Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENGAUDITAN II

“DASAR-DASAR PROSEDUR PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN”

Dosen Pengampu :
Dr. Budiandru SE., Ak., ME.Sy.,CA., CPA.
Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Gilang Fathur Albajili 1802015196
2. Adam Anugrah Pratama 1902015054
3. Bagas Rizky Haryansyah 1902015118
4. Habib Fikri Salam 1902015122
5. Wisnu Wardiansyah 1902015036

6D AKUNTANSI
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Bismillahiramanirahim,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga sampai saat
ini kita masih diberikan kesempatan untuk menikmati apa yang telah diciptakan-
Nya. Shalawat serta salam tak lupa kami haturkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan pengikutnya yang senantiasa
menjalankan sunnah-sunnahnya.

Kami ucapkan rasa syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, dengan ini
kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah Pengauditan II yang berjudul
”Dasar-dasar Prosedur Pengauditan Laporan Keuangan”. Semoga makalah ini
dapat digunakan sebagai salah satu acuan ataupun pedoman bagi pembaca
mengenai akuntansi. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
mata kuliah Pengauditan II yang telah memberikan tugas untuk menambah
wawasan mengenai mata kuliah yang diampu.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran penulis harapkan dari para pembaca agar terciptanya
kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini.

Billahi fi sabillilhaqfastabiqulkhairat,
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 12 Maret 2022

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................1
1.3 Tujuan .......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................3
2.1 Dasar-dasar Prosedur Pengauditan Laporan Keuangan ............................3
2.2 Maksud dan Tujuan Bab ini ......................................................................5
2.3 Perancangan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian ....................8
2.4 Perancangan Program Audit untuk Pengujian Substantif .........................9
2.5 Organisasi Buku ......................................................................................10
BAB III PENUTUP .............................................................................................15
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Auditing merupakan salah satu bidang akuntansi yang membahas tentang
prinsip,prosedur dan metoda perolehan dan penilaian bukti yang berkaitan dengan
laporan keuangan(Munawir, 1995). Tujuan auditing adalah memberikan pendapat
mengenai kewajaran ataukesesuaian laporan keuangan berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan, yaitu prinsipakuntansi yang berlaku umum. Laporan keuangan
yang telah diaudit akan sangat bergunabagi para pemakai laporan keuangan,
terutama dalam hal pengambilan keputusan ekonomi.

Kantor Akuntan Publik (KAP) merupakan perusahaan yang melayani jasa


penilaian kualitas sebuah laporan keuangan lewat opini yang mereka berikan.
Pendapatauditor berguna bagi perusahaan untuk pengambilan keputusan
managerial. Kemudianperusahaan akan mempublikasikan laporan keuangan yang
telah diaudit kepada masyarakat sebagai wujud pertanggung jawaban atas kinerja
perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Dasar-Dasar Prosedur Pengauditan Laporan Keuangan ?

2. Apa saja Lingkungan Audit ?

3. Apa saja Perencanaan Audit ?

4. Bagaimana Metedologi Pengujian Audit ?

5. Bagaimana Pendeketan Siklus dalam Audit ?

1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Dasar-Dasar Prosedur Pengauditan Laporan Keuangan

2. Mengetahui Lingkungan Audit

3. Mengetahui Perencanaan Audit

4. Mengetahui Metedologi Pengujian Audit

5. Mengetahui Pendekatan Siklus dalam Audit

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dasar-dasar Prosedur Pengauditan Laporan Keuangan


Auditing Merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiwa akuntansi. Auditing
dalam hal ini berkaitan dengan laporan keuangan sehingga membutuhkan
pemahaman aspek keuangan terlebih dahulu. Para mahasiswa harus sudah
menempuh beberapa mata kuliah prasyarat sebelum mengambil mata kuliah
Auditing. Mata kuliah prasyarat tersebut umumnya dapat diklasifikasikan menjadi
dua bagian. Bagian yang pertama adalah mata kuliah akuntansi keuangan
(Akuntansi Pengantar I, Akuntansi Pengantar II, Akuntansi Keuangan I, dan
Akuntansi Keuangan II). Akuntansi Keuangan Lanjutan dapat diambil bersamaan
dengan pengambilan mata kuliah Auditing. Bagian yang kedua adalah mata kuliah
yang berkaitan dengan sistem informasi (Sistem Akuntansi, Sistem Informasi
Akuntansi I, dan Sistem Informasi Akuntansi II).

Dari struktur kurikulum jurusan akuntansi, dapat dilihat bahwa Auditing


merupakan muara dari berbagai pilar ilmu. Meskipun demikian, Auditing
bukanlah bagian dari ilmu akuntansi atau sebaliknya. Auditing memiliki
keterkaitan yang erat dengan akuntansi karena Auditing yang dipelajari oleh
mahasiswa akuntansi ada dalam konteks audit laporan keuangan.

Buku yang kedua ini merupakan kelanjutan dari buku yang pertama.
Keduanya merupakan satu rangkaian pembahasan tentang Auditing laporan
keuangan. Auditing I (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan) mengulas konsep
dasar ilmu Auditing. Secara garis besar organisasi buku pertama dapat diuraikan
sebagai berikut :

Lingkungan Auditing

Bagian ini terdiri dari 3 bab, yaitu : (1) Auditing dan Profesi Akuntan Publik,
(2) Teori Konsep Dasar, dan Standar Auditing, (3) Audit Laporan Keuangan dan
Laporan Audit.

3
Perencanaan Audit

Bagian ini terdiri dari 5 bab, yaitu : (1) Penerimaan Penugasan dan
perencanaan Audit, (2) Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan, (3)
Tujuan dan Bukti Audit, (4) Kertas Kerja Audit, (5) Pemahaman terhadap
Struktur Pengendalian Intern.

Metedologi Pengujian Audit

Bagian ini terdiri dari 3 bab, yaitu (1) Pengujian Pengendalian dan pengujian
Subtansif, (2) Sampling Audit, (3) Auditing pada Sistem PDE.

Dalam buku yang kedua, dibahas dasar-dasar prosedur pengauditan laporan


keuangan. Untuk mempelajari materi yang ada dibuku kedua ini, mahasiwa
diharapkan sudah tidak memiliki masalah yang berarti dalam memahami konsep-
konsep dasar yang telah dibahas di Auditing I. Buku yang kedua bersifat lebih
teknis dan operasional. Materi yang diulas berkaitan dengan model pengauditan
laporan keuangan dengan menggunakan pendekatan siklus transaksi. Oleh karena
itu, 6 bab pertama berisi audit siklus transaksi. Setiap bab dimulai dengan
pemahaman secara menyeluruh terhadap kelas transaksi, rekening, dan aktivitas
yang berkaitan dengan siklus yang sedang dibahas. Perencanaan audit dan
metodologi pengujian yang telah dibahas di Auditing I digunakan sebagai dasasr
untuk :

a. Mengembangkan tujuan audit spesifik dalam siklus yang sedang diperiksa,

b. Mempertimbangkan tingkat materialitas, risiko dan strategi audit,

c. Memperoleh pemahaman terhadap struktur pengendalian intern dan


menaksir risko pengendalian,

d. Mengembangkan program audit untuk memenuhi tingkat risiko deteksi


yang ditentukan.

Bagian kedua berisi 3 bab yang membahas ; Tahap penyelesaian Audit, Pelaporan
Audit, dan Jasa Lain Kantor Akuntan Publik.

4
2.2 Maksud dan Tujuan Bab ini
Bab ini memberikan kerangka berpikir baik bagi para dosen maupun
mahasiswa sedang menekuni ilmu Auditing. Ilmu Auditing diajarkan bukan
untuk dihafalkan oleh para mahasiswa. Sangat tidak mungkin mahasiswa
menghafal materi Auditing. Apabila mahasiwa selalu menghafal, secara implisit
nampak bahwa ilmu Auditing adalah ilmu yang statis. Padahal ilmu Auditing
memiliki aspek sebaliknya. Ilmu Auditing bersifat sangat dinamis menyesuaikan
dengan kondisi linkungan yang berubah. Apabila mahasiswa sudah memiliki
kerangka berpikir yang jelas, diharapkan para mahasiswa mampu memahami,
merancang, dan mengembangkan berbagai macam program audit. Perekayasaan
program audit sangat tergantung pada kondisi lingkungan dari obyek yang diaudit.
Bila program audit tersebut sekadar dihafal, sangat mungkin bahwa program audit
yang telah dihafalkan tersebut tidak sesuai dengan obyek audit yang sedang
dihadapi. Tentu saja dosen pengampu mata kuliah Auditing juga perlu menyadari
benar hal ini.

Secara garis besar, prosedur audit laporan keuangan dapat dipilah menjadi dua
tahap. Tahap yang pertama adalah penyusunan program audit untuk pengujian
pengendalian. Sedangkan tahap yang kedua adalah penyusunan program audit
untuk pengujian substantif Dalam buku I telah dibahas bahwa auditor melakukan
strategi audit pendahuluan (Preliminary Audit Strategy). Auditor dapat memilih
pendekatan pengujian substantif atau pendekatan risiko pengendalian rendah
(lower Assesed Level of Control Risk). Dengan pendekatan pengujian terutama
substantif, auditor merencanakan prosedur pemahaman Struktur Pengendalian
Intern yang kurang ekstensif. Auditor merencanakan untuk memperluas pengujian
substantif. Meskipun demikian, bila auditor menemukan indikasi-indikasi yang
memungkinkan auditor dapat menentukan risiko pengendalian yang rendah maka
auditor dapat mengambil strategi pendekatan risiko pengendalian rendah. Bila
pendekatan risiko pengendalian rendah digunakan maka auditor merancang untuk
melakukan pemahaman dan pengujian terhadap SPI secara ekstensif. Baik dengan
pendekatan pengujian terutama substantif ataupun pendekatan risiko pengendalian
rendah, auditor tetap melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif.

5
Pendekatan audit tidak didasarkan pada pendekatan pos atau rekening tapi
dikembangkan menjadi pendekatan siklus. Siklus ini mengorganisasikan kegiatan-
kegiatan perusahaan. Kegiatan-kegiatan perusahaan tersebut dipilah menjadi
beberapa siklus. Siklus-siklus tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Siklus Pendapatan

Siklus pendapatan berisi aktivitas-aktivitas perusahaan yang berkaitan


dengan pertukaran barang dan jasa antara perusahaan dengan para
pelanggan dan proses pengumpulan kas yang dilakukan oleh perusahaan.
Kelas transaksi dalam siklus ini antara lain: penjualan kredit, penerimaan
kas, dan penyesuaian penjualan

2. Siklus Pengeluaran

Siklus pengeluaran berisi aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan


berbagai keputusan dan proses untuk memperoleh aktiva tetap, barang dan
jasa yang diperlukan dalam proses operasional perusahaan dan
pembayaran yang dilakukan perusahaan atas aktiva tetap, barang dan jasa
yang diperoleh. Kelas transaksi dalam siklus ini antara lain: pembelian dan
pengeluaran kas.

3. Siklus Personalia

Siklus personalia melibatkan berbagai transaksi yang terkait dengan


aktivitas karyawan dan pembayarannya. Kelas transaksi dalam siklus ini
adalah transaksi penggajian.

4. Siklus Produksi

Siklus produksi berkaitan dengan konversi bahan baku menjadi barang


jadi. Transaksi dalam siklus ini meliputi perencanaan dan pengendalian
produksi dan besarnya tingkat persediaan. Transaksi dalam siklus ini
disebut sebagai tansaksi-transaksi manufaktur (produksi).

6
5. Siklus Investasi dan Pendanaan

Siklus investasi berkaitan dengan aktivitas kepemilikan surat berharga


yang dikeluarkan oleh perusahaan lain. Siklus pendanaan berkaitan dengan
aktivitas penghimpunan dana yang berasal dari pihak lain, baik sebagai
setoran modal maupun utang jangka panjang, pembayaran kembali utang
jangka panjang, pembayaran bunga dan pembayaran dividen.

6. Siklus kas

Siklus kas merupakan akumulasi dari siklus-siklus yang dibahas


sebelumnya. Seluruh transaksi dalam kelima siklus diatas memiliki kaitan
dengan kas, baik langsung maupun tidak langsung.

7
2.3 Perancangan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian
Mahasiswa diharapkan dapat menyusun program audit untuk pengujian
pengendalian dalam berbagai kondisi dari objek yang diaudit. Untuk mencapai
tujuan tersebut mahasiswa perlu memahami sistem informasi akuntansi dari klien
yang akan diaudit. Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi mutlak
diperlukan karena pada dasarnya audit merupakan pengujian yang sistematis
terhadap sistem informasi akuntansi klien. Tahap-tahap dalam Perancangan

Program Audit untuk pengujian pengedalian dapat dirinci dengan bagan


sebagi berikut:

8
2.4 Perancangan Program Audit untuk Pengujian Substantif
Pengujian substantif merupakan tahap audit yang memberikan bukti
kewajaran laporan keuangan yang disusun oleh pihak manajemen. Perancangan
program pengujian substantif ditentukan oleh tujuan audit yang telah ditentukan
sebelumnya Dalam pelaksanaan program pengujian substantif ini auditor
melaksanakan berbagai macam prosedur untuk menentukan apakah saldo akun
yang disajikan di dalam neraca sudah menunjukkan jumlah yang sesungguhnya.
Dalam tahap pengujian ini berarti auditor melakukan verifikasi atas dipenuhinya
kelima asersi manajemen (keberadaan dan keterjadian, kelengkapan, penilaian dan
alokasi, hak dan kewajiban serta penyajian dan pengungkapan). Secara sistematis,
konsep ini dapat disajikan sebagai berikut:

Asersi Manajemen dalam Pengujian Subtantif

Sebelum melakukan pengujian substantif, auditor menentukan tingkat risiko


deteksi yang diterima. Penentuan risiko deteksi dapat dilakukan apabila sudah
memiliki pemahaman yang memadai atas Struktur Pengendalian Intern. Tingkat
risiko deteksi

9
2.5 Organisasi Buku

Bagian Pertama

Dasar-Dasar Prosedur Pengauditan Laporan Keuangan Bagian ini


memberikan kerangka berpikir bagi mahasiswa untuk memahami materi Auditing
2. Kerangka ini diibaratkan sebagai peta bagi pramuka yang bertugas untuk
menyelesaikan tugas untuk melintasi hutan. Bila peta tersebut tidak dipahami
maka besar kemungkinan kalau mereka akan tersesat. Bagian ini, meskipun hanya
terdiri dari satu bab tetapi memiliki peran yang penting dalam proses pemahaman
materi Auditing 2.

Adapun tahapan-tahapan audit laporan keuangan sebagai berikut:

1. Penerimaan Perikatan Audit

Perikatan merupakan suatu kesepakatan kedua belah pihak. Dalam hal audit maka
kedua belah pihak ini adalah pihak auditor dan perusahaan yang biasanya diwakili
oleh manajemen. Sebelum melaksanakan audit, maka harus ada sebuah
kesepakatan yang harus dibuat dan disetujui bersama. Manajemen atau klien
menyerahkan audit laporan keuangan kepada auditor dan auditor menyanggupi
audit laporan keuangan sesuai dengan kompetensinya. Bentuk perikatan ini dalam
bentuk surat perikatan audit. Tahap pertama dalam mengaudit suatu laporan
keuangan adalah memutuskan apakah akan menolak atau menerima pekerjaan
audit tersebut. Namun, untuk memutuskannya auditor juga mempertimbangkan
hal-hal seperti integritas manajemen, mengidentifikasi risiko, menilai
independensi, menentukan kompetensi dan kemampuan profesionalnya. Jadi
dalam menentukan untuk menerima siklus audit atau tidak memerlukan
pertimbangan yang banyak bukan semata-mata mendapatkan klien saja. Hal ini
sesuai dengan tujuan audit yaitu mengevaluasi, sehingga perlu
mempertimbangkan berbagai faktor.

10
2. Perencanaan Proses Audit

Merencanakan proses audit adalah tahapan selanjutnya yang harus diketahui


auditor. Untuk membuat perencanaan audit, seorang auditor harus melakukan
beberapa kegiatan seperti:

 Memahami bisnis dan industri klien.

 Melakukan prosedur analitik

 Menentukan materialitas, menetapkan risiko audit dan risiko bawaan.

 Memahami struktur pengendalian intern dan menetapkan risiko


pengendalian.

 Mengembangkan rencana audit dan program audit.

Nanti pada praktiknya tidaklah sesingkat hal tersebut. Dari setiap kegiatan yang
dilakukan dalam perencanaan proses audit tersebut memiliki hal atau bagian lain
yang harus dikerjakan lagi. Dengan demikian, rencana audit laporan keuangan
pun dibuat dengan benar dan tepat.

3. Pelaksanaan Pengujian Audit

Setelah membuat perencanaan audit laporan keuangan maka saatnya


melaksanakan pengujian audit. Pada tahap ini, auditor akan melakukan pengujian
analitik, pengujian pengendalian dan pengujian substantif. Singkatnya pengujian
analitik dilakukan auditor dengan mempelajari data-data dan informasi bisnis
klien dan membandingkan dengan data dan informasi lain. Pengujian
pengendalian merupakan prosedur audit untuk melakukan verifikasi efektivitas
pengendalian internal klien. Sementara pengujian substantif merupakan siklus
audit untuk menemukan kesalahan yang langsung memberikan pengaruh pada
laporan keuangan. Dengan ini, tujuan audit untuk mengevaluasi sudah dicapai.

4. Pelaporan Audit

Setelah uji audit dilaksanakan, tahap akhir yang harus dilakukan adalah
melaporkan hasil audit. Di dalam laporan audit terdapat lingkup audit, objek audit,

11
tujuan audit, hingga hasil audit serta rekomendasi yang harus diberikan jika ada
kekurangan. Laporan audit ini merupakan bentuk komunikasi auditor dengan
pihak lainnya, sehingga harus dibuat dengan sangat detail, teliti dan penuh
tanggung jawab. Hal ini dilakukan untuk menjaga kinerja dan nama baik tempat
auditor bekerja.

Bagian Kedua

Bagian kedua berisi materi pengauditan terhadap siklus-siklus transaksi. Bagian


ini terdiri dari 6 bab yang dapat dirinci sebagai berikut:

• Audit Siklus Pendapatan,

• Audit Siklus Pengeluaran,

• Audit Siklus Jasa Personalia,

• Audit Siklus Produksi: Persediaan

• Audit Siklus Investasi dan Pendanaan,

• Audit Saldo kas.

Kelima bab yang pertama memiliki pola yang sama. Pola tersebut telah dijelaskan
dalam bab pertama. Untuk audit saldo kas, dilakukan prosedur yang agak berbeda
karena saldo kas memiliki kekhususan dalam kaitannya dengan masing-masing
siklus yang ada di atas.

Bagian Ketiga

Bagian ketiga terdiri dari topik – topik :

a) Tahap Penyelesaian Audit

Jika semua unsur laporan keuangan telah selesai diaudit, auditor sampai pada
tahap akhir audit. Tahap ini dilakukan setelah pelaksanaan audit atas berbagai
siklus yang telah dibahas sebelumnya. Tahap ini sangat penting, yang sangat
mempengaruhi keberhasilan hasil audit. Keputusan yang diambil auditor selama
tahap penyelesaian ini untuk mencapai hasil audit yang optimal. Berbagai

12
prosedur yang diterapkan dalam tahap ini dapat menghasilkan bukti tambahan
yang dapat mempengaruhi kesimpulan audit. Pengaruh tersebut meliputi
kesimpulan akhir atas saldo setiap rekening yang akan dicantumkan dalam
laporan keuangan, dan pendapat auditor atas laporan keuangan secara
keseluruhan.

Prosedur – prosedur yang diterapkan dalam tahap penyelesaian audit mempunyai


beberapa karakteristik khusus, yaitu :

 Prosedur – prosedur tersebut tidak mengacu ke siklus transaksi maupun


saldo rekening tertentu

 Prosedur – prosedur tersebut dilaksanakan setelah tanggal neraca

 Prosedur – prosedur tersebut sangat memerlukan pertimbangan subyektif


auditor

 Prosedur – prosedur tersebut biasanya dilaksanakan oleh manajer audit


atau akuntan senior yang berpengalaman

Pada tahap ini, auditor biasanya bekerja dengan keterbatasan waktu. Hal ini
karena keinginan klien untuk memperoleh laporan audit secepat mungkin.
Meskipun demikian, auditor harus menggunakan waktu yang tersedia untuk
membuat pertimbangan profesional dan menyatakan pendapat sesuai keadaan
yang sebenarnya.

b) Tahap Pelaporan

Pelaporan audit yang merupakan hasil dari pekerjaan audit yang telah dikerjakan
adalah tahap terakhir. Dalam bab ini, diuraikan mengenai laporan audit untuk
menjelaskan bagaimana auditor merumuskan pendapatnya dan menuangkannya
dalam laporan audit. Laporan ini merupakan bentuk komunikasi auditor dengan
pihak lainnya sehingga tidak boleh dibuat secara sembarangan. Di dalam laporan
audit harus mencakup jenis opini, jasa yang diberikan, objek yang diaudit, lingkup
audit, tujuan audit, hasil audit dan rekomendasi yang diberikan jika ada
kekurangan, dan informasi atau istilah audit pada laporan keuangan lainnya.

13
Laporan audit merupakan tanggung jawab audit yang besar sehingga untuk
memutuskan dan membuat laporan ini harus hati – hati. Jika tidak maka nama
Kantor Akuntan Publik akan tercemar dan akan ada hukuman dari pihak yang
berwajib.

c) Jasa – Jasa Lain Kantor Akuntan Publik

Dalam jasa lainnya akuntan publik mengadakan perikatan untuk menerbitkan


komunikasi tertulis yang menyatakan suatu simpulan tentang keandalan asersi
tertulis yang menjadi tanggung jawab entitas. Atestasi adalah suatu pernyataan
pendapat atau pertimbangan akuntan publik tentang apakah asersi suatu entitas
sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Sedangkan asersi (assertion) adalah suatu deklarasi atau rangkaian deklarasi
secara keseluruhan oleh pihak yang bertanggung jawab atas deklarasi tersebut.
Asersi adalah pernyataan yang dibuat oleh satu pihak yang secara implisit
dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak ketiga).

Dalam bab ini, ditekankan pada pembahasan jasa – jasa lain kantor akuntan
publik, standar dan laporan yang berkaitan dengan jasa atestasi dan jasa akuntansi.
Jasa lainnya yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, dan manajemen,
mencakup antara lain:

 Jasa audit kinerja.

 Jasa internal audit.

 Jasa perpajakan.

 Jasa kompilasi laporan keuangan.

 Jasa pembukuan.

 Jasa prosedur yang disepakati atas informasi keuangan.

 Jasa system teknologi informasi.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Auditing Merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiwa akuntansi. Auditing dalam
hal ini berkaitan dengan laporan keuangan sehingga membutuhkan pemahaman
aspek keuangan terlebih dahulu. Para mahasiswa harus sudah menempuh
beberapa mata kuliah prasyarat sebelum mengambil mata kuliah Auditing. Mata
kuliah prasyarat tersebut umumnya dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian.
Bagian yang pertama adalah mata kuliah akuntansi keuangan (Akuntansi
Pengantar I, Akuntansi Pengantar II, Akuntansi Keuangan I, dan Akuntansi
Keuangan II). Akuntansi Keuangan Lanjutan dapat diambil bersamaan dengan
pengambilan mata kuliah Auditing. Bagian yang kedua adalah mata kuliah yang
berkaitan dengan sistem informasi (Sistem Akuntansi, Sistem Informasi
Akuntansi I, dan Sistem Informasi Akuntansi II).
Secara garis besar organisasi buku pertama dapat diuraikan sebagai berikut :
Lingkungan Auditing
Bagian ini terdiri dari 3 bab, yaitu : (1) Auditing dan Profesi Akuntan Publik,
(2) Teori Konsep Dasar, dan Standar Auditing, (3) Audit Laporan Keuangan dan
Laporan Audit.
Perencanaan Audit
Bagian ini terdiri dari 5 bab, yaitu : (1) Penerimaan Penugasan dan
perencanaan Audit, (2) Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan, (3)
Tujuan dan Bukti Audit, (4) Kertas Kerja Audit, (5) Pemahaman terhadap
Struktur Pengendalian Intern.
Metedologi Pengujian Audit
Bagian ini terdiri dari 3 bab, yaitu (1) Pengujian Pengendalian dan pengujian
Subtansif, (2) Sampling Audit, (3) Auditing pada Sistem PDE.

Perencanaan audit dan metodologi pengujian yang telah dibahas di Auditing I


digunakan sebagai dasasr untuk :
a. Mengembangkan tujuan audit spesifik dalam siklus yang sedang diperiksa,

15
b. Mempertimbangkan tingkat materialitas, risiko dan strategi audit,
c. Memperoleh pemahaman terhadap struktur pengendalian intern dan menaksir
risko pengendalian,
d. Mengembangkan program audit untuk memenuhi tingkat risiko deteksi yang
ditentukan.
Bagian kedua berisi 3 bab yang membahas ; Tahap penyelesaian Audit, Pelaporan
Audit, dan Jasa Lain Kantor Akuntan Publik.

Kegiatan-kegiatan perusahaan tersebut dipilah menjadi beberapa siklus. Siklus-


siklus tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Siklus Pendapatan
2. Siklus Pengeluaran
3. Siklus Personalia
4. Siklus Produksi
5. Siklus Investasi dan Pendanaan
6. Siklus kas

Tahap-tahap dalam Perancangan Program Audit untuk pengujian pengedalian


dapat dirinci dengan bagan sebagi berikut:
1. Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi
2. Penentuan kemungkinan salah saji
3. Penentuan aktivitas untuk mencegah
4. Penentuan prosedur audit untuk efektivitas
5. Penyusunan Program Audit

Pengujian Substantif
Pengujian substantif merupakan tahap audit yang memberikan bukti kewajaran
laporan keuangan yang disusun oleh pihak manajemen. Perancangan program
pengujian substantif ditentukan oleh tujuan audit yang telah ditentukan
sebelumnya Dalam pelaksanaan program pengujian substantif ini auditor
melaksanakan berbagai macam prosedur untuk menentukan apakah saldo akun
yang disajikan di dalam neraca sudah menunjukkan jumlah yang sesungguhnya.

16
Asersi Manajemen dalam Pengujian Subtantif
Sebelum melakukan pengujian substantif, auditor menentukan tingkat risiko
deteksi yang diterima. Penentuan risiko deteksi dapat dilakukan apabila sudah
memiliki pemahaman yang memadai atas Struktur Pengendalian Intern. Tingkat
risiko deteksi.

Organisasi Buku
Kerangka ini diibaratkan sebagai peta bagi pramuka yang bertugas untuk
menyelesaikan tugas untuk melintasi hutan. Bila peta tersebut tidak dipahami
maka besar kemungkinan kalau mereka akan tersesat.
Bagian Pertama
Adapun tahapan-tahapan audit laporan keuangan sebagai berikut:
1. Penerimaan Perikatan Audit
2. Perencanaan Proses Audit
3. Pelaksanaan Pengujian Audit
4. Pelaporan Audit
Bagian Kedua
Bagian kedua berisi materi pengauditan terhadap siklus-siklus transaksi. Bagian
ini terdiri dari 6 bab yang dapat dirinci sebagai berikut:
• Audit Siklus Pendapatan,
• Audit Siklus Pengeluaran,
• Audit Siklus Jasa Personalia,
• Audit Siklus Produksi: Persediaan
• Audit Siklus Investasi dan Pendanaan,
• Audit Saldo kas.
Bagian Ketiga
Bagian ketiga terdiri dari topik – topik :
a) Tahap Penyelesaian Audit
b) Tahap Pelaporan
c) Jasa – Jasa Lain Kantor Akuntan Publik

17
DAFTAR PUSTAKA

Halim Abdul, dan Budisantoso Totok. 2014. Auditing 2 Dasar-dasar Prosedur


Pengauditan Laporan Keuangan. UPP STIM YKPN.

18

Anda mungkin juga menyukai