Dosen Pembimbing :
Cut Rusmina, S.E., M.Si., AK,CA .
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, yang selalu memberikan
berkah dan karunia yang melimpah kepada hamba-hamba-Nya yang tidak dapat
terhitung banyaknya. Semoga dengan rahmat-Nya kita tetap dalam lindungan
Allah, dan menambah rasa syukur dan taqwa kita di hadapan-Nya. Sholawat serta
salam tak lupa penulis haturkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, beserta
keluarga dan para sahabatnya.
Syukur Alhamdulillah atas izin Allah yang Maha segala-Nya dan berkah
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Materalitas
Resiko Dan Strategi Audit”
Kami menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari
bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa serta bantuan berbagai pihak lain
untuk itu dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan dan
penyusunan makalah ini.
Kami juga menyadari bahwa proses penyusunan dalam penyelesaian
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya.
Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan
yang kami miliki sehingga dapat terselesaikan dengan baik dan oleh karenanya,
kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan
usul guna penyempurnaan makalah ini dan juga dalam penyelesaian tugas-tugas
serta makalah berikutnya.
Kami sebagai penyusun makalah ini yang berkaitan dengan materialitas,
risiko, dan strategi audit awal, berharap dapat berguna dikemudian hari.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Latar belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................... 3
BAB II PEMBAHSAN.............................................................................. 4
A. Konsep Materialitas....................................................................... 4
B. Pentingnya Materialitas Dalam Audit Atas Laporan Keuangan.... 4
C. Pertimbangan Awal Tentang Materialitas..................................... 5
D. Hubungan Antara Materialitas Denga Bukti Audit....................... 8
E. Resiko Audit.................................................................................. 10
BAB III PENUTUP................................................................................... 14
A. KESIMPULAN............................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
laporan keuangan sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Pihak-
pihak tersebut menuntut penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan standar yang
berlaku dan juga dapat dipercaya. Untuk mewujudkan keinginan tersebut, digunakanlah
jasa auditor sebagai pihak yang secara independen memberikan penilaian terhadap
pihak yang menggunakan hasil penilaian auditor sebagai dasar pengambilan keputusan.
perencanaan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk dapat memahami seluk beluk
dihasilkan tepat guna dan terhindar dari kesalahan-kesalahan yang dapat merugikan
Diantara konsep-konsep yang ada, konsep materialitas dan risiko termasuk konsep
1
fundamental yang harus dipahami auditor dalam merencanakan dan melakukan kegiatan
audit. Konsep materialitas merupakan dasar penerapan standar auditing terutama standar
pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Dengan konsep ini, auditor menentukan
standar hal-hal yang tergolong material atau tidak material. Hal ini menjadi sangat
penting karena pendapat yang diberikan auditor merupakan pendapat terhadap hal-hal
yang bersifat material saja. Maka ruang lingkup pemeriksaan dan penentuan pendapat
yang akan diberikan, bergantung pada interprestasi dan pemahaman auditor terhadap
nilai-nilai yang termasuk dalam hal yang material ataupun tidak material.
Sedangkan konsep risiko merupakan risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa
B. Rumusan Masalah
6. Apakah saja unsur-unsur resiko audit dan bagaimana hubungan antara unsur
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP MATERIALITAS
pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Oleh karena itu, materialitas mempunyai
pengaruh yang mencakup semua aspek audit dalam audit atas laporan keuangan. Dalam
SA Seksi 319 Risiko Audit dan Materialitas Audit dalam Pelaksanaan Audit
dan penilaian terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan sesuai dengan
Pengertian Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji
informasi akuntansi yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan
kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
LAPORAN KEUANGAN
Dalam audit atas laporan keuangan, auditor tidak dapat memberikan jaminan bagi
klien atau pemakai laporan keuangan yang lain, bahwa laporan keuangan auditan adalah
akurat karena auditor yang bersangkutan tidak memeriksa setiap transaksi yang terjadi
dalam tahun yang diaudit dan tidak dapat menentukan apakah semua transaksi yang
terjadi telah dicatat, diringkas, digolongkan, dan dikompilasi secara semestinya ke dalam
3
laporan keuangan. Oleh karena itu, dalam audit atas laporan keuangan, auditor
dan dikompilasi.
kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas
keseluruhan disajikan secara wajar dan tidak terdapat salah saji material karena
Dengan demikian ada dua konsep yang mendasari keyakinan yang diberikan oleh
auditor yaitu konsep materialitas yang menunjukkan seberapa besar salah sajinya dan
konsep risiko audit yang menunjukkan tingkat risiko kegagalan auditor untuk mengubah
pendapatnya atas laporan keuangan yang sebenarnya berisi salah saji material.
yang berkaitan dengan hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan
keuangan dan kualitatif yang berkaitan dengan penyebab salah saji. Suatu salah saji yang
secara kuantitatif tidak material dapat secara kualitatif material, karena penyebab yang
4
menimbulkan salah saji tersebut. Berikut ini adalah contoh pertimbangan kuantitatif dan
1. Hubungan salah saji dengan jumlah kunci tertentu dalam laporan seperti :
c. Syarat yang tercantum dalam perjanjian penarikan kredit dari bank yang
Dalam perencanaan suatu audit, auditor harus menetapkan materialitas pada dua
5
a. Tingkat laporan keuangan, karena pendapat auditor atas kewajaran mencakup laporan
b. Tingkat saldo akun, karena auditor memverifikasi saldo akun dalam mencapai
menggunakan materialitas dalam perencanaan audit dan kedua, pada saat mengevaluasi
bukti audit dalam pelaksanaan audit. Meski demikian sampai saat ini, tidak terdapat
panduan resmi yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tentang ukuran kuantitatif
materialitas.
Materialitas pada tingkat saldo akun adalah salah saji minimum yang mungkin
terdapat dalam saldo akun yang dipandang sebagai salah saji material. Meskipun auditor
melakukan audit terhadap akun-akun secara individual dalam mengumpulkan bukti audit
yang dipakai sebagai dasar untuk menyatakan pendapatnya atas laporan keuangan
auditan. Dalam mempertimbangkan materialitas pada tingkat saldo akun, auditor harus
keuangan.
dikuantifikasikan, penaksiran awal tentang materialitas untuk setiap akun dapat diperoleh
dengan mengalokasikan materialitas laporan keuangan kea kun secara individual. Dalam
dalam akun tertentu dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk memverifikasi akun
tersebut.
materialitas dan saldo akun material harus tetap diperhatikan. Semakin rendah tingkat
materialitas, semakin besar jumlah bukti yang diperlukan. Semakin besar atau semakin
signifikan suatu saldo akun, semakin banyak jumlah bukti yang diperlukan.
E. RISIKO AUDIT
SA Seksi 312 Risiko Audit dan Materialitas dalam Pelaksanaan Audit, risiko audit adalah
risiko yang terjadi dalam hal auditor, tanpa disadari, tidak memodifikasi pendapatnya
sebagaimana mestinya, atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji
material. Semakin pasti auditor dalam menyatakan pendapatnya, semakin rendah risiko
7
Auditor merumuskan suatu pendapat atas laporan keuangan sebagai keseluruhan
atas dasar bukti yang diperoleh dari verivikasi asersi yang berkaitan dengan saldo akun
secara individual atau golongan transaksi. Tujuannya adalah untuk membatasi risiko
audit pada tingkat saldo akun sedemikian rupa sehingga pada akhir proses audit, risiko
audit dalam menyatakan pendapat atas laporan keuangan sebagai keseluruhan akan
informasi yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan mengharuskan auditor
mengandung salah saji material. Risiko audit, seperti materialitas, dibagi menjadi dua
bagian :
keseluruhan. Pada tahap perencanaan auditnya, auditor pertama kali harus menentukan
risiko audit keseluruhan yang direncanakan, yang merupakan besarnya risiko yang dapat
ditanggung oleh auditor dalam menyatakan bahwa laporan keuangan disajikan secara
wajar, padahal kenyataannya, laporan keuangan tersebut berisi salah saji material.
8
2. Risiko Audit Individual
Risiko audit individual yang berkaitan dengan setiap saldo akun individual yang
akun-akun secara individual, risiko audit keseluruhan harus dialokasikan kepaada akun-
akun yang berkaitan. Risiko audit individual perlu ditentukan untuk setiap akun karena
akun tertentu seringkali sangat penting karena besar saldonya atau frekuensi transaksi
perubahan.
1. Risiko Bawaan
Risiko bawaan adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan transaksi
terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan
2. Risiko Pengendalian
Risiko pengendalian adalah risiko terjadinya salah saji material dalam suatu asersi
yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur pengendalian
intern entitas.
3. Risiko Deteksi
Risiko deteksi adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat mandeteksi salah
9
H. PENGGUNAAN INFORMASI RISIKO AUDIT
Taksiran risiko audit pada tahap perencanaan audit dapat digunakan oleh auditor
untuk menetapkan jumlah bukti audit yang akan diperiksa untuk membuktikan kewajaran
penyajian saldo akun tertentu. Beberapa auditor lebih menyukai pertimbangan kualitatif
dalam menaksir berbagai macam risiko yang membentuk risiko audit. Di samping itu,
Risiko bawaan dan risiko pengendalian berbeda dengan risiko deteksi. Kedua
risiko yang disebut terdahulu ada, terlepas dari dilakukan atau tidaknya audit atas laporan
keuangan, sedangkan risiko deteksi berhubungan dengan prosedur audit dan dapat diubah
oleh keputusan auditor itu sendiri. Risiko deteksi mempunyai hubungan yang terbalik
dengan risiko bawaan dan risiko pengendalian. Semakin kecil risiko bawaan dan risiko
pengendalian yang diyakini oleh auditor, semakin besar risiko deteksi yang dapat
diterima. Sebaliknya, semakin besar adanya risiko bawaan dan risiko pengendalian yang
diyakini oleh auditor, semakin kecil tingkat risiko deteksi yang dapat diterima.
AUDIT
Berbagai kemungkinan hubungan antara materialitas, bukti audit, dan risiko audit
10
Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat meterialitas
Karena adanya hubungan antara tingkat materialitas, risiko audit, dan bukti audit,
auditor dapat memilih strategi audit awal dalam perencanaan audit atas asersi individual
atau sekelompok asersi. Strategi audit awal dibagi menjadi dua macam, yaitu pendekatan
11
Tingkat risiko pengendalian intern yang direncanakan.
pengendalian.
Dalam strategi audit ini, auditor mengumpulkan semua atau hampir semua bukti
Dalam pendekatan ini, auditor meletakkan kepercayaan moderat atau pada tingkat
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
laporan audit yang tepat untuk diterbitkan. Tanggung jawab auditor adalah menentukan
penetapan suatu pertimbangan awal tentang tingkat materialitas adalah untuk membantu
Materialitas dibagi menjadi dua golongan yaitu materialitas pada tingkat laporan
keuangan dan materialitas pada tingkat saldo akun. Sedangkan Risiko audit juga
digolongkan menjadi dua yakni risiko audit keseluruhan dan risiko audit individual.
Dalam hal ini risiko audit terdiri dari tiga unsur (1) risiko bawaan, yakni kerentanan suatu
saldo akun atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi
bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern yang terkait,
(2) risiko pengendalian, yakni risiko terjadinya salah saji material dalam suatu asersi
yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh struktur pengendalian
intern entitas dan (3) risiko deteksiadalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat
Adanya hubungan antara tingkat materialitas, risiko audit dan bukti audit, auditor
dapat memilih strategi audit awal dalam perencanaan audit atas asersi individual atau
kelompok asersi.
13
1 Unsur strategi Audit Awal
pengendalian.
menggunakan pengujian substantif dan auditor sedikit meletakkan kepercayaan atau tidak
o Hanya terdapat sedikit (jika ada) kebijakan atau prosedur pengendalian intern
o Kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang berkaitan dengan asersi untuk
asersitertentu.
14
3 Pendekatan Risiko Pengendalian Rendah
pengujian substantif.
15
DAFTAR PUSTAKA
Boynton, Johnson, & Kell. (2002). Moderen Auditing, Edisi 7, Jilid 1, Jakarta:
Erlangga
I Gusti Agung Rai. (2008). Audit Kinerja pada Sektor Publik: Konsep, Praktik, Studi
Indra Bastian. (2007). Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik. Jakarta: Erlangga
16