Oleh
1. Bella Wahyu Sukma Wati NIM 041811333010
2. Wike Mayudian SNA NIM 041811333019
3. Sandi P NIM 041811333080
4. Sindi Alvioni Putri NIM 041811333100
5. Amaeda Cristabel L NIM 041811333104
6. Elvin Kristal Saraswati NIM 041811333107
7. Isma Aulia Warrdani NIM 041811333125
UNIVERSITAS AIRLANGGA
Surabaya
2019
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikun Wr.Wb.
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyusun sebuah tulisan
makalah yang diberi judul “Menilai Risiko Salah Saji Material”. Penulis berharap agar
makalah ini dapat membantu pembaca untuk memahami dan mengimplementasikannya.
Dengan terselesaikannya makalah ini, kami sampaikan terima kasih kepada berbagai
pihak, yakni
1. Kepada Bapak Damai sebagai Dosen pengampu sekaligus PJMK Mata Kuliah
Pengauditan 1 yang telah memberi arahan untuk menyelesaikan tulisan ini.
2. Kepada teman-teman anggota kelompok 7 yang telah mendukung terselesaikannya
penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah yang telah penulis susun masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak penulis harapkan demi
kesempurnaan makalah ini .Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang
membaca makalah ini.
Terima kasih
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
Bab II Pembahasan
2.1 Risiko Audit
2.2 Prosedur Penilaian Risiko
2.3 Mempertimbangkan risiko Penipuan
2.4 Identifikasi Risiko yang Signifikan
2.5 Model Risiko Audit
2.6 Penilaian Risiko Audit yang Dapat Diterima
2.7 Menilai Risiko yang Melekat
2.8 Hubungan Risiko Dengan Bukti dan Faktor yang Mempengaruhio Risiko
PENDAHULUAN
Risiko audit (audit risk) merupakan Risiko kesalahan auditor dalam memberikan
pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan yang salah saji secara
material. Risiko bisnis (business risk) merupakan risiko dimana auditor akan menderita
kerugian atau merugikan dalam melakukan praktik profesinya akibat proses pengadilan atau
penolakan publik dalam hubungannya dengan audit. (Guy, Dan et al, 2002).
Pengguna laporan keuangan merupakan unsur utama dalam risiko bisnis. Untuk
menentukan tingkat kepastian yang diperlukan, auditor terlebih dahulu harus
mengidentifikasi pengguna potensial laporan keuangan. Jumlah pengguna laporan keuangan
yang lebih besar akan meningkatkan risiko bisnis dan dapat meningkatkan tingkat kepastian
yang diinginkan auditor.
BAB II
PEMBAHASAN
Risiko salah saji material pada tingkat laporan keuangan keseluruhan mengacu pada
risiko yang berhubungan dengan laporan keuangan secara keseluruhan dan berpotensi
mempengaruhi jumlah transaksi dan akun yang berbeda. Penting bagi auditor untuk
mempertimbangkan risiko di secara keseluruhan keuangan pernyataan tingkat, diberikan itu
risiko mungkin meningkatkan itu kemungkinan dari risiko dari bahan salah saji seberang
sebuah angka dari akun dan pernyataan untuk itu akun.
Standar audit mengharuskan auditor untuk menilai risiko salah saji material pada
tingkat pernyataan untuk kelas transaksi, saldo akun, dan presentasi dan pengungkapan untuk
menentukan sifat, waktu, dan tingkat prosedur audit lebih lanjut. Sebagai dibahas dalam Bab
6, auditor mengembangkan mengaudit tujuan untuk setiap dari itu pernyataan dan tampil
mengaudit Prosedur untuk mendapatkan persuasif mengaudit bukti bahwa setiap dari itu
mengaudit tujuan tercapai. Sebagai hasilnya, auditor khas menilai risikonya bahwa mengaudit
tujuan terkait untuk pernyataan untuk kelas dari transaksi, Akun saldo, dan presentasi dan
pengungkapan tidak tercapai.
2.2 Prosedur Penilaian Risiko
Tujuan prosedur penialaian risiko adalah mengidentifikasi dan menilai risiko salah
saji yang material dalam laporan keuangan. Tujuan ini dapat dicapai melalui pemahaman
mengenai entitas dan lingkungannya, termasuk pemahaman mengenai pengendalian internal
entitas tersebut.
1. Bertanya kepada manajemen dan pihak lain dalam entitas yang menurut auditor
mungkin mempunyai informasi yang dapat membantu mengidentifikasi risiko salah
saji yang material yang disebebkan oleh kecurangan atau kekeliruan;
2. Prosedur analitikal;
3. Pengamatan dan inspeksi.
Ketiga prosedur penilaian risiko ini dilakukan selama berlangsungnya audit. Dalam
banyak situasi, hasil dari suatu prosedur akan membawa pada prosedur lain.
Prosedur menanyakan kepada manajemen dan pihak lain (inquiries of management and
others)
A. TCWG
B. Manajemen
C. Pegawai Kunci
D. Bagian Penjualan
1. Observasi
Inspeksi
A. Inspeksi dokumen:
4. Prosedur analitis
SAS 99 mengharuskan auditor melaksanakan prosedur ananlitis atas akun-akun pendapatan.
Bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan tidak bias atau tidak diharapkan melibatkan
akun-akun pendapatan yang terindikasi adanya kecurangan pelaporan keuangan.
5. Informasi lainya.
Mempertimbangkan semua informasi yang sudah diperoleh dan serta Informasi menilai risiko
inheren dan risiko pengendalian yang membuat auditor mengkhawatirkan adanya salah saji
akibat kecurangan.
Transaksi yang diluar jalur bisnis yang normal. Tidak sering terjadi tetapi nilai transaksi
besar. Contoh; transaksi rutin dan volume besar dengan related party, jual/beli asset utama,
penjualan bisnis kepada pihak ketiga.
Contoh; asumsi dan kalkulasi yang digunakan pihak manajemen dalam membuat estimasi
penting, pengakuan pendapatan yang multi tafsir.
· Potensi kecurangan
Dirancang untuk memeroleh bukti audit dengan keandalan tinggi dan dapat terdiri atas uji
pengendalian (test of controls) dan prosedur subtantif.
Auditor tidak dapat mengandalkan bukti audit yang diperoleh tahun lalu mengenai efektifnya
pengendalian intern.
Prosedur audit yang dilakukan jika pendekata terhadap risiko signifikan terdiri atas prosedur
subtantif adalah :
- Uji rincian (test of details)
- Kombinasi uji rincian dan prosedur analitikal subtantif
2. Risiko inheren
Risiko inheren mengukur penilaian auditor atas kerentanan asersi salah saji yang
material, sebelum memperhitungkan keefektifan pengendalian internal. Risiko inheren
berbanding terbalik dengan risiko deteksi yang direncanaja dan bersifat langsung dengan
bukti.
3. Risiko pengendalian
Risiko pengendalian mengukur penilaian auditor mengenai risiko bahwa salah saji
yang material akan terjadi dalam suatu asersi dan tidak dapat dicegah atau terdeteksi secara
tepat waktu oleh pengendalian internal klien. Seperti risiko inheren, hubungan antara risiko
pengendalian dengan risiko deteksi yang direncanakan berbanding terbalik, sedangkan
hubungan antara risiko pengendalian dan bukti substansif bersifat langsung.
Risiko audit yang dapat diterima adalah ukuran kesediaan auditor untuk menerima
bahwa laporan keuangan mungkin mengandung salah saji yang material setelah audit selesai,
dan pendapat wajar tanpa perkecualian telah dikeluarkan. Apabila digunakan model risiko
audit, ada hubungan langsung antara risiko audit yang dapat diterima dan risiko deteksi yang
direncanakan, serta hubungan berbanding terbalik antara risiko audit yang dapat diterima
dengan deteksi yang direncanakan.
Dampak Risiko Kontrak Kerja Terhadap Risiko Audit Yang Dapat Diterima
Risiko kontrak kerja (engagement risk) adalah risiko dimana auditor KAP akan
mendapatkan masalah setelah audit diselesaikan, meskipun laporan audit sudah
benar. risiko kontrak kerja sangat terkaiterat dengan risiko bisnis klien.
Dampak Risiko Kontrak Kerja Terhadap Risiko Audit Yang Dapat Diterima
Risiko kontrak kerja (engagement risk) adalah risiko dimana auditor KAP akan
mendapatkan masalah setelah audit diselesaikan, meskipun laporan audit sudah
benar. risiko kontrak kerja sangat terkaiterat dengan risiko bisnis klien.
Dampak Risiko Kontrak Kerja Terhadap Risiko Audit Yang Dapat Diterima
Risiko kontrak kerja (engagement risk) adalah risiko dimana auditor KAP akan mendapatkan
masalah setelah audit diselesaikan, meskipun laporan audit sudah benar. risiko kontrak kerja
sangat terkaiterat dengan risiko bisnis klien.
Ketika auditor memodifikasi bukti untuk risiko kontrak kerja, hal ini dilakukan dengan
mengendalikan risiko audit yang dapat diterima.
Untuk menilai risiko audit yang dapat diterima, auditor pertama kali harus menilai setiap
faktor yang memengaruhi risiko audit yang dapat diterima. Evaluasi yang biasanya dilakukan
untuk risiko audit yang dapat diterima adalah tinggi, sedang, atau rendah, dimana risiko audit
yang dapat diterima rendah berarti bagi klien yang “berisiko” harus mendapatkan bukti yang
lebih banyak, penugasan staf audit yang lebih berpengalaman, dan/ atau penelaahan yang
lebih mendalam atas dokumentasi audit.
Risko inheren (inheren risiko) merupakan suatu ukuran yang dipergunakan oleh
auditor dalam menilai adanya kemungkinan bahwa terdapat sejumlah salah saji yang material
(kekeliruan atau kecurangan) dalam suatu segmen sebelum ia mempertimbangkan keefektifan
dan pengendalian intern yang ada. Dengan mengasumsikan tidak adanya pengendalian intern,
maka risiko inheren ini dapat dinyatakan sebagai kerentanan laporan keuangan terhadap
timbulnya salah saji yang material.
Adanya risiko inheren ke dalam model resiko audit membuat auditor memprediksi
kesalahan penyajian yang mungkin dan mana yang paling kecil kemungkinannya dalam
laporan keuangan.
Auditor harus menilai faktor-faktor yang bisa meningkatkan risiko dan memodifikasi
bukti audit untuk dipertimbangkan. Adapun faktor-faktor tersebut, seperti:
2.8 Hubungan Risiko Dengan Bukti dan Faktor yang Mempengaruhio Risiko
HUBUNGAN ANTARA RISIKO DENGAN BUKTI AUDIT DAN FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI RISIKO
Untuk memodifikasi bukti audit, ada dua cara dimana auditor bisa mengubah audit untuk
merespons risiko, misalnya:
Perjanjian itu mungkin membutuhkan staf yang lebih berpengalaman. Kantor akuntan
publik harus mempunyai staf yang bermutu, tetapi untuk klien dengan risiko audit rendah
bisa diterima, perhatian khusus diberikan dalam pemilihan staf.
Perjanjian akan ditelaah kembali lebih teliti daripada biasanya. Kantor akuntan publik
harus yakin bahwa arsip audit yang mendokumentasikan rencana audit, akumulasi bukti
audit dan kesimpulan dan masalah lain dalam audit telah ditelaah dengan memadai. Saat
risiko audit yang bisa diterima itu rendah, seringkali ada ulasan oleh personil yang tidak
ditugaskan ke perjanjian itu.
Menghubungakan Salah Saji dan Resiko yang Dapat diterima dengan Tujuan Audit
Terkait Saldo
Meskipun merupakan suatu hal yang umum dalam praktiknya untuk mengukur resiko
bawaan dan resiko pengendalian untuk setiap tujuan audit terkait saldo, namun tidak lazim
untuk mengalokasikan materialitas ke dalam setiap tujuan tersebut. Auditor harus mampu
menghubungkan sebagian besar resiko dengan tujuan yang berbeda dan cukup mudah
menentukan hubungan antara suatu resiko dengan satu aau dua tujuan
Dari tebel diatas kita ambil situasi no 1, auditor telah memutuskan bahwa resiko audit yang
dapat diterima tinggi untu satu akun atau satu tujuan. Auditor telah menyimpulkan bahwa
terdapat resiko salah saji yang rendah dalam laporan keuangan dan pengendalian internalnya
juga efektif. Sehingga, resiko deteksi yang direncanakannya tinggi. Sebagai hasilnya, sedikit
bukti audit yang diperlukan. Sedangkan untuk situasi 3 kebalikan dari situasi 1
Nilai Realisasli
Kelengkapan
Keberadaan
Pisah Batas
Klasifikasi
Akurasi
Hak
Resiko yang
Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Tinggi Rndah Tinggi Tinggi
dapat diterima
Resiko bawaan Rendah Sedang Rendah Rendah Rendah Sedang Sedang Rendah
Materialitas dibagi menjadi dua golongan yaitu materialitas pada tingkat laporan
keuangan dan materialitas pada tingkat saldo akun. Sedangkan Risiko audit juga digolongkan
menjadi dua yakni risiko audit keseluruhan dan risiko audit individual. Dalam hal ini risiko
audit terdiri dari tiga unsur (1) risiko bawaan, yakni kerentanan suatu saldo akun atau
golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat
kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yang terkait, (2) risiko pengendalian,
yakni risiko terjadinya salah saji material dalam suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau
dideteksi secara tepat waktu oleh struktur pengendalian intern entitas dan (3) risiko
deteksiadalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat mandeteksi salah saji material yang
terdapat dalam suatu asersi.
Adanya hubungan antara tingkat materialitas, risiko audit dan bukti audit, auditor
dapat memilih strategi audit awal dalam perencanaan audit atas asersi individual atau
kelompok asersi.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber :Alvin A. Arens, Randal J. Elder, MarkS. Beasley, Chris Hogan. — 16 Edition.
Auditing and Assurance Service, 2015