Dosen Pengampu:
Dr. M. Rasuli, SE., M.Si, Ak., CA
Disusun oleh:
KELOMPOK 13
1. DEASY KOMALASARI (1602123662)
2. HERY ROSALIA (1602111030)
3. YORDANIATI (1602110208)
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2019
Statement of Authorship
Saya/ kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa RMK/ makalah/ tugas
terlampir adalah murni hasil pekerjaan saya/ kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang
saya/ kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.
Materi ini tidak/ belum pernah disajikan/ digunakan sebagai bahan untuk makalah/ tugas pada
mata ajaran lain kecuali saya/ kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/ kami
menggunakannya.
Saya/ kami memahami bahwa tugas yang saya/ kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.
Dosen : Dr.M.Rasuli,SE.,M.Si.,Ak.,CA
2. Yordaniati ( 1602110208 )
4. Prosedur-prosedur tersebut biasanya dilaksanakan oleh manajer audit atau akuntan senior
yang berpengalaman.
Pada tahap penyelesaian audit, auditor bekerja dengan keterbatasan waktu. Hal ini
diakibatkan oleh keinginan klien untuk memperoleh laporan audit secepat mungkin. Meskipun
waktu tidak mendukung auditor, auditor harus menggunakan waktu yang tersedia untuk
membuat pertimbangan professional dan menyatakan pendapat sesuai keadaan yang sebenarnya.
Dalam menyelesaikan audit, auditor seringkali menghadapi kendala waktu, terutama
ketika klien berusaha mendapatkan tanggal yang paling cepat untuk penerbitan laporan audit.
Auditor harus menggunakan waktu tersebut untuk membuat pertimbangan professional yang
baik dan menyatakan pendapat yang tepat dalam situasi bersangkutan. Tanggung jawab auditor
dalam menyelesaikan audit dibagi menjadi tiga kategori berikut ini:
1. Menyelesaikan pekerjaan lapangan
2. Mengevaluasi temuan
3. Berkomunikasi dengan klien
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan?
2. Bagaimana mengevaluasi temuan?
3. Bagaimana berkomunikasi dengan klien?
4. Bagaimana tanggung jawab setelah audit?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah:
1. untuk mengetahui prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan;
2. untuk mengetahui pengevaluasian temuan;
3. untuk mengetahui bagaimana berkomunikasi dengan klien;
4. untuk mengetahui tanggung jawab setelah audit.
BAB II
PEMBAHASAN
Tanggung jawab auditor untuk menilai kewajaran laporan keuangan klien tidak terbatas pada
pemeriksaan atas peristiwa dan transaksi yang terjadi hinggatanggal neraca. AU 560, Subsequent
Events, menyatakan bahwa auditor jugamempunyai tanggung jawab spesifik atas peristiwa dan
transaksi yang:
a. Mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan
b. Merupakan peristiwa penting dan bersifat luar biasa
c. Terjadi sesudah tanggal neraca tetapi sebelum penerbitan laporan keuangan serta laporan
auditor
Memberikan bukti tambahan berkenaan dengan kondisi yang ada pada tanggal neraca dan
mempengaruhi estimasi yang inheren dalam proses penyusunan laporan keuangan. Peristiwa
jenis 1 tersebut memerlukan penyesuaian atas laporan keuangan.
b. Peristiwa Kemudian Jenis 2
Memberikan bukti berkenaan dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca tetapi muncul
setelah tanggal tersebut. Peristiwa jenis 2 tersebut memerlukan pengungkapan dalam laporan,
atau dalam kasus yang sangat material, menyertakan data pro-forma pada laporan keuangan.
Jenis 1 Jenis 2
Realisasi aktiva akhir tahun yang dicatat, Penerbitan obligasi jangka panjang atau
seperti piutang usaha dan persediaan, saham preferen atau saham biasa.
pada jumlah yang berbeda dari yang
Pembelian suatu perusahaan.
dicatat.
Kerugian dari bencana akibat kebakaran.
Penyelesaian estimasi kewajiban akhir
tahun yang dicatat, seperti perkara
pengadilan atau litigasi dan jaminan
produk pada jumlah yang berbeda dari
yang dicatat.
1. Apakah kondisi yang menyebabkan terjadinya peristiwa kemudian tersebut telah ada
sebelum atau pada tanggal neraca? Jika “Ya”, maka auditor berkewajiban untuk mengusulkan
penyesuaian terhadap informasi yang bersangkutan kepada klien.
2. Jika keadaan yang menyebabkan terjadinya peristiwa kemudian tersebut tidak ada sebelum
atau pada tanggal neraca, maka peristiwa kemudian tersebut tidak boleh digunakan untuk meng-
adjust informasi di dalam laporan keuangan klien.
Penyebab terjadinya peristiwa kemudian dalam golongan ini tidak ada sebelum tanggal
neraca, tetapi peristiwa ini sangat penting sehingga memerlukan penjelasan meskipun tidak perlu
penjelasan terhadap laporan keuangan klien. Berikut contoh peristiwa kemudian yang
memerlukan penjelasan di dalam laporan keuangan klien sebagai catatan kaki atau penjelasan
dalam laporan audit:
1. Penurunan harga pasar surat berharga yang dimiliki klien sebagai investasi sementara.
2. Pengeluaran obligasi atau saham.
3. Penyelesaian perkara pengadilan yang peristiwa penyebabnya terjadi setelah tanggal
neraca.
4. Penurunan nilai harga pasar persediaan sebagai akibat larangan pemerintah terhadap
penjualan suatu produk.
5. Kerugian akibat terbakarnya persediaan yang tidak diasuransikan.
Auditor harus mengidentifikasi dan mengevaluasi peristiwa kemudian sampai tanggal laporan
auditor. Tanggung jawab tersebut dapat dilaksanakan dalam dua cara berikut:
· Menanyakan kepada manajemen yang bertanggung jawab atas hal-hal keuangan dan
akuntansi mengenai:
Setiap kewajiban kontinjen atau komitmen besar yang ada pada tanggal neraca atau
tanggal pertanyaan itu diajukan.
Setiap perubahan yang signifikan pada modal saham, hutang jangka panjang atau modal
kerja sampai tanggal pertanyaan diajukan.
Status saat ini dari pos-pos yang sebelumnya dipertanggungjawabkan atas dasar data
sementara, pendahuluan, atau tidak konklusif.
Apakah setiap penyesuaian yang tidak biasa telah dilakukan sejak tanggal neraca.
· Membaca notulen rapat dewan komisaris, pemegang saham, dan komite lainnya yang
sesuai.
· Menanyakan ahli hukum klien mengenai litigasi, klaim, dan penilaian.
· Mendapatkan surat representasi dari klien mengenai perisiwa kemudian yang menurut
pendapatnya akan memerlukan penyesuaian atau pengungkapan.
Kelalaian untuk mencatat atau mengungkapkan secara tepat peristiwa kemudian dalam
laporan keuangan akan menimbulkan penyimpangan dari laporan standar auditor.
Notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan subkomitenya, seperti komite
keuangan dan komite audit, dapat memuat hal-hal yang mempunyai signifikansi audit.
Contohnya: dewan komisaris dapat mengotorisasi penerbitan obligasi baru, pembelian saham
treasuri, dan lain lain. Pembacaan notulen rapat biasanya dilakukan segera setelah hal itu
tersedia, guna memberikan auditor kesempatan maksimum untuk menilai signifikansi auditnya.
Misalnya: informasi yang dipelajari dari catatan tersebut menyebabkan auditor untuk mengubah
pengujian substantif. Dan pembacaan notulen rapat oleh auditor harus didokumentasikan dalam
kertas kerja.
3) Mendapatkan Bukti Mengenai Litigasi, Klaim, dan Penilaian
FASB dalam SFAS 5, mendefinisikan kontinjensi sebagai kondisi, situasi, atau serangkaian
situasi yang ada yang melibatkan ketidakpastian mengenai kemungkinan keuntungan
(kontinjensi keuntungan) dan kerugian (kontinjensi kerugian). Kontinjensi keuntungan hanya
akan menimbulkan masalah yang relatif kecil, sedangkan kontinjensi kerugian seringkali
merupakan masalah yang signifikan bagi auditor. Kontinjensi kerugian meliputi kewajiban yang
potensial dari perselisihan pajak penghasilan, klaim, dan lain-lain mempersyaratkan bahwa
kontinjensi kerugian harus:
a. Dicatat sebagai kewajiban
b. Diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
c. Diabaikan
Pertimbangan Audit
SAS 12 (AU 337.04) menyatakan bahwa auditor harus mendapatkan bukti-bukti tentang:
AU 337.08 menunjukkan bahwa surat pertanyaan audit kepada ahli hukum klien merupakan
sarana utama bagi auditor untuk mendapatkan informasi pendukung tentang LCA yang
diserahkan oleh manajemen. Surat tersebut harus dikirimkan oleh manajemen kepada setiap ahli
hukum yang telah ditugaskan oleh klien.
Pengaruh Jawaban Terhadap Laporan Auditor
Jawaban ahli hukum mungkin tidak mempunyai pengaruh terhadap laporan auditor. Yaitu,
auditor dapat mengeluarkan suatu laporan standar dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
Hal ini dapat terjadi apabila jawabannya menunjukkan bahwa berdasarkan penyelidikan yang
layak atas masalah yang dihadapi, terdapat:
a. Probabilitas yang tinggi atas hasil yang menguntungkan
b. Masalah yang dihadapi adalah tidak material
4) Mendapatkan Surat Representasi Klien
Auditor diwajibkan untuk mendapatkan representasi tertulis tertentu dari manajemen dalam
memenuhi sandar ketiga pekerjaan lapangan. Hal ini dapat dicapai melalui surat representasi
klien, yang umumnya dikenal sebagai surat rep. AU 333,Management Representations,
menjelaskan bahwa representasi merupakan bagian dari barang bukti tetapi bukan pengganti
penerapan prosedur audit yang diperlukan untuk mendapatkan dasar yang layak atas suatu
pendapat. Representasi manajemen harus dapat :
a. Mengkonfirmasikan representasi lisan yang diberikan kepada auditor
b. Mendokumentasikan kelayakan yang berkelanjutan dari representasi tersebut
c. Mengurangi kemungkinan kesalahpahaman mengenai representasi manajemen
Menurut AU 333.06 terdapat empat kategori utama dari representsi spesifik yang harus termasuk
dalam surat rep. Surat representasi itu harus mencakup representasi mengenai :
a. Laporan keuangan
b. Kelengkapan informasi
c. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
d. Peristiwa kemudian
· Pengaruh Terhadap Laporan Auditor
Apabila auditor menerima surat rep dan mampu mendukung representasi manajemen, maka
suatu laporan audit standar dapat dikeluarkan. Tetapi, jika ada keterbatasan pada lingkup audit
jika auditor tidak dapat :
a. Memperoleh surat rep
b. Mendukung representasi manajemen yang bersifat material bagi laporan keuangan dengan
prosedur audit lainnya
Pembatasan lingkup tersebut akan mengakibatkan penyimpangan dari laporan standar auditor
baik melalui pendapat wajar dengan kualifikasi maupun penolakan pemberian pendapat.
Suatu review keseluruhan biasanya akan membandingkan kinerja keuangan entitas yang
dilaporkan dengan sasaran strategisnya atas pendapatan, pelanggan, dan pangsa pasar atas
efisiensi dari proses inti serta kesesuaian ukuran nonkeuangan dengan gambaran keseluruhan
yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
Prasyarat yang esensial dalam memutuskan suatu pendapat yang akan dikeluarkan adalah
penilaian akhir atas materialitas dan risiko audit. Titik tolak untuk melakukan proses ini adalah
menjumlahkan salah saji-salah saji yang ditemukan ketika memeriksa semua akun yang belum
dikoreksi oleh klien. Penentuan auditor atas salah saji dalam suatu akun dapat mencakup
komponen berikut:
a. Salah saji yang belum dikoreksi yang secara spesifik diidentifikasi melalui pengujian
substantif atas rincian transaksi dan saldo
b. Proyeksi salah saji yang belum dikoreksi yang diestimasi melalui teknik sampling audit
c. Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis dan dikuantifikasi oleh
prosedur audit lainnya
Semua komponen yang terdapat dalam suatu akun dikenal sebagai salah saji yang
mungkin, sementara jumlah salah saji yang mungkin dalam semua akun disebut sebagai salah
saji agregat yang mungkin. Penilaian auditor atas salah saji agregat yang mungkin dapat
mencakup pengaruh dari semua salah saji yang mungkin belum dikoreksi selama periode
sebelumnya terhadap laporan keuangan periode berjalan.
b. Meyakinkan klien untuk melakukan koreksi yang diperlukan untuk mengurangi risiko salah
saji yang material
2) Mengevaluasi Kelanjutan Usaha
AU 341 menetapkan tanggung jawab auditor untuk mengevaluasi apakah ada keraguan yang
substansial tentang kemampuan klien untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama suatu
periode waktu yang layak, yaitu tidak melebihi satu tahun di luar tanggal laporan keuangan yang
sedang diaudit. Biasanya, informasi yang akan menimbulkan keraguan yang substansial tentang
asumsi kelanjutan usaha berkaitan dengan ketidakmampuan entitas untuk terus memenuhi
kewajibannya ketika jatuh tempo tanpa diposisi aktiva yang besar di luar arah bisnis yang biasa,
merestrukturisasi hutang, merevisi operasinya yang dipaksa dari luar, atau melakukan tindakan
yang serupa. Jika auditor merasa yakin bahwa terdapat keraguan yang substansial mengenai
kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelanjutan usahanya, maka auditor harus :
a. Mendapatkan informasi mengenai rencana manajemen untuk mengurangi pengaruh
kondisi atau peristiwa tersebut
b. Menilai kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat diterapkan secara efektif tetapi jika
auditor menyimpulkan terdapat keraguan yang substansial mengenai kelanjutan usaha, maka
auditor harus:
Jika auditor menyimpulkan tidak ada keraguan yang substansial, maka auditor tetap harus
mempertimbangkan kebutuhan akan pengungkapan. Beberapa informasi yang mungkin
diungkapkan mencakup:
Kondisi dan peristiwa bersangkutan yang menimbulkan penilaian atas keraguan yang substansial
mengenai kemampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama periode waktu
yang layak.
Sebelum mengeluarkan laporan audit atas klien yang merupakan perusahaan terbuka, review
teknis juga harus dilakukan atas laporan itu oleh partner yang bukan anggota tim audit. Daftar
periksa tersebut mencakup hal-hal yang berkenaan dengan bentuk dan isi dari masing-masing
laporan keuangan dasar termasuk pengungkapan yang disyaratkan.
4) Merumuskan Pendapat Dan Membuat Naskah Laporan Audit
· Pertimbangan yang dilakukan oleh bawahan adalah layak dan tepat pada situasi
bersangkutan.
· Penugasan audit telah diselesaikan sesuai dengan kondisi dan syarat yang ditetapkan
dalam surat penugasan.
· Semua pertanyaan tentang akuntansi, auditing, dan pelaporan signifikan yang timbul
selama audit telah diselesaikan dengan tepat.
· Kertas kerja mendukung pendapat auditor.
· GAAS dan kebijakan serta prosedur pengendalian mutu kantor akuntan telah dipenuhi.
a. Menunjukkan bahwa tujuan audit adalah melaporkan tentang laporan keuangan dan bukan
memberikan kepastian tentang pengendalian internal
b. Menyertakan definisi tentang kondisi yang dapat dilaporkan
c. Menyertakan pembatasan pembagian
2) Mengkomunikasikan Hal-hal Yang Berkenaan Dengan Pelaksanaan Audit
1) Peristiwa Kemudian Yang Terjadi Antara Tanggal Dan Penerbitan Laporan Auditor
SAS 1 (AU 530), menyatakan bahwa auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk
mengajukan pertanyaan atau melaksanakan suatu prosedur audit apapun selama periode waktu
ini guna menemukan peristiwa kemudian yang material. Auditor dapat menggunakan tanggal
ganda dalam laporan audit. Tanggal ganda merupakan praktik yang paling umum karena member
tanggal kembali atas keseluruhan laporan akan memperluas tanggung jawab auditor secara
keseluruhan di luar penyelesaian pekerjaan lapangan.
2) Penemuan Fakta Yang Ada Pada Tanggal Laporan
Auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk menemukan fakta yang ada setelah audit
pada tanggal laporan audit. Namun, SAS 1 (AU 561.04), menunjukkan bahwa jika (1) auditor
menyadari adanya fakta tersebut dan (2) fakta itu mungkin mempengaruhi laporan yang telah
dikeluarkan, maka auditor diwajibkan untuk memastikan reliabilitas informasi itu. Apabila
penyelidikan lebih lanjut menguatkan eksistensi fakta itu dan auditor merasa yakin bahwa
informasi itu penting bagi mereka yang mengandalkan atau cenderung mengandalkan pada
laporan keuangan, maka auditor harus mengambil langkah-langkah untuk mencegah
ketergantungan pada laporan audit itu di masa depan.
Jika klien menolak untuk mengungkapkan fakta yang baru ditemukan, maka auditor harus
memberi tahu setiap anggota dewan komisaris mengenai penolakan tersebut penyelidikan yang
memuaskan, maka tanpa mengungkapkan informasi spesifik, auditor harus (1) menunjukkan
tidak adanya kerjasama itu dan (2) menyatakan bahwa jika informasi itu benar, laporan audit
tidak dapat lagi diandalkan.
3) Penemuan Prosedur Yang Dihilangkan
Ketika menemukan suatu prosedur yang telah dihilangkan, auditor harus menilai kepentingan
hal itu bagi kepentingan hal itu bagi kemampuannya saat ini untuk mendukung pendapat yang
dinyatakan atas laporan keuangan. AU 390.05 menunjukkan jika auditor memutuskan bahwa
pendapatnya tidak dapat didukung dan auditor yakin bahwa orang-orang saat ini mengandalkan
pada laporan itu, maka auditor harus segera melaksanakan prosedur yang dihilangkan atau
prosedur alternatif yang akan memberikan dasar yang memuaskan atas pendapatnya.
Apabila dasar yang memuaskan untuk menyatakan pendapat telah diperoleh dan bukti-bukti
mendukung pendapat yang dinyatakan, auditor tidak mempunyai tanggung jawab lagi. Tetapi,
jika pelaksanaan prosedur yang dihilangkan mengungkapkan fakta yang ada pada tanggal
laporan sehingga akan mengubah pendapat yang dinyatakan sebelumnya, auditor harus
mengikuti prosedur pemberitahuan yang diuraikan dalam paragraph terakhir dari bagian
terdahulu untuk mencegah ketergantungan selanjutnya atas laporan bersangkutan. Jika auditor
tidak dapat melaksanakan prosedur alternatif atau yang dihilangkan, maka auditor dapat
berkonsultasi dengan pengacara untuk menentukan tindakan yang tepat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam menyelesaikan atau melengkapi pekerjaan lapangan, auditor melaksanakan
beberapa prosedur audit untuk menghimpun tambahan bahan bukti audit. Ada lima prosedur
yang dapat dilakukan oleh auditor, yaitu:
1. Melakukan penelaahan peristiwa kemudian (subsequent event review)
2. Membaca notulen rapat
3. Mengajukan pertanyaan atau melakukan konfirmasi dengan penasihat hukum klien
4. Menghimpun surat representasi klien
5. Melaksanakan prosedur analitis komprehensi
1. Komite audit
2. Manajemen.
1. Peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal laporan audit dan tanggal dipublikasikannya
laporan audit.
2. Penemuan fakta-fakta baru. Fakta-fakta baru yang ditemukan mungkin mempengaruhi
penyajian laporan keuangan yang akan berakibat menyesatkan para pengguna laporan
keuangan.
3. Penemuan adanya prosedur yang tidak dilaksanakan. Prosedur yang belum dilaksanakan
akan mempengaruhi tingkat efektivitas audit. Bila efektivitas audit lemah ada kemungkinan
auditor tidak dapat mencapai tingkat risiko deteksi yang direncanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim dan Totok Budisantoso, AUDITING 2 Dasar-dasar Prosedur Pengauditan Laporan
Keuangan Edisi 3, UPP AMP YKPN Yogyakarta: 2004
https://www.academia.edu/34931772/penyelesaian_dan_tanggung_jawab_pasca_audit
https://id.scribd.com/document/265042760/Penyelesaian-Audit-Dan-Tanggung-Jawab-Pasca-
Audit
Willian C. Boynton, Raymon N. Johnson, Walter G. Kell, 2003, Moderen Auditing edisi ke-7,
Jakarta, Erlangga.