Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH 

AUDITING 1
“GAMBARAN UMUM AUDIT”

Dosen Pengampu : Dhini Suryandari, S. E., M. Si., Ak.

Disusun Oleh :
1. Cindi Putri Berliana (7211421086)
2. Regita Rachma Aulia (7211421100)
3. Antony Hermawan (7211421220)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Sistem Informasi Akuntansi terkait
“Gambaran Umum Audit”. Kami menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya secara sederhana yang dimaksudkan untuk mempermudah mahasiswa dalam
pemahaman materi mata kuliah tersebut . Kami berharap agar makalah ini dapat memberikan
manfaat yang besar pada para mahasiswa . 
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Penyusun
mengharapkan semoga dari makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga
dapat memberikan inspirasi terhadap pembaca 
 
 
 
 
 
 
Semarang, 29 Agustus 2022
 

 
 
 
Penyusun
 

1
DAFTAR ISI
BAB I....................................................................................................................................................3

PENDAHULUAN................................................................................................................................3

A. Latar Belakang........................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................3
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................................5

PEMBAHASAN...................................................................................................................................5

A. KONSEP AUDIT.....................................................................................................................5
1. Definisi Audit.......................................................................................................................5
2. Tujuan Audit........................................................................................................................6
3. Jenis-Jenis Audit..................................................................................................................7
B. KONSEP AUDITOR...............................................................................................................8
1. Definisi Auditor....................................................................................................................8
2. Macam-Macam Auditor......................................................................................................8
3. Tahapan Dalam Audit Laporan Keuangan.......................................................................9
C. STANDAR AUDITING.........................................................................................................10
1. Standar umum...................................................................................................................11
2. Standar Pekerjaan Lapangan...........................................................................................11
3. Standar Pekerjaan Lapangan...........................................................................................11
BAB III...............................................................................................................................................12

PENUTUP..........................................................................................................................................12

A. Simpulan.................................................................................................................................12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

2
Pada era perekonomian yang semakin pesat seperti ini suatu entitas atau badan harus
dapat bersaing dalam skala internasional ataupun multinasional. Agar dapat bersaing
dengan lebih baik diperlukan penyajian laporan keuangan yang berkualitas. Penyajian
laporan keuangan yang berkualitas berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan
dalam pengambilan keputusan yang tepat dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Pihak eksternal membutuhkan laporan keuangan yang akurat sebagai alat untuk melihat
bagaimana kondisi keuangan perusahaan serta dapat dijadikan tolok ukur untuk
menanamkan modal atau memberikan pinjaman kepada perusahaan tersebut.
Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dalam Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) per 1 Januari 2017, laporan keuangan harus memiliki karakteristik
berupa reliability (keandalan), relevan (sebenarnya), understandability (mudah dipahami),
dan comparability (dapat dibandingkan). Namun, dalam mengukur dan menilai laporan
keuangan dibutuhkan pihak ketiga yang dinilai mampu untuk melakukan pemeriksaan
dan penilaian. Pihak ketiga ini adalah auditor independen, mereka bertanggung jawab
untuk merencanakan dan melakukan audit sehingga dapat diperoleh keyakinan yang
memadai bahwa laporan keuangan yang telah diaudit tersebut berkualitas dan bebas dari
salah saji material baik disengaja ataupun tidak disenagaja.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan audit?
2. Apa tujuan dari dilakukannya audit?
3. Apa saja jenis-jenis audit?
4. Apa yang dimaksud dengan auditor?
5. Apa saja jenis-jenis auditor?
6. Apa yang dimaksud dengan standar audit?
7. Apa saja yang termasuk standar audit?
8. Bagaimana metode dalam audit?
9. Bagaimana tahapan dalam mengaudit laporan keuangan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui konsep audit.
2. Untuk mengetahui tujuan dilakukannya audit.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis audit.
4. Untuk mengetahui konsep auditor.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis auditor.
6. Untuk mengetahui standar audit.
7. Untuk mengetahui jenis-jenis standar audit.

3
8. Untuk mengetahui metode dalam audit.
9. Untuk mengetahui tahapan dalam mengaudit laporan keuangan.

BAB II

PEMBAHASAN

4
A. KONSEP AUDIT
1. Definisi Audit
Audit merupakan suatu proses sistematis untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan- pernyataan tentang
kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian
antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan serta
penyampaian hasilnya kepada para pengguna yang berkepentingan (Mulyadi,
2014:9).
Menurut Arens et al. (2015:2) audit ialah pengumpulan dan evaluasi buku
tentang informasi untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara
informasi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan.
Berdasarkan pengertian tersebut penulis menyimpulkan bahwa audit
merupakan proses pengumpulan, pemeriksaan serta evaluasi bukti kejadian ekonomi
suatu entitas secara objektif guna menentukan dan melaporakan tingkat kesesuaian
informasi tersebut dengan standar audit yang telah ditetapkan yang dilakukan oleh
seorang yang kompeten dan independen serta hasilnya disampaikan kepada para
pemakai yang berkepentingan. Audit juga didefinisikan sebagai suatu ilmu yang
digunakan untuk melakukan penilaian terhadap kewajaran atas laporan keuangan
suatu entitas atau badan dengan tujuan untuk mendeteksi adanya tindak kesalahan
penyajian atau penipuan (fraud).
Berdasarkan pengertian diatas maka perbedaan antara audit dengan akuntansi ialah
sebagai berikut :

AKUNTANSI AUDITING
Tujuan Menyusun dan Menyatakan pendapat tentang
mendistribusikan laporan kewajaran laporan keuangan.
keuangan.
Metode Mengidentifikasi kejadian- Memperoleh dan menilai atau
kejadian dan kemudian mencatat, mengevaluasi bukti yang
mengklasifikasikan dan berhubungan dengan laporan
meringkasnya dalam catatan- keuangan yang disusun oleh
catatan akuntansi. manajemen.
Peraturan Standar Akuntansi Keuangan Standar Auditing yang berlaku
yang berlaku seperti PSAK- seperti SPAP atau SA.
IFRS, PSAK-ETAP, SAK-
EMKM.
Pekerjaan Akuntan Auditor

5
Dilakukan
Oleh

2. Tujuan Audit
Tujuan utama dari aktivitas audit keuangan ialah untuk mengetahui informasi
mengenai persediaan, harga yang telah ditetapkan, serta jumlah aset perusahaan telah
benar adanya atau bersifat aktual. Agar dapat lebih memahami tujuan dari audit,
berikut adalah aspek-aspek yang menjadi tujuannya tersebut.
a) Accuracy (Ketepatan)
Audit bertujuan untuk memastikan transaksi maupun saldo perkiraan telah
tercatat berdasarkan perhitungan jumlah dan penggolonganyang tepat.
b) Completeness (Kelengkapan)
Disebut sebagai tujuan audit, karena kelengkapan dapat menjadi faktor untuk
meyakinkan seluruh peristiwa transaksi benar-benar sudah tercatat dan telah
dimasukkan kedalam jurnal secara aktual.
c) Existence (Eksistensi)
Audit bertujuan untuk memastikan bahwa semua kewajiban dan aset yang
tercatat memiliki waktu dan tanggal tertentu atau tidak bersifat fiktif.
d) Valuation (Penilaian)
Audit bertujuan untuk memastikan bahwa prinsip-prinsip yang diterapkan
telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku secara umum.
e) Classification (Klasifikasi)
Audit bertujuan untuk memastikan bahwa semua transaksi yang terdapat
dalam jurnal telah diklasifikasikan dengan tepat berdasarkan golongan akun yang sesuai.
f) Cut–off (Pisah batas)
Disebut sebagai tujuan audit karena pisah batas dapat memastikan bahwa
transaksi dekat dengan tanggal neraca telah dicatat dalam periode yang tepat. Hal ini
menjadi cukup penting karena ketika sudah mendekati akhir periode akuntansi sering
terjadi kesalahan dalam pencatatan transaksi.
g) Disclosure (Pengungkapan)
Dalam hal ini pengungkapan dimaksudkan untuk memastikan bahwa saldo
akun serta seluruh pernyataan pengungkapan yang saling berhubungan telah
dijelaskan dan disajikan secara wajar dalam laporan keuangan dan isi catatan laporan
tersebut. Menurut Arens et al. (2015:168) tujuan audit ialah untuk menyediakan
pemakai laporan keuangan suatu pendapat yang diberikan oleh auditor tentang
apakah laporan keuangan disajikan secara wajar dalam semua hal yang material,

6
sesuai dengan kerangka kerja akuntansi keuangan yang berlaku. Pendapat auditor ini
menambah tingkat keyakinan pengguna yang bersangkutan terhadap laporan
keuangan.

3. Jenis-Jenis Audit
Dalam setiap pemeriksaan dimulai dengan penetapan tujuan dan penentuan
jenis pemeriksaan yang akan dilaksanakan serta standar yang harus diikuti oleh
pemeriksa. Menurut Arens et al. (2015:32) audit dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Financial Statement Audit (Audit Laporan Keuangan)
Jenis audit ini yang paling umum dilakukan oleh auditor. Audit laporan
keuangan bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan dan informasi
yang terdapat didalamnya telah disajikan sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Standar yang dimaksud ialah Generally Accepted Accounting Principles (GAAP)
untuk negara Amerika. International Financial Reporting Standard (IFRS)
untuk negara-negara Uni Eropa, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
untuk Indonesia, dan lain-lain.
2. Operational Audit (Audit Operational)
Audit operasional bertujuan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari
prosedur operasi di setiap divisi dalam suatu entitas. Output dari sebuah audit
operasional ialah rekomendasi untuk pengembangan kegiatan operasional
perusahaan. Ruang lingkup audit operasional tidak hanya terbatas pada divisi
akuntansi, tetapi juga divisi teknologi informasi, produksi, pemasaran, dan lain- lain.
3. Compliance Audit (Audit Kepatuhan)
Audit kepatuhan bertujuan untuk menentukan apakah suatu perusahaan
telah mengikuti prosedur, pedoman, atau regulasi yang diatur oleh pihak yang
berwenang.
Berdasarkan tinjauan luasnya pemeriksaan, jenis audit dibedakan
menjadi dua, yaitu:
a) Pemeriksaan Khusus (Special Audit)
Pemeriksaan khusus adalah suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan
permintaan auditee) yang dilakukan oleh KAP yang independen, dan pada akhir
pemeriksaannya auditor tidak perlu memberikan pendapat terhadap kewajaran
laporan keuangan secara keseluruhan. Pendapat yang diberikan terbatas pada masalah
atau pos tertentu yang diperiksa, karena prosedur audit yang dilakukan juga terbatas.
b) Pemeriksaan Umum (General Audit)

7
Pemeriksaan umum merupakan suatu pemeriksaan atas laporan keuangan
yang dilakukan oleh KAP independen dengan tujuan untuk memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pemeriksaan tersebut
harus dilakukan sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik atau ISA atau
Panduan Audit Entitas Bisnis Kecil dan memperhatikan Kode Etik Akuntan
Indonesia.
Terdapat dua metode yang dapat diterapkan oleh auditor dalam
melaksanakan kewajibannya, yaitu:
1) Audit Around The Computer
Dalam hal ini auditor hanya memeriksa input dan output dari EDP
(Electronic Data Processing) sistem tanpa melakukan tes terhadap proses dalam EDP
tersebut.
2) Audit Through The Computer
Dalam hal ini auditor selain memeriksa input dan output, auditor juga
melakukan tes proses EDPnya. Pengetesan tersebut dilakukan dengan menggunakan
Generalized Audit Software, Audit Command Language (ACL) dan lain-lain.

B. KONSEP AUDITOR
1. Definisi Auditor
Menurut Arens et al., (2013:5), auditor merupakan seseorang yang
menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan
hasil usaha dan arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di
Indonesia. Auditor merupakan akuntan publik yang memberikan jasa audit kepada
auditee untuk memeriksa laporan keuangan agar bebas dari salah saji (Mulyadi,
2014:71).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa
auditor merupakan seseorang yang memiliki kualifikasi dan kewenangan untuk
melakukan peninjauan serta memberikan opini atas kewajaran penyajian laporan
keuangan suatu organisasi atau entitas agar bebas dari salah saji.

2. Macam-Macam Auditor
Terdapat beberapa jenis auditor dalam dunia auditing, berikut merupakan
jenis-jenis auditor menurut Arens et al (2013:19).
a) Kantor Akuntan Publik (KAP)
Kantor akuntan publik bertanggung jawab mengaudit laporan keuangan
historis yang dipublikasikan oleh semua perusahaan terbuka, sebagian besar

8
perusahaan besar, dan banyak perusahaan serta organisasi non-komersial yang lebih
kecil. Dalam menyatakan pendapat audit atas lapoiran keuangan seorang auditor yang
tergabung dalam KAP memiliki lisensi sebagai akuntan publik dan bersifat
independen.
b) Auditor Internal Pemerintah
Auditor internal pemerintah yakni auditor yang bekerja untuk Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), yang bertujuan untuk melayani
kebutuhan pemerintah. Tanggung jawab utama BPKP ialah mengevaluasi efisiensi
dan efektivitas operasional berbagai program pemerintah.
c) Auditor Badan Pemeriksa Keuangan
Auditor Badan Pemeriksa Keuangan merupakan auditor yang bekerja untuk
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Republik Indonesia. Tugas utama BPK adalah
untuk melaksanakan fungsi audit DPR dan KAP. Sebelum diserahkan kepada DPR,
sebagian besar informasi keuangan badan pemerintah pusat maupun daerah telah
diaudit oleh BPK. Selain itu BPK juga bertugas untuk mengevaluasi efisiensi dan
efektivitas operasional berbagai program pemerintah.
d) Auditor Pajak
Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak bertanggung jawab untuk memberlakukan
peraturan pajak. Salah satu tugas utama Ditjen Pajak adalah mengaudit Surat
Pemberitahuan Tahunan (SPT) wajib pajak untuk menentukan apakah SPT tersebut
telah mematuhi peraturan pajak yang berlaku. Audit ini murni bersifat ketaatan.
e) Auditor Internal
Auditor internal dipekerjakan oleh perusahaan untuk melakukan audit bagi
manajemen. Tugas auditor internal sangat beragam, tergantung pada yang
mempekerjakan mereka. Ada staf audit internal yang hanya terdiri atas satu atau dua
karyawan yang melakukan audit ketaatan secara rutin. Staf audit internal lainnya
mungkin terdiri atas lebih dari 100 karyawan yang memikul tanggung jawab
berlainan, termasuk di banyak bidang di luar akuntansi. Banyak juga auditor internal
yang terlibat dalam audit operasional atau memiliki keahlian dalam mengevaluasi
sistem komputer.

3. Tahapan Dalam Audit Laporan Keuangan


Dalam proses mengaudit laporan keuangan, auditor menerapkan beberapa
langkah-langkah sebelum memberikan opini atas kewajaran penyajian laporan
keuangan. Melalui proses audit, auditor akan mengetahui apakah perusahaan tersebut
sehat atau tidak. Terdapat empat tahap dalam proses auditing pada perusahaan, yaitu:

9
1) Tahap Perencanaan
a) Meninjau adanya risiko bawaan
Seorang auditor harus mempertimbangkan terkait kemungkinan adanya suatu
risiko salah saji yang melekat dalam saldo akun. Contoh, perhitungan
laporan keuangan yang rumit memiliki kemungkinan kesalahan penyajian
jika dibandingkan dengan laporan keuangan sederhana.
b) Memperoleh informasi mengenai bidang usaha klien
Apabila auditor memahani bidang usaha klien secara detail maka akan
mempermudah dalam melaksanakan proses audit.
c) Mempertimbangkan faktor-faktor yang mungkin berpengaruh terhadap saldo
awal
Apabila yang diaudit merupakan laporan keuangan tahun pertama maka
auditor harus memastikan bahwa saldo awal telah merefleksikan penerapan
kebijakan akuntansi yang semestinya serta memastikan kebijakan tersebut
telah diaplikasikan secara konsisten selama tahun berjalan.
2) Pemeriksaan Informasi
Setelah auditor memperoleh dan menguji data lapangan maka selanjutnya
data ini harus dianalisis. Dalam tahap ini, pihak perusahaan harus menunjuk pihak
khusus untuk mengawasi kinerja auditor dengan tujuan agar informasi yang
disampaikan bersifat obyektif dan tepat sasaran.
3) Memperoleh Hasil
Pada tahapan ini, auditor bertanggung jawab untuk menyelidiki risiko
material dari perusahaan sehingga dapat diketahui apabila terdapat kesalahan dari
penyajian laporan keuangan perusahaan. Disisi lain auditor juga harus melakukan
klarifikasi ulang. Semakin besar suatu entitas maka risiko penyimpanan dan
pengelolaan keuangan juga semakin besar.
4) Merumuskan Hasil Evaluasi
Langkah terakhir dari seluruh proses audit ialah menyusun hasil evaluasi
dalam bentuk laporan. Selanjutnya laporan ini akan diserahkan kepada pihak
perusahaan yang menunjuk auditor tersebut (auditee). Dalam laporan tersebut,
auditor dapat memberikan rekomendasi perkembangan yang mungkin dapat
dicapai.

C. STANDAR AUDITING
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), (Standar Auditing SA seksi
150 paragraf 04 dalam SPAP 2011) menyatakan bahwa: “Standar auditing berbeda
dengan prosedur auditing yaitu prosedur berhubungan dengan tindakan yang harus

10
dilaksanakan, sedangkan standar berhubungan dengan karakteristik atau ukuran mutu
kinerja tindakan tersebut, dan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai melalui
penggunaan prosedur tersebut”. Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) menyatakan
bahwa audit yang dilakukan auditor dikatakan berkualitas jika memenuhi standar auditing
dan standar pengendalian mutu. Berdasarkan Pernyataan Standar Auditing (PSA) No. 01
(SA Seksi 150 Paragraf 2) yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Publik
Indonesia, standar auditing digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Standar umum
a. Audit harus dilakukan oleh seseorang yang memiliki kemampuan dan pelatihan
teknis yang cukup sebagai auditor.
b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap
mental harus dipertahankan oleh auditor.
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan pelaporannya, auditor wajib
menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan saksama.
2. Standar Pekerjaan Lapangan
a. Pekerjaan harus direncanakan dengan baik dan jika membutuhkan asisten harus
di supervisi dengan semestinya.
b. Auditor harus memperoleh pemahaman yang cukup terkait entitas dan
lingkungannya, termasuk pengendalian internal, untuk menilai risiko salah saji
yang signifikan dalam laporan keuangan karena kesalahan atau kecurangan, dan
auditor harus mendapatkan bahan bukti yang valid.
c. Melalui permintaan keterangan, pengamatan, inspeksi, dan konfirmasi sebagai
dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
3. Standar Pekerjaan Lapangan
a. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) di Indonesia.
b. Laporan audit harus menunjukan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan
penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laporan keuangan periode
berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam
periode sebelumnya.
c. Pengungkapan informasi dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, jika
belum maka dinyatakan dalam laporan audit.
d. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak
dapat diberikan. Jika pendapat keseluruhan tidak dapat diberikan maka
harus dinyatakan. Dalam semua hal yang nama auditor dikaitkan dengan

11
laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas
mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat
tanggung jawab yang dipikul oleh auditor.

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa audit merupakan
proses pengumpulan, pemeriksaan serta evaluasi bukti kejadian ekonomi suatu entitas
secara objektif guna menentukan dan melaporakan tingkat kesesuaian informasi
tersebut dengan standar audit yang telah ditetapkan yang dilakukan oleh seorang yang
kompeten dan independen serta hasilnya disampaikan kepada para pemakai yang
berkepentingan.
Dalam melakukan proses audit, seorang auditor harus berpedoman pada
standar, dan aturan yang berlaku. Untuk menjadi seorang auditor dibutuhkan keahlian
khusus dan kualifikasi yang dibuktikan dengan dimilikinya sertifikat khusus seperti
CPA (Certified Publik Accountant), CIA (Certified Internal Auditor), CMA
(Certified Management Accountant), dan lain-lain. Sikap independensi (bebas dari
pengaruh siapapun) menjadi tugas pokok bagi setiap auditor internal maupun
eksternal agar opininya dapat lebih dipercaya oleh auditee dan mempertahankan
kebebasan pendapatnya.

12

Anda mungkin juga menyukai