Anda di halaman 1dari 13

AUDITING I

MATERI II AUDIT LAPORAN KEUANGAN & TANGGUNG JAWAB AUDITOR


Dosen Pengampu: I Putu Budi Anggiriawan SE.M.Si,CPA

OLEH:
KELOMPOK 2

1. NI WAYAN ARY DIANI (202133121030)


2. NI KOMANG NICOLLE ANGGRENI (202133121040)
3. PUTU PUTRA AMER RIANA (202133121042)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunianya-Nya kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Auditing I. Makalah ini disusun
secara maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami
sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyelesaian
makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami
menerima kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan makalah ini. Untuk itu, kami
mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan ilmu bagi
penulis maupun pembaca.

Denpasar, 22 September 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
1.3. Tujuan ........................................................................................................................ 1
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Hal-hal yang Mendasari Audit Laporan Keuangan ................................................... 3
2.2. Pihak-pihak yang Berinteraksi Dengan Auditor ........................................................ 4
2.3. Standar Auditing ........................................................................................................ 5
2.4. Laporan Audit ............................................................................................................ 6
2.5. Tanggung Jawab Auditor ........................................................................................... 7
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan ............................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Auditing adalah proses pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti tentang informasi untuk
menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi yang diperoleh dengan
kriteria yang telah ditentukan. Audit harus dilakukan oleh pihak yang kompeten dan
independen. Audit laporan keuangan merupakan pemeriksaan yang dilakukan oleh akuntan
publik bersertifikat untuk menentukan apakah laporan keuangan disajikan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Hal ini membantu menentukan apakah laporan keuangan disajikan
secara wajar dalam segala hal dan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. hal
materi. Bagi perusahaan publik, laporan keuangan yang disajikan dalam laporan tahunan
perusahaan wajib diaudit. Laporan keuangan harus diaudit oleh akuntan independen yang
kemudian memberikan pendapatnya atas laporan keuangan.
Dalam melaksanakan tugasnya, auditor mempunyai sejumlah tanggung jawab.
Tanggung jawab ini harus diperhitungkan setiap kali penilaian dilakukan. Auditor harus
mempunyai rasa tanggung jawab terhadap pekerjaannya dan mampu melaporkan opini
yang dibentuknya, apakah dapat menjamin laporan keuangan klien bebas dari kesalahan-
kesalahan penting atau tidak. Sebagaimana dalam SA 240 disebutkan bahwa auditor
mempunyai tanggung jawab untuk memperoleh keyakinan memadai apakah laporan
keuangan secara keseluruhan bebas dari salah saji material akibat salah saji material yang
disebabkan oleh kecurangan, atau membingungkan atau tidak. Tanggung jawab auditor
memegang peranan penting dalam kemampuan auditor dalam mendeteksi kecurangan.
Semakin tinggi akuntabilitas auditor maka semakin tinggi kemampuannya dalam
mendeteksi kecurangan (Hutabarat:2015).
1.2 Rumusan Masalah
1. Hal-hal apa saja yang mendasari audit laporan keuangan?
2. Siapa saja pihak yang berinteraksi dengan auditor?
3. Bagaimana standar auditing?
4. Bagaimana laporan auditing?
5. Apa saja tanggung jawab seorang auditor?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang mendasari audit laporan keuangan.
2. Untuk mengtahui pihak yang berinteraksi dengan auditor.
3. Untuk mengetahui bagaimana standar auditing.
4. Untuk mengetahui bagaimana laporan auditing.
5. Untuk mengetahui apa saja tanggung jawab seorang auditor.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hal-hal yang Mendasari Audit Laporan Keuangan


Pengauditan adalah suatu proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi
bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan-tindakan dan kejadian-
kejadian ekonomi secara objektif untuk menentukan tingkat kepatuhan antara asersi
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan dan mengomunikasikan hasilnya kepada
pihak-pihak yang berkepentingan (Haryono Jusup, 2014;10).
Berdasarkan definisi pengauditan di atas dapat dikatakan bahwa tidak selalu
terdapat hubungan antara pengauditan dengan akuntansi karena sebenarnya segala
macam informasi yang bisa dikuantifikasi dan bisa diverifikasi bisa diaudit dan tidak
harus informasi berupa data akuntansi. Hal ini dapat terjadi sepanjang terdapat
kesepakatan antara auditor dengan pihak yang diaudit mengenai kriteria yang akan
digunakan sebagai dasar untuk menyatakan tingkat kepatuhan (kesesuaian).
Contohnya, ketika auditor diminta untuk mengaudit keefektifan perusahaan
penerbangan, kriteria yang digunakan untuk mengukur tingkat efektivitas perusahaan
bisa saja bukan berupa data akuntansi melainkan berupa kecepatan, akselerasi,
kecepatan jelajah pada ketinggian tertentu, dan sebagainya.
Namun, sebagian besar audit terutama audit laporan keuangan memiliki hubungan
yang erat dan banyak melibatkan data akuntansi. Seperti yang kita ketahui akuntansi
adalah proses mengidentifikasi, mengukur dan mengomunikasikan informasi keuangan
dalam bentuk laporan keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Laporan
keuangan inilah yang harus dilakukan pengauditan agar meningkatkan rasa percaya
pihak pihak yang berkepentingan terkait informasi keuangan yang diberikan.
Pengauditan didasarkan pada asumsi bahwa data laporan keuangan bisa
diverifikasi. Data dikatakan bisa diverifikasi apabila dua orang atau lebih yang
memiliki kualifikasi tertentu, masing-masing melakukan pemeriksaan secara
independen atas data tertentu, dan dari hasil pemeriksaan tersebut diperoleh
kesimpulan yang sama tentang data yang diperiksanya. Masalah bisa tidak nya data

3
diverifikasi terutama berkaitan dengan ketersediaan bukti yang memiliki keabsahan
sesuai dengan audit yang dilakukan.

Data dikatakan bisa diperiksa apabila pemeriksa membuktikan tanpa keraguan


bahwa data benar atau salah. Hal itu tidak berlaku dalam akuntansi dan pengauditan.
Auditor hanya membutuhkan dasar yang memadai untuk menyatakan suatu pendapat
tentang kewajaran laporan keuangan. Dalam pengauditan laporan, auditor harus yakin
bahwa asersi-asersi individual bisa diverifikasi (atau bisa diperiksa) dan dimungkinkan
untuk mencapai suatu kesimpulan tentang kewajaran laporan sebagai keseluruhan
dengan memeriksa akun-akun yang membentuk laporan.

2.2 Pihak yang Berinteraksi Dengan Auditor


1. Manajemen
Dalam konteks audit, yang dimaksud manajemen meliputi pejabat pimpinan,
kontroler, dan para personil kinci perusahaan. Selama audit berlangsung, auditor
sangat sering berhubungan atau berinteraksi dengan manajemen. Untuk
mendapatkan bukti yang diperlukan dalam suatu audit, auditor sering kali meminta
data perusahaan yang bersifat rahasia. Data seperti ini, tentu disimpan oleh para
manajemen tersebut. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi auditor untuk menjalin
hubungan baik dengan manajemen atas dasar saling percaya dan saling
menghormati (tanpa mengurangi professional skepticism).
2. Dewan Komisaris dan Komite Audit
Dewan Komisaris dan Komite Audit bertindak sebagai penengah antara auditor dan
manajemen. Fungsi dewan dan komite ini yang berhubungan langsung dengan
akuntan publik adalah:
a. Menunjuk kantor akuntan publik yang akan diberi penugasan audit.
b. Mendiskusikan lingkup audit dengan auditor
c. Mengundang auditor untuk mendiskusikan masalah-masalah yang timbul
selama audit berlangsung
d. Mereview laporan keuangan dan laporan auditor dengan auditor menjelang
selesainya penugasan audit.

4
3. Auditor Intern
Akuntan publik biasanya menjalin kerja sama dengan auditor intern pada
perusahaan klien, karena akuntan publik mempunyai kepentingan langsung dengan
pekerjaan auditor intern yang merupakan bagian dari pelaksanaan sistem
pengendalian intern klien. Di samping itu, auditor intern akan memberi bantuan
langsung kepada akuntan publik dalam pelaksanaan audit atas laporan keuangan.
Pekerjaan auditor intern merupakan pelengkap bagi akuntan publik.
4. Pemegang Saham
Para pemegang saham mengandalkan pada laporan keuangan yang telah diaudit
untuk mendapatkan keyakinan bahwa manajemen telah melaksanakan tanggung
jawabnya dengan baik. Oleh karena itu, auditor memiliki tanggung jawab yang
penting terhadap mereka sebagai pemakai utama laporan auditor.

2.3 Standar Auditing


Standar Auditing adalah sepuluh standar yang ditetapkan dan disahkan oleh Institut
Akuntansi Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum, standar pekerjaan
lapangan, dan standar pelaporan beserta interpretasinya. Standar auditing merupakan
pedoman audir atas laporan keuangan historis. standar auditing terdiri atas sepuluh
standard an dirinci dalam bentuk pernyataan standar auditing (PSA). Dengan demikian
PSA merupakan penjabaran lebih lanjut masing-masing standar yang tercantum
didalam standar auditing.
Standar auditing ini dapat diterapkan pada setiap audit laporan keuangan oleh
seorang auditor independen tanpa memandang skala ukuran kegiatan klien, bentuk
organisasi bisnis, jenis industri, atau apakah tujuan entitas dalam mencari laba. Oleh
karena itu, standar dapat diterapkan sama pada setiap audit laporan keuangan. Berikut
adalah standar auditing yang berlaku umum:
1. Standar Umum, berfungsi untuk mengatur syarat-syarat diri auditor. Standar umum
terdiri dari:
a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan
pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

5
b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam
sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
c. Dalam pelaksanaan audit dan pelaporannya, auditor wajib menggunakan
kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
2. Standar Pekerjaan lapangan, berfungsi untuk mengatur mutu pelaksanaan auditing.
Standar pekerjaan lapangan terdiri dari:
a. Pekerjaan harus dilaksanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan sistem harus
disupervisi dengan semestinya.
b. Pemahaman memadai atas Struktur Pengendalian Intern (SPI) harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian
yang akan dilakukan.
c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi.
pengamatan, permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadai
untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
3. Standar Pelaporan, berfungsi sebagai panduan bagi auditor dalam
mengkomunikasikan hasil audit melalui laporan audit kepada pemakai informasi
keuangan. Standar pelaporan terdiri dari:
a. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (PABU) di indonesia.
b. Laporan auditor harus menunjukan atau menyatakan jika ada ketidak
konsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam menyusun laporan keuangan
periode berjalan dibandingkan dengan prinsip akuntasi tersebut dalam periode
sebelumnya.
c. Pengungkapan informative dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,
kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.
d. Laporan auditor, harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan
keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian
tidak dapat ddiberikan.jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan,
maka alasanya harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan
audit yang dilaksanakan jika ada dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh
auditor.

6
2.4 Laporan Audit
Laporan Audit adalah media formal yang digunakan oleh auditor dalam
mengomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan tentang kesimpulan atas
laporan keuangan yang diaudit. Laporan audit wajar tanpa pengecualian standar auditor
berisi tujuh bagian berbeda:
1. Judul laporan. Standar auditing mengharuskan laporan tersebut diberi judul dan
judulnya mencantumkan kata independen. Misalnya, judul yang sesuai mencakup
"laporan auditor independen", "laporan auditor independen", atau "pendapat
akuntan independen". Persyaratan judul yang memuat kata mandiri disampaikan
kepada pengguna bahwa audit itu tidak bias dalam semua aspek.
2. Alamat laporan audit. Laporan tersebut biasanya ditujukan kepada perusahaan,
pemegang sahamnya, atau dewan direksi. Dalam beberapa tahun terakhir, sudah
menjadi kebiasaan untuk menyampaikan laporan kepada dewan direksi dan
pemegang saham untuk menunjukkan bahwa auditor independen dari perusahaan.
3. Paragraf pengantar. Paragraf pertama laporan melakukan tiga hal: Pertama,
membuat pernyataan sederhana bahwa KAP telah melakukan audit. Hal ini
dimaksudkan untuk membedakan laporan dengan laporan kompilasi atau review.
4. Ruang lingkup paragraf. Paragraf ruang lingkup adalah pernyataan faktual tentang
apa yang dilakukan auditor dalam audit.
5. Paragraf opini. Paragraf terakhir dalam laporan standar menyatakan kesimpulan
auditor berdasarkan hasil audit. Bagian dari laporan ini sangat penting sehingga
seringkali seluruh laporan audit hanya disebut sebagai opini auditor. Paragraf opini
dinyatakan sebagai opini bukan sebagai pernyataan fakta mutlak atau jaminan.
6. Nama perusahaan CPA. Nama tersebut mengidentifikasi kantor akuntan publik atau
praktisi yang melakukan audit. Biasanya, nama KAP digunakan karena seluruh
KAP memiliki tanggung jawab hukum dan profesional untuk memastikan bahwa
kualitas audit memenuhi standar profesional.
7. Tanggal laporan audit. Tanggal yang tepat untuk laporan adalah tanggal dimana
auditor menyelesaikan prosedur audit di lapangan. Tanggal ini penting bagi
pengguna karena menunjukkan hari terakhir tanggung jawab auditor atas
penelaahan atas peristiwa penting yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan.

7
2.5 Tanggung Jawab Auditor
Menurut SA 240, menyatakan bahwa auditor memiliki tanggung jawab untuk
merencanakan dan menjalankan audit untuk memperoleh keyakinan yang memadai
apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji material, yang disebabkan oleh
kesalahan ataupun kecurangan dan oleh karena itu memungkinkan auditor untuk
menyatakan suatu opini tentang apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal
yang material, sesuai dengan suatu kerangka pelaporan keuangan yang beraku, dan
melaporkan tentang laporan keuangan, dan berkomunikasi seperti yang diisyaratkan
oleh standar auditing, sesuai dengan temuan auditor (SPAP). Bila auditor juga
melaporkan tentang keefektifan pengendalian internal atas pelaporan keuangan, auditor
juga bertanggung jawab untuk mengidentifikasi kelemahan yang material dalam
pengendalian internal atas pelaporan keuagan (Arens, et al 2014:170). Menurut
Mulyadi (2002:55) ada beberapa tanggung jawab auditor, yaitu:
1. Tanggung jawab auditor untuk mendeteksi dan melaporkan kekeliruan dan
ketidakberesan, meliputi mendeteksi dan melaporkan adanya suatu tindak
kesalahan dan kecurangan.
2. Tanggung jawab untuk menemukan pelanggaran hukum oleh klien, meliputi
mendeteksi adanya tindakan kekeliruan dan kecurangan.
3. Tanggung jawab mempertahankan sikap independen, meliputi mempertahankan
sikap mental independen.
4. Tanggung jawab untuk memberikan pertimbangan atas kemampuan entitas dalam
mempertahakan kelangsungan hidupnya, meliputi mengevaluasi tentang
kesangsian dalam kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidup
perusahaan.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Audit bertujuan untuk meyakinkan kembali bahwa laporan keuangan yang dimiliki
perusahaan, organisasi dan lembaga telah disusun melalui prinsip dan standar akuntansi
yang berlaku. Dalam audit laporan keuangan akan dipastikan kembali bahwa perusahaan
telah melaporkan jumlah keuangan sesuai dengan keadaan sebenarnya pada tanggal
pelaporan yang dicantumkan.
Auditor memiliki tanggung jawab untuk merencanakan dan menjalankan audit untuk
memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji
material, yang disebabkan oleh kesalahan ataupun kecurangan dan oleh karena itu
memungkinkan auditor untuk menyatakan suatu opini tentang apakah laporan keuangan
disusun, dalam semua hal yang material, sesuai dengan suatu kerangka pelaporan keuangan
yang beraku, dan melaporkan tentang laporan keuangan, dan berkomunikasi seperti yang
diisyaratkan oleh standar auditing.

9
DAFTAR PUSTAKA

AL.Haryono Jusuf (2010), Auditing, Edisi Dua, Yogyakarta: STIE YKPN


Irawanto Rudi (April 2014). Audit Laporan Keuangan dan Tanggung Jawab Auditor.

10

Anda mungkin juga menyukai