Pengauditan I - Sururi
Halaman
BUKTI AUDIT
Pengauditan I - Sururi
Halaman
BUKTI AUDIT
Untuk menjamin pencapaian tujuan audit
secara efektif, yaitu memberikan opini
auditor dengan tepat, auditor diwajibkan
mengumpulkan bukti audit yang
kompeten (tepat/appropriate) dalam
jumlah yang cukup (sufficient), atau
sufficient appropriate evidence.
Kompetensi atau ketepatan bukti
berhubungan dengan kualitas bukti,
sedangkan kecukupan bukti berhubungan
dengan jumlah atau kuantitas bukti.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
KOMPETENSI/KETEPATAN BUKTI
Kompetensi bukti dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti:
1. Relevansi bukti
2. Sumber bukti
3. Kemutakhiran bukti
4. Objektivitas bukti
5. Sirkulasi bukti
Lihat gambar pada slide berikutnya
Lihat Aren hal: 196 s.d. 199 dan Haryono
Jusup halaman ......
Pengauditan I - Sururi
Halaman
Faktor
Kompetensi
Relevansi
Bukti
Dari dalam
perusahaan
SPI Lemah
Tidak memahami
langsung
Jauh dari tanggal
laporan keuangan
Subjektif
Pengauditan I - Sururi
Sumber Bukti
Kemutakhiran
bukti
Objektifitas
Bukti
Lebih Kompeten
Relevan langsung
Dari pihak luar yang
independen.
SPI Kuat
Memahami langsung
Dekat dengan tanggal
laporan keuangan
Objektif
Halaman
Lebih Kompeten
Kurang Kompeten
Pengauditan I - Sururi
Halaman
KECUKUPAN BUKTI
Kecukupan jumlah bukti dipengaruhi oleh
beberapa faktor sebagai berikut:
1. Potensi salah saji: dipengaruhi oleh
risiko bawaan dan risiko pengendalian
serta materialitas salah saji.
2. Pertimbangan ekonomis: penambahan
sampel dipandang tidak akan
mempengaruhi kesimpulan auditor.
3. Variabilitas atau heteroginitas
populasi bukti.
. Baca Aren hal 198: membahas masalah
ukuran sampel.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
KECUKUPAN BUKTI
Pengauditan I - Sururi
Halaman
PROSEDUR AUDIT
Prosedur audit adalah langkah-langkah
yang ditempuh oleh auditor untuk
mengumpulkan dan menguji bukti audit.
Kategori prosedur audit:
1. Prosedur pemahaman SPI (Sistem
Pengendalian Internal)
2. Prosedur pengujian SPI
3. Prosedur pengujian substantif
Pengauditan I - Sururi
Halaman
PROSEDUR AUDIT
Prosedur pemahaman SPI dan pengujian SPI
ditujukan untuk mengukur kecukupan dan
efektifitas SPI dalam mencegah potensi salah saji.
Hasil pemahaman dan pengujian SPI digunakan
untuk menentukan: sifat, saat, dan luas pengujian
substantif.
Sifat audit berhubungan dengan kedalaman audit,
saat audit berhubungan dengan waktu
pelaksanaan audit, dan luas audit berhubungan
dengan jumlah bukti audit.
Pengauditan I - Sururi
Halaman 10
PROSEDUR AUDIT
Pengujian substantif adalah pengujian kewajaran
saldo akun atau asersi manajemen.
Prosedur pengujian substantif bisa diklasifikasi
dengan urutan sebagai berikut:
1. Prosedur awal
2. Prosedur pengujian analitis
3. Prosedur pengujian detil transaksi
4. Prosedur pengujian saldo akun
5. Prosedur pengujian estimasi akuntansi
6. Prosedur pengujian penyajian dan
pengungkapan
Pengauditan I - Sururi
Halaman 11
PROSEDUR AUDIT
Prosedur audit dapat diklasifikasi secara detil menjadi
sebagai berikut:
1.
Prosedur analitis, adalah prosedur pengujian yang
dilakukan dengan cara membandingkan angka objek
audit dengan angka pembanding, seperti: angka
periode sebelumnya, angka anggaran, dan angka
rata-rata industri.
2.
Prosedur tracing, adalah prosedur pengujian
dengan cara menelusur dari bukti transaksi ke bukti
pembukuan.
3.
Prosedur vouching, adalah prosedur pengujian
dengan cara menelusur dari bukti pembukuan ke
bukti transaksi.
Pengauditan I - Sururi
Halaman 12
PROSEDUR AUDIT
4.
5.
6.
Pengauditan I - Sururi
Halaman 13
PROSEDUR AUDIT
7.
8.
9.
Pengauditan I - Sururi
Halaman 14
PROSEDUR AUDIT
9. Prosedur wawancara, adalah prosedur
pengujian bukti audit yang dilakukan dengan
melakukan wawancara dengan
petugas/perjabat yang terkait. Untuk bisa
menjadi bukti audit, wawancara harus
dilakukan secara tertulis.
10. Prosedur audit berbantuan komputer
(computer assisted audit
techniques/CAAT), adalah prosedur
pengujian yang dilakukan dengan bantuan
komputer terhdap bukti audit yang diproses
dengan menggunakan komputer.
Pengauditan I - Sururi
Halaman 15
BUKTI AUDIT
Prosedur audit akan menghasilkan bukti audit.
Bukti audit bisa dikelompokkan menjadi:
1. Bukti analitis, hasil dari prosedur analitis
2. Bukti dokumen, hasil dari prosedur
tracing, vouching, dan inspeksi dokumen
3. Bukti fisik, hasil dari inspeksi fisik dan
perhitungan fisik, serta prosedur observasi.
4. Bukti matematis, hasil dari pengujian
matematis, seperti perkalian, penjumlahan
dst.
5. Bukti konfirmasi, hasil dari pengujian
konfirmasi.
Pengauditan I - Sururi
Halaman 16
BUKTI AUDIT
6. Bukti observasi, hasil dari prosedur observasi
atas suatu proses dan prosedur. Prosedur
observasi juga bisa menghasilkan bukti fisik.
7. Bukti pernyataan tertulis, hasil dari
prosedur wawancara yang diikuti dengan
permintaan bukti tertulis.
8. Bukti pengerjaan ulang, hasil dari
pengerjaan ulang suatu prosedur atau proses
yang biasa dilakukan untuk menghasilkan bukti
audit tertentu.
9. Bukti elektronik, hasil dari pengujian proses
prosedur yang dilakukan secara elektronik serta
hasil dari pengujian audit berbantuan komputer.
Pengauditan I - Sururi
Halaman 17
Jurnal
TRACING
(Menguji potensi
understatement)
Pengauditan I - Sururi
Asersi
Eksistensi atau
terjadinya
Buku
Besar
Kelengkapan
Halaman 18
Halaman
6.
Pengauditan I - Sururi
Halaman
Halaman
Pengauditan I - Sururi
Halaman
2.000.000
8.000.000
55.000.000
85.000.000
150.000.000
Halaman
s
mark
Tick
Saldo Kas
Kas kecil (1)
2.000.000
8.000.000
55.000.000
85.000.000
150.000.000
Kas
Piutang
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Peny.
D (K)
Reklas.
D (K)
KKK-N
So./Audit
31/12/X2
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
- xxx
Halaman
Terimakasih
(Bagian Terpenting Dalam Hidup)
Pengauditan I - Sururi
Halaman 30