Tujuan audit berkaitan dengan alasan dilaksanakannya suatu audit. Sedangkan lingkup audit
memberikan batasan bidang atau kegiatan yang akan diaudit, periode waktu yang diaudit, lokasi yang
akan dikunjungi, jenis kajian yang akan dilakukan untuk mendukung simpulan, dan jenis investigasi yag
akan dilakukan (jika dibutuhkan). Meskipun sasaran audit telah ditentukan pada tahap penetapan area
kunci, namun auditor merasa perlu untuk menentukan apakah audit akan dilakukan terhadap 3E
(ekonomi, efisiensi, dan efektivitas), 2E, atau hanya 1E.
a. Manfaat Tujuan Audit
(i) Membantu memfokuskan kegiatan pengumpulan bukti audit,
(ii) Mencapai hasil audit yang diinginkan,
(iii) Menghasilkan mutu audit yang konsisten,
(iv) Menjadi ukuran atas mutu audit kinerja yang harus ditunjukkan pada akhir audit.
b. Proses Penetapan Tujuan Audit
Proses penetapan tujuan audit kinerja berbeda dengan audit keuanga. Tujuan audit keuangan adalah
menguji asersi manajemen dengan periode penyajian laporan keuangan. Dengan demikian, dalam
perencanaan audit keuangan auditor tidak perlu menentukan tujuan audit.
Pada audit kinerja, penerapan tujuan audit diawali dengan menetapkan tentative audit objective (TAO)
berdasarkan informasi umum yang diperoleh pada saat pemahaman entitas. Apabila auditor telah
mengidentifikasi aspek manajemen atau bidang pada auditee yang mempunya kelemahan dan perlu
dilakukan pengujian lebih lanjut, maka TAO disempurnakan menjadi FAO (firm audit objective). Dengan
adanya FAO maka pengumpulan bukti dpat dilaksanakan dengan lebih murah, mudah, dan terarah.
c. Keseimbangan 3E dalam Audit
TAO dapat berupa evaluasi kinerja manajemen dengan aspek 3E secara umum atau luas. Sedangkan
dalam FAO, auditor dapat memilih salah satu dari 3 aspek tersebut untuk dilakukan pengujian
terinci. National Audit Office of United Kingdom (BPK Inggris) memberikan uraian mengenai kelebihan
dan kekurangan setiap jenis tujuan audit kinerja seperti tampak dalam gambar berikut :