Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH PENGAUDITAN 2

AUDIT SUBSEQUENT EVENTS

Disusun Oleh kelompok 2 :

1.Wanda Leo Tallo : 1910020018


2.Elisabet setty : 1910020002

3.Rosita Sao: 1910020011

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,karena hanya berkat kemurahan NYA
penyusunan Makalah Audit Subsequent Event dan Penyelesaian Audit sebagai tugas dalam
matakuliah Auditing ini dapat terselesaikan.
Makalah ini disusun dalam rangka memperdalam pemahaman tentang proses auditing
dalam perusahaan terkhususnya pada pemeriksaan pada transaksi yang terjadi setelah tanggal
laporan posisi keuangan (neraca) tetapi sebelum diterbitkannya laporan audit.

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak


kekurangan.Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki dan mampu memberikan yang lebih baik lagi untuk karya-karya selanjutnya.

Kupang, 5 Mei 2022-05-07

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................................... i


Kata Pengantar ................................................................................................................... ii

Daftar Isi ............................................................................................................................iii


Bab 1 Pendahuluan ........

1.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 1


1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
1.3. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 2
Bab 2 Pembahasan ............................................................................................................. 3

2.1. Sifat Dan Contoh Subsequent Events ................................................................... 3


2.2. Tujuan Pemeriksaan Subsequent Events .............................................................. 6

2.3. Prosedur Pemeriksaan Subsequent Events............................................................ 7


2.4. Penyelesaian Pemeriksaan Akuntan .................................................................... 11

Bab 3 Penutup
3.1. Kesimpulan ......................................................................................................... 21
3.2. Saran .................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 24

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Subsequent Events adalah peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca
tetapi sebelum diterbitkannya laporan audit yang mempunyai akibat yang material
terhadap laporan keuangan dan memerlukan penyesuaian atau pengungkapan dalam
laporan tersebut. Peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca, tetapi
sebelum diterbitkannya laporan audit Mempunyai akibat yang material terhadap laporan
keuangan dan juga Memerlukan penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan tersebut
Terdapat 2 jenis subsequent eventmerujuk pada PSAK no. 46, yakni: Peristiwa yang
memberikan tambahan bukti yang berhubungan dengan kondisi yang ada pada tanggal
neraca dan berdampak terhadap taksiran yang melekat dalam proses penyusunan laporan
keuangan,dan Peristiwa yang menyediakan tambahan bukti yang berhubungan dengan
kondisi yang tidak ada pada tanggal neraca, namun kondisi tersebut ada sesudah tanggal
neraca.
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009 :156 ) Peristiwa setelah akhir periode pelaporan
adalah peristiwa – peristiwa, menguntungkan maupun tidak menguntungkan, yang terjadi
setelah akhir periode pelaporan sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan.
Ada dua jenis peristiwa setelah akhir periode pelaporan, yaitu sebagai berikut. Peristiwa
yang memberikan bukti atas suatu kondisi yang telah terjadi pada akhir periode pelaporan
( peristiwa setelah akhir periode pelaporan yang memerlukan penyesuain ) Peristiwa yang
mengindikasikan timbulnya suatu kondisi setelah akhir periode pelaporan ( peristiwa
setelah akhir periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuian).
Menurut Sukrisno Agoes (2004:138), subsequent event yang harus di audit oleh
akuntan publik adalah: Subsequent Collection Penagihan sesudah tanggal neraca, sampai
mendekati selesainya pekerjaan lapangan/audit field work, dan dilaksanakan dalam
pemeriksaan piutang, dan barang dalam perjalanan Subsequent Payment Pembayaran
sesudah tanggal neraca sampai mendekati selesainya audit field work, dan dilaksanakan
pada saat pemeriksaan hutang dan biaya yang masih harus dibayar.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa saja Sifat Dan Contoh Subsequent Events?
2. Apakah Tujuan Pemeriksaan Subsequent Events?
3. Apa saja Prosedur Pemeriksaan Subsequent Events?
4. Bagaimana Penyelesaian Pemeriksaan Akuntan?
1
1.3.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengentahui sifat dan contoh dari Subsequent Event
2. Untuk Mengetahui Tujuan Pemeriksaan Subsequent Event
3. Untuk Mengetahui Prosedur pemeriksaan Subsequent Event
4. Untuk Mengetahui cara Peneyelesaian pemeriksaan Akuntan

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. SIFAT DAN CONTOH SUBSEQUENT EVENTS


Subsequent events adalah peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal laporant
posisi keuangan (neraca) tetapi sebelum diterbitkannya laporan audit, yang mempunyai akibat
yang material terhadap laporan keuangan, sehingga memerlukan penyesuaian atau
pengungkapan dalam laporan tersebut.
Terdapat dua jenis subsequent events, yaitu :

1. Peristiwa yang memberikan tambahan bukti yang berhubungan dengan kondisi yang
ada pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca) danberdampak terhadap taksiran
yang melekat dalam proses penyusunanlaporan keuangan.
Laporan keuangan harus disesuaikan untuk setiap perubahan estimasi sebagai akibat dan
penggunaaqDEDDXan bukti tambahan tersebut.
Contoh kerugian sebagai akibat tidak tertagihaya piutang kepada pelanggan yang menuju
kebangkrutan setelah tanggal laporan posisi keuangan (neraca) merupakan indikasi keadaan
yang ada pada tanggal laporan posisi keuangan (neraca), olehkarena itu laporan keuangan harus
disesuaikan sebelum diterbitkan. Dilain pihak, kerugian yang sama tetapi diakibatkan karena
pelanggan mengalamikebangkrutan karena kebakaran atau banjir setelah tanggal laporan posisi
keuangan(neraca), bukan merupakan kondisi yang ada pada tanggal laporan posisi keuangan
(neraca), sehingga laporan keuangan tidak perlu disesuaikan.
Penyelesaian tuntutan hukum yang jumlahnya berbeda dengan jumlah utang yang sudah dicatat
membutuhkan penyesuaian laporan keuangan jika peristiwa yang menyebabkan timbulnya
tuntutan tersebut telah terjadi atau ada sebelum tanggallaporan posisi keuangan (neraca).

2. Peristiwa-peristiwa yang menyediakan tambahan bukti yang berhubungandengan


kondisi yang tidak ada pada tanggal laporan posisi keuangan(neraca), namun kondisi
tersebut ada sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
Peristiwa-peristiwa tersebut tidak memerlukan penyesuaian terhadap laporankeuangan Namun
beberapa peristiwa mungkin memerlukan pengungkapan agar laporankeuangan tidak
menyesatkan pembacanya.

3
Contoh :
a penjualan obligasi atau penerbitan saham baru,
b. pembelian bisnis;

c. terjadinya tuntutan hukum yang disebabkan oleh peristiwa yang terjadi sesudah
tanggal laporan posisi keuangan (neraca);

d kerugian aset tetap atau persediaan yang diakibatkan oleh kebakaran; atau
e kerugian yang diakibatkan oleh kondisi (seperti penyebab utama kebangkrutan
pelanggan) yang timbul setelah tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009: 156)

Peristiwa setelah akhir periode pelaporan adalah peristiwa-peristiwa, menguntungkan


maupun tidak menguntungkan, yang terjadi setelah akhir periode pelaporan sampai dengan
tanggal penyelesaian laporan keuangan. Ada dua jenis peristiwa setelah akhir periode
pelaporan, yaitu sebagai berikut.

1. Peristiwa yang memberikan bukti atas suatu kondisi yang telah terjadi pada akhir
periode pelaporan (peristiwa setelah akhir periode pelaporan yang memerlukan
penyesuaian).
2. Peristiwa yang mengindikasikan timbulnya suatu kondisi setelah akhir periode
pelaporan (peristiwa setelah akhir periode pelaporan yang tidak memerlukan
penyesuaian).

Peristiwa Setelah Akhir Periode Pelaporan yang MemerlukanPenyesuaian


Entitas harus membuat penyesuaian jumlah yang diakui dalam laporan keuangan,
termasuk pengungkapan yang terkait, untuk mencerminkan peristiwa setelah akhir periode
pelaporan yang memerlukan penyesuaian.
Peristiwa Setelah Akhir Periode Pelaporan yang Tidak MemerlukanPenyesuaian
Entitas tidak boleh menyesuaikan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan atas
peristiwa setelah akhir periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian.

Jika entitas mengumumkan dividen kepada pemegang saham setelah akhir periodepelaporan,
maka entitas tidak boleh mengakui dividen tersebut sebagai liabilitas padaakhir periode
pelaporan.

Menurut PSAK No. 8 (Revisi 2014) 8.1


Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi antara akhirperiode
pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit, baik peristiwa yang
menguntungkan maupun yang tidak. Peristiwa-peristiwa tersebut dapat dibagi menjadi dua
jenis, yaitu:

1. peristiwa yang memberikan bukti atas adanya kondisi pada akhir periode pelaporan
(peristiwa penyesuai setelah periode pelaporan); dan

2. peristiwa yang mengindikasikan timbulnya kondisi setelah periode


pelaporan(peristiwa non-penyesuai setelah periode pelaporan).

Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah tanggal yang lebih awal antara tanggal
manajemen telah memberikan asersi bahwa laporan keuangan telah diselesaikan dan tanggal
manajemen menyatakan bertanggung jawab atas laporan keuangan tersebut.
Peristiwa Penyesuai Setelah Periode Pelaporan

Entitas menyesuaikan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan untuk


mencerminkanperistiwa penyesuai setelah periode pelaporan.

Peristiwa Nonpenyesuai Setelah Periode Pelaporan.


Entitas tidak menyesuaikan jumlah pengakuan dalam laporan keuangan untukmencerminkan
peristiwa non-penyesuai setelah periode pelaporan.
Kelangsungan usaha. Entitas tidak menyusun laporan keuangan dengan dasar kelangsungan
usaha jika setelah periode pelaporan diperoleh bukti kuat bahwa entitas akan dilikuidasi atau
dihentikan usahanya, atau jika manajemen tidak memiliki alternatif lain yang realistis kecuali
melakukan hal tersebut.

Selain itu, menurut penulis, subsequent events yang harus diaudit oleh akuntan
publikadalah sebagai berikut.
1. Subsequent collection (penagihan sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca),
sampai mendekati tanggal selesainya pekerjaan lapangan/audit field work), yang harus
dilaksanakan dalam pemeriksaan piutang dan barang dalam perjalanan.
2. Subsequent payment (pembayaran sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
sampai mendekati tanggal selesainya audit field work), yang harus dilaksanakan dalam
pemeriksaan liabilitas dan biaya yang masih harus dibayar.

5
2.2. TUJUAN PEMERIKSAAN SUBSEQUENT EVENTS
Tujuan pemeriksaan subsequent events adalah sebagai berikut.
1. Untuk menentukan apakah ada kejadian-kejadian penting sesudah tanggal laporan posisi
keuangan (neraca) yang membutuhkan penyesuaian terhadap laporan keuangan atau
memerlukan pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan agar tidak menyesatkan
pengguna laporan keuangan tersebut.
2. Untuk menentukan kemungkinan tertagihnya piutang

Walaupun konfirmasi (positif) piutang tidak dijawab oleh pelanggan, dan piutangtersebut
sudah lama tidak dilunasi pelanggan, namun jika setelah tanggal laporanposisi keuangan
(neraca) ternyata piutang tersebut dilunasi oleh pelanggan, maka perusahaan tidak perlu
meragukan collectibility piutang tersebut.

Dengan kata lain, tidak perlu dibuat penghapusan atau penyisihan atas piutang tersebut.
3. Untuk memastikan bahwa "barang dalam perjalanan yang tercantum di laporan posisi
keuangan (neraca) per tanggal laporan posisi keuangan (neraca), betul-betulmasih dalam
perjalanan.

Sebab ada kemungkinan, pada saat membayar uang muka pembelian (L/C)perusahaan
mencatat;

DR. Barang dalam Perjalanan


CR. Kas

CR. Utang Usaha


Pada saat penerimaan barang sebelum tanggal laporan posisi keuangan (neraca), perusahaan
mencatat:

DR. Persediaan
CR. Utang Usaha
Akibatnya per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) tetap terlihat saldo barang dalam
perjalanan dan terjadi dua kali pencatatan utang usaha. Seharusnya pada saat penerimaan barang
baik sebelum maupun sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca), perusahaan mencatat:
DR. Persediaan

CR. Barang dalam Perjalanan

6
Pada saat utang tersebut dilunasi:
DR. Utang Usaha
CR. Kas

4. Untuk memastikan bahwa liabilitas dan beban yang masih harus dibayar yang tercantum di
laporan posisi keuangan (neraca) ggal laporan posisi keuangan (neraca), betul-betul merupakan
liabilitas perusahaan yang akan dilunasi pada saat jatuh temponya (sesudah tanggal laporan
posisi keuangan/neraca).

5. Untuk memastikan bahwa tidak ada liabilitas perusahaan yang belum dicatat pertanggal
laporan posisi keuangan (neraca).

2.3. PROSEDUR PEMERIKSAAN SUBSEQUENT EVENTS


1. Periksa pengeluaran kas sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca), sampai mendekati
tanggal selesainya audit field work.
Caranya: Lakukan scanning terhadap buku pengeluaran kas, perhatikan apakah ada pengeluaran
kas di periode setelah tanggal laporan posisi keuangan (neraca) untuk pelunasan liabilitas yang
terjadi di periode yang sedang diaudit.

Misalnya apakah ada pengeluaran kas antara tanggal 1 Januari s.d. 15 Maret 2016,
untuk pelunasan pembelian atau beban yang terjadi di tahun 2015.

Jika ada lakukan vouching dan periksa apakah liabilitas atau beban tahun 2015 tersebut sudah
dicatat sebagai liabilitas dan/atau beban yang masih harus dibayar per 31 Desember 2015. Jika
belum dicatat berarti terdapat unrecorded liabilities yang memerlukan audit adjustment.
2. Periksa penerimaan kas sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca), sampai mendekati
tanggal selesainya audit field work. Caranya: Lakukan scanning terhadap buku penerimaan kas,
perhatikan apakah ada penerimaan kas diperiode setelah tanggal laporan posisi keuangan
(neraca) untuk pelunasan piutang yang terjadi di periode yang sedang di audit.
Misalnya apakah ada penerimaan kas antara 1 Januari s/d 15 Maret 2016, untuk pelunasan
penjualan kredit yang terjadi di tahun 2015.

Jika ada lakukan vouching dan periksa apakah penjualan kredit tersebut sudah dicatat sebagai
piutang per 31 Desember 2015. Jika belum dicatat, berarti terdapat unrecorded receivable yang
memerlukan audit adjustment.
7

3. Periksa bukti penerimaan barang sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca), sampai
mendekati tanggal selesainya audit field work.
4. Periksa bukti pengeluaran barang sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
sampai mendekati tanggal selesainya audit field work.

5. Periksa cut off pembelian dan cut-off penjualan.


6. Review laporan keuangan interim untuk periode sesudah tanggal laporan posisi

keuangan (neraca).
7. Minta salinan (copy) notulen rapat direksi, dewan komisaris, pemegang saham dan pelajari
notulen tersebut untuk mengetahui apakah ada commitment yang dibuat perusahaan dan baru
dipenuhi di periode setelah tanggal laporan posisi keuangan (neraca).

8. Lakukan tanya jawab dengan pejabat perusahaan yang berwenang, untukmengetahui:


a. Apakah ada contingent liabilities.

b. Apakah ada perubahan yang cukup signifikan dalam modal saham, liabilitasjangka panjang
atau kredit modal kerja dalam periode setelah tanggal laporanposisi keuangan (neraca).

c. Apakah ada kejadian-kejadian yang penting sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
yang memerlukan penyesuaian terhadap laporan keuanganatau memerlukan penjelasan dalam
catatan atas laporan keuangan.
9. Kirim konfirmasi ke penasihat hukum perusahaan, untuk mengetahui apakah perusahaan
mempunyai masalah hukum di pengadilan, misalnya karena ada tuntutan dari pihak ketiga, dan
bagaimana pendapat penasihat hukum mengenaistatus perkara di pengadilan tersebut.

10. Analisis perkiraan professional fees, untuk mengetahui apakah ada pembebanan fee dari
penasihat hukum perusahaan, yang menyangkut perkara di pengadilan.
11. Dapatkan surat pernyataan langganan (client representation letter).

Penjelasan Prosedur Pemeriksaan Subsequent Events


Prosedur 1 dan 2 sudah cukup jelas.

Contoh kertas kerja pemeriksaan untuk pengeluaran kas sesudah tanggal laporan posisi
keuangan (neraca) bisa dilihat di Exhibit 20-1 dan untuk penerimaan kas sesudah tanggal
laporan posisi keuangan (neraca) bisa dilihat di Exhibit 20-1

8
3. Periksa bukti penerimaan barang sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
sampai mendekati tanggal selesainya audit field work.
Tujuannya adalah:
a) untuk mengetahui apakah barang yang diterima setelah tanggal laporan posis keuangan
(neraca) merupakan pembelian di tahun yang diperiksa (misal tahun 2015) dan belum
dicatat sebagai utang per 31 Desember 2015
b) untuk memeriksa apakah barang dalam perjalanan yang terlihat di laporan posisi
keuangan (neraca) per tanggal laporan posisi keuangan (neraca), sudah diterima di
periode sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca) dengan memperhatikan juga
apakah syarat pengiriman barang fob destination point atau fob shipping point.
4. Periksa bukti pengeluaran barang sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
sampai mendekati tanggal selesainya audit field work.
Tujuannya adalah:

a) untuk mengetahui apakah barang yang dikirim setelah tanggal laporan posisi keuangan
(neraca) sudah dicatat sebagai penjualan di tahun yang diperiksa (misal tahun 2015)
padahal di tahun 2015 sebetulnya masih merupakan salescommitment sehingga belum
dapat dicatat sebagai penjualan 2015.

5. Periksa cut-off pembelian dan cut-off penjualan.


Caranya dengan memeriksa dokumen-dokumen pembelian dan penjualan lebih kurang satu atau
dua minggu sebelum dan sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca).
Tujuannya untuk mengetahui apakah ada eseran waktu pencata pembelian dan penjualan.

Contoh kertas kerja pemeriksaan atas cut-off pembelian bisa dilihat di Exhibit 20-3. sedangkan
atas cut-off penjualan bisa dilihat di Exhibit 20-4
6. Baca laporan keuangan interim untuk periode sesudah tanggal laporanposisi keuangan
(neraca).
Tujuannya untuk mengetahui apakah di periode sesudah tanggal laporan posisi keuangan
(neraca) terdapat hal-hal yang unusual dalam jumlah yang besar, sehinggadapat memengaruhi
kewajaran laporan laba rugi atau memerlukan penjelasandalam catatan atas laporan keuangan.

7. Minta salinan (copy) notulen rapat direksi, dewan komisaris, pemegang saham dan
pelajari notulen tersebut untuk mengetahui apakah ada commitment yang dibuat
perusahaan dan baru dipenuhi di periode setelah tanggal laporan posisi keuangan
(naraca).

9
Misalnya di rapat direksi yang diadakan tanggal 30 Desember 2015 diputuskan untuk membagi
bonus tahun 2015 kepada seluruh karyawan sebesar dua bulan gaji dan akan dibayarkan di akhir
Januari 2016. Berarti per 31 Desember 2015 bonus tersebut sudah harus dicatat (di-accrued).
Prosedur 8 sudah cukup jelas.
9. Kirim konfirmasi ke penasihat hukum perusahaan, untuk mengetahui apakah perusahaan
mempunyai masalah hukum di pengadilan, misalnyakarena ada tuntutan dari pihak ketiga, dan
bagaimana pendapat penasihathukum mengenai status perkara di pengadilan tersebut. Seperti
diketahui, penyelesaian perkara di pengadilan membutuhkan waktu yang sangat lama; perkara
yang sudah diputus di Pengadilan Negeri bisa diajukan banding ke Pengadilan Tinggi, bisa naik
banding lagi ke Mahkamah Agung. Jika per tanggal neraca (laporan posisi keuangan) belum
ada keputusan yang jelas, maka perusahaanharus menjelaskan adanya contingent liability di
laporan keuangannya.

Selain itu dalam surat konfirmasi ke penasihat hukum perusahaan bisa sekaligusditanyakan
apakah ada fee untuk penasihat hukum perusahaan yang masih terutang per tanggal laporan
posisi keuangan (neraca).
Contoh surat konfirmasi ke penasihat hukum perusahaan bisa dilihat di Exhibit16-4

Prosedur 10 dan 11 sudah cukup jelas.


Pengungkapan Peristiwa Setelah Tanggal Laporan Keuangan Dicatat Atas Laporan
Keuangan
Menurut SAK ETAP (IAI, 2009358)

Tanggal Laporan Dicatat atas Laporan


Entitas harus mengungkapkan tanggal penyelesaian laporan keuangan. Entitas harus
mengungkapkan untuk setiap kategori peristiwa setelah akhir periode pelaporan yang tidak
memerlukan penyesuaian sebagai berikut:
a Sifat dari peristiwa

b. Estimasi dampak keuangannya atau suatu pernyataan bahwa estimasi tersebut tidak dapat
dilakukan.

Menurut PSAK No. 8 (Revisi 2014) 8.4


Tanggal Otorisasi untuk Terbit

10
Entitas mengungkapkan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit dan pihak yang
bertanggung jawah mengotorisasi laporan keuangan Jika entitas menerima informasi setelah
periode pelaporan tentang kondisi yang ada pada akhir periode pelaporan, maka entitas
memutakhirkan pengungkapan kondisitersebut sesuai dengan informasi terkini. Peristiwa
nonpenyesuai setelah periode pelaporan yang berdampak material jikatidak diungkapkan akan
memengaruhi pengambilan keputusan pengguna laporan keuangan. Sejalan dengan hal tersebut,
entitas mengungkapkan informasi berikut untuk setiap kelompok peristiwa tersebut.

a. Sifat peristiwa, dan


b. Estimasi atas dampak keuangan, atau pernyataan bahwa estimasi tersebut tidakdapat dibuat.

2.4. PENYELESAIAN PEMERIKSAAN AKUNTAN


Setelah akuntan publik menyelesaikan berbagai macam audit prosedur, mulai dari perencanaan
audit, mendesain pendekatan audir, melakukan test of control (compliance test), substantive test
of transactions, analytical review, dan test of detail balance langkah berikutnya adalah membuat
draft audit report, mendiskusikannya dengan klien kemudian meng-issue audit report
Namun demikian ada beberapa prosedur yang harus dilakukan akuntan publik sebelum
membuat draft audit report:
. Periksa kecukupan presentation dan disclosures

. Review ada tidaknya contingent liabilitas dan commitments


• Review subsequent events

. Lakukan final analytical review


• Evaluasi going concern perusahaan

• Evaluasi kecukupan bukti audit yang dikumpulkan dengan mengisi Audit CheckList
Periksa kecukupan presentation dan disclosures. Menurut Arens (2015-7772) ada empat audit
objective untuk presentation dan disclosures seperti yang terlibat dalam tabel berikut ini:

11
Untuk perusahaan publik, OJK telah menerbitkan Financial Statements Disclosure Check List
dalam SK No. KEP-347/BL/2012

Dalam penelitian di bidang akuntansi ini dikenal sebagai Mandatory Disclosure. Jika
manajemen ingin membuat tambahan pengungkapan agar lebih informatif, ini disebut
Voluntary Disclosure.
Review Ada Tidaknya Contingent Liability dan Commitments

Contingent liabilities adalah liabilities yang mungkin terjadi, mungkin juga tidak terjadi
tergantung pada kejadian dalam periode berikutnya.
Menurut Arens (2015:773).

Contingent Liability adalah suatu kewajiban masa datang yang potensial kepada pihak ketiga
yang jumlahnya tidak diketahui dan berasal dari kegiatan yang sudah terjadi. Contingent
Liability yang jumlahnya material harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
Ada tiga kondisi yang harus dipenuhi untuk adanya contingent liability, yaitu:

1. Adanya potensi pembayaran di masa yang akan datang kepada pihak ketiga atau adanya
impairment aset yang diakibatkan oleh kondisi yang ada saat ini.

2. Adanya ketidakpastian tentang jumlah pembayaran masa datang atau infuirmentdari aset.
3. Outcome tergantung pada kejadian-kejadian dimasa datang.

12
Contingent liability bisa berasal dari

• Masalah hukum di pengadilan yang belum selesai per tanggal neraca


• Dispute (perbedaan pendapat) mengenai utang pajak
• Pendiskontoan wesel tagih
• Unused balances of out standing letters of credit
• Jaminan atas kewajiban pihak lain
• Product warranties (jaminan produk)
• Pending litigation atas hak paten dan product liability
Tabel berikut ini dikutip dari Arens (2014:774)

13
REVIEW COMMITMENT
Auditor harus menanyakan kepada manajemen tentang ada atau tidaknya sales commitment dan
purchase commitment yang mungkin bisa merugikan perusahaan.
Hal ini juga bisa dilakukan dengan membaca notulen rapat dan kontrak-kontrakpenjualan dan
pembelian dengan pihak ketiga yang dibuat di tahun berjalan (periode audit) tetapi
pelaksanaanya dilakukan pada periode berikutnya.

LAKUKAN FINAL ANALITYCAL REVIEW


Standar audit mengharuskan auditor untuk melakukan analitytical review di bagian akhir proses
audit. Biasanya dilakukan oleh manajer dan partner audit yang pengalaman dan wawasannya
lebih luas untuk mengetahui apakah dalam draft final dari laporan keuangan yang sudah diaudit
masih terdapat hal-hal yang aneh/unusual, yang perlu diklarifikasi lagi atau membutuhkan
prosedur audit tambahan untuk mendapatkan tambahan bukti audit.

EVALUASI GOING CONCERN PERUSAHAAN


Standar audit mengharuskan auditor untuk mengevaluasi apakah terdapat keraguan yang benar
mengenai kemampuan klien untuk melanjutkan kegiatan usahanya (going concern) paling tidak
setahun setelah tanggal neraca.

Beberapa indikator yang bisa membuat auditor ragu atas going concern kliennya antara lain :

• Kesulitan keuangan yang dihadapi klien antara lain terlihat dari ketidakmampuan klien
untuk melunasi kewajibannya kepada pihak ketiga baik kewajiban jangka pendek
maupun jangka panjang.
• Kerugian terus menerus yang diderita klien sehingga akumulasi kerugian sudah
melebihi modal disetor (capital deficiency).
• Kehilangan pelanggan utamanya baik di dalam negeri maupun luar negeri.
• Penjualan sebagian aset tetapnya untuk melunasi utangnya ke bank.
Sehubungan dengan kondisi-kondisi yang menimbulkan keraguan bagi auditor terhadap
kelangsungan usaha klien, auditor harus meminta manajemen untuk membuat secara tertulis
tentang "Rencana manajemen untuk mengatasi kondisi keuangannya. Auditor harus
mengevaluasi reasonableness dari rencana manajemen tersebut karena akan mempengaruhi
jenis opini yang akan diberikannya.

14
Selain itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan akuntan publik:
1. Seluruh kertas kerja pemeriksaan harus diparaf oleh pembuatnya dan di-review oleh
atasan dari yang membuat kertas kerja tersebut. Misalnya kertas kerja yang dibuat oleh
junior auditor harus di-review oleh senior auditor, yang dibuat oleh senior auditor harus
di-review oleh audit supervisor, yang dibuat oleh audit supervisorharus di-review oleh
manajer dan seterusnya.
2. Hasil review harus didokumentasikan dalam suatu review notes dan review notes
tersebut harus dijawab secara tuntas oleh staf yang di-review (reviewee) secara tertulis
Jika ada review notes yang belum terjawab, audit report belum boleh diserahkan keklien
3. Daftar audit adjustment harus disusun, lengkap dengan index working paper-nya, dan
didiskusikan dengan klien/komite audit. Jika ada kesalahan yang material dan klien
tidak menyetujui usulan audit adjustment nya, maka auditor tidak boleh memberikan
unqualified opinion.
4. Audit adjustment yang sudah disetujui klien harus di posting ke masing-masingkertas
kerja yang berkaitan, baik di supporting schedule, top schedule, workingbalance sheet
maupun working profit and loss.
5. Draft report disusun oleh auditor in-charge (pimpinan tim-audit) kemudian direview
oleh audit manager dan audit partner.
6. Sebelum kertas kerja pemeriksaan dan draft report di review oleh audit managerdan
audit partner, maka audit supervisor harus menyusun apa yang disebut notes to PPM
(catatan untuk Partner, Principal, dan Manager), Notes tersebut berisi hal-hal penting
yang perlu mendapat perhatian PPM yang dianggap mempunyai pengetahuan dan
pengalaman yang lebih luas dari level di bawahnya.
7. Setelah draft report di-review dan disetujui PPM, draft tersebut harus didiskusikan
dengan klien dan komiteaudit/komisaris. Jika klien setuju barulah dibuat final
auditreport.
8. Sebelum laporan audit diserahkan kepada klien, auditor harus meminta Surat Pernyataan
Langganan dari klien. Biasanya draf surat tersebut dibuat oleh auditor lalu dicetak di
kop surat klien dan ditandatangani oleh pejabat klien yang berwenang Tanggal surat
harus sama dengan tanggal selesainya audit field work dan tanggal laporan audit.
9. Selain itu auditor harus membuat draft management letter yang setelah di-review dan
disetujui PPM, harus didiskusikan dengan klien. Setelah klien setuju barulah dibuat
management letter yang final untuk diserahkan kepada klien.
10. Tahap terakhir adalah menyelesaikan urusan pelunasan audit fee. Audit fee tersebut
ditambah PPN 10% dan dikurangi PPh 23 sebesar 2%.

15
11. Dalam audit working papers harus dicantumkan "catatan untuk audit tahun berikutnya,
yang berisi hal-hal yang penting untuk dipertimbangkan dalam audittahun berikutnya.
12. Jenis opini yang harus diberikan terhadap laporan keuangan klien, tergantung pada hasil
pemeriksaan. Jika opini yang diberikan unqualified berarti di setiap top schedule harus
ada pernyataan auditor bahwa pos atau perkiraan tersebut disajikan secara wajar.
Contoh-contoh audit report (auditor's opinion) tidak dibahas lagi di Buku II ini, karena
sudah dibahas di Buku I
13. Dalam me-review kertas kerja pemeriksaan, sebaiknya KAP mempunyai suatu daftar
yang disebut "Audit Working Papers Review Guide". Selain itu semua audit program
harus di cross index ke kertas kerja yang berkaitandan diparaf oleh masing-masing audit
staf yang menjalankan audit prosedur yangbersangkutan. Di KAP yang cukup besar,
biasanya pada akhir pemeriksaan masingmasing audit staf diberikan penilaian atas hasil
kerjanya dengan menggunakan"Audit Staff Evaluation Sheet"

16
17
18
19
20
BAB 111
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Subsequent Events adalah peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah tanggal neraca tetapi
sebelum diterbitkannya laporan audit yang mempunyai akibat yang material terhadap laporan
keuangan dan memerlukan penyesuaian atau pengungkapan dalam laporan tersebut.
subsequent events yang harus diaudit oleh akuntan publik adalah:
1. Subsequent collection (penagihan sesudah tanggal laporan posisi keuangan (neraca)
sampai mendekati tanggal selesainya pekerjaan lapangan/audit field work), yang
harus dilaksanakan dalam pemeriksaan piutang dan barang dalam perjalanan.

2. Subsequent payment (pembayaran sesudah tanggal laporan posisi keuangan


(neraca) sampai mendekati tanggal selesainya audit field work), yang harus
dilaksanakan dalam pemeriksaan liabilitas dan biaya yang masih harus dibayar.
Tujuan Pemeriksaan :

1. Menentukan keberadaan kejadian penting sesudah tanggal laporan posisi keuangan


(neraca) yang membutuhkan penyesuaian terhadap laporan keuangan atau
memerlukan pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan agar tidak
menyesatkan pengguna laporan keuangan.

2. Menentukan kemungkinan tertagihnya piutang.


3. Memastikan bahwa “barang dalam perjalanan” yang tercantum di laporan posisi
keuangan (neraca) per tanggal laporan posisi keuangan (neraca) betul-betul masih di
perjalanan.
4. untuk memastikan bahwa liabilitas dan beban yang masih harus dibayar yang
tercantum dilaporan posisi keuangan (neraca) per tanggal laporan posisi keuangan
(neraca), betul-betul merupakan liabilitas perusahaan yang akan dilunasi pada saat
jatuh temponya(sesudah tanggal laporan posisi keuangan/neraca).
5. untuk memastikan bahwa tidak ada liabilitas perusahaan yang belum dicatat
pertanggal neraca.

21
Prosedur Pemeriksaan Subsequent Events :
1. Periksa pengeluaran dan penerimaan kas sesudah tanggal neraca, sampai mendekatI
tanggal selesainya audit field work.
2. Periksa bukti pengeluaran dan penerimaan barang sesudah tanggal neraca, sampai
mendekati tanggal selesainya audit field work.
3. Periksa cut-off pembelian dan penjualan.

4. Review laporan keuangan interim untuk periode sesudah tanggal neraca.


5. Minta copy notulen rapat direksi, dewan komisaris, pemegang saham, periksa
apakah ada commitment dari perusahaan yang baru dipenuhi pada periode sesudah
tanggal neraca.

6. Lakukan tanya jawab dengan pejabat perusahaan yang berwenang, mengenai :


a. Ada/tidaknya contingent liabilities

b. Ada/tidaknya perubahan dalam modal saham, kewajiban jangka panjang atau


redit modal kerja dalam periode sesudah tanggal neraca

c. Ada/tidaknya kejadian penting sesudah tanggal neraca yang memerlukan


adjustment terhadap laporan keuangan atau penjelasan catatan laporan
keuangan.
7. Kirim konfirmasi ke penasihat hukum perusahaa.

8. Analisa perkiraan profesional fees.


9. Dapatkan surat pernyataan langganan (client representation letter).
Penyelesaian Pemeriksaan Akuntan.

Beberapa hal yang harus dilakukan akuntan publik, sebelum suatu pemeriksaan akuntan
dinyatakan selesai :

1. Seluruh kertas kerja pemeriksaan harus diparaf oleh pembuatnya dan direview oleh
atasannya.

2. Hasil review harus didokumentasikan dalam suatu review notes dan harus dijawab
oleh staf yang direview (reviewee) secara tertulis.

3. Daftar audit adjustment harus disusun, lengkap dengan index working papernya,
diskusikan dengan klien.

22
4. Audit adjustment yang sudah disetujui klien harus diposting ke masing-masing
kertas kerja yang berkaitan.

5. Draft report disusun oleh auditor in-charge (pimpinan tim audit), direview oleh
audit manager dan audit partner.

6. Sebelum kertas kerja pemeriksaan dan draft report di review oleh audit manager
dan audit partner, maka audit supervisor harus menyusun notes to PPM (catatan untuk
Partner, Principal dan Manager).
7. Setelah draft report direview dan disetujui PPM, diskusikan dengan klien. Jika klien
setuju, buat final audit report.
8. Sebelum laporan audit diserahkan kepada klien, auditor harus meminta Surat
Pernyataan Langganan dari klien. Tanggal surat harus sama dengan tanggal selesainya
audit field work dan tanggal laporan audit.

9. Auditor membuat draft management letter, setelah direview dan disetujui PPM,
diskusikan dengan klien. Klien setuju, buat management letter final untuk klien.

10. tahap akhir, selesaikan urusan pelunasan audit fee (ditambah 10% PPN, dikurangi
PPh 23 7,5%).

11. Dalam audit working papers, cantumkan “catatan untuk audit tahun berikutnya”.
12. Opini yang diberikan, tergantung hasil pemeriksaan.

13. Dalam mereview kertas kerja pemeriksaan, KAP sebaiknya mempunyai daftar
“Audit Working Papers Review Guide”.
3.2. Saran

Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para
pembaca.

23
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno, 2017. Auditing : Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh

Akuntan Publik , Buku 2, Edisi 5. Jakarta: Salemba Empat.

24

Anda mungkin juga menyukai