Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

TEORI AKUNTANSI

STRUKTUR TEORI AKUNTANSI DAN AKUNTANSI KEUANGAN VS


AKUNTANSI MANAJEMEN

DOSEN PENGAJAR
Wilsna Rupilu, SE., MSA., Ak.

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
-Adinda H. Maro 1723754658
-Anastasia Owa 1723754660
-Arun F. Takoi 1723754661
-Batseba Olla 1723754662
-Bernadeta Mida 1723754663
-Cendana Lahtim 1723754664
-Crescentia A. Dhey 1723754665

SEMESTER/KELAS
VII/B

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

JURUSAN AKUNTANSI

POLITEKNIK NEGERI KUPANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Struktur Teori Akuntansi dan Akuntansi Keuangan vs Akuntansi Manajemen” ini dengan
lancar. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas yang di berikan oleh dosen
pengajar mata kuliah Teori Akuntansi yaitu Ibu Wilsna Rupilu, SE., MSA., Ak. Tidak lupa kami
juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pengajar mata kuliah Teori Akuntansi dan teman-
teman yang telah mendukung kami untuk menyelesaikan makalah ini. Makalah ini jauh dari kata
sempurna, maka kami sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang telah
membaca makalah ini, kiranya makalah ini dapat memberikan sedikit manfaat bagi kita semua
yang telah membacanya.

Kupang, Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HAL

HALAMAN JUDUL ……………………………………………. i


KATA PENGANTAR ……………………………………………. ii
DAFTAR ISI ……………………………………………. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ……………………………………………. 1
1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………. 2
1.3. Tujuan ……………………………………………. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Struktur Teori Akuntansi ……………………………………………. 3
2.2. Tujuan Laporan Keuangan ……………………………………………. 3
2.3. Postulat Akuntansi ……………………………………………. 7
2.4. Konsep Teoritis Akuntansi ……………………………………………. 8
2.5. Prinsp Dasar Akuntansi ……………………………………………. 9
2.6. Standar (Teknik) Akuntansi ……………………………………………. 12
2.7. Akuntansi Keuangan ……………………………………………. 13
2.8. Akuntansi Manajemen ……………………………………………. 16
2.9. Persamaan dan Perbedaan
Akuntansi Keuangan dan
Akuntansi Manajemen ……………………………………………. 17
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ……………………………………………. 19
3.2. Saran ……………………………………………. 19
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………. 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Apresiasi penuh pada lingkup akuntansi sekarang dan masa mendatang tergantung pada
pemahaman teknik akuntansi maupun struktur akuntansi dimana teknik diturunkan.
Pengembangan struktur akuntansi untuk memberi justifikasiyang lebih baik pada aturan-
aturan dan teknik-teknik yang telah ada dimulai dengan pengujian yang dilakukan tentang
pondasi dasar akuntansi. Untuk mengetahui teori akuntansi, pada dasarnya yang harus
dipelajari terlebih dahulu yaitu kita harus menganalisa dan bisa mengurai unsur-unsur teori
akuntansi itu sendiri. Salah satu upaya untuk itu adalah mengenal elemen-elemen teori
akuntansi. Teori akuntansi keuangan dibangun untuk mengembangkan akuntansi keuangan
yang sesuai dan bermanfaat bagi para pemakainya, struktur teori akuntansi ini dimulai dari
perumusan tujuan laporan keuangan. Baru dari tujuan ini dirumuskan apa itu postulat,
konsep, prinsip, dan akhirnya standar akuntansi yang merupakan pedoman atau teknik
penyusunan laporan keuangan.
Dalam mendefenisikan akuntansi terdapat pandangan yang berbeda-beda. Pada
perkembangan saat ini akuntansi dapat kita defenisikan dengan mengacu pada konsep
informasi. Akuntansi adalah aktifitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi
kuantitatif terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomi yang diperkirakan
bermanfaat dalam pembuatan-pembuatan keputusan ekonomi dalam membuat pilihan antara
alternatif tindakan yang ada.
Untuk pengembangan sistem akuntansi tentunya perlu pengembangan dari basis
teorinya, sehingga sistem akuntansi tersebut bisa lebih bermanfaat bagi pemakainya, lebih
mudah mengembangkannya dan lebih mudah lagi dalam memprediksi apa yang akan terjadi
dimasa yang akan dating yang tentunya berkaitan dengan praktik akuntansi itu sendiri. Teori
akuntansi mengandung dua kata yaitu teori dan akuntansi. Menurut Webste third new
international dictionary mendefinisikan teori sebagai suatu susunan yang saling berkaitan
tentang hipotesis, konsep dan prinsip pragmatis yang membentuk kerangka acuan untuk
suatu bidang.
Teori mencakup pertimbangan akan tujuan laporan eksternal, didasarkan pada
perspektif tertentu peran akuntansi, memprediksi teori akuntansi positif, meprediksi bahwa
kekuatan relative dari kelompok pemangku kepentingan tertentu, pemberian informasi
akuntansi kepada orang-orang diluar organisasi, memprediksi informasi akuntansi yang sah
dan bahwa informasi akuntansi dapat digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan,
mempertahankan teori legitimasi, tujuan utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu
dasar dari memprediksi dan menjelaskan perilaku serta kejadian-kejadian akuntansi.

1
1.2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latarbelakang diatas maka kami merumuskan beberapa masalah sebagai
berikut:
a. Bagaimana Struktur Teori Akuntansi?
b. Bagaimana Tujuan Laporan Keuangan?
c. Bagaimana Postulat Akuntansi?
d. Bagaimana Konsep Teoritis Akuntansi?
e. Bagaimana Prinsip Dasar Akuntansi?
f. Bagaimana Standar (Teknik) Akuntansi?
g. Apa itu Akuntansi Keuangan?
h. Apa itu Akuntansi Manajemen?
i. Apa Persamaan dan Perbedaan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen?

1.3. TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
a. Untuk dapat mengetahui dan memahami Struktur Teori Akuntansi.
b. Untuk dapat mengetahui dan memahami Tujuan Laporan Keuangan.
c. Untuk dapat mengetahui dan memahami Postulat Akuntansi.
d. Untuk dapat mengetahui dan memahami Konsep Teoritis Akuntansi.
e. Untuk dapat mengetahui dan memahami Prinsip Dasar Akuntansi.
f. Untuk dapat mengetahui dan memahami Standar (Teknik) Akuntansi.
g. Untuk dapat mengetahui dan memahami Akuntansi Keuangan.
h. Untuk dapat mengetahui dan memahami Akuntansi Manajemen
i. Untuk dapat mengetahui dan memahami Persamaan dan Perbedaan Akuntansi
Keuangan dan Akuntansi Manajemen.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. STRUKTUR TEORI AKUNTANSI


Untuk memahami teori akuntansi, kita perlu terlebih dahulu mengenal unsur-unsur atau
elemen yang mendasari pembentukan teori akuntansi itu sendiri. Teori akuntansi keuangan
dibangun untuk mengembangkan akuntansi keuangan yang sesuai dan bermanfaat bagi para
pengguna laporan keuangan. Struktur teori akuntansi adalah elemen-elemen yang saling
terkait dan menjadi pedoman bagi pengembangan teori dan perumusan standar atau teknik
akuntansi.
Elemen-elemen tersebut adalah:
a. Rumusan tentang tujuan laopran keuangan.
b. Postulat akuntansi, yang dijabarkan dari rumusan tujuan laporan keungan.
c. Konsep teoritis akuntansi, yang dijabarkan dari rumusan tujuan laporan keuangan.
d. Prinsip dasar akuntansi, yang dijabarkan dari postulat dan konsep teoritis akuntansi.
e. Standar atau teknik akuntansi, yang merupakan pedoman dalam penyusunan laporan
keuangan sesuai dengan kebutuhan para pemakai yang dirumuskan dari prinsip dasar
akuntansi.
Hirarki elemen struktur teori akuntansi dapat digambarkan sebagai berikut:
Tujuan Laporan Keuangan

Postulat Akuntansi Konsep Teoritis Akuntansi

Prinsip Dasar Akuntansi

Standar Akuntansi

2.2. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN


Berikut adalah rumusan tujuan laporan keuangan yang telah dijabarkan oleh AAA,APB,
dan FASB :
a. ASOBAT
American Accounting Association (AAA) adalah sebuah organisasi akuntan
pendidik yang berfungsi memfasilitasi dalam pendidikan akuntansi dan memperlajari
serta mengomentari masalah-masalah yang terkait dengan standar akuntansi. Pada tahun

3
1966, AAA menerbitkan A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) yang
berisi tentang rumusan tujuan akuntansi, yaitu:
1) Membuat keputusan mengenai penggunaan sumber daya yang terbatas
danmenentukan sasaran serta tujuan dari penggunaan sumber daya tersebut.
2) Mengarahkan dan mengendalikan sumber daya manusia dan factor produksilainnya
secara efektif.
3) Memelihara dan melaporkan pengamanan atas sumber daya (Aktiva).
4) Memfasilitasi fungsi dan pengendalian social.

b. APB Statement No. 4


Accounting Principles Board (APB) dibentuk oleh AICPA pada tahun1959. Tujuan
utama dari APB adalah mengajukan rekomendasi secara tertulis mengenai prinsip
akuntansi, menentukan praktek akuntansi yang tepat, dan mempersempit celah
perbedaan-perbedaan yang ada serta ketidak-konsistenan yang terjadi dalam praktek
akuntansi saat itu.
Pada tahun 1970, APB menerbitkan Statement No. 4 yang berjudul “Basic
Concepts and Accounting Principles Underlying Financial Statement Of Business
Enterprises”. Laporan ini berisi tentang tujuan khusus dan tujuan umum laporan
keuangan.
1) Tujuan khusus laporan keuangan menurut APB Statement No. 4 adalah menyajikan
posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar
dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP).
2) Tujuan Umum laporan keuangan menurut APB Statement No. 4 adalah:
a) Memberikan informasi yang terpecaya tentang sumber daya ekonomi (Aktiva)
dan kewajiban perusahaan, dengan maksud:
 Untuk menilai kekuatan dan kelemahan perusahaan.
 Untuk menunjukkan posisi keuangan da investasi perusahaan.
 Untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya.
 Menunjukkan kemampuan sumber daya yang ada untuk pertumbuhan
perusahaan.
b) Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang
berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba, dengan maksud:
 Memberikan gambaran tentang jumlah deviden yang diharapkan pemegang
saham.
 Menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban kepada
supplier, kreditur, pegawai, pemerintah dan kemampuannya dalam
mengumpulkan dana untuk kepentingan ekspansi perusahaan.
 Memberikan informasi kepada manajemen untuk digunakan dalam
pelaksanaan fungsi perencanaan dan pengendalian.

4
 Menunjukkan tingkat kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba
jangka panjang.
c) Memungkinkan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
d) Memnerikan informasi lainnya tentang perubahan aktiva dan kewajiban.
e) Mengungkapkan informasi yang relevan lainnya yang dibutuhkan para
pemakai laporan.

c. Trueblood Committee Report


Untuk menyusun konsep yang menjelaskan tentang tujuan laporan keuangan,
Presiden AICPA saat itu (Marsall S. Amstrong) pada tahun 1971 membentuk tim
perumus tujuan laporan keuangan, yang dikenal dengan nama Trueblood Committee.
Tim ini pada tahun 1973 berhasil merumuskan tujuan laporan keuangan, yang dimuat
dalam sebuah laporan yang berjudul “Objectives of Financial Statement”. Dalam
laporan ini dirumuskan bahwa tujuan laporan keuangan adalah :
1) Tujuan dasar laporan keuangan adalah memberikan informasi yang berguna bagi
pengambilan keputusan ekonomi.
2) Melayani pemakai umum yang memiliki wewenang, kemampuan, atau sumber
daya yang terbatas untuk memperoleh informasi dan pihak-pihak yang
mengandalkan laporan keuangan sebagai sumber informasinya mengenai aktivitas
ekonomi perusahaan.
3) Memberikan informasi yang berguna bagi investor dan kreditur untuk pemakai
untuk memprediksi, membandingkan, dan mengevaluasi potensi arus kas
berdasarkan jumlah, waktu, dan ketidakpastian lainnya.
4) Memberikan informasi kepada pemakai untuk memprediksi, membandingkan, dan
mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba.
5) Memberikan informasi yang berguna untuk menilai kemampuan manajemen dalam
memanfaatkan sumber daya perusahaan secara efektif dan mencapai tujuan utama
perusahaan.
6) Memberikan informasi yang factual dan dapat diinterprestasikan mengenai
transaksi dan peristiwa lainnya, yang diharapkan dapat berguna untuk memprediksi,
membandingkan, dan mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam mendapatkan
laba.
7) Memberikan laporan tentang posisi keuangan perusahaan, yang diharapkan dapat
berguna untuk prediksi, membandingkan, dan mengevuasi kemampuan perusahaan
dalam mendapatkan laba.
8) Memberikan laporan tentang laba periode (berkala), yang diharapkan dapat berguna
untuk prediksi, membandingkan, dan mengevuasi kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba.

5
9) Memberikan laporan tentang aktivitas keuangan perusahaan, yang diharapkan dapat
berguna untuk prediksi, membandingkan, dan mengevaluasi kemampuan
perusahaan dalam mendapatkan laba.
10) Memberikan informasi yang berguna untuk proses peramalan.
11) Tujuan laporan keuangan bagi organisasi pemerintah dan organisasi yang bukan
pencari laba adalah untuk memberikan informasi yang berguna dalam mengevaluasi
aktivitas pengelolaan sumber daya dalam mencapai tujuan organisasi.
12) Melaporkan aktivitas perusahaan yang mempengaruhi lingkungan social
(masyarakat sekitar).

d. SFAC No. 1 dan No. 4


FASB merupakan organisasi sektor swasta yang bertanggung jawab dalam
pembentukan standar akuntansi di Amerika saat ini. FASB didirikan pada tahun1973,
menggantikan APB.
Pada tahun 1976, FASB mulai mengembangkan kerangka kerja konseptual yang
menjadi dasar bagi penetapan standar akuntansi dan pemecahan masalah kontroversi
pelaporan keuangan. Fungsi utama FASB adalah menpelajari masalah akuntansi terkini
dan menetapkan standar akuntansi. FASB juga menerbitkan Statement of Accounting
Concepts (SFAC) yang memberikan kerangka kerja konseptual dimana memungkinkan
untuk dikembangkannya standar akuntansi khusus.
Pada tahun 1978, FASB menerbitkan SFAC No. 1 yang berjudul “Objectives of
Financial Reporting by Business Enterprises”. Laporan ini memuat tentang rumusan
tujuan laporan keuangan untuk organisasi pencari laba (profit Organization), yaitu :
1) Memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditur, dan pemakailainnya
dalam membuat keputusan secara rasional mengenai investasi, kredit dan lainnya.
2) Memberikan informasi untuk membantu investor atau calon investor dan kreditur
serta pemakai lainnya dalam menentukan jumlah, waktu, dan prospek penerimaan
kas dari deviden atau bunga dan juga penerimaan dari penjualan, piutang, atau
saham, dan pinjaman yang jatuh tempo.
3) Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva) perusahaan, klaim atas aktiva,
dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan keadaan lain terhadap aktiva dan kewajiban.
4) Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan selama satu periode.
5) Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan mendaparkan
danmembelanjakan kas, tentang pinjaman dan pengembaliannya, tentang transaksi
yang mempengaruhi modal termasuk deviden dan pembayaran lainnya kepada
pemilik, dan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas
perusahaan.
6) Memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan
mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada pemilik atas
penggunaan sumber daya (aktiva) yang telah dipercayakan kepadanya.

6
7) Memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan direksi dalam proses
pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik perusahaan.
Pada tahun 1980, FASB No. 4 yang berjudul “Objectives of Financial Reporting
by Non-Business Organization”. Laporan ini memuat tentang rumusan tujuan
keuangan untuk organisasi yang bukan pencari laba (non-profit organization), yaitu:
1) Sebagai dasar dalam pengambilan keputusan mengenai alokasi seumber daya
(aktiva) perusahaan.
2) Untuk menilai kemampuan organisasi dalam memberikan pelayanan kepada public.
3) Untuk menilai bagaimana manajemen melakukan pembiayaan dan investasi.
4) Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva), kewajiban, dan kekayaan
perusahaan, serta perubahannya.
5) Memberikan informasi tentang kinerja organisasi.
6) Memberikan informasi tentang kemampuan organisasi dalam melunasi kewajiban
jangka pendeknya.
7) Memuat penjelasan dan penafsiran manajemen.

2.3. POSTULAT AKUNTANSI


Postulat akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya sendiri
(aksioma), yang sudah diterima umum karena kesesuaiannya dengan tujuan laporan
keuangan, dan menggambarkan aspek ekonomi, politik, sosial, dan hukum, dari suatu
lingkungan dimana akuntansi beroperasi. Dengan kata lain, postulat akuntansi adalah asumsi
dasar mengenai lingkungan akuntansi. Ada empat asumsi dasar yang melandasi proses
penyusunan laporan keuangan secara keseluruhan.yaitu:
a. Monetary Unit Asssumption (Asumsi Unit Moneter).
Data transaksi yang akan dilaporkan dalam catatan akuntansi harus dapat
dinyatakan dalam satuan mata uang (unit moneter). Dalam hal ini, uang dianggap
sebagai denominator umum dari aktivitas ekonomi dan merupakan dasar yang tepat bagi
kepentingan pengukuran dan analisis akuntansi.
b. Economic Entity Assumption (Asumsi Entitas Ekonomi).
Aktivitas entitas bisnis harus dapat dipisahkan dan dibedakan dengan aktivitas
pemilik dan dengan aktivitas dari setiap unit bisnis lainnya.
c. Accounting Period Assumption (Asumsi Priode Akuntansi).
Pengguna laporan keuangan perlu diberi tahu tentang hasil kinerja dan posisi
keuangan perusahaan dari waktu ke waktu agar dapat mengevaluasi dan
membandingkannya dengan perusahaan lain. Jadi, dalam hal ini informasi terkait harus
dilaporkan secara priodik.
d. Going Concern Assumption (Asumsi Kesinambungan Usaha).
Perusahaan didirikan dengan maksud untuk dilikuidisi dalam jangka waktu dekat,
akan tetapi perusahaan diharapkan akan terus beroperasi dalam jangka waktu yang
lama. Meskipun banyak mengalamai kegagalan bisnis, diasumsikan bahwa perusahaan
akan hidup cukup lama untuk menjalankan visi dan misinya.

7
2.4. KONSEP TEORITIS AKUNTANSI
Konsep teoritis akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya
sendiri (aksioma), yang sudah diterima umum karena kesesuaiannya dengan tujuan laporan
keuangan, dan menggambarkan sifat-sifat akuntansi yang berperan dalam ekonomi bebas
yang ditandai dengan adanya pengakuan terhadap kepemilikan pribadi. Berikut adalah
konsep teori yang dipakai dalam perumusan prinsip dasar akuntansi:
a. Proprietory Theory.
Menurut konsep ini entitas hanyalah merupakan agen atau wakil dari pemilik. Oleh
karena itu, yang menjaadi pusat perhatian dari pencatatan akuntansi dan penyajian
laporan keuangan adalah pemilik, bukan entitas. Menentukan dan menganalisis
besarnya kekayaan bersih yang menjadi hak pemilik. Sudut pandang dari kelompok
pemilik sebagai pusat kepentingan dicerminkan dalam cara-cara penyimpanan catatan
akuntansi dan penyusunan laporan keuangan. Tujuan utama teori kepemilikan adalah
penentuan dan analisis dari “kekayaan bersih” (net worth) pemilik. Konsep dari teori ini
dalam persamaan akuntansi:
Aktiva – Kewajiban = Ekuitas Pemilik

b. Entity Theory
Menurut konsep ini, entitas (perusahaan) merupakan badan yang terpisah dan harus
dibedakan dari pemilik. Yang menjadi pusat perhatian dari pencatatan akuntansi dan
penyajian laporan keuangan adalah entitas, bukan pemilik. Konsep dari teori ini dalam
persamaan akuntansi:
Aktiva = Ekuitas
Aktiva = Kewajiban + Ekuitas Pemegang Saham

c. Fund Theory
Menurut konsep ini, yang menjadi pusat perhatian dari catatatan akuntansi dan
penyajian laporan adalah bukan terletak pada pemilik maupun entitas, melainkan pada
kelompok aktiva yang penggunaannya telah di batasi untuk membayar atau memenuhi
sejumlah kewajiban tertentu. Konsep teori ini menganggap bahwa entitas merupakan
sebuah unit dana, dimana kewajiban tertentu ditetapkan sebagai batasan-batasan
terhadap penggunaan aktiva. Aktiva yang dibatasi penggunaannya dinamakan faund.
Menurut konsep teori ini dalam persamaan akuntansi:
Aktiva = Pembatasan Aktiva

d. Enterprise Theory
Menurut konsep teori ini yang menjadi pusat perhatian dalam penyajian informasi
akuntansi adalah pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Menurut Konsep teori ini pelaporan akuntansi jangan hanya
menyediakan informasi untuk pemilik saja, tetapi Juga ditujukan untuk pihak-pihak
lainnya yang telah turut memberikan Kontribusi (langsung maupun tidak langsung) bagi
perkembangan, kemajuan, dan kesinambungan perusahaan.

8
e. Residual Equity Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dalam penyajian laporan
keuangan adalah pemegang saham biasa. Investor saham biasa merupakan pemilik
perusahaan sesungguhnya dalam perusahaan perseorangan (corporation). Investor
saham biasa memiliki bagian atau hak kepemilikan sisa (residu) atas aktiva perusahaan,
setelah hak hak kreditur dan pemegang saham preferen dipenuhi. Menurut konsep in,
persamaan akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut:
Aktiva – Kewajiban- Ekuitas Preferen = Ekuitas Residu

f. Comander Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dari penyajian informasi
akuntansi adalah bukan pada pemilik maupun entitas, melainkan pada pihak-pihak yang
memiliki kekuasaan atau wewenang untuk melakukan pengendalian ekonomi secara
efektif atas sumber daya perusahaan.

g. Investor Theory
Menurut konsep teori ini, yang menjadi pusat perhatian dari penyajian informasi
akuntansi adalah mereka yang tergolong sebagai Specific equity (para kreditur dan
pemegang saham preferen) dan Residual Equity (pemegang saham biasa). Menurut
konsep teori ini, persamaan akuntansi dapat dirumuskan sebagai berikut :
Aktiva = Ekuitas Khusus + Ekuitas

2.5. PRINSIP DASAR AKUNTANSI


Prinsip dasar akuntansi adalah prinsip atau sifat-sifat yang mendasari akuntansi dan
seluruh outputnya, termasuk laporan keuangan yang dijabarkan dari tujuan laporan
keuangan, postulat akuntansi, dan konsep teoritis akuntansi, serta menjadi dasar dalam
pengembangan teknik atau prosedur akuntansi yang dipakai dalam menyusun laporan
keuangan. Berikut ini adalah 9 (Sembilan) prinsip dasar akuntansi menurut APB Statement
No. 4 :
a. Cost Principle
Prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan sebagian besar
aktiva dan kewajiban diperlakukan dan dilaporkan berdasarkan harga perolehan (biaya
historis). Menurut APB Statement No. 4 Harga Perolehan (biaya Historis) didefinisikan
sebagai suatu jumlah tertentu yang diukur dalam bentuk uang dari kas yang
dibelanjakan, atau barang lain yang diserahkan, modal saham yang dikeluarkan, jasa
yang diberikan atau utang yang dibebankan sebagai imbalan darı barang dan jasa yang
diterima, atau akan diterima.
Harga Perolehan dibedakan menjadi 2 macam. yaitu: 1) Expired Cost, adalah
pengeluaran yang telah menjadi beban melalui penerimaan manfaat dalam periode
berjalan dan beban ini akan dikurangkan atau ditandingkan langsung dengan pendapatan
periode berjalan. 2) Unexpired Cost, adalah pengeluaran-pengeluaran yang belum

9
menjadi beban dalam periode berjalan, akan tetapi ditanggunkan terlebih dahulu sebagai
aktiva dan baru akan menjadi beban untuk pemakaian manfaat dalam periode akuntansi
berikutnya.

b. Revenue Principle
Pada umumnya, Pendapatan ditafsirkan sebagai:
1) Arus kas masuk aktiva bersih sebagai akibat penjualan barang dan jasa.
2) Arus kas keluar barang dan jasa dari perusahaan kepada pelanggan.
3) Produksi perusahaan sebagai akibat dari semata-mata penciptaan barang dan jasa
oleh perusahaan selama periode tertentu.

Perbedaan dalam penafsiran ini timbul karena adanya 2 (dua) pandangan yang
berbeda mengenai apa yang termasuk pendapatan, yaitu:
1) Secara Luas, Pendapatan adalah seluruh perubahan dalam aktiva bersih perusahaan,
yang timbul dari kegiatan produksi (penjualan barang dan pemberian jasa), dan dari
keuntungan yang berasal dari penjualan aktiva dan hasil investasi lainnya.
Pandangan ini dianut oleh Accounting Tecnology Bulletin No. 2, yang menjelaskan
definisi pendapatan sebagai berikut “Pendapatan berasal dari panjualan barang dan
pemberian jasa, yang diukur sebesar jumlah yang dibebankan kepada langganan
(klaim atas barang dan jasa). juga termasuk keuntungan dari penjualan atau
pertukaran aktiva (kecuali surat berharga), hak deviden dari investasi, dan kenaikan
lainnya dalam ekuitas pemilik, tidak termasuk setoran atau investasi dari pemilik”.
2) Secara Sempit, Pendapatan hanya berasal dari kegiatan produksi saja, tidak
termasuk keuntungan yang berasal dari penjualan aktiva dan investasi. Pandangan
ini membedakan istilah pendapatan dengan keuntungan. AAA pada tahun 1957
mendefinisikan laba bersih (net income) sebagai berikut "Kelebihan pendapatan
dibandingkan dengan beban, ditambah atau dikurangi dengan keuntungan atau
kerugian perusahaan yang berasal dari penjualan, atau penggantian aktiva lainnya."
Kerangka Kerja Konseptual FASB mengindentifikasikan dan kriteria yang
seharusnya dipertimbangkan dalam menentukan kapan pendapatan seharusnya
diakui, yaitu:
a) Telah direalisasi atau dapat direalisasi, dan
b) Telah dihasilkan/telah terjadi.

Kedua kriteria diatas umumnya terpenuhi pada saat titik penjualan. dimana
pendapatan akan diakui ketika telah dikirim atau jasa yang telah diberikan ke
pelanggan. Pengakuan pendapatan pada saat titik penjualan ini umumnya menyediakan
pengujian yang lebih seragam, objektif dan logis. Sebagai pengecualian dari pengakuan
pendapatan yang dilakukan pada saat titik penjualan, pendapatan juga dapat diakui pada
saat:
1) Proses produksi masih berlangsung.
2) Akhir produksi.
3) Pada saat kas diterima.

10
c. Macthing Principle
Untuk menentukan besarnya Jumlah pendapatan dan beban secara tepat dalam
periode yang tepat, terdapat pilinan yang tersedia yang dapat dijadikan sebagai dasar
dalam pencatatan oleh akuntan, yaitu :
1) Cash Basis, merupakan pendapatan dan Beban akan dilaporkan dalam laporan laba
rugi dalam periode dimana uang kas diterima (untuk pendapatan), atau uang kas
keluar (untuk beban).
2) Accrual Basis, baik pendapatan maupun beban akan dilaporkan dalam laopran laba
rugi dalam periode dimana pendapatan dan beban tersebut terjadi, tanpa
memperhatikan arus kas masuk ataupun arus kas keluar.
Dengan Accrual Basis, beban-beban yang terkait dengan penciptaan pendapatan
haruslah dilaporkan dalam periode yang sama dimana pendapatan tersebut juga diakui.
Konsep akuntansi yang mendukung pelaporan pendapatan dan beban yang terkait dalam
periode yang sama dinamakan sebagai konsep Penandingan (Macthing Concept).

d. Objectivity Principle
Prinsip ini sesungguhnya memiliki keterkaitan langsung dengan Cost Principle
(Prinsip harga perolehan). Harga perolehan memiliki keunggulan dibandingkan dengan
atrıbut pengukuran lainnya, yaitu lebih dapat dihandalkan. Secara umum. pengguna
laporan keuangan lebih memilih menggunakan biaya historis karena memberikan tolak
ukur yang lebih dapat dipercaya (Objektif). Harga perolehan akan memberikan angka
yang sama bugi siapapun juga orangnya yang diminta untuk melaporkan harga beli dari
sebuah aktiva yang sama. Objectivity dianggap sebagai suatu ukuran yang dapat
diverifikasi kebenarannya (keabsahannya) berdasarkan pada bukti yang ada.

e. Consistency Pinciple
Menurut prinsip ini, transaksi dan peristiwa ekonomi yang sejenis harus dicatat dan
dilaporkan dengan cara yang sama dari suatu periode ke periode berikutnya. Apabila
sebuah perusahaan menerapkan perlakuan akuntansi yang sama untuk kerjadian-
kejadian yang serupa dari periode ke periode, maka perusahaan tersebut dianggap
konsisten dalam menerapkan standar akuntansinya.

f. Disclosure Principle
Agar pelaporan keuangan menjadi lebih efektif dan tidak menyesatkan, seluruh
informasi yang relavan seharusnya disajikan dengan cara tidak memihak, dapat
dipahami, dan tepat waktu (full Disclosure principle). Prinsip pengungkapan penuh
mengindikasikan agar laporan keuangan dirancang dan disajikan sedemikian rupa
(berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum)sebagai kumpulan gambaran dari
transaksi dan peristiwa ekonomi yang memperngaruhi perusahaan untuk satu periode,
dan berisi cukup informasi yang mudah dipahami serta tidak membuat pemakai umum
maupun investor dan kreditur menjadi salah tafsir.

g. Conservatism Principle
Menurut prinsip ini, Ketika kerugian terjadi maka seluruh Kerugian tersebut akan
langsung diakui meskipun belum terealisasi, akan tetapi ketika keuntungan terjadi maka
keuntungan yang belum terealisasi tidaklah akan diakui. prinsip ini menggambarkan

11
sikap pesimis sewaktu memilih metode akuntansi yang akan digunakan dalam
penyusunan laporan keuangan. Bankan menurut FASB, prinsip konservatisme ini
timbul sebagai reaksi atau sikap kehati-hatian akuntan terhadap ketidakpastian.

h. Materiality Principle
Materialitas berkaitan dengan dampak dari suatu item terhadap hasil operasi dan
keuangan perusahaan secara keseluruhan. Dalam APB Statement No. 4, secara jelas
disebutkan bahwa laporan keuangan hanya berisi informasi yang dianggap cukup
penting (material) dalam mempengaruhi penilaian dan keputusan. Materialitas
merupakan masalah pertimbangan profesional dimana pos-pos tertentu akan dianggap
material jika informasi yang terkandung didalamnya dapat mempengaruhi keputusan
pemakai laporan keuangan.

i. Uni formity Comparability Principle


Informasi tentang sebuah perusahaan akan menjadi lebih berguna jika dapat
diperbandingkan dengan informasi serupa menyangkut perusahaan lain pada periode
waktu yang sama atau dengan informasi serupa dari perusahaan yang sama pada periode
waktu yang berbeda. Informasi dari berbagai perusahaan dianggap memiliki daya
banding jika telah diukur dan dilaporkan dengan cara yang sama. Komparabilitas
memungkinkan pemakai mengindentifikasikan persamaan dan perbedaan yang nyata
dalam peristiwa ekonomi antar perusahaan.
Komparabilitas data akuntansi untuk perusahaan yang sama pada periode waktu
yang berbeda memerlukan konsistensi. Komparabilitas mengharuskan peristiwa yang
sama diperlakukan dengan cara yang sama dalam laporan keuangan dari perusahaan
yang berbeda pada periode waktu yang sama (memerlukan keseragaman metode) dan
untuk perusahaan tertentu/perusahaan yang sama pada periode waktu yang berbeda
(memerlukan konsistensi).

2.6. STANDAR (TEKNIK) AKUNTANSI


Standar atau teknik akuntansi adalah peraturan-peraturan khusus yang dijabarkan dari
prinsip dasar akuntansi, yang mengatur tentang bagaimana standar perlakuan catatan dan
pelaporan terhadap semua transaksi dan peristiwa ekonomi yang terjadi dalam
perusahaan.Standar ini diperlukan sebagai patokan dalam penyusunan laporan keuangan
yang baku. Dengan adanya standar ini, pihak manajemen selaku pengelola dana dan
aktivitas perusahaan dapat mencatat, mengikhtisarkan, dan melaporkan seluruh hasil
kegiatan operasional maupun financial perusahaan secara baku dan transparan. Standar
akuntansi mencakup konvensi, peraturan dan prosedur yang telah disusun dan disahkan oleh
sebuah lembaga resmi (badan pembentuk standar) pada saat tertentu.
Belkaoli (1985) mengemukakan pentingnya standar akuntansi yang baku, yaitu :
a. Dapat menyajikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan kegiatan perusahaan
yang dapat dipercaya kebenarannya dan memiliki daya banding.
b. Memberikan pedoman bagi akuntan dalam melaksanakan pekerjaannya secara hati-hati
dan independen.
c. Memberikan database kepada pemerintah tentang berbagai informasi yang dianggap
penting dalam menghitung pajak penghasilan, peraturan tentang perusahaan,

12
perencanaan dan pengaturan ekonomi, dan peningkatan efesiensi ekonomi, serta tujuan-
tujuan makro lainnya.
d. Menarik perhatian parah ahli dan praktisi di bidang teori dan standar akuntansi.

Mengenai pihak-pihak yang dianggap memiliki peranan yang besar dalam proses
perumusan standar akutansi, Belkaoli (l1985) membaginya kedalam 3 fase sebagai berikut :
a. Fase Peranan Manajemen (1900-1933). Dalam periode ini, manajemen dianggap
memiliki peranan yang besar dalam perumusan standar akuntansi. Peranan ini muncul
sebagai akibat dari bertambahnya investor dan peranannya yang besar dalam
mengembangkan perusahaan. Dengan adanya pemisahan fungsi antara pemilik dan
manajemen telah menimbulkan atau memberikan kekuasaaan yang besar pada
manajemen untuk mengelola dan mengendalikan perusahaan. Laporan keuangan
disiapkan oleh manajemen sebagai bentuk pertanggungjawabannya kepada pemilik.
Dalam periode ini, metode yang dipakai dalam memecahkan masalah akuntansi yang
timbul adalah lebih bersifat Pragmatis, bukan berdasarkan teori akuntansi yang ada.
Yang menjadi pusat perhatian manajemen pada saat itu adalah besarnya laba kena pajak
dan upaya untuk mengurangi pajak.
b. Fase Peranan Profesi (1933-1973). Dalam periode ini, perumusan standar akuntansi
didominasi oleh profesi, dimana organisasi mulai tumbuh dan berkembang dengan
pesat. Dalam periode ini pula (tahun 1934), SEC untuk pertama kalinya dibentuk,
dimana peran utamanya adalah mengatur penerbitan dan transaksi perdagangan
sekuritas oleh emiten kepada khalayak ramai (public). Atas desakan SEC, pada tahun
1939, AICPA membentuk Committee on 5 Accounting Procedure (CAP). Pada tahun
1959, AICPA mendirikan Accounting Principles Board (APB). Tugas utama APB
adalah mengajukan rekomendasi secara tertulis mengenai teknik akuntansi, menentukan
praktek akuntansi yang tepat, dan mempersempit celah perbedaan-perbedaan yang ada
serta ketidak-konsistenan yang terjadi dalam praktek akuntansi saat itu. Dalam periode
ini, asosiasi dan organisasi profesi masih belum yakin terhadap kerangka teori yang ada,
dimana kekuatan atau otoritasnya juga tidak jelas. Oleh sebab itu, banyak sekali
alternatef yang timbul, yang pada akhirnya menciptakan fleksibilitas dalam penerapan
standar akuntansi.
c. Fase Politisasi (1973- Sekarang). Berbagai kelemahan yang ada pada fase peranan
manajemen dan protesi telah menimbulkan kecenderungan pada lahirnya periode yang
bersifat deduktid dan politisasi (adanya keikutsertaan pemerintah) dalam perumusan
standar akuntansi. Pada fase ini, FASB untuk pertama kalinya dibentuk, yang
merupakan peleburan dari unsur praktisi, bisnis, akademisi, dan lembaga formal. FASB
merupakan organisasi sector swasta yang bertanggungjawab dalam pembentukan
standar akuntansi di Amerika saat ini.

2.7. AKUNTANSI KEUANGAN


a. Pengertian Akuntansi Keuangan
Akuntansi Keuangan adalah merupakan salah satu bagian dari akuntansi yang
berhubungan dengan penyajian laporan keuangan perusahaan kepada pihak eksternal
berupa laporan neraca, rugi laba, Perubahan Modal dan Arus Kas kepada pemegang
saham, kreditor atau investor khususnya tentang profitabilitas dan kredibilitas
perusahaan, kepada supplier, dan pemerintah.

13
Prinsip utama yang dipakai dalam akuntansi keuangan adalah persamaan
akuntansi (Aset = Liabilitas + Ekuitas). Akuntansi keuangan berhubungan dengan
masalah pencatatan transaksi untuk suatu perusahaan atau organisasi dan penyusunan
berbagai laporan berkala dari hasil pencatatan tersebut. Laporan ini yang disusun untuk
kepentingan umum dan biasanya digunakan pemilik perusahaan untuk menilai
prestasi manajer atau dipakai manajer sebagai pertanggungjawaban keuangan terhadap
para pemegang saham.

b. Fungsi Utama Akuntansi Keuangan


Salah satu fungsi utama akuntansi keuangan yaitu untuk memberikan informasi
mengenai keuangan suatu organisasi atau perusahaan. Dengan laporan yang dibuat,
sehingga dapat melihat keadaan keuangan suatu perusahaan dan perubahan apa saja
yang telah terjadi di dalamnya. Informasi mengenai keuangan perusahaan sangat
dibutuhkan oleh manajemen karena dapat membantu untuk membuat atau mengambil
keputusan, yang nantinya keputusan tersebut dapat mempengaruhi keadaan perusahaan.
Beberapa fungsi akuntansi keuangan secara umum yang diantaranya sebagai berikut
ini:
 Untuk mengetahui dan menghitung laba maupun rugi yang telah didapat oleh
perusahaan.
 Untuk memberikan informasi yang dapat berguna bagi manajemen perusahaan.
 Dapat membantu untuk menetapkan hak bagi masing-masing pihak yang memiliki
kepentingan dalam suatu perusahaan, baik itu pihak internal ataupun eksternal.
 Untuk mengawasi dan mengendalikan berbagai macam aktivitas yang terjadi pada
perusahaan.
 Dan untuk membantu perusahaan dalam mencapai targetnya yang senelumnya
telah ditentukan.

c. Sifat dan Tujuan Akuntansi Keuangan


1) Kualitas Infromasi Akuntansi yang Diinginkan
a) Releven (relevance) merupakan kapasitas informasi untuk memengaruhi suatu
keputusan dan merupakan kualitas primer pertama atas informasi akuntansi.
Implikasi hal ini adalah ketepatan waktu yang merupakan karakteristik
informasi akuntansi yang diinginkan.
b) Andal (reliability) merupakan karakteristik penting dalam informasi
keuangan.Untuk menjadi andal, informasi harus dapat diverifikasi(informasi
dapat dikonfirmasi), disajikan dengan jujur(mencerminkan realitas), dan
netral(berarti informasi benar & tidak bias).
c) Komparabilitas dan konsistensi merupakan kualitas sekunder atas informasi
akuntansi. Komparabilitas berarti bahwa informasi diukur dengan cara yang
sama pada berbagai perusahaan. Konsistensi berarti metode yang sama
digunakan untuk transaksi yang sama sepanjang waktu. Prinsip komparabilitas
dan konsistensi dibutuhkan agar informasi menjadi relevan dan andal.

14
2) Prisip-prinsip Akuntansi yang Penting
a) Akuntansi akrual, Pendapatan diakui saat dihasilkan dan beban saat terjadi,
tanpa memperhatikan penerimaan atau pembayaran kas.
b) Biaya Historis dan Penilaian Wajar, biaya historis adalah nilai dari transaksi
aktual perusahaan di masa lalu, sehingga akuntansi biaya historis disebut juga
dengan akuntansi berdasar transaksi (transaction based). Kelebihannya adalah
nilai aset yang diperoleh melalui transaksi tawar-menawar yang wajar(arm’s
length), biasanya wajar & objektif. Tapi, nilai aset(kewajiban) kemudian
berubah, apabila pencatatan nilai yang tetap pada biaya historos- yaitu nilai
aset saat dibeli- mengurangi manfaat laporan keuangan, terutama neraca.
Penilaian wajar adalah harga pasar aset saat sekarang, apabila harga pasar aset
tersebut tersedia.
c) Materialitas, merupakan sejauh mana kelalaian mencantumkan atau salah saji
informasi akuntansi yang dengan memperhatikan situasi, memungkinkan
penilaian seseorang yang menggunakan informasi tersebut akan berubah atau
terpengaruh.
d) Konservatisme, merupakan salah satu prinsip yang digunakan dalam akuntansi.
Menurut FASB Statement of Concept No.2 dalam Sari (2004) Konservatisme
adalah reaksi hati-hati untuk menghadapi ketidakpastian dalam mencoba
memastikan bahwa ketidakpastian dan risiko pada situasi bisnis telah
dipertimbangkan. Basu (1997) mendefinisikan konservatisme sebagai praktik
mengurangi laba (dan mengecilkan aktiva bersih) dalam merespons berita
buruk (bad news), tetapi tidak meningkatkan laba (meninggikan aktiva bersih)
dalam merespons berita baik (good news). Konservatisme merupakan penentu
kualitas laba. Dalam penelitian akademis, konservatisme dibedakan menjadi
dua jenis konservatisme tak bersyarat dan konservatisme bersyarat.

3) Relevansi dan Keterbatasan Akuntansi


a) Relevansi Informasi Akuntansi Keuangan
Akuntansi aktivitas usaha tidak sempurna dan memiliki keterbatasan. Mudah
untuk melihat ketidaksempurnaan dan keterbatasan, tetapi tidak ada pengganti
yang sabanding. Akuntansi keuangan merupakan dan tetap menjadi satu-
satunya sistem yang relevan dan andal untuk mencatat, mengklasifikasi dan
meringkas aktivitas usaha.
b) Keterbatasan Informasi Laporan Keuangan:
 Tepat waktu. Laporan keuangan disusun paling sering setiap kuartal dan
biasanya dipublikasikan tiga sampai enam pekan setelah akhir kuartal.
Sebaliknya analisis memengaruhi ramalan dan rekomendasi mereka pada
basis sangat dekat-segera setelah informasi mengenai perusahaan diketahui.
 Frekuensi terkait erat dengan tepat waktu. Laporan keuangan dibuat secara
berkala, biasanya tiap kuartal. Namun, sumber informasi alternatif, termasuk
laporan analis, disajikan untuk pasar setiap terdapat kejadian usaha yang
membutuhkan revisi laporan.
 Orientasi ke masa depan. Sumber informasi alternatif khususnya laporan
dan ramalan analis, menggunakan informasi yang berorientasi ke masa
depan.

15
2.8. AKUNTANSI MANAJEMEN
a. Pengertian Akuntansi Manajemen
Akuntansi manajemen adalah sitem akuntansi yang tujuan utamanya adalah
menyajikan laporan keuangan untuk kepentingan pihak internal perusahaan, seperti
manajer keuangan, manajer produksi, manajer pemasaran, dan pihak internal lainnya.
Informasi ini sangat berguna sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan untuk masa
yang akan datang berdasarkan data historis dari laporan keuangan.

b. Fungsi, Tujuan & Ruang Lingkup Akuntansi Manajemen


Fungsi, tujuan dan ruang lingkup utama akuntansi manajemen adalah menyajikan
data-data atau informasi penting terkait berdasarkan data historis dalam rangka
melaksanakan proses manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, pengendalian, dan penilaian kinerja.
Manajer Keuangan membutuhkan informasi terkait dengan aktifitas keuangan
perusahaan seperti pendanaan modal kerja, beban biaya cost of fund terhadap sejumlah
modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan, tingkat pengembalian investasi, tingkat
pengembalian modal, rasio keuangan dan lainnya.
Manajer Produksi membutuhkan data informasi mengenai rincian biaya Cost of
good sold atau harga pokok produksi seperti total biaya produksi, biaya per unit produk,
beban tenaga kerja langsung, serta biaya overhead lainnya yang secara langsung
berperan dalam proses produksi.
Manajer Pemasaran membutuhkan data informasi seluruh komponen biaya terkait
dalam penetapan harga jual produk, penentuan sistem penjualan secara kredit atau tunai,
beban komisi penjualan, marketing fee, serta informasi nilai discount untuk produk
tertentu dalam rangka peningkatan volume penjualan.
Pihak Top Manajemen membutuhkan informasi ini terkait pengambilan kebijakan
strategis perusahaan misalnya dalam penyusunan anggaran, ekspansi usaha,
diversifikasi produk, maupun kebijakan investasi lainnya.

c. Proses Akuntansi Manajemen


Proses manajemen dilakukan melalui aktivitas-aktivitas berikut ini:
1) Perencanaan (planning). Manajemen organisasi menentukan tujuan serta
mengidentifikasikan strategi dan metode untuk mencapai tujuan tersebut.
2) Pengorganisasian (organizing). Pengorganisasian meliputi pengaturan sumber daya
yang dimiliki oleh perusahaan untuk mencapai tujuan dan strategi yang ditetapkan,
termasuk di dalamnya mengembangkan struktur perusahaan untuk membagi
berbagai tanggung jawab,tugas dan wewenang pada masing-masing bagian.
3) Pengarahan dan Pemberian Motivasi (directing/leading). Proses ini melibatkan
aktivitas operasional dari hari ke hari untuk menjaga kelancaran aktivitas
organisasi, antara lain melalui pemberian tugas kepada karyawan, penyelesaian
masalah rutin, penyelesaian konflik dan komunikasi efektif.
4) Pengendalian (controlling). Pengendalian berfungsi untuk memastikan tercapainya
tujuan organisasi. Aktivitas manajerial ini memonitor implementasi suatu rencana
dan melakukan tindakan koreksi yang diperlukan. Pengendalian biasanya dicapai
dengan menggunakan umpan balik, yaitu informasi yang dapat digunakan untuk

16
mengevaluasi atau memperbaiki langkah-langkah yang dilakukan dalam
melaksanakan rencana.

2.9. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN AKUNTANSI KEUANGAN DAN AKUNTANSI


MANAJEMEN
a. Persamaan
Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen memiliki kesamaan, yaitu:
1) Keduanya dibangun atas dasar pertanggungjawaban (stewardship). Manajemen
sebagai wakil perusahaan harus mempertanggungjawabkan keuangan dan
operasional perusahaan kepada semua pihak yang berkepentingan. Akuntansi
keuangan berkaitan dengan operasi perusahaan secara keseluruhan, sedangkan
akuntansi manajemen berkaitan dengan satuan-satuan pertanggungjawaban untuk
menyediakan laporan pertanggungjawaban yang lebih terinci.
2) Akuntansi keuangan dan akuntansi pertanggungjawaban dibangun dalam suatu
sistem akuntansi umum, tidak dalam suatu sistem yang terpisah. Selain karena
penyelenggaraan dua sistem yang terpisah dilarang oleh pihak yang berwenang, hal
tersebut juga akan sangat mahal untuk diimplementasikan karena memerlukan
buku-buku akuntansi, waktu dan tenaga ekstra.

b. Perbedaan
Akuntansi keuangan ialah bidang yang bertugas mengolah transaksi perusahan serta
pada akhir periode menghasilkan laporan keuangan (baik itu Neraca, Laba Rugi, serta
laporan lain yang diperlukan). Informasi yang dihasilkan ialah untuk digunakan oleh
pihak luar (ekstern) perusahaan ialah, seperti kreditor, investor, pemegang saham,
pemerintah, dan sebagainya.
Sedangkan akuntansi manajemen ialah bidang akuntansi yang bertujuan untuk
menghasilkan informasi keuangan yang diperuntukkan bagi pihak manajemen ataupun
manajer perusahaan (intern). Informasi yang dihasilkan ialah untuk digunakan oleh
semua lini manajemen. Mulai dari top manajemen, middle manajemen, sampai lower
manajemen untuk mengambil keputusan bisnis bagi perusahaan.
Adapun perbedaan antara Akuntansi keuangan dan Akuntansi manajemen akan
dijelaskan pada tabel di bawah ini :
Kriteria Akuntansi Keuangan Akuntansi Manajemen
Pemakai Para manajer puncak dan pihak Para manajer dan berbagai
luar perusahaan jenjang organisasi di dalam
perusahaan
Lingkup Perusahaan secara keseluruhan Bagian dari perushaaan
informasi
Fokus Berorientasi ke masa lalu Berorientasi ke masa yang akan
informasi datang

17
Rentang waktu Kurang fleksibel. Biasanya Fleksibel, bervariasi, dari
mencakup jangka waktu harian, mingguan, bulanan
kuartalan, semesteran, dan bahkan sampai ada yang 10
tahunan tahun sekali
Kriteria bagi Dibatasi oleh prinsip yang umum Tidak ada batasan, kecuali
informasi dan diakui / lazim manfaat yang dapat diperoleh
akuntansi oleh manajemen dari informasi
dibandingkan dengan
pengorbanan untuk memperoleh
informasi
Disiplin ilmu Ilmu ekonomi Ilmu ekonomi dan psikologi
sosial
Isi laporan Laporan berupa ringkasan Laporan bersifat rinci mengenai
mengenai perusahaan sebagai bagian dari perusahaan
satu kesatuan/keseluruhan
Sifat informasi Ketepatan informasi merupakan Unsur taksiran informasi adalah
hal yang penting besar

18
BAB III

PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Struktur teori akuntansi adalah elemen-elemen yang saling terkait dan menjadi pedoman
bagi pengembangan teori dan perumusan standar atau teknik akuntansi. Laporan keuangan
adalah merupakan produk atau hasil akhir di suatu proses akuntansi. Laporan keuangan
inilah yang menjadi bahan inforrmasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam
proses pengambilan keputusan.
Postulat akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya sendiri
(aksioma), yang sudah diterima umum karena kesesuaiannya dengan tujuan laporan
keuangan, dan menggambarkan aspek ekonomi, politik, sosial, dan hukum, dari suatu
lingkungan dimana akuntansi beroperasi.
Standar atau teknik akuntansi adalah peraturan khusus yang di jabarkan dari prinsip
dasar akuntansi, yang mengatur tentang bagai mana standar perlakuan pencatatan dan
pelaporan terhadap semua transaksi dan peristiwa ekonomi yang terjadi dalam perusahaan.
Secara garis besar, akuntansi dibagi ke dalam akuntansi keuangan dan akuntansi
manajemen. Tujuan utama akuntansi keuangan adalah untuk menyajikan informasi kepada
pihak eksternal perusahaan, misalnya investor dan kreditor. Adapun tujuan akuntansi
manajemen adalah menyajikan informasi kepada pihak internal, yaitu manajemen
perusahaan. Sistem informasi akuntansi pada suatu organisasi juga memiliki dua subsistem
utama, yaitu sistem akuntansi keuangan dan sistem akuntansi manajemen. Di lain pihak,
sistem informasi akuntansi merupakan subsistem dari sistem informasi manajemen
perusahaan secara keseluruhan.

3.2. SARAN
Kami menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Terdapat kekurangan yang ada pada makalah ini tentunya harus lebih
berpedoman pada banyak sumber agar bisa membuat isi makalah yang lebih baik lagi dan
lebih memberikan wawasan kepada para pembaca, serta tidak menggunakan kata/kalimat
yang sulit untuk dipahami dan tentunya mau menerima kritik dari berbagai pihak untuk
membangun isi makalah yang lebih baik.

19
DAFTAR PUSTAKA

Syafri Harahap Sofyan. 2004. Akuntansi Islam, Jakarta: Bumi Aksara.


Hery. 2009. Teori Akuntansi, Jakarta: Prenada Media Group.
http://www.academia.edu/7418916/BAB_3_STRUKTUR_TEORI_AKUNTANSI
https://www.gurupendidikan.co.id/perbedaan-akuntansi-keuangan-dan-manajemen/

20

Anda mungkin juga menyukai