Dosen Pengampu:
Dr. Cornelius Rante Langi, SE., MM., Ak., CA., CTA., CPA., CSRS., BKP
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2023
DAFTAR ISI
MAKALAH ................................................................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................................................... ii
BAB I ........................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 2
BAB II ....................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Postulat Akuntansi...................................................................................................... 3
A. Monetary Unit Assumption (Asumsi Unit Moneter) .............................................................. 3
B. Economic/Business Entity Assumption (Asumsi Entitas Ekonomi/Bisnis) ........................... 3
C. Accounting/Time Period Assumption (Asumsi Periode Akuntansi) ...................................... 3
D. Going Concern Assumption (Asumsi Kesinambungan Usaha) .............................................. 4
2.2 Sifat Dasar Postulat ....................................................................................................................... 4
2.3 Prinsip Dasar Akuntansi ................................................................................................................ 7
A. Prinsip Biaya Historis (Objektivitas) ...................................................................................... 7
B. Prinsip Pengakuan Pendapatan ............................................................................................... 8
C. Prinsip Penandingan.............................................................................................................. 10
D. Prinsip Pengungkapan Penuh ................................................................................................... 11
2.4 Kerangka Konseptual .................................................................................................................. 12
A. Kerangka Konseptual ............................................................................................................... 12
B. Isu-Isu Kerangka Konseptual ................................................................................................... 13
C. Hal-Hal Yang Mendasari Konsep Akuntansi Akrual ............................................................... 14
2.5 Kritik dan Perkembangan dalam Teori Akuntansi ...................................................................... 15
A. Kritik terhadap Teori Akuntansi Tradisional ........................................................................... 15
B. Perkembangan dalam Teori Akuntansi .................................................................................... 15
2.6 Implikasi dalam Praktik Akuntansi .............................................................................................. 16
2.7 Penerapan dalam Praktik ............................................................................................................ 17
2.8 Interaksi antara Postulat, Prinsip, dan Konsep dalam Praktik Akuntansi ................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 23
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian postulat akuntansi?
2. Bagaimana sifat dasar akuntansi?
3. Apa saja prinsip-prinsip dasar akuntansi?
4. Apa pengertian kerangka konseptual dan isu-isu konseptual?
5. Apa saja yang termasuk kritik dan perkembangan dalam teori akuntansi?
6. Apa saja aspek yang terlibat dalam implikasi praktik akuntansi?
7. Bagaimana penerapan postulat, prinsip, dan konsep teori akuntansi?
8. Bagaimana postulat mempengaruhi prinsip dan konsep teori akuntansi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui kerangka kerja konseptual ini penting.
2. Untuk mengetahui tujuan pelaporan keuangan dan unsur-unsur laporan
keuangan, pengakuan, pengukuran, dan pelaporan dalam akuntansi.
3. Untuk mengetahui apa itu postulat akuntansi.
4. Untuk mengetahui apa saja prinsip dasar akuntansi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
perusahaan lain. Jadi, dalam hal ini informasi terkait harus dilaporkan secara
periodik (berkala).
4
deskriptif meliputi salah satu yang diusulkan oleh Moonitz, yang
menyatakan, "kebanyakan barang dan jasa yang dihasilkan didistribusikan
melalui pertukaran dan tidak secara langsung dikonsumsi oleh produsen".
Postulat yang diusulkan oleh Chambers menyatakan, "Mengenai semua harta
kekayaan yang dimiliki pribadi, para individu berbeda." Kedua
pernyataan ini sifatnya deskriptif dan tampaknya tidak mungkin dibantah
Karena alasan ini hubungannya dengan dalil-dalil akuntansi sangat jauh,
maka banyak kritik menyebutnya tidak penting dan tidak perlu berdasarkan
kenyataan bahwa postulat tidak kontroversial dan karena tidak perlu
berfungsi sebagai dasar untuk dalil-dalil lainnya, maka postulat itu tidak perlu
dinyatakan. Selain itu, karena banyaknya jumlah dalil yang menerangkan
lingkungan akuntansi, maka tidaklah ekonomis untuk menyusun daftarnya,
dan tidak lengkap jika hanya menyebutkan beberapa postulat saja. Oleh
karena itu pernyataan deskriptif mengenai lingkungan akuntansi dapat
ditiadakan jika pernyataan itu tidak secara langsung mendukung dalil-dalil
yang perlu bagi logika atau jika pernyataan lain memberikan dukungan yang
lebih menandai bagi dalil-dalil tersebut.
5
masih perlu diperdebatkan atau ditolak”. Pernyataan semacam itu lebih
bersifat hipotetis yang harus diuji daripada sebagai postulat yang dianggap
tidak perlu dibuktikan kesahihannya.
Oleh karena itu, secara singkat, postulat merupakan asumsi dasar atau
dasar utama mengenai bidang ekonomi, politik, dan sosial yang
melatarbelakangi peranan akuntansi. Kriteria dasarnya adalah sebagai
berikut:
6
dalil berikutnya. Akan tetapi, prosedur untuk menurunkan postulat dan
prinsip tidaklah penting selama struktur argumentatif akhir didasarkan pada
logika yang konsisten dan memberikan dasar untuk prediksi. Berdasarkan hal
ini, kita dapat menemukan bahwa beberapa struktur logis yang berbeda
mendukung satu sama lain, bukannya mencapai kesimpulan yang
menyatakan struktur yang satu benar dan yang lain salah.
7
izin membangun, biaya untuk membeli bahan-bahan bangunan, biaya upah
pekerja, biaya sewa peralatan untuk membangun, bahkan termasuk bunga
atas dana yang dipinjam untuk membiayai pembangunan gedung baru
tersebut.
Adapun untuk utang usaha atau wesel yang diterbitkan dalam rangka
pertukaran dengan aktiva, juga diukur berdasarkan biaya historis. Selain itu,
kadang-kadang nilai atas persediaan yang lama menjadi turun sebagai akibat
dari perubahan teknologi dan mode yang berkembang dengan sangat pesat.
Ketika harga pokok untuk membeli barang yang sama pada saat ini (harga
pasar) lebih kecil dibandingkan dengan harga perolehan (cost) pada saat
barang pertama kali dibeli, maka metode harga yang terendah antara harga
perolehan dengan harga pasar (lower of cost or market method) digunakan
untuk menilai persediaan.
8
yang sah kepada perusahaan. Pengakuan pendapatan pada saat titik penjualan
ini umumnya menyediakan pengujian yang lebih seragam, objektif, dan logis.
Sebagai pengecualian dari pengakuan pendapatan yang dilakukan pada
saat titik penjualan, pendapatan juga dapat diakui pada saat :
(1) proses produksi masih berlangsung,
(2) akhir produksi, dan
(3) pada saat kas diterima.
Pengakuan pendapatan yang dilakukan pada saat sebelum kontrak atau
proyek selesai (selama proses produksi masih berlangsung) diperbolehkan
khususnya untuk beberapa kontrak konstruksi jangka panjang. Jika barang
atau jasa dikontrak di muka dan periode produksi atau pelaksanaan jasa
melebihi satu tahun, maka metode persentase penyelesaian proyek
(percentage of completion method) atau metode kinerja proporsional
(proportional performance method) diterapkan untuk mengakui pendapatan
pada beberapa titik siklus produksi atau jasa. Dalam hal ini, pendapatan
diakui secara bertahap seiring dengan proses kemajuan atau tingkat
penyelesaian proyek, dan tidak menunggu sampai selesainya proyek atau
selesainya pelaksanaan jasa. Jadi, walaupun secara teknis belum ada transfer
kepemilikan barang karena proses produksi masih berlangsung, namun
pendapatan dianggap telah dihasilkan atau telah terjadi pada berbagai tahap
proses konstruksi. Contoh dari situasi ini adalah dalam hal kontrak konstruksi
bangunan, jalan, jembatan, waduk, dan lain sebagainya. Apabila tidak
memungkinkan untuk mengestimasi biaya dan kemajuan konstruksi secara
akurat, maka pengakuan pendapatan akan ditunda sampai pekerjaan
konstruksi selesai (completed contract method).
Kadang kala, pendapatan bisa juga diakui setelah proses produksi
berakhir tetapi sebelum penjualan terjadi. Ini dapat dilakukan jika pasar atas
produk yang dihasilkan telah tersedia, dan penjualan praktis terjamin tanpa
memerlukan usaha yang berarti. Contoh dari situasi ini dapat terjadi pada
jenis produk logam tertentu, seperti emas atau produk pertanian tertentu,
seperti beras, gandum yang di mana adanya jaminan pasar dan kepastian
harga dari pemerintah. Dalam situasi ini, pendapatan diakui ketika proses
penambangan atau produksi telah selesai, karena proses pembentukan
9
pendapatan dianggap telah selesai secara substansial mengingat adanya
kepastian penjualan.
Pendapatan bisa juga diakui pada saat kas diterima jika tingkat
kolektibilitas tertagihnya piutang atas produk atau jasa yang dijual
meragukan. Dalam hal ini, pendapatan akan diakui pada saat kas diterima
bukan pada saat penjualan. Contoh dari situasi ini adalah dalam kasus
penjualan real estate (dengan metode penjualan cicilan). Dalam metode
penjualan cicilan (installment sales method), penerimaan kas terjadi melalui
cicilan secara berkala sepanjang periode waktu yang cukup lama. Pengakuan
pendapatan dengan menggunakan metode cicilan ini dapat dibenarkan jika
risiko tidak tertagihnya piutang begitu besar.
C. Prinsip Penandingan
Ketika bagian akuntansi suatu perusahaan akan menyiapkan laporan
keuangan, mereka menyadari bahwa periode pembukuan perusahaan yang
akan dilaporkannya dapat dibagi ke dalam beberapa periode. Dengan
menggunakan konsep periode akuntansi ini, atau yang dikenal dengan
sebutan accounting period concept, akuntan harus berhati-hati dan setepat
mungkin dalam menentukan berapa besarnya jumlah pendapatan dan beban
yang harus dilaporkan dalam laporan keuangan. Untuk menentukan besarnya
jumlah pendapatan dan beban secara tepat dalam periode yang tepat, ada dua
pilihan yang tersedia yang dapat dijadikan sebagai dasar pencatatan oleh
akuntansi yaitu cash basis dan accrual basis.
Apabila dasar pencatatan akuntansi yang digunakan adalah cash basis,
maka pendapatan dan beban akan dilaporkan dalam laporan lab rugi (income
statement) dalam periode di mana uang kas diterima (untuk pendapatan) atau
uang kas dibayarkan (untuk beban). Jadi, dapat disimpulkan bahwa transaksi
pendapatan dan beban yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi adalah
transaksi yang melibatkan arus uang kas masuk ataupun arus uang kas ke luar.
Besarnya laba bersih (net income) atau rugi bersih (net loss) yang dihasilkan
dari selisih antara pendapatan dengan beban, akan mencerminkan jumlah
bersih uang kas yang dihasilkan atau jumlah bersih uang kas yang
dikeluarkan. Misalkan, dengan menggunakan dasar pencatatan cash basis,
diperoleh jumlah pendapatan selama periode sebesar Rp 120 juta, sedangkan
10
jumlah beban selama periode sebesar Rp 30 juta. Dalam contoh ini, maka
besarnya net income adalah Rp 90 juta, dan Rp 90 juta ini identik dengan
jumlah bersih uang kas yang masuk, yaitu setelah pendapatan dikurangi
dengan beban.
Adapun dasar pencatatan akuntansi yang digunakan adalah accrual
basis, maka baik untuk pendapatan maupun beban akan dilaporkan dalam
laporan laba rugi dalam periode di mana pendapatan dan beban tersebut
terjadi, tanpa memerhatikan arus uang kas masuk ataupun arus uang kas
keluar. Sebagai contoh adalah dalam perusahaan jasa bahwa pendapatan akan
segera langsung diakui begitu perusahaan telah memberikan jasanya
(performed) kepada pelanggan secara substansial ekonomi, proses
pembentukan pendapatan telah selesai. Apakah sudah menerima pembayaran
maupun belum, perusahaan yang telah memberikan jasanya tersebut akan
langsung mengakuinya sebagai pendapatan dalam laporan laba rugi dalam
periode di mana jasa tersebut telah diberikan kepada pelanggan.
Demikian juga dalam perusahaan dagang apabila perusahaan menjual
barang dagangan kepada pelanggan, maka penjual akan langsung
mengakuinya sebagai pendapatan (sales revenue), tidak peduli apakah
penjualan tersebut dilakukan secara tunai atau kredit. Perlakuan yang sama
juga berlalu untuk pengakuan beban. Beban akan segera langsung diakui
dalam periode di mana beban tersebut memang benar- benar sudah terjadi,
meskipun belum dibayarkan.
Sebagai contoh adalah bahwa beban gaji yang terhutang yang belum
dibayarkan pada saat perusahaan tutup buku, misalnya 31 Desember 2009
haruslah tetap diakui (di-accrue) sebagai beban tahun 2009, alasannya adalah
bahwa perusahaan telah menggunakan jasa para karyawannya di tahun 2009,
meskipun jasa karyawan yang telah dipakainya tersebut belum dibayarkan
hingga awal tahun 2010. Jadi, karena perusahaan telah menggunakan jasa
karyawannya di tahun 2009, maka pemakaian jasa karyawan di tahun 2009
ini haruslah menjadi beban untuk tahun 2009 juga.
11
dipahami, dan tepat waktu. Inilah yang dikenal sebagai prinsip pengungkapan
penuh (full disclosure principle). Dalam memutuskan informasi apa yang
akan dilaporkan, pembuat laporan keuangan harus memerhatikan kecukupan
informasi yang dapat memengaruhi penilaian dan keputusan pemakai.
Namun, sering kali karena faktor kendala yaitu hubungan antara biaya dan
manfaat, menyebabkan tidak mungkin untuk melaporkan seluruh informasi
yang relevan. Oleh karena itu, para pembuat laporan keuangan seharusnya
dapat memilah dan menggunakan berbagai pertimbangan yang ada dalam
menentukan pelaporan informasi yang sesuai dengan prinsip pengungkapan
penuh. Yang penting, informasi yang dilaporkan harus dapat bermanfaat bagi
pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan kelak.
12
perumusan kerangka konseptual dimulai dengan penentuan tujuan yang
menjadi landasan untuk menyusun elemen lain seperti karakteristik kualitatif
dariinformasi dan pengakuan serta pengukuran elemen laporan keuangan.
2. Isu definisi
Menurut pandangan neraca, aset adalah sumber daya ekonomi yang dimiliki
suatu entitas, dimana sumber daya tersebut merepresentasikan manfaat di
masa mendatang yang diharapkan menghasilkan aliran kas masuk secara
langsung atau tidak langsung. Aset juga dibatasi untuk menyajikan sumber
daya ekonomi yang dimiliki entitas. Menurut pandangan laba-rugi, aset tidak
hanya meliputi asset yang didefinisikan oleh pandangan neraca, tetapi
semua item yang tidak merepresentasikan sumber daya ekonomi suatu
entitas, namun diperlukan untuk penandingan dan penentian income secara
13
memadai. Jika kita mengeluarkan masalah beban tangguhan, definisi aset
akan mempunyai karakteristik sebagai berikut:
2. Penangguhan
Adalah proses akuntansi yang mengakui penerimaan kas saat ini sebagai
kewajiban dan mengakui pembayaran kas saat ini sebagai aktiva dengan
harapan akan terjadi dampak di masa yang akan datang.
3. Alokasi
Adalah proses akuntansi yang menempatkan jumlah tertentu menurut
rencana atau rumus tertentu.
4. Amortisasi
Adalah proses akuntansi untuk secara sistematis memperkecil jumlah
tertentu melalui pembayaran ataupun penghapusan secara berkala.
5. Realisasi
Adalah proses pengkonversian sumber daya dan hak-hak kas menjadI
iuang. Realisasi paling tepat digunakan dalam pelaporan akuntansi
14
dan keuangan untuk merujuk kepada penjualan aktiva untuk
mendapatkan sejumlah uang atau klaim atas sejumlah uang.
6. Pengakuan
Adalah proses pencatatan atauu pemasukan secara formal suatu hal dalam
rekening dan laporan keuangan perusahaan.
15
2.6 Implikasi dalam Praktik Akuntansi
Implikasi dalam praktik akuntansi merujuk pada bagaimana konsep teori,
prinsip, dan postulat akuntansi diterapkan dalam situasi nyata dalam dunia
bisnis dan keuangan. Ini mencakup cara-cara di mana pandangan teoretis dan
prinsip-prinsip akuntansi mempengaruhi pengambilan keputusan, pelaporan
keuangan, dan operasi sehari-hari perusahaan. Implikasi ini dapat melibatkan
beberapa aspek:
16
7. Perkembangan Teori Akuntansi: Bagaimana perusahaan dan praktisi
akuntansi mengadopsi perkembangan terbaru dalam teori akuntansi, seperti
penggunaan teknologi baru dalam pencatatan atau pelaporan.
8. Pentingnya Audit: Implikasi dalam praktik akuntansi juga dapat melibatkan
kebutuhan akan audit independen untuk memastikan keakuratan dan
keterandalan informasi keuangan yang disajikan.
17
memungkinkan entitas untuk melacak nilai aset mereka dengan cara yang
konsisten dan objektif.
• Kewajiban: Penilaian kewajiban mencakup mengukur jumlah kewajiban
yang harus dibayarkan entitas kepada pihak lain. Prinsip-prinsip seperti
prinsip konsistensi dan prinsip materialitas memastikan bahwa kewajiban
dicatat dengan tepat dan bahwa perubahan dalam kewajiban yang signifikan
diungkapkan secara jelas dalam laporan keuangan.
• Pendapatan: Prinsip pengakuan pendapatan mengatur kapan dan bagaimana
pendapatan harus diakui dalam laporan keuangan. Pendapatan diakui saat
terjadi peningkatan manfaat ekonomi yang dapat diukur dan terkait dengan
peningkatan nilai entitas.
• Biaya: Pengakuan biaya berkaitan dengan prinsip pencocokan antara
pendapatan dan biaya. Biaya diakui pada periode yang sama dengan
pendapatan yang dihasilkan oleh biaya tersebut, sehingga memberikan
gambaran yang akurat tentang kinerja keuangan entitas.
Semua prinsip ini bekerja bersama untuk memastikan bahwa nilai-nilai ini
diukur dan dicatat secara konsisten dan relevan, sehingga laporan keuangan
yang dihasilkan memberikan gambaran yang akurat tentang keuangan dan
kinerja entitas.
3. Penyajian laporan keuangan dipengaruhi oleh prinsip-prinsip seperti
keterbandingan, kewajaran, dan kelanjutan usaha, yang membantu agar
laporan tersebut mudah dimengerti, dapat dibandingkan, dan memberikan
gambaran yang akurat tentang kinerja keuangan suatu entitas. Dalam
praktiknya, penerapan prinsip-prinsip penyajian dalam laporan keuangan
melibatkan beberapa langkah. Pertama, data keuangan dikumpulkan dan
direkam dengan cermat sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.
Selanjutnya, data tersebut dianalisis, dikelompokkan, dan diklasifikasikan
agar informasi yang relevan dapat ditempatkan dalam pos-pos yang tepat
dalam laporan keuangan. Prinsip keterbandingan diterapkan dengan
memastikan bahwa format dan metode penyajian yang sama digunakan dari
satu periode ke periode berikutnya. Prinsip kewajaran diwujudkan dengan
memberikan informasi yang akurat, relevan, dan jujur, serta menghindari
manipulasi data atau presentasi yang dapat menyesatkan Prinsip kelanjutan
18
usaha tercermin dalam penilaian aset dan kewajiban yang didasarkan pada
asumsi bahwa entitas akan terus beroperasi. Jika ada indikasi bahwa entitas
mungkin tidak dapat melanjutkan usahanya, maka prinsip ini dapat
mempengaruhi metode penyajian dan pengukuran dalam laporan keuangan.
Selain itu, prinsip-prinsip ini juga berinteraksi dengan standar akuntansi yang
berlaku dan panduan dari badan regulasi, seperti International Financial
Reporting Standards (IFRS) atau Generally Accepted Accounting Principles
(GAAP) di Amerika Serikat. Penerapan yang tepat dari prinsip-prinsip ini
membantu menciptakan laporan keuangan yang akurat, andal, dan
bermanfaat bagi pemangku kepentingan seperti investor, kreditor, dan
manajemen. Penerapan dalam Praktik Penyajian Laporan Keuangan
dipengaruhi oleh prinsip-prinsip seperti keterbandingan, kewajaran, dan
kelanjutan usaha, yang membantu agar laporan tersebut mudah dimengerti,
dapat dibandingkan, dan memberikan gambaran yang akurat tentang kinerja
keuangan suatu entitas. Prinsip-prinsip seperti keterbandingan, kewajaran,
dan kelanjutan usaha memainkan peran penting dalam praktik penyajian
laporan keuangan. Keterbandingan memungkinkan para pemangku
kepentingan untuk membandingkan kinerja keuangan dari satu periode ke
periode lainnya, atau bahkan dengan entitas lain. Prinsip kewajaran
memastikan bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah
akurat, relevan, dan mencerminkan keadaan sebenarnya. Prinsip kelanjutan
usaha menjadi dasar dalam menilai aset dan kewajiban dalam laporan
keuangan. Dengan asumsi bahwa entitas akan beroperasi dalam jangka waktu
yang dapat diprediksi, laporan keuangan disusun dengan pandangan bahwa
usaha akan berlanjut. Namun, jika ada indikasi bahwa entitas mungkin tidak
dapat melanjutkan operasinya, hal ini harus tercermin dalam penyajian
laporan keuangan. Ketiga prinsip ini bekerja bersama-sama untuk
menciptakan laporan keuangan yang tidak hanya mudah dimengerti dan dapat
dibandingkan, tetapi juga memberikan gambaran yang akurat dan lengkap
tentang kesehatan keuangan dan kinerja suatu entitas kepada para pemangku
kepentingan.
19
2.8 Interaksi antara Postulat, Prinsip, dan Konsep dalam Praktik Akuntansi
1. Bagaimana Postulat Mempengaruhi Prinsip dan Konsep:Postulat dalam
akuntansi merujuk pada asumsi dasar yang membentuk landasan pemikiran
dalam penyusunan informasi keuangan. Postulat yang kuat dan relevan dapat
mempengaruhi pengembangan prinsip akuntansi dan konsep teori akuntansi.
Misalnya, asumsi bahwa entitas akan beroperasi dalam jangka panjang
menjadi landasan untuk prinsip pengukuran aset dan kewajiban. Ini juga
mempengaruhi konsep pengakuan pendapatan dan biaya. Postulat dalam
akuntansi adalah asumsi dasar yang menjadi landasan pemikiran dalam
menyusun informasi keuangan. Cara postulat mempengaruhi prinsip dan
konsep dalam praktik akuntansi dapat dijelaskan sebagai berikut:
• Prinsip Akuntansi yang Berkembang: Postulat yang kuat dan relevan akan
membentuk dasar bagi pengembangan prinsip-prinsip akuntansi. Misalnya,
postulat kelanjutan usaha (going concern) membentuk dasar bagi prinsip
pengukuran aset dan kewajiban. Jika postulat ini tidak terpenuhi (entitas tidak
berlanjut), prinsip-prinsip lain seperti nilai realisasi dan penurunan nilai akan
diterapkan.
• Pemilihan Konsep Teori Akuntansi: Postulat dapat mempengaruhi pemilihan
konsep-konsep teori akuntansi yang digunakan dalam praktik. Sebagai
contoh, jika postulat mengasumsikan bahwa entitas memiliki tujuan
berkelanjutan, maka konsep pengukuran biaya historis akan lebih sesuai.
• Interaksi dengan Prinsip dan Konsep: Postulat akan berinteraksi dengan
prinsip-prinsip dan konsep-konsep dalam praktik akuntansi. Misalnya,
postulat kelanjutan usaha akan berinteraksi dengan prinsip kewajaran, di
mana informasi keuangan harus mencerminkan kondisi riil entitas secara adil.
• Penyusunan Laporan Keuangan yang Konsisten: Postulat yang konsisten
akan memastikan penyusunan laporan keuangan yang konsisten dari periode
ke periode. Ini berarti bahwa prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang
digunakan dalam laporan keuangan akan dipengaruhi oleh postulat yang
mendasarinya.
• Penerapan Asumsi dalam Praktik: Postulat dapat memengaruhi interpretasi
dan penerapan prinsip-prinsip serta konsep-konsep dalam situasi nyata.
Misalnya, dalam kasus entitas yang menghadapi keraguan kelanjutan usaha,
20
hal ini akan mempengaruhi cara aset dievaluasi dan prinsip pengakuan
pendapatan diterapkan.
Dalam praktiknya, postulat merupakan fondasi yang memberikan arah
kepada prinsip-prinsip dan konsep-konsep dalam akuntansi. Keterkaitan yang
kompleks ini membantu menciptakan laporan keuangan yang mencerminkan
situasi dan kinerja entitas secara akurat, sekaligus mengikuti standar etika dan
profesionalisme akuntansi.
2. Contoh Penerapan Prinsip dan Konsep dalam Penyusunan Laporan
Keuangan.
• Prinsip Keterbandingan: Penggunaan format dan metode penyajian yang
konsisten dari tahun ke tahun memastikan keterbandingan data keuangan.
• Prinsip Kewajaran: Menghindari manipulasi laporan keuangan agar informasi
yang disajikan mencerminkan kondisi sebenarnya.
• Prinsip Kelanjutan Usaha: Penilaian aset dan kewajiban didasarkan pada
asumsi bahwa entitas akan beroperasi dalam jangka panjang.
• Konsep Entitas Ekonomi: Memisahkan keuangan entitas dari keuangan
pemiliknya untuk tujuan pelaporan yang objektif.
• Konsep Pengukuran: Memilih metode pengukuran yang sesuai dengan
karakteristik aset dan kewajiban, seperti biaya historis atau nilai wajar.
• Konsep Pengakuan: Mengakui pendapatan saat terjadi dan mengakui biaya
saat relevan, bahkan jika kas belum berubah tangan.
• Konsep Pelaporan: Menyajikan informasi yang relevan dan bermanfaat
dalam laporan keuangan, seperti laporan laba rugi, neraca, dan arus kas.
Tentu, berikut adalah beberapa contoh penerapan prinsip dan konsep dalam
penyusunan laporan keuangan:
• Prinsip Keterbandingan: Setiap tahun, sebuah perusahaan menggunakan
format dan metode penyajian yang konsisten dalam laporan laba rugi dan
neracanya. Hal ini memungkinkan para pemangku kepentingan untuk
membandingkan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun.
• Prinsip Kewajaran: Sebuah perusahaan menilai nilai aset tanahnya sesuai
dengan nilai wajar saat ini, meskipun nilai tersebut lebih rendah dari nilai
historisnya. Ini mencerminkan prinsip kewajaran dalam mengakui penurunan
nilai aset.
21
• Prinsip Kelanjutan Usaha: Sebuah perusahaan menghitung nilai wajar
investasi jangka panjangnya berdasarkan perkiraan arus kas masa depan. Hal
ini mengikuti prinsip kelanjutan usaha, di mana diasumsikan bahwa
perusahaan akan berlanjut dalam operasinya.
• Konsep Entitas Ekonomi: Seorang pemilik usaha kecil tidak menyertakan
aset pribadinya dalam laporan keuangan usahanya. Ini mencerminkan konsep
entitas ekonomi, di mana keuangan entitas dipisahkan dari keuangan
individu.
• Konsep Pengukuran: Sebuah perusahaan mengukur inventarisnya dengan
menggunakan biaya historis. Ini mengikuti konsep pengukuran berdasarkan
biaya historis, yang mengasumsikan bahwa biaya awal pembelian lebih
relevan daripada nilai pasar saat ini.
• Konsep Pengakuan: Sebuah perusahaan mengakui pendapatan penjualan
ketika barang dikirim kepada pelanggan, bahkan jika pelanggan belum
membayar. Ini mengikuti konsep pengakuan pendapatan saat terjadi (revenue
recognition), di mana pendapatan diakui ketika layanan atau barang telah
disampaikan.
• Konsep Pelaporan: Sebuah perusahaan menyajikan laporan laba rugi, neraca,
dan arus kas sebagai bagian dari laporan keuangan tahunan. Ini mengikuti
konsep pelaporan yang mengharuskan penyajian informasi yang relevan dan
bermanfaat bagi para pemangku kepentingan.
Contoh-contoh ini mencerminkan bagaimana prinsip dan konsep dalam
teori akuntansi diaplikasikan dalam penyusunan laporan keuangan.
Penggunaan prinsip-prinsip ini membantu menciptakan laporan keuangan
yang akurat, konsisten, dan dapat diandalkan bagi para pemangku
kepentingan.
Melalui interaksi yang kompleks ini, postulat, prinsip, dan konsep bekerja
bersama-sama untuk menghasilkan laporan keuangan yang akurat, konsisten,
dan informatif, yang membantu para pemangku kepentingan dalam
pengambilan keputusan.
Ini hanyalah beberapa contoh, dan dalam praktiknya, banyak faktor dan
pertimbangan lain yang mempengaruhi bagaimana postulat, prinsip, dan
konsep saling berinteraksi dalam penyusunan laporan keuangan.
22
DAFTAR PUSTAKA
23