MAKALAH
IAIN MADURA
MARET 2022
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulilah, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya makalah ini yang berjudul “Konsep Materialitas” dapat
diselesaikan sesuai waktu yang diharapkan. Shalawat serta salam semoga tetap
terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi
yang dibimbing oleh ibu Ira Hasti Priyadi, S.Pd., MA.. Kami menyadari bahwa makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari teman-teman
mahasiswa dan dosen yang bersifat membangun selalu kami harapkan. Sehingga kami
dapat memperbaiki makalah ini sehingga menjadi lebih baik kedepannya ataupun
makalah yang selanjutnya.
Kami berharap, semoga dengan makalah yang kami susun ini dapat memberikan
manfaat kepada para pembaca sekalian.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................3
A. Definisi Materialitas........................................................................................3
B. Konsep Materialitas.........................................................................................4
A. Kesimpulan....................................................................................................10
B. Saran .............................................................................................................11
DAFTARPUSTAKA.........................................................................................12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangannya, jasa profesi auditor semakin dibutuhkan seiring
dengan semakin bany aknya p ihak-pih ak yang menggun akan infor masi
yang terkandung dalam laporan keuangan sebagai salah satu pertimbangan
dalam p eng ambilan k epu tusan. Pih ak-p ih ak ters ebu t menun tut p eny ajian
lapo rankeuangan yang sesuai dengan standar yang berlaku dan juga dapat
dipercaya.Untuk mewujudkan keinginan tersebut, digunakanlah jasa auditor sebagai
pihakyang secara independen memberikan penilaian terhadap laporan keuangan
yangakan dijadikan dasar pengambilan keputusan.
S e b a g a i p i h a k y a n g d i p er c a y a u n tu k m e m b e r i k a n p e n i l a i a n
s e c a r a independen terhadap sebuah laporan keuangan perusahaan, auditor
dituntut melakukan pekerjaannya seprofesional mungkin dengan menghindari
terjadinyakesalahan dalam penilaian. Karena apabila terdapat kesalahan dalam
penilaian,maka pihak-pihak yang menggunakan hasil penilaian auditor
sebagai dasar pengambilan keputusan.Untuk meminimalisir tingkat kesalahan,
auditor diharuskan melakukan perencanaan terlebih dahulu. Hal ini dilakukan
untuk dapat memahami selukbeluk perusahaan yang akan diperiksa laporan
keuangannya, sehingga penilaianyang dihasilkan tepat guna dan terhindar dari
kesalahan-kesalahan yang dapatmerugikan pihak-pihak terkait di kemudian
hari.K o n s e p - k o n s e p dasar dalam auditing digunakan sebagai
d a s a r perencanaan audit.
Diantara konsep-konsep yang ada, konsep materialitas t e r m a s u k k o n s e p
f u n d a m e n t a l y a n g h ar u s d i p a h a m i a u d i t o r d a l a m merencanakan dan
melakukan kegiatan audit. Konsep materialitas merupakan dasar penerapan
1
standar auditing terutama standar pekerjaan lapangan danstandar pelaporan.
Dengan konsep ini, auditor menentukan standar hal-hal yang tergolong material
atau tidak material. Hal ini menjadi sangat penting karena Konsep
Materialitas2pendapat yang diberikan auditor merupakan pendapat terhadap
hal-hal yangbersifat material saja. Maka ruang lingkup pemeriksaan dan penentuan
pendapatyang akan diberikan, bergantung pada interprestasi dan pemahaman
auditor terhadap nilai-nilai yang termasuk dalam hal yang material ataupun tidak
material.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Materialitas
Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi
akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan
perubahan atas atau pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan
kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji.
Financial Accounting Standard Board (FASB) mendefinisikan materialitas sebagai:
“Besarnya suatu penghapusan atau salah saji informasi keuangan yang, dengan
memperhitungkan situasinya, menyebabkan pertimbangan yang dilakukan oleh orang
yang mengandalkan pada informasi tersebut akan berubah atau terpengaruh oleh
penghapusan atau salah saji tersebut.” 1
Konsep materialitas merupakan faktor yang penting dalam pertimbangan jenis
laporan yang tepat untuk diterbitkan dalam keadaan tertentu. Sebagai contoh, jika ada
salah saji yang tidak material dalam laporan keuangan suatu entitas dan pengaruhnya
terhadap periode tertentu. Kutipan dari ISA 320 Alinea 8 dalam Teodorus M.
Tuanakotta menjelaskan bahwa: “Tujuan auditor adalah menerapkan secara tepat
konsep materialitas dalam merencanakan dan melaksanakan audit.”2
Menurut William F. Messier et al menyatakan bahwa: “Materialitas adalah suatu
pengabaian atau salah saji informasi yang diluar ruang lingkupnya, memungkinkan
bahwa pertimbangan seorang yang mengandalkan pada informasi tersebut akan
berubah atau terpengaruh oleh pengabaian atau salah saji.” 3
3
Dalam Abdul Halim, melalui Statement of Financial Statements Concepts no.2,
mendefinisikan materialitas sebagai: “besarnya kealpaan dan salah saji informasi
akuntansi, yang di dalam lingkungan tersebut membuat kepercayaan seseorang
berubah atau terpengaruh oleh adanya kealpaan dan salah saji tersebut.” 4
Sedangkan menurut Theodorus, materialitas bukanlah angka mutlak (materiality
is not an absolute number). Materialitas berada di dalam “wilayah kelabu” antara
“apa yang sangat boleh jadi tidak material” dan apa “yang sangat boleh jadi material”.
Oleh karena itu penilaian assessment mengenai apa yang material senantiasa
merupakan urusan kearifan professional (a matter of professional judgment). 5
Jadi, materialitas adalah besarya salah saji yang dapat mempengaruhi keputusan
pemakai informasi. Standar auditing seksi “Risiko Audit dan Materialitas dalam
pelaksanaan audit” mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan materialitas
dalam:
a. Perencanaan Audit
b. Pengevaluasian akhir apakah laporan keuangan secara keseluruhan disajikan
secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
Menurut Sukrisno Agoes ,materialitas adalah besarnya informasi akuntansi yang
apabila terjadi penghilangan atau salah saji, dilihat dari keadaan yang melingkupinya,
mungkin atau mengubah atau mempengaruhi pertimbangan orang yang meletakkan
kepercayaan atas informasi tersebut.6
B. Konsep Materialitas
Dari definisi materialitas di atas mengharuskan auditor untuk mempertimbangkan
baik
a. kedaan yang berkaitan dengan entitas dan
b. kebutuhan informasi pihak yang akan meletakkan kepercayaan atas
laporan keuangan auditing.
Sebagai contoh, suatu jumlah yang material dalam laporan keuangan entitas
tertentu mungkin tidak material dalam laporan keuangan entitas lain yang memiliki
4
ukuran dan sifat yang berbeda. 7 Begitu juga, kemungkinan terjadi perubahan
materialitas dalam laporan keuangan dalam entitas tertentu dari periode akuntansi
yang satu ke perode akuntansi yang lain. Oleh karena itu, auditor dapat
menyimpulkan bahwa tingkat materialitas akun modal kerja harus lebih rendah bagi
perusahaan yang memiliki current ratio 4 : 1. Dalam mempertimbangkan kebutuhan
informasi pemakai informasi keuangan, semestinya harus dianggap, sebagai contoh,
bahwa pemakai informasi keuangan adalah para investor yang perlu mendapatkan
informasi memadai sebagai dasar untuk pengambilan keputusan mereka.
Dalam audit atas laporan keuangan, auditor tidak dapat memberikan jaminan bagi
klien atau pemakai laporan keuangan yang lain, bahwa laporan keuangan auditan
adalah akurat. Audit tidak dapat memberikan jaminan karena ia tidak memeriksa
setiap transaksi yang terjadi dalam tahun yang diaudit dan tidak dapat menentukan
apakah semua transaksi yang terjadi telah dicatat, diringkas,digolongkan, dan
dikompilasi secara mestinya ke dalam laporan keuangan. Jika auditor diharuskan
untuk memberikan jaminan mengenai keakuratan laporan keuangan auditan, hal ini
tidak mungkin dilakukan, karena akan memerlukan waktu dan biaya yang jauh
melebihi manfaat yang dihasilkan. Di samping itu, tidaklah mungkin seseorang
menyatakan keakuratan laporan keuangan (yang berarti ketepatan semua informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan), mengingat bahwa laporan keuangan sendiri
berisi pendapat, estimasi, dan pertimbangan tersebut tidak tepat atau akurat seratus
persen.
Oleh karena itu, dalam audit atas laporan keuangan, auditor memberikan
keyakinan berikut ini:
1. Auditor dapat memberikan keyakinan bahwa jumlah-jumlah yang disajikan
dalam laporan keuangan beserta pengungkapannya telah dicatat, diringkas,
digolongkan, dan dikompilasi. 8
2. Auditor dapat memberikan kekayakinan bahwa ia telah mengumpulkan bukti
audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan pendapat atas
laporan keuangan auditan.
➢ Mengevaluasi hasil-hasil
• Langkah 1 : Mengestimasi total salah saji dalam segmen
• Langkah 2 : Memperkirakan salah saji gabungan
A. Kesimpulan
Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi,
yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau
pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi
tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji.
10
• Langkah 2 : Mengalokasikan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas
segmen-segmen.
➢ Mengevaluasi hasil-hasil
• Langkah 1 : Mengestimasi total salah saji dalam segmen
• Langkah 2 : Memperkirakan salah saji gabungan
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah yang diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari kata
sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun agar bisa
memperbaiki makalah tersebut dan sebagai tolak ukur untuk memperbaiki karya-karya ilmiah
yang lain di masa yang akan mendatang.
11
DAFTAR PUSTAKA
12