Anda di halaman 1dari 3

INSTITUT TEKNOLOGI DAN BISNIS INDONESIA

TUGAS III

Nama : Dermawan Manik

Jurusan : D3 Akuntansi

Kelas : Pagi

Mata Kuliah : Auditing

Dosen Pengampu : MEGA HASIBUAN SE.,M.Ak

1. Dua jenis subsequent event :

1. Peristiwa yang memberikan tambahan bukti yang berhubungan dengankondisi yang ada
pada tanggal neraca dan berdampak terhadap taksiranyang melekat dalam proses
penyusunan laporan keuangan
2. Peristiwa yang menyediakan tambahan bukti yang berhubungan dengankondisi yang tidak
ada pada tanggal neraca, namun kondisi tersebut adasesudah tanggal neraca

Tanggung jawab :

1. Mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan


2. Merupakan peristiwa penting dan bersifat luar biasa
3. Terjadi sesudah tanggal neraca tetapi sebelum penerbitan laporan keuanganserta laporan
auditor
4. Sebelum menyusun draft laporan audit, auditor harus mereview peristiwa-peristiwa
kemudian. Review ini terutama bertujuan untuk menentukan apakah peristiwa tersebut
mempunyai dampak yang sedemikian materialterhadap penyajian informasi di dalam
laporan keuangan klien.

2. Tujuan yang ingin dicapai oleh auditor dengan meminta Client Representation Letter ini
bermanfaat atau bertujuan untuk menjadi pertimbangan akuntan publik dalam memberikan
opini dan juga bisa digunakan untuk tanggapan manjemen terhadap pernyataan mengenai
beberapa aspek audit.

3. Kiting adalah suatu tindak kecurangan dengan cara memanfaatkan transfer bank yang
dilakukan dalam bentuk pengiriman transfer uang ke rekening sebuah institusi boneka
(dummy institution), seperti pendepositoan uang proyek terlebih dahulu untuk mendapatkan
bunganya dan baru disetor kemudian pada saat akhir masa anggaran.
4. Bagian terbesar dari prosedur pengukuran risiko dilakukan untuk mendapatkan suatu
pemaham atas pengendalian internal, serta digunakan untuk mengukur risiko pengendalian
untuk setiap tujuan audit terkait transaksi. Auditor memverifikasi pencatatan dan
pengikhtisaran transaksi penjualan dan penerimaan kas dengan melakukan pengujian
substantif transaksi.

5. PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP UTANG JANGKA PANJANGI

a .Deskripsi Utang jangka panjang Utang jangka panjang adalah kewajiban sekarang yang
timbul dari kegiatan atau transaksi yang lalu, yang jatuh tempunya lebih satu tahun ditinjau
dari tanggal neraca. Contoh kewajiban yang termasuk dalam kelompok utang jangka panjang
adalah utang jangka panjang dari bank (berupa kredit investasi), utang obligasi, utang
kepada induk perusahaan, utang sewa jangka panjang, utang pensiun, utang wesel jangka
panjang.

b. Prinsip akuntansi berterima umumdalam penyajian utang jangkapanjang di neraca

1.Utang jangka panjang harus dijelaskan dengan cukup dalam neraca. Setiap jenis
utang jangka panjang harus disajikan secara terpisah di dalam neraca

2.Umumnya utang jangka panjang dipisah menjadi dua kelompok: utang jangka
panjang yang ditarik dengan perjanjian tertulis dan utang jangka panjang yang tidak
disertai dengan perjanjian tertulis

3.Utang obligasi dapat disajikan dalam neraca pada nilai nominalnya, dan dicantumkan
pulatanggal jatuh tempo srta tarifbunganya

c. Tujuan pengujian sunstantif terhadap utang jangka panjang

1.Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan


utang jangka panjang

2.Membuktikan bahwa saldo utang jangka panjang mencerminkan kepentingan kreditur


yang ada pada tanggal neraca dan mencerminkan keterjadian transaksi yang berkaitan
dengan utang jangka panjang selama tahun yang diaudit

3.Membuktikan kelengkapan transaksi yang dicatat selama tahun yang diaudit dan
kelengkapan saldo utang jangka panjang yang disajikan dalam neraca

6. Apabila terdapat subsequent event yang memiliki dampak langsung terhadap laporan
keuangan maka auditor wajib mengusulkan adjustment terhadap laporan keuangan klien, jika
subsequent event tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap laporan keuangan maka
memerlukan catatan kaki di dalam laporan keuangan klien.
7. Tidak karena karena hasil prosedur analitik substantif sering memengaruhi sifat dan tingkat
pengujian terperinci. Prosedur analitik substantif akan mengarahkan perhatian ke bidang-
bidang risiko yang meningkat, dan jaminan yang diperoleh dari prosedur analitik substantif
yang efektif akan mengurangi jumlah jaminan yang diperlukan dari pengujian lain.

8. Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan yang diberikan oleh
seorang yang independen dan kompeten yang menyatakan apakah asersi (assertion) suatu
entitas telah sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Standar atestasi membagi tiga tipe perikatan atestasi

(1) pemeriksaan (examination),


(2) review, dan
(3) prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures).

9. Ada perbedaan yang jelas antara risiko bawaan dan risiko pengendalian. Risiko inheren
berasal dari sifat transaksi bisnis atau operasi tanpa penerapan pengendalian internal
untuk memitigasi risiko. Risiko pengendalian muncul karena organisasi tidak memiliki
pengendalian internal yang memadai untuk mencegah dan mendeteksi kecurangan dan
kesalahan. Setiap transaksi bisnis memiliki risiko tinggi, sedang, atau rendah yang harus
dimitigasi oleh perusahaan melalui pengendalian internal. Namun, hanya menerapkan
sistem pengendalian internal tidak cukup baik. Organisasi juga harus membuat tinjauan
berkala untuk memastikan keberhasilan sistem yang berkelanjutan untuk mengidentifikasi
dan mengurangi risiko secara efektif. 

10. Dalam prosedur audit awal, auditor membuktikan keandalan saldo aktiva tetap dengan cara


membuktikan apakah aktiva tetap yang dicantumkan di dalam neraca didukung dengan
catatan akuntansi yang diselenggarakan dengan mekanisme akuntansi yang dapat dipercaya.

Anda mungkin juga menyukai