Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Dosen Pengampu : Manisha, SKM., S.Ak., BBA., MKM

Oleh :
1. Dinora Dwi Safina : 2301200610
2. Magfirah Al Azizu : 2301200624
3. Kurnia Rane : 2202041028

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulilah puji syukur kepada ALLAH Swt yang telah memberikan


kemudahan dan kelancaran sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan tepat waktu. Makalah ini berjudul “Audit Keuangan Rumah Sakit” yang
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Keuangan Rumah Sakit.

Keberhasilan kita dalam penulisan makalah ini tentunya tidaklepasdari


kontribusi berbagai pihak untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada
seluruh pihak yang telah membantu melancarkan penyusunan makalah ini. Hingga
makalah ini dapat selesai tepat waktunya.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki untuk itu kami
membutuhkan kritik dan saran yang membangun sebagai bahan evaluasi untuk
penugasan selanjutnya.

Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang


membantu dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca. Amien.

Medan, 07 Oktober 2023

Kelompok 14

DAFTAR ISI
iii

BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. PENGERTIAN AUDIT.........................................................................................3
B. JENIS JENIS AUDIT.............................................................................................3
C. JENIS-JENIS AUDITOR......................................................................................4
D. AKUNTANSI DANA DIRUMAH SAKIT............................................................6
E. ISU-ISU KONTEMPORER DALAM MENGELOLA SUMBER DAYA
MANUSIA.....................................................................................................................8
1. Dana Umum...........................................................................................................8
2. Dana Terikat...........................................................................................................8
F. LAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT.........................................................9
G. SIKLUS TRANSAKSI RUMAH SAKIT............................................................13
BAB III...........................................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................17
Kesimpulan......................................................................................................................17
Daftar Refrensi...............................................................................................................18
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan tempat pelayanan jasa kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan (medical safety organization) kepada
masyarakat dan bersifat non profit oriented, yang didirikan dengan tujuan untuk
memberikan pelayanan kesehatan dalam bentuk pemeriksaan, perawatan, tindakan
medis dan tindakan diagnosa lainnya yang dibutuhkan oleh pasien dalam
batasbatas teknologi, sistem dan sarana yang tersedia di rumah sakit

Sesuai dengan keputusan menteri kesehatan republik Indonesia nomor


(836/MENKES/SK/VI/2005) saat ini Rumah Sakit dituntut untuk meningkatkan
dan mengembangkan kinerja secara profesional dengan tidak mengabaikan misi
sosial yang dimilikinya, mengingat Rumah Sakit adalah instuisi pelayanan yang
menyerap banyak tenaga kerja, dana dan sarana. Rumah Sakit juga harus mampu
merumuskan kebijakan-kebijakan strategi antara lain efisiensi dari dalam
(organisasi, manajemen, keuangan serta SDM) serta harus mampu mengambil
keputusan secara tepat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Berdasarkan hal tersebut, setiap perusahaan jasa seperti Rumah Sakit


dituntut untuk menerapkan sistem akuntansi yang sesuai dengan kondisi
masingmasing rumah sakit. Salah satu sistem yang digunakan oleh Rumah Sakit
adalah sistem akuntansi penerimaan kas. Masalah penerimaan kas merupakan
suatu hal yang memerlukan penanganan khusus, terutama dalam segi administrasi,
baik untuk rumah sakit besar, menengah maupun kecil seperti puskesmas.

Dalam sistem penerimaan Rumah Sakit sendiri sangat diperlukan prosedur


yang baik, yang kemudian akan disesuaikan dengan kebijakan manajemen Rumah

Sakit yang telah ditetapkan. Pendapatan yang dilakukan diluar prosedur yang
telah ditentukan, akan memungkinkan terjadi penyelewengan, pencurian dan
2

penggelapan pemasukan kas. Dapat disimpulkan bahwa semakin baik sistem


akuntansi perusahaan apabila prosedur pendapatan yang dilakukan perusahaan
tidak terdapat kecurangan. Di samping itu, kemungkinan tingkat penyelewengan
dan penggelapan pemasukan kas akan mudah ditelusuri

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Audit ?
2. Apa saja jenis-jenis Audit ?
3. Apa saja jenis-jenis Auditor?
4. Akuntansi dana di rumah sakit
5. Laporan Keuangan Rumah Sakit.
6. Siklus transaksi rumah sakit.
Keenam masalah tersebutlah yang akan disoroti pada bagian
pembahasan berikut ini.

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu Audit.
2. Untuk mengetahui jeni-jenis Audit.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Auditor.
4. Memahami akuntansi dana dirumah sakit.
5. Memahami Laporan keuangan Rumah Sakit.
6. Memahami Siklus transaksi di rumah sakit.
3

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AUDIT
Audit merupakan sebuah proses pengumpulan serta pemeriksaan
bukti mengenai informasi guna menentukan dan membuat laporan terkait
tingkat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang ditetapkan. Laporan
yang baik dan bagus adalah laporan yang telah diaudit. Audit dilakukan
dengan standar audit yang ada.
Ada beberapa definisi audit yang diberikan oleh beberapa ahli di
bidang akuntansi, antara lain:
Menurut Alvin A.Arens, Marks S.Beasley dan Randal J.Elder (2011:4):
“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about
information to determine and report on the degree of correspondence
between the information and established criteria. Auditing should be done
by a competent independent person”.
Menurut Mulyadi (2000):“Suatu proses sistematik untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai
pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan
tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-
hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan”.

B. JENIS JENIS AUDIT


Audit pada umumnya dibagi menjadi tiga golongan, yaitu : audit
laporan keuangan, audit kepatuhan, dan audit operasional.

1. Audit laporan keuangan (financial statement audit). Audit laporan


keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor eksternal maupun
internal terhadap laporan keuangan auditee untuk memberikan pendapat
4

apakah laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria


yang telah ditetapkan. Hasil audit lalu dibagikan kepada pihak luar
perusahaan seperti kreditor, pemegang saham, dan kantor pelayanan pajak.

2. Audit kepatuhan (compliance audit). Audit ini bertujuan untuk


menentukan apakah yang diperiksa sesuai dengan kondisi, peratuan, dan
undang-undang tertentu. Kriteria-kriteria yang ditetapkan dalam audit
kepatuhan berasal dari sumber-sumber yang berbeda. Contohnya ia
mungkin bersumber dari manajemen dalam bentuk prosedur-prosedur
pengendalian internal. Audit kepatuhan dapat dilakukan oleh auditor
internal maupun eksternal.

3. Audit operasional (operational audit). Audit operasional merupakan


penelahaan secara sistematik aktivitas operasi organisasi dalam
hubungannya dengan tujuan tertentu. Dalam audit operasional, auditor
diharapkan melakukan pengamatan yang obyektif dan analisis yang
komprehensif terhadap operasional-operasional tertentu.

C. JENIS-JENIS AUDITOR
Kegiatan memeriksa kewajaran atas laporan keuangan biasanya
dilakukan oleh seseorang yang disebut auditor. Profesi auditor biasanya
diklasifikasikan dalam tiga kategori berdasarkan siapa yang
mempekerjakan mereka, yaitu : Auditor eksternal, auditor internal dan
auditor pemerintah.

1. Auditor eksternal. Auditor eksternal merupakan pihak luar yang bukan


merupakan karyawan perusahaan, berkedudukan independen dan tidak
memihak baik terhadap auditeenya maupun terhadap pihak-pihak yang
berkepentingan dengan auditeenya (pengguna laporan keuangan). Auditor
eksternal dapat melakukan setiap jenis audit. Auditor eksternal
menyatakan opini atas laporan keuangan perusahaan auditee.

2. Auditor Internal. Auditor internal adalah pegawai dari perusahaan


yang diaudit, auditor ini melibatkan diri dalam suatu kegiatan penilaian
5

independen dalam lingkungan perusahaan sebagai suatu bentuk jasa bagi


perusahaaan.. Fungsi dasar dari Internal Audit adalah suatu penilaian, yang
dilakukan oleh pegawai perusahaan yang terlatih mengenai ketelitian,
dapat dipercayainya, efisiensi, dan kegunaan catatan-catatan (akutansi)
perusahaan, serta pengendalian intern yang terdapat dalam perusahaan.
Tujuannya adalah untuk membantu pimpinan perusahaan (manajemen)
dalam melaksanakan tanggungjawabnya dengan memberikan analisa,
penilaian, saran, dan komentar mengenai kegiatan yang di audit. Untuk
mencapai tujuan tersebut, internal auditor melakukan kegiatan–kegiatan
berikut

− Menelaah dan menilai kebaikan, memadai tidaknya dan penerapan


sistem pengendalian manajemen, struktur pengendalian intern, dan
pengendalian operasional lainnya serta mengembangkan pengendalian
yang efektif dengan biaya yang tidak terlalu mahal,

− Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, rencana dan prosedurprosedur


yang telah ditetapkan oleh manajemen

− Memastikan seberapa jauh harta perusahaan dipertanggungjawabkan dan


dilindungi dari kemungkinan terjadinya segala bentuk pencurian,
kecurangan dan penyalahgunaan

− Memastikan bahwa pengelolaan data yang dikembangkan dalam


organisasi dapat dipercaya

− Menilai mutu pekerjaan setiap bagian dalam melaksanakan tugas yang


diberikan oleh manajemen

− Menyarankan perbaikan-perbaikan operasional dalam rangka


meningkatkan efisensi dan efektifitas

Dari kegiatan-kegiatan yang dilakukannya tersebut dapat


disimpulkan bahwa internal auditor antara lain memiliki peranan dalam :

− Pencegahan Kecurangan (Fraud Prevention),


6

− Pendeteksian Kecurangan (Fraud Detection), dan

− Penginvestigasian Kecurangan (Fraud Investigation).

3. Auditor Pemerintah.

Auditor pemeritah merupakan auditor yang berkerja di bawah instansi


pemerintah yang bertugas untuk melakukan audit atas
pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit organisasi
pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang ditunjukkan untuk
pemerintah.

D. AKUNTANSI DANA DIRUMAH SAKIT


Aturan dan prinsip-prinsip penggunaan akuntansi dana dalam
rumah sakit dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Rumah Sakit yang Dikelola Pihak Swasta (Private Hospital)


Pelaksanaan akuntansi yang dikembangkan oleh Financial Accounting
Standards Board – FASB (Dewan Standar Akuntansi Keuangan)
khususnya dalam pernyataan no.117 tentang Laporan Keuangan untuk
Organisasi Nirlaba.

2. Rumah Sakit yang Dikelola Pihak Pemerintah (Public Hospital)


Pelaksanaan akuntansi dilaksanakan berdasarkan standar akuntansi yang
dikembangkan oleh Govermental Accounting Standards Board – GASB
(Dewan Standar Akuntansi Pemerintah).

Dalam akuntansi dana untuk rumah sakit, penyajian laporan


informasi keuangannya

1. Dana Tidak Terikat (Unrestricted Funds) adalah dana yang tidak


dibatasi penggunaanya pada suatu tujuan tertentu. Dana ini seperti halnya
Dana Umum (General Fund) di pemerintahan atau Dana Lancar Tidak
Terikat (Unrestricted Current Fund) dalam akuntansi universitas, yang
dibentuk untuk menjalankan operasi organisasi sehari-hari.
7

2. Dana Terikat (Restricted Funds) adalah dana yang dibatasi


penggunaannya pada suatutujuan tertentu yang biasanya muncul karena
permintaan dari pihak ini dibedakan menjadi :

a. Dana Terikat Sementara Waktu (Temporarily Restricted), yaitu dana


dengan pembatasan yang bersifat sementara, dan

b. Dana Terikat Permanen (Permanently Restricted Fund), yaitu dana


dengan pembatasan yang bersifat permanen. Mengharuskan pembentukan
dana (fund) yang dibagi menjadi dua, yaitu:

Aktiva (asset) yang tergolong terikat dicatat pada Dana Umum, sementara
satu atau lebih dana yang lain digunakan untuk mencatat aktiva yang
terikat sementara waktu dan terikat permanen. Selengkapnya, dana-dana
yang umum digunakan dalam akuntansi dana untuk rumah sakit dapat
dilihat pada Matriks berikut ini :
8

E. ISU-ISU KONTEMPORER DALAM MENGELOLA SUMBER DAYA


MANUSIA

1. Dana Umum
Dana Umum (General Fund) digunakan untuk mencatat sumber daya/dana
yang diterima dan dibelanjakan dalam menjalankan kegiatan operasional
utama dari rumah sakit. Dalam Dana Umum, direksi rumah sakit dapat
menetapkan pembatasan berupa penyisihan atau sumber daya tertentu (board-
designed resources). Dalam hal ini, dana yang disisihkan tetap dianggap
sebagai Dana Terikat namun pencatatannya harus mencantumkan tujuan
penyisihan dana tersebut. Hal ini disebabkan oleh karena dana yang disisihkan
berbeda dengan dana yang dibatasi penggunaannya. Penyisihan dana berasal
dari inisiatif internal Direksi Rumah Sakit, sedangkan pembatasan
penggunaan dana berasal dari pihak eksternal rumah sakit yang mensponsori
dana tersebut.

2. Dana Terikat
Kelompok dana (fund groups) yang digolongkan sebagai dana
terikat digunakan untuk mencatat dana yang penggunaannya dibatasi oleh
donor atau pihak yang men-sponsori dana tersebut secara garis besar,
seperti dijelaskan sebelumnya kelompok dana terikat ini dapat dibagi
menjadi dua yaitu

(1) yang pembatasannya bersifat sementara ini (temporary restricted) dan

(2) yang pembatasannya yang bersifat tetap (permanently restricted). Yang


termasuk Dana Terikat Sementara adalah

a. Dana untuk Tujuan Khusus (specific purpose funds), yaitu dana atau
kekayaan yang dibatasi penggunaannya pada tujuan tertentu,
9

b. Dana Terikat Waktu (time restricted funds), yaitu dana atau kekayaan
yang dibatasi penggunaanya yang penggunaannya dibatasi sampai batas
waktu tertentu,
c. Dana Penggantian dan Pengembangan Fasilitas (Plant Replacement and
Expansion Funds), yaitu dana atau kekayaan yang khusus dialokasikan
untuk pembangunan dan/atau pengembang-an aktiva tetap. Sedangkan
Dana Terikat Permanen adalah Dana Abadi (Endowment Funds). Dalam
Dana Abadi, dana hanya boleh digunakan sebagai modal/pokok,
yangbiasanya akan dikelola/diinvestasikan misalnya dalam deposito.
Penghasilan dari investasi inilah yang baru dapat digunakan baik untuk
tujuan umum (tidak terikat) maupun untuk tujuan khusus (terikat
sementara).

F. LAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT


Dalam laporan keuangan rumah sakit terdapat empat laporan
keuangan utama yangdihasilkan oleh proses akuntansi, yaitu:
1. Neraca
Neraca pada laporan keuangan rumah sakit terdiri dari :
a. Aktiva dan utang diklasifikasi menjadi:
 Aktiva lancar dan aktiva tetap
 Utang lancar dan utang jangka panjang
b. Aktiva bersih (ekuitas) diklasifikasi berdasarkan:
 Aktiva bersih tidak terikat
 Aktiva bersih terikat temporer
 Aktiva bersih terikat permanen
Yang secara khusus perlu diperhatikan dalam neraca rumah sakit antara
lain:
a. Kas
Jumlah kas yang tercatat dalam neraca tidak termasuk kas pada Dan
Terikat yang tidak dapat digunakan untuk kegiatan operasi.
b. Piutang
10

Piutang harus dilaporkan pada jumlah yang diperkirakan dapat direalisasi.


c. Investasi
Investasi awal dicatat pada harga perolehan pada saat pembelian, atau pada
nilai wajar pada saat penerimaan jika investasi diterima sebagai
pemberian.
d. Aktiva Tetap
Aktiva tetap dilaporkan bersama dengan akumulasi depresiasinya dalam
Dana Umum.
e. Aktiva yang Disisihkan
Klasifikasi aktiva terikat (restricted assets) hanya diberikan pada dana
yang penggunaannya dibatasi oleh pihak eksternal rumah sakit yang
mensponsori dana tersebut.
f. Utang Jangka Panjang
Utang jangka panjang dilaporkan pada neraca.
g. Saldo Dana
Sesuai dengan kaidah pembagian dana yang dijelaskan, saldo dana yang
dimiliki oleh rumah sakit dipisahkan menjadi tiga macam yaitu: terikat,
terikat sementara waktu, dan terikat permanen.
2. Laporan Operasi
Rumah sakit melaporkan hasil dari kegiatan operasinya dalam
Laporan Operasi (Statement of Operations). Laporan Operasi mencakup
tentang pendapatan, beban, untung dan rugi, serta transaksi lainnya yang
mempengaruhi saldo dana selama periode berjalan. Laporan operasi harus
menyatakan suatu indikator kinerja seperti halnya laba bersih dalam
perusahaan, yang melaporkan hal kegiatan operasi rumah sakit selama
periode berjalan. Indikator kinerja ini harus mencakup baik laba ataupun
rugi operasi selama periode berjalan maupun laba langsung yang diperoleh
selama operasi berjalan. Perubahan lain dari saldo dana selama periode
berjalan harus dilaporkan setelah indikator kinerja.
Berikut adalah pos-pos lain yang juga perlu menjadi perhatian:
11

a. Pendapatan Jasa Pasien. Pendapatan jasa pasien dihitung dari jumlah


bruto dengan menggunakan tarif standar. Jumlah tersebut kemudian di
kurangi dengan penyesuaian kontraktual (contractual adjusments) menjadi
Pendapatan Bersih Jasa Pasien.
b. Penyesuaian Kontraktual. Penyesuaian kontraktual berasal dari
keterlibatan pihak ketiga dalam proses penggantian pembayaran medis.
Perusahaan asuransi biasanya mengganti kurang dari jumlah tarif standar
penuh untuk jasa medis yang disediakan bagi pasien yang menjadi
tanggunan asuransi. Meskipun rumah sakit memiliki tariff standar untuk
jasa yang diberikan, namun rumah sakit menjalin kontrak dengan
pembayar pihak ketiga di mana rumah sakit menerima jumlah pembayaran
yang lebih rendah untuk jasa tersebut.
c. Pendapatan dari Kegiatan Lainnya. Pendapatan dari kegiatan lain
mencerminkan pendapatan dari sumber-sumber bukan pasien, seperti
kantin dan sewa parkir. Pendapaatan ini biaaanya mencerminkan jumlah
bersih dari operasinya, jadi bukan jumlah brutonya.
d. Transfer Antardana. Tidaklah tepat untuk tetap mengelola aktiva dalam
Dana Terikat ketika persyaratan yang ditetapkan oleh pihak sponsor atau
donor sudah terpenihi. Dalam hal ini aktiva tersebut harus ditransfer dari
Dana Terikat ke Dana Tidak Terikat. Untuk tujuan pelaporan keuangan,
transfer antar dana ini dilaporkan dalam Laporan Operasi sebagai
“Pelepasan Saldo Dana” dan ditunjukkan sebagai penambahan atas Dana
Tidak Terikat.
Contoh Pendapatan:
 Pendapatan operasioal rawat jalan: karcis umum dan karcis
spesialis.
 Pendapatan operasional rawat inap: akomodasi dan visite.
 Pendapatan tindakan medis: tindakan medik, dan tindakan
keperawatan.
 Pendapatan operasional unit penunjang: rasiologi, laboratorium,
fisioterapi,farmasi, dan rehab medik.
12

e. Beban Dana Umum. Beban-beban dalam Dana Umum diakui secara


akrual, seperti halnya pada entitas komersial. Contoh beban :
 Biaya pelayanan: bahan, jasa pelayanan, pegawai, penyusutan,
pemeliharaan,asuransi, langganan dan daya, pelatihan, dan
penelitian.
 Biaya umum dan administrasi: pegawai, administrasi kantor,
penyusutan, pemelihataan, langganan dan daya, pelatihan dan
penelitian.

f. Sumbangan. Sumbangan (donasi) dibagi menjadi donasi yang terbentuk


jasa dan berbentuk aktiva. Karena sering kali sulit untuk menetapkan nilai
dari donasi yang berbentuk jasa, maka nilai dari donasi ini biasanya tidak
dicatat. Namun, jika terdapat kebutuhan untuk melakukan pencatatan,
maka perkiraan nilai dari donasi jasa dicatat sebagai sumbangan yang
langsung diikuti dengan beban dalam jumlah yang sama. Sedangkan
donasi yang berbentuk aktiva dilaporkan pada nilai wajar pada tanggal
diterimanya sebagai sumbangan jika donasi aktiva ini penggunaannya
dibatasi oleh pihak sponsor atau donor maka dilaporkan dalam Dana
Terikat Sementara atau Dana Terikat Permanen. Ketika pembatasannya
sudah tidak berlaku lagi, maka dilakukan transfer dari Dana Terikat ke
Dana Umum
3. Laporan Perubahan Aktiva Bersih
Laporan ini menyajikan perubahan dalam ketiga kategori aktiva
bersih yang Tidak Terikat, Terikat Sementara, dan terikat Permanen.
4. Laporan Arus Kas
Format dari laporan ini serupa dengan yang digunakan untuk
entitas komersial. Laporan arus kas terdiri dari:
a. Aktivitas operasi
b. Aktivitas investasi
c. Aktivitas pendanaan
13

5. Catatan Atas Laporan Keuangan


Catatan atas Laporan Keuangan rumah sakit terdiri dari :
a. Gambaran umum RS
b. Iktisar kebijakan akuntansi
c. Penjelasan pos-pos laporan keuangan

G. SIKLUS TRANSAKSI RUMAH SAKIT


Terdapat lima siklus transaksi rumah sakit :
1. Siklus pendapatan terkait dengan pemberian jasa pelayanan rumah sakit
kepada pasien atau pihak lain dan penerimaan pembayaran pasien atau
tagihan dari pihak lain.
2. Siklus pengeluaran terkait dengan pengadaan barang dan/atau jasa dari
pihak lain dan pelunasan utang dan kewajibannya.
3. Siklus produksi/pelayanan terkait dengan transformasi sumber daya
rumah sakit menjadi jasa pelayanan rumah sakit.
4. Siklus keuangan terkait dengan perolehan dan pengelolaan capital fund
(dana modal), seperti modal kerja (sumber dana kas atau dana likuid
lainnya) dan sumber dana jangka panjang.
5. Siklus pelaporan keuangan tidak terkait dengan siklus operasi (operating
cycle) sebagaimana empat siklus pertama di atas. Siklus ini memperoleh
data operasi dan akuntansi dari siklus yang lain dan memprosesnya
menjadi laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum.
a. Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan (revenue cycle) terdiri dari beberapa fungsi
seperti:
1. Pemberian Pelayanan
Fungsi pemberian pelayanan rumah sakit (usaha) terdiri dari sub fungsi
pelayanan medis dan pelayan non medis
2. Penerimaan Kas
14

Sumber penerimaan kas rumah sakit yang terkait dengan operasi rumah
sakit terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a. Penerimaan hasil usaha rumah sakit
b. Penerimaan hibah
c. Penerimaan anggaran APBN/D
3. Pengelolaan Piutang
Fungsi pengelolaan piutang tidak terlepas dari fungsi pemberian jasa
pelayanan dan mencakup sub fungsi penerimaan kas dari pencairan
piutang, penagihan, dan sub fungsi
piutang usaha itu sendiri yang bertugas memelihara informasi piutang
pasien/ pihak lain secara berkelanjutan
b. Siklus Pengeluaran
Siklus pengeluaran (expenditure cycle) mencakup fungsi-fungsi
yang terkait dengan pengadaan barang dan atau jasa yang digunakan oleh
rumah sakit dalam menjalankan usahanya. Fungsi dalam siklus ini terdiri
dari proses seleksi pemasok (vendor selection), permintaan pembelian
(requisitioning), pembelian (purchasing), utang usaha (accounts payable),
dan akuntansi pengupahan (payroll accounting).
1. Pembelian. Pembelian/pengadaan barang dan jasa di rumah sakit
mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 dan peraturan
perubahannya, serta Peraturan Bupati A nomor XXtahun 20XX.
2. Pengelolaan Utang. Fungsi pengelolaan utang bertugas untuk
melakukan pembayaran kepada rekanan/pemasok. Untuk dapat
memastikan bahwa pelunasan utang sesuai dengan dokumen-dokumen
yang terkait dengan pembelian, perlu dilakukan matching process, yaitu
semua dokumen dikumpulkan, diverifikasi, dan ditelaah sebelum
dilakukan pembayaran.
3. Pengupahan. Sistem pengupahan melibatkan seluruh payroll process
dan personnel reporting dan menyajikan informasi terkait dengan
personalia, seperti ketrampilan pegawai, pajak, dan potongan-potongan
karyawan. Sistem pengupahan mencakup pegawai tetap yang sekaligus
15

merupakan Pegawai Negeri Sipil dan pegawai tidak tetap (honorer daerah
dan kontrak) dengan remunerasi dalam bentuk gaji, insentif, dan/atau
honor.

c. Siklus Produksi/Pelayanan
Di dalam perusahaan manufaktur salah satu siklus akuntansi adalah
siklus produksi, sedangkan dalam bidang jasa siklus ini identik dengan
siklus pelayanan. Siklus pelayanan mencakup pengelolaan pelayanan,
pengelolaan persediaan, akuntansi biaya, dan akuntansi aset.
1. Pengelolaan Pelayanan. Pengelolaan pelayanan dalam rumah sakit
terkait sekali dengan sistem akuntansi biaya. Khusus untuk RSUD A, unit
cost (sistem biaya per unit) menjadi pilihan dalam penerapan sistem
akuntansi biaya. Dalam unit cost ini, biaya yang terjadi di rumah sakit
didistribusikan ke setiap pelayanan yang diberikan kepada pasien.
2. Pengelolaan Persediaan. Pengelolaan persediaan di RSUD A berfokus
pada serangkaian pencatatan persediaan dan laporannya terkait dengan
penggunaan persediaan, saldo akhir persediaan, dan tingkat persediaan
minimum ataupun maksimum. Untuk itu, penentuan saat pemesanan
kembali barang untuk menjaga ketersediaan barang (reorder point) dan
prosedurnya disusun agar biaya penyimpanan persediaan dapat
diminimalkan.
3. Pengelolaan Aset Tetap. Pengelolaan aset tetap terkait dengan
1) pencatatan yang memadai mengenai deskripsi aset, biaya perolehan, dan
lokasi penempatan aset tersebut
2) penghitungan penyusutan untuk keperluan akuntansi dan pajak
3) dan manajemen laporan terkait dengan rencana dan pengendalian untuk
setiap jenis asset
d. Siklus Keuangan
16

Siklus keuangan terkait dengan perolehan dan pengelolaan capital


fund (dana modal), seperti modal kerja (sumber dana kas atau dana likuid
lainnya) dan sumber dana jangka panjang.
1. Pengelolaan Kas Masuk. Kas di rumah sakit merupakan harta rumah
sakit yang paling likuid dan memerlukan pengendalian yang sangat ketat.
Pengelolaan kas masuk mencakup fungsi penyetoran penerimaan,
sentralisasi penanganan kas, dokumentasi bukti pendukung, dan
pemisahan fungsi pencatatan dan penyimpanan kas.
2. Pengelolaan Kas Keluar. Pengelolaan kas keluar memfokuskan pada
pemeriksaan bukti kas keluar dan pemisahan fungsi otorisasi dan
pembayaran.

e. Siklus Pelaporan Keuangan


Siklus pelaporan keuangan tidak terkait dengan siklus operasi yang
terdiri dari keempat siklus di atas. Laporan keuangan, yang merupakan
bentuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan, dihasilkan dari siklus
ini menjadi sebuah rerangka (framework) dalam melakukan analisis
terhadap usaha rumah sakit.
17

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Rumah sakit merupakan tempat pelayanan jasa kesehatan yang


memberikan pelayanan kesehatan. Audit merupakan sebuah proses pengumpulan
serta pemeriksaan bukti mengenai informasi guna menentukan dan membuat
laporan terkait tingkat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang ditetapkan.
18

Daftar Refrensi

Ardianingsih, arum.(2016). Audit Laporan Keuangan,Pekalongan: Universitas


Pekalongan Press.
https://id.scribd.com/document/328751178/Makalah-Akuntansi-Rumah-Sakit
http://etheses.uin-malang.ac.id/2313/5/09520010_Bab_1.pdf
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Audit

Anda mungkin juga menyukai