Kelompok 3
Anggota Kelompok :
1. Angelica Christianto (20200100027)
4. Mudittasari (20200100128)
Peristiwa-peristiwa ekonomi yang signifikan tersebut harus dimasukkan dalam laporan hasil audit,
untuk meningkatkan keandalan laporan keuangan yang akan digunakan sebagai rujukan utama
keputusan bisnis pengguna laporan keuangan.
Pekerjaan Penyelesaian Audit
1. Menyempurnakan Pekerjaan Lapangan
- Melakukan review peristiwa kemudian
- Melakukan review notulen rapat komisaris dan manajemen
- Melakukan review permasalahan hukum, klaim pihak ketiga, dan asesmen akuntansi
( LCA – Litigation, Claim, and Assessment )
- Meminta surat representasi manajemen (representation letter), untuk mendukung bukti
bukti audit tertentu yang memerlukan validasi serta jaminan keandalan informasi dari
manajemen secara langsung
- Melakukan prosedur analitis
Catatan :
Komunikasi tertulis dari auditor ke manajemen disebut dengan management letter, yang berfungsi
untuk melaporkan berbagai hal yang penting untuk diketahui oleh manajemen, atau yang disebut
dengan reportable conditions.
Review Peristiwa Kemudian (Subsequent Events)
Dalam bidang audit, peristiwa kemudian diklasifikasi menjadi :
(1) Peristiwa Kemudian (Subsequent Events)
Peristiwa kemudian adalah peristiwa yang terjadi setelah tanggal neraca dan sebelum
penerbitan laporan audit, serta berpengaruh material terhadap laporan keuangan atau kegiatan
operasional perusahaan ke depan.
(2) Periode Peristiwa Kemudian (Subsequent Events Period)
Periode peristiwa kemudian adalah peristiwa yang terjadi setelah tanggal neraca sampai
dengan tanggal akhir pekerjaan lapangan (field work) yang berpengaruh material terhadap laporan
keuangan atau terhadap kegiatan operasional perusahaan ke depan. Tanggungjawab utama auditor
adalah pada peristiwa kemudian yang terjadi di periode peristiwa kemudian (subsequent event
period).
Pekerjaan lapangan (field work) adalah pekerjaan pengumpulan dan pengujian bukti
audit yang dilakukan di lokasi perusahaan yang sedang diaudit, oleh sebab itu tanggal laporan
audit adalah tanggal akhir pekerjaan lapangan, bukan tanggal penerbitan laporan audit,
kemudian mengevaluasinya untuk memastikan bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan standar
yang dapat diterima dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta menyediakan
informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan oleh manajemen.
Jika tanggal laporan audit digeser ke tanggal 20/3/16, maka auditor bertanggungjawab terhadap seluruh peristiwa yang
terjadi antara tanggal 15/3/16 sampai dengan 20/3/16.
Dengan tanggal ganda, auditor hanya bertanggung jawab terhadap peristiwa kemudian yang dilaporkan secara khusus
melalui tanggal ganda tersebut.
Ilustrasi pemberian tanggal ganda dalam laporan audit adalah sebagai berikut :
Tanda tangan partner
Nama Partner
15 Maret 2016
Kecuali untuk peristiwa kemudian yang kami temukan pada tanggal 20 Maret 2015,
yang kami ungkap pada catatan laporan keungan nomor xxx.
Tanggal ganda dalam laporan audit adalah tanggal dimana auditor sudah mendapatkan bukti audit yang cukup
untuk memberikan opini atas laporan keuangan perusahaan. Tanggal laporan auditor tidak diperbolehkan lebih awal dari
tanggal auditor mendapatkan bukti cukup dan tepat untuk mendasari memberikan opini.
Tanggal laporan akuntan harus sama dengan tanggal selesainya pekerjaan lapangan dan surat pernyataan
langganan. Tujuan pemberian tanggal ganda (dual dating) atas laporan auditor adalah untuk membatasi tanggung jawab
auditor, yaitu hanya pada peristiwa yang dilaporkan dengan tanggal khusus.
Review Notulen Rapat Komisaris dan
Manajemen
Tujuan review notulen rapat komisaris dan manajemen adalah untuk mencermati kemungkinan
adanya kebijakan-kebijakan penting yang diprakirakan berpengaruh material terhadap kegiatan
operasional perusahaan ke depan, serta belum diungkapkan secara penuh dalam laporan keuangan.
Tujuan review adalah untuk mendapatkan temuan yang penting untuk diungkap dalam laporan
keuangan, agar pengguna laporan keuangan bisa membuat perencanaan dan keputusan investasi atau
kredit dengan tepat.
LCA (Litigation, Claim, and Assessment) Mengingat auditor adalah bukan ahli hukum, maka
adalah permasalahan hukum (ligigation),
audit atas persoalan LCA dilakukan melalui :
tuntutan pihak ketiga yang belum masuk
ke ranah hukum (claim), dan pengukuran (1) Wawancara tertulis dengan pihak-pihak
nilai tuntutan yang dilaporkan dalam
yang bertanggung jawab terhadap LCA
laporan keuangan (assessment). Review
LCA ditujukan untuk menemukan (2) Membuat surat konfirmasi LCA (letter of
permasalahan LCA yang belum diungkap
audit inquiry) ke kuasa hukum klien, dan
secara penuh dalam laporan keuangan, dan
oleh karenanya auditor perlu membuat (3) Jika diperlukan meminta manajemen untuk
usulan tambahan pengungkapan terhadap
membuat surat pernyataan manajemen tentang
laporan keuangan.
status LCA (representation letter).
Surat Representasi Manajemen
(Representation Letter)
Dalam tahap penyelesaian audit, prosedur 1. Menentukan jenis opini auditor yang
analitis ditujukan untuk mereview kewajaran akan dikeluarkan (wajar tanpa
laporan keuangan secara keseluruhan, untuk
memastikan ada tidaknya asersi manajemen pengecualian, wajar dengan
dalam laporan keuangan yang tidak lazim pengecualian, tidak wajar, atau
atau tidak sesuai harapan.
menolak memberikan pendapat).
Prinsip Pelaksanaan Prosedur Analitis 2. Menentukan kesesuaian pelaksanaan
1. Diterapkan pada area kritis yang
teridentifikasi selama proses audit. audit dengan standar audit, yaitu
2. Di Terapkan pada laporan keuangan per Standar Profesional Akuntan Publik
audit.
(SPAP) atau ISA (The International
Standards on Auditing).
PROSEDUR EVALUASI ASESMEN FINAL
TEMUAN AUDIT MATERIALITAS SALAH SAJI
1. Membuat asesmen final materialitas
Asesmen final materialitas salah saji ditujukan
dan risiko audit. untuk menentukan kewajaran asersi
2. Melakukan asesmen tentang manajemen atau kewajaran laporan keuangan
secara keseluruhan, setelah
kelangsungan hidup perusahaan. mempertimbangkan berbagai temuan selama
3. Melakukan review terhadap ketepatan proses audit. Asesmen final materialitas
didasarkan tiga hal sebagai berikut:
pelaporan elemen-elemen dalam
laporan keuangan. 1. Salah saji yang teridentifikasi pada
pengujian substantif.
4. Merumuskan opini auditor. 2. Prediksi potensi salah saji berdasarkan
5. Membuat draft laporan auditor. pengujian sampel.
3. Prediksi salah saji berdasarkan
6. Melakukan review akhir atas kertas pengujian analitis.
kerja audit.
Evaluasi Kelangsungan Hidup Perusahaan
Audit laporan keuangan ditujukan untuk memberikan opini atas kewajaran keuangan, agar
laporan keuangan aman untuk digunakan sebagai dasar perencanaan dan keputusan bisnis bagi
penggunanya.
Dalam hal terdapat keraguan substansial atas kelangsungan hidup perusahaan (substantial doubt
about the going concern), auditor perlu mengungkapkannya dalam laporan hasil audit yang
dikeluarkannya. Informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengukuran kelangsungan hidup
perusahaan antara lain:
1. Ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban.
2. Restrukturisasi utang.
3. Revisi kegiatan operasional karena tekanan faktor-faktor eksternal.
4. Rencana dan langkah manajemen untuk mencegah efek negatif kondisi bisnis.
5. Prediksi efektifitas implementasi langkah strategis manajemen dalam menghadapi situasi
bisnis yang dihadapinya.
Evaluasi Kelangsungan Hidup Perusahaan
Evaluasi kelangsungan hidup organisasi mencakup:
Evaluasi kecukupan pengungkapan dalam laporan keuangan
Evaluasi teknis ketepatan penggunaan bahasa pengungkapan.
1. Kompilasi dan Review atas Laporan Keuangan. Yaitu suatu proses menyusun pembukuan manual ataupun
telah diotomatisasi, membuat jurnal, membukukan ayat jurnal penyesuaian, serta menyiapkan dan menyusun
laporan keuangan. Jasa kompilasi bukanlah assurance services melainkan nonassurance services karena tidak
memberikan pernyataan keyakinan kepada manajemen
2. Pelaporan atas Laporan Keuangan Komparatif. Yaitu laporan yang dibuat untuk melakukan perbandingan
antar-elemen (laporan keuangan) yang sama untuk beberapa periode yang berurutan
3. Laporan Kompilasi atas Laporan Keuangan yang dimasukkan dalam Formulir tertentu.
4. Komunikasi antara Akuntan Pendahulu dengan Akuntan Pengganti.
5. Pelaporan atas Laporan Keuangan Pribadi yang dimasukkan dalam Rencana Keuangan Pribadi tertulis.
Standar Jasa
Konsultansi
Standar umum untuk Akuntan Publik sebagai Praktisi yang harus diterapkan dalam setiap perikatannya,
sebagai berikut :
1. Kecakapan Profesional
Setiap perikatan jasa profesional hanya dapat diterima apabila Akuntan Publik sebagai praktisi yakin
bahwa perikatan tersebut dapat diselesaikan dengan kompeten dan bertanggung jawab.
2. Penggunaan Kemahiran Profesional dengan Cermat dan Seksama
Dalam setiap pelaksanaan jasa profesional, kemahiran profesional praktisi harus digunakan dengan
cermat dan seksama.
Standar Jasa
Konsultansi
3. Perencanaan dan Supervisi
Setiap pekerjaan jasa profesional praktisi harus dilaksanakan dengan perencanaan dan supervisi yang
memadai.