Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH AUDIT DASAR

“KONSEP DASAR AUDIT”

OLEH

KELOMPOK 5

ELVIRA MARCHELINE (46118010)

RIRIN FADILLAH UTAMI (46118046)

ANDINI ISMAIL (46118058)

MIKHWAN KHAERI AR (46118068)

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG


MAKASSAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Konsep Dasar Auditing. Makalah ini
berisikan pengertian auditing, perbedaan auditing dengan akuntansi, alasan audit
diperlukan, jenis-jenis audit, peer review, audit berbasis resiko, dan auditing mengadopsi
ISA (Internatioal Standars On Auditing). Diharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi pengetahuan kepada pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan didalamnya.
Untuk itu kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila
terdapat kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Akhir
kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Aamin. Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Terimakasih.

Makassar, 05 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………………………………………………. i


Daftar Isi ………………………………………………………………………………………………………………….. ii
BAB 1 …………………………………………………………………………………………………………………….... 1
1.1. Latar Belakang ……………………………………………………………………………………….……. 1
1.2. Rumusan Masalah …………………………………………………………………………………….…. 1
1.3. Tujuan ……………………………………………………………………………………………………….… 1
BAB II ……………………………………………………………………………………………………………………….. 3
2.1 Pengertian Auditing……………………………………………………………………………………… 3
2.2 Perbedaan Auditing dengan Akuntansi ………………………………………………………… .4
2.3 Mengapa Audit diperlukan ………………………………………………………………………….. .5
2.4 Jenis-jenis Audit …………………………………………………………………………………………… 5
2.5 Peer Review …………………………………………………………………………………………………. 8
2.6 Audit Berbasis Resiko …………………………………………………………………………………. 10
2.7 Adopsi ISA dan IFAC ……………………………………………………………………………….... 11
BAB III …………………………………………………………………………………………………………………… 15
3.1 Kesimpulan ………………………………………..…………………………………………….………… 15
3.2 Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………..…….….…… 15
Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………………………….… 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagai akuntan publik, profesionalisme merupakan syarat utama profesi
ini. Karena selain profesi yang bekerja atas kepercayaan masyarakat, kontribusi
akuntan publik terhadap ekonomi sangatlah besar. Peran auditor untuk
meningkatkan kredibilitas dan reputasi perusahaan sangatlah besar. Selain itu
beberapa peneliti seperti Peursem (2005) melihat bahwa auditor memainkan
peranan penting dalam jaringan informasi di suatu perusahaan. Sejalan dengan
pendapat tersebut, Gjesdal (1981) dalam Suta dan Firmanzah (2006) juga
mengatakan bahwa peranan utama auditor adalah menyediakan informasi yang
berguna untuk keperluan penyusunan kontrak yang dilakukan oleh pemilik atau
manajer perusahaan.
Agar mesin perekonomian suatu negara dapat menyalurkan dana
masyarakat kedalam usaha-usaha produktif yang beroperasi secara efisien, maka
perlu disediakan informasi keuangan yang andal, yang memungkinkan para
investor untuk memutuskan kemana dana mereka akan di investasikan. Untuk itu
dibutuhkan akuntan publik sebagai penilai kewajaran informasi yang disajikan
manajemen. Jadi jelas bahwa begitu besarnya peran akuntan publik dalam
perekonomian, khususnya dalam lingkup perusahaan menuntut profesi ini untuk
selalu profesional serta taat pada etika dan aturan yang berlaku.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Auditing?


2. Apa perbedaan Auditing dengan Akuntansi?
3. Mengapa Audit diperlukan?
4. Apa saja jenis-jenis Audit?
5. Apa yang dimaksud Peer Review?
6. Apa yang dimaksud Audit Berbasis Resiko?
7. Bagaimana Adopsi ISA dan IFAC?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian Auditing


2. Untuk mengetahui perbedaan Auditing

1
3. Untuk mengetahui mengapa audit diperlukan
4. Untuk mengetahui jenis-jenis audit
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud peer review
6. Untuk menegtahui apa yang dimaksud audit berbasis resiko
7. Untuk mengetahui bagaimana adopsi ISA dan IFAC

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Auditing
Auditing atau audit adalah sebuah pemeriksaan yang dilakukan secara kritis
dan juga sistematis. Dimana pihak yang melakukan bersifat independen terhadap
laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen serta catatan-catatan
pembukuan dan bukti pendukung. Tujuannya agar bisa menunjukan pendapat 
mengenai kewajaran laporan keuangan.

Menurut ASOBAC atau A Statement of Basic Auditing Concepts, Auditing


adalah suatu proses sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti secara
objektif mengenai asersi tentang berbagai tindakan atau kejaidan ekonomi untuk
menentukan tingkat kesesuaian antara asersi tersebut.

Menurut PSAK Auditing Adalah suatu proses sistematik yang bertujuan untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti yang dikumpulkan atas pernyataan atau asersi
tentang aksi-aksi ekonomi dan kejadian-kejadian dan melihat bagaimana tingkat
hubungan antara pernyataan atau asersi dengan kenyataan dan menkomunikasikan
hasilnya kepada yamg berkepentingan.

Menurut Mulyadi Auditing adalah Suatu proses sistematik untuk memperoleh


dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang
kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian
antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta
penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan”.

Dalam melaksanakan audit beberapa faktor-faktor berikut perlu


diperhatikan:
a.     Dibutuhkan informasi yang dapat diukur dan sejumlah kriteria (standar) yang
dapat digunakan sebagai panduan untuk mengevaluasi informasi tersebut.
b.    Penetapan entitas ekonomi dan periode waktu yang diaudit harus jelas untuk
menentukan lingkup tanggungjawab auditor.
c.     Bahan bukti harus diperoleh dalam jumlah dan kualitas yang cukup untuk
memenuhi tujuan audit.
d.    Kemampuan auditor memahami kriteria yang digunakan serta sikap
independen dalam mengumpulkan bahan bukti yang diperlukan untuk
mendukung kesimpulan yang akan diambilnya.

3
2.2 Perbedaan Auditing dengan Akuntansi

Akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas,


mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan
keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan
mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Sedangkan pengertian auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian
bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi
yang dilakukan seseorang yang independen dan kompeten untuk dapat menentukan
dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan.
Akuntansi lebih menekankan pada proses pencatatan sedangkan auditing
berfokus pada proses penelusuran. Dalam audit keuangan (Financial audit) kegiatan
penelusuran ditujukan pada pencarian bahan pembuktian keuangan sesuai dengan
laporan keuangan, karena obyek audit adalah data-data akuntansi, maka auditor
dituntut untuk memahami kaedah prinsip akuntansi. Auditing bukanlah cabang dari
ilmu akuntansi, akan tetapi merupakan cabang ilmu yang bebas, yang mendasarkan
pada hasil kegiatan akuntansi atau hasil kegiatan lainnya. Dalam mengerjakan
laporan keuangan, akuntansi mengerjakan nya maju, dari bukti transaksi sampai
laporan keuangan (Transaksi–>Jurnal–>Buku Besar–>Laporan Keuangan),
kemudian dari situ baru dilaporkan untuk menghasilkan suatu keputusan.Sedangkan
Auditing, kegiatan menelusur, dari laporan keuangan sampai bukti transaksi
(Laporan Keuangan–>Buku Besar–>Transaks). (berbeda arah dengan akuntansi).

Perbedaan antara Auditing dengan Akuntansi

Keterangan Auditing Akuntansi

Memperoleh dan menilai Mengidentifikasi kejadian-kejadian


atau mengevaluasi bukti dan kemudian mengukur, mencatat,
Metode yang berhubungan dengan mengklasifikasikan dan
laporan keuangan yang meringkasnya dalam catatan-catatan
disusun oleh manajemen. akuntansi.

Menyatakan pendapat
Menyusun dan mendistribusikan
Tujuan tentang kewajaran laporan
laporan keuangan.
keuangan.

4
Laporan auditing (audit
Pihak yang bertanggung Laporan keuangan tanggung jawab
report) tanggung jawab
jawab manajemen.
auditor.

Kriteria Akuntansi Auditing

Pencatatan secara sistematis


dari rekening suatu Pemeriksaan atas pembukuan
Arti organsiasi dan penyusunan dan laporan keuangan suatu
laporan keuangan pada akhir organisasi
tahun

Mengikuti aturan accounting Mengikuti aturan standard on


Peraturan
standards auditing

Pekerjaan Dilakukan oleh Akuntan Auditor

2.3 Alasan Audit Diperlukan


1. Jika tidak diaudit ada kemungkinan bahwa laporan keuangan tersebut
mengandung kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja
2. Jika laporan keuangan sudah diaudit dan mendapat opini wajar tanpa
pengecualian dari KAP berarti pengguna laporan keuangan bisa yakin bahwa
laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang material.
3. Mulai dari tahun 2001 perusahaan yang asetnya 25 M keatas harus memasukkan
Audit Finantial Statement ke departemen perdagangan dan perindustrian.
4. Perusahaan yang sudah GO PUBLIC harus memasukkan audit laporan keuangan
ke BAPEPAMLK paling lambat 90 hari setelah tahun buku.
5. SPT yang didukung oleh audit laporan keuangan lebih dipercaya oleh pihak pajak
dibandingkan dengan laporan keuangan yang belum diaudit.

2.4 Jenis – Jenis Audit


1. Audit yang ditinjau berdasarkan luas pemeriksaan
Audit yang pertama adalah audit yang ditinjau berdasarkan luas pemeriksaan
dimana audit jenis ini memiliki dua sifat. Yaitu pemeriksaan yang bersifat umum
dan pemeriksaan yang bersifat khusus. Berikut penjelasannya:
a. Audit pemeriksaan umum atau General Audit

5
Sama seperti namanya, audit pemeriksaan umum adalah pemeriksaan laporan
keuangan yang dilakukan oleh Kantor Audit Pusat atau KAP yang bersifat
independent pada suatu perusahaan. Pemeriksaan ini dilakukan secara
menyeluruh sekaligus memberikan penilaian juga opini tentang kewajaran
laporan keuangan.
b. Audit pemeriksaan khusus atau Special Audit
Lawan dari pemeriksaan umum, audit pemeriksanaan khusus hanya dilakukan
sesuai permintaan dari perusahaan. Audit yang dilakukan pada pemeriksaan
khusus ini juga terbatas tidak umum seperti yang dilakukan pada pemeriksaan
umum. Namun walaupun seperti itu, pengerjaan tetap dilakukan oleh Kantor
Audit Pusat atau KAP.
2. Audit yang ditinjau berdasarkan bidang pemeriksaan
Audit selanjutnya adalah audit yang ditinjau berdasarkan bidang pemeriksaannya
dimana bidan yang biasa diperiksa adalah laporan keuangan, operasional,
ketaatan, dan yang lainnya. Berikut adalah penjelasan dari jenis-jenis audit
tersebut:
a. Audit Operasional atau Management Audit
Tujuan audit ini adalah untuk mencari tahu apakah kegiatan operasional yang
dilakukan dalam sebuah perusahaan sudah berjalan dengan efisien dan efektif
atau belum. Kegiatan operasional lain yang di audit oleh audit operasional ini
adalah kebijakan akuntansi.
b. Audit Ketaatan atau Compliance Audit
Tujuan dari audit ini adalah untuk mencari tahu apakah perusahaan/organisasi
sudah menaati peraturan yang berlaku atau belum. Peraturan ini bisa
menyangkut peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan/organisasi itu sendiri
ataupun peraturan, ketetapan, atau kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah..
c. Audit Laporan Keuangan atau Financal Statement Audit
Tujuan audit ini adalah untuk mencari tahu apakah laporan keuangan yang
dibuat oleh perusahaan sudah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku secara umum atau belum. Audit ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan dan melakukan evaluasi terhadap laporan keuangan yang ada.
d. Audit Sistem Informasi
Audit sistem informasi dilakukan oleh KAP atau Kantor Akuntan Pusat  yang
hanya dilakukan kepada perusahaan yang data akuntansinya diproses
menggunakan System Elektronik Data Processing (EDP).
e. Audit Forensik
Tujuan dari diadakannya audit forensik adalah untuk mencegah kecurangan
(fraud) yang mungkin terjadi. Audit forensik biasanya juga melakukan
investigasi kriminal, mencari tahu kerugian dari suatu bisnis dan mencari tahu
indikasi kecurangan saat berbisnis atau karyawan.
6
f. Audit Investigasi
Audit ini biasa dilakukan jika disuatu perusahaan terindikasi sebuah
penyimpangan yang karenanya dapat merugikan keuangan pihak lain. Audit
investigasi adalah audit yang mencakup beberapa kegiatan seperti
mengidentifikasi (identify), menguji (examine), dan juga mengenali
(recorganized) fakta dan informasi untuk mencari pembuktian atas kejadian
yang sebenarnya terjadi
g. Audit Lingkungan
Keputusan Menteri LH 42 tahun 1994 menerangkan bahwa audit lingkungan
merupakan proses manajemen yang didalamnya menyangkut evaluasi secara
tercatat, obyektif, dan sistematik tentang bagaimana sebuah kinerja
manajemen perusahaan atau organisasi lainnya yang memiliki tujuan untuk
memberikan fasilitas kendali manajemen dalam upaya mengendalikan
dampak lingkungan serta pemanfaatan peraturan UU pengelolaan lingkungan.

3. Audit Yang Ditinjau Berdasarkan Auditor


Audit yang ditinjau berdasarkan auditor atau kelompok pelaksana audit ini terbagi menjadi tiga
macam. Mereka adalah:

a. Auditor Eksternal

Auditor eksternal adalah auditor yang bekerja untuk kantor/lembaga akuntan


publik yang merupakan pihak ke-3 dimana status mereka berada di luar
lembaga atau perusahaan yang mereka audit. Auditor eksternal bekerja secara
obyektif dan bersifat independent.

b. Auditor Internal

Auditor internal adalah auditor yang bekerja untuk perusahaan dimana mereka
bekerja. Mereka bertugas untuk mengawasi asset atau Saveguard of Asset dan
mengawasi aktifitas sehari-hari operasional perusahaan mereka.

c. Auditor Pajak

Di Indonesia, auditor pajak biasanya dilaksanakan oleh Direktorat Jendral


Pajak atau DJP yang tugasnya adalah melakukan ketaatan wajib pajak sesuai
undang-undang yang berlaku.

d. Auditor Pemerintah

Auditor pemerintah adalah auditor yang memiliki tugas untuk menilai


kewajaran sebuah informasi laporan keuangan instansi pemerintahan terhadap
pelaksanaan program dan juga penggunaan aset yang dimiliki pemerintah.

7
2.5 Peer Review
Peer review adalah proses regulasi oleh sebuah profesi atau proses
evaluasi yang melibatkan individu-individu yang berkualitas dalam bidang yang
relevan. Peer Review adalah suatu penelaahan yang dilakukan terhadap Kantor
Akuntan Publik untuk menilai apakah Kantor Akuntan Publik tersebut telah
mengembangkan secara memadai kebijakan dan prosedur pengendalian mutu
sebagaimana yang disyaratkan dalam pernyataan Standar Auditing yang ditetapkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
Tujuan Peer Review adalah untuk menentukan dan melaporkan apakah
Kantor Akuntan Publik yang ditelaah telah mengembangkan prosedur dsn
kebijaksanaan yang cukup atas kelima elemen pengendalian mutu dan
menerapkannya dalam praktik. Metode peer review bekerja untuk mempertahankan
standar, meningkatkan kinerja dan memberikan kredibilitas. Manfaat peer review
adalah:
1. Untuk membantu mengetahui atau memastikan apakah auditor telah
mematuhi standar dan peraturan yang berlaku , serta telah mengatur tata
kelola pekerjaan auditnya.
2. Membantu mengidentifikasi area dan fungsi untuk meningkatkan kapasitas
3. Membantu menyusun keputusan untuk meningkatkan operasi/kegiatan dan
kinerja agar selaras dengan praktik internasional yang baik
4. Menyediakan opini yang independen atas desain dan operasi dari kerangka
kerja manajemen
5. Untuk menyediakan kepastian atas kesesuaian praktik, laporan, dan
kepatuhan pegawai

Lima elemen pengendalian mutu dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Elemen Rangkuman Persyaratan Contoh Prosedur
Independensi, Semua personalia yang terlibat Setiap tahun, setiap rekan dan
integritas, dan dalam  penugasan karyawan
objektivitas harus memelihara harus mengisi formulir
independensi baik secara nyata "kuesioner
maupun secara penampilan, independensi", yang berkaitan
melaksanakan seluruh dengan
tanggung jawab profesionalnya hal seperti kepemilikan saham
dengan segenap serta
integritas, serta memelihara keanggotaan pada dewan
objektivitas dalam direksi.
melaksanakan tanggung jawab
profesional mereka.
Manajemen Sumber Dalam perusahaan akuntan Setiap profesional harus
Daya Manusia publik, kebijakan dan dievaluasi pada
prosedur harus disusun supaya setiap kali penugasan dengan

8
dapat memberikan menggunakan formulir
tingkat keandalan tertentu evaluasi
bahwa : penugasan individual.
-           Semua karyawan baru
memiliki kualifikasi sehingga
mampu melaksanakan
tugasnya secara kompeten.
-           Pekerjaan dibebankan
pada mereka yang telah
mendapat pelatihan teknis yang
cukup serta kecakapan.
-           Semua karyawan harus
berpartisipasi dalam
pelaksanaan pendidikan profesi
berkelanjutan serta aktivitas
pengembangan profesi
sehingga membuat mereka
mampu melaksanakan
tanggung jawab yang
dibebankan kepada mereka.
-           Karyawan yang terpilih
untuk dipromosikan adalah
mereka yang memiliki
kualifikasi yang diperlukan
supaya menjadi bertanggung
jawab dalam
penugasan berikutnya.
Penerimaan serta Kebijakan dan prosedur harus Formulir evaluasi klien, yang
kelanggengan klien disusun agar dapat memuat
dan penugasannya menentukan apakah akan masalah-masalah seputar
menerima klien baru atau komentar
meneruskan kerjasama dengan auditor terdahulu dan evaluasi
klien yang telah ada. manajemen, harus
Kebijakan dan prosedur ini dipersiapkan untuk,
harus mampu meminimalkan setiap klien baru sebelum
resiko yang berkaitan dengan perusahaan
klien yang memiliki tingkat akuntan publik memutuskan
integritas manajemen yang menerima
rendah. Perusahaan akuntan klien tersebut.
publik hanya boleh
melaksanakan penugasan yang
dapat dilakukan dengan
kompetensi profesional.
Kinerja atas Kebijakan dan prosedur harus Direktur akuntansi dan

9
penugasan hadir terutama untuk auditing Perusahaan
memastikan bahwa penugasan akuntan publik dapat diajak
yang dilaksanakan berkonsultasi
oleh auditor telah memenuhi serta harus telah memberikan
standar profesi, persetujuannya pada semua
ketentuan pemerintah, serta penugasan
standar kualitas sebelum penugasan itu
perusahaan akuntan publik. dianggap selesai.

Pemantauan Harus terdapat kebijakan dan Rekan yang bertugas


prosedur untuk mengendalkan kualitas
memastikan bahwa keempat harus menguji prosedur
elemen pengendalian pengendalian
kualitas lainnya telah kualitas minimal setahun
diterapkan secara efektif. sekali untuk
memastikan bahwa
perusahaan akuntan
publik masih mematuhi
prosedur itu

2.6 Audit Berbasis Resiko

 Pengertian Audit Berbasis Risiko

Audit Berbasis Risiko (Risk Based Audit) adalah metodologi pemeriksaan yang


dipergunakan untuk memberikan jaminan bahwa risiko telah dikelola di dalam batasan
risiko yang telah ditetapkan manajemen pada tingkatan korporasi. Pendekatan audit ini
berfokus dalam mengevaluasi risiko-risiko baik strategis, finansial, operasional,
regulasi dan lainnya yang dihadapi oleh organisasi. Dalam Audit berbasis risiko, risiko-
risiko yang tinggi diaudit, sehingga kemudian manajemen bisa mengetahui area baru
mana yang berisiko dan area mana yang kontrolnya harus diperbaiki.

 Tujuan Audit Berbasis Resiko

Tujuannya audit berbasis risiko adalah  memberikan keyakinan kepada Komite


Audit, Dewan Komisaris dan Direksi bahwa:
1.    Perusahaan telah memiliki proses manajemen risiko, dan proses tersebut telah
dirancang dengan baik.
2.    Proses manajemen risiko telah diintegrasikan oleh manajemen ke dalam semua
tingkatan organisasi mulai tingkat korporasi, divisi sampai unit kerja terkecil dan
telah berfungsi dengan baik.

10
3.    Kerangka kerja internal dan tata kelola yang baik telah tersedia secara cukup
dan berfungsi dengan baik guna mengendalikan risiko.

 Manfaat Audit Berbasis Resiko

Audit berbasis risiko mempunyai manfaat yang banyak bagi organisasi, antara lain adalah
sebagai berikut:
1. menjadi sistem check dan balance terhadap kontrol organisasi
2. meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi kesalahan dalam laporan
keuangan
3. meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi dan mengukur risiko
4. meningkatkan kemampuan dalam mengidentifikasi adanya fraud atau masalah
lainnya
5. mengungkap temuan mengenai kelemahan yang dimiliki manajemen

2.7 Auditing Mengadopsi ISA(Internasional Standards on


Auditing
 Apa Perubahannya?

Tujuan pembahasan di bagian pertama ialah untuk mengetahui mengapa


Indonesia,IAI,IAPI, Bursa Efek Indonesia, dan lain-lain merangkuli ISA. Tidak
dapat dipungkiri, pengadopsian International Standards on Auditing (ISA)
membawa perubahan. Pertanyaannya ialah “ Apa sifat perubahan standar ini?”
inilah cakupan dan pokok bahasan dibagian kedua bab ini.

 Mengapa ISA?

Pembahasan bagian pertama bab ini menjawab pertanyaan, mengapa Indonesia


mengadopsi ISA? Kita bisa mendekatinya dari sisi kekuatan pasar dan nilai
tambah atau kita bisa memilih untuk mengabaikan argumen mengenai insentif.
Para praktisi juga ingin mengetahui , berapa besarnya biaya dari perubahan ini.

 Kekuatan Pasar

KAP Indonesia yang mempunyai jaringan global dan jaringan international


lainnya, melayani client global dan international yang mengadopsi standard-
standard IFAC. Bagi KAP yang melayani client audit semcam ini, ISA bukan
pilihan. Atau lebih tepatnya “ pilih ISA atau pilih keluar dari jaringan kerja sama
global atau jaringan kerja sama international,” sangat jelas bahwa kekuatan pasar
merupakan penentu.

 Ada Nilai Tambah

11
Diawali dengan skandal akuntansi yang dalam istilah ISA, massive and perpasive.
Auditor gagal mendeteksi Financial Statement Fraud tersebut. Tuntutan hukum
(pidana, perdata,administratif). Menyusul regulator mencari solusi.

Lembaga yang menetapkan standar (standard-setting body) secara froaktif atau


reaktif menemukan solusi. Regulator ‘’ menyukai’’solusi tersebut, dan solusi
( standard baru) diterapkan. Mungkin dimulai dengan kawasan tertentu, seperti
Eropa. Sukses di uni Eropa mendorong lembaga lembaga keuangan dunia (World
Bank dan IMF) meng-endorse solusi obat tersebut sebagai obat manjur dunia.
Dalam waktu satu dasawarsa apa yang menjadi sukses disatu kawasan di-replicate
secara global.

Siapa penerima nilai tambah ? target utamanya tentu para Investor dan calon
Investor yang dengan standar baru akan memperoleh laporan keuangan yang lebih
baik. Akan tetapi pada akhirnya, profesi akuntansi juga yang memperoleh
manfaat terbesar. Setidak-tidaknya, profesi meraih nilai tambah tidak berwujud
(intangible)berupa peningkatan mutu audit.

 Dampak Mengadopsi ISA pada Kenaikan Biaya

Suatu studi yang dilakukan oleh Annette G. Kohler dan rekan- rekan dari
Univesity of Duisburg-Essen, membuat perkiraan kenaikan biaya ini dalam
kerangka penerapan ISA oleh negara-negara masyarakat Uni Eropa. Untuk
memahami kenaikan biaya yang diperkirakan studi tersebut.

Tanggapan terhadap survei datang dari tiga kelompok responden, yakni kantor-
kantor akuntan yang tergabung dalam Forum of Firms (FoF), peserta pasar modal
( capital market participants), dan regulator dibidang audit dari negara-negara Uni
Eropa.

Seluruh pasar audit (audit market) dicakup oleh kantor-kantor akuntan yang
tergabung dalam FoF, maupun yang tidak tergabung dalam FoF (kantor akuntan
non-FoF)

Ada dua jenis klasifikasi biaya dalam studi ini, yakni biaya yang berulang-ulang
terjadi setiap tahun (recurring cost) dan biaya yang sekali terjadi (One off Cost)
yakni ketika mulai mengadopsi ISA.

 Menjelaskan Sifat Perubahan dengan Pendekatan Pertama

12
Jika kita mencermati perbedaan antara ISA dan standar audit sebelumnya, akan
terlihat perubahan yang substantif dan mendasar.

Dalam periklanan ada teknik pencitraan yang memberi kesan produk baru lebih
baik dari produk lama, meskipun kandungan kimiawi kedua produk tersebut sama
saja. Ini bukan perubahan substansi, melainkan sekedar perubahan bungkus, label,
atau format.

Perubahan mendasar mencerminkan cara berfikir berbeda yang melandasi teknik


audit tertentu.Perubahan substantif dan mendasar akan dijelaskan dengan contoh-
contoh dalam bagian berikut.

 Sifat Perubahan Substanstif dan Mendasar

Berikut disajikan beberapa contoh sifat perbedaan (antara ISA dan


standarsebelumnya) yang bersifat substantif dan mendasar.

 Auditing Berbasis Risiko

Ciri yang paling menonjol dari auditing berbasis ISA ialah penekanan terhadap
aspek risiko . Audit berbasis ISA tidak lain dari audit berbasis risiko ( Risk-Based
Audit). Audit berbasis risiko secara khusus akan dibahas dalam Bab 6.

 Dari Rules-Based ke Principles-Based Standards

ISA dan IFRS (International Financial Reporting Standards) adalah standar-


standar berbasis prinsip (Principles-Based Standards), yang merupakan
perubahan besar dari standar- standar sebelumnya yang berbasis aturan (Rules-
Based Standards).

 Berpaling dari Model Matematis

Ciri dari semua buku teks auditing Amerika, maupun buku- buku pedoman
(manual) dari KAP besar seperti The Big Four di era Assurance Model ialah
membantu auditornya dengan memberikan model- model matematis dalam
sampling, statistical sampling maupun non- statistical sampling.

Pendekatan matematis ini mempunyai kelemahan yang serius yakni membuat


auditor menjadi robot. Mentalitas robot ini juga terlihat dalam mengisi check list
yang seharusnya merupakan alat bantu bagi auditor berfikir. Dalam praktiknya,
alat bantu ini justru membuat auditor berhenti berfikir.

13
Salah satu sifat dari model- model matematis, ialah kerumitannya. Kerumitan
atau kompleksitas model matematis sering memberikan kesan keliru. ISAs
menekankan (dan berulang-ulang mengunakan istilah “The Auditor Shall”
dalam setiap ISA)penggunaan profesional judgment”.

 Kearifan Profesional dan Konsekuensinya

Setiap auditor mengklaim bahwa ia telah menggunakan Kearifan Profesional


dengan contoh-contoh

Apa Konsekuensi dari ISAs mewajibkan kearifan profesional? Konsekuensi yang


paling mudah diamati ialah keterlibatan auditor yang berpengalaman, dan dalam
praktik akuntan publik, ini berarti dalam keterlibatan patner yang mempunyai
pengalaman( jam terbang dan kepakaran dalam industri tertentu atau jenis audit
tertentu), pendidikan dan pelatihan (juga dalam ISAs ) dengan ciri-ciri
kepribadian tertentu seperti sikap skeptis (Professional Skepticism).

Jika keputusan audit masih dibuat oleh asisten yang belum mempunyai
pengalaman yang memadai, ISAs menegaskan bahwa auditnya tidak sesuai
dengan ISAs.Untuk Indonesia, ciri penerapan ISAs yang paling jelas ialah
seberapa besarnya keterlibatan patner yang pakar dalam penugasan audit
tersebut.

 Pengendalian Internal

Pengendalian Internal (Internal Control)ialah bukan hal baru dalam auditing


yang ditekankan ISA ialah kewajiban entitas (dalam membangun,memelihara
dan mengimplementasikan pengendalian internal)dan kewajiban auditor (dalam
menilai pengendalian internal dan menggunakan hasil penilaiannya). Secara
komunikasi dengan manajemen dalam hal auditor menentukan defisiensi dalam
pengendalian internal.

 ThoseCharged with Governance

Istilah TCWG ditemukan dalam banyak ISAs dan akan dibahas tersendiri.
Mengapa? ISAs menekankan berbagai kewajiban entitas dan manajemen, namun
perkembangan dalam tata kelola pada dua dekade terakhir menekankan perlunya
orang/lembaga dengan wewenang yang cukup dalam mengawasi entitas, mereka
inilah yang disebut TCWG.

BAB III

14
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tujuan pemeriksaan umumnya atas laporan keuangan yang dilakukan oleh
akuntan publik adalah untuk menyatakan pendapat, apakah posisi keuangan dan
hasil usaha serta perubahan posisi keuangan perusahaan telah disajikan secara wajar
sesuai dengan Prinsip Akuntansi Indonesia yang ditetapkan secara konsisten.
Laporan akuntan merupakan sarana bagi akuntan publik  untuk menyatakan
pendapatnya, atau apabila keadaan tidak memungkinkan untuk menolak 
memberikan pernyataan. Baik dalam hal akuntan publik memberikan pernytaan
pendapat ataupun menolak memberikan pendapat, akuntan publik harus
menyatakan apakah pemeriksaannya telah dilaksanakan sesuai dengan norma
pemeriksaan akuntan.

3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca dapat mengetahui konsep
dasar auditing.

DAFTAR PUSTAKA

15
Agoes, Sukrisno. 2004. Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik
Jilid I. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

http://mywaskitopedia.blogspot.com/2017/04/audit-berbasis-risiko-risk-based-audit.html.
(5 Maret 2020)

https://asyari99.blogspot.com/2017/12/konsep-auditing.html. (5 Maret 2020)

http://ratna013.blogspot.com/2017/11/auditing-mengadopsi-
isainternational.html?m=1 (6 Maret 2020)
https://dosenakuntansi.com/pengertian-dan-jenis-jenis-audit (5
Maret 2020)

16

Anda mungkin juga menyukai