Anda di halaman 1dari 29

PENGAUDITAN II

PENYELESAIAN AUDIT/TANGGUNG JAWAB


SESUDAH AUDIT

DISUSUN OLEH:
SITTI NUR AZIZAH (A31116307)
NURUL ALIFIAH RISTIANTI W (A31116515)

DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
TAHUN 2020

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita haturkan kehadirat ALLAH SWT. karena atas limpahan rahmat, karunia,
serta taufik dan hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“Penyelesaian Audit/Tanggung Jawab Sesudah Audit”.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dan dapat dijadikan sebagai salah
satu acuan, petunjuk, maupun pedoman bagi pembaca. Penulis juga menyadari sepenuhnya
bahwa di makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari apa yang penulis harapkan.
Untuk itu, penulis berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun. Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya makalah yang telah
disusun ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya
penulis mohon maaf apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Makassar, 12 April 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN............................................................................................5

BAB 3 PENUTUP......................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................29

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Setelah proses audit terhadap pos-pos pada laporan keuangan auditor
kemudian akan sampai pada tahapan pelaporan atau komunikasi hasil audit yang
kemudian disusul dengan pertanggungjawaban hasil audit tersebut kepada pihak yang
berkepentingan. Dalam proses pelaporan auditor seringkali dihadapkan dengan kendala-
kendala waktu yang ketat terutama ketika klien berusaha mendapatkan tanggal paling
cepat untuk mendapatkan laporan hasil audit.
Pada makalah ini dijelaskan terkait “Penyelesaian Audit/Tanggungjawab
Sesudah Audit” untuk membantu mahasiswa dalam memahami proses-proses yang
terjadi saat penyelesaian audit dan tanggungjawab setelahnya beserta kendala yang
dihadapi dan juga metode untuk menghadapi kendala tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara menyelesaikan pekerjaan lapangan?
2. Bagaimana cara mengevaluasi temuan?
3. Bagaimana cara berkomunikasi dengan klien?
4. Apa saja tanggungjawab setelah audit?
C. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami proses penyelesaian audit beserta tanggungjawab
setelah audit.

4
BAB 2

PEMBAHASAN

1. PENYELESAIAN AUDIT/TANGGUNG JAWAB SESUDAH AUDIT

Pertimbangan pertama ditujukan pada penyelesaian audit. Prosedur yang dilaksanakan


dalam aktivitas ini mempunyai beberapa karakteristik yang berbeda sebagai berikut: (1) prosedur
itu tidak bersangkutan dengan siklus transaksi atau akun-akun spesifik, (2) prosedur itu
dilaksanakan sesudah tanggal neraca, (3) prosedur itu melibatkan banyak pertimbangan subyektif
oleh auditor, dan (4) prosedur itu biasanya dilaksanakan oleh manajer audit atau anggota senior
lainnya dari tim audit yang mempunyai pengalaman yang luas dengan klien.

Ungkapan, "last but not least", berlaku dalam penyelesaian audit. Jadi, keputusan yang
diambil oleh auditor dalam bagian audit ini biasanya sangat penting bagi hasil akhir dari audit
tersebut. Ini merupakan peluang terakhir bagi auditor untuk melangkah di atas tingkat transaksi
dan mengambil pandangan holistik terhadap laporan keuangan serta menentukan bahwa hal itu
merupakan dinamika bisnis yang mendasari Sebagai contoh, dalam menentukan p.osedur yang
akan digunakan dan dalam mengevaluasi bukti yang diperoleh, auditor harus menyadari
sepenuhnya risiko audit yang berkaitan dengan penugasan itu. Lebih lanjut, kesimpulan yang
ditarik auditor dalam penyelesaian audit sering mempunyai dampak langsung terhadap pendapat
yang akan dinyatakan pada laporan keuangan klien.

Dalam menyelesaikan audit, auditor seringkali menghadapi kendala waktu yang ketat,
terutama ketika klien berusaha mendapatkan tanggal yang paling cepat untuk penerbitan laporan
audit. Meskipun waktu bukan merupakan mitra bagi auditor, namun auditor harus memanfaatkan
waktu tersebut untuk membuat pertimbangan profesional yang baik dan menyatakan pendapat
yang tepat dalam situasi bersangkutan. Untuk tujuan pembahasan, tanggung jawab auditor dalam
menyelesaikan audit dibagi menjadi tiga kategori berikut: (1) menyelesaikan pekerjaan lapangan,
(2) mengevaluasi temuan, dan (3) berkomunikasi dengan klien. Setelah menjelaskan aktivitas-
aktivitas yang terlibat dalam penye- lesaian audit, kemudian harus diberikan pertimbangan pada
tanggung jawab auditor sesudah audit. Tanggung jawab ini bersangkutan dengan peristiwa yang
terjadi sesudah tanggal laporan auditor.

5
1.1 MENYELESAIKAN PEKERJAAN LAPANGAN

Dalam menyelesaikan pekerjaan lapangan, auditor melaksanakan prosedur audit spesifik


untuk mendapatkan bukti audit tambahan. Prosedurnya adalah:

1. Melakukan review atas peristiwa kemudian.


2. Membaca notulen rapat Mendapatkan bukti mengenai litigasi, klaim, dan
penilaian.
3. Mendapatkan surat representasi klien.
4. Melaksanakan prosedur analitis.

Prosedur-prosedur ini tidak harus dilaksanakan seperti dalam urutan atas. Setiap prosedur akan
dijelaskan dalam bagian berikut.

1. Melakukan Review Atas Peristiwa Kemudian

Tanggung jawab auditor untuk menilai kewajaran laporan keuangan klien tidak terbatas
pada pemeriksaan atas peristiwa dan transaksi yang terjadi hingga tanggal neraca. SAS 1,
Codification of Statements on Auditing Stan-dards (AU 560, Subsequent Events), menyatakan
bahwa auditor juga mem- punyai tanggung jawab spesifik atas peristiwa dan transaksi yang (1)
mempunyai pengaruh material terhadap laporan keuangan dan (2) terjadi (sesudah tanggal neraca
tetapi sebelum penerbitan laporan keuangan sertä laporan auditor. Peristiwa-peristiwa ini dikenal
sebagai peristiwa kemu- dian (subsequent events).

Seperti diperlihatkan dalam Gambar 19-1, kerangka waktu untuk peristiwa kemudian
berlangsung dari tanggal neraca sampai penerbitan laporan auditor. Gambar 19-1 juga
mengidentifikasi periode peristiwa kemudian (subsequent events period), yang berlangsung dari
tanggal neraca sampai akhir pekerjan lapangan. Selama periode ini, auditor diwajibkan menurut
GAAP untuk menemukan peristiwa kemudian. Seperti yang akan dijelaskan nanti dalam bab ini,
auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk menemukan peristiwa kemudian yang terjadi
sesudah pekerjaan lapangan berakhir dan penerbitan laporan audit.

1. Jenis Peristiwa

AU 560.03 dan .05 menunjukkan bahwa ada dua jenis peristiwa kemudian:

6
a. Peristiwa kemudian jenis 1 memberikan bukti tambahan berkenaan dengan kondisi
yang ada pada tanggal neraca dan mempengaruhi estimasi yang inheren dalam proses
penyusunan laporan keuangan.
b. Peristiwa kemudian jenis 2 memberikan bukti berkenaan dengan kondisi yang tidak ada
pada tanggal neraca tetapi muncul setelah tanggal itu.

Peristiwa jenis 1 memerlukan penyesuatan atas laporan keuangan; sementara peristiwa


jenis 2 memerlukan rengungkapan dalam laporan, atau dalam kasus yang sangat material,
menyertakan data pro-forma pada laporan keuangan. Contoh-contoh berikut menggambarkan
dua jenis peristiwa Itu:

JENIS 1 JENIS 2

Realisasi aktiva akhir tahun yang dicatat, Penerbitan obligasi jangka panjang atau
seperti piutang usaha dan persediaan; pada saham preferen atau saham biasa.
jumlah yang berbeda dari yang dicatat.
Pembelian suatu perusahaan.
Penyelesaian estimasi kewajiban akhir tahun
Kerugian dari bencana akibat kebakaran atau
yang dicatat, seperti perkara pengadilan atau
banjir.
litigasi dan jaminan produk, pada jumlah
yang berbeda dari yang dicatat.

7
Contoh Kasus. Asumsikan bahwa sebuah pelanggan besar jatuh bangkrut pada tanggal 1
Februari 20X1, dan klien menganggap saldo pelanggan itu dapat ditagih semuanya ketika
membuat estimasi atas piutang yang mungkin tak tertagih pada laporannya per 31 Desember
20XO. Jika, setelah melakukan review atas peristiwa kemudian auditor menentukan bahwa
kebangkrutan terjadi akibat memburuknya posisi keuangan pelanggan itu (tetapi tidak diketahui
klien) pada tanggal neraca, maka klien harus diminta untuk menyesuaikan laporan per 31
Desember 20X0 atas kerugian tersebut. Di pihak lain, jika auditor menentukan bahwa pelanggan
itu secara keuangan berada dalam kondisi yang baik pada tanggal 31 Desember dan
kebangkrutannya disebabkan oleh kebakaran atau bencana serupa yang terjadi sesudah tanggal
neraca, maka hanya pengungkapan dalam catatan atas laporan per 31 Desember yang diperlukan.
Lazimnya, peristiwa jenis 1 memerlukan penyesuaian karena biasanya hal itu merupakan kondisi
yang telah terakumulasi selama periode waktu yang panjang.

2. Prosedur Audit dalam Periode Setelah Tanggal Neraca

Auditor harus mengidentifikasi dan mengevaluasi peristiwa kemudian sampai tanggal


laporan auditor, yang biasanya merupakan akhir dari pekerjaan lapangan. Tanggung jawab ini
dapat dilaksanakan dalam dua cara berikut: (1) dengan mewaspadai peristiwa kemudian dalam
melak- sanakan pengujian substantif akhir tahun seperti pengujian pisah-batas dan mencari
kewajiban yang belum tercatat serta (2) dengan melaksanakan prosedur audit berikut yang
ditetapkan dalam AU 560.12 atau mendekati akhir pekerjaan lapangan.

a. Membaca laporan keuangan interim terakhir yang tersedia serta membandingkannya


dengan laporan yang sedang dilaporkan dan melakukan perbandingan lainnya yang sesuai
dalam situasi-situasi itu.
b. Menanyakan kepada manajemen yang bertanggung jawab atas hal- hal keuangan dan
akuntansi mengenai:
 Setiap kewajiban kontinjen atau komitmen besar yang ada pada tanggal neraca
atau tanggal pertanyaan itu diajukan.
 Setiap perubahan yang signifikan pada modal saham, hutang jangka panjang,
atau modal kerja sampai tanggal pertanyaa diajukan.

8
 Status saat ini dari pos-pos yang sebelumnya dipertanggung jawabkan atas dasar
data sementara, pendahuluan, atau tidak konklusif.
 Apakah setiap penyesuaian yang tidak biasa telah dilakukan sejak tanggal
neraca.
c. Membaca notulen rapat dewan komisaris, pemegang saham, dan komite lainnya yang
sesuai.
d. Menanyakan ahli hukum klien mengenai litigasi, klaim, dan penilaian.
e. Mendapatkan surat representasi dari klien mengenai peristiwa ke- mudian yang menurut
pendapatnya akan memerlukan penyesuaian atau pengungkapan.
f. Melakukan tanya-jawab tambahan atau melaksanakan prosedur tambahan yang
dipandang perlu dalam situasi-situasi itu.
3. Pengaruh terhadap Laporan Auditor

Kelalaian untuk mencatat atau mengungkapkan secara tepat peristiwa kemudian dalam
laporan keuangan akan menimbulkan penyimpangan dari laporan standar auditor. Tergantung
pada materialitas, auditor harus menyatakan baik pendapat wajar dengan pengecualian atau pun
pendapat tidak wajar karena laporan keuangan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan
prinsip- prinsip akuntansi yang berlaku umum.

MEMBACA NOTULEN RAPAT

Notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan subkomitenya, seperti komite
keuangan dan komite audit, dapat memuat hal-hal yang mempunyai signifikansi audit. Sebagai
contoh, dewan komisaris dapat mengotorisasi penerbitan obligasi baru, pembelian saham
treasuri, pem- bayaran dividen tunai, atau penghentian lini produk. Masing-masing situasi ini
akan mempengaruhi asersi manajemen dalam laporan keuangan. Auditor harus menentukan
bahwa semua notulen rapat dewan yang diadakan selama periode yang sedang diaudit dan
selama periode dari tanggal neraca sampai akhir pekerjaan lapangan harus diserahkan kepadanya
untuk direview atau ditelaah. Pembacaan notulen rapat biasanya dilakukan segera setelah hal itu
tersedia, guna memberikan auditor kesempatan maksimum untuk menilai signifikansi auditnya.
Misalnya, informasi yang dipelajari dari catatan itu dapat menyebabkart auditor mengubah
pengujian substantif yang telah direncanakan, atau meminta klien untuk menyertakan

9
pengungkapan peristiwa kemudian dalam laporan keuangan. Pembacaan notulen rapat oleh
auditor harus didokumentasikan dalam kertas kerja.

MENDAPATKAN BUKTI MENGENAI LITIGASI, KLAIM, DAN PENILAIAN

FASB dalam SFAS 5, Accounting for Contingencies, mendefinisikan kontin- jensi


sebagai kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang ada yang melibatkan ketidakpastian
mengenai kemungkinan keuntungan (kontin jensi keuntungan) atau kerugian (kontinjensi
kerugian) yang oleh apabila satu atau lebih peristiwa masa depan terjadi atau tidak terjadi
Kontinjensi keuntungan, seperti klaim oleh klien terhadap pihak lain ata pelanggaran paten,
hanya akan menimbulkan masalah yang relatif kest bagi auditor karena menurut GAAP hal itu
biasanya tidak akan dicatai sampai terealisasi. Kontinjensi kerugian, di pihak lain, seringkali
merupa- kan masalah yang signifikan bagi auditor. Tergantung pada evaluasi yane subyektif atas
kemungkinan pembayaran masa depan, GAAP mempersyaratkan bahwa kontinjensi kerugian
harus (1) dicatat sebagai kewajiban kontinjen, (2) diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan, atau (3) diabaikan. Kontinjensi ini meliputi kewajiban yang potensial dari perselisihan
pajak penghasilan; jaminan produk; jaminan kewajiban pihak lain; dan litigasi, klaim, serta
penilaian.

Kepentingan auditor terhadap kewajiban kontinjen tidak terbatas pada penyelesaian audit.
Selama pengujian audit dan terutama dalam pencarian kewajiban yang tidak tercatat (lihat Bab
15), auditor harus waspada ter- hadap kemungkinan adanya kewajiban kontinjen. Selanjutnya,
ketika membaca notulen rapat dewan komisaris dan mereview kontrak, auditor harus melihat
situasi yang dapat menunjukkan kontinjensi yang harus diselidiki. GAAS tidak merinci
persyaratan audit atas semua kontinjensi. Akan tetapi, GAAS telah memuat persyaratan untuk
mengaudit litigasi, klaim, dan penilaian. Persyaratan ini biasanya dipenuhi pada saat
penyelesaian audit karena auditor ingin agar masalah bukti diperoleh sedekat mungkin dengan
akhir pekerjaan lapangan.

1. Pertimbangan Audit

SAS 12, Inquiry of a Client's Lawyer Concerning Litigation, Claims, and Assess- ments
(AU 337.04), menyatakan bahwa auditor harus mendapatkan bukti- bukti tentang: Eksistensi
kondisi, situasi, atau serangkaian situasi yang menunjukkan ketidakpastian mengenai

10
kemungkinan terjadinya kerugian pada. suatu entitas dari litigasi, klaim, dan penilaian (litigation,
claims and assessments – LCA). Periode di mana penyebab yang mendasari tindakan hukum
terjadi. Tingkat probabilitas hasil yang tidak menguntungkan. Jumlah atau rentang kerugian yang
potensial.

Karena biasanya LCA berada dalam pengetahuan langsung manajemen maka manajemen
merupakan sumber utama informasi tentang Hal-hal tersebut. Dengan demikian, auditor harus
(1) melakukan tanya-jawab dan diskusi dengan manajemen tentang arti dari identifikasi LCA, (2)
men dapatkan dari manajemen suatu uraian dan evaluasi atas LCA yang terjadi pada tanggal
neraca, dan (3) mendapatkan kepastian dari manajemen lebih baik dalam bentuk tertulis, tentang
eksistensi setiap klaim yang belum ditegaskan. Di samping itu, auditor juga harus memeriksa
dokumen yang dimiliki klien mengenai LCA, Auditor juga dapat memperole informasi tentang
LCA melalui pembäcaan notulen rapat dewan komisaris, kontrak dan perjanjian pinjaman, serta
jawaban konfirmasi bank mengenai jaminan pinjaman.

2. Surat Pertanyaan Audit

Harus diakui bahwa biasanya auditor tidak memiliki keahlian hukum yang mencukupi
untuk membuat pertimbangan yang jelas mengenai semua LCA. Jadi, AU 337.08 menunjukkan
bahwa surat pertanyaan audit (letter of audit inquiry) kepada ahli hukum klien merupakan sarana
utama bagi auditor untuk mendapatkan informasi pendukung tentang LCA yang diserahkan oleh
manajemen Surat pertanyaan audit diilustrasi- kan pada Gambar 19-2. Surat itu harus dikirimkan
oleh manajemen kepada setiap ahli hukum yang telah ditugaskan oleh klien, dan telah
memberikan perhatian yang cukup besar selama tahun berjalan pada LCA atau klaim signifikan
yang belum ditegaskan yang mungkin bersifat material. Seperti ditunjukkan dalam Gambar 19-2,
surat itu harus meminta ahli hukum untuk menjawab langsung kepada auditor.

3. Pengaruh Jawaban terhadap Laporan Auditor

Jawaban ahli hukum mungkin tidak mempunyai pengaruh terhadap laporan auditor.
Yaitu, auditor dapat mengeluarkan şuatu laporan standar dengan pendapat wajar tanpa
pengecualian. Ini dapat terjadi apabila jawabannya menunjukkan bahwa, berdasarkan
penyelidikan yang layak atas masalah yang dihadapi, terdapat (1) probabilitas yang tinggi atas
hasil yang menguntungkan atau (2) masalah yang dihadapi adalah tidak material.

11
Dalam beberapa kasus, jawaban ahli hukum dapat menunjukkan ketidakpastian yang
signifikan mengenai kemungkinan hasil menguntungkan dari LCA atau jumlah atau rentang
kerugian yang poten- sial. Sebagai contoh, masalah yang dihadapi mungkin hanya berada dalam
tahap awal litigasi dan mungkin tidak ada pengalaman historis dari entitas dalam menghadapi
litigasi yang sama. Dalam situasi ini, auditor dapat menyimpulkan bahwa laporan keuangan
dipengaruhi oleh suatu ketidakpastian yang tidak rentan terhadap estimasi yang layak pada
tanggal neraca. Jika ketidakpastian itu telah diungkapkan secara memadai dalam laporan
keuangan, maka laporan auditor harus berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa
penjelasan tentang ketidak- pastian itu.

Penolakan seorang ahli hukum untuk menjawab surat pertanyaan audit merupakan
pembatasan atasşruang lingkup audit. Tergantung pada materialitas dari pos-pos yang ada,
auditor harus menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian atau menolak memberikan
pendapat atas laporan keuangan. Auditor juga dapat memperoleh bantuan tentang LCA dari
departemen hukum klien. Akan tetapi, karena kemungkinan penyimpangan yang dilakukan oleh
manajemen, maka bantuan tersebut tidak dapat menggantikan informasi pendukung yang tidak
ingin diberikan oleh ahli hukum dari luar.

12
MENDAPATKAN SURAT REPRESENTASI KLIEN

Auditor diwajibkan untuk mendapatkan representasi tertulis tertentu dari manajemen


dalam memenuhi standar ketiga pekerjaan lapangan. Ini dapat dicapai melalui surat representasi
klien (client representation letter), yang umumnya dikenal sebagai surat rep. AU 333,
Management Representations (SAS 85 dan SAS 89), menjelaskan bahwa representasi merupakan

13
bagian dari barang bukti tetapi bukan pengganti penerapan prosedur audit yang diperlukan untuk
mendapatkan dasar yang layak atas suatu pendapat. Representasi manajemen:

1. Mengkonfirmasikan representasi lisan yang diberikan kepada auditor.


2. Mendokumentasikan kelayakan yang berkelanjutan dari representasi tersebut.
3. Mengurangi kemungkinan kesalahpahaman mengenai representasi manajemen.

Surat rep dapat menjadi pelengkap bagi prosedur audit lainnya. Sebagai contoh, seperti
yang ditunjukkan dalam bagian terdahulu, surat pertanyaan audit adalah sarana utama bagi
auditor untuk mendapatkan bukti mengenai LCA. Meskipun demikian, surat rep juga dapat
memuat per- nyataan manajemen bahwa LCA telah dipertanggungjawabkan secara tepat dan
tidak ada klaim atau penilaian yang belum ditegaskan yang memerlukan pengungkapan dalam
laporan keuangan. Akan tetapi, dalam beberapa kasus, surat rep dapat menjadi sumber utama
bukti audit. Misalnya, apabila klien merencanakan untuk menghentikan suatu lini bisnis, auditor
mungkin tidak dapat mendukung peristiwa ini melalui prosedur audit lainnya. Dengan demikian,
auditor harus meminta manajemen untuk menunjukkan niatnya dalam surat rep.

Jika suatu representasi yang dibuat oleh manajemen bertentangan dengan bukti audit
lainnya, maka auditor harus menyelidiki situasinya dan mempertimbangkan reliabilitas dari
representasi yang contoh, representasi manajemen mengenai klasifikasi sekuritas yang ditahan
sampai jatuh tempo mungkin bertentangan dengan penjualan sekuritas tersebut oleh manajemen.
Di samping itu, berdasarkan situasinya, auditor juga harus mempertimbangkan apakah
ketergantungannya pada representasi manajemen yang berkaitan dengan aspek-aspek lain dari
laporan keuangan sudah tepat dan dapat dibenarkan.

1. Isi Surat Representasi

AU 333.06 memberikan pedoman atas empat kategori utama dari representasi spesifik
yang harus termasuk dalam surat rep. Surat rep itu harus mencakup representasi mengenai:

- Laporan keuangan
- Kelengkapan informasi
- Pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
- Peristiwa kemudian

14
Sebagai contoh, sesuai dengan tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan,
manajemen harus mengetahui bahwa mereka bertanggung jawab menyesuaikan laporan
keuangan atas setiap salah saji material yang dideteksi oleh auditor, dan setiap salah saji yang
belum dikoreksi yang telah dikumpulkan oleh auditor selama penugasan masa berjalan adalah
tidak material, baik secara individual maupun agregat, terhadap laporan keuangan secara
keseluruhan. Gambar 19-3 menyajikan contoh surat rep yang mencakup representasi yang
berkaitan dengan masing- masing dani keempat kategori utama ini. Surat rep harus disiapkan
oleh bagian administrasi klien, dialamatkan kepada auditor, dan diberi tanggal pada tanggal
laporan auditor. Dalam banyak audit, auditor akan membuat naskah representasi, tetapi
manajemen harus mengetahui tanggung jawab atas representasi yang penting ini dengan
membahas hal-hal tersebut bersama auditor dan menandatangani surat itu.

15
16
2. Pengaruh terhadap Laporan Auditor

Apabila auditor menerima surat rep dan ia mampu mendukung representasi manajemen,
maka suatu laporan audit standar dapat dikeluarkan. Akan tetapi, ada keterbatasan pada lingkup
audit jika auditor tidak dapat (1) memperoleh surat rep atau (2) mendukung representasi
manajemen yang bersifat material bagi laporan keuangan dengan prosedur audit lainnya. Suatu
pembatasan lingkup akan mengakibatkan penyimpangan dari laporan standar auditor baik
melalui pendapat wajar dengan kualifikasi maupun penolakan pemberian pendapat. Penolakan
manajemen untuk memberikan representasi tertulis mungkin cukup, menurut pertimbangan
auditor, untuk membuat auditor menarik diri dari penugasan.

MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITIS

Bab-bab terdahulu telah menjelaskan serta menggambarkan penerapan prosedur analitis


dalam perencanaan audit dan dalam pelaksanaan pengujian substantif akhir tahun. Perlu diingat
kembali bahwa prosedur analitis melibatkan penggunaan rasio dan teknik-teknik komparatif
lainnya. Prosedur analitis juga disyaratkan dalam penyelesaian audit sebagai review keseluruhan
(atau akhir) atas laporan keuangan. SAS 56, Analytical Procedures (AU 329.22), menyatakan
bahwa tujuan dari review keseluruhan adalah untuk membantu auditor menilai kesimpulan yang
dicapai dalam audit dan dalam mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.

17
Dalam melakukan review keseluruhan, auditor membaca laporan keuangan dan catatan
yang menyertainya serta mempertimbangkan ke- layakan bukti yang diperoleh dalam
menanggapi saldo dan hubungan yang tidak biasa serta tidak terduga (1) yang diantisipasi dalam
perencana- an audit, atau (2) diidentifikasi selama audit dalam pengujian substantif. Prosedur
analitis kemudian diterapkan pada laporan keuangan untuk menentukan apakah ada hubungan
tambahan yang tidak biasa atau tidak terduga. Jika terjadi hubungan semacam itu, maka prosedur
audit tambah- an harus dilaksanakan dalam penyelesaian audit. Prosedur analitis untuk review
keseluruhan harus dilaksanakan oleh pribadi yang mempunyai pengetahuan komprehensif
mengenai bisnis dan industri klien seperti partner atau manajer audit. Berbagai prosedur analitis
dapat digunakan. Prosedur itu harus:

- Diterapkan pada bidang-bidang audit yang kritis yang diidentifikasi selama audit.
- Didasarkan atas data laporan keuangan sesudah semua penyesuaian dan reklasifikasi
audit telah diakui.

Dalam melakukan review keseluruhan atas kewajaran penyajian laporan keuangan, data
perusahaan dapat dibandingkan dengan (1) hasil yang diharapkan entitas berdasarkan dinamika
bisnis yang mendasarinya, (2) data yang tersedia mengenai kinerja industri, dan (3) data
nonkeuangan yang relevan seperti unit yang diproduksi atau dijual serta jumlah karyawan. Suatu
review keseluruhan biasanya akan membandingkan kinerja keuangan entitas yang dilaporkan
dengan sasaran strategisnya atas pendapatan, pelanggan, dan pangsa pasar, atas efisiensi dari
proses inti, serta kesesuaian ukuran nonkeuangan dengan gambaran keseluruhan yang dilaporkan
dalam laporan keuangan.

1.2 MENGEVALUASI TEMUAN


Terdapat dua tujuan auditor dalam mengevaluasi temuan-temuan, yaitu:
a.       Menentukan jenis pendapat yang harus dinyatakan
b.      Menentukan apakah GAAS telah dipenuhi dalam audit
Untuk mencapai tujuan tersebut, auditor menyelesaikan langkah-langkah berikut :

Membuat Penilaian Akhir Atas Materialitas Dan Risiko Audit


Prasyarat yang esensial dalam memutuskan suatu pendapat yang akan dikeluarkan adalah
penilaian akhir atas materialitas dan risiko audit. Titik tolak untuk melakukan proses ini adalah

18
menjumlahkan salah saji-salah saji yang ditemukan ketika memeriksa semua akun yang belum
dikoreksi oleh klien. Penentuan auditor atas salah saji dalam suatu akun dapat mencakup
komponen berikut:
a) Salah saji yang belum dikoreksi yang secara spesifik diidentifikasi melalui pengujian
substantif atas rincian transaksi dan saldo
b) Proyeksi salah saji yang belum dikoreksi yang diestimasi melalui teknik sampling audit
c) Estimasi salah saji yang dideteksi melalui prosedur analitis dan dikuantifikasi oleh
prosedur audit lainnya
Semua komponen yang terdapat dalam suatu akun dikenal sebagai salah saji yang
mungkin, sementara jumlah salah saji yang mungkin dalam semua akun disebut sebagai salah
saji agregat yang mungkin. Penilaian auditor atas salah saji agregat yang mungkin dapat
mencakup pengaruh dari semua salah saji yang mungkin belum dikoreksi selama periode
sebelumnya terhadap laporan keuangan periode berjalan.
Data yang telah diakumulasi kemudian dibandingkan dengan pertimbanga pendahuluan
auditor mengenai materialitas yang dibuat ketika merencanakan audit. Dalam merencanakan
audit, auditor menetapkan tingkat risiko audit yang dapat diterima. Jika salah saji agregat
meningkat, maka risiko bahwa laporan keuangan mengandung salah saji yang material juga
meningkat. Jika auditor merasa bahwa risiko audit tidak dapat diterima, maka auditor harus:
a) Melaksanakan pengujian substantif tambahan
b) Meyakinkan klien untuk melakukan koreksi yang diperlukan untuk mengurangi risiko
salah saji yang material

Mengevaluasi Kelanjutan Usaha


AU 341 menetapkan tanggung jawab auditor untuk mengevaluasi apakah ada keraguan
yang substansial tentang kemampuan klien untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama
suatu periode waktu yang layak, yaitu tidak melebihi satu tahun di luar tanggal laporan keuangan
yang sedang diaudit. Biasanya, informasi yang akan menimbulkan keraguan yang substansial
tentang asumsi kelanjutan usaha berkaitan dengan ketidakmampuan entitas untuk terus
memenuhi kewajibannya ketika jatuh tempo tanpa diposisi aktiva yang besar di luar arah bisnis
yang biasa, merestrukturisasi hutang, merevisi operasinya yang dipaksa dari luar, atau

19
melakukan tindakan yang serupa. Jika auditor merasa yakin bahwa terdapat keraguan yang
substansial mengenai kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelanjutan usahanya,
maka auditor harus :
a) Mendapatkan informasi mengenai rencana manajemen untuk mengurangi pengaruh kondisi
atau peristiwa tersebut
b) Menilai kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat diterapkan secara efektif tetapi jika
auditor menyimpulkan terdapat keraguan yang substansial mengenai kelanjutan usaha, maka
auditor harus:
 Mempertimbangkan kelayakan pengungkapan mengenai kemungkinan ketidakmampuan
entitas untuk mempertahankan kelanjutan usahanya selama periode waktu yang layak.
 Menyertakan suatu paragraf penjelasan dalam laporan audit untuk mencerminkan
kesimpulannya.

Jika auditor menyimpulkan tidak ada keraguan yang substansial, maka auditor tetap harus
mempertimbangkan kebutuhan akan pengungkapan. Beberapa informasi yang mungkin
diungkapkan mencakup:
 Kondisi dan peristiwa bersangkutan yang menimbulkan penilaian atas keraguan yang
substansial mengenai kemampuan entitas untuk mempertahankan kelanjutan usahanya
selama periode waktu yang layak.
 Kemungkinan pengaruh kondisi dan peristiwa tersebut.
 Evaluasi manajemen atas signifikansi dari kondisi-kondisi dan peristiwa itu serta setiap
faktor yang dapat mengurangi.
 Kemungkinan penghentian operasi.
 Rencana manajemen (termasuk informasi keuangan prospektif yang relevan)
 Informasi tentang pemulihan atau klasifikasi jumlah aktiva yang tercatat atau jumlaj atau
klasifikasi kewajiban.

Melakukan Review Teknis Atas Laporan Keuangan


Sebelum mengeluarkan laporan audit atas klien yang merupakan perusahaan terbuka,
review teknis juga harus dilakukan atas laporan itu oleh partner yang bukan anggota tim audit.
Daftar periksa tersebut mencakup hal-hal yang berkenaan dengan bentuk dan isi dari masing-

20
masing laporan keuangan dasar termasuk pengungkapan yang disyaratkan.

Merumuskan Pendapat Dan Membuat Naskah Laporan Audit


Dalam penyelesaian audit, auditor perlu memisahkan temuan-temuan dengan
mengikhtisarkan dan mengevaluasinya untuk tujuan menyatakan pendapat ataslaporan keuangan
secara keseluruhan. Tanggung jawab akhir atas langkah-langkah ini terletak pada partner yang
melakukan penugasan itu. Sebelum mengambil keputusan akhir tentang pendapat, biasanya
diadakan suatu konferensi dengan klien

Melakukan Review Akhir Atas Kertas Kerja


Review ini dilakukan untuk mengevaluasi pekerjaan yang dilakukan, bukti yang
diperoleh, dan kesimpulan yang dibuat oleh penyusun kertas kerja. Review tambahan atas kertas
kerja dapat dilakukan pada akhir pekerjaan lapangan oleh anggota tim audit. Tingkatan review
yang dapat dilakukan dalam penyelesaian audit ditunjukkan dalam table berikut:

Review yang dilakukan partner atas kertas kerja dirancang untuk mendapatkan kepastian
bahwa:
 Pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan adalah akurat dan lengkap.
 Pertimbangan yang dilakukan oleh bawahan adalah layak dan tepat pada situasi
bersangkutan.
 Penugasan audit telah diselesaikan sesuai dengan kondisi dan syarat yang ditetapkan
dalam surat penugasan.
 Semua pertanyaan tentang akuntansi, auditing, dan pelaporan signifikan yang timbul
selama audit telah diselesaikan dengan tepat.
 Kertas kerja mendukung pendapat auditor.
 GAAS dan kebijakan serta prosedur pengendalian mutu kantor akuntan telah dipenuhi.

21
1.3 KOMUNIKASI DENGAN KLIEN
Komunikasi antara auditor dengan klien pada penutupan audit melibatkan komite audit
dan manajemen. Komunikasi komite audit membicarakan hal-hal berkenaan dengan:
a) Pengendalian internal klien
b) Pelaksanaan audit
Sementara komunikasi dengan manajemen dilakukan melalui surat manajemen.

Mengkomunikasikan Hal-hal Yang Berkaitan Dengan Pengendalian Internal


AU 325 mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan kondisi-kondisi yang dapat
dilaporkan, yang didefinisikan sebagai hal yang merupakan kekurangan yang signifikan dalam
perancangan atau operasi pengendalian internal, yang dapat berpengaruh buruk terhadap
kemampuan organisasi untuk mencatat, memproses, mengikhtisarkan, dan melaporkan data
keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan.
Komunikasi itu sebaiknya dilakukan dalam bentuk tertulis. Pembagian laporan itu
biasanya harus dibatasi kepada komite audit, manajemen dan pihak lain di dalam organisasi.
Akan tetapi, apabila laporan tersebut diisyaratkan oleh otoritas pemerintah, maka rujukan khusus
harus dinyatakan dalam laporan itu. AU 325.11 menyatakan bahwa setiap laporan yang
diterbitkan mengenai kondisi yang dapat dilaporkan harus :
a.       Menunjukkan bahwa tujuan audit adalah melaporkan tentang laporan keuangan dan
bukan memberikan kepastian tentang pengendalian internal
b.      Menyertakan definisi tentang kondisi yang dapat dilaporkan
c.       Menyertakan pembatasan pembagian

Mengkomunikasikan Hal-hal Yang Berkenaan Dengan Pelaksanaan Audit


AU 380 mempersyaratkan auditor untuk menyampaikan hal-hal tertentu berkenaan
dengan pelaksanaan audit kepada mereka yang bertanggung jawab mengawasi proses pelaporan
keuangan. AU 380.06-14 menyatakan bahwa komunikasi dengan komite audit dapat mencakup
hal-hal berikut :
a.       Tanggung jawab auditor menurut GAAS
b.      Kebijakan akuntansi yang signifikan
c.       Pertimbangan auditor tentang mutu prinsip akuntansi entitas

22
d.      Pertimbangan manajemen dan estimasi akuntansi
e.       Penyesuaian audit yang signifikan
f.       Ketidaksepakatan dengan manajemen
g.      Konsultasi dengan akuntan lain
h.      Masalah penting yang dibahas dengan manajemen sebelum penarikan diri
i.        Kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan audit

Menyiapkan Surat Manajemen


Ketika menyelesaikan suatu audit, banyak auditor menganggap bermanfaat untuk menulis
surat kepada manajemen, yang dikenal sebagai surat manajemen, yang memuat rekomendasi
yang tidak termasuk dalam komunikasi yang disyaratkan dengan komite audit. Surat manajemen
dapat mencakup komentar tentang:
a) Hal-hal yang berkaitan dengan pengendalian internal yang tidak di pertimbangkan
sebagai kondisi yang dapat dilaporkan
b) Rekomendasi mengenai pengelolaan sumber daya dan jasa bernilai tambah yang tercatat
selama audit
c) Hal-hal yang bersangkutan dengan pajak

1.4 TANGGUNG JAWAB SETELAH AUDIT

Bagian ini akan membahas tanggung jawab auditor setelah penyelesaian pekerjaan
lapangan. Tanggung jawab setelah audit (postaudit responsibility) mencakup pertimbangan atas:

a) Peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal dan penerbitan laporan auditor.
b) Penemuan fakta yang ada
c) Penemuan prosedur yang dihilangkan
1. Peristiwa Kemudian Antara Tanggal Dan Penerbitan Laporan

Seperti ditunjukkan dalam Gambar 19-1, interval waktu antara satu sampai tiga minggu
biasanya berlalu antara akhir pekerjaan lapangan dan penerbitan laporan audit. SAS 1, Dating,of
the Independent Auditor's Report (AU 530), menyatakan bahwa auditor tidak mempunyai
tanggung jawab untuk mengajukan pertanyaan atau melaksanakan suatu prosedur audit apa pun
selama periode waktu ini guna menemukan peristiwa kemudian Yang material Akan tetapi, jika

23
pengetahuan tentang peristiwa semacam itu menarik perhatian auditor, maka ia harus
mempertimbangkan apakah perlu melakukan pengungkapan atau penyesuaian atas laporan
keuangan untuk peristiwa itu. Apabila penyesuaian diperlukan dan manajemen secara layak
mengubah laporan tersebut, maka auditor dapat mengeluarkan laporan audit standar. Apabila
pengungkapan yang diperlukan dibuat oleh manajemen, auditor juga dapat mengeluarkan
laporan standar asalkan laporan itu diberi tanggal kembali agar sesuai dengan tanggal peristive
kemudian.

Selain itu, auditor juga dapat menggunakan tanggal ganda atau dua tanggal (dual daring)
dalam laporan audit. Jika tindakan ini dilakukan maka tanggal semula akan dipertahankan

24
kecuali tanggal peristiwa kemudian. Tanggal ganda itu ditunjukkan dalam laporan audit langsung
di bawah tandatangan kantor akuntan dengan cara yang sama seperti postcript (P.S.) dalam surat.
Dengan mengasumsikan bahwa tanggal semula laporan auditor adalah 28 Februari dan tanggal
peristiwa kemudian adalah 7 Maret, tanggal ganda akan tampak sebagai berikut.

28 Februari 20X1, kecuali untuk informasi dalam Catatan A vang bertanggal 7 Maret,

Tanggal ganda adalah praktik yang paling umum karena memberi tanggal kembali atas
keseluruhan laporan akan memperluas tanggung jawab auditor secara keseluruhan di luar
penyelesaian pekerjaan lapangan. Ketika memberi tanggal kembali, auditor harus
memperpanjang prosedur review atas peristiwa kemudian sampai tanggal terakhir.

2. Penemuan Fakta Yang Ada Pada Tanggal Laporan

Auditor tidak mempunyai tanggung jawab untuk menemukan fakta yang ada setelah audit
(tetapi tidak diketahui) pada tanggal laporan audit. Namun, SAS 1, Subsequent Discovery of
Facts Existing at the Date of the Auditor's Report (AU 561), menunjukkan dalam AU 561.04
bahwa jika (1) auditor menyadari adanya fakta tersebut dan (2) fakta itu mungkin mem-
pengaruhi laporan yang telah dikeluarkan, maka auditor diwajibkan untuk memastikan
reliabilitas informasi itu. Apabila penyelidikan lebih lanjut menguatkan eksistensi fakta itu dan
auditor merasa yakin bahwa informasi itu penting bagi mereka yang mengandalkan atau
cenderung mengandalkan pada laporan keuangan, maka auditor harus mengambil langkah-
langkah untuk mencegah ketergantungan pada laporan audit itu di masa depan.

Hasil yang diinginkan adalah penyusunan laporan yang direvisi oleh klien dan penerbitan
laporan audit yang direvisi secepat serta sepraktis mungkin. Jika klien menolak untuk
mengungkapkan fakta yang baru ditemukan, maka auditor harus memberi tahu setiap anggota
dewan komisaris mengenai penolakan tersebut. Selain itu, AU 561.08 juga menyatakan bahwa
auditor harus mengambil langkah-langkah berikut untuk mencegah ketergantungan lebih lanjut
pada laporan itu:

a) Memberi tahu klien bahwa laporan audit tidak dapat lagi dikaitkan dengan laporan
keuangan.

25
b) Memberi tahu lembaga berwenang yang mempunyai jurisdiksi terhadap klien bahwa
laporan itu tidak dapat lagi diandalkan.
c) Memberi tahu (biasanya melalui lembaga yang berwenang) setiap orang yang diketahui
mengandalkan pada laporan bahwa laporan audit itu tidak dapat lagi diandalkan.

AU 561.09 memberikan pedoman kepada auditor tentang cara-cara memberi tahu pihak-
pihak selain dari klien. Apabila auditor dapat melakukan penyelidikan yang memuaskan dan
telah menentukan bahwa informasi itu dapat diandalkan, maka ia harus menguraikan pengaruh
yang mungkin dari informasi yang baru diperoleh terhadap laporan keuangan serta laporan audit.
Apabila klien tidak bersedia bekerja sama dan auditor tidak dapat melakukan penyelidikan yang
memuaskan, maka tanpa mengungkapkan informasi spesifik, auditor harus (1) menunjukkan
tidak adanya kerjasama itu dan (2) menyatakan bahwa jika informasi itu benar, maka laporan
audit tidak dapat lagi diandalkan.

3. Penemuan Prosedur Yang Dihilangkan

Setelah tanggal laporan audit, auditor dapat menyimpulkan bahwa satu atau lebih
prosedur audit yang dipandang perlu dalam situasi-situasi bersangkutan telah dihilangkan dari
audit. Standar auditing tidak mempersyaratkan auditor untuk melaksanakan setiap review setelah
audit atas pekerjaannya. Akan tetapi, penemuan prosedur yang dihilangkan dapat berasal dari
review setelah penugasan yang dilaksanakan selama program pengendalian mutu perusahaan
atau selama review horisontal (veer review) oleh akuntan publik dari luar.

Ketika menemukan suatu prosedur yang telah dihilangkan, audito harus menilai
kepentingan hal itu bagi kemampuannya saat ini untuk mendukung pendapat yang dinyatakan
atas laporan keuangan. Suatu review atas kertas kerja dan reevaluasi atas keseluruhan lingkup
audi dapat memungkinkan auditor untuk menyimpulkan bahwa ia masih dapat mendukung
pendapat yang dinyatakan sebelumnya. Selain itu, AU 390.05 Consideration of Omitted
Procedures After the Report Date (SAS 46), juga menunjukkan jika auditor memutuskan bahwa
pendapatnya tidak dapat didukung dan ia yakin bahwa orang-orang saat ini mengandalkan pada
laporan itu, maka auditor harus segera melaksanakan prosedur yang dihilangkan atau prosedur
alternatif yang akan memberikan dasar memuaskan atas pendapatnya. Apabila dasar yang
memuaskan untuk menyatakan suatu pendapat telah diperoleh dan bukti-bukti mendukung
pendapat yang dinyatakan, maka auditor tidak mempunyai tanggung jawab lagi. Akan tetapi, jika

26
pelaksanaan prosedur yang dihilangkan itu mengungkapkan fakta-fakta yang ada pada tanggal
laporan sehingga akan mengubah pendapat yang telah dinyatakan sebelumnya, maka auditor
harus mengikuti prosedur pemberitahuan yang diuraikan dalam paragraf terakhir dari bagian
terdahulu untuk mencegah ketergantungan selanjutnya atas laporan bersangkutan. Jika auditor
tidak dapat melaksanakan prosedur alternatif atau yang dihilangkan, maka ia dapat berkonsultasi
dengan pengacara untuk menentukan tindakan yang tepat.

27
BAB 3

PENUTUP

1. Kesimpulan
Bab ini menguraikan beberapa tanggung jawab utama auditor dalam me-
nyelesaikan audit atas laporan keuangan. Langkah-langkah yang dilaksanakan dalam
penyelesaian pekerjaan lapangan mencakup review atas peristiwa kemudian, membaca
notulen rapat, mendapatkan bukti mengenai litigasi, klaim, dan penilaian, mendapatkan
surat representasi klien, serta melaksanakan prosedur analitis. Langkah-langkah yang
terlibat dalam mengevaluasi temuan auditor mencakup membuat penilaian akhir atas
materialitas dan risiko audit, mengevaluasi keraguan yang substansial mengenai
kelanjutan usaha, melakukan review teknis atas laporan keuangan, merumuskan suatu
pendapat dan menulis naskah laporan audit, serta melakukan review akhir atas kertas
kerja. Auditor diwajibkan untuk berkomunikasi dengan klien mengenai kondisi-kondisi
yang dapat dilaporkan berkaitan dengan pengendalian internal dan hal-hal lain yang
bersangkutan dengan pelaksanaan audit. Selain itu, auditor biasanya juga
mengkomunikasikan rekomendasi mengenai efisiensi dan efektivitas operasi klien dalam
surat manajemen. Terakhir, auditor mempunyai tanggung jawab tertentu setelah audit
berkaitan dengan peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal laporan audit dan
penerbitannya, penemuan selanjutnya atas fakta yang ada pada tanggal laporan, dan
penemuan selanjutnya atas prosedur yang di- hilangkan.

28
DAFTAR PUSTAKA

Boynton, William C.,Johnson, Raymond N., & Kell, Walter G. 2003. Modern Accounting 7th
Edition, Terjemahan. Jakarta: Erlangga.

29

Anda mungkin juga menyukai