OLEH
KELOMPOK VII
2020
KATA PENGANTAR
Kegiatan auditing sangat diperlukan pada masa sekarang ini. Karena sudah
banyak perusahaan yang mengundang auditor meminta pengauditan atas laporan
keuangan perusahaan. Laporan auditing biasanya digunakan oleh pihak ketiga,
misalnya kreditur, investor, pemerintah dan lain-lain. Namun, auditing tidak
hanya memperhatikan laporan keuangan perusahaan, melainkan juga sistem
operasi perusahaan, berjalannya keuangan perusahaan dan lain-lain.
ii
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
A. Simpulan................................................................................... 16
B. Saran......................................................................................... 16
Daftar Pustaka............................................................................................. 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
4
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MAKALAH
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
Beberapa jenis pengujian pengendalian yang dapat dipilih auditor adalah sebagai
berikut:
1. Pengajuan pertanyaan berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas personil perusahaan.
2. Observasi pelaksanaan tugas para personil.
3. Inspeksi atas dokumen-dokumen dan laporan-laporan yang menunjukkan pelaksanaan
pengendalian.
4. Pengerjaan ulang (reperform) pengendalian oleh auditor.
Tiga prosedur yang disebut pertama, dilakukan juga oleh auditor dalam mendapatkan
pemahaman tentang sistem pengendalian internal (SPI), sedangkan prosedur keempat
yaitu pengerjaan ulang (reperformance) tidak digunakan pada saat itu. Dalam melakukan
pengujian, auditor memilih prosedur-prosedur yang akan menghasilkan bukti yang paling
dapat dipercaya tentang efektivitas kebijakan dan dapat diterapkan dan sama efektifnya
dalam memperoleh bukti.
Pengujian tersebut meliputi pemilihan suatu sampel dan inspeksi atas dokumen-
dokumen yang bersangkutan, pengujian pertanyaan pada personil perusahaan,
mengobservasi personil perusahaan dalam melaksanakan prosedur pengendalian, dan
melakukan ulang pengendalian tertentu. Hasil dari setiap pengujian pengendalian harus
memberikan bukti tentang efektivitas rancangan dan/atau pengoperasian pengendalian
yang diperlukan. Sebagai contoh, dengan membandingkan tanda tangan otorisasi dalam
suatu dokumen dengan contoh tanda tangan yang dimiliki auditor dari perusahaan, dapat
diperoleh bukti mengenai efektivitas pengendalian berupa pemberian otorisasi secara
tepat yang bertujuan agar pemberian otorisasi hanya dapat dilakukan oleh personil yang
ditetapkan perusahaan.
7
C. TATA CARA PENETAPAN RISIKO PENGENDALIAN
8
disimpan pada tempat yang aman penyimpanan cek.
Pengecekan secara independen Observasi pelaksanaan
antara ikhtisar harian cek yang pengecekan independen
diterbitkan dengan penjurnalan ke dan/atau lakukan
pengeluaran kas. pengecekan independen.
Rekonsiliasi bank periodik secara Obsevasi pembuatan
independen. rekonsiliasi dan/atau
periksa rekonsiliasi bank.
9
berhubungan. Pengujian pengendalian tambahan dilaksanakan dalam pekerjaan
interim, yang dapat dalam jangka waktu beberapa bulan sebelum akhir tahun yang
diaudit.
10
3. Lingkup Pengujian pengendalian
Semakin luas lingkup pengujian pengendalian yang dilakukan oleh auditor, akan
dapat dikumpulkan bukti lebih banyak mengenai efektifitas pengendalian intern.
Semakin banyak orang yang dimintai keterangan tentang pengendalian intern atas
asersi tertentu, semakin banyak bukti yang dapat dikumpulkan oleh auditor untuk
menilai efektifitas pengendalian intern atas asersi tersebut.
11
Kekurangan yang material dalam rancangan atau pelaksanaan struktur pengendalian inte
rn yang berakibat buruk terhadap kemampuan organisasi tersebut dalam
mencatat,mengolah,mengikhtisarkandan melaporkan datakeuangan yang konsisten
dengan asersi manajemen dalam laporan keuangankondisi yang dapat dilaporkan bisa
berupa suatu jumlah yang mencerminkankelemahan material dalam
pengendalian intern sebagai berikut:
Suatu kelemahan yang material pada struktur pengendalian internmerupakan kondisi
yang dapat dilaporkan yang rancangan atau pelaksanaanunsur struktur
pengendalian intern tertentu tidak mengurangi risiko sampaitingkat yang relatifrendah
sebingga salah saji dalam jumlah yang mungkinmaterial dalam hubungannya dengan
laporan keuangan yang diaudit bisa terjadi dan tidak bisa dideteki secara tepat waktu
oleh pegawai dalam pelaksanaan normal tugas yang diberikan walaupun tidak
merupakan keharusan, dalam melakukan komunikasi dengakomite audit, auditor bisa
secara terpisah mengidentifikasi kondisi-kondisi yang perlu dlaporkan merupakan
kelemahan material.
12
Untuk menentukan apakah semua transaksi telah memenuhi tujuan audit untuk
transaksi:
- Esixtence
- Completeness
- Accuracy
- Classification
- Timing
- Posting and summarizing
Jika auditor percaya bahwa transaksi di catat dengan benar dalam jurnal dan
diposting dengan benar, maka auditor akan percaya bahwa total buku besar adalah
benar.
Pengujian detail transaksi ini dilakukan untuk menentukan :
a. Ketepatan otorisasi transaksi akuntansi
b. Kebenaran pencatatan dan peringkasan transaksi dalam jurnal
c. Kebenaran pelaksanaan posting atas transaksi dalam buku besar dan buku
pembantu.
Metodologi Perancangan Program Audit untuk Pengujian atas Transaksi.
Program audit pengujian atas transaksi, biasanya mencakup :
a. Bagaimana penjelasan yang mendokumentasikan pemahaman yang diperoleh
mengenai struktur pengendalian intern.
b. Gambaran prosedur yang dilaksanakan untuk memperoleh pemahaman atas
struktur pengendalian intern
c. Rencana tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan
Baik prosedur yang di jalankan maupu risiko pengendalian yang direncanakan
akan mempengaruhi program audit pengujian atas pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi.
Metodologi untuk merancang pengujian atas pengendalian dan pengujian
substantif atas transaksi:
a. Melaksanaka prosedur untuk memehami srtuktur pengendalian intern
b. Menetapkan risiko pengendalian
c. Mengevaluasi biaya dan manfaaat dari pengujian atas pengendalian
d. Merancang pengujian atas pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
untuk memenuhi tujuan audit berkaitan transaksi
13
- Prosedur audit
- besar sempel
- pos / unsure yang dipilh
- saat pelaksanaan
Prosedur audit pengujian atas transaksi akan mencakup baik pengujian atas
pengendalian maupun pengujian substantif atas transaksi dan bervariasi tergantung
kepada rencana risiko pengendalian yang di tetapkan.
Jika pengendalian efektif dan risiko pengendalian yang direncanakan rendah,
penekanaan akan banyak diberikan kepada pengujian atas pengendalian. Beberapa
pengujian substantif atas transaksi juga akan ditekankan.
Jika risiko pengendalian ditetapkan, maka hanya pengujian substantif atas
transaksi yang akan digunakan. Prosedur yang dilakukan dalam memperoleh
pemahaman pengendalian intern akan mempengaruhi pengujian atas pengendalian
dan pengujian substantif atas transaksi.
Prosedur Audit yang dilakukan dalam Pengujian Detai Transaksi:
a. Tracing : pilih satu sempel sales invoice dan telusur ke sales journal
b. Vouching: pilih satu sempel transaksi yang di catat dalam sales journaldan
telusur ke sales invoices.
c. Reperforming :periksa kercermatan perkaliandan penjumlahan pada sales
invoice.
d. Inquiring : tanyakan pada klien apakah ada transaksi- transaksi related parties.
Pada pegujian detail transaksi, auditor mengarahkan pengujianya untuk
memperoleh temuan mengenai ada tidaknya kesalahan yang bersifat moneter. Auditor
tidak mengarahkan pengujian detail transaksi untuk memperoleh temuan tentang
penyimpangan kebijakan dan prosedurpengendalian.
Pengujian ini umunya leihanyak menyita waktu dibandingkan prosedur
analitis, oleh karenanya pengujian ini lebih banyak membutuhkan biaya dari pada
prosedur anatilis.
14
a. Memahami bidang usaha klien
b. Menetapkan kemampuan kelangdungan hidup entitas
c. Indikasi timbulnya kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan
d. Menggurangi pengujian audit yang lebih rinci
Efektifitas dan efisiensi prosedur analitis dalam mendeteksi kemungkinan
terjadi salah saji material, tergantung pada faktor:
1. Sifat asersi
2. Kelayakan dan kemampuan untuk memprediksi suatu hubungan
3. Tersedianya dan keandalan data yang digunakan untuk mengembangakan harapan
4. Ketepatan harapan
Prosedur analaitias dilakukan pada tiga tahap audit yang berbeda, yaitu :
a. Tahap perencanaan untuk membantu auditor menentukan bahan bukti lain yang di
perlukan untuk memenuhi resiko audit yang di inginkan (disyaratkan)
b. Selama pelaksanaan audit bersama- sama dengan pengujian atas transaksi dan
pengujian terinci atas saldo (bebas pilih)
c. Mendekati penyelesaian akhir audit sebagai pengujian kelayakan akhir
(disyaratkan)
15
Resiko bawaan ditetapkan dengan mengidentifikasi semua aspek historis,
linkungan atau operasi klien yang mengindikasikan kemungkinan besar terjadi
salah saji dalam tahun berjalan.
c. Menetapkan resiko pengendalian untuk suatu siklus akuntansi
d. Pengendalian yang efektif akan mengurangi resiko pengendalian dan dengan
demikian mengurangi barang bukti yang diperlukan untuk pengujian substantif
atas transaksi dan pengujian terinci atas saldo. Pengendalian yang tidak memadai
meningkatkan bahan bukti substantif yang dibutuhkan.
e. Merancang pengujian pengendalian, transaksi dan prosuder analisis untuk suatu
siklus akuntansi. Pengujian dirancang dengan ekspektasi bahwa hasil tertentu
akan diperoleh hasil yang diperkirakan ini akan mempengaruhi rancangan
pengujian terinci atas saldo.
f. Merancang pengujian detail saldo untuk memenuhi setiap tujuan spesifik audit,
pengujian terinci atas saldo yang direncanakan meliputi prosedur audit, besar
sempel, pos garing miring unsure yang dipilih dan saat pengujian. Prosedur-
prosedur harus dipilih dan dirancang bagi masing-masing perkiraan dan masing-
masing tujuan audit dalam setiap perkiraan.
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Metodologi untuk penetapan risiko pengendalian untuk kelompok-kelompok
transaksitertentu dan asersi'asersi saldo rekening merupakan bagian yang sangat penting
dalam suatu audit laporan keuangan.Metodologi tersebut meliputi
pengidentifikasian salah saji potensialdan pengendalian yang diperlukan
danpenilaian bukti dan prosedur
untuk mendapatkan pemahaman atas kebijakan dan prosedur pengendalian yang relevan
serta dari pengujian pengendalian,
penetapan, dan pembandingan tingkat risiko pengendalian ditetapkansesungguhnya deng
an tingkat risiko direncanakan untuk menentukan apakah
tingkat pengujian substantif direncanakan harus diisi sebelum merancang pengujiansubst
antif untuk asersitertentudan posesnya bisa agak sedikit berbeda,tergantung apakah
auditor akan menerapkan pendekatan tingkat risiko pengedalianditetapkan maksimum
atau pendekatan tingkat risiko pengendalian ditetapkan lebih rendah. penetapan risiko
pengendalian yang tepat sangat pengaruhnya terhadap efektiitas dan efisiensi audit.
Pengujian substantif merupakan langkah ketiga dari tahap pelaksanaan
pemeriksaan. Pengujian substantif meliputi prosedur- prosedur audit yang diracang
untuk mendeteksi monetary errors atau salah saji yang secara langsung berprngaruh
terhadap kewajaran saldo-saldo laporan keuangn.
Dari pengerian diatas dapatlah kita simpulkan bahwa Pengujian Substantif
sangat penting bagi seorang auditor untuk memeriksa suatu laporan keuangan
perusahaan.
B. SARAN
Pengujian audit sangat diperlukan, meskipun audit harus dilakukan dengan cepat,
proses pengauditan tetap harus memperhatikan pengujian audit untuk mengurangi
kemungkinan adanya risiko audit.
17
18
DAFTAR PUSTAKA
http://www.jtanzilco.com/blog/detail/416/slug/penetapan-risiko-pengendalian-dan-pengujian-
pengendalian
https://id.scribd.com/document/362524418/Bab-10-Penetapan-Risiko-Pengendalian-Dan-
Pengujian-Pengendalian
https://www.academia.edu/30152448/PENETAPAN_RISIKO_PENGENDALIAN_DAN_PE
NGUJIAN_PENGENDALIAN.docx
https://www.academia.edu/30516714/PENGUJIAN_PENGENDALIAN_DAN_PENGUJIA
N_SUBSTANTIF.docx
https://www.e-akuntansi.com/2015/09/berbagai-macam-pengujian-audit.html?m=1
https://www.google.com/amp/s/dokumen.tips/amp/documents/penetapan-risiko-
pengendalian-dan-pengujian-pengendalian.html
https://www.kompasiana.com/muh_roni/563ab386ee96734805e29fc3/pengujian-substantif-
audit
19