Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ESTIMASI AKUNTANSI

KELOMPOK 4

RAMAH DELLA PUTRI

(C1C020009)

LUTHFI AZIZI GLORY ANDIEN

(C1C020164)

ALDITA DIVA SYAHDANTI

(C1C020171)

Dosen Pengampu:
Dr. Irwansyah, SE, M.Si., Ak., CA., CFrA

PRODI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI BISNIS

UNIVERSITAS BENGKULU

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan
kesehatan, kekuatan, dan kesempatan bagi kami sehingga kami dapat menyusun
makalah yang berjudul “Estimasi Akuntansi”. Serta kami ucapkan terimakasih
kepada Bapak Dr.Irwansyah SE, M.Si., Ak., CA., CFrA yang telah membimbing
kami dari dalam menyelesaikan makalah ini. Tak lupa kami ucapkan terima kasih
juga kepada teman-teman serta seluruh pihak yang terlibat dalam pembuatan
makalah ini.

Kami menyadari masih banyak kekurangan pada makalah ini, dan kami
harap kepada dosen pengampuh dan kepada pembaca sekalian dapat memberikan
kritik dan saran yang sifatnya konstruktif, sehingga dapat menjadi pelajaran bagi
kami, dan semoga dapat diperbaiki pada kesempatan yang lain dan dalam makalah
yang lain pula.

Semoga makalah ini berguna untuk menambah wawasan serta


pengetahuan bagi para pembaca dan kami selaku penyusun makalah ini mohon
maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan makalah ini. Selanjutnya semoga
kami bisa menyusun makalah di waktu lain dengan lebih sempurna.

Bengkulu, 29 Januari 2023

Kelompok 4

ii
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR...............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................

1.1. Latar Belakang.............................................................................................................

1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................

1.3. Tujuan Penulisan.........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................

2.1. Audit Atas Entitas Akuntansi......................................................................................

2.2. Tujuan Auditor atas Estimasi Akuntansi.....................................................................

2.3. Istilah-Istilah dalam Estimasi Akuntansi.....................................................................

2.4. Tingkat Ketidakpastian Estimasi.................................................................................

2.5. Estimasi Akuntansi dalam Tahap Penilaian Risiko....................................................

2.6. Perhatian Auditor dalam Tahap Penilaian Risiko......................................................

2.7. Estimasi Akuntansi dalam Tahap Menanggapi Risiko..............................................

2.8. Tanggapan Auditor Pada Entitas yang Lebih Kecil...................................................

2.9. Estimasi Akuntansi dalam Tahap Pelaporan..............................................................

BAB III PENUTUP..................................................................................................................

3.1. Kesimpulan................................................................................................................

3.2. Saran..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tujuan diadakannya auditing adalah untuk melakukan verifikasi bahwa
objek dari audit otelah diselesaikan atau berjalan sesusai dengan standar,
regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima. Untuk mendapatkan
sebuah hasil audit yang memuaskan dan layak, sebuah perusahaan harus
mempertimbangkan proses pencatatan dan penyajian laporan keuangan yang
baik dan sesuai dengan penggunaan akuntansi yang di terima secara umum.
Ada beberapa ahli yang membuat definisi tentang audit dan auditing, yang
antara lain:
1) Menurut Theodorus M. Tuanakotta (2015:3) Audit adalah jasa akuntan
publik yang dikenal sebagai jasa asurans (assurance service). Jasa audit
independen diberikan oleh akuntan publik melalui kantor akuntan publik
(KAP). Audit menjadi sebuah proses pemeriksaan terhadap laporan
keuangan atau catatan akuntansi yang bertujuan agar laporan tersebut
terbebas dari salah saji sehingga laporan keuangan dapat disajikan secara
wajar, dan mencerminkan kondisi yang sesuai dengan keadaan saat ini.
Audit tidak hanya dilakukan untuk mengevaluasi laporan keuangan saja,
namun digunakan juga untuk mengevaluasi prosedur atau operasi pada
suatu organisasi sehingga dapat menilai efisiensi dan efektifitasnya.
2) Menurut Theodorus M. Tuanakotta (2016:4) Auditing bersifat analitis,
memeriksa dengan mengurai ke dalam unsur yang lebih kecil. Proses audit
dimulai dari laporan keuangan, kemudian ke bukti-bukti yang
mendasarinya (Underlying evidence).

Auditor merupakan seseorang yang mempunyai kualifikasi dan keahlian


tertentu untuk melakukan tugas audit atas laporan keuangan. Auditor bekerja
untuk mengaudit berbagai macam laporan yang ada kaitannya pada laporan
keuangan dari suatu lembaga, instansi ataupun perusahaan secara kompeten
dan independen serta telah memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan.

4
Auditor mempunyai tanggung jawab utama dalam melaksanakan proses audit,
auditor akan merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh
kepastian terkait laporan keuangan, apakah laporan keuangan tersebut telah
bebas dari kesalahan penyajian yang material yang dapat disebabkan oleh
kekeliruan atau kecurangan. Auditor pun harus memperoleh bukti yang valid
agar kesalahan-kesalahan penyajian dapat diketahui, lalu dengan bukti tersebut
auditor juga bisa mengemukakan opini yang sesuai dengan kesalahan dalam
laporan keuangan tersebut.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud audit atas estimasi akuntansi?
2. Apa tujuan auditor atas estimasi akuntansi?
3. Apa saja istilah-istilah dalam estimasi akuntansi?
4. Apa saja tingkat ketidakpastian estimasi?
5. Bagaimana estimasi akuntansi dalam tahap penilaian risiko?
6. Bagaimana perhatian auditor dalam tahap penilaian risiko?
7. Bagaimana estimasi akuntansi dalam tahap menanggapi risiko?
8. Bagaimana tanggapan auditor pada entitas yang lebih kecil?
9. Bagaimana estimasi akuntansi dalam tahap pelaporan?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui kebenaran audit atas estimasi akuntansi.
2. Untuk mengetahui tujuan audit secara umum yang berkaitan
dengan estimasi akuntansi.
3. Untuk mengetahui tujuan auditor dalam tahap penilaian suatu
laporan keuangan dari suatu entitas.
4. Untuk mengetahui estimasi akuntansi dalam tahap pelaporan.
5. Untuk memenuhi tugas untuk nilai susulan pada mata kuliah Auditing 1.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Audit Atas Entitas Akuntansi


Estimasi Akuntansi adalah nilai yang mendekati suatu nilai uang yang
digunakan jika tidak ada pengukuran yang tepat. Istilah estimasi ini digunakan
untuk jumlah yang diukur dengan nilai wajar (fair value) di mana ada
ketidakpastian dalam estimasi (estimation uncertainty) maupun jumlah-jumlah
lain yang memerlukan estimasi.
Prosedur audit yang berhubungan dengan audit atas estimasi akuntansi,
termasuk audit atas estimasi akuntansi dengan nilai wajar dan disclosures atau
pengungkapannya dalam laporan keuangan sesuai dengan ISA 540. Dimana
terdapat tiga tahap audit atas estimasi akuntansi dalam proses audit adalah
sebagai berikut:
1) Tahap Risk Assessment (Penilaian Risiko)
- Estimasi akuntansi apa saja yang diperlukan dalam laporan keuangan?
- Bagaimana estimasi ini dibuat?
- Berapa signifikannya estimasi ini?
- Apakah auditor memerlukan bantuan tenaga ahli?
- Berapa akuratnya estimasi di tahun yang lalu?
- Apakah ada bukti mengenai biasnya manajemen dalam proses
estimasi?
- Berapa besarnya ketidakpastian proses estimasi ini?
2) Tahap Risk Response (Menanggapi Risiko)
- Apakah estimasi dibuat dengan cara yang benar, dengan
metodologi yang konsisten?
- Apakah bukti pendukung untuk melakukan estimasi dapat diandalkan?
- Apakah ada bukti tentang terjadinya kecurangan?
3) Tahap Reporting (Pelaporan)
- Apakah disclosures mengenai estimasi akuntansi dalam laporan
keuangan (sudah) sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan?
6
- Jika hal ini merupakan risiko yang signifikan, ketidakpastian
proses estimasi diungkapkan (sebagai disclosure dalam laporan
keuangan)?
- Peroleh representasi manajemen.

2.2. Tujuan Auditor atas Estimasi Akuntansi


Tujuan auditor ditegaskan dalam ISA 540 alinea 6:
Tujuan auditor adalah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
mengenai:
1) Estimasi akuntansi, termasuk estimasi akuntansi dengan nilai wajar, dalam
laporan keuangan, yang diakui atau yang diungkapkan, adalah wajar; dan
2) Pengungkapan atau disclosures (yang berkaitan dengan estimasi akuntansi)
dalam laporan keuangan (sudah) cukup, sesuai dengan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku.

Beberapa item dalam laporan keuangan tidak dapat diukur dengan tepat maka
dari itu harus di estimasi jumlahnya. Estimasi akuntansi beraneka ragam tingkat
kerumitannya, dan berkisar dari yang paling sederhana (seperti net realizable
values atau nilai yang dapat direalisasi untuk persediaan dan piutang usaha)
sampai yang lebih kompleks (seperti dalam hal pendapatan yang harus dicatat dari
kontrak jangka panjang dan kewajiban di masa yang akan datang dalam hal
produk yang dijual dengan jaminan tertentu). Estimasi sering kali melibatkan
banyak analisis data historis, data tahun berjalan dan perkiraan (forecasting)
mengenai peristiwa di kemudian hari seperti transaksi penjualan.

Tujuan pengukuran dari suatu estimasi yaitu untuk membuat perkiraan


mengenai outcome satu atau lebih transaksi, peristiwa, atau kondisi yang
menyebabkan estimasi akuntansi perlu dibuat, atau menentukan nilai dari
transaksi berjalan atau item laporan keuangan berdasarkan kondisi yang ada pada
tanggal pengukuran, seperti taksiran harga pasar (estimated market price) dari
suatu jenis asset atau kewajiban tertentu, dapat meliputi pengukuran nilai wajar
(fair value measurements).

7
2.3. Istilah-Istilah dalam Estimasi Akuntansi
Berikut istilah dalam estimasi akuntansi, istilah berikut mempunyai makna
seperti dijelaskan di bawah ini:

1) Accounting estimate
Accounting estimate merupakan nilai yang mendekati suatu nilai uang,
yang digunakan jika tidak ada pengukuran yang tepat. Istilah estimasi ini
digunakan untuk jumlah (uang) yang diukur dengan nilai wajar (fair
value) di mana ada ketidakpastian dalam estimasi (estimation
uncertainty), maupun jumlah-jumlah lain yang memerlukan estimasi.
Dalam hal ISA hanya membahas estimasi akuntansi (accounting
estimates) dengan pengukuran nilai wajar, istilah "fair value accounting
estimates" ("estimasi akuntansi nilai wajar") yang digunakan.

2) Auditor's point estimate


Auditor’s point estimate atau auditor's range merupakan jumlah, atau
rentang jumlah, yang diambil dari bukti audit untuk digunakan dalam
mengevaluasi management's point estimate.
a) Estimation uncertainty Kerentanan estimasi akuntansi dan disclosures
(pengungkapan) terkait dengan estimasi akuntansi itu karena
ketiadaan presisi yang melekat dalam pengukuran (pada setiap
estimasi).
b) Management Tidak netralnya manajemen dalam membuat atau
menyiapkan informasi (bias).
c) Management's point estimate Merupakan Jumlah yang dipilih
manajemen untuk pengakuan (terhadap) atau disclosure (mengenai)
estimasi akuntansi. 6. Outcome of an accounting estimate Merupakan
jumlah atau nilai uang sebenarnya dari penyelesaian transaksi,
peristiwa, atau kondisi yang mendasari estimasi akuntansi.

2.4. Tingkat Ketidakpastian Estimasi


Pengukuran estimasi bisa berbeda-beda tergantung persyaratan atau kewajiban
dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku dan item dalam laporan
keuangan. Tujuan pengukuran dari suatu estimasi bisa untuk:

8
a) Membuat perkiraan atau forecast mengenai outcome satu atau lebih peristiwa,
atau kondisi yang menyebabkan estimasi akuntansi perlu dibuat.
b) Menentukan nilai dari transaksi berjalan atau item laporan keuangan
berdasarkan kondisi yang ada pada tanggal pengukuran. Tingkat
Ketidakpastian Estimasi Tingkat ketidakpastian Rendah (RMM Rendah)
RMM = Risk of Material Misstatement (Risiko Salah Saji Material).

Tabel 1.1

Tingkat Ketidakpastian Estimasi


Tingkat Ketidakpastian Rendah Tingkat Ketidakpastian Tinggi (RMM
(RMM Rendah) Tinggi)
Aktivitas tidak kompleks. Sangat bergantung pada judgement,
misalnya putusan majelis hakim dalam
perkara tuntuna atau timing dari arus
kas di kemudian hari. Menyangkut
ketidakpastian mengenai peristiwa di
periode yang akan datang.
Berhubungan dengan transaksi rutin Tidak dihitung dengan teknik
pengukuran yang diakui.

Diambil dari kata (yang didalam fair Telaahan auditor terhadap estimasi
value accounting diistilahkan serupa di tahun yang lalu menunjukkan
sebagai “observable” atau dapat perbedaan yang besar antara estimasi
diamati) yang tersedia, seperti data akuntansi dan hasil sebenarnya (actual
mengenai tingkat bunga yang outcome).
dipublikasi atau harga saham di
bursa.

Metode pengukuran menurut Estimasi akuntansi nilai wajar (fair


kerangka pelaporan keuangan yang value accounting estimates) untuk
berlaku adalah sederhana dan mudah instrumen keuangan deviatif yang tidak
diterapkan. diperdagangkan secara umum (not
publicly tranded).

9
Estimasi akuntansi nilai Estimasi akuntansi nilai wajar yang
wajar yang menggunakan model menggunakan model dari entitas yang
(untuk mengukur estimasi akuntansi) dispesialisasi dalam bidang itu, atau
yang populer atau telah diterima yang menggunakan asumsi atau input
umum, dimana asumsi atau input untuk model itu tidak dapat diamati di
untuk model itu dapat diamati di pasar pasar.
(misal di bursa saham).

Risiko salah saji yang material karena estimasi sering kali didasarkan pada
tingkat ketidakpastian estimasi (estimation uncertainty) dalam membuat
estimasi. Dengan kearifan profesionalnya, auditor harus menentukan apakah
estimasi akuntansi dengan ketidakpastian estimasi yang tinggi mengandung risiko
yang signifikan. Jika auditor mengidentifikasi adanya risiko yang signifikan, ia
juga harus memperoleh pemahaman mengenai pengendalian entitas, termasuk
kegiatan pengendalian.

Ketika bukti audit sudah diperoleh, kewajaran estimasi dievaluasi dan luasnya
salah saji diidentifikasi:
1) Dalam hal bukti mendukung suatu point estimate, perbedaan antara auditor’s
point estimate dan management’s point estimate merupakan suatu salah saji.
2) Dalam hal auditor menyimpulkan bahwa dengan menggunakan auditor’s
range of reasonableness (kisaran yang menurut auditor adalah wajar)
memberikan bukti audit yang cukup dan tepat, maka management’s point
estimate di luar kisaran tersebut tidaklah didukung oleh bukti audit.

Perbedaan antara hasil akhir dari suatu estimasi akuntansi (outcome of an


accounting estimate) dan jumlah yang semula diakui dan diungkapkan dalam
laporan keuangan tidak serta merta merupakan salah saji. Ini sering terjadi dalam
fair value accounting estimates, dimana outcome dipengaruhi oleh peristiwa atau
kondisi sesudah tanggal pengukuran untuk tujuan penyajian laporan keuangan.

10
2.5. Estimasi Akuntansi dalam Tahap Penilaian Risiko
Dalam tabel menyajikan alenia-alenia dari ISA 540 yang relevan dengan
estimasi akuntansi dalam tahap penilaian risiko (risk assesment).
Penjelasan ISA 540 Untuk
ISA Pokok Bahasan
Alinea yang Bersangkutan
540.8 Pemahaman auditor mengenai Sewaktu melaksanakan prosedur
entitas & lingkungannya penilaian risiko dan kegiatan terkait
untuk memperoleh pemahaman
mengenai entitas sebagaimana
diisyaratkan oleh ISA 315, auditor
wajib memperoleh pemahaman
mengenai hal-hal berikut sebagai dasar
untuk mengidentifikasi dan menilai
risiko salahsaji material berkenaan
dengan estimasi akuntansi:
Persyaratkan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku yang relevan
dengan estimasi akuntansi, termasuk
disclosures (yang berkaitan dengan
estimasi akuntansi). Bagaimana
manajemen mengidentifikasi
transaksi, peristiwa, dan kondisi yang
menimbulkan kebutuhan akan estimasi
akuntansi yang harus diakui atau
ditanyakan atau ungkapan dalam
laporan keuangan. Dalam memperoleh
pemahaman, auditor wajib
menanyakan kepada manajemen
mengenai perubahan dalam situasi
yang menimbulkan kebutuhan akan
estimasi akuntansi baru, atau
kebutuhan untuk merevisi estimasi

11
akuntansi. Bagaimana manajemen
membuat estimasi akuntansi dan
pemahaman mengenai data yang
menjadi dasar dari estimasi akuntansi
tersebut, termasuk:
Metode, termasuk model, jika ada,
yang digunakan untuk membuat
estimasi akuntansi;
Pengenalian yang relevan (dengan
estimasi akuntansi);
Apakah manajemen menggunakan
management expert;
Apakah ada atau seharusnya ada
perubahan dalam metode untuk
membuat estimasi akuntansi, dari yang
digunakan tahun lalu;
Apakah ada ketidakpastian estimasi,
dan jika ada, bagaimana manajemen
menilai dampak ketidakpastian
tersebut.

540.9 Review hasil akhir (outcome) Auditor wajib mereviu hasil akhir
estimasi akuntansi (outcome) estimasi akuntansi dalam
laporan keuangan tahun lalu, atau jika
ada, estimasi ulang kemudian
(subsequentre-estimation) untuk
tujuan tahun berjalan. Sifat dan
luasnya reviu auditor
memperhitungkan sifat estimasi
akuntansi, dan apakah informasi yang
diperoleh dari review ini akan relevan
untuk mengidentifikasi dan menilai

12
resiko salah saji material akibat)
estimasi akuntansi yang dibuat dalam
laporan keuangan tahun berjalan.
Namun, reviu ini tidak dimasukkan
untuk mempertanyakan judgments
yang dibuat tahun berdasarkan
informasi yang ada pada waktu itu.
540.10 Dalam mengidentifikasi dan menilai
risiko salah saji material, sebagaimana
diisyaratkan ISA 315, auditor wajib
mengevaluasi tingkat ketidakpastian
estimasi terkait dengan estimasi
akuntansi.
540.11 Auditor wajib menentukan apakah,
dalam
pandangannya, semua estimasi yang
telah diidentifikasi
mempunyai ketidakpastian estimasi
yang tinggi, menimbulkan risiko yang
signifikan

Untuk entitas yang lebih kecil, membuat estimasi tidak terlalu rumit,
karena kegiatan bisnis terbatas dan transaksinya juga tidak kompleks. Kadang-
kadang, satu orang (biasanya pemilik merangkap pengelola), akan
mengidentifikasi kebutuhan akan estimasi akuntansi, dan auditor dapat
memusatkan pertanyaanya pada orang tersebut. Namun, entitas kecil jarang
menggunakan management expert yang dapat menggunakan pengetahuan dan
keahliannya untuk membuat point estimates. Dalam hal ini, risiko salah saji
material akibat estimasi akuntansi, malah meningkat.

2.6. Perhatian Auditor dalam Tahap Penilaian Risiko


Perhatian Auditor dalam Tahap Penilaian Risiko pada tahap pertama suatu
proses audit, yakni tahap penilaian risiko.

13
Perhatian Auditor Penjelasan

Bagaimana mengidentifikasi Bisa berasal dari kerangka akuntansi


kebutuhan entitas melakukan yang digunakanbatau dari transaksi,
estimasi? peristiwa, dan kondisi dimana entitas
perlu membuat estimasi akuntansi
yang kemudian diakui atau
diungkapkan dalam laporan
keuangan. Auditor juga bertanya
kepada manajemen tentang
perubahan situasi yang memerlukan
estimasi akuntansi yang baru, atau
perlunya revisi atas estimasi
akuntansi yang ada.
Proses manajemen membuat estimasi Review dan evaluasi proses estimasi
manajemen, termasuk penyusunan
asumsi yang menjadi dasar estimasi,
keandalan data yang digunakan, dan
proses persetujuan atau interview
internal. Kebutuhan akan
management expert timbul, misalnya
karena:
Kekhususan masalah yang
memerlukan estimasi;
Sifat teknis dari model-model yang
digunakan untuk memenuhi
ketentuan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku (misalnya
beberapa pengukuran yang
digunakan fair value);
Transaksi, peristiwa, dan kondisi yang
memerlukan estimasi akuntansi,

14
merupakan hal yang tidak biasa atau
jarang terjadi di entitas itu.
Hasil akhir/realisasi/outcome dari Review outcome dari estimasi yang
estimasi yang dibuat tahun lalu dibuat tahun lalu. Pahami akan
mengenai selisih antara estimasi
tahun lalu dengan realisasi (actual
amount). Prosedur ini akan
membantu memahami:
1. Efektif/tidaknya proses stimasi
manajemen
2. Adanya kemungkinan management
bias (review atas estimasi untuk
melihat kemungkinan fraud,
diharuskan dalam ISA 240);
3. Adanya bukti audit yang penting
untuk estimasi tersebut;
4. Luasnya ketidakpastian estimasi, yang
mungkin perlu diungkapkan
dalam laporan keuangan.
Seberapa luasnya ketidakpastian Pertimbangkan hal-hal berikut.
estimasi dalam proses estimasi ini?
Luasnya management’s judgment
yang digunakan;
Sensitivitas asumsi-asumsi yang
digunakan, terhadap perubahan.
Adanya teknik pengukuran yang
diakui,yang dapat mengurangi
ketidakpastian
Panjangnya forecast period dan
relevansi data yang digunakan.
Tersedianya data andal dari sumber
eksternal.

15
Seberapa banyaknya estimasi itu
menggunakan masukan yang
dapat/tidak dapat diamati (observable
atau unobservable inputs).
Kerentanan terhadap management
bias.
Catatan: Tentukan apakah estimasi
akuntansi dengan ketidakpastian
estimasi yang tinggi juga merupakan
risiko signifikan yang harus
diperhatikan auditor.
Pentingnya estimasi Dalam menilai risiko salah saji
material, pertimbangan :
• Hal-hal yang disajikan dalam kontak

ini;
• Besarnya estimasi, baik yang
berkenaan dengan besaran outcome,
sesungguhnya

maupun jumlah ekspektasi;

• Apakah estimasi itu merupakan risiko

signifikan

2.7. Estimasi Akuntansi dalam Tahap Menanggapi Risiko


Tanggapan atas risiko, masuk dalam tahap kedua dari proses audit, yakni
tahap Risk Response. Dalam tahap ini auditor memberi tanggapan atas risiko
yang dinilai (assessed risks) pada tahap sebelumnya.
ISA 540 Estimasi Akuntansi dalam Tahap Menanggapi Risiko
1) Dalam ISA 540.12, Kewajiban auditor pasca tahap penilaian risiko.
Berdasarkan risiko salah saji material yang dinilai (dalam tahap penilaian
risiko) auditor wajib menentukan:

16
a) apakah manajemen sudah menerapkan dengan tepat persyaratan
(tentang estimasi akuntansi) dalam kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku.
b) apakah metode untuk membuat estimasi akuntansi sudah tepat dan
telah diterapkan secara konsisten, dan apakah perubahan, jika ada,
dalam estimasi akuntansi atau dalam metode untuk membuat estimasi
akuntansi ditahun lalu masih tepat dalam situasi (tahun berjalan).
2) Dalam ISA 540.13, Kewajiban auditor dalam menanggapi risiko.
Dalam menaggapi risiko salah saji material yang dinilai, bagaimana
diterapkan ISA 300, auditor wajib melaksanakan satu atau lebih hal
dibawah, dengan mempertimbangkan sifat estimasi akuntansi:
a) menentukan apakah peristiwa yang terjadi sampai tanggal laporan
auditor memberikan bukti audit mengenai estimasi akuntansi.
b) Menguji bagaimana manjeman membuat estimasi akuntansi dan
menguji data yang digunakan. Dengan demikian, auditor wajib
mengevaluasi apakah:
- metode pengukuran yang digunakan adalah tepat untuk situasi
yang dihadapi.
- asumsi yang digunakan manajeman adalah wajar sehubungan
dengan tujuan pengukuran menurut kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku.
c) Menguji efektifnya pengendalian menganai bagaimana manjeman
estimasi akuntansi, bersama dengan prosedur substantive yang
tepat.
- metode pengukuran yang digunakan adalah tepat untuk situasi
yang dihadapi.
- asumsi yang digunakan manajeman adalah wajar sehubungan
dengan tujuan pengukuran menurut kerangka pelaporan yang
berlaku.
d) mengembangkan suatu point estimate atau suatu kisaran (range)
untuk mengevaluasi management’s point estimatr. Untuk tujuan
ini:

17
- jika auditor menggunakan asumsi untuk metode yang berbeda
dari manajeman, auditor wajib memperoleh pemahaman
mengenai asumsi atau metode manajeman yang cukup untuk
memastikan bahwa auditor’s point estimate atau kisarannya,
telah memperhitungkan variebel yang relevan dan untuk
mengevaluasi perbedaan yang signifikan dengan mangement’s
point estimate.
- jika auditor menyimpulkan bahwa tepat menggunakan suatu
kisaran auditor wajib menyempitkan kisaran tersebut,
berdasarkan bukti audit yang tersedia, sampai semua outcome
di dalam kisaran itu dipandang wajar.
3) Dalam ISA 540.14, Mempertimbangkan perlunya keterampilan
terspesialisasi (specialized skills).
Dalam menentukan hal-hal yang disebutkan dalam alinea 12 atau dalam
menanggapi risiko salah saji material yang dinilai, yang disebutkan dalam
alinea 13, auditor wajib mempertimbangkan apakah keterampilan
terspesialisasi (specialized skills) atau pengetahuan yang terkait dengan
satu atau lebih estimasi akuntansi, diperlukan untuk memperoleh bukti
audit yang cukup dan tepat.
4) Dalam ISA 540.15, Kewajiban auditor dalam menghadapi risiko
signifikan.
Untuk estimasi akuntansi yang merupakan risiko signifikan, sebagai
tambahan terhadap prosedur susbtantif lain yang dilaksanaan untuk
memenuhi persyaratan ISA 330, auditor wajib mengevaluasi hal-hal
berikut:
a) bagaimana manajeman mempertimbangkan asumsi atau outcome lain,
dan mengapa manajeman menolaknya, atau bagaimanamanajeman
manangani ketidakpastian estimasi dapat membuat estimasi akuntansi.
b) apakah asumsi signifikan yang digunakan manajeman adalah wajar.
c) niat manajeman mengambil tindakan/langkah tertentu dan kemampuan
bertindak, dalam hal-hal yang relevan untuk kewajaran asumsi

18
signifikan yang digunakan manajeman atau penerapan yang tepat dari
kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
5) Dalam ISA 540.16, Kewajiban auditor jika manajeman belum cukup
menangani risiko signifikan.
Jika menurut auditor, manajeman belum cukup memperhatikan dan
menangani dampak dari ketidakpastian estimasi terhadap estimasi
akuntansi yang merupakan risiko signifikan, auditor wajib, jika perlu,
mengembangkan suatu kisaran yang digunakan untuk mengevaluasi
kewajaran estimasi akuntansi.

2.8. Tanggapan Auditor Pada Entitas yang Lebih Kecil


Dalam entitas yang lebih kecil, sangat boleh jadi manajeman aktif terlibat
dalam proses pelaporan, termasuk membuat estimasi akuntansi. Akibatnya,
pengendalian atas proses estimasi tidak ada, atau jika ada, mungkin akan
beroperasi secara informal. Oleh karena itu, tanggapan auditor atas risiko yang
dinilai bersifat substantive, dimana auditor melaksanakan satu atau lebih
tanggapan sebagai berikut:

1) Apakah estimasi dibuat dengan benar?


a) Uji bagaimana manajeman membuat estimasi akuntansi dan uji data
yang digunakan. evaluasi apakah:
- Metode pengukuran yang digunakan, tepat untuk situasi yang
dihadapi,
- Asumsi yang digunakan manajeman adalah wajar untuk tujuan
pengukuran sesuai kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
b) Uji efektifitas pengendalian mengenai bagaimana manajeman menbuat
estimasi akuntansi, bersama dengan prosedur susbtantif yang tepat,
c) Kembangkan suatu point estimate atau suatu kisaran (range) untuk
mengevaluasi mangement’s point estimate.
2) Berapa andalnya bukti pendukung?

19
Laksanakan satu atau lebih hal dibawah, dengan mempertimbangkan sifat
estimasi akuntansi, sifat bukti yang diperoleh, dan risiko salah saji material
yang dinilai:
a) Review peristiwa yang terjadi sampai tanggal laporan auditor, untuk
memastikan bahwa peristiwa kemudian itu mendukung estimasi
akuntansi yang dibuat manajeman.
b) Uji informasi, metode, dan asumsi yang digunakan.
c) Berdasarkan bukti tersedia dan diskusi dengan manajeman,
kembangkan suatu point estimate atau suatu kisaran (range) untuk
mengevaluasi mangement’s point estimate.
d) Dalam hal periode antara tanggal laporan posisi keuangan dan tanggal
laporan auditor, lebih panjang, review auditor atas peristiwa dalam
periode ini bisa memberikan tanggapan yang lebih efektif terhadap
estimasi akuntansi
3) Kemungkinan adanya management bias?
Ini mungkin terlihat dari perubahan cara menghitung estimasi, atau
pemilihan point estimate yang berindikasi pola (terlalu) optimis atau
pesimis.

2.9. Estimasi Akuntansi dalam Tahap Pelaporan


Pembahasan mengenai estimasi akuntansi di dalam bagian ini, masuk
dalam tahap ketiga dari proses audit, yakni tahap Reporting. Pada subbab ini
menyajikan kutipan dari ISA 540 yang relevan untuk pembahasan pada tahap
pelaporan.

ISA Penjelasan ISA 540 untuk Alinea yang Bersangkutan

20
Auditor wajib memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
mengenai apakah pengungkapan dalam laporan keuangan
540.19 mengenai estimasi akuntansi sesuai dengan persyaratan
dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

Untuk estimasi akuntansi yang berisiko signifikan, auditor


juga wajib mengevaluasi kecukupan dari pengungkapan
540.20 mengenai ketidakpastian estimasi dalam laporan keuangan,
dalam konteks kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

Langkah terakhir adalah menentukan apakah:


1) bukti audit yang cukup dan tepat sudah diperoleh. Dalam hal bukti audit
yang cukup dan tepat tidak tersedia atau bukti yang ada justru
bertentangan dengan management's estimates, auditor perlu membahas
temuannya dengan manajemen dan mempertimbangkan perlunya
mengubah penilaian risiko dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya;
2) estimasi akuntansi adalah wajar dalam konteks kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku, atau disalahsajikan; dan
3) disclosures (pengungkapan) daiam iaporan keuangan mengenai estimasi
akuntansi:
a) Sesuai dengan persyaratan dalam kerangka pelaporan keuangan yang
berlaku, atau disalahsajikan; dan
b) Ketidakpastian estimasi diungkapkan dengan cukup, jika
ketidakpastian estimasi itu berisiko signifikan.

21
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Audit adalah jasa akuntan publik yang dikenal sebagai jasa asurans
(assurance service). Auditing merupakan sebuah proses pemeriksaan laporan
keuangan suatu entitas
untuk menemukan apakah laporan keuangan tersebut sudah terbebas dari
kesalahan penyajian yang bersifat material. Auditing bersifat analitis,
memeriksa dengan mengurai ke dalam unsur yang lebih kecil.
Prosedur audit yang berhubungan dengan audit atas estimasi akuntansi,
termasuk audit atas estimasi akuntansi dengan nilai wajar dan disclosures atau
pengungkapannya dalam laporan keuangan. terdapat tiga tahap audit atas
estimasi akuntansi dalam proses audit adalah sebagai berikut:
1) Tahap Risk Assessment (Penilaian Risiko)
2) Tahap Risk Response (Menanggapi Risiko)
3) Tahap Reporting (Pelaporan)
Tujuan pengukuran dari suatu estimasi yaitu untuk membuat perkiraan
mengenai outcome satu atau lebih transaksi, peristiwa, atau kondisi yang
menyebabkan estimasi akuntansi perlu dibuat,
Untuk entitas yang lebih kecil, membuat estimasi tidak terlalu rumit,
karena kegiatan bisnis terbatas dan transaksinya juga tidak kompleks. Namun,
entitas kecil jarang menggunakan management expert yang dapat
menggunakan pengetahuan dan keahliannya untuk membuat point estimates.
Dalam hal ini, risiko salah saji material akibat estimasi akuntansi, malah
meningkat.

3.2. Saran
Pemakalah menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kata kesempurnaan dan terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu
pemakalah mengharapkan kritik dan dasar yang membangun agar pembuatan

22
makalah selanjutnya lebih baik dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan penulis khususnya.
DAFTAR PUSTAKA

Tuanakotta, Theodorus M. 2012. Audit Berbasis ISA. Jakarta: Salemba


Empat.

Tuanakotta, Theodorus M. 2013. Audit Kontemporer. Jakarta : Salemba


Empat.

Tuanakotta, Theodorus M. 2015. Audit Kontemporer. Jakarta : Salemba


Empat.

Tuanakotta, Theodorus M. 2016. Audit Kontemporer. Jakarta : Salemba


Empat.

23

Anda mungkin juga menyukai