Oleh :
1. Dinora Dwi Safina : 2301200610
2. Magfirah Al Azizu : 2301200624
3. Kurnia Rane : 2202041028
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki untuk itu kami
membutuhkan kritik dan saran yang membangun sebagai bahan evaluasi untuk
penugasan selanjutnya.
Kelompok 14
DAFTAR ISI
iii
BAB 1................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN...............................................................................................................3
A. PENGERTIAN AUDIT.........................................................................................3
B. JENIS JENIS AUDIT.............................................................................................3
C. JENIS-JENIS AUDITOR......................................................................................4
D. AKUNTANSI DANA DIRUMAH SAKIT............................................................6
E. ISU-ISU KONTEMPORER DALAM MENGELOLA SUMBER DAYA
MANUSIA.....................................................................................................................8
1. Dana Umum...........................................................................................................8
2. Dana Terikat...........................................................................................................8
F. LAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT.........................................................9
G. SIKLUS TRANSAKSI RUMAH SAKIT............................................................13
BAB III...........................................................................................................................17
PENUTUP.......................................................................................................................17
Kesimpulan......................................................................................................................17
Daftar Refrensi...............................................................................................................18
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan tempat pelayanan jasa kesehatan yang
memberikan pelayanan kesehatan (medical safety organization) kepada
masyarakat dan bersifat non profit oriented, yang didirikan dengan tujuan untuk
memberikan pelayanan kesehatan dalam bentuk pemeriksaan, perawatan, tindakan
medis dan tindakan diagnosa lainnya yang dibutuhkan oleh pasien dalam
batasbatas teknologi, sistem dan sarana yang tersedia di rumah sakit
Sakit yang telah ditetapkan. Pendapatan yang dilakukan diluar prosedur yang
telah ditentukan, akan memungkinkan terjadi penyelewengan, pencurian dan
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Audit ?
2. Apa saja jenis-jenis Audit ?
3. Apa saja jenis-jenis Auditor?
4. Akuntansi dana di rumah sakit
5. Laporan Keuangan Rumah Sakit.
6. Siklus transaksi rumah sakit.
Keenam masalah tersebutlah yang akan disoroti pada bagian
pembahasan berikut ini.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa itu Audit.
2. Untuk mengetahui jeni-jenis Audit.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis Auditor.
4. Memahami akuntansi dana dirumah sakit.
5. Memahami Laporan keuangan Rumah Sakit.
6. Memahami Siklus transaksi di rumah sakit.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AUDIT
Audit merupakan sebuah proses pengumpulan serta pemeriksaan
bukti mengenai informasi guna menentukan dan membuat laporan terkait
tingkat kesesuaian antara informasi dan kriteria yang ditetapkan. Laporan
yang baik dan bagus adalah laporan yang telah diaudit. Audit dilakukan
dengan standar audit yang ada.
Ada beberapa definisi audit yang diberikan oleh beberapa ahli di
bidang akuntansi, antara lain:
Menurut Alvin A.Arens, Marks S.Beasley dan Randal J.Elder (2011:4):
“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about
information to determine and report on the degree of correspondence
between the information and established criteria. Auditing should be done
by a competent independent person”.
Menurut Mulyadi (2000):“Suatu proses sistematik untuk
memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai
pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan
tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan
tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-
hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan”.
C. JENIS-JENIS AUDITOR
Kegiatan memeriksa kewajaran atas laporan keuangan biasanya
dilakukan oleh seseorang yang disebut auditor. Profesi auditor biasanya
diklasifikasikan dalam tiga kategori berdasarkan siapa yang
mempekerjakan mereka, yaitu : Auditor eksternal, auditor internal dan
auditor pemerintah.
3. Auditor Pemerintah.
Aktiva (asset) yang tergolong terikat dicatat pada Dana Umum, sementara
satu atau lebih dana yang lain digunakan untuk mencatat aktiva yang
terikat sementara waktu dan terikat permanen. Selengkapnya, dana-dana
yang umum digunakan dalam akuntansi dana untuk rumah sakit dapat
dilihat pada Matriks berikut ini :
8
1. Dana Umum
Dana Umum (General Fund) digunakan untuk mencatat sumber daya/dana
yang diterima dan dibelanjakan dalam menjalankan kegiatan operasional
utama dari rumah sakit. Dalam Dana Umum, direksi rumah sakit dapat
menetapkan pembatasan berupa penyisihan atau sumber daya tertentu (board-
designed resources). Dalam hal ini, dana yang disisihkan tetap dianggap
sebagai Dana Terikat namun pencatatannya harus mencantumkan tujuan
penyisihan dana tersebut. Hal ini disebabkan oleh karena dana yang disisihkan
berbeda dengan dana yang dibatasi penggunaannya. Penyisihan dana berasal
dari inisiatif internal Direksi Rumah Sakit, sedangkan pembatasan
penggunaan dana berasal dari pihak eksternal rumah sakit yang mensponsori
dana tersebut.
2. Dana Terikat
Kelompok dana (fund groups) yang digolongkan sebagai dana
terikat digunakan untuk mencatat dana yang penggunaannya dibatasi oleh
donor atau pihak yang men-sponsori dana tersebut secara garis besar,
seperti dijelaskan sebelumnya kelompok dana terikat ini dapat dibagi
menjadi dua yaitu
a. Dana untuk Tujuan Khusus (specific purpose funds), yaitu dana atau
kekayaan yang dibatasi penggunaannya pada tujuan tertentu,
9
b. Dana Terikat Waktu (time restricted funds), yaitu dana atau kekayaan
yang dibatasi penggunaanya yang penggunaannya dibatasi sampai batas
waktu tertentu,
c. Dana Penggantian dan Pengembangan Fasilitas (Plant Replacement and
Expansion Funds), yaitu dana atau kekayaan yang khusus dialokasikan
untuk pembangunan dan/atau pengembang-an aktiva tetap. Sedangkan
Dana Terikat Permanen adalah Dana Abadi (Endowment Funds). Dalam
Dana Abadi, dana hanya boleh digunakan sebagai modal/pokok,
yangbiasanya akan dikelola/diinvestasikan misalnya dalam deposito.
Penghasilan dari investasi inilah yang baru dapat digunakan baik untuk
tujuan umum (tidak terikat) maupun untuk tujuan khusus (terikat
sementara).
Sumber penerimaan kas rumah sakit yang terkait dengan operasi rumah
sakit terdiri dari tiga bagian, yaitu:
a. Penerimaan hasil usaha rumah sakit
b. Penerimaan hibah
c. Penerimaan anggaran APBN/D
3. Pengelolaan Piutang
Fungsi pengelolaan piutang tidak terlepas dari fungsi pemberian jasa
pelayanan dan mencakup sub fungsi penerimaan kas dari pencairan
piutang, penagihan, dan sub fungsi
piutang usaha itu sendiri yang bertugas memelihara informasi piutang
pasien/ pihak lain secara berkelanjutan
b. Siklus Pengeluaran
Siklus pengeluaran (expenditure cycle) mencakup fungsi-fungsi
yang terkait dengan pengadaan barang dan atau jasa yang digunakan oleh
rumah sakit dalam menjalankan usahanya. Fungsi dalam siklus ini terdiri
dari proses seleksi pemasok (vendor selection), permintaan pembelian
(requisitioning), pembelian (purchasing), utang usaha (accounts payable),
dan akuntansi pengupahan (payroll accounting).
1. Pembelian. Pembelian/pengadaan barang dan jasa di rumah sakit
mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 54 tahun 2010 dan peraturan
perubahannya, serta Peraturan Bupati A nomor XXtahun 20XX.
2. Pengelolaan Utang. Fungsi pengelolaan utang bertugas untuk
melakukan pembayaran kepada rekanan/pemasok. Untuk dapat
memastikan bahwa pelunasan utang sesuai dengan dokumen-dokumen
yang terkait dengan pembelian, perlu dilakukan matching process, yaitu
semua dokumen dikumpulkan, diverifikasi, dan ditelaah sebelum
dilakukan pembayaran.
3. Pengupahan. Sistem pengupahan melibatkan seluruh payroll process
dan personnel reporting dan menyajikan informasi terkait dengan
personalia, seperti ketrampilan pegawai, pajak, dan potongan-potongan
karyawan. Sistem pengupahan mencakup pegawai tetap yang sekaligus
15
merupakan Pegawai Negeri Sipil dan pegawai tidak tetap (honorer daerah
dan kontrak) dengan remunerasi dalam bentuk gaji, insentif, dan/atau
honor.
c. Siklus Produksi/Pelayanan
Di dalam perusahaan manufaktur salah satu siklus akuntansi adalah
siklus produksi, sedangkan dalam bidang jasa siklus ini identik dengan
siklus pelayanan. Siklus pelayanan mencakup pengelolaan pelayanan,
pengelolaan persediaan, akuntansi biaya, dan akuntansi aset.
1. Pengelolaan Pelayanan. Pengelolaan pelayanan dalam rumah sakit
terkait sekali dengan sistem akuntansi biaya. Khusus untuk RSUD A, unit
cost (sistem biaya per unit) menjadi pilihan dalam penerapan sistem
akuntansi biaya. Dalam unit cost ini, biaya yang terjadi di rumah sakit
didistribusikan ke setiap pelayanan yang diberikan kepada pasien.
2. Pengelolaan Persediaan. Pengelolaan persediaan di RSUD A berfokus
pada serangkaian pencatatan persediaan dan laporannya terkait dengan
penggunaan persediaan, saldo akhir persediaan, dan tingkat persediaan
minimum ataupun maksimum. Untuk itu, penentuan saat pemesanan
kembali barang untuk menjaga ketersediaan barang (reorder point) dan
prosedurnya disusun agar biaya penyimpanan persediaan dapat
diminimalkan.
3. Pengelolaan Aset Tetap. Pengelolaan aset tetap terkait dengan
1) pencatatan yang memadai mengenai deskripsi aset, biaya perolehan, dan
lokasi penempatan aset tersebut
2) penghitungan penyusutan untuk keperluan akuntansi dan pajak
3) dan manajemen laporan terkait dengan rencana dan pengendalian untuk
setiap jenis asset
d. Siklus Keuangan
16
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Daftar Refrensi