Anda di halaman 1dari 8

Vol.3 No.

1 Juni 2022 4691


……………………………………………………………………………………………………...
ANALISIS SUBSEQUENT EVENT PADA LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
DAERAH KOTA TANJUNGPINANG

Oleh
Nurfitri Zulaika1), Christine Magdalena2), Hasnarika3)
1,2,3Jurusan Akuntansi, STIE Pembangunan

Jalan Raja Haji Fisabilillah No. 34 Tanjungpinang, telpon: (0771) 7330838


Email: 1nurfitrizulaika@gmail.com, 2christinemagdalena1308@gmail.com,
3hasnarika1020118901@gmail.com

Abstrak
Tujuan dari penelitian ini adalan untuk mengetahui transaksi-transaksi apa saja yang termasuk
Subsequent Event dalam Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tanjungpinang Tahun Anggaran
2016-2020. Dan mengetahui apakah transaksi tersebut memengaruhi laporan keuangan atau tidak.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Jenis data yang digunakan
adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Laporan Keuangan berupa Neraca unaudited dan audited yang terapat di kantor Badan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Derah (BPKAD) Kota Tanjungpinang dan data sekunder adalah
wawancara dengan tim penyusun Laporan Keuangan. Untuk mempermudah dalam memberikan
gambaran yang jelas dalam penelitian ini pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan studi
pustaka kemudian dianalisa untuk diambil kesimpulan. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan
bahwa setiap akun yang mengalami perubahan tidak semua dapat dimasukkan dalam Subsequent
Event. Subsequent Event pada Laporan Keuangan Tahun 2016-2020 disebabkan oleh ketetapan
peraturan yang diberlakukan setelah neraca unaudited selesai tetapi sebelum neraca audited
diterbitkan.
Kata Kunci: Subsequent Event, Laporan Keuangan

PENDAHULUAN Akuntansi Pemerintahan)1, tujuan dari laporan


Laporan keuangan merupakan bentuk keuangan adalah untuk menyediakan informasi
pertanggungjawaban yang dibuat untuk yang menyangkut posisi keuangan,kinerja,serta
melaporkan posisi keuangan. Laporan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
keuangan sangat berperan penting untuk yang bermanfaat bagi sejumlah besar
mengetahui sumber daya ekonomi yang pengguna.
dimanfaatkan dalam melaksanakan kegiatan Laporan keuangan yang baik memiliki
suatu anggaran. Laporan keuangan akan ketentuan yang harus dipenuhi. Ketentuan
disusun sesuai dengan peraturan yang sudah tersebut biasa dikenal sebagai standar
ditetapkan. Laporan keuangan berisi pencatatan akuntansi dan mutlak harus diikuti. Standar ini
transaksi yang melibatkan uang dalam transaksi akan mengatur proses penyajian laporan
pembelian, penjualan, dan lain-lain. Laporan keuangan. Tujuan ditetapkannya standar
keuangan dibuat untuk mengetahui kondisi akuntansi keuangan agar laporan keuangan
keuangan setelah berjalannya suatu periode yang disajikan relevan bagi pengguna.
anggaran. Maka dari itu laporan keuangan Ketetapan yang harus diperhatikan dalam
harus dapat dipertanggungjawabkan secara penyusunan laporan keuangan salah satunya
mutlak oleh penyusun laporan keuangan pencatatan transaksi dan ketepatan waktu
Menurut (Peraturan Pemerintahan dalam pengungkapan peristiwa yang terjadi
Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar dalam suatu periode. Pencatatan transaksi

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.3 No.1 Juni 2022 4692
……………………………………………………………………………………………………...
secara tepat akan menghasilkan laporan Dalam Laporan Keuangan Pemerintah Daerah,
keuangan yang efisien. Penyampaian peristiwa Subsequent Event bisa saja terjadi karena
yang terjadi juga termasuk standar yang harus faktor-faktor tertentu misalnya adanya sisa
diperhatikan dalam penyusunan laporan anggaran yang harus dipertanggungjawabkan,
keuangan. Ketepatan waktu penyampaian akan adanya surat ketepatan pajak kurang/lebih
mempengaruhi relevansi dari hasil laporan bayar, adanya penerbitan surat tagihan akibat
keuangan yang disajikan. peristiwa sebelumnya. Penelitian terhadap
Pemeriksaan laporan keuangan Subsequent Event sering melihat peristiwa dari
bertujuan untuk menilai kewajaran penyajian sisi keputusan auditor, untuk itu penelitian ini
laporan keuangan. Pemeriksaan laporan ingin mencoba melihat Subsequent Event dari
keuangan inhouse atau lebih dikenal dengan laporan keuangan yang disusun oleh auditee.
nama laporan keuangan unaudited Auditee adalah organisai (lembaga) yang
membutuhkan beberapa penyesuaian atau sedang diaudit atau yang meminta untuk
koreksi untuk dapat menjadi laporan keuangan diaudit.
audited yang akhirnya dapat dipublikasikan dan Dari uraian latar belakang di atas,
diakses oleh pengguna laporan keuangan. penulis tertarik meneliti peristiwa Subsequent
Dalam menghasilkan laporan keuangan yang Event yang terjadi pada laporan keuangan
relevan, terdapat beberapa kendala, salah pemerintah Kota Tanjungpinang, dan
satunya adalah ketepatan waktu dalam mengangkat judul penelitian “Analisis
penyampaian laporan keuangan yang Subsequent Event pada Laporan Keuangan
dipubikasikan (Wijaya, 2012) Pemerintah Daerah (LKPD) Kota
Dalam penyelesaian pemeriksaan Tanjungpinang”.
laporan keuangan atau proses audit, ada yang
harus diperhatikan yaitu peristiwa yang terjadi LANDASAN TEORI
setelah tanggal neraca sampai tanggal Laporan Keuangan Pemerintah
penerbitan laporan auditor. Peristiwa yang Laporan Keuangan Pemerintah adalah
terjadi setelah tanggal neraca sampai tanggal kompenen penting yang disusun untuk
penerbitan laporan auditor disebut dengan menciptakan akuntabilitas sektor publik.
Subsequent Event. Secara termonologis Laporan keuangan disusun untuk
“Subsequent Event” adalah peristiwa/transaksi mempertanggung jawabkan pengelolaan
yang terjadi setelah tanggal neraca tetapi keuangan selama satu periode.
sebelum laporan audit keluar atau terbit, yang Dalam (Peraturan Pemerintahan Nomor
mempunyai akibat material terhadap laporan 71 tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi
keuangan. Peristiwa yang demikian harus Pemerintahan)1, pelaporan keuangan keuangan
diperhatikan karena bisa jadi berdampak pemerintah harus menyajikan informasi yang
terhadap penyajian laporan keuangan. bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai
Subsequent Event atau peristiwa akuntabilitas dan membuat keputusan
kemudian bisa saja terjadi dalam laporan ekonomi, sosial, maupun politik dengan :
keuangan sektor publik, termasuk laporan 1. Menyediakan informasi tentang sumber,
keuangan pemerintah. Beberapa transaksi yang alokasi, dan penggunaan sumber keuangan
terjadi setelah tanggal neraca mungkin sering 2. Menyediakan informasi mengenai
terlewati dalam pencatatan laporan keuangan. kecukupan penerimaan periode
Adanya kejadian yang tak terduga seperti berjalan untuk membiayai seluruh
bencana alam, perubahan harga pasar, dan lain- pengeluaran
lain menjadi salah satu dari beberapa faktor 3. Menyediakan informasi mengenai
yang membuat Subsequent Event ini terjadi. jumlah sumber daya ekonomi yang

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.3 No.1 Juni 2022 4693
……………………………………………………………………………………………………...
digunakan dalam kegiatan entitas Subsequent Event yaitu proses pemeriksaan
pelaporan serta hasil-hasil yang telah transaksi-transaksi setelah tanggal neraca untuk
dicapai mengevaluasi jumlah yang material dan
Pemeriksaan Laporan Keuangan peristiwa-peristiwa yang penting atau luar biasa
Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan sampai dengan tanggal selesainya tanggal
menghimpun dan mengolah data, keterangan audit.
waktu, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara Secara terminologis, “Subsequent
objektif dan profesional berdasarkan suatu Event” adalah peristiwa/transaksi yang terjadi
standar pemeriksaan., tujuan pemeriksaan setelah tanggal neraca tetapi sebelum
laporan keuangan yang disusun adalah untuk diterbitkannya laporan audit, yang mempunyai
mendapatkan jaminan apakah laporan akibat material terhadap laporan keuangan,
keuangan yang disusun telah sesuai dari salah sehingga memerlukan penyesuaian/
saji material dan sesuai dengan kerangka kerja pengungkapan dalam laporan tersebut
pelaporaan keuangan yang berlaku. MenurutMulyadi, (2016)2 Subsequent
Pemeriksaan adalah proses identifikasi Event adalah peristiwa yang terjadi dalam
masalah, analisis, dan evaluasi yang dilakukan periode sejak tanggal neraca sampai dengan
secara independen, objektif dan profesional tanggal selesainya pekerjaan lapangan. Dalam
berdasarkan standar pemeriksaan, untuk satu periode laporan keuangan kemungkinan
menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, terjadi peristiwa-peristiwa yang mempunyai
dan keandalan informasi mengenai pengelolaan pengaruh yang material terhadap penyajian
dan tanggungjawab keuangan. informasi yang tercantum didalam laporan
Dalam Peraturan BPK RI Nomor 1 keuangan. Peristiwa kemudian yang perlu
Tahun 2017 Tentang SPKN, (2017) Badan dijelaskan di dalam laporan audit adalah yang :
Pemeriksaan Keuangan (BPK) adalah lembaga (1)jumlahnya material (2) merupakan peristiwa
negara yang bertugas untuk memeriksa penting dan bersifat luar biasa (3) terjadi dalam
pengelolaan dan tanggungjawab keuangan periode sejak tanggal neraca sampai dengan
negara sebagaimana dimaksud dalam Undang- tanggal selesainya pekerjaan lapangan.
Undang Negara Republik Indonesia Tahun Dalam Pernyataan Standar Auditing
1945. Dalam peraturan disebutkan bahwa BPK (PSA) Nomor 46 penerbitan laporan auditor
melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan independen berkaitan dengan laporan keuangan
tanggungjawab keuangan negara yang terdiri historis untuk menyajikan posisi keuangan pada
atas pemeriksaan keuangan, pemeriksaan tanggal tertentu terdapatnya perubahan ekuitas,
kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan serta arus kas untuk periode yang berakhir.
tertentu. Standar pemeriksaan keuangan negara Namun ada transaksi yang timbul sesudah
adalah patokan untuk melakukan pemeriksaan tanggal tersebut tetapi sebelum diterbitkannya
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan laporan keuangan dan laporan audit, yang
negara/daerah mempunyai akibat material terhadap laporan
Pengertian Peristiwa Kemudian (Subsequent keuangan sehingga memerlukan penyesuaian
Event) atau pengungkapan dalam laporan-laporan
Secara harfiah Subsequent Event adalah tersebut. Kejadian inilah yang disebut dengan
peristiwa atau transaksi yang terjadi setelah Subsequent Eventatau peristiwa kemudian.
tanggal neraca tetapi sebelum diterbitkannya Munurut Ikatan Akuntan Indonesia
laporan audit yang mempunyai akibat yang tentang Peristiwa Setelah Periode Pelaporan
material terhadap laporan keuangan yang (2010),3 peristiwa setelah pelaporan
memerlukan penyesuaian atau pengungkapan (Subsequent Event) adalah peristiwa, baik yang
dalam laporan tersebut. Didalam proses audit, menguntungkan atau tidak menguntungkan,

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.3 No.1 Juni 2022 4694
……………………………………………………………………………………………………...
yang terjadi di antara akhir periode pelaporan utang yang sudah dicatat lalu
dan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk membutuhkan penyesuaian laporan
terbit. keuangan jika peristiwa tersebut
Jenis Peristiwa Kemudian (Subsequent menyebabkan timbulnya tutuntan
Event) (pelanggaran hak paten) telah terjadi
Dalam Peristiwa Kemudian sebelum tanggal neraca.
(Subsequent Event) terdapat beberapa jenis 2. Peristiwa yang menyediakan tambahan
transaksi yang ditemui. Dalam PSAK Nomor 8 bukti yang berhubungan dengan kondisi
Tahun 2010 tentang Peristiwa Kemudian yang tidak ada pada tanggal neraca,
terdapat 2 jenis: namun kondisi tersebut ada sesudah
1. Peristiwa yang memberikan bukti atas tanggal neraca. Peristiwa ini tidak
adanya kondisi pada akhir periode memerlukan penyesuaian namum
pelaporan(peristiwa setelah periode memerlukan pengungkapan agar
pelaporan yang memerlukan laporan keuangan yang disajikan tetap
penyesuaian);dan sesuai dan tidak menyesatkan
2. Peristiwa yang mengindikasikan pengguna. Pengungkapan biasanya
timbulnya kondisi setelah periode dilakukan dengan menambahkan data
pelaporan (peristiwa setelah periode keuangan proforma terghadap laporan
pelaporan yang tidak memerlukan keuangan historis yang menjelaskan
penyesuaian). dampak adanya peristiwa tersebut jika
Proses otorisasi terhadap tanggal peristiwa tersebut terjadi pada tanggal
laporan keuangan akan dilakukan untuk neraca. .
tanggal laporan keuangan yang sudah final, Peristiwa Kemudian (Subsequent Event)
artinya tidak ada koreksi atau penyesuaian dalam Laporan Keuangan Pemerintah
setelah tanggal tersebut. Subsequent Event dalam laporan
Menurut Pernyataan Standar Auditing keuangan pemerindah diatur dalam (Standar
(PSA) Nomor 46 terdapat dua jenis Subsequent Akuntansi Pemerintahan Tahun 2010)
Event yang dapat ditemukan dalam suatu proses Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
audit, yaitu : Nomor 15, tujuan PSAP tentang peristiwa ini
1. Peristiwa yang memberikan tambahan untuk menentukan bilamana entitas
bukti yang berhubungan dengan kondisi menyesuaikan laporan keuangannya atas
yang ada pada tanggal neraca dan peristiwa setelah tanggal pelaporan
berdampak terhadap taksiran yang keuangannya atas peristiwa setelah tanggal
melekat dalam proses penyusunan pelaporan dan pengungkapan yang dibuat
laporan keuangan. contoh dari peristiwa entitas tentang tanggal laporan keuangan
yang harus memberikan tambahan bukti diotorisasi untuk terbit dan peristiwa setelah
adalah kerugian akibat kerugian yang tanggal pelaporan, serta mensyaratkan bahwa
tidak tertagih karena adanya pelanggan entitas tidak perlu menyajikan laporan
yang mengalami kondisi ekonomi yang keuangannya dengan asumsi kesinambungan
buruk bahkan menuju kebangkrutan entitas apabila peristiwa setelah tanggal
sesudah tanggal neraca dan keadaan pelaporan mengidikasikan bahwa penerapan
tersebut yang mengharuskan asumsi kesinambungan tidak dapat diterapkan.
penyesuaian terhadap laporan keuangan Untuk menentukan suatu peristiwa
harus diterbitkan. Ada juga peristiwa memenuhi definisi peristiwa setelah tanggal
penyelesaian tuntutan hukum yang pelaporan, perlu dilakukan identifikasi tanggal
jumlahnya berbeda dengan jumlah pelaporan dan tanggal laporan keaungan

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.3 No.1 Juni 2022 4695
……………………………………………………………………………………………………...
diotorisasi untuk terbit. Tanggal pelaporan 2016)4, data yang berkaitan dengan penelitian
adalah tanggal terakhir dari periode pelaporan ini : Neraca unaudited dan audited periode
keuangan tersebut. Tanggal laporan keuangan 2016-2020 Kota Tanjungpinang.
diotorisasi untuk terbit adalah tanggal saat audit Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
laporan keuangan telah selesai yang dinyatakan diantaranya adalah wawancara, observasi, studi
dalam LHP auditor atau tanggal saat Pustaka dan dokumentasi. Data dianalisis
pemerintah menyatakan bertanggung jawab menggunakan pedoman Prinsip Akuntansi
atas laporan keuangan, apabila laporan Berterima Umum (PABU). PABU adalah
keuangan dan otorisasi penerbitan laporan pedoman operasional yang terdiri dari Standar
keuangan dapat berbeda dapat berbeda Akuntansi dan sumber-sumber lain yang
tergantung pada sifat organisasi, struktur didukung secara resmi atau sudah sah
organisasi, ketentuan yang wajib diikuti oleh ditetapkan sebagai aturan.
entitas serta prosedur yang ditetapkan dalam Setelah mengklasifikasi data yang
proses penyusunan dan penyelesaian laporan didapatkan, peneliti akan melihat dan
dalam proses penyusunan dan penyelesaian menyimpulkan apakah data yang didapatkan
laporan keuangan. Setelah proses otorisasi sesuai dengan topik yang akan dianalisis dan
antara tanggal pelaporan dan tanggal laporan akan melihat transaksi apakah yang termasuk
keuangan, pemerintah akan mengumumkan dalamSubsequent Event,dan peneliti akan
kebijakan yang dapat berdampak untuk melihat pengaruh transaksi terhadap Laporan
penyajian/pengungkapan pos-pos dalam Keuangan Pemerintah Daerah Kota
laporan keuangan tergantung pada : (a) apakah Tanjungpinang.
transaksi tersebut memberikan informasi yang
cukup tentang kondisi pada tanggal pelaporan HASIL DAN PEMBAHASAN
dan (b) apakah terdapat bukti yang cukup Hasil Penemuan Subsequent Event Dalam
memadai atau dapat dipenuhi. Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2016-
2020
METODE PENELITIAN Berdasarkan Laporan Keuangan Tahun
Dalam penelitian ini penulis Anggaran 2016-2020, maka dapat disampaikan
menggunakan penelitian kualitatif, bertujuan bahwa yang termasuk dalam Subsequent Event
untuk menganalisa apa saja transaksi yang adalah :
termasuk peristiwa kemudian dan melihat Tabel 1. Subsequent Event Dalam Laporan
adakah dampak yang ditimbulkan dari transaksi Keuangan Tahun Anggaran 2016-2020
tersebut. Sumber data dalam penelitian ini Tahun Nama Keterangan
adalah, Data Primer , sumber primer adalah Akun
data yang langsung diberikan kepada peneliti. 2016 Piutang Akun Piutang
Dalam menyusun penelitian ini data akan mengalami kurang catat
diambil dari wawancara dan hasil observasi atas piutang lainnya-
pada objek penelitian (Sugiyono, 2016). Transfer Dana Bagi
Adapun partisipan dan sasaran yang akan Hasil Pusat sesuai
diwawancarai: Tim penyusun Laporan dengan Peraturan
Keuangan Pemerintah Daerah Kota Menteri Keuangan
Tanjungpinang. Dan data sekunder, sumber Nomor 19 Tahun 2017
sekunder merupakan suatu data yang telah Tentang Tata Cara
dikumpulkan oleh peneliti lain yang bukan oleh Pembayaran Pajak Air
peneliti itu sendiri untuk tujuan lain. Data yang Permukaan, Pajak Air
dimaksud dapat berupa dokumen(Sugiyono, Tanah, dan Pajak

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.3 No.1 Juni 2022 4696
……………………………………………………………………………………………………...
Penerangan Jalan Untuk Kawasan Permukiman.
Kegiatan Usaha Hulu Peristiwa ini merupakan
Minyak dan Gas Bumi Subsequent Event karena
Yang Dibayarkan tagihan atas utang
Pemerintah Pusat belanja listrik per 31
sebesar 24.994.393.834 Desember 2018
di BPKAD dibayarkan pada periode
Piutang 1) Akun Piutang selanjutnya
2017 Lainnya mengalami 2019 Piutang 1) Koreksi kurang
perbedaan karena Lainnya catat piutang transfer
koreksi tambah yang pusat sesuai PMK
disebabkan pengakuan Nomor:
pendapatan BLUD 20/PMK.07/2020
RSUD dari BPJS tentang Penyaluran
Ketenagakerjaan yang Kurang Bayar Dana Bagi
telah diverifikasi untuk Hasil Pada Tahun
bulan Desember 2017 Anggaran 2020.
sebesar 2.184.577.200 2) Koreksi kurang
berdasarkan surat catat piutang transfer
Kepala BPJS Nomor sesuai dengan PMK
512/11-09/0418 Nomor:
tanggal 26 April 2018. 36/PMK.07/2020
Surat verifikasi ini tentang Penetapan
keluar setelah taggal Alokasi Sementara
neraca unaudited Kurang Bayar Dana Bagi
selesai disusun namun Hasil Tahun Anggaran
laporan audited belum 2019 Dalam Rangka
diterbitkan oleh BPK. Penanganaan Pandemi
2) Akun Piutang Corona Virus Disease
Lainnya juga mengalami (COVID 19)
perbedaan akibat koreksi 2020 Piutang 1) Koreksi kurang
tambah yang disebabkan Lainnya catat piutang transfer
kurang catat atas pusat sesuai PMK
penyisihan dana bergulir Nomor:
yang telah disetorkan di 20/PMK.07/2020
2018 sebesar tentang Penyaluran
49.473.779. Peristiwa ini Kurang Bayar Dana
juga masuk kedalam Bagi Hasil Pada Tahun
Subsequent Event. Anggaran 2020.
2018 Utang koreksi tambah yang 2) Koreksi kurang
Jangka disebabkan mencatat catat piutang transfer
Pendek koreksi atas kekurangan sesuai dengan PMK
pengakuan utang belanja Nomor:
listrik per 31 Deseber 36/PMK.07/2020
2018 dari Dinas tentang Penetapan
Perumahan dan Alokasi Sementara

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.3 No.1 Juni 2022 4697
……………………………………………………………………………………………………...
Kurang Bayar Dana koreksi kurang-lebih catat yang dapat
Bagi Hasil Tahun menimbulkan koreksi oleh BPK. Terlepas
Anggaran 2019 Dalam dari ketentuan yang berlaku seperti
Rangka Penanganaan reklasifikasi akun diperhatikan dengan
Pandemi Corona Virus baik.
Disease (COVID 19) 2. Bagi instansi yang menggunakan anggaran
pemerintah lebih baik lagi melaporkan
PENUTUP setiap transaksi yang terjadi sebelum
Kesimpulan diserahkan kepada BPK. Dan meneliti
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kembali bukti transaksi yang terjadi agar
transaksi apa saja yang termasuk BPKAD dapat lebih akurat menyusun
Subsequent Event dan mempengaruhi laporan keuangan pemerintah.
laporan keuangan Dalam Laporan 3. Bagi Akademisi disarankan dalam
Keuangan Tahun Anggaran 2016-2020. mempelajari dan menentukan Subsequent
2. Berdasarkan hasil analisis data data dan Event terlebih dahulu memahami peristiwa
pembahasan menggunakan Neraca dan sebab akibat yang mengakibatkan
unaudited dan audited, maka dapat selisih dalam laporan keuangan. karena
disimpulkan bahwa peristiwa yang tidak semua yang mengalami selisih adalah
mengalami perbedaan dan menyebabkan Subsequent Event.
selisih yang terjadi dalam laporan keuangan
tidak semua adalah Subsequent Event. Dan DAFTAR PUSTAKA
penjelasan atas peristiwa tersebut dapat [1] Peraturan Pemerintahan Nomor 71 Tahunn
diperhatikan dalam Jurnal Koreksi yang 2010 Tentang Standar Akuntansi
diberikan oleh BPK. Pemerintahan.
3. Subsequent Event terjadi dalam laporan [2] Mulyadi. (2016). Auditing.
keuangan laporan keuangan 2016-2020 [3] Ikatan Akuntan Indonesia. (2010).
disebabkan oleh ketentuan peraturan yang Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
diverifikasi atau diterbit kan setelah neraca No. 8 Peristiwa Setelah Periode Pelaporan.
unaudited diselesaikan tetapi sebelum Jakarta: Dewan Standar Akuntansi
neraca audited diterbitkan. Dan akun yang Keuangan, 8(8), h. i-8.9.
termasuk kedalam Subsequent Event adalah https://staff.blog.ui.ac.id
Akun Piutang, pada tahun 2018 yang [4] Sugiyono. (2016). Metode Penelitian
termasuk Subsequent Event adalah akun Kualitatif. ALFABETA.
Utang Jangka Pendek.
4. Perbedaan antara neraca unaudited dan
audited yang terjadi pada neraca tetapi tidak
termasuk Subsequent Event disebabkan
koreksi tambah catat, kurang catat dan
reklasifikasi akun. Dan merupakan
kesalahan atau ketidaktelitian entitas dalam
menyusun Laporan Keuangan.
Saran
1. Bagi penyusun laporan keuangan sebaiknya
lebih memperhatikan dan memeriksa
kembali transaksi dan pencatatan yang
terjadi dengan teliti agar tidak terjadi

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)
Vol.3 No.1 Juni 2022 4698
……………………………………………………………………………………………………...

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSOSNGKAN

……………………………………………………………………………………………………...
ISSN 2722-9475 (Cetak) Jurnal Inovasi Penelitian
ISSN 2722-9467 (Online)

Anda mungkin juga menyukai