Anda di halaman 1dari 4

CHAPTER 6 “AUDIT EVIDENCE”

A) AUDIT EVIDENCE AND ASSERTIONS


Audit Evidence Defined
Bukti audit adalah semua informasi yang digunakan oleh auditor untuk sampai pada
kesimpulan yang menjadi dasar opini audit. Bukti audit mencakup (1) catatan akuntansi yang
mendasari laporan keuangan dan (2) informasi lain yang menguatkan catatan akuntansi dan
mendukung penalaran logis auditor tentang penyajian wajar dalam laporan keuangan.
Assertions and Specific Audit Objectives
Asersi manajemen dalam laporan keuangan memandu auditor dalam (1) menilai risiko
salah saji material dalam laporan keuangan dan (2) merencanakan pengumpulan bukti audit
yang merupakan respons terhadap risiko tersebut. Lima asersi manajemen yang diuraikan
dalam standar auditing yang berlaku umum adalah: a)Keberadaan atau kejadian,
b)Kelengkapan, c) Hak dan kewajiban, d) Penilaian atau alokasi dan e) Presentasi dan
pengungkapan.

B) SUFFICIENT COMPETENT EVIDENCE


Sufficiency of Audit Evidence
Kecukupan bukti audit merupakan ukuran kuantitas bukti audit. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pertimbangan auditor tentang kecukupan meliputi: Materialitas., Risiko salah
saji material, Ukuran dan karakteristik populasi.
Competency of Audit Evidence
Kompetensi adalah ukuran kualitas, atau keandalan, bukti audit. Agar kompeten, bukti
harus relevan dengan asersi. Selain itu, berbagai generalisasi berhubungan dengan keandalan
bukti. Pembahasan berikut membahas relevansi dan keandalan bukti audit.

C) AUDITOR PROCEDURES
Inspection of Documents and Records
Pemeriksaan dokumen dan catatan terdiri dari pemeriksaan catatan dan dokumen, baik
internal maupun eksternal, dalam bentuk kertas, elektronik, atau media lainnya.
Inspection of Tangible Assets
Pemeriksaan aktiva berwujud terdiri dari pemeriksaan fisik atas kekayaan suatu
entitas. Menginspeksi sumber daya berwujud memberi auditor pengetahuan pribadi langsung
tentang keberadaan dan kondisi fisiknya.
Observation
Pengamatan terdiri dari melihat proses atau prosedur yang dilakukan oleh yang lain.
Aktivitas tersebut mungkin merupakan pemrosesan rutin dari jenis transaksi tertentu.

KELOMPOK 10
Andi Hikmah Amaliah (A031211108)
Oktavian Evan Pabubung (A031211114)
Inquiry
Penyelidikan terdiri dari mencari informasi dari orang yang berpengetahuan, baik
keuangan maupun non keuangan, di seluruh entitas atau di luar entitas. Permintaan keterangan
adalah prosedur audit yang digunakan secara ekstensif selama audit dan seringkali
melengkapi pelaksanaan prosedur audit lainnya.
Confirmation
Perhitungan ulang terdiri dari pemeriksaan keakuratan matematis dari dokumen atau
catatan. Auditor sering menggunakan perangkat lunak audit untuk melakukan perhitungan
ulang seperti membukukan file piutang dan menyetujui total ke buku besar. Ini seringkali
merupakan prosedur awal yang penting.
Reperformance
Reperformance adalah pelaksanaan independen auditor atas prosedur atau
pengendalian yang pada awalnya dilaksanakan sebagai bagian dari pengendalian internal
entitas.
Analytical Procedures
Prosedur analitis terdiri dari evaluasi informasi keuangan yang dilakukan dengan
mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan nonkeuangan. Prosedur ini
meliputi perhitungan dan penggunaan rasio sederhana, analisis vertikal atau pernyataan
ukuran umum, perbandingan jumlah aktual dengan data historis atau ekspektasi anggaran, dan
penggunaan model matematika dan statistik seperti analisis regresi.
Computer-Assited Audit Techniques
Teknik audit berbantuan komputer (CAATS) menggunakan perangkat lunak audit
untuk menyelesaikan berbagai prosedur audit yang diuraikan di atas. Ketika catatan akuntansi
klien diselenggarakan di media elektronik, auditor dapat menggunakan CAATS untuk
melakukan hal berikut:

 Lakukan perhitungan dan perbandingan yang digunakan dalam prosedur analitis.


 Pilih sampel cf piutang untuk konfirmasi.
 Pindai file untuk menentukan bahwa semua dokumen dalam satu seri telah
diperhitungkan
 Mengirimkan data uji ke program klien untuk menentukan bahwa aspek komputer dari
pengendalian internal berfungsi.
 Lakukan kembali berbagai perhitungan seperti menjumlahkan sub-piutang buku besar
pembantu atau file persediaan.

D) FOUR DECISIONS ABOUT AUDIT PROCEDURES


1. Staf dan Mengawasi Audit
Risiko tingkat laporan keuangan biasanya memiliki dampak luas pada beberapa kelas
transaksi dan asersi. Auditor dapat menugaskan staf dengan tingkat pengalaman yang lebih
tinggi untuk mengaudit asersi yang memiliki tingkat subjektivitas atau komplektivitas yang
tinggi, sedangkan auditor juga bisa menugaskan staf tingkat pemula untuk mengaudit asersi
yang tidak rumit.
2. Sifat Prosedur Audit
Keputusan umum melinatkan pilihan prosedur audit. Secara umum, ketika risiko salah
saji material tinggi, auditor akan berusaha memperoleh bukti yang sangat andal. Jika klien
menyimpan dokumentasi dan bukti penting dalam bentuk elektronik untuk saldo akun
material atau golongan transaksi, akan memiliki beberapa implikasi terhadap sifat pengujian
audit.
3. Waktu Prosedur Audit
Keputusan tentang waktu prosedur audit melibatkan apakah prosedur audit akan
dilaksanakan pada tanggal interim atau pada tahun fiskal. Ketika auditor membuat penilaian
awal atas risiko pengendalian serendah mungkin, auditor biasanya akan melakukan pengujian
pengendalian pada saat auditor interim memastikan bahwa pengendalian internal efektif,
risiko salah saji akan terjadi antara pelaksanaan pengujian substansif, seperti konfirmasi
piutang, pada tanggal interim dan akhir tahun dikurangi.
4. Luasnya Prosedur Audit
Terakhir, auditor harus membuat keputusan tentang seberapa luas prosedur audit
seharusnya. Biasanya auditor akan melakukan prosedur audit yang lebih ekstensif ketika
risiko salah saji material tinggi.

E) DOKUMENTING AUDIT DECISIONS AND AUDIT EVIDENCE


Audit Program
Program audit mendokumentasikan keputusan tentang prosedur audit yang menurut
keyakinan auditor diperlukan untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan
keuangan disajikan secara wajar dalam semua hal yang material. Bentuk program audit akan
bervariasi sesuai dengan keadaan audit dan praktik serta kebijakan firma audit.
Working Paper
Tim audit harus mendokumentasikan pekerjaan meraka (keputusan audit dibuat dan bukti
audit diperoleh) dalam kertas kerja audit. Tipe dari kertas kerja seperti neraca saldo kerja,
analisis dan jadwal, memorandum audit dan dokumentasi informasi yang menguatkan, serta
jurnal penyesuaian dan reklasifikasi.
Preparing Working Paper
Beberapa Teknik dasar untuk mekanika banyak digunakan dalam menyusun kertas kerja.
Heading, index number, tick marks, dan signature and dates merupakan Teknik penting
persiapan kertas kerja yang baik.
Working Paper Files
Kertas kerja biasanya diarsipkan dalam dua kategori yaitu : File Permanen yang berisi
data yang diharapkan berguna bagi auditor untuk perikatam di masa depan, dan File Saat Ini
berisi informasi yang menguatkan berkaitan dengan pelaksanaan program audit tahun
berjalan.

Anda mungkin juga menyukai