mencakup
Beberapa
 
Hal:
1. Hambatan yang terjadi dalam proses pelaksanaan audit serta alternatif solusinya.
2. Kecukupan dan efektifitas Sistem Pengendalian Internal, mencakup:

a. Kelemahan signifikan (significant deficiency), adalah permasalahan SPI bisa


mengganggu kualitas laporan keuangan. Kualitas laporan bisa mencakup : (1)
ketepatan waktu, (2) relevansi informasi, (3) tingkat potensi kesalahan dan
kecurangan (error and fraud), (4) kemudahan akses, serta (5) daya uji atau
kemudahan untuk diuji.

b. Kelemahan material (material weaknesses), adalah kelemahan pada SPI


tertentu atau pada SPI secara keseluruhan, yang mengkibatkan salah saji material
pada laporan tahunan atau laporan interim tidak bisa dicegah atau dideteksi oleh
SPI dengan segera.
JASA KANTOR
AKUNTAN PUBLIK
(KAP) LAINNYA
Standar Atestasi
STANDAR UMUM
1. Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis cukup dalam fungsi atestasi.
2. Perikatan harus dilaksanakan oleh seorang praktisi atau lebih yang memiliki pengetahuan
cukup dalam bidang yang bersangkutan dengan asersi.
3. Praktisi harus melaksanakan perikatan hanya jika ia memiliki alasan untuk meyakinkan
dirinya bahwa dua kondisi, yaitu asersi dapat dinilai dengan kriteria rasional, baik yang
telah ditetapkan oleh badan yang diakui atau yang dinyatakan dalam penyajian asersi
tersebut dengan cara cukup jelas dan komprehensif bagi pembaca yang diketahui mampu
memahaminya, Asersi tersebut dapat diestimasi atau diukur secara konsisten dan rasional
dengan kriteria tersebut.
4.
STANDAR UMUM LANJUTAN
4. Dalam semua hal yang bersangkutan dengan atau sikap mental independen harus dipertahankan oleh
praktisi.
5. Kemahiran profesional harus selalu digunakan praktisi dalam melaksanakan perikatan, mulai dari
tahap perencanaan sampai dengan pelaksanaan perikatan tersebut.

STANDAR PEKERJAAN LAPANGAN


1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2. Bukti yang cukup harus diperoleh untuk memberikan dasar
rasional bagi simpulan yang dinyatakan dalam laporan.
STANDAR PELAPORAN
1. Laporan harus menyebutkan asersi yang dilaporkan dan menyatakan sifat perikatan atestasi
yang bersangkutan.
2. Laporan harus menyatakan simpulan praktisi mengenai apakah asersi disajikan sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan atau kriteria yang dinyatakan dipakai sebagai alat pengukur.
3. Laporan harus menyatakan semua kebutuhan praktisi yang signifikan tentang perikatan dan
penyajian asersi.
4. Laporan suatu perikatan untuk mengevaluasi suatu asersi yang disusun berdasarkan kriteria
yang disepakati atau berdasarkan suatu perikatan untuk melaksanakan prosedur yang disepakati
harus berisi suatu pernyataan tentang keterbatasan pemakaian laporan hanya oleh pihak-pihak
yang menyepakati kriteria atau prosedur tersebut.
Standar Jasa Akuntansi dan Review

1. Kompilasi dan Review atas Laporan Keuangan. Yaitu suatu proses menyusun pembukuan manual ataupun
telah diotomatisasi, membuat jurnal, membukukan ayat jurnal penyesuaian, serta menyiapkan dan menyusun
laporan keuangan. Jasa kompilasi bukanlah assurance services melainkan nonassurance services karena tidak
memberikan pernyataan keyakinan kepada manajemen
2. Pelaporan atas Laporan Keuangan Komparatif. Yaitu laporan yang dibuat untuk melakukan perbandingan
antar-elemen (laporan keuangan) yang sama untuk beberapa periode yang berurutan
3. Laporan Kompilasi atas Laporan Keuangan yang dimasukkan dalam Formulir tertentu.
4. Komunikasi antara Akuntan Pendahulu dengan Akuntan Pengganti.
5. Pelaporan atas Laporan Keuangan Pribadi yang dimasukkan dalam Rencana Keuangan Pribadi tertulis.
Standar Jasa
Konsultansi
Standar umum untuk Akuntan Publik sebagai Praktisi yang harus diterapkan dalam setiap perikatannya,
sebagai berikut :

1. Kecakapan Profesional
Setiap perikatan jasa profesional hanya dapat diterima apabila Akuntan Publik sebagai praktisi yakin
bahwa perikatan tersebut dapat diselesaikan dengan kompeten dan bertanggung jawab.
2. Penggunaan Kemahiran Profesional dengan Cermat dan Seksama
Dalam setiap pelaksanaan jasa profesional, kemahiran profesional praktisi harus digunakan dengan
cermat dan seksama.
Standar Jasa
Konsultansi
3. Perencanaan dan Supervisi
Setiap pekerjaan jasa profesional praktisi harus dilaksanakan dengan perencanaan dan supervisi yang
memadai.

4. Data Relevan yang Memadai


Data yang relevan harus didapatkan praktisi dalam jumlah yang memadai sehingga kesimpulan atau
rekomendasi yang berhubungan dengan semua jasa profesional, selalu berdasarkan pada
pertimbangan yang rasional.
Standar Pengendalian Mutu
1. Sistem Pengendalian Mutu
Sistem pengendalian mutu KAP mencakup struktur organisasi, kebijakan dan prosedur yang
ditetapkan KAP untuk memberikan keyakinan memadai tentang kesesuaian perikatan
profesional dengan SPAP.
Sistem pengendalian mutu harus komprehensif dan harus dirancang selaras dengan struktur
organisasi, kebijakan dan sifat praktik KAP.
2. Perumusan Kebijakan dan Prosedur Pengendalian Mutu
KAP harus mempertimbangkan setiap unsur pengendalian mutu yang dapat diterapkan dalam
praktiknya untuk merumuskan kebijakan dan prosedur pengendalian mutu
Standar Pengendalian Mutu
3. Standar Pelaksanaan dan Pelaporan Review Mutu
Tujuan program review mutu IAPI dicapai melalui kinerja review yang mencakup prosedur yang
didesain sesuai dengan ukuran KAP dan jenis praktiknya.
KAP yang melakukan audit atas laporan keuangan historis atau prospektif (audit atas laporan
keuangan prospektif dimaksudkan sebagai pemeriksaan sesuai dengan standar profesional yang
berlaku) memiliki on-site quality review, sedangkan KAP yang hanya menyediakan jasa
kompilasi dan review mendapatkan off-site quality review atas laporan pilihan yang dihasilkan
dari jasa tersebut, kecuali jika mereka memilih untuk mendapatkan on-site quality review. KAP
yang tidak menyediakan jasa-jasa tersebut tidak perlu di review.
THANK
YOU !

Anda mungkin juga menyukai