PENGAUDITAN II
Dosen Pengampu :
Dr. Budiandru SE., Ak., ME.Sy.,CA., CPA.
Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Gilang Fathur Albajili 1802015196
2. Adam Anugrah Pratama 1902015054
3. Bagas Rizky Haryansyah 1902015118
4. Habib Fikri Salam 1902015122
5. Wisnu Wardiansyah 1902015036
6D AKUNTANSI
PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Bismillahiramanirahim,
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Kami ucapkan rasa syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, dengan ini
kami mampu menyelesaikan penyusunan makalah Pengauditan II yang berjudul
”Dasar-dasar Prosedur Pengauditan Laporan Keuangan”. Semoga makalah ini
dapat digunakan sebagai salah satu acuan ataupun pedoman bagi pembaca
mengenai akuntansi. Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
mata kuliah Pengauditan II yang telah memberikan tugas untuk menambah
wawasan mengenai mata kuliah yang diampu.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kritik dan saran penulis harapkan dari para pembaca agar terciptanya
kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini.
Billahi fi sabillilhaqfastabiqulkhairat,
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................1
1.3 Tujuan .......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................3
2.1 Dasar-dasar Prosedur Pengauditan Laporan Keuangan ............................3
2.2 Maksud dan Tujuan Bab ini ......................................................................5
2.3 Perancangan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian ....................8
2.4 Perancangan Program Audit untuk Pengujian Substantif .........................9
2.5 Organisasi Buku ......................................................................................10
BAB III PENUTUP .............................................................................................15
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................18
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Dasar-Dasar Prosedur Pengauditan Laporan Keuangan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Buku yang kedua ini merupakan kelanjutan dari buku yang pertama.
Keduanya merupakan satu rangkaian pembahasan tentang Auditing laporan
keuangan. Auditing I (Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan) mengulas konsep
dasar ilmu Auditing. Secara garis besar organisasi buku pertama dapat diuraikan
sebagai berikut :
Lingkungan Auditing
Bagian ini terdiri dari 3 bab, yaitu : (1) Auditing dan Profesi Akuntan Publik,
(2) Teori Konsep Dasar, dan Standar Auditing, (3) Audit Laporan Keuangan dan
Laporan Audit.
3
Perencanaan Audit
Bagian ini terdiri dari 5 bab, yaitu : (1) Penerimaan Penugasan dan
perencanaan Audit, (2) Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan, (3)
Tujuan dan Bukti Audit, (4) Kertas Kerja Audit, (5) Pemahaman terhadap
Struktur Pengendalian Intern.
Bagian ini terdiri dari 3 bab, yaitu (1) Pengujian Pengendalian dan pengujian
Subtansif, (2) Sampling Audit, (3) Auditing pada Sistem PDE.
Bagian kedua berisi 3 bab yang membahas ; Tahap penyelesaian Audit, Pelaporan
Audit, dan Jasa Lain Kantor Akuntan Publik.
4
2.2 Maksud dan Tujuan Bab ini
Bab ini memberikan kerangka berpikir baik bagi para dosen maupun
mahasiswa sedang menekuni ilmu Auditing. Ilmu Auditing diajarkan bukan
untuk dihafalkan oleh para mahasiswa. Sangat tidak mungkin mahasiswa
menghafal materi Auditing. Apabila mahasiwa selalu menghafal, secara implisit
nampak bahwa ilmu Auditing adalah ilmu yang statis. Padahal ilmu Auditing
memiliki aspek sebaliknya. Ilmu Auditing bersifat sangat dinamis menyesuaikan
dengan kondisi linkungan yang berubah. Apabila mahasiswa sudah memiliki
kerangka berpikir yang jelas, diharapkan para mahasiswa mampu memahami,
merancang, dan mengembangkan berbagai macam program audit. Perekayasaan
program audit sangat tergantung pada kondisi lingkungan dari obyek yang diaudit.
Bila program audit tersebut sekadar dihafal, sangat mungkin bahwa program audit
yang telah dihafalkan tersebut tidak sesuai dengan obyek audit yang sedang
dihadapi. Tentu saja dosen pengampu mata kuliah Auditing juga perlu menyadari
benar hal ini.
Secara garis besar, prosedur audit laporan keuangan dapat dipilah menjadi dua
tahap. Tahap yang pertama adalah penyusunan program audit untuk pengujian
pengendalian. Sedangkan tahap yang kedua adalah penyusunan program audit
untuk pengujian substantif Dalam buku I telah dibahas bahwa auditor melakukan
strategi audit pendahuluan (Preliminary Audit Strategy). Auditor dapat memilih
pendekatan pengujian substantif atau pendekatan risiko pengendalian rendah
(lower Assesed Level of Control Risk). Dengan pendekatan pengujian terutama
substantif, auditor merencanakan prosedur pemahaman Struktur Pengendalian
Intern yang kurang ekstensif. Auditor merencanakan untuk memperluas pengujian
substantif. Meskipun demikian, bila auditor menemukan indikasi-indikasi yang
memungkinkan auditor dapat menentukan risiko pengendalian yang rendah maka
auditor dapat mengambil strategi pendekatan risiko pengendalian rendah. Bila
pendekatan risiko pengendalian rendah digunakan maka auditor merancang untuk
melakukan pemahaman dan pengujian terhadap SPI secara ekstensif. Baik dengan
pendekatan pengujian terutama substantif ataupun pendekatan risiko pengendalian
rendah, auditor tetap melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian
substantif.
5
Pendekatan audit tidak didasarkan pada pendekatan pos atau rekening tapi
dikembangkan menjadi pendekatan siklus. Siklus ini mengorganisasikan kegiatan-
kegiatan perusahaan. Kegiatan-kegiatan perusahaan tersebut dipilah menjadi
beberapa siklus. Siklus-siklus tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Siklus Pendapatan
2. Siklus Pengeluaran
3. Siklus Personalia
4. Siklus Produksi
6
5. Siklus Investasi dan Pendanaan
6. Siklus kas
7
2.3 Perancangan Program Audit untuk Pengujian Pengendalian
Mahasiswa diharapkan dapat menyusun program audit untuk pengujian
pengendalian dalam berbagai kondisi dari objek yang diaudit. Untuk mencapai
tujuan tersebut mahasiswa perlu memahami sistem informasi akuntansi dari klien
yang akan diaudit. Pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi mutlak
diperlukan karena pada dasarnya audit merupakan pengujian yang sistematis
terhadap sistem informasi akuntansi klien. Tahap-tahap dalam Perancangan
8
2.4 Perancangan Program Audit untuk Pengujian Substantif
Pengujian substantif merupakan tahap audit yang memberikan bukti
kewajaran laporan keuangan yang disusun oleh pihak manajemen. Perancangan
program pengujian substantif ditentukan oleh tujuan audit yang telah ditentukan
sebelumnya Dalam pelaksanaan program pengujian substantif ini auditor
melaksanakan berbagai macam prosedur untuk menentukan apakah saldo akun
yang disajikan di dalam neraca sudah menunjukkan jumlah yang sesungguhnya.
Dalam tahap pengujian ini berarti auditor melakukan verifikasi atas dipenuhinya
kelima asersi manajemen (keberadaan dan keterjadian, kelengkapan, penilaian dan
alokasi, hak dan kewajiban serta penyajian dan pengungkapan). Secara sistematis,
konsep ini dapat disajikan sebagai berikut:
9
2.5 Organisasi Buku
Bagian Pertama
Perikatan merupakan suatu kesepakatan kedua belah pihak. Dalam hal audit maka
kedua belah pihak ini adalah pihak auditor dan perusahaan yang biasanya diwakili
oleh manajemen. Sebelum melaksanakan audit, maka harus ada sebuah
kesepakatan yang harus dibuat dan disetujui bersama. Manajemen atau klien
menyerahkan audit laporan keuangan kepada auditor dan auditor menyanggupi
audit laporan keuangan sesuai dengan kompetensinya. Bentuk perikatan ini dalam
bentuk surat perikatan audit. Tahap pertama dalam mengaudit suatu laporan
keuangan adalah memutuskan apakah akan menolak atau menerima pekerjaan
audit tersebut. Namun, untuk memutuskannya auditor juga mempertimbangkan
hal-hal seperti integritas manajemen, mengidentifikasi risiko, menilai
independensi, menentukan kompetensi dan kemampuan profesionalnya. Jadi
dalam menentukan untuk menerima siklus audit atau tidak memerlukan
pertimbangan yang banyak bukan semata-mata mendapatkan klien saja. Hal ini
sesuai dengan tujuan audit yaitu mengevaluasi, sehingga perlu
mempertimbangkan berbagai faktor.
10
2. Perencanaan Proses Audit
Nanti pada praktiknya tidaklah sesingkat hal tersebut. Dari setiap kegiatan yang
dilakukan dalam perencanaan proses audit tersebut memiliki hal atau bagian lain
yang harus dikerjakan lagi. Dengan demikian, rencana audit laporan keuangan
pun dibuat dengan benar dan tepat.
4. Pelaporan Audit
Setelah uji audit dilaksanakan, tahap akhir yang harus dilakukan adalah
melaporkan hasil audit. Di dalam laporan audit terdapat lingkup audit, objek audit,
11
tujuan audit, hingga hasil audit serta rekomendasi yang harus diberikan jika ada
kekurangan. Laporan audit ini merupakan bentuk komunikasi auditor dengan
pihak lainnya, sehingga harus dibuat dengan sangat detail, teliti dan penuh
tanggung jawab. Hal ini dilakukan untuk menjaga kinerja dan nama baik tempat
auditor bekerja.
Bagian Kedua
Kelima bab yang pertama memiliki pola yang sama. Pola tersebut telah dijelaskan
dalam bab pertama. Untuk audit saldo kas, dilakukan prosedur yang agak berbeda
karena saldo kas memiliki kekhususan dalam kaitannya dengan masing-masing
siklus yang ada di atas.
Bagian Ketiga
Jika semua unsur laporan keuangan telah selesai diaudit, auditor sampai pada
tahap akhir audit. Tahap ini dilakukan setelah pelaksanaan audit atas berbagai
siklus yang telah dibahas sebelumnya. Tahap ini sangat penting, yang sangat
mempengaruhi keberhasilan hasil audit. Keputusan yang diambil auditor selama
tahap penyelesaian ini untuk mencapai hasil audit yang optimal. Berbagai
12
prosedur yang diterapkan dalam tahap ini dapat menghasilkan bukti tambahan
yang dapat mempengaruhi kesimpulan audit. Pengaruh tersebut meliputi
kesimpulan akhir atas saldo setiap rekening yang akan dicantumkan dalam
laporan keuangan, dan pendapat auditor atas laporan keuangan secara
keseluruhan.
Pada tahap ini, auditor biasanya bekerja dengan keterbatasan waktu. Hal ini
karena keinginan klien untuk memperoleh laporan audit secepat mungkin.
Meskipun demikian, auditor harus menggunakan waktu yang tersedia untuk
membuat pertimbangan profesional dan menyatakan pendapat sesuai keadaan
yang sebenarnya.
b) Tahap Pelaporan
Pelaporan audit yang merupakan hasil dari pekerjaan audit yang telah dikerjakan
adalah tahap terakhir. Dalam bab ini, diuraikan mengenai laporan audit untuk
menjelaskan bagaimana auditor merumuskan pendapatnya dan menuangkannya
dalam laporan audit. Laporan ini merupakan bentuk komunikasi auditor dengan
pihak lainnya sehingga tidak boleh dibuat secara sembarangan. Di dalam laporan
audit harus mencakup jenis opini, jasa yang diberikan, objek yang diaudit, lingkup
audit, tujuan audit, hasil audit dan rekomendasi yang diberikan jika ada
kekurangan, dan informasi atau istilah audit pada laporan keuangan lainnya.
13
Laporan audit merupakan tanggung jawab audit yang besar sehingga untuk
memutuskan dan membuat laporan ini harus hati – hati. Jika tidak maka nama
Kantor Akuntan Publik akan tercemar dan akan ada hukuman dari pihak yang
berwajib.
Dalam bab ini, ditekankan pada pembahasan jasa – jasa lain kantor akuntan
publik, standar dan laporan yang berkaitan dengan jasa atestasi dan jasa akuntansi.
Jasa lainnya yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan, dan manajemen,
mencakup antara lain:
Jasa perpajakan.
Jasa pembukuan.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Auditing Merupakan mata kuliah wajib bagi mahasiwa akuntansi. Auditing dalam
hal ini berkaitan dengan laporan keuangan sehingga membutuhkan pemahaman
aspek keuangan terlebih dahulu. Para mahasiswa harus sudah menempuh
beberapa mata kuliah prasyarat sebelum mengambil mata kuliah Auditing. Mata
kuliah prasyarat tersebut umumnya dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian.
Bagian yang pertama adalah mata kuliah akuntansi keuangan (Akuntansi
Pengantar I, Akuntansi Pengantar II, Akuntansi Keuangan I, dan Akuntansi
Keuangan II). Akuntansi Keuangan Lanjutan dapat diambil bersamaan dengan
pengambilan mata kuliah Auditing. Bagian yang kedua adalah mata kuliah yang
berkaitan dengan sistem informasi (Sistem Akuntansi, Sistem Informasi
Akuntansi I, dan Sistem Informasi Akuntansi II).
Secara garis besar organisasi buku pertama dapat diuraikan sebagai berikut :
Lingkungan Auditing
Bagian ini terdiri dari 3 bab, yaitu : (1) Auditing dan Profesi Akuntan Publik,
(2) Teori Konsep Dasar, dan Standar Auditing, (3) Audit Laporan Keuangan dan
Laporan Audit.
Perencanaan Audit
Bagian ini terdiri dari 5 bab, yaitu : (1) Penerimaan Penugasan dan
perencanaan Audit, (2) Materialitas, Risiko, dan Strategi Audit Pendahuluan, (3)
Tujuan dan Bukti Audit, (4) Kertas Kerja Audit, (5) Pemahaman terhadap
Struktur Pengendalian Intern.
Metedologi Pengujian Audit
Bagian ini terdiri dari 3 bab, yaitu (1) Pengujian Pengendalian dan pengujian
Subtansif, (2) Sampling Audit, (3) Auditing pada Sistem PDE.
15
b. Mempertimbangkan tingkat materialitas, risiko dan strategi audit,
c. Memperoleh pemahaman terhadap struktur pengendalian intern dan menaksir
risko pengendalian,
d. Mengembangkan program audit untuk memenuhi tingkat risiko deteksi yang
ditentukan.
Bagian kedua berisi 3 bab yang membahas ; Tahap penyelesaian Audit, Pelaporan
Audit, dan Jasa Lain Kantor Akuntan Publik.
Pengujian Substantif
Pengujian substantif merupakan tahap audit yang memberikan bukti kewajaran
laporan keuangan yang disusun oleh pihak manajemen. Perancangan program
pengujian substantif ditentukan oleh tujuan audit yang telah ditentukan
sebelumnya Dalam pelaksanaan program pengujian substantif ini auditor
melaksanakan berbagai macam prosedur untuk menentukan apakah saldo akun
yang disajikan di dalam neraca sudah menunjukkan jumlah yang sesungguhnya.
16
Asersi Manajemen dalam Pengujian Subtantif
Sebelum melakukan pengujian substantif, auditor menentukan tingkat risiko
deteksi yang diterima. Penentuan risiko deteksi dapat dilakukan apabila sudah
memiliki pemahaman yang memadai atas Struktur Pengendalian Intern. Tingkat
risiko deteksi.
Organisasi Buku
Kerangka ini diibaratkan sebagai peta bagi pramuka yang bertugas untuk
menyelesaikan tugas untuk melintasi hutan. Bila peta tersebut tidak dipahami
maka besar kemungkinan kalau mereka akan tersesat.
Bagian Pertama
Adapun tahapan-tahapan audit laporan keuangan sebagai berikut:
1. Penerimaan Perikatan Audit
2. Perencanaan Proses Audit
3. Pelaksanaan Pengujian Audit
4. Pelaporan Audit
Bagian Kedua
Bagian kedua berisi materi pengauditan terhadap siklus-siklus transaksi. Bagian
ini terdiri dari 6 bab yang dapat dirinci sebagai berikut:
• Audit Siklus Pendapatan,
• Audit Siklus Pengeluaran,
• Audit Siklus Jasa Personalia,
• Audit Siklus Produksi: Persediaan
• Audit Siklus Investasi dan Pendanaan,
• Audit Saldo kas.
Bagian Ketiga
Bagian ketiga terdiri dari topik – topik :
a) Tahap Penyelesaian Audit
b) Tahap Pelaporan
c) Jasa – Jasa Lain Kantor Akuntan Publik
17
DAFTAR PUSTAKA
18