Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Manajemen Administrasi
Dosen Pengampu :
Dr. Muntaha, MM

DI SUSUN OLEH :
1. Nurcahyani 11915022
2. M. Yusril 11915106
3. Juhelti 11915077

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONTIANAK


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
MANAJEMEN BISNIS SYARIAH
KELAS/SEMESTER : 5A/5
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayat-Nyaa sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik dan tepat waktu. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada
junjungan besar kita, Nabi Muhammad Saw.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah manajemen
Administrasi yang berjudul Auditing dengan tepat waktu. Di samping itu, kami mengucapkan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan
makalah ini sehingga dapat terselasaikan.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banak terdapat kekurangan didalamnya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
sebagai batu loncatan. Demikian, semoga makalah ini bermanfaat.

Pontianak, 2 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................

A. Latar Belakang.....................................................................................................................

B. Rumusan Masalah................................................................................................................

C. Tujuan Masalah....................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................

BAB III PENUTUP.................................................................................................................

KESIMPULAN.......................................................................................................................

DAFTAR PUSAKA................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif
mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk
menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan. (Mulyadi,
2002:9). Tujuan akhir dari proses auditing ini adalah menghasilkan laporan audit. Laporan audit
inilah yang digunakan oleh auditor untuk menyampaikan pernyataan atau pendapatnya kepada para
pemakai laporan keuangan sehingga bisa dijadikan acuan bagi pemakai laporan keuangan dalam
membaca sebuah laporan keuangan. (Gusti dan Ali, 2008 dalam Lubis, 2015). Audit atas laporan
keuangan merupakan jasa yang dilakukan oleh auditor. Jasa yang diberikan oleh auditor dalam
bidang auditing adalah melakukan audit terhadap laporan keuangan perusahaan dan memberikan
opini apakah laporan keuangan perusahaan tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang telah ditetapkan.(Mulyadi, 2002). Semakin meluasnya
kebutuhan jasa profesional auditor sebagai pihak yang dianggap independen, menuntut seorang
auditor untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat menghasilkan opini audit yang dapat diandalkan
bagi pihak yang membutuhkan. Auditor mempunyai fungsi meningkatkan mutu penyajian laporan
keuangan perusahaan kepada masyarakat, dengan cara melaksanakan audit atas kewajaran laporan
keuangan tersebut ditinjau dari kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi berterima umum. (Mulyadi,
2002). Auditor berfungsi merumuskan suatu opini atas laporan keuangan berdasarkan suatu evaluasi
atas kesimpulan yang ditarik dari bukti audit yang diperoleh. Auditor memiliki peran yang sangat
penting dalam memberikan opini atas laporan keuangan. Peran auditor diperlukan untuk mencegah
diterbitkannya laporan keuangan yang menyesatkan. Dengan menggunakan laporan keuangan yang
telah diaudit, para pemakai laporan keuangan dapat mengambil keputusan dengan benar sesuai
dengan kenyataan yang sesungguhnya. (Komalasari, 2004 dalam Hardyanti, 2016). Pernyataan
auditor diungkapkan melalui opini audit. Opini audit adalah pernyataan yang diberikan oleh auditor
tentang kewajaran penyajian laporan keuangan perusahaan tempat auditor melakukan audit.
(Agoes, 2014: 74). Sebuah opini dikatakan tepat apabila opini tersebut mencerminkan kondisi
keuangan perusahaan yang sesungguhnya di lapangan dan telah memenuhi kriteria-kriteria yang
ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang berlaku. Terdapat lima kriteria
opini atau pendapat yang diberikan oleh auditor atas laporan keuangan yang diauditnya yang
ditetapkan dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP). Pendapat tersebut antara lain adalah
pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), pendapat wajar tanpa pengecualian
dengan bahasa penjelas (unqualified with explanatory language), pendapat wajar dengan
pengecualian (qualified opinion), pendapat tidak wajar (adverse opinion), dan pernyataan tidak
memberikan pendapat (disclaimer of opinion). Pemberian opini audit yang tepat sangat penting agar
hasil audit tidak menyesatkan para pengguna yang berkepentingan (pimpinan perusahaan,
pemegang saham, pemerintah, kreditur dan karyawan) dalam pengambilan keputusan, oleh karena
itu audit harus dilakukan dengan sebaik-baiknya. Opini audit harus didukung oleh bukti kompeten.
Bukti kompeten adalah bukti audit yang dapat dipercaya, obyektif, dan relevan. Begitu pentingnya
opini yang diberikan oleh auditor bagi sebuah perusahaan, maka seorang auditor harus mempunyai
keahlian dan kompetensi yang baik untuk mengumpulkan dan menganalisa bukti-bukti audit
sehingga bisa memberikan opini yang tepat. Gusti dan Ali (2008) dalam Lubis (2015). Pemberian
opini yang tepat tergantung pada keyakinan seorang auditor. Dalam audit atas laporan keuangan,
auditor memberikan keyakinan bahwa ia telah mengumpulkan bukti audit yang cukup sebagai dasar
untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan, selain itu auditor juga memberikan
keyakinan bahwa laporan keuangan tersebut telah disajikan secara wajar dan telah terbebas dari
salah saji material, baik yang disebabkan karena kekeliruan maupun kecurangan, sehingga keyakinan
auditor mampu memberikan opini yang tepat. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2001).

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian Auditing ?
2. Apa jenis-jenis auditing ?
3. Apa standar dalam auditing ?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Auditing

Auditing merupakan suatu bagian dari akuntansi dimana merupakan pemeriksaan laporan
keuangan untuk menilai dan meneliti apakah bahan bukti tentang informasi akuntansi yang
berlaku pada suatu perusahaan sesuai dengan standar yang berlaku umum. Auditing
memberikan analisa pemecahan-pemecahan atau menguraikan informasi yang ada pada
ikhtisar keuangan untuk mencari data yang dapat mendukung akuntan meneliti mengenai
kelayakan penyusunan informasi tersebut. Ada beberapa pendapat para ahli mengenai
pengertian pemeriksaan akuntan (Auditing), namun pada prinsipnya pendapat tersebut saling
mendukung satu dengan yang lainnya. Menurut Mulyadi (2014:9) pengertian auditing adalah:
Secara umum auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi
bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan keterjadian
ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada
pemakai yang berkepentingan. Menurut Agoes (2016:3) pengertian auditing adalah: Salah
satu bentuk astestasi. Atestasi, pengertian umumnya merupakan suatu komunikasi dari
seorang expert mengenai kesimpulan tentang realibilitas dari pernyataan seseorang.
Sedangkan menurut Tuanakotta (2016:4) pengertian auditing adalah: Auditing bersifat
analitis, memeriksa dengan mengurai ke dalam unsur yang lebih kecil. Proses audit dimulai
dari laporan keuangan, kemudian ke bukti-bukti yang mendasarinya (underlying evidence).
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa auditing adalah suatu proses yang
sistematis dan objektif terhadap laporan keuangan suatu perusahaan atau unit organisasi lain
yang pada akhirnya bertujuan untuk memberikan pendapat terhdapa kewajaran, dalam semua
hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi
yang umum, keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut. Auditing harus
dilaksanakan oleh seorang yang kompeten dan independen.

2. Jenis-jenis Audit

Dalam melaksanakan pemeriksaan, ada beberapa jenis audit yang dilakukan oleh para auditor sesuai
dengan tujuan pelaksanaan pemeriksaan. Menurut Agoes (2016:11) Ditinjau dari jenis pemeriksaan,
audit biasa dibedakan atas:

1. Management Audit (Operational Audit) Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu
perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh
manajemen, untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif,
efisien dan ekonomis. Pengertian efisien disini adalah, dengan biaya tertentu dapat mencapai hasil
atau manfaat yang telah ditetapkan atau berdaya guna. Efektif adalah dapat mencapai tujuan atau
sasaran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan atau berhasil/dapat bermanfaat sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Ekonomis adalah dengan pengorbanan yang serendah-rendahnya
dapat mencapai hasil yang optimal atau dilaksanakan secara hemat.

2. Pemeriksaan Ketaatan (Compliance Audit) Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui apakah
perusahaan sudah mentaati peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang
ditetapkan oleh pihak intern perusahaan (manajemen,dewan komisaris) maupun pihak eksternal
(Pemerintah, Bapepam, Bank Indonesia, Direktorat Jendral Pajak, dan lain-lain). Pemeriksaan bisa
dilakukan oleh KAP maupun bagian internal audit.

3. Pemeriksaan Intern (Internal Audit) Pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit
perusahaan, baik terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan, maupun ketaatan
terhadap kebijakan manajemen yang telah ditentukan. Pemeriksaan umum yang dilakukan internal
auditor biasanya lebih rinci dibandingkan dengan pemeriksaan umum yang dilakukan oleh KAP.
Internal auditor biasanya tidak memberikan opini terhadap kewajaran laporan keuangan, karena
pihak-pihak diluar perusahaan menganggap bahwa internal auditor, yang merupakan orang dalam
perusahaan, tidak independen. Laporan internal auditor berisi temuan pemeriksaan (audit finding)
mengenai penyimpangan dan kecurangan yang ditemukan, kelemahan pengendalian intern, beserta
saran-saran perbaikannya (recommendations).

4. Computer Audit Pemeriksaan oleh KAP terhadap perusahaan yang memproses data akuntansinya
dengan menggunakan Electronic Data Processing (EDP) sistem. 9 Berdasarkan pendapat diatas
penulis menyimpulkan bahwa jenis-jenis audit dapat dibedakan menjadi: manajemen audit,
pemeriksaan ketaatan, pemeriksaan intern dan computer audit yaitu merupakan pemeriksaan yang
dilakukan oleh menejemen terhadap ketaatan karyawan, peraturan dan kebijakan baik dari dalam
perusahaan itu sendiri maupun dari KAP yang berupa kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional
sebagai penentuan efektif dan efisien suatu kegiatan operasi suatu perusahaan.

3. Standar Auditing

Standar akuntansi adalah suatu ukuran pelaksanaan tindakan yang merupakan pedoman umum
bagi akuntansi publik dalam melakukan pemeriksaan. Standar auditing yang telah ditetapkan dan
disahkan oleh Standar Profesional Akuntansi Publik (2011:150:1) adalah sebagai berikut :

a. Standar Umum

 Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan
teknis cukup sebagai auditor.
 Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, indepedensi dalam sikap mental
harus dipertahankan oleh auditor.
 Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran professionalnya dengan cermat dan seksama.

b. Standar Pekerjaan Lapangan

 Pekerjaan haru dilaksanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi
dengan semestinya.
 Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit
dan menentukan sifat, saat dan lingkungan pengujian yang akan dilakukan.
 Bukti audit kompeten dan cukup harus diperoleh melalui inspeksi pengamatan, pengujian
pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan yang diaudit.

c. Standar Pelaporan

 Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum.
 Laporan audit harus menunjukan keadaan yang didalamnya prinsip akuntansi tidak secara
konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam
hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya.
 Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai kecuali
dinyatakan lain dalam laporan audit.
 Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan
secara keseluruhan atau sesuatu asersi penyataan demikian tidak dapat diberikan.

Berdasarkan pendapat diatas standar auditing yang di pergunakan oleh penulis adalah standar
pekerjaan lapangan yaitu pekerja harus dilaksanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten
harus disurpervisi danegan semestinya, pemahaman memadai atas pengendalian intern harus
diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkungan pengujian yang
akan dilakukan dan bukti audit kompeten dan cukup harus diperoleh melalui inspeksi
pengamatan, pengujian pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
  

Auditing atau audit adalah sebuah pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan juga
sistematis. Dimana pihak yang melakukan bersifat independen terhadap laporan keuangan
yang telah disusun oleh manajemen serta catatan-catatan pembukuan dan bukti pendukung.
Tujuannya agar bisa menunjukan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan.

Menurut ASOBAC atau A Statement of Basic Auditing Concepts, Auditing adalah suatu
proses sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi
tentang berbagai tindakan atau kejaidan ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara
asersi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai