Anda di halaman 1dari 39

BAB XI

PENYELESAIAN AUDIT
CAKUPAN PENYELESAIAN AUDIT

1.Menyempurnakan pekerjaan lapangan.


2.Melakukan evaluasi temuan audit.
3.Melakukan komunikasi tertulis dengan klien.

Pengauditan 2 Halaman 2
MENYEMPURNAKAN PEKERJAAN LAPANGAN

1. Melakukan reviu peristiwa kemudian.


2. Melakukan reviu notulen rapat komisaris dan
manajemen
3. Melakukan reviu persamasalahan hukum, klaim pihak
ketiga, dan asesmen akuntansi (LCA – Litigation, Claim,
and Assessment)
4. Meminta surat representasi manajemen (representation
letter), untuk mendukung bukti-bukti audit tertentu yang
memerlukan validasi serta jaminan keandalan informasi
dari manajemen secara langsung.
5. Melakukan prosedur analitis
Pengauditan 2 Halaman 3
MELAKUKAN EVALUASI TEMUAN AUDIT

• Melakukan pengukuran tingkat materialitas salah


saji dan risiko audit berdasarkan hasil kompilasi
total temuan audit.
• Melakukan reviu terhadap teknis penyajian
laporan keuangan.
• Merumuskan pendapat auditor dan menyusun
draft laporan auditor.
• Melakukan reviu akhir serta penyempurnaan
kertas kerja audit.

Pengauditan 2 Halaman 4
MELAKUKAN KOMUNIKASI TERTULIS DENGAN KLIEN

A. Komunikasi tentang pengendalian internal, untuk


melaporkan termuan kelemahan SPI serta
pengaruhnya terhadap kinerja operasional
perusahaan, baik kelemahan ringan atau kelemahan
material (material weaknesses).
B. Komunikasi tertulis tentang pelaksanaan audit, untuk
melaporkan berbagai hambatan yang terjadi selama
proses pelaksanaan audit, serta berbagai usulan
untuk mengatasinya.

Pengauditan 2 Halaman 5
MELAKUKAN KOMUNIKASI TERTULIS DENGAN KLIEN

Management Letter atau surat komunikasi dengan


manajemen, digunakan untuk melaporkan berbagai
hal yang penting untuk diketahui oleh manajemen,
atau yang disebut dengan reportable conditions, yang
bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas pengelolaan organisasi ke depan.

Pengauditan 2 Halaman 6
PERISTIWA KEMUDIAN (SUBSEQUENT EVENTS)

• Peristiwa kemudian adalah peristiwa yang terjadi setelah


tanggal laporan keuangan, yang berpengaruh material atau
signifikan terhadap laporan keuangan.
• Periode peristiwa kemudian adalah masa antara tanggal
laporan keuangan sampai dengan tanggal akhir pekerjaan
lapangan.
• Tanggal akhir pekerjaan lapangan adalah tanggal akhir
pengumpulan dan pengujian bukti audit.
• Tanggung jawab utama auditor adalah pada peristiwa
kemudian yang terjadi pada “periode peristiwa kemudian”.

Pengauditan 2 Halaman 7
PERISTIWA KEMUDIAN (SUBSEQUENT EVENTS)

Peristiwa Kemudian
31/12/X1 15/03/X2 31/03/X2

Tanggal Tanggal Tanggal


Laporan Akhir Penerbitan
Keuangan Pekerjaan Laporan
Lapangan Auditor

Periode Peristiwa Kemudian


(Subsequent Events Period)

Pengauditan 2 Halaman 8
JENIS PERISTIWA KEMUDIAN

• Peristiwa yang berhubungan dengan ketepatan estimasi


akuntansi dalam laporan keuangan, misalnya: (1) estimasi
beban hadiah, (2) estimasi beban garansi, (3) estimasi
denda tuntutan hukum, (4) pelunasan kembali piutang yang
telah dihapus, dan berbagai estimasi yang lain.

Peristiwa kemudian semacam ini memerlukan usulan jurnal


penyesuaian dan kemungkinan juga memerlukan
pengungkapan atau penjelasan atas laporan keuangan.

Pengauditan 2 Halaman 9
JENIS PERISTIWA KEMUDIAN
Contoh:
Dalam laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 2017
tersaji utang garansi Rp100.000.000,00, sampai dengan
akhir masa garansi, misalnya tanggal 10 Februari 2018
ternyata jumlah realisasi beban garansi hanya
Rp80.000.000,00. Atas peristiwa ini, auditor mengusulkan
jurnal penyesuaian sebagai berikut:
Utang Garansi 20.000.000  
Beban Garansi   20.000.000

Pengauditan 2 Halaman 10
JENIS PERISTIWA KEMUDIAN
2.Peristiwa kemudian yang berpengaruh signifikan terhadap
masa depan perusahaan, misalnya:
a. Kebijakan pengembangan bisnis yang agresif.
b. Kebijakan penghentian divisi atau produk tertentu.
c. Kebijakan penutupan anak cabang.
d. Bencana alam, seperti banjir atau kebakaran.
Peristiwa semacam ini tidak memerlukan penyesuaian atas
laporan keuangan, tetapi memerlukan pengungkapan
dampak peristiwa kemudian terhadap kinerja operasional
perusahaan ke depan.

Pengauditan 2 Halaman 11
PERISTISTIWA KEMUDIAN
SETELAH AKHIR PEKERJAAN LAPANGAN

Jika peristiwa kemudian terjadi setelah tanggal akhir


pekerjaan lapangan tetapi sebelum penerbitan laporan audit,
dan peristiwa kemudian tersebut berpengaruh material
terhadap laporan keuangan atau berpengaruh material
terhadap kegiatan operasional perusahaan ke depan,
peristiwa kemudian tersebut diakomodasi dalam laporan
auditor dengan memberi tanggal khusus, disebut dengan
tanggal ganda (dual dating).

Pengauditan 2 Halaman 12
PERISTISTIWA KEMUDIAN
SETELAH AKHIR PEKERJAAN LAPANGAN

Peristiwa Kemudian

31/12/X1 15/3/X2 20/3/X2 31/3/X2

Tanggal Tanggal Tanggal Tanggal


Laporan Akhir Pekerjaan Peristiwa Penerbitan
Keuangan Lapangan Kemudian Laporan
Auditor
Periode Peristiwa Kemudian

Pengauditan 2 Halaman 13
PERISTISTIWA KEMUDIAN
SETELAH AKHIR PEKERJAAN LAPANGAN

Mengapa menggunakan tanggal ganda?


Dalam kasus di atas, jika tanggal laporan audit digeser ke
tanggal 20/3/X2, maka auditor bertanggungjawab
terhadap seluruh peristiwa yang terjadi antara tanggal
15/3/X2 sampai dengan 20/3/X2.
Dengan tanggal ganda, auditor hanya bertanggungjawab
terhadap peristiwa kemudian yang dilaporkan secara
khusus melalui tanggal ganda tersebut.

Pengauditan 2 Halaman 14
PERISTISTIWA KEMUDIAN
SETELAH AKHIR PEKERJAAN LAPANGAN

Contoh pemberian tanggal ganda:

Tanda tangan partner


 
Nama Partner
 
15 Maret 20X2
Kecuali untuk peristiwa kemudian yang kami temukan pada
tanggal 20 Maret X2, yang kami ungkap pada catatan laporan
keungan nomor xxx.

Pengauditan 2 Halaman 15
REVIU NOTULEN RAPAT KOMISARIS DAN MANAJEMEN

• Tujuan reviu adalah untuk mencermati kemungkinan


adanya kebijakan-kibijakan penting yang berpengaruh
material terhadap kinerja operasional perusahaan,
serta belum diungkapkan secara penuh dalam laporan
keuangan, yang bisa berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pengguna laporan keuangan, baik untuk
keputusan investasi maupun untuk keputusan kredit.

Pengauditan 2 Halaman 16
REVIU NOTULEN RAPAT

• Contoh kebijakan penting dalam notulen rapat:


1.Rencana pengembangan produk baru.
2.Rencana penghentian produk tertentu.
3.Rencana pembukaan cabang perusahaan.
4.Rencana ekspansi bisnis ke luar negeri.
5.Rencana penutupan cabang perusahaan.
6.Rencana penjadwalan ulang pelunasan utang.

Berbagai rencana seperti ini bisa berpengaruh signifikan


terhadap keputusan investasi dan atau kredit calon investor
dan calon kreditor.

Pengauditan 2 Halaman 17
REVIU LCA (LITIGATION, CLAIM, AND ASSESSMENT)

• LCA (Litigation, Claim, and Assessment) adalah


permasalahan hukum (ligigation), tuntutan pihak ketiga
(claim), dan penilaian konsekuensi keuangan dari berbagai
permasalahan hukum (assessment).
• Tujuan reviu LCA adalah untuk menemukan permasalahan
LCA yang belum diungkap atau dijelaskan secara penuh
dalam laporan keuangan, sehingga memerlukan usulan
penyempurnaan pengungkapan dalam laporan keuangan.

Pengauditan 2 Halaman 18
REVIU LCA (LITIGATION, CLAIM, AND ASSESSMENT)

3. Prosedur audit LCA:


a. Wawancara tertulis dengan pihak-pihak yang
bertanggungjawab terhadap LCA.
b. Membuat surat konfirmasi LCA (letter of audit
inquiry) ke kuasa hukum klien, dan
c. Meminta manajemen untuk membuat surat
pernyataan manajemen tentang status LCA
(representation letter).

Pengauditan 2 Halaman 19
SURAT REPRESENTASI MANAJEMEN
(REPRESENTATION LETTER)

• Surat representasi manajemen (representation letter),


adalah surat pernyataan tertulis dari manajemen, yang
diminta oleh auditor, untuk memperkuat bukti audit yang
telah diperoleh oleh auditor.
• Fungsi Surat Representasi Manajemen
a. Untuk mengkonfirmasi pernyataan lisan manajemen.
b. Untuk mendokumentasikan pernyataan manajemen.
c. Untuk mengurangi potensi salah faham tentang
pernyataan manajemen.

Pengauditan 2 Halaman 20
SURAT REPRESENTASI MANAJEMEN
(REPRESENTATION LETTER)
3. Isi Surat Representasi Manajemen
a. Pernyataan tentang tanggungjawab manajemen
terhadap laporan keuangan.
b. Pernyataan tentang kelengkapan informasi dan
bukti yang diserahkan kepada auditor.
c. Penjelasan tentang masalah pengakuan
pendapatan, estimasi akuntansi, dan
pengungkapan.
d. Penjelasan tentang peristiwa kemudian
(subsequent events).

Pengauditan 2 Halaman 21
SURAT REPRESENTASI MANAJEMEN
(REPRESENTATION LETTER)
4. Pengaruh Surat Representasi Manajemen
Penolakan manajemen untuk membuat surat
representasi manajemen dapat mempengaruhi opini
auditor atas asersi manajemen, mulai dari opini wajar
dengan pengecualian hingga menolak untuk
memberikan opini, tergantung pada pengaruh surat
representasi manajemen terhadap kewajaran laporan
keuangan secara keseluruhan.

Pengauditan 2 Halaman 22
PENGUJIAN ANALITIS

• Pada tahap penyelesaian audit, pengujian analitis ditujukan


untuk mereviu kewajaran laporan keuangan secara
keseluruhan, dengan cara menganalisis tentang asersi
manajemen yang tidak sesuai dengan angka pembanding,
baik angka anggaran, angka tahun sebelumnya, angka
industri, maupun angka pembanding yang lain.
• Prinsip Pelaksanaan Prosedur Analitis adalah diterapkan
pada laporan keuangan per audit serta pada area area
kritis yang teridentifikasi selama proses audit.

Pengauditan 2 Halaman 23
EVALUASI TEMUAN AUDIT

• Tujuan Evaluasi Temuan Audit


a. Untuk menentukan jenis opini auditor yang akan
dikeluarkan (wajar tanpa pengecualian, wajar
dengan pengecualian, tidak wajar, atau menolak
memberikan pendapat).
b. Untuk menentukan kesesuaian pelaksanaan audit
dengan standar audit, yaitu Standar Profesional
Akuntan Publik (SPAP) atau ISA (the International
Standards on Auditing).

Pengauditan 2 Halaman 24
EVALUASI TEMUAN AUDIT

2. Prosedur Evaluasi Temuan Audit


a. Membuat asesmen final materialitas dan risiko audit.
b. Melakukan asesmen tentang kelangsungan hidup
perusahaan.
c. Melakukan reviu terhadap ketepatan pelaporan
elemen-elemen dalam laporan keuangan.
d. Merumuskan opini auditor.
e. Membuat draft laporan auditor.
f. Melakukan reviu akhir kertas kerja audit.

Pengauditan 2 Halaman 25
EVALUASI TEMUAN AUDIT

Asesmen Final Materialitas Salah Saji


•Asesmen final materialitas salah saji ditujukan untuk
menentukan kewajaran kewajaran laporan keuangan secara
keseluruhan, setelah mempertimbangkan berbagai temuan
selama proses audit.
•Asesmen final materialitas didasarkan pada tiga hal sebagai
berikut:
a. Salah saji yang teridentifikasi pada pengujian
substantif.

Pengauditan 2 Halaman 26
EVALUASI TEMUAN AUDIT

a. Prediksi potensi salah saji berdasarkan pengujian


sampel.
b. Prediksi salah saji berdasarkan pengujian analitis.

Kombinasi dari ketiga komponen diatas, yang terjadi


pada setiap akun yang diaudit, disebut dengan potensi
salah saji (likely misstatement), dan untuk seluruh akun
disebut total potensi salah saji (agregate likely
misstatement).

Pengauditan 2 Halaman 27
EVALUASI TEMUAN AUDIT

Evaluasi Kelangsungan Hidup Perusahaan


•Audit laporan keuangan ditujukan untuk memberikan opini atas
kewajaran laporan keuangan, agar laporan keuangan aman untuk
digunakan sebagai dasar perencanaan dan keputusan bisnis bagi
penggunanya.
•Dalam hal terdapat keraguan substansial atas kelangsungan hidup
perusahaan (substantial doubt about the going concern), auditor
perlu mengungkapkannya dalam laporan hasil audit yang
dikeluarkannya. Informasi yang dapat digunakan sebagai dasar
pengukuran kelangsungan hidup perusahaan antara lain:

Pengauditan 2 Halaman 28
EVALUASI TEMUAN AUDIT
a. Ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya.
b. Restrukturisasi utang.
c. Revisi kegiatan operasional karena tekanan faktor-
faktor eksternal.
d. Rencana dan langkah manajemen untuk mencegah
efek negatif kondisi bisnis.
e. Prediksi efektifitas implementasi langkah strategis
manajemen dalam menghadapi situasi bisnis yang
dihadapinya.

Pengauditan 2 Halaman 29
EVALUASI TEMUAN AUDIT
3. Evaluasi kelangsungan hidup organisasi mencakup:
a. Evaluasi kecukupan pengungkapan dalam laporan
keuangan
b. Evaluasi teknis ketepatan penggunaan bahasa
pengungkapan.
4. Materi pengungkapan mencakup:
a. Kondisi dan peristiwa yang menyebabkan munculnya
keraguan substansial kelangsungan hidup perusahaan.
b. Kemungkinan-kemungkinan akibat dari kondisi dan keadaan
sulit yang dihadapi perusahaan.
c. Hasil evaluasi manajemen dan upaya pencegahannya.
d. Potensi penghentian kegiatan operasional.

Pengauditan 2 Halaman 30
REVIU TEKNIS PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN

Reviu teknis penyajian laporan keuangan mencakup beberapa


langkah sebagai berikut:
•Membuat checklists tentang hal-hal penting dalam penyajian laporan
keuangan.
•Mencocokkan laporan keuangan per audit dengan komponen
laporan keuangan yang tertulis dalam checklists laporan keuangan.
•Checklists mencakup bentuk dan isi dari laporan keuangan,
termasuk pengungkapan atas laporan keuangan.
•Memasukkan Checklists yang sudah diisi dan temuan hasil reviu ke
dalam kertas kerja audit.

Pengauditan 2 Halaman 31
OPINI AUDITOR DAN LAPORAN AUDITOR

Opini auditor dan draft laporan audit dibuat untuk dua hal
sebagai berikut:
•Opini auditor dan draft laporan auditor atas laporan keuangan.
•Opini auditor dan draft laporan auditor atas Sistem
Pengendalian Internal laporan keuangan (terutama untuk
perusahaan publik). Jika terdapat kelemahan material/material
weaknesses dalam Sistem Pengendalian Internal, auditor
dapat memberikan pendapat tidak wajar (adverse opinion) atas
sistem pengendalian interen.

Pengauditan 2 Halaman 32
REVIU AKHIR KERTAS KERJA

Reviu akhir kertas kerja dilakukan oleh manajer audit dan


partner KAP, dengan cakupan reviu sebagai berikut:
•Manajer: melakukan reviu kertas kerja yang dibuat oleh
senior auditor, termasuk reviu atas beberapa atau seluruh
kertas kerja yang telah direviu oleh senior auditor.
•Partner yang bertanggungjawab terhadap penugasan
audit: melakukan reviu kertas kerja yang dibuat oleh
manajer, dan mereviu kertas kerja lain secara selektif.

Pengauditan 2 Halaman 33
REVIU AKHIR KERTAS KERJA

Tujuan Reviu Kertas Kerja oleh Partner KAP


•Menguji ketepatan dan kelengkapan kertas kerja.
•Menguji ketepatan pertimbangan profesional pembuat
kertas kerja.
•Menguji kesesuaian pelaksanaan audit dengan
kesepakatan audit yang tertulis dalam surat penugasan audit
•Menguji ketepatan penyelesaian seluruh pertanyaan
penting tentang akuntansi, audit, dan pelaporan keuangan,
yang timbul di sepanjang proses audit.

Pengauditan 2 Halaman 34
REVIU AKHIR KERTAS KERJA

5. Menguji kesesuaian pendapat auditor dengan kertas


kerja yang mendukungnya.
6. Menguji kesesuaian pelaksanaan audit dengan SPAP
dan kebijakan kontrol kualitas KAP.

Sejumlah KAP mensyaratkan reviu kertas kerja oleh partner


yang tidak terlibat di dalam proses audit, disebut
independent “cold” (or second) review.

Pengauditan 2 Halaman 35
KOMUNIKASI DENGAN KLIEN

Komunikasi dengan klien dilakukan secara tertulis, melalui


surat yang disebut management letter atau surat yang
ditujukan kepada manajemen.

Tujuan komunikasi adalah untuk memberikan informasi


tentang berbagai hal yang dipandang penting untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses bisnis.

Pengauditan 2 Halaman 36
KOMUNIKASI DENGAN KLIEN

Materi komunikasi mencakup beberapa hal sebagai berikut:


•Hambatan yang terjadi dalam proses pelaksanaan audit serta
alternatif solusinya.
•Kecukupan dan efektifitas Sistem Pengendalian Internal, mencakup:
a.Kelemahan signifikan (significant deficiency), adalah
permasalahan SPI bisa mengganggu kualitas laporan keuangan,
yang mencakup (1) ketepatan waktu, (2) relevansi informasi, (3)
tingkat potensi kesalahan dan kecurangan (error and fraud), (4)
kemudahan akses, serta (5) daya uji atau kemudahan untuk diuji.

Pengauditan 2 Halaman 37
KOMUNIKASI DENGAN KLIEN

a. Kelemahan material (material weaknesses), adalah


kelemahan pada SPI tertentu atau pada SPI secara
keseluruhan, yang mengkibatkan salah saji material
pada laporan tahunan atau laporan interim tidak bisa
dicegah atau dideteksi dengan segera.

Pengauditan 2 Halaman 38
TERIMA KASIH

Pengauditan 2 Halaman 39

Anda mungkin juga menyukai