Anda di halaman 1dari 18

Penyelesaian & Tanggung Jawab Setelah Audit

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tahap penyelesaian audit sangat mempengaruhi keberhasilan hasil audit. Tahap ini
sangat penting dan dilaksanakan setelah pelaksanaan audit atas berbagai siklus. Keputusan
yang diambil auditor selama tahap penyelesaian ini untuk mencapai hasil audit yang optimal.
Berbagai prosedur yang diterapkan dalam tahap ini dapat menghasilkan bukti tambahan yang
dapat mempengaruhi kesimpulan audit. Pengaruh tersebut meliputi kesimpulan akhir atas
saldo setiap rekening yang akan dicantumkan dalam laporan keuangan, dan pendapat auditor
atas laporan keuangan secara keseluruhan. Prosedur-prosedur yang diterapkan pada tahap
penyelesaian audit mempunyai beberapa karakteristik khusus, yaitu:

1. Prosedur-prosedur tersebut tidak mengacu ke siklus transaksi maupun saldo rekening


tertentu.

2. Prosedur-prosedur tersebut dilaksanakan setelah tanggal neraca.

3. Prosedur-prosedur tersebut sangat memerlukan pertimbangan subyektif auditor.

4. Prosedur-prosedur tersebut biasanya dilaksanakan oleh manajer audit atau akuntan senior
yang berpengalaman.

Pada tahap penyelesaian audit, auditor bekerja dengan keterbatasan waktu. Hal ini
diakibatkan oleh keinginan klien untuk memperoleh laporan audit secepat mungkin.
Meskipun waktu tidak mendukung auditor, auditor harus menggunakan waktu yang tersedia
untuk membuat pertimbangan professional dan menyatakan pendapat sesuai keadaan yang
sebenarnya.

Dalam menyelesaikan audit, auditor seringkali menghadapi kendala waktu, terutama


ketika klien berusaha mendapatkan tanggal yang paling cepat untuk penerbitan laporan audit.
Auditor harus menggunakan waktu tersebut untuk membuat pertimbangan professional yang
baik dan menyatakan pendapat yang tepat dalam situasi bersangkutan. Tanggung jawab
auditor dalam menyelesaikan audit dibagi menjadi tiga kategori berikut ini:

1. Menyelesaikan pekerjaan lapangan

2. Mengevaluasi temuan

3. Berkomunikasi dengan klien

1 | Page
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah adalah sebagai
berikut.

1. Bagaimana prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan?

2. Bagaimana mengevaluasi temuan?

3. Bagaimana berkomunikasi dengan klien?

4. Bagaimana tanggung jawab setelah audit?

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah:

1. untuk mengetahui prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan;

2. untuk mengetahui pengevaluasian temuan;

3. untuk mengetahui bagaimana berkomunikasi dengan klien;

4. untuk mengetahui tanggung jawab setelah audit.

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Menyelesaikan Pekerjaan Lapangan

Jika semua unsur laporan keuangan telah selesai diaudit, auditor telah pada tahap akhir
auditnya. Sebelum ia meninggalkan perusahaan klien, ia harus mereview kertas kerja yang
dibuatnya dengan cara membandingkannya dengan kuesioner pengendalian intern dan
program pengujian subtantif, untuk memperoleh keyakinan bahwa semua informasi yang
diperlukannya sebagai dasar penyusunan laporan audit telah terkumpul semua. Untuk itu
dalam menyelesaikan pekerjaan lapangan, auditor melaksanakan prosedur audit spesifik untuk
mendapatkan bukti audit tambahan. Prosedurnya adalah :

1. Melakukan review atas peristiwa kemudian.

2 | Page
2. Membaca notulen rapat

3. Mendapatkan bukti mengenai litigasi, klaim, dan penilaian.

4. Mendapatkan surat representasi klien

5. Melaksanakan prosedur analitis

2.1.1 Melaksanakan Review Atas Peristiwa Kemudian

Tanggung jawab auditor untuk menilai kewajaran laporan keuangan klien tidak terbatas
pada pemeriksaan atas peristiwa dan transaksi yang terjadi hinggatanggal neraca. AU
560, Subsequent Events, menyatakan bahwa auditor jugamempunyai tanggung jawab spesifik
atas peristiwa dan transaksi yang:

a. Mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan

b. Merupakan peristiwa penting dan bersifat luar biasa

c. Terjadi sesudah tanggal neraca tetapi sebelum penerbitan laporan keuangan serta laporan
auditor

Sebelum menyusun draft laporan audit, auditor harus mereview peristiwa-peristiwa


kemudian. Review ini terutama bertujuan untuk menentukan apakah peristiwa tersebut
mempunyai dampak yang sedemikian material terhadap penyajian informasi di dalam laporan
keuangan klien.

Jenis Peristiwa

Berikut adalah dua jenis peristiwa kemudian menurut AU 560.03 dan .05 :

a. Peristiwa Kemudian Jenis 1

Memberikan bukti tambahan berkenaan dengan kondisi yang ada pada tanggal neraca dan
mempengaruhi estimasi yang inheren dalam proses penyusunan laporan keuangan. Peristiwa
jenis 1 tersebut memerlukan penyesuaian atas laporan keuangan.

b. Peristiwa Kemudian Jenis 2

Memberikan bukti berkenaan dengan kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca tetapi
muncul setelah tanggal tersebut. Peristiwa jenis 2 tersebut memerlukan pengungkapan dalam

3 | Page
laporan, atau dalam kasus yang sangat material, menyertakan data pro-forma pada laporan
keuangan.

Jenis 1 Jenis 2

Realisasi aktiva akhir tahun yang dicatat, Penerbitan obligasi jangka panjang atau
seperti piutang usaha dan persediaan, saham preferen atau saham biasa.
pada jumlah yang berbeda dari yang
Pembelian suatu perusahaan.
dicatat.
Kerugian dari bencana akibat kebakaran.
Penyelesaian estimasi kewajiban akhir
tahun yang dicatat, seperti perkara
pengadilan atau litigasi dan jaminan
produk pada jumlah yang berbeda dari
yang dicatat.

Peristiwa Kemudian Jenis 1

Peristiwa atau transaksi ini memberikan informasi tambahan bagi manajemen untuk
menentukan saldo akun penilian pada tanggal neraca dan juga kepada auditor dalam
memverifikasi saldo akun tersebut. Dalam mempertimbangkan apakah suatu peristiwa
kemudian perlu diusulkan kepada klien untuk digunakan meng-adjust informasi di dalam
laporan keuangan klien, maka auditor harus membedakan kondisi berikut ini:

1. Apakah kondisi yang menyebabkan terjadinya peristiwa kemudian tersebut telah ada
sebelum atau pada tanggal neraca? Jika Ya, maka auditor berkewajiban untuk mengusulkan
penyesuaian terhadap informasi yang bersangkutan kepada klien.

2. Jika keadaan yang menyebabkan terjadinya peristiwa kemudian tersebut tidak ada sebelum
atau pada tanggal neraca, maka peristiwa kemudian tersebut tidak boleh digunakan untuk
meng-adjust informasi di dalam laporan keuangan klien.

Peristiwa Kemudian Jenis 2

Penyebab terjadinya peristiwa kemudian dalam golongan ini tidak ada sebelum tanggal
neraca, tetapi peristiwa ini sangat penting sehingga memerlukan penjelasan meskipun tidak
perlu penjelasan terhadap laporan keuangan klien. Berikut contoh peristiwa kemudian yang

4 | Page
memerlukan penjelasan di dalam laporan keuangan klien sebagai catatan kaki atau penjelesan
dalam laporan audit:

1. Penurunan harga pasar surat berharga yang dimiliki klien sebagai investasi sementara.

2. Pengeluaran obligasi atau saham.

3. Penyelesaian perkara pengadilan yang peristiwa penyebabnya terjadi setelah tanggal neraca.

4. Penurunan nilai harga pasar persediaan sebagai akibat larangan pemerintah terhadap
penjualan suatu produk.

5. Kerugian akibat terbakarnya persediaan yang tidak diasuransikan.

Untuk memperoleh gambaran mengenai pengaruh peristiwa kemudian terhadap laporan


keuangan, berikut daftar contoh peristiwa kemudian yang diklasifikasikan menurut akun yang
terpengaruh penyajiannya

Akun yang terpengaruh Peristiwa Kemudian


Kas Bank klien bangkrut
Keputusan pengadilan yang menyita dana
klien
Perampokan, pencurian dan penggelapan
kas yang jumlahnya melebihi ganti rugi
yang diterima dari perusahaan asuransi
Piutang usaha Kegagalan penagihan piutang usaha kepada
sebagian besar pelanggan yang tidak
diperkirakan sebelumnya
Investasi Penurunan drastis harga pasar surat berharga
Kesulitan keuangan yang dialami oleh
perusahaan yang mengeluarkan surat
berharga yang dimiliki oleh klien sebagai
investasi
Kegagalan pembayaran bunga dan pokok
pinjaman oleh perusahaan yang
mengeluarkan obligasi
Penjualan surat berharga pada harga yang
jauh di atas atau di bawah kosnya
Persediaan Kerugian karena kebakaran atau bencana
alam yang lain, yang tidak diasuransikan

5 | Page
Kenaikan atau penurunan drastis harga pasar
persediaan
Perubahan metode penentuan harga
persediaan
Pengggunaan persediaan yang bersifat luar
biasa sebagai jaminan penarikan kredit
Aktiva tetap Kerugian karena kebakaran atau bencana
alam yang lain, tidak diasuransikan
Rencana perluasan usaha atau pengurangan
dana
Penilaian aktiva tetap
Keuangan aktiva tetap karena perubahan
yang mendadak pada permintaan atau
produk yang dihasilkan
Utang lancer Komitmen pembelian yang bersifat luar
biasa, yang disertai dengan penurunan harga
jual barang dagangan
Pembatalan kontrak pembelian
Kegagalan dalam pembayaran utang wesel
Utang jangka panjang Kenaikan yang besar dalam utang jangka
panjang
Kegagalam dalam membayar bunga dan
pokok pinjaman
Modal saham Kenaikan atau penurunan jumlah lembar
saham yang beredar
Transakasi pembelian saham sebagai
treasury stock yang bersifat luar biasa
Reorganisasi struktur modal saham
Pengubahan utang obligasi menjadi saham
biasa
Perubahan bentuk badan usaha, misalnya
dari badan usaha berbentuk persekutuan
(CV/Firma) menjadi perseroan terbatas (PT)
atau sebaliknya
Laba ditahan Pembagian dividen yang bersifat luar biasa,
yang menganggu modal kerja
Penyisihan laba yang ditahan yang bersifat

6 | Page
luar biasa
Laba/rugi yang jumlahnya material, yang
dikreditkan atau didebitkan langsung ke
dalam akun Saldo Laba
Unsur lain Perubahan pinjaman puncak
Perubahan kebijakan manajemen
Perubahan undang-undang
Tambahan pengenaan pajak atau penerimaan
penggantian pajak (tax refund) yang bersifat
luar biasa
Persyaratan yang ditetapkan oleh pasar
modal

Prosedur Audit Dalam Periode Setelah Tanggal Neraca

Auditor harus mengidentifikasi dan mengevaluasi peristiwa kemudian sampai tanggal


laporan auditor. Tanggung jawab tersebut dapat dilaksanakan dalam dua cara berikut:

a. Mewaspadai peristiwa kemudian dalam melaksanakan pengujian substantif akhir tahun


seperti pengujian pisah batas dan mencari kewajiban yang belum tercatat.

b. Melaksanakan prosedur audit yang ditetapkan dalam AU 560.12 atau mendekati akhir
pekerjaan lapangan.

Membaca laporan keuangan interim akhir yang tersedia serta membandingkannya dengan
laporan yang sedang dilaporkan dan melakukan perbandingan lainnya yang sesuai dalam
situasi-situasi itu.

Menanyakan kepada manajemen yang bertanggung jawab atas hal-hal keuangan dan
akuntansi mengenai:

Setiap kewajiban kontinjen atau komitmen besar yang ada pada tanggal neraca atau tanggal
pertanyaan itu diajukan.

Setiap perubahan yang signifikan pada modal saham, hutang jangka panjang atau modal kerja
sampai tanggal pertanyaan diajukan.

Status saat ini dari pos-pos yang sebelumnya dipertanggungjawabkan atas dasar data
sementara, pendahuluan, atau tidak konklusif.

Apakah setiap penyesuaian yang tidak biasa telah dilakukan sejak tanggal neraca.

7 | Page
Membaca notulen rapat dewan komisaris, pemegang saham, dan komite lainnya yang
sesuai.

Menanyakan ahli hokum klien mengenai litigasi, klaim, dan penilaian.

Mendapatkan surat representasi dari klien mengenai perisiwa kemudian yang menurut
pendapatnya akan memerlukan penyesuaian atau pengungkapan.

Melakukan tanya-jawab tambahan atau melaksanakan prosedur tambahan yang dipandang


perlu dalam situasi-situasi itu.

Pengaruh Terhadap Laporan Auditor

Kelalaian untuk mencatat atau mengungkapkan secara tepat peristiwa kemudian dalam
laporan keuangan akan menimbulkan penyimpangan dari laporan standar auditor.

2.1.2 Membaca Notulen Rapat

Notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan subkomitenya, seperti komite
keuangan dan komite audit, dapat memuat hal-hal yang mempunyai signifikansi audit.
Contohnya: dewan komisaris dapat mengotorisasi penerbitan obligasi baru, pembelian saham
treasuri, dan lain lain. Pembacaan notulen rapat biasanya dilakukan segera setelah hal itu
tersedia, guna memberikan auditor kesempatan maksimum untuk menilai signifikansi
auditnya. Misalnya: informasi yang dipelajari dari catatan tersebut menyebabkan auditor
untuk mengubah pengujian substantif. Dan pembacaan notulen rapat oleh auditor harus
didokumentasikan dalam kertas kerja.

2.1.3 Mendapatkan Bukti Mengenai Litigasi, Klaim, dan Penilaian

FASB dalam SFAS 5, mendefinisikan kontinjensi sebagai kondisi, situasi, atau


serangkaian situasi yang ada yang melibatkan ketidakpastian mengenai kemungkinan
keuntungan (kontinjensi keuntungan) dan kerugian (kontinjensi kerugian). Kontinjensi
keuntungan hanya akan menimbulkan masalah yang relatif kecil, sedangkan kontinjensi
kerugian seringkali merupakan masalah yang signifikan bagi auditor. Kontinjensi kerugian
meliputi kewajiban yang potensial dari perselisihan pajak penghasilan, klaim, dan lain-lain
mempersyaratkan bahwa kontinjensi kerugian harus:

a. Dicatat sebagai kewajiban

8 | Page
b. Diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan

c. Diabaikan

v Pertimbangan Audit

SAS 12 (AU 337.04) menyatakan bahwa auditor harus mendapatkan bukti-bukti tentang:

a. Eksistensi kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang menunjukan ketidakpastian


mengenai kemungkinan terjadinya kerugian pada suatu entitas dari litigasi, klaim, dan
penilaian (LCA).

b. Periode di mana penyebab yang mendasari tindakan hukum terjadi.

c. Tingkat probabilitas hasil yang tidak menguntungkan.

d. Jumlah atau rentang kerugian yang potensial.

v Surat Pertanyaan Audit

AU 337.08 menunjukkan bahwa surat pertanyaan audit kepada ahli hukum klien
merupakan sarana utama bagi auditor untuk mendapatkan informasi pendukung tentang LCA
yang diserahkan oleh manajemen. Surat tersebut harus dikirimkan oleh manajemen kepada
setiap ahli hukum yang telah ditugaskan oleh klien.

v Pengaruh Jawaban Terhadap Laporan Auditor

Jawaban ahli hukum mungkin tidak mempunyai pengaruh terhadap laporan auditor. Yaitu,
auditor dapat mengeluarkan suatu laporan standar dengan pendapat wajar tanpa pengecualian.
Hal ini dapat terjadi apabila jawabannya menunjukkan bahwa berdasarkan penyelidikan yang
layak atas masalah yang dihadapi, terdapat:

a. Probabilitas yang tinggi atas hasil yang menguntungkan

b. Masalah yang dihadapi adalah tidak material

2.1.4 Mendapatkan Surat Representasi Klien

Auditor diwajibkan untuk mendapatkan representasi tertulis tertentu dari manajemen


dalam memenuhi sandar ketiga pekerjaan lapangan. Hal ini dapat dicapai melalui surat

9 | Page
representasi klien, yang umumnya dikenal sebagai surat rep. AU 333,Management
Representations, menjelaskan bahwa representasi merupakan bagian dari barang bukti tetapi
bukan pengganti penerapan prosedur audit yang diperlukan untuk mendapatkan dasar yang
layak atas suatu pendapat. Representasi manajemen harus dapat :

a. Mengkonfirmasikan representasi lisan yang diberikan kepada auditor

b. Mendokumentasikan kelayakan yang berkelanjutan dari representasi tersebut

c. Mengurangi kemungkinan kesalahpahaman mengenai representasi manajemen

Isi Surat Representasi

Menurut AU 333.06 terdapat empat kategori utama dari representsi spesifik yang harus
termasuk dalam surat rep. Surat representasi itu harus mencakup representasi mengenai :

a. Laporan keuangan

b. Kelengkapan informasi

c. Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan

d. Peristiwa kemudian

Pengaruh Terhadap Laporan Auditor

Apabila auditor menerima surat rep dan mampu mendukung representasi manajemen,
maka suatu laporan audit standar dapat dikeluarkan. Tetapi, jika ada keterbatasan pada
lingkup audit jika auditor tidak dapat :

a. Memperoleh surat rep

b. Mendukung representasi manajemen yang bersifat material bagi laporan keuangan dengan
prosedur audit lainnya

Pembatasan lingkup tersebut akan mengakibatkan penyimpangan dari laporan standar


auditor baik melalui pendapat wajar dengan kualifikasi maupun penolakan pemberian
pendapat.

2.1.5 Melaksanakan Prosedur Analitis

Prosedur analitis disyaratkan dalam penyelesaian audit sebagai review


keseluruhan atas laporan keuangan. SAS 56 (AU 329.22) menyatakan bahwa tujuan dari
review keseluruhan adalah untuk membantu auditor menilai kesimpulan yang dicapai dalam

10 | P a g e
audit dan dalam mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Dalam
melakukan review keseluruhan, auditor membaca laporan keuangan dan catatan serta
mempertimbangkan kelayakan bukti yang diperoleh dalam menanggapi saldo dan hubungan
yang tidak biasa serta tidak terduga yang :

a. Diantisipasi dalam perencanaan audit

b. Diidentifikasi selama audit dalam pengujian substantive

Dalam melakukan reviewe keseluruhan atas kewajaran penyajian laporan keuangan,


data perusahaan dapat dibandingkan dengan (1) hasil yang diharapkan entitas berdasarkan
dinamika bisnis yang mendasarinya, (2) data yang tersedia mengenai kinerja industri, dan (3)
data nonkeuangan yang relevan seperti unit yang diproduksi atau dijual serta jumlah
karyawan.

Suatu review keseluruhan biasanya akan membandingkan kinerja keuangan entitas


yang dilaporkan dengan sasaran strategisnya atas pendapatan, pelanggan, dan pangsa pasar
atas efisiensi dari proses inti serta kesesuaian ukuran nonkeuangan dengan gambaran
keseluruhan yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

2.2 Mengevaluasi Temuan

Terdapat dua tujuan auditor dalam mengevaluasi temuan-temuan, yaitu:

a. Menentukan jenis pendapat yang harus dinyatakan

b. Menentukan apakah GAAS telah dipenuhi dalam audit

Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor menyelesaikan langkah-langkah berikut :

2.2.1 Membuat Penilaian Akhir Atas Materialitas Dan Risiko Audit

Prasyarat yang esensial dalam memutuskan suatu pendapat yang akan dikeluarkan
adalah penilaian akhir atas materialitas dan risiko audit. Titik tolak untuk melakukan proses
ini adalah menjumlahkan salah saji-salah saji yang ditemukan ketika memeriksa semua akun
yang belum dikoreksi oleh klien. Penentuan auditor atas salah saji dalam suatu akun dapat
mencakup komponen berikut:

a. Salah saji yang belum dikoreksi yang secara spesifik diidentifikasi melalui pengujian
substantif atas rincian transaksi dan saldo

b. Proyeksi salah saji yang belum dikoreksi yang diestimasi melalui teknik sampling audit

11 | P a g e
c. Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis dan dikuantifikasi oleh prosedur
audit lainnya

Semua komponen yang terdapat dalam suatu akun dikenal sebagai salah saji yang
mungkin, sementara jumlah salah saji yang mungkin dalam semua akun disebut sebagai salah
saji agregat yang mungkin. Penilaian auditor atas salah saji agregat yang mungkin dapat
mencakup pengaruh dari semua salah saji yang mungkin belum dikoreksi selama periode
sebelumnya terhadap laporan keuangan periode berjalan.

Data yang telah diakumulasi kemudian dibandingkan dengan pertimbanga pendahuluan


auditor mengenai materialitas yang dibuat ketika merencanakan audit. Dalam merencanakan
audit, auditor menetapkan tingkat risiko audit yang dapat diterima. Jika salah saji agregat
meningkat, maka risiko bahwa laporan keuangan mengandung salah saji yang material juga
meningkat. Jika auditor merasa bahwa risiko audit tidak dapat diterima, maka auditor harus:

a. Melaksanakan pengujian substantif tambahan

b. Meyakinkan klien untuk melakukan koreksi yang diperlukan untuk mengurangi risiko salah
saji yang material

2.2.2 Mengevaluasi Kelanjutan Usaha

AU 341 menetapkan tanggung jawab auditor untuk mengevaluasi apakah ada keraguan
yang substansial tentang kemampuan klien untuk mempertahankan kelanjutan usahanya
selama suatu periode waktu yang layak, yaitu tidak melebihi satu tahun di luar tanggal laporan
keuangan yang sedang diaudit. Biasanya, informasi yang akan menimbulkan keraguan yang
substansial tentang asumsi kelanjutan usaha berkaitan dengan ketidakmampuan entitas untuk
terus memenuhi kewajibannya ketika jatuh tempo tanpa diposisi aktiva yang besar di luar arah
bisnis yang biasa, merestrukturisasi hutang, merevisi operasinya yang dipaksa dari luar, atau
melakukan tindakan yang serupa. Jika auditor merasa yakin bahwa terdapat keraguan yang
substansial mengenai kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelanjutan usahanya,
maka auditor harus :

a. Mendapatkan informasi mengenai rencana manajemen untuk mengurangi pengaruh kondisi


atau peristiwa tersebut

b. Menilai kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat diterapkan secara efektif tetapi jika
auditor menyimpulkan terdapat keraguan yang substansial mengenai kelanjutan usaha, maka
auditor harus:

12 | P a g e
Mempertimbangkan kelayakan pengungkapan mengenai kemungkinan ketidakmampuan
entitas untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama periode waktu yang layak

Menyertakan suatu paragraf penjelasan dalam laporan audit untuk mencerminkan


kesimpulannya.

Jika auditor menyimpulkan tidak ada keraguan yang substansial, maka auditor tetap harus
mempertimbangkan kebutuhan akan pengungkapan. Beberapa informasi yang mungkin
diungkapkan mencakup:

Kondisi dan peristiwa bersangkutan yang menimbulkan penilaian atas keraguan yang
substansial mengenai kemampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama
periode waktu yang layak.

Kemungkinan pengaruh kondisi dan peristiwa tersebut.

Evaluasi manajemen atas signifikansi dari kondisi-kondisi dan peristiwa itu serta setiap faktor
yang dapat mengurangi.

Kemungkinan penghentian operasi.

Rencana manajemen (termasuk informasi keuangan prospektif yang relevan)

Informasi tentang pemulihan atau klasifikasi jumlah aktiva yang tercatat atau jumlaj atau
klasifikasi kewajiban.

2.2.3 Melakukan Review Teknis Atas Laporan Keuangan

Sebelum mengeluarkan laporan audit atas klien yang merupakan perusahaan terbuka,
review teknis juga harus dilakukan atas laporan itu oleh partner yang bukan anggota tim audit.
Daftar periksa tersebut mencakup hal-hal yang berkenaan dengan bentuk dan isi dari masing-
masing laporan keuangan dasar termasuk pengungkapan yang disyaratkan.

2.2.4 Merumuskan Pendapat Dan Membuat Naskah Laporan Audit

Dalam penyelesaian audit, auditor perlu memisahkan temuan-temuan dengan


mengikhtisarkan dan mengevaluasinya untuk tujuan menyatakan pendapat ataslaporan
keuangan secara keseluruhan. Tanggung jawab akhir atas langkah-langkah ini terletak pada
partner yang melakukan penugasan itu. Sebelum mengambil keputusan akhir tentang
pendapat, biasanya diadakan suatu konferensi dengan klien

13 | P a g e
2.2.5 Melakukan Review Akhir Atas Kertas Kerja

Review ini dilakukan untuk mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan, bukti yang
diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat oleh penyusun kertas kerja. Review tambahan atas
kertas kerja dapat dilakukan pada akhir pekerjaan lapangan oleh anggota tim audit. Tingkatan
review yang dapat dilakukan dalam penyelesaian audit ditunjukkan dalam table berikut:

Review Sifat Review

Manajer Mereview kertas kerja yang disiapkan


oleh auditor senior dan mereview
beberapa atau semua kertas kerja yang
direview oleh auditor senior.

Partner yang bertanggung jawab atas Mereview kertas kerja yang disiapkan
penugasan oleh manajer dan mereview kertas kerja
lainnya atas dasar selektif.

Review yang dilakukan partner atas kertas kerja dirancang untuk mendapatkan kepastian
bahwa:

Pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan adalah akurat dan lengkap.

Pertimbangan yang dilakukan oleh bawahan adalah layak dan tepat pada situasi
bersangkutan.

Penugasan audit telah diselesaikan sesuai dengan kondisi dan syarat yang ditetapkan dalam
surat penugasan.

Semua pertanyaan tentang akuntansi, auditing, dan pelaporan signifikan yang timbul
selama audit telah diselesaikan dengan tepat.

Kertas kerja mendukung pendapat auditor.

GAAS dan kebijakan serta prosedur pengendalian mutu kantor akuntan telah dipenuhi.

2.3 Mengkomunikasikan Dengan Klien

Komunikasi antara auditor dengan klien pada penutupan audit melibatkan komite audit
dan manajemen. Komunikasi komite audit membicarakan hal-hal berkenaan dengan:

a. Pengendalian internal klien

14 | P a g e
b. Pelaksanaan audit

Sementara komunikasi dengan manajemen dilakukan melalui surat manajemen.

2.3.1 Mengkomunikasikan Hal-hal Yang Berkaitan Dengan Pengendalian Internal

AU 325 mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan kondisi-kondisi yang dapat


dilaporkan, yang didefinisikan sebagai hal yang merupakan kekurangan yang signifikan
dalam perancangan atau operasi pengendalian internal, yang dapat berpengaruh buruk
terhadap kemampuan organisasi untuk mencatat, memproses, mengikhtisarkan, dan
melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan.

Komunikasi itu sebaiknya dilakukan dalam bentuk tertulis. Pembagian laporan itu
biasanya harus dibatasi kepada komite audit, manajemen dan pihak lain di dalam organisasi.
Akan tetapi, apabila laporan tersebut diisyaratkan oleh otoritas pemerintah, maka rujukan
khusus harus dinyatakan dalam laporan itu. AU 325.11 menyatakan bahwa setiap laporan
yang diterbitkan mengenai kondisi yang dapat dilaporkan harus :

a. Menunjukkan bahwa tujuan audit adalah melaporkan tentang laporan keuangan dan bukan
memberikan kepastian tentang pengendalian internal

b. Menyertakan definisi tentang kondisi yang dapat dilaporkan

c. Menyertakan pembatasan pembagian

2.3.2 Mengkomunikasikan Hal-hal Yang Berkenaan Dengan Pelaksanaan Audit

AU 380 mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan hal-hal tertentu berkenaan


dengan pelaksanaan audit kepada mereka yang bertanggung jawab mengawasi proses
pelaporan keuangan. AU 380.06-14 menyatakan bahwa komunikasi dengan komite audit
dapat mencakup hal-hal berikut :

a. Tanggung jawab auditor menurut GAAS

b. Kebijakan akuntansi yang signifikan

c. Pertimbangan auditor tentang mutu prinsip akuntansi entitas

d. Pertimbangan manajemen dan estimasi akuntansi

e. Penyesuaian audit yang signifikan

f. Ketidaksepakatan dengan manajemen

15 | P a g e
g. Konsultasi dengan akuntan lain

h. Masalah penting yang dibahas dengan manajemen sebelum penarikan diri

i. Kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan audit

2.3.3 Menyiapkan Surat Manajemen

Ketika menyelesaikan suatu audit, banyak auditor menganggap bermanfaat untuk


menulis surat kepada manajemen, yang dikenal sebagai surat manajemen, yang memuat
rekomendasi yang tidak termasuk dalam komunikasi yang disyaratkan dengan komite audit.
Surat manajemen dapat mencakup komentar tentang:

a. Hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian internal yang tidak di pertimbangkan sebagai
kondisi yang dapat dilaporkan

b. Rekomendasi mengenai pengelolaan sumber daya dan jasa bernilai tambah yang tercatat
selama audit

c. Hal-hal yang bersangkutan dengan pajak

2.4 Tanggung Jawab Setelah Audit

Tanggung jawab setelah audit mencakup pertimbangan atas:

1. Peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal dan penerbitan laporan auditor.

2. Penemuan faktor yang ada

3. Penemuan prosedur yang dihilangkan

2.4.1 Peristiwa Kemudian Yang Terjadi Antara Tanggal Dan Penerbitan Laporan Auditor

SAS 1 (AU 530), menyatakan bahwa auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk
mengajukan pertanyaan atau melaksanakan suatu prosedur audit apapun selama periode
waktu ini guna menemukan peristiwa kemudian yang material. Auditor dapat
menggunakan tanggal ganda dalam laporan audit. Tanggal ganda merupakan praktik yang
paling umum karena member tanggal kembali atas keseluruhan laporan akan memperluas
tanggung jawab auditor secara keseluruhan di luar penyelesaian pekerjaan lapangan.

16 | P a g e
2.4.2 Penemuan Fakta Yang Ada Pada Tanggal Laporan

Auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk menemukan fakta yang ada setelah
audit pada tanggal laporan audit. Namun, SAS 1 (AU 561.04), menunjukkan bahwa jika (1)
auditor menyadari adanya fakta tersebut dan (2) fakta itu mungkin mempengaruhi laporan
yang telah dikeluarkan, maka auditor diwajibkan untuk memastikan reliabilitas informasi itu.
Apabila penyelidikan lebih lanjut menguatkan eksistensi fakta itu dan auditor merasa yakin
bahwa informasi itu penting bagi mereka yang mengandalkan atau cenderung mengandalkan
pada laporan keuangan, maka auditor harus mengambil langkah-langkah untuk mencegah
ketergantungan pada laporan audit itu di masa depan.

Jika klien menolak untuk mengungkapkan fakta yang baru ditemukan, maka auditor
harus memberi tahu setiap anggota dewan komisaris mengenai penolakan tersebut
penyelidikan yang memuaskan, maka tanpa mengungkapkan informasi spesifik, auditor harus
(1) menunjukkan tidak adanya kerjasama itu dan (2) menyatakan bahwa jika informasi itu
benar, laporan audit tidak dapat lagi diandalkan.

2.4.3 Penemuan Prosedur Yang Dihilangkan

Ketika menemukan suatu prosedur yang telah dihilangkan, auditor harus menilai
kepentingan hal itu bagi kepentingan hal itu bagi kemampuannya saat ini untuk mendukung
pendapat yang dinyatakan atas laporan keuangan. AU 390.05 menunjukkan jika auditor
memutuskan bahwa pendapatnya tidak dapat didukung dan auditor yakin bahwa orang-orang
saat ini mengandalkan pada laporan itu, maka auditor harus segera melaksanakan prosedur
yang dihilangkan atau prosedur alternatif yang akan memberikan dasar yang memuaskan atas
pendapatnya.

Apabila dasar yang memuaskan untuk menyatakan pendapat telah diperoleh dan bukti-
bukti mendukung pendapat yang dinyatakan, auditor tidak mempunyai tanggung jawab lagi.
Tetapi, jika pelaksanaan prosedur yang dihilangkan mengungkapkan fakta yang ada pada
tanggal laporan sehingga akan mengubah pendapat yang dinyatakan sebelumnya, auditor
harus mengikuti prosedur pemberitahuan yang diuraikan dalam paragraph terakhir dari bagian
terdahulu untuk mencegah ketergantungan selanjutnya atas laporan bersangkutan. Jika auditor
tidak dapat melaksanakan prosedur alternatif atau yang dihilangkan, maka auditor dapat
berkonsultasi dengan pengacara untuk menentukan tindakan yang tepat.

17 | P a g e
BAB 3. KESIMPULAN

Tahap penyelesaian audit merupakan tahap yang penting untuk memastikan audit
yang berkualitas. Prosedur yang dilaksanakan dalam aktivitas ini mempunyai beberapa
karakteristik yang berbeda, yaitu: 1) prosedur itu tidak bersangkutan dengan siklus transaksi
atau akun-akun spesifik, 2) prosedur itu dilaksanakan sesudah tanggal neraca, 3) prosedur itu
melibatkan banyak pertimbangan subyektif oleh auditor, dan 4) prosedur itu biasanya
dilaksanakan oleh manajer audit atau anggota senior lainnya dari tim audit yang mempunyai
pengalaman yang luas dengan klien.

Dalam tahap penyelesaian audit, auditor melaksanakan pengujian tambahan atas


penyajian dan pengungkapan, termasuk mereview kontijensi dan peristiwa kemudian. Auditor
juga mereview kecukupan bukti audit dan keputusan yang diambil untuk menentukan apakah
hal itu mendukung pendapat audit. Kemudian auditor berkomunikasi dengan komite audit dan
manajemen mengenai temuan yang penting dan persoalan lainnya.

18 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai