Anda di halaman 1dari 21

BUKTI AUDIT DAN

KERTAS KERJA AUDIT


OLEH KELOMPOK 9:
1. ANDI NURUL ISTIQAMAH (202130045)
2. SRY ELMI (202130055)
3. INDRI SATYA HANDAYANI (202130030)
4. NURQAIMA PUTRI (202130016)
Bukti audit adalah bukti yang dikumpulkan dan diuji oleh auditor untuk
menentukan apakah laporan keuangan disajikan sesuai dengan standar
pelaporan keuangan yang berlaku (Sesuai dengan SAK/sesuai dengan
framework pelaporan keuangan –financial reporting framework).
Bukti audit laporan keuangan terdiri dari:
1. Bukti pembukuan (Accounting records), seperti jurnal, buku
pembantu, dan buku besar, atau file transaksi dan file induk (master
file))
2. Bukti pendukung (Corraborating information), seperti bukti
transaksi dan bukti-bukti pendukung pembukuan yang lain
Kompetensi/ketepatan Bukti
Kompetensi bukti dipengaruhi oleh beberapa factor,
seperti:
1. Relevansi bukti
2. Sumber bukti
3. Kemutakhiran bukti
4. Objektivitas bukti
5. Sirkulasi bukti
Faktor sirkulasi bukti
1. Bukti dari luar yang dikirim langsung ke auditor
2. Bukti dari luar yang diarsip oleh klien
3. Bukti interen yang dikirim kepihak luar (turn-
around documents)
4. Bukti interen yang tidak beredar diluar perusahaan
Kecukupan bukti
Kecukupan jumlah bukti dipengaruhi oleh beberapa factor sebagai
berikut:
1. Potensi salah saji: dipengaruhi oleh risiko bawaan dan risiko
pengendalian serta materialitas salah saji
2. Pertimbangan ekonomis: penambahan sampel dipandang tidak
akan mempengaruhi kesimpulan auditor
3. Variabilitas atau heteroginitas populasi bukti
Prosedur Audit
Prosedur audit adalah Langkah-Langkah yang ditempuh oleh
auditor untuk mengumpulkan dan menguji bukti audit.
Kategori prosedur audit:
1. Prosedur pemahaman SPI (Sistem pengendalian internal)
2. Prosedur pengujian SPI
3. Prosedur pengujian substantif
Prosedur audit

Prosedur pemahaman SPI dan pengujian SPI


ditujukan untuk mengukur kecukupan dan efektifitas
SPI dalam mencegah potensi salah saji.
Hasil pemahaman dan pengujian SPI digunakan
untuk menentukan : sifat, saat, dan luas pengujian
substantif.
Sifat audit berhubungan dengan kedalaman audit, sifat
audit berhubungan dengan waktu pelaksanaan audit
dan luas audit berhubungan dengan jumlah bukti
audit.
Prosedur audit

Prosedur audit dapat diklasifikasi secara detail menjadi


sebagai berikut:
1. Prosedur analitis, adalah prosedur pengujian yang
dilakukan dengan cara membandingkan angka objek
audit dengan angka pembanding, seperti: angka periode
sebelumnya, angka anggaran, dan angka rata-rata
industry.
2. Prosedur tracing, adalah prosedur pengujian dengan cara
menelusuri dari bukti transaksi ke bukti pembukuan.
3. Prosedur Vouching, adalah prosedur pengujian dengan
cara menelusur dari bukti pembukuan ke bukti transaksi
Prosedur audit

4. Prosedur inspeksi, adalah prosedur


pengujian/pemeriksaan langsung terhadap bukti audit,
misalnya pemeriksaan fisik asset dan pemeriksaan fisik
dokumen
5. Prosedur matematis, adalah prosedur pengujian
kebenaran perhitungan matematis, seperti
penjumlahan,perkalian dan pembagian
6. Prosedur perhitungan, adalah prosedur pengujian dengan
cara melakukan perhitungan fisik asset tetap dan
perhitungan fisik persediaan
Prosedur audit
7. Prosedur konfirmasi, adalah prosedur pengujian dengan
cara mempertanyakan secara tertulis kepada pihak ketiga
tentang kebenaran objek audit, misalnya konfirmasi
piutang dan konfirmasi persediaan yang disimpan
digudang umum
8. Prosedur observasi, adalah prosedur pengujian dengan
cara menyaksikan suatu proses pelaksanaan kegiatan
untuk menghasilkan bukti audit tertentu, misalnya proses
perhitungan fisik persediaan.
9. Prosedur pengerjaan ulang, adalah prosedur pengujian
dengan cara mengerjakan oleh suatu proses yang biasa
dilakukan untuk menghasilkan bukti audit tertentu
Prosedur audit

10. Prosedur wawancara, adalah prosedur pengujian bukti


audit yang dilakukan dengan melakukan wawancara
dengan petugas/pejabat yang terkait. Untuk bisa menjadi
bukti audit, wawancara harus dilakukan secara tertulis
11. Prosedur audit berbantuan computer, adalah prosedur
pengujian yang dilakukan dengan bantuan computer
terhadap bukti audit yang diproses dengan menggunakan
komputer
Bukti audit
Prosedur audit akan menghasilkan bukti audit. Bukti
audit bisa dikelompokkan menjadi:
1. Bukti analitis, hasil dari prosedur analitis
2. Bukti dokumen, hasil dari prosedur tracing,
vouching, dan inspeksi dokumen
3. Bukti fisik, hasil dari inspeksi fisik dan perhitungan
fisik, serta prosedur observasi.
4. Bukti matematis, hasil dari pengujian matematis,
seperti perkalian, penjumlahan dst.
5. Bukti konfirmasi, hasil dari pengujian konfirmasi
Bukti audit

6. Bukti observasi, hasil dari prosedur observasi atas suatu


proses dan prosedur. Prosedur observasi juga bisa
menghasilkan bukti fisik.
7. Bukti pernyataan tertulis, hasil dari prosedur wawancara
yang diikuti dengan permintaan bukti tertulis.
8. Bukti pengerjaan ulang, hasil dari pengerjaan ulang
suatu prosedur atau proses yang biasa dilakukan untuk
menghasilkan bukti audit tertentu.
9. Bukti elektronik, hasil dari pengujian proses prosedur
yang dilakukan secara elektronik serta hasil dari
pengujian audit berbantuan komputer.
Kertas kerja audit
Kertas kerja audit adalah seluruh dokumen pelaksanaan audit
yang dikumpulkan atau dibuat oleh auditor selama proses
pelaksanaan audit, mulai dari perencanaan audit sampai dengan
pelaporan hasil audit. Fungsi Kertas Kerja Audit:
1. Sebagai alat perencanaan audit
2. Sebagai alat koordinasi pelaksanaan audit
3. Sebagai alat kontrol pelaksanaan audit
4. Sebagai alat pembuktian pelaksanaan audit
5. Sebagai alat pendukung kesimpulan audit
Bentuk kertas kerja audit
1. Program audit, berfungsi untuk mendeskripsikan:
a) Tujuan audit
b) Cara atau prosedur yang harus ditempuh untuk
mencapai tujuan audit
c) Pedoman dalam membuat kesimpulan audit.
d) Siapa yang harus melaksanakan audit, termasuk
siapa yang harus mereviu kertas kerja audit.
e) Target waktu pelaksanaan dan penyelesaian audit
Bentuk kertas kerja audit

2. Memo audit, adalah catatan auditor dalam bentuk


narasi untuk mendeskripsikan fakta, pandangan,
serta catatan-catatan penting lain.
3. Daftar pendukung (supporting schedules),
adalah tabel atau analisis tertulis untuk
mendeskripsikan secara detil saldo akun tertentu.
4. Daftar utama (lead schedule) adalah dokumen
yang digunakan untuk meringkas daftar
pendukung
Bentuk kertas kerja audit
6. Kompilasi kertas kerja (working trial balance/WTB),
adalah tabel untuk mengkompilasi seluruh kertas kerja (daftar
utama) yang dibuat selama proses pelaksanaan audit. WTB
berfungsi untuk memudahkan auditor dalam melihat pengaruh
seluruh kertas kerja terhadap laporan keuangan yang diaudit.
WTB terdiri dari WTB untuk neraca dan WTB untuk laporan
rugilaba.
7. Informasi pendukung, adalah berbagai dokumen yang
dikumpulkan untuk kepentingan audit, misalnya: copy manual
akuntansi, copy notulen rapat manajemen atau komisaris,
copy kontrak-kontrak bisnis, serta copy dari dokumen penting
yang lain.
Elemen kertas kerja audit
Kertas kerja audit memuat elemen sebagai berikut:
1. Nama dan alamat KAP
2. Nama kertas kerja
3. Indeks (kode) kertas kerja, untuk kepentingan pengarsipan
kertas kerja.
4. Indeks silang (cross indexing), untuk menandai dari kertas
kerja mana asal suatu data dan ke kertas kerja mana data
dipindahkan.
5. Tick marks, untuk menjelaskan prosedur audit yang telah
dilakukan auditor.
6. Tanggal, tanda tangan dan nama pembuat kertas kerja serta
pe-review kertas kerja
Kepemilikan kertas kerja audit
• Kertas kerja audit adalah milik auditor
• Auditor tidak diperkenankan mengungkap
kertas kerja kepada siapapun, karena kertas
kerja memuat berbagai informasi rahasia
klien
• Auditor hanya boleh mengungkap kertas
kerja kepada fihak lain jika mendapatkan
izin klien atau karena untuk memenuhi
tuntutan hukum
Arsip kertas kerja audit
1. Arsip sementara: adalah untuk kertas kerja
yang hanya berhubungan dengan kebutuhan
audit tahun berjalan.
2. Arsip permanen: adalah untuk kertas kerja
yang bermanfaat untuk mendukung
pelaksanaan audit tahun-tahun yang akan
datang.
Sekian dan terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai