Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK6

Test Transaksi, Bukti Audit Dan


Sampling Audit.
(Test Of Recorded Transaction)
Anggota kelompok
1. Apriani
2. Desi
3. Dwi Prihatin Diningsih
4. Marissha Devitriani Jane
5. Nadia kristina
6. Nurul Nurjanah
7. Ripaldi
8. Salma Aulia Putri
9. Tiara Ningsih
10. Wanda Afika Sari
Garis Besar Pembahasan
1. Sifat Bukti Audit (Audit
Evidence)
2. Compliance test and substantive
test
3. Cara pemillian sampel
Bukti Audit
data informasi yang dikumpulkan
oleh auditor untuk meninjau laporan
keuangan dan transaksi perusahaan.
Laporan mungkin perlu diverifikasi
untuk membuktikan keasliannya, yang
dapat dilakukan oleh Auditor atau
Akuntan Publik.
SIFAT BUKTI AUDIT
Untuk dapat dikatakan kompeten,
bukti audit harus sah dan relevan.
Sifat bukti audit mencakup catatan
akuntansi yang mendasari (underlying
accounting data) dan semua
informasi lain yang tersedia yang
mendukung atau menguatkan
(colaborating information). Auditor
perlu memperhatikan kewajaran dan
kecermatan data akuntnasi untuk
lebih menjamin pendapat auditor atas
laporan keuangan.
Kompetensi Bukti Audit
Kompetensi bukti audit yaitu berhubungan dengan kualitas
atau keandalan data akuntansi dan informasipenguat.

Kompetensi Data Akuntansi


Kompetensi informasi Penguat
syarat kompetensi bukti audit Menurut Konrath (2002:114 &115)
(merupakan pertimbangan auditor) ada enam tipe bukti audit :
1. Physical evidence
a. Relevansi
2. Evidence obtai through
b. Kecukupan
confimation
c. Keandalan
3. Documentary evidence
d. Kesahihan
4. mathematical evidence
e. Kompetensi
5. Analytical evidence
f. Keterjangkauan
6. hearsay evidence
g. Konsistensi
h. Waktu
Test Transaksi
tes terhadap bukti-bukti pembukuan yang
dicatat perusahaan untuk mengetahui
apakah setiap transaksi sudah disajikan
dengan sistem dan prosedur asersi
manajemen.
menggunakan 2 jenis test
1. compliance test
2. substantive test
COMPLIANCE TEST dan SUBSTANTIVE TEST
Compliance test (Test Ketaatan) atau test of recorded transaction adalah :
Test terhadap bukti pembukuan untuk mengetahui apakah setiap
transaksi yang terjadi sudah diproses dan dicatat sesuai dengan sistem
dan prosedur yang ditetapkan manajemen

Dalam Melaksanakan Compliance test, auditor harus memperhatikan:


a.Kelengkapan bukti pendukung (supporting schedule)
b.Kebenaran perhitungan matematis (footing, cross footing, extension)
c.Otorisasi dari pejabat perusahaan yang berwenang
d.Kebenaran nomor perkiraan yang di Debit / Kredit
e.Kebenaran posting ke buku besar dan sub buku besar
COMPLIANCE TEST dan SUBSTANTIVE TEST
sedangkan Substantive Test adalahTest terhadap kewajaran saldo
perkiraan laporan keuangan. Jenis kertas kerja yang dibuat:
working Balance (WBS)
Working Profit and loss (WPL)
Top Schedule (TS)
Suporting Schedule (SS)

Prosedur pemeriksaan dalam substantive test :


Inventarisasi aktiva tetap
Observasi atas stock opname
Konfirmasi piutang, utang dan bank
Subsequent collection dan subsequent payment
Kas opname
Pemeriksaan rekonsiliasi bank dll
Cara Pemilihan Sampel
sampling audit adalah penerapan prosedur audit terhadap
kurang dari 100 persen unsur dalam suatu populasi audit yang
relevan sedemikian rupa. Sehingga semua unit sampling
memiliki peluang yang sama untuk dipilih.
Pemilihan sampel ini dilakukan karena Akuntan Publik tidak
memeriksa keseluruhan transaksi dan bukti (terkait dengan
waktu dan biaya).
Pemeriksaan transaksi dan bukti test basis,atau sampling,
selanjutnya tarik kesimpulan mengenai universe secara
keseluruhan
PSA No 26, sampling audit:
“Penerapan prosedur audit “Ada dua pendekatan umum dalam
terhadap unsur sampling audit : non statistik dan
-unsur suatu saldo akun atau statistik. Kedua pendekatan tersebut
kelompok transaksi yang kurang mengharuskan auditor menggunakan
dari seratus persen dengan pertimbangan profesionalitasnya
tujuan untuk menilai beberapa dalam perencanaan,pelaksanaan dan
karakteristik saldo akun atau penilaian sampel, serta dalam
kelompok menghubungkan bukti
transaksi tersebut” audit yang dihasilkan dari sampel
dengan bukti audit lain dalam
penarikan kesimpulan atas saldo akun
kelompok transaksi yang
berkaitan”
Sebelum menentukan metode sampling langkah pertama
yaitu susun sampling plan.
DenganCara pemilihan sampling yang sering digunakan :
a. Random/Judgment Sampling
Pemilihan sampel dilakukan secara random dengan
menggunakan judgment akuntan publik
Kelemahan : sangat tergantung dengan judgment
auditor, jikaauditor kurang pengalaman, sampel yang
dipilih akan kurang representative
Kelebihan : semakin banyak pengalaman auditor,
semakin baikhasil sampel yang dipilih 03
Cara : menentukan jumlah tertentu dari suatu transaksi,
menggunakan random sampling table/komputer.
b.Block Sampling
Auditor memilih transaksi dibulan-bulan tertentu,
misalnya bulanJanuari, Juni dan Desember
c.Statistical Sampling
Pemilihan sampel dilakukan secara ilmiah, sehingga
walaupun lebihsulit namun sampel yang terpilih
representative
Lebih banyak digunakan dalam audit di perusahaan
yang besar dan mempunyai internal control yang baik

03
Studi Kasus PT. KAI

“PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) terdeteksi
1. Pajak pihak ketiga sudah tiga tahun tidak pernah ditagih,
adanya kecurangan dalam penyajian laporan tetapi dalam laporan keuangan itu di masukan sebagai
keuangan. Ini merupakan suatu bentuk pendapatan PT KAI selama tahun 2005

penipuan yang dapat menyesatkan investor 2. Penurunan nilai persediaan suku cadang dan
dan stakeholder lainnya. Diduga terjadi perlengkapan sebesar Rp24 Miliar yang diketahui pada saat
manipulasi data dalam laporan keuangan PT dilakukan inventarisasi tahun 2002 diakui manajemen PT KAI
sebagai kerugian secara bertahap selama lima tahun.
KAI tahun 2005, perusahaan BUMN itu
dicatat meraih keutungan sebesar Rp 6,9 3. Bantuan pemerintah yang belum ditentukan statusnya
dengan modal total nilai kumulatif sebesar Rp674,5 Miliar
Miliar. Padahal apabila diteliti dan dikaji lebih
dan penyertaan modal negara sebesar Rp70 Miliar oleh
rinci, perusahaan justru menderita kerugian manajemen PT KAI disajikan dalam neraca per 31 Desember
sebesar Rp63 Miliar. 2005 sebagai bagian dari hutang.
Komisaris PT KAI yaitu Hekinus Manao menolak
menyetujui dan menandatangani laporan keuangan 4. Manajemen PT KAI tidak melakukan pencadangan
PT KAI tahun 2005 yang telah diaudit oleh akuntan kerugian terhadap kemungkinan tidak tertagihnya kewajiban
publik. Setelah hasil audit diteliti dengan seksama, pajak yang seharusnya felah dibebankan kepada pelanggan
ditemukan adanya kejanggalan dari laporan pada saat jasa angkutannya diberikan PT KAI tahun 1998
keuangan PT KAI tahun 2005 sebagai berikut: sampai 2003.
Pembahasan Kasus Penyelesaian Kasus
“Adapun hal yang dapat dilakukan oleh PT. KAI dalam
Dalam kasus ini, terdapat beberapa hal yang
menyelesaikan masalah ini adalah:
diidentifikasi sebagai pemicu terjadinya masalah
pada laporan keuangan PT KAI yaitu :
1. pabila dewan ini komisaris merasa direksi tidak
1. Auditor internal tidak berperan aktif dalam capable (mampu) memimpin perusahaan, dewan
proses audit, yang berperan hanya auditor komisaris dapat mengusulkan kepada pemegang
ekstemnal saham untuk mengganti direksi.

2. Komite audit tidak ikut dalam proses penunjukan 2. Diperlukamya kebijakanaan (wisdom) dari anggota
auditor sehingga tidak terlibat proses audit. dewan komisaris untuk memilah-milah informasi apa
saja yang merupakan private domain.
3Manajemen (tidak termasuk auditor Internal) tidak
melaporkan kepada komite audit dan komite audit 3. omunikasi yang intens sangat diperlukan antara
tidak menanyakannya. auditor ekstemal dengan komite audit.

4. Komite audit dapat mengandalkan internal auditor


4. Adanya ketidakyakinan manajemen akan
dalam menjalankan tugasnya untuk mengetahui
laporan keuangan yang telah disusun, sehingga
berbagai hal yang terjadi dalam operasional
ketika komite audit mempertanyakan manajemen
perusahaan.
merasa tidak yakin.
Terima kasih!
from kelompok 6

Anda mungkin juga menyukai