Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH TEORI AKUNTANSI

“STRUKTUR TEORI AKUNTANSI ”

KELOMPOK I

RISKA HANDAYANI (46116024)

DWIKA WULANDARI (46116052)

NURUL FAHMI SULTAN (46116056)

JURUSAN AKUNTANSI

D4 AKUNTANSI MANAJERIAL

POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG

MARET 2019
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Struktur Teori
Akuntansi, ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima
kasih pada Bapak Dr. Tawakkal, S.E., M.si., Ak selaku Dosen mata kuliah Teori Akuntansi yang
telah memberikan tugas ini kepada kami selaku mahasiswa(i).

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai apa saja yang menyangkut teori akuntansi. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.

Penyusun

Maret 2019

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. II

DAFTAR ISI................................................................................................................................ III

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

I. LATAR BELAKANG ......................................................................................................... 1


II. RUMUSAN MASALAH ..................................................................................................... 1
III. TUJUAN .............................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3

I. ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR TEORI AKUNTANSI ................................................. 3


II. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN ................................................................................... 3
III. PRINSIP DASAR AKUNTANSI ........................................................................................ 8
IV. STANDAR AKUNTANSI INDONESIA ............... ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.
V. KERANGKA DASAR AKUNTANSI KEUANGAN BERDASARKAN PSAK ............. 13

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 16

I. KESIMPULAN .................................................................................................................. 16
II. KRITIK DAN SARAN ...................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 18

iii
BAB I

PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG

Dalam mendefinisikan akuntansi terdapat pandangan yang berbeda-beda. Pada


perkembangan saat ini akuntansi dapat kita definisikan dengan mengacu pada konsep
informasi. Akuntansi adalah aktivitas jasa. Fungsinya adalah menyediakan informasi
kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan tentang entitas ekonomik yang diperkirakan
bermanfaat dalam pembuatan-pembuatan keputusan ekonomik, dalam membuat pilihan
antara alternative tindakan yang ada.

Para akuntan memliki pandangan yang berbeda-beda tentang proses akuntansi


dalam menguraikan perbedaan teori-teori akuntansi. Sebelum menguji pendekatan-
pendekatan tradisional dalam perumusan teori akuntansi, akan lebih baik apabila dilakukan
pengujian terhadap beberapa pandangan yang telah membentuk perkembangan akuntansi
keuangan.

Tujuan utama teori akuntansi adalah menyajikan suatu dasar dalam


memprediksikan dan menjelaskan perilaku serta kejadian-kejadian akuntansi. Teori
didefinisikan sebagai kumpulan gagasarn (konsep), definisi, dan dalil yang menyajikan
suatu pandangan sistematis tentang fenomena, dengan menjelaskan hubungan antar
variabel yang ada dan bertujuan untuk menjelaskan serta memprediksikan fenomena
tersebut. (Suwardi,2014)

II. RUMUSAN MASALAH

1. Apa dan bagaimana elemen-elemen struktur teori akuntansi?


2. Apa saja tujuan laporan keuangan?
3. Apa saja prinsip dasar akuntansi?
4. Apa saja standar akuntansi?
5. Bagaimana kerangka dasar akuntansi keuangan berdasarkan PSAK?

1
III. TUJUAN

1. Untuk mengatahui elemen-elemen struktur teori akuntansi;


2. Untuk mengetahui tujuan laporan keuangan;
3. Untuk mengetahui prinsip dasar akuntansi;
4. Untuk mengetahui standar akuntansi;
5. Untuk mengetahui kerangka dasar akuntansi berdasarkan PSAK.

2
BAB II

PEMBAHASAN

I. ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR TEORI AKUNTANSI

Menurut Harahap (2008 : 65) Struktur teori akuntansi merupakan elemen yang
saling berkait yang menjadi pedoman pengembangan teori dan penyusunan teknik-teknik
(standar) akuntansi. Struktur teori akuntansi berisi elemen sebagai berikut :
1. Rumusan tentang tujuan laporan keuangan
2. Rumusan tentang postulat
3. Konsep teoritis akuntansi
4. Rumusan prinsip akuntansi
5. Standar atau teknik akuntansi sebagai pedoman penyusunan laporan keuangan sesuai
kebutuhan para pemakai (Fitriani, 2017)

II. TUJUAN LAPORAN KEUANGAN


Tujuan laporan keuangan merupakan dasar awal dari struktur teori akuntansi. Banyak
pendapat tentang tujuan laporan keuangan ini, baik objek maupun penekanannya, namun
tujuan yang selama ini mendapat dukungan luas adalah bahwa laporan keuangan bertujuan
untuk memberikan informasi keuangan kepada para pemakai untuk dipakai dalam proses
pengambilan keputusan.

Postulat Akuntansi
Postulat Akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya
sendiri atau disebut juga aksioma yang sudah diterima karena kesesuaiannya dengan tujuan
laporan keuangan, yang menggambarkan aspek ekonomi, politik, sosiologis, dan hukum
dari suatu lingkungan dimana akuntansi itu beroperasi. Postulat akuntansi terdiri dari:

3
a. Postulat Entity
Akuntansi mencatat hasil dari kegiatan operasi dari suatu entity (lembaga
perusahaan) yang terpisah dan dibedakan dari pemilik. Menurut konsep ini kita bisa
menyusun laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan pemakaianya, maka setiap
perusahaan dianggap sebagai unit akuntansi yang terpisah dari pemiliknya.
Berdasarkan dari pengertian ini maka yang menjadi objek dan perhatian dari akuntansi
yang dimasukkan dalam laporan keuangan adalah kejadian yang dialami oleh suatu
lembaga, bukan gabungan dengan pribadi pemiliknya. Konsep ini disebut konsep firm
oriented.
b. Postulat Going Concern
Going Concern disebut juga Continuity. Postulat ini menganggap bahwa
perusahaan akan terus melaksanakan operasinya sepanjang proses penyelesaian
proyek, perjanjian, dan kegiatan yang sedang berlangsung. Perusahaan dianggap tidak
akan berhenti, ditutup atau dilikuidasi di masa yang akan datang. Postulat ini
memberikan pembenaran terhadap penilaian asset secara historical cost atau book value
bukan current value atau liquidation value.
Dalam asumsi ini seolah dinyatakan bahwa nilai atau harga yang terdapat dalam
laporan keuangan didasarkan pada asumsi bahwa perusahaan ini tidak akan dilikuidasi
atau dijual sehingga nilai-nilai yang tercantum di dalam laporan keuangan bukan nilai
likuidasi atau nilai dari asset atau utang perusahaan yang akan dibubarkan. Dalam
kenyataan nilai asset perusahan yang sudah berhenti dan menunggu akan dibubarkan
umumnya berbeda atau jauh lebih rendah dibandingkan dengan nilai asset perusahaan
yang masih terus beroperasi dan lancar.
c. Postulat Unit of Measure
Postulat ini yang disebut juga monetary unit postulate menganggap bahwa setiap
transaksi harus diukur dengan suatu alat ukur atau alat tukar yang seragam. Alat ukur
yang dipakai dalm akuntansi adalah alat ukur moneter. Postulat ini menimbulkan dua
keterbatasan akuntansi berikut ini.
 Akuntansi terbatas pada pemberian informasi yang dijabarkan dalam ukuran
moneter, tidak mencatat informasi relevan lainnya yang sifatnya nonmoneter
sehingga akuntansi dianggap hanya informasi yang kuantitatif, formal

4
terstruktur, dapat diaudit, angka-angka, dan berorientasi masa lalu. Informasi
nonakuntansi dianggap kualitatif, informal, penjelasan dan berorientasi pada
masa lalu.
 Keterbatasan kedua adalah terkandung dalam unit moneter itu sendiri yang
sifatnya atau nilainya berfluktuasi karena tergantung pada kemampuan daya
belinya. Sehingga dalam teori-teori traditional postulat stable monetary unit
adalah bagian dari postulat akuntansi.
d. Postulat Accounting Period
Postulat ini menggambarkan bahwa walaupun akuntansi itu memegang postulat
going concern, namun posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahannya harus
dilaporkan secara periodik atau kurun waktu tertentu, bisa per bulan, per semester, per
tahun. Postulat ini menerapkan konsep accrual dan deferral dengan memakai out of
time yang akan membedakan accrual accounting dan cash accounting. Akuntansi
memakai accrual basis bukan cash basis. (Tawakkal, 2009)
Konsep Teoritis Akuntansi
Konsep teoritis akuntansi adalah pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya
sendiri atau disebut juga aksioma yang juga sudah diterima umum karena kesesuaiannya
dengan tujuan laporan keuangan yangmenggambarkan sifat-sifat akuntansi yang
disajikan sesuai kebutuhan dan penekanannya yang berperan dalam ekonomi bebas yang
ditandai oleh adanya pengakuan pada pemilikan pribadi. Konsep Teoretis Akuntansi
terdiri atas:
a. The Proprietory Theory
Menurut konsep ini entity itu dianggap sebagai agen, perwakilan, wakalah atau
penugasan dari pengusaha atau pemilik. Oleh karena itu, pemilik merupakan pusat
perhatian yang akan dilayani oleh informasi akuntansi, yang digambarkan dalam
pelaksanaan pencatatan akuntansi dan penyajian laporan keuangan. Tujuan utama dari
teori adalah menentukan dan menganalisis net worth atau kekayaan bersih perusahaan
yang merupakan hak si pemilik

Asset – Liabilities = Proprietor’s Equity

5
Kesamaan ini dibaca: pemilik asset dan sekaligus juga mempunyai kewajiban,
sehingga kekayaan adalah kekayaan perusahaan dikurangi dengan kewajiban
perusahaan. Oleh karena itu, teori ini berorientasi pada neraca.

b. The Entity Theory


Menurut teori ini, entity itu dianggap sebagai sesuatu yang terpisah dan berbeda
dari pihak yang menanamkan modal kedalam perusahaan dan unit usaha itulah yang
menjadi pusat perhatian dan menyajikan informasi yang harus dilayani, bukan pemilik.
Kesamaan akuntansi menurut teori ini adalah:

Asset = Equities

Asset = Liabilities + Stockholder’s Equity

Asset adalah hak perusahaan, equity merupakan sumber asset yang bisa berasal
dari kreditor atas pemilik yang merupakan kewajiban entity. Kreditor dan pemilik
sebenarnya adalah pemilik perusahaan yang merupakan tempat dimana entity
memiliki kewajiban. Walaupun mereka berbeda dalam hal perlakuan atas income,
risiko, pengawasan, dan likuidasi. Laba adalah milik entity sebelum dibagikan ke
pemilik. Beberapa pengaruh teori ini pada metode pencatatan dan penyajian akuntansi
adalah:

 Penggunaan LIFO dalam menilai persediaan pada masa inflasi. Metode ini
lebih baik dalam penentuan pendapatan daripada FIFO, pada masa inflasi
 Penyajian laporan keuangan konsolidasi;
 Defenisi tentang revenue dan expense yang lazim sesuai dengan konsep ini.
c. The Fund Theory
Menurut teori yang dikemukakan W.Y.Vatter (1959), ini yang menjadi
perhatian bukan pemilik dan bukan pula perusahaan, tetapi sekelompok asset yang ada
dan kewajiban yang harus ditunaikan yang disebut fund yang masing-masing pos
memiliki aturan dalam penggunaannya. Dengan demikian, teori fund menganggap
bahwa unit usaha merupakan sumber ekomoni dan kewajiban yang ditetapkan sebagai
pembatasan-pembatasan terhadap penggunaan asset atau fund tersebut. Dengan
demikian persamaan akuntansi adalah sebagai berikut:
6
Asset = Pembatasan Aset

d. The enterprise theory


Sejalan dengan kemajuan sosial dan meningkatnya pertanggungjawaban
publik oleh perusahaan, maka konsep teoritis akuntansi juga berubah. Hal ini terbukti
dengan munculnya enterprise theory ini. Sekarang ini perusahaan besar biasanya harus
memerhatikan berbagai kepentingan khususnya kepentingan masyarakat secara
umum. Dalam konsep teori ini yang menjadi pusat perhatian adalah keseluruhan pihak
atau kontestan yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan
atau entity.
e. Residual Equity Theory
Sebenarnya ini merupakan bagian dari entity theory atau bisa juga disebut
sebagai gabungan antar entity dan property theory. Menurut Andrew Paton (1959)
yang menjadi sorotan itu adalah residual equity bukan semua pemilik, residual equity
dari pemegang saham biasa atau common stockholder. Residual equity dari pemegang
saham umum (common stock) tergambar dari perubahan nilai asset, laba, laba ditahan
dan perubahan dari pemilik saham. Diluar common stockholders ini dianggap pihak
luar yang diperlakukan sebagai kreditor. Sehingga rumus kepemilikannya:

Asset – Liabilities – Preferd Equities = Residual Equities

f. Commander Theory
Menurut Lois Goldberg (1965), bukan teori entity atau proprietory yang perlu
dijadikan sebagai pusat perhatian atau sebagai pemilik perusahaan atau lembaga, tetapi
cukup melihat commander-nya atau mereka yang memiliki kekuasaan atau wewenang
untuk melakukan kontrol ekonomi atau resorsis yang efektif terhadap suatu lembaga.
Penekanan informasi menurut teori ini adalah pertanggungjawaban atau stewardship.
g. The Investor Theory
Dalam teori yang dikemukakan George Staubus (1961) ini pusat perhatian kita
adalah investor, yaitu mereka yang tergolong pemilik specific Equities (kreditor) dan
residual equities (pemegang saham), sehingga kesamaan akuntansinya :

7
Asset = specific Equities + Residual Equities

h. Ibadah Theory
Teori ini beranggapan bahwa akuntansi atau laporan keuangan harus bisa
memenuhi kebutuhan dalam menjelaskan kepada semua pihak bahwa entitas telah
memenuhi atau sejauh mana memnuhi tanggung jawabnya kepada tuhan dan kepada
pihak yang diperintahkan tujan sesuai tujuan dan maksud yang ditetapkan syariat.
(Tawakkal, 2009)
III. PRINSIP DASAR AKUNTANSI
1. Prinsip entitas ekonomi (economic entity principle)
Prinsip ini memiliki arti yaitu sebuah perusahaan merupakan sebuah kesatuan usaha
yang berdiri sendiri serta terpisah dari entitas ekonomi lainnya maupun terpisah dari
pribadi pemiliknya. Jadi, maksudnya adalah aset yang dimiliki oleh perusahaan harus
dipisah dengan aset milik pribadi. Begitu pula dengan semua pencatatan transaksi
keuangan yang pernah dilakukan di perusahaan harus dipisah (tidak boleh dicampur)
dengan pencatatan milik pribadi dan juga hutang yang dimiliki oleh perusahaan dan
pribadi harus dipisah. Dengan adanya prinsip ini, tanggung jawab terhadap keuangan
pada perusahaan akan tercipta dengan jelas.
2. Prinsip periode akuntansi (period principle)
Prinsip periode akuntansi memiliki arti yaitu pelaporan dan penilaian
keuangan usaha pada perusahaan dibatasi oleh periode waktu tertentu. Umumnya,
periode yang digunakan dalam menjalankan usaha adalah dimulai dari tanggal 1
Januari hingga 31 Desember. Dengan adanya prinsip ini, informasi mengenai
keuangan perusahaan yang dihasilkan akan terukur dengan baik dan mudah untuk
diketahui.
3. Prinsip satuan moneter (unit monetary principle)
Prinsip ini memiliki arti yaitu pencatatan transaksi keuangan hanya dapat
diukur dan dinilai atau dinyatakan dalam bentuk satuan uang atau mata uang. Prinsip
ini tidak melibatkan faktor-faktor non kuantitatif seperti mutu, kinerja, prestasi,
strategi dalam usaha, dan lain sebagainya.

8
4. Prinsip biaya historis (historical cost principle)
Prinsip ini memiliki arti yaitu pencatatan transaksi keuangan atas barang yang
telah diperoleh oleh suatu perusahaan yang pencatatannya didasarkan pada biaya-
biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendapatkan barang tersebut. Jika
dalam transaksi tersebut terjadi tawar-menawar, maka biaya yang dicatat adalah
biaya atau harga yang telah disepakati antar kedua belah pihak.
5. Prinsip kesinambungan usaha (going concern principle)
Prinsip ini memiliki arti yaitu sebuah bisnis atau usaha akan berjalan secara
terus menerus dan berkesinambungan tanpa adanya pemberhentian atau pembubaran
usaha di tengah jalan terkecuali jika bisnis tersebut memiliki masalah yang dapat
menyebabkan pembubaran bisnis.
6. Prinsip pengungkapan penuh (full disclosure principle)
Prinsip ini memiliki arti yaitu informasi keuangan disajikan secara lengkap
dan informatif. Informasi keuangan yang dilampirkan berupa ringkasan dari
keseluruhan transaksi yang terjadi dalam 1 periode.
7. Prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognition principle)
Pendapatan merupakan tambahan kekayaan yang timbul akibat adanya
kegiatan usaha seperti penjualan, penerimaan bagi hasil antar dua pihak, penyewaan
gedung atau barang kepada orang lain, dan lain sebagainya. Jumlah kas atau setara
kas yang didapatkan dari transaksi keuangan yang telah terjadi dalam perusahaan
dijadikan dasar untuk mengukur pendapatan.
8. Prinsip mempertemukan (matching principle)
Prinsip ini memiliki arti yaitu biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh
perusahaan dipertemukan dengan pendapatan yang telah diterima oleh perusahaan
dari hasil penjualannya. Hal ini bertujuan untuk mengetahui dan menentukan besar
atau kecilnya laba bersih yang diperoleh setiap periode.
9. Prinsip konsistensi (consistency principle)
Prinsip ini memiliki arti yaitu laporan keuangan yang dilaporkan harus
konsisten atau tidak berubah-ubah baik dalam hal prosedur, metode, maupun
kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan. Hal ini berguna dan memberi
kemudahan bagi perusahaan dalan membandingkan laporan keuangan pada periode-

9
periode sebelumnya. Perusahaan boleh saja mengganti metode atau prosedur yang
digunakannya asalkan perusahaan tersebut melampirkan penjelasan atas alasan
pergantian tersebut di dalam laporan keuangannya.
10. Prinsip materialitas
Prinsip ini memiliki arti yaitu adanya pencatatan dan pengukuran atau
pengungkapan informasi akuntansi secara material (bernilai nominal dan dapat
dijual). (Ayu, 2018)

IV. STANDAR AKUNTANSI INDONESIA

Standar Akuntansi di Indonesia


Standar akuntansi adalah suatu metode dan format baku dalam penyajian informasi
laporan keuangan suatu kegiatan usaha. Standar akuntansi dibuat, disusun dan disahkan
oleh lembaga resmi (Standard Setting Body). Di dalam standar ini dijelaskan transaksi apa
saja yang harus dicatat; bagaimana cara mencatatnya dan bagaimana penyajiannya.

Standar akuntansi ini adalah permasalah utama akuntan dan semua pengguna
laporan yang memiliki kepentingan terhadapnya. Oleh karena itu, metode dan format
penyusunan standar akuntansi harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan
kepuasan kepada semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Standar
akuntansi ini akan berubah dan berkembang sesuai tuntutan di masyarakat.

Standar akuntansi di Indonesia saat berkembang menjadi 4 (empat) yang dikenal


dengan 4 Pilar Standar Akuntansi. Keempat pilar standar tersebut disusun dengan
mengikuti perkembangan dunia usaha. Empat pilar standar itu adalah:

1. STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (SAK)

SAK digunakan untuk suatu badan yang memiliki akuntanbilitas publik, yaitu
badan yang terdaftar atau masih dalam proses pendaftaran di pasar modal atau badan
fidusia (badan usaha yang menggunakan dana masyarakat, seperti asuransi, perbankan
dan dana pensiun). Sejak tahun 2012, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengadopsi

10
standar dari International Financial Report Standard (IFRS) untuk standar akuntansi
keuangan yang berlaku di seluruh perusahaan terdaftar yang ada di Indonesia.

2. STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BADAN USAHA TANPA


AKUNTABILITAS PUBLIK (SAK-ETAP)

SAK ETAP digunakan untuk suatu badan yang tidak memiliki akuntabilitas
publik signifikan dalam menyusun laporan keuangan untuk tujuan umum. SAK-ETAP
juga mengikuti standar yang ditetapkan oleh IFRS khususnya bidang Small Medium
Enterprise (Usaha Kecil Menengah). SAK-ETAP ini dikeluarkan sejak tahun 2009 dan
berlaku efektif pada tahun 2011. SAK-ETAP pada dasarnya adalah penyederhanaan
SAK IFRS. Beberapa penyederhanaan yang terdapat dalam SAK-ETAP adalah:

 Tidak ada Laporan Laba / Rugi Komprehensif.

 Penilaian untuk aset tetap, aset tak berwujud dan propersi investasi setelah tanggal
perolehan hanya menggunakan harga perolehan, tidak ada pilihan menggunakan
nilai revaluasi atau nilai wajar.

 Tidak ada pengakuan liabilitas dan aset pajak tangguhan. Beban pajak diakui
sebesar jumlah pajak menurut ketentuan pajak.

Badan usaha yang menggunakan SAK-ETAP dalam laporan auditnya


menyebutkan laporan keuangan badan usaha telah sesuai dengan SAK-ETAP. SAK-
ETAP memiliki manfaat, yaitu apabila diterapkan dengan tepat, diharapkan unit usaha
kecil dan menengah mampu membuat laporan tanpa harus dibantu oleh pihak lain dan
dapat dilakukan audit terhadap laporannya tersebut.

3. STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN SYARIAH (SAK SYARIAH)

Standar ini digunakan untuk badan usaha yang memiliki transaksi syariah atau
berbasis syariah. Standar ini terdiri atas keraengka konseptual penyusunan dan

11
pengungkapan laporan, standar penyajian laporan keuangan dan standar khusus
transaksi syariah seperti mudharabah, murabahah, salam, ijarah dan istishna.

Bank syariah menggunakan dua standar dalam menyusun laporan keuangan.


Sebagai badan usaha yang memiliki akuntabilitas publik signifikan, bank syariah
menggunakan PSAK, sedangkan untuk transaksi syariahnya menggunakan PSAK
Syariah.

4. STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH (SAP)

SAP dinyatakan dalam bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan


(PSAP), dilengkapi dengan Pengantar Standar Akuntansi Pemerintahan dan disusun
mengacu kepada Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan. Standar ini digunakan
untuk menyusun laporan keuangan instansi pemerintahan, baik pusat ataupun daerah.
SAP disusun dan disahkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP SAP).
SAP berbasis akrual ditetapkan dalam PP No. 71 Tahun 2010. Instansi masih
diperkenankan menggunakan PP No. 24 Tahun 2005, SAP berbasis kas menuju akrual
sampai tahun 2014.

SAP berbasis kas menuju akrual menggunakan basis kas untuk penyusunan
laporan realisasi anggaran dan menggunakan basis akrual untuk penyusunan neraca.
Pada SAP berbasis akrual, laporan realisasi anggaran tetap menggunakan basis kas
karena akan dibandingkan dengan anggaran yang disusun dengan menggunakan basis
kas, sedangkan laporan operasional yang melaporkan kinerja badan usaha disusun
dengan menggunakan basis akrual.

Standar Akuntansi Pemerintahan ini berbeda dengan 3 jenis standar akuntansi


sebelumnya. Pengguna SAP biasanya terbatas di kalangan pemerintahan saja. Sehingga
publikasi laporan keuangan bidang pemerintahan tidak terbuka seperti laporan keuangan
perusahaan. (AkuntansiOnline.id, 2016)

12
V. KERANGKA DASAR AKUNTANSI KEUANGAN BERDASARKAN
PSAK

Kerangka dasar akuntansi laporan keuangan sebenarnya diambil sepenuhnya dari


International Accounting Standard Committee dengan judul Framework for Preparation
and Presentation of Financial Statement (IASC). Kerangka dasar ini mencakup:

Tujuan Laporan
Keuangan

Asumsi Dasar: Akrual


& Kelangsungan Usaha

Karakteristik Kualitas
Informasi

Pengakuan dan
Pengukuran

Konsep dan
Pemeliharaan Modal

Masing-masing konsep ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi


keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Asumsi Dasar

Disamping itu, laporan keuangan juga merupakan alat pertanggungjawaban


manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Asumsi dasar laporan
keuangan menurut PSAK ini adalah:

13
a. Dasar akrual, laporan keuangan menyajikan semua transaksi yang terjadi sesuai
peristiwanya, hak dan kewajiban yang melekat di dalamnya bukan hanya melihat
transaksi yang melibatkan kas.
b. Kelangsungan usaha, laporan keuangan dianggap menggambarkan perusahaan atau
entitas yang memang di masa depan tidak akan melakukan likuidasi seluruh atau
sebagian.

Karakteristik Kualitas

Adapun karakteristik kualitas laporan keuangan ini adalah:

a. Dapat dipahami;
b. Relevan;
c. Materialitas;
d. Keandalan;
e. Penyajian jujur;
f. Substansi mengungguli form;
g. Netralitas;
h. Pertimbangan sehat;
i. Kelengkapan
j. Dapat diperbandingkan.

Pengakuan Pengukuran

Pengakuan berarti proses pembentukan suatu pos yang memenuhi defenisi unsur
serta kriteria pengakuan yang sesuai dengan standar akuntansi dalam laporan neraca dan
laba rugi, yaitu:

a. Ada kemungkinan manfaat ekonomi yang berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir
dari atau ke dalam;
b. Pos tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapt diukur dengan andal.

Metode pengukuran yang dikenal adalah:

14
a. Biaya historis
b. Biaya kini
c. Nilai realisasi
d. Nilai sekarang.
Konsep dan Pemeliharaan Modal

Konsep modal berarti bahwa uang yang diinvestasikan dalam perusahaan adalah
aktiva dikurangi kewajiban. Konsep modal dimaksudkan bahwa modal itu harus dapat
dipelihara yang dapat dinilai dari kemampuan usaha atau kapasitas produksi misalnya
diukur dengan output. Konsep pemeliharaan modal merupakan konsep perhitungan bahwa
modal yang diinvestasikan harus tepelihara, ada dua konsep pemeliharaan modal yaitu:

a. Pemeliharaan modal keuangan


Menurut konsep ini baru disebut laba jika jumlah aktiva finansial bersih awal pada
akhir periode melebihi jumlah finansial aktiva bersih pada awal periode setelah
memasukkan kembali setiap distribusi dari dan kepada pemilik. Pengukuran keuangan
aktiva bersih dapat dilakukan melaui nilai nominal atau dalam satuan daya belinya.

b. Pemeliharaan modal fisik


Menurut konsep ini hanya bisa disebut laba jika kapasitas atau kemampuan usaha fisik
pada akhir periode melebihi kapasitas produktif fisik pada awal periode setelah
memasukkan kembali distribusi dari dan kepada pemilik selama periode itu.
(Tawakkal, 2009)

15
BAB III

PENUTUP

I. KESIMPULAN

1. Menurut Harahap (2008 : 65) Struktur teori akuntansi merupakan elemen yang saling
berkait yang menjadi pedoman pengembangan teori dan penyusunan teknik-teknik
(standar) akuntansi

2. Tujuan laporan keuangan merupakan dasar awal dari struktur teori akuntansi. Banyak
pendapat tentang tujuan laporan keuangan ini, baik objek maupun penekanannya,
namun tujuan yang selama ini mendapat dukungan luas adalah bahwa laporan
keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan kepada para pemakai
untuk dipakai dalam proses pengambilan keputusan.
3. Prinsip dasar akuntansi yaitu:
a. Prinsip entitas ekonomi;
b. Prinsip periode akuntansi;
c. Prinsip satuan moneter;
d. Prinsip biaya historis;
e. Prinsip kesinambungan usaha;
f. Prinsip pengungkapan penuh;
g. Prinsip pengakuan pendapatan;
h. Prinsip mempertemukan;
i. Prinsip konsistensi;
j. Prinsip materialitas.
4. Penyajian laporan keuangan di setiap perusahaan berbeda-beda tergantun jenis
kegiatan dari perusahaan tersebut. Perbedaan penyajian pelaporan keuangan tersebut
tentunya akan membingungkan bagi pengguna jika ia mencoba membandingkan
kondisi dua perusahaan. Standarisasi format laporan keuangan diperlukan untuk

16
mengatasi masalah ini. Dengan adanya standarisasi ini, tidak hanya akuntan profesional
akan mudah membaca kondisi perusahaan tetapi juga orang awam yang ingin
mengetahui kondisi perusahaan tersebut juga.
5. Kerangka dasar akuntansi laporan keuangan sebenarnya diambil sepenuhnya dari
International Accounting Standard Committee dengan judul Framework for
Preparation and Presentation of Financial Statement (IASC).

II. KRITIK DAN SARAN

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun sudah berusaha memaparkan dan


menjelaskan materi dengan semaksimal mungkin, tapi tidak menutup kemungkinan
adanya kekeliruan dalam penyusunannya, baik dari segi materi, maupun
penyusunannya. Oleh karena itu, Kami mengharapakan sumbangsih pembaca untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya, dan harapan bagi Kami, semoga makalah ini
dapat memberi manfaat mengenai Struktur Teori Akuntansi.

Jadi, sebagai saran kami dalam mempelajari Akuntansi harus dengan cara yang
teliti dan baik karena apabila terjadi kesalahan pada pencatatan dapat merugikan
perusahaan.

17
DAFTAR PUSTAKA

- AkuntansiOnline.id, AkuntansiOnline.id (2016). Standar Akuntansi di Indonesia. Dikutip 2 Maret 2019


dari AkuntansiOnline.id: https://www.akuntansionline.id/standar-akuntansi-di-indonesia/

- Ayu, Ayu (2018, 31 Agustus). 10 Prinsip Dasar yang Harus Anda Ketahui. Dikutip 2 Maret dari
Ukirama: https://ukirama.com/blogs/10-prinsip-dasar-akuntansi-yang-harus-anda-ketahui

- Fitriani, Retna Widya (2017, 27 Mei). Struktur Teori Akuntansi. Dikutip 1 Maret 2019 dari
RetnawordPress.com: https://retnawidyafitriani.wordpress.com/

- Tawakkal, Dr. Tawakkal (2009). Teori Akuntansi. Politeknik Negeri Ujung Pandang.

- Suwardi, Andi (2014, 5 April). Makalah Struktur Teori Akuntansi. Dikutip 1 Maret 2019 dari
anhandis.blogspot: http://anhandis.blogspot.com/

18

Anda mungkin juga menyukai