Anda di halaman 1dari 9

RINGKASAN MATA KULIAH (RMK)

NAMA : Ananda Chika Bintani


NIM : 2310246457
MATA KULIAH : Pengauditing
DOSEN : Prof. Dr. Gusnardi, SE, M.Si, Ak
RMK (TOPIK) : Completing the Audit

RINGKASAN MATA KULIAH:


a. peninjauan untuk liabilitas kontinjensi

Aset kontinjensi adalah aset potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan
keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih
peristiwa di masa depan yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas.

Liabilitas kontinjensi adalah:


1. kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dankeberadaannya
menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa
depan yang tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas; atau
2. kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak diakui
karena:
3. tidak terdapat kemungkinan entitas mengeluarkan sumber daya yang mengandung
manfaat ekonomik (selanjutnya disebut sebagai “sumber daya”) untuk
menyelesaikan kewajibannya; atau
4. jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.

Prosedur audit untuk mengidentifikasi kewajiban kontinjensi


1. penyelidikan dan diskusi dengan manajemen tentang kebijakan dan prosedur untuk
mengidentifikasi
2. memeriksa dokumen dalam catatan entitas seperti korespondensi
3. memperoleh surat hukum yang menjelaskan dan mengevaluasi klaim atau penilaian
litigasi
4. memperoleh pernyataan tertulis dari manajemen bahwa semua tuntutan hukum,
klaim yang telah ditegaskan dan yang belum ditegaskan
b. Komitmen

Perusahaan sering kali membuat komitmen jangka panjang untuk membeli bahan
mentah atau menjual produknya dengan harga tetap. tujuan utama mengadakan kontrak
pembelian atau penjualan tersebut adalah untuk mendapatkan pengaturan harga yang
menguntungkan atau untuk menjamin ketersediaan bahan mentah. Komitmen jangka
panjang biasanya diidentifikasi melalui penyelidikan personel klien selama audit proses
pendapatan dan pembelian dan melalui peninjauan risalah rapat dewan. dalam banyak
kasus, komitmen tersebut diungkapkan dalam catatan kaki laporan keuangan.

c. Penelaahan peristiwa kemudian untuk audit atas laporan keuangan

Ada dua jenis peristiwa kemudian yang memerlukan pertimbangan manajemen dan
evaluasi oleh auditor independen.

Jenis pertama terdiri dari peristiwa-peristiwa yang memberikan bukti tambahan


sehubungan dengan kondisi yang ada pada tanggal neraca dan mempengaruhi estimasi
yang melekat dalam proses penyusunan laporan keuangan

Jenis kedua terdiri dari peristiwa-peristiwa yang memberikan bukti mengenai


kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca yang dilaporkan tetapi timbul setelah
tanggal tersebut. Peristiwa ini tidak mengakibatkan penyesuaian laporan keuangan

Prosedur spesifik tertentu diterapkan pada transaksi yang terjadi setelah tanggal
neraca seperti (a) pemeriksaan data untuk memastikan bahwa pisah batas telah
dilakukan dengan tepat dan (b) pemeriksaan data yang memberikan informasi untuk
membantu auditor dalam evaluasinya atas transaksi yang terjadi setelah tanggal
neraca. aset dan liabilitas pada tanggal neraca (AU Bagian 560).

d. peninjauan peristiwa kemudian untuk audit pengendalian internal atas


pelaporan keuangan

Pengendalian internal yang efektif atas pelaporan keuangan memberikan keyakinan


memadai mengenai keandalan pelaporan keuangan dan penyusunan laporan keuangan
untuk tujuan eksternal. Jika terdapat satu atau lebih kelemahan material , pengendalian
internal perusahaan atas pelaporan keuangan tidak dapat dianggap efektif.
Tujuan auditor dalam mengaudit pengendalian internal atas pelaporan keuangan
adalah untuk menyatakan opini atas efektivitas pengendalian internal perusahaan atas
pelaporan keuangan.

Audit pengendalian internal atas pelaporan keuangan harus diintegrasikan dengan


audit atas laporan keuangan. Namun tujuan audit tidak sama, dan auditor harus
merencanakan dan melaksanakan pekerjaan untuk mencapai tujuan kedua audit
tersebut.

Dalam audit terpadu atas pengendalian internal atas pelaporan keuangan dan
laporan keuangan, auditor harus merancang pengujian pengendaliannya untuk
mencapai tujuan kedua audit secara bersamaan

 Untuk memperoleh bukti yang cukup untuk mendukung opini auditor atas
pengendalian internal atas pelaporan keuangan pada akhir tahun, dan
 Untuk memperoleh bukti yang cukup untuk mendukung penilaian risiko
pengendalian oleh auditor untuk tujuan audit atas laporan keuangan. (AS 2201)
e. Prosedur Analitis Substantif

Prosedur analitis merupakan bagian penting dari proses audit dan terdiri dari
evaluasi informasi keuangan yang dilakukan melalui studi tentang hubungan yang
masuk akal antara data keuangan dan nonkeuangan. Prosedur analitis berkisar dari
perbandingan sederhana hingga penggunaan model kompleks yang melibatkan banyak
hubungan dan elemen data.

Prosedur analitis digunakan sebagai pengujian substantif untuk memperoleh bukti


pembuktian mengenai asersi tertentu yang berkaitan dengan saldo akun atau golongan
transaksi. Dalam beberapa kasus, prosedur analitis bisa lebih efektif atau efisien
dibandingkan pengujian rinci untuk mencapai tujuan pengujian substantif tertentu. (AU
329)

f. komunikasi dengan pihak yang bertanggung jawab atas manajemen tata


Kelola

Komunikasi yang disyaratkan dalam bagian ini berlaku untuk


(1) entitas yang memiliki komite audit atau yang secara formal ditunjuk untuk
mengawasi proses pelaporan keuangan pada kelompok yang setara dengan komite
audit (seperti komite keuangan atau komite anggaran) dan

(2) semua perjanjian Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC)

Komunikasi tersebut dapat dilakukan secara lisan atau tertulis. Jika informasi
dikomunikasikan secara lisan, auditor harus mendokumentasikan komunikasi tersebut
melalui memorandum atau notasi yang sesuai dalam kertas kerja.

Ketika auditor berkomunikasi secara tertulis, laporan tersebut harus menunjukkan


bahwa laporan tersebut dimaksudkan semata-mata untuk informasi dan penggunaan
komite audit atau dewan direksi dan, jika relevan, manajemen, dan tidak dimaksudkan
untuk dan tidak boleh digunakan oleh siapa pun. selain pihak-pihak tersebut (AU 380)

g. Penemuan Fakta Selanjutnya yang Ada pada Tanggal Laporan Auditor

Setelah tanggal laporan, auditor tidak mempunyai kewajibanfn 2untuk melakukan


penyelidikan lebih lanjut atau melanjutkan atau melaksanakan prosedur audit lainnya
sehubungan dengan laporan keuangan auditan yang tercakup dalam laporan tersebut,
kecuali terdapat informasi baru yang mungkin mempengaruhi laporan tersebut.

Ketika auditor mengetahui informasi yang berhubungan dengan laporan keuangan


yang sebelumnya dilaporkan olehnya, namun tidak diketahuinya pada tanggal
laporannya, dan yang sifatnya dan dari sumber sedemikian rupa sehingga dia akan
menyelidikinya. Dalam hubungan ini, auditor harus mendiskusikan permasalahan
tersebut dengan kliennya pada tingkat manajemen mana pun yang dianggap tepat,
termasuk dewan direksi, dan meminta kerja sama dalam penyelidikan apa pun yang
diperlukan.
Soal-Soal :

A. Soal Pilihan :
1. Liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti merupakan ?
a. Liabilitas Kontijensi
b. provisi
c. Liabilitas Lancar
d. Liabilitas non lancer
e. Liabilitas konsentrasi

2. Tujuan utama dibuatnya letter of representation dari manajemen adalah


a. untuk memberikan suatu pengenalan kepada pegawai dan otorisasi untuk
melakukan pengujian dokumen/catatan.
b. membebaskan auditor dari kewajiban hukum atas audit yang dilakukannya.
c. menyatakan secara tertulis mengenai persetujuan manajemen atas pembatasan
scope audit.
d. mengingatkan manajemen atas tanggung jawabnya atas informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan.
e. Memberi peringatan kepada para pemegang kepentingan.

3. Prosedur audit yang kemungkinan diterapkan dalam rangka mengungkapkan adanya


contingent liabilities adalah:
a. Review atas voucher yang dibayar dalam bulan setelah tanggal neraca.
b. Mengirim konfirmasi utang.
c. Melakukan wawancara dengan penasihat hukum klien.
d. Mengirim konfirmasi atas utang hipotek.
e. Memberikan informasi perusahaan kepada para kompetitor

4. Dari pernyataan di bawah ini pilih yang bukan merupakan kelemahan pengendalian
intern berkaitan dengan aktiva tetap Peralatan Pabrik.
a. Cek yang diterbitkan untuk membayar pembelian peralatan pabrik tidak disahkan
oleh Kepala Bagian Keuangan.
b. Seluruh pembelian Peralatan Pabrik harus diawali dari permintaan oleh departemen
atau unit yang memerlukannya.
c. Penggantian Peralatan Pabrik biasanya dibuat jika perkiraan umur aktiva yang
tercantum dalam daftar penyusutan sudah habis.
d. Hasil penjualan Peralatan Pabrik yang sudah habis disusutkan dikreditkan ke
rekening Pendapatan Lain-Lain.
e. Hasil dari pembelian akan dimasukkan kedalam jurnal penyusutan setelah
pemakaian 1 tahun.

5. Dalam suatu perusahaan yang memiliki sangat banyak jenis persediaan, kelemahan
pengendalian intern akan tampak apabila:
a. Perpetual Inventory masterfile untuk persediaan yang nilainya kecil tidak
dibuat.
b. Fungsi Penyimpanan digabung dengan fungsi produksi dan akuntansi.
c. Inventarisasi persediaan berbasis siklus yang digunakan.
d. Persediaan yang berharga murah langsung dibebankan sebagai biaya setelah dibeli
e. Persediaan yang menggunakan kas kecil tidak akan dicatat dalam laporan
keuangan.
i.
B. Soal Esei :

a. Apakah risiko audit


mampu mempengaruhi
siklus penggajian sebuah
b. perusahaan ?
1. Mengapa kewajiban kontinjensi tidak diakui dalam laporan keuangan?
2. Apakah entitas diperkenankan mengakui aset kontinjensi dan liabilitas kontinjensi
mengapa jelaskan?
3. Apa perbedaan antara komitmen dan kontinjensi dalam laporan keuangan bank?
4. Mengapa audit persediaan seringkali merupakan audit yang paling sulit dan
memakan waktu lama?
5. Mengapa auditor perlu memahami sistem pengendalian internal klien sebelum
melakukan audit jelaskan?
C. Kunci Jawaban :
Pilihan ganda :
1.
a. Liabilitas Kontijensi
2.
d. mengingatkan manajemen atas tanggung jawabnya atas informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan
3.
d.Hasil penjualan Peralatan Pabrik yang sudah habis disusutkan dikreditkan ke
rekening Pendapatan Lain-Lain.
4.
D. Hasil penjualan Peralatan Pabrik yang sudah habis disusutkan dikreditkan ke
rekening Pendapatan Lain-Lain.

5.
a. Perpetual Inventory masterfile untuk persediaan yang nilainya kecil tidak
dibuat.

Soal esai :
1. Liabilitas kontinjensi tidak dapat diinformasikan secara akurat dalam laporan
keuangan terkait dengan waktu dan jumlah arus keluar sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomik di masa depan serta dapat sewaktu-waktu
menimbulkan efek buruk pada saat terjadinya kewajiban tersebut.
2. Entitas tidak diperkenankan untuk mengakui liabilitas dan aset kontinjensi. Jumlah
yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik pengeluaran yang
diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini pada akhir periode pelaporan..
3. Laporan komitmen adalah suatu laporan mengenai ikatan atau kontrak atau berupa
janji yang tidak dapat dibatalkan (irrevocable) secara sepihak oleh bank. Laporan
kontinjensi adalah suatu laporan mengenai keadaan yang masih diliputi
ketidakpastian mengenai kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu bank.
4. Audit persediaan dianggap hal yang paling kompleks dan memakan banyak waktu
karena pada umumnya persediaan merupakan jenis perkiraan yang besar di dalam
neraca dan sering merupakan unsur terbesar dari keseluruhan modal kerja (working
capital account)
5. Seorang auditor harus memahami struktur pengendalian intern perusahaan, karena
struktur pengendalian intern merupakan faktor yang penting dalam audit.

Anda mungkin juga menyukai