Anda di halaman 1dari 18

BUKTI, KERTAS KERJA

DAN PELAKSANAAN
AUDIT
kelompok 5

Ocha Ananda (C1C020105)


Dista Anggini (C1C020107)
Dosen Pengampu: Dr. Sri Rahayu, S.E., M.S.A.,
CA, CIQaR, CIQnR
Bukti Audit
Mulyadi (2002) menyatakan bahwa bukti audit adalah segala informasi yang
mendukung angka-angka atau informasi lain yang disajikan dalam laporan keuangan
yang dapat digunakan oleh auditor sebagai dasar yang layak untuk menyatakan
pendapatnya.

Adapun jenis bukti audit yang diperlukan oleh seorang auditor terdiri dari:
a. Data akuntansi
Salah satu tipe bukti audit adalah data akuntansi yaitu seperti: jurnal, buku besar,
dan buku pembantu, serta buku pedoman akuntansi, memorandum dan catatan
tidak resmi
b. Semua informasi penguat (corroborating information) yang tersedia bagi auditor.
Informasi penguat meliputi segala dokumen seperti cek, faktur, surat kontrak,
notulen rapat, konfirmasi, dan pernyataan tertulis dari pihak yang mengetahui
informasi yang diperoleh auditor
Persuasivitas Bukti Audit
Terdapat dua penentu persuasivitas bukti audit yakni kompetensi bukti audit dan
kecukupan bukti audit.
a. Kompetensi Bukti Audit
Kompetensi informasi penguat dipengaruhi oleh berbagai faktor berikut ini:
1) Relevansi
Bukti audit harus berkaitan dengan tujuan audit. Suatu bukti mungkin relevan
dalam suatu tujuan audit, tetapi tidak relevan dalam tujuan audit yang lain.
2) Sumber
Secara garis besar, sumber-sumber informasi yang dapat mempengaruhi
kompetensi bukti yang diperoleh adalah sebagai berikut:
 bukti audit berasal dari klien ataupun di luar organisasi klien;
 bukti yang diperoleh dari pihak independen lebih dapat diandalkan;
 efektivitas internal control. Semakin efektif internal control perusahaan, semakin
tinggi tingkat keandalan bukti yang diperoleh secara langsung oleh auditor; dan
 kualifikasi pemberi informasi.
3) Ketepatan waktu
Untuk saldo akun-akun neraca, bukti yang diperoleh yang dekat tanggal neraca
memiliki tingkat keandalan yang lebih tinggi. Untuk akun-akun lainnya, bukti
lebih meyakinkan bila diperoleh dari sampel yang dipilih sepanjang periode
laporan.
4) Objektivitas
Bukti objektif umumnya lebih andal dibandingkan dengan bukti yang bersifat
subjektif.
b. Kecukupan Bukti Audit
Kecukupan berkaitan dengan kuantitas bukti yang harus dikumpulkan oleh auditor.
Faktor yang mempengaruhi pertimbangan auditor dalam menentukan cukup atau
tidaknya bukti audit adalah:
1) Materialitas dan Risiko.
Akun yang memiliki saldo besar dalam laporan keuangan memerlukan jumlah
bukti audit yang lebih banyak bila dibandingkan dengan akun yang bersaldo kecil
(tidak material). Untuk akun yang mempunyai kemungkinan atau risiko salah saji
yang tinggi untuk disajikan salah dalam laporan keuangan, jumlah bukti audit yang
dikumpulkan oleh auditor umumnya lebih banyak bila dibandingkan dengan akun
yang memiliki kemungkinan kecil salah saji.
2) Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi dapat dilihat dari pertimbangan mengenai segi waktu dan biaya.
3) Ukuran dan Karakteristik Populasi
Ukuran populasi ditentukan oleh banyaknya item dalam populasi. Semakin besar
populasi semakin banyak bukti yang diperlukan. Karakteristik populasi ditentukan
oleh homogenitas anggota populasi.

Evaluasi Bukti Audit


Auditor harus mampu menentukan kapan jumlah yang cukup dari bukti
kompeten yang telah didapat dalam rangka memutuskan apakah kewajaran asersi
manajemen dapat didukung.
Prosedur Untuk Memperoleh Bukti Audit
Dalam memperoleh bukti audit, auditor dapat melakukan beberapa prosedur
berikut ini:
• Inspeksi
• Pengamatan (Observation)
• Konfirmasi
• Permintaan keterangan/tanya jawab
• Penelusuran/Tracing
• Prosedur analitis
• Perhitungan kembali
• Scanning
• Pelaksanaan ulang (reperforming)
• Teknik audit berbantuan komputer (computer-assisted audit techniques)
Kertas Kerja Pemeriksaan
Kertas kerja pemeriksaan/Audit Documentation adalah catatan utama auditor dari
pekerjaan yang dilakukan dan merupakan dasar bagi kesimpulan dalam laporan
auditor. Kertas kerja juga memfasilitasi perencanaan, kinerja, dan supervisi
perikatan dan memberikan dasar bagi review kualitas pekerjaan dengan
memberikan kepada reviewer dokumentasi tertulis dari bukti yang mendukung
kesimpulan signifikan auditor.

Kertas kerja pemeriksaan juga disebut sebagai data audit memiliki dua fungsi:
1. menyediakan penunjang utama bagi laporan auditor; dan

2. membantu dalam pelaksanaan dan supervisi audit.


Jenis Kertas Kerja Pemeriksaan

a. Rencana dan Program Audit

Dokumen ini berisi kerangka kerja dasar mengenai bagaimana sumber daya audit (jam
audit yang dianggarkan) harus dialokasikan ke berbagai perikatan. Program audit
berisi prosedur audit yang akan dilaksanakan oleh auditor.

b. Kertas Kerja Neraca Percobaan

Kertas kerja neraca percobaan menghubungkan jumlah di laporan keuangan dengan


kertas kerja audit.

c. Analisis dan Daftar Akun

Kertas kerja analisis akun biasanya memasukkan aktivitas di akun tertentu selama
periode tersebut.
Jenis Kertas Kerja Pemeriksaan

d. Memorandum Audit

Kebanyakan pekerjaan auditor didokumentasikan dalam memorandum tertulis.


Termasuk di dalamnya diskusi mengenai hal-hal seperti pengendalian internal,
kekeliruan yang teridentifikasi, dan masalah yang dihadapi selama audit.

e. Jurnal Penyesuaian dan Reklasifikasi

Jurnal penyesuaian dibentuk untuk mengoreksi salah saji di catatan klien dan jurnal
reklasifikasi dibuat untuk menyajikan informasi dengan benar mengenai laporan
keuangan. Jurnal reklasifikasi mempengaruhi akun laporan laba rugi atau akun neraca.
Kepemilikan Kertas Kerja Pemeriksaan
Kertas kerja pemeriksaan adalah milik dari auditor. Hal ini termasuk bukan hanya
dokumen audit yang disiapkan oleh auditor tetapi juga dokumen yang disiapkan oleh
klien atas permintaan auditor. Beberapa Kantor Akuntan Pubik menyimpan dokumen
audit ke dalam mikrofilm, sedangkan kantor lain menghancurkannya setelah waktu
terpenuhi. Meskipun auditor memiliki dokumen audit, dokumen tersebut tidak boleh
diperlihatkan, kecuali dalam kondisi tertentu, kepada orang lain dengan persetujuan
klien.

Pengarsipan dan Penyimpanan Kertas Kerja Pemeriksaan


Kebanyakan Kantor Akuntan Publik mengelola kertas kerja pemeriksaan dalam dua
jenis arsip: permanen dan tahun berjalan. Arsip permanen berisi data historis
mengenai klien yang tetap relevan bagi audit. Di sisi lain, arsip tahun berjalan meliputi
informasi dan data yang terkait secara khusus pada pemakaian tahun berjalan.
Sistem Pelaksanaan Audit Sektor Publik
1. Pengumpulan Data
Berikut kegiatan pengumpulan data :
a. Wawancara

b. Menyusun kuesioner

c. Me-review Dokumen

d. Observasi

Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Macam-macam observasi yaitu


observasi partisipatif, observasi terus terang atau tersamar, dan observasi tak
berstruktur.
2. Analisis Data
Terdapat 3 pendekatan yang dilakukan oleh auditor dalam memeriksa laporan
keuangan klien yang telah mempergunakan Sistem Informasi Akuntansi :
a. Pemeriksaan sekitar komputer. Asumsi yang digunakan untuk pendekatan ini
adalah bila sampel output dari suatu sistem ternyata benar berdasarkan masukan
sistem tadi, maka pemrosesannya tentunya dapat diandalkan.

b. Pemeriksaan dengan komputer. Pendekatanni digunakan untuk mengotomatisasi


banyak kegiatan audit.

c. Pemeriksaan melalui komputer. Pendekatan ini lebih menekankan pula langkah


pemrosesan serta pengendalian program yang dilakukan oleh sistem komputer.
3. Siklus Pelaksanaan Audit Sektor Publik
a. Pengujian Kepatuhan
 Pengujian validitas bukti transaksi
Pengujian validitas bukti transaksi dilakukan untuk menentukan :
1) Ketepatan otorisasi transaksi akuntansi klien

2) Kebenaran pencatatan dan peringkasan transaksi tersebut dalam jurnal

3) Kebenaran pelaksanaan posting atau transaksi tersebut ke dalam buku besar dan
buku pembantu.

 Pengujian pelaksanaan peraturan/regulasi

Entitas pemerintahan, organisasi nirlaba, atau perusahaan dapat menugasi auditor


untuk mengaudit laporan keuangan entitas tersebut berdasarkan SAP.
b. Pengujian Substantif
 Perancangan Pengujian Substantif
Perancangan substantif meliputi:
*Sifat Pengujian *Waktu Pengujian *Luas pengujian substantif

 Prosedur untuk melaksanakan pengujian substantif


a. Pengajuan pertanyaan kepada para karyawan berkaitan dengan kinerja tugas mereka

b. Pengamatan atau observasi

c. Menginspeksi dokumen dan catatan

d. Melakukan perhitungan

e. Konfirmasi

f. Analisis

g. Tracing atau pengutusan

h. Vouching atau penelusuran


c. Prosedur Analitis
Prosedur analitis adalah pengevaluasian informasi keuangan yang dilakukan dengan
mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan data nonkeuangan.
Ada enam langkah yang harus dilakukan auditor dalam melakukan prosedur analitis,
yaitu :
1. Mengidentifikasi perhitungan dan perbandingan yang akan dibuat.
2. Mengembangkan ekspetasi.
3. Melakukan perhitungan dan perbandingan.
4. Menganalisis data.
5. Menyelidiki perbedaan atau penyimpangan yang tidak diharapkan yang signifikan
6. Menentukan pengaruh perbedaan atau penyimpangan terhadap perencanaan
audit.
Contoh Kertas Kerja Audit

https://
drive.google.com/file/d/17SjWdxc8nmXRdujy
PBcrij1AEmKyXkPJ/view?usp=sharing
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai