Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“TEORI-TEORI YANG MENDASARI BIDANG AKUNTANSI”

Dosen Pengampu:

Dr. Cornelius Rante Langi, SE., MM., Ak., CA., CTA., CPA., CSRS., BKP

Disusun Oleh Kelompok 2 :

1. Eka Elinda Putri 2001036130

2. Azyza rama sumady 2101036001

3. Dita Amelia Ananta 2101036023

4. Ira Choiri 2101036030

5. Yunissa Anggraini 2101036136

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................ii


BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 2
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................ 2
1.3 Tujuan............................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 4
2.1 Pengertian Accounting Theory Dan Accounting Research.............................................. 4
2.2 Tujuan Accounting Theory Dan Accounting Research ................................................... 5
2.3 Akuntansi Merupakan Suatu Seni, Sains dan Teknologi ................................................. 6
2.4 Teori Akuntansi Sebagai Penalaran Logis ....................................................................... 7
2.5 Perspektif Teori Akuntansi............................................................................................... 8
2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Kebijakan Akuntansi .......................... 10
2.7 Peran Pengukuran Dalam Akuntansi.............................................................................. 12
2.8 Jenis-Jenis Teori Akuntansi ........................................................................................... 13
2.9 Tujuan Dan Fungsi Teori Akuntansi .............................................................................. 14
2.10 Karateristik Teori Akuntansi ....................................................................................... 15
2.11 Struktur Teori Akuntansi ............................................................................................. 15
2.12 Prinsip Dasar Teori Akuntansi ..................................................................................... 16
2.13 Konsep Dasar Teori Akuntansi .................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

Pada awal mulanya di tahun 3600 SM (zaman mesopotamia), praktik akuntansi


diwujudkan dalam sistem pencatatan sederhana pada media tulis berupa batu, kulit kayu dan
sebagainya untuk memenuhi kebutuhan para pelaku bisnis dan ekonomi akan informasi
akuntansi. Perekonomian dunia yang semakin berkembang seturut dengan perkembangan
zaman mendorong meningkatnya kebutuhan akan informasi akuntansi yang andal dan relevan
sebagai sarana komunikasi bisnis di antara para pelaku ekonomi. Pengembangan sistem dan
kebijakan akuntansipun tidak luput dari perhatian para ahli untuk. menciptakan sebuah tatanan
praktik akuntansi yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan para pemakai (relevan). Salah
satu wujud nyata dari awal perkembangan praktik akuntansi terjadi pada abad ke-15 yang
ditunjukkan dengan munculnya pemikiran baru mengenai sistem pencatatan akuntansi yang
berorientasi pada sistem pembukuan berganda (double entry system) yang dipopulerkan oleh
seorang pemuka agama dan ahli matematika berkebangsaan Italia Luca Pacioli dalam bukunya
yang berjudul Summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita yang berisi
mengenai pelajaran pembukuan berganda (debit-kredit) terutama pada salah satu bab yang
berjudul “Tractatus de Cumputis at Scritorio”.

Perkembangan teori akuntansi di dunia telah melalui beberapa tahap seperti yang
dipaparkan oleh Godfrey (1992), pada tahun 1492-1800 yang dikenal sebagai pre-theory period
yaitu masa ketika belum ada satupun teori akuntansi yang berkembang sampai pada awal abad
ke-19, dan kalaupun ada hanya sebatas saran - saran atau pertanyaan-pertanyaan yang belum
dapat digolongkan sebagai teori atau pernyataan yang sistematis. Periode perkembangan teori
akuntansi yang kedua dikenal sebagai general scientific period pada tahun1800-1955, yang
sudah ada pengimbangan teori yang penekanannya baru berupa penjelasan terhadap praktik
akuntansi. Pada masa ini sudah ada kerangka kerja untuk menjelaskan dan mengembangkan
praktik akuntansi. Akuntansi dikembangkan berdasarkan metoda empiris yang mengutamakan
pengamatan atas kenyataan sehari-hari atau realitas bukan didasarkan pada logika. Laporan
American Accounting Association (AAA) "A Tentative Statement of Accounting Principles
Affecting Corporate Reports" pada tahun 1938 serta laporan American Institute of Certified
Public Accountants (AICPA) tentang "A Statement of Accounting Principle" (Sanders,

1
Hatfield, dan Moore, ....) merupakan dua contoh perumusan teori akuntansi berdasarkan
metoda empiris atau disebut era general scientific ini.

Teori akuntansi muncul sebagai akibat adanya penalaran - penalaran dari para ahli yang
kemudian mewarnai dunia akuntansi dengan berbagai kontroversi dan kritik yang
berkembang.

Masalah praktis memang dapat diatasi atau dipecahkan dengan berdasarkan pengalaman
praktis, tetapi pengalaman praktis saja tidaklah cukup, melainkan harus dilandasi oleh
pemahaman yang kuat terhadap teori akuntansi.

1.1 Latar Belakang


Akuntansi erat hubungannya dengan segala aktivitas di manusia, terutama dalam
dunia bisnis. Perkembangan dalam teori akuntansi mengarah pada penggunaan
berbagai teori di bidang lain seperti finance, ekonomi, manajemen, psikologi,
sosiologi dan lainnya. Pemahaman akan akuntansi pun selalu mengalami
perkembangan sehingga penting memahami secara lebih mendalam pengertian teori
akuntansi ini. Pada dasarnya teori akuntansi dijadikan sebagai dasar untuk memahami
pelaporan keuangan dan bagaimana perusahaan membuat dan menyampaikan laporan
keuangannya dengan menggunakan strategi yang tepat. Teori akuntansi dapat
dikarakterisasi sebagai penalaran logis. Teori akuntansi lebih berkepentingan dengan
masalah mengapa, dari pada apa, atau bagaimana.

Sebuah studi mendalam tentang teori akuntansi dilakukan untuk melihat ke dalam
praktik akuntansi yang ada, bagaimana mereka berkembang dan modifikasi atau
melakukan penambahan yang mungkin dilakukan terhadap ilmu akuntansi dari waktu
ke waktu. Prinsip akuntansi ini berfungsi sebagai kerangka untuk pelaporan dan
laporan keuangan yang akurat. Tentunya hal ini bertujuan untuk menjelaskan adanya
sebuah hubungan yang ada pada variabel dalam struktur akuntansi. Penjelasan
tersebut bertujuan untuk memperkirakan fenomena yang mungkin bisa terjadi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja teori akuntansi dan mengapa teori akuntansi ini penting?
2. Apa hubungan antara teori akuntansi dan pembuat kebijakan?
3. Apa saja metode pengukuran dalam akuntansi?
4. Apa manfaat yang didapat dari prinsip penilaian dalam sistem akuntansi?

2
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja teori akuntansi dan mengapa teori akuntansi ini
penting?
2. Untuk mengetahui apa hubungan antara teori akuntansi dan pembuat
kebijakan?
3. Untuk mengetahui apa saja metode pengukuran dalam akuntansi?
4. Untuk mengetahui apa manfaat yang didapar dari prinsip penilaian dalam
sistem akuntansi?

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Accounting Theory Dan Accounting Research


Teori akuntansi adalah bentuk pengertian yang digunakan untuk menunjukan spekulasi,
metodologi, dan bentuk kerangka kerja serta mempelajari bentuk pelaporan keuangan.
Teori akuntansi juga membahas tentang bagaimana bentuk prinsip pelaporan keuangan
tersebut diterapkan dalam industri yang berkaitan dengan akuntansi. Teori ini pada
dasarnya digunakan sebagai kajian untuk memahami pelaporan keuangan dan bagaimana
perusahaan atau lembaga menyampaikan laporan tersebut menggunakan cara dan strategi
yang tepat.

Keberadaan teori sangat bermanfaat dalam kehidupan sebab mencobamenjelaskan


hubungan atau meramalkan kejadian. Dalam istilah metode ilmiah,teori harus
mengandung sekumpulan pemikiran dasar yang biasa disebut dengan premis (asumsi).
Pemikiran dasar ini harus jelas dapat berdiri sendiri atau dapatdibuat sehingga dapat diuji
dengan kesimpulan statistik atau biasa disebut dengan pengujian hipotesis. Jadi, sebuah
teori merupakan serangkaian kesimpulan yangdihasilkan dari pemikiran dasar atau premis
yang dapat diuji kebenarannya.

Hendriksen (1982) menyatakan teori adalah satu set susunan hipotesis, konsep dan
prinsip pragmatis yang membentuk kerangka umum referensi untuk suatu bidang yang
dipertanyakan. Sedangkan teori akuntansi didefinisikan sebagai alasan yang logis dalam
bentuk suatu set prinsip yang luas yang memberikan kerangka umum dari rujukan di mana
prinsip akuntansi dapat di nilai, dan pedoman pengembangan praktik dan prosedur yang
baru. Teori akuntansi bisa juga menjelaskan pratik yang berlaku saat ini dan mendapatkan
pemahaman yang lebih baik tentang praktik tersebut. Tujuan utama dari teori akuntansi
adalah memberikan suatu set prinsip yang logis yang saling terkait yang membentuk
kerangka umum sebagai rujukan untuk menilai dan mengembangkan praktik akuntansi
yang baik.

Godfrey, dkk., (1992) menyatakan bahwa teori dapat didefinisikan dalam berbagai
cara misalnya, teori adalah sistem deduktif yaitu berupa pernyataan yang mengurangi
generalisasi, yang lain menganggap bahwa teori adalah suatu susunan ide yang digunakan

4
untuk menjelaskan sesuatu. Teori bisa juga secara sederhana dijelaskan sebagai alasan
logis yang mendasari suatu pernyataan keyakinan. Apakah teori diterima atau di tolak
tergantung pada kemampuannya meramalkan realitas, kemampuannya menjelaskan pratik
akuntansi, dan kemampuannya menjadi dasar pengembangan paraktik akuntansi tersebut.

Dari beberapa definisi di atas dapat di simpulkan bahwa akuntansi sebagai disiplin ilmu
sudah seharusnya memiliki teori akuntansi. Teori ini merupakan kristalisasi dari fenomena
empiris yang terjadi yang digambarkan dalam bentuk dalil-dalil yang disimpulkan dari
fenomena dan disajikan dalam bentuk kalimat-kalimat pendek yang berlaku secara umum.
Teori biasanya diambil dari berbagai riset demi riset sehingga sampai pada suatu
kesimpulan yang dapat berlaku unruk semua, universal, logis, konsisten, dapat diramalkan,
dan obyektif.

Obyek penelitian adalah fenomena sosial dan ekonomi. Fenomena ini dikaji, diteliti dan
lahirlah suatu kesimpulan atau tesa. Dari riset dan kesimpulan lain ditemukan anti tesa dan
lahirlah sintesa sehingga mengkristal menjadi teori yang selanjutnya akan dikaji berulang
kali. Sepanjang suatu teori dapat mempertahankan diri dari kritikan dan verifikasi, maka
dia tetap menjadi teori yang confirm dan masih berlaku.

2.2 Tujuan Accounting Theory Dan Accounting Research


Tujuan teori akutansi adalah untuk menyajikan seperangkat prinsip yang logis yang
saling berkaitan, yang membentuk kerangka acuan secara umum untuk menilai dan
juga mengembangkan praktek akuntansi yang sehat. Tujuan dari teori adalah menjelaskan
dan memprediksi. Menjelaskan berarti menganalisis dan memberi alasan mengapa
fenomena atau fakta yang sedang terjadi sedangkan memprediksi berarti memberi
keyakinan jika asumsi-asumsi yang diteorikan dipenuh,kemungkinan besar suatu
fenomena atau fakta tertentu akan terjadi. Bila hal ini diterapkan untuk akuntansi, teori
akuntansi sering dimaksudkan sebagai sains yang berdiri sendiri yang menjadi sumber
pengetahuan dan praktik akuntansi.

Teori akuntansi akan merupakan seperangkat hipotesis-hipotesis yang bersifat


deskriptif sebagai hasil penelitian dengan menggunakan metode ilmiah tertentu. Oleh
karena itu, teori akuntansi berisi keseluruhan analisis dan komponennya yang menjadi
sumber acuan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala-gejala atau peristiwa dalam
akuntansi.

5
Teori akuntansi disetarakan dengan sains, yang memiliki memenuhi kriteria bebas nilai,
kohoren, universal, dan dapat diuji atau diverifikasi secara empiris ini menjadikan arah
teori akuntansi bergeser dari menghasilkan prinsip dan praktik akuntansi baru yang lebih
baik menuju ke menguji validitas penjelasan suatu fenomena taua fakta akuntansi.
Pergeseran arah ini ditentang oleh banyak pihak karena dengan pendekatan semacam ini
tidak akan menghasilkan jawaban berupa teknik atau prinsip baru untuk memecahkan
masalah akuntansi. Dalam hal ini teori akuntansi harus dapat memberikan penjelasan
mengenai praktik akuntansi, menjawab dan menjelaskan semua fenomena yang melatar
belakangi penerapan suatu metode dalam praktik akuntansi.

2.3 Akuntansi Merupakan Suatu Seni, Sains dan Teknologi


Pengertian akuntansi tidak lepas dari pengertian akuntansi sebagai bidang ilmu. Apakah
akuntansi itu merupakan suatu seni, sains atau bahkan suatu teknologi sehingga
menentukan apa yang disebut sebagai teori akuntansi.

a. Akuntansi sebagai seni


Dikarenakan dalam melaksanakan pencatatan dan transaksi sebuah laporan
keuangan dibutuhkan keahlian dan keterampilan layaknya sebuah seni. Seorang
seniman tentu saja mempunyai keahlian atau bakat dalam bidangnya, begitupun
juga dengan seorang akuntan yang membutuhkan keahlian dan pengetahuan
khusus dalam melakukan pencatatan akuntansi. Bentuk-bentuk seni pencatatan
akuntansi yaitu seperti mencatat transaksi keuangan perusahaan atau bisnis,
pencatatan penjualan, pencatatan jurnal umum, neraca, laba rugi dan masih banyak
lagi.
b. Akuntansi sebagai sains
Dikarenakan saat ini kita bisa mempelajari akuntansi di dunia pendidikan bahkan
terdapat program-program studi khusus dalam akuntansi itu sendiri. Selain itu juga
merupakan sebuah kajian untuk memvalidasi dikarenakan ilmu akuntansi dapat
menjelaskan hipotesis dan penyimpulan secara ilmiah untuk menghasilkan suatu
laporan yang dapat dipercaya. Dan jika sebuah akuntansi dipandang sebagai sains,
maka akuntansi itu sendiri dapat menjelaskan "mengapa sebuah perusahaan
menggunakan metode ini" atau "mengapa laba dari perusahaan tersebut bisa
menurun", hal-hal tersebut dapat dilihat melalui transaksi pencatatan akuntansi
yang bisa menunjukan perkembangan keuangan perusahaan.
c. Akuntansi sebagai teknologi

6
Saat ini akuntansi sudah mulai berkembang mengikuti perkembangan teknologi.
Di dunia yang serba digital ini membuat akuntansi juga mengikuti arus digital
tersebut, seperti tidak lagi melakukan pencatatan secara manual tetapi sudah
menggunakan sistem yang terkomputerisasi dengan bantuan aplikasi atau software
dalam melakukan pencatatan akuntansi.
Akuntansi tidak dapat dipisahkan dengan teknologi karena berjalan beriringan.
Seperti halnya teknologi dalam akuntansi merupakan sebuah perangkat software
yang dapat dipelajari dan dikembangkan untuk menyediakan sebuah informasi
pencatatan akuntansi dalam mencapai tujuan sosial maupun ekonomi. Teknologi
merupakan sebuah ilmu sains terapan, hal ini sama dengan akuntansi yang
merupakan sains terapan juga. Oleh karena itu, akuntansi dapat dilihat sebagai
teknologi dalam bidang keuangan atau akuntansi sebagai alat ukur dalam membuat
pedoman pengukuran untuk mengendalikan keputusan ekonomi, baik dalam
organisasi, perusahaan, ataupun negara.

2.4 Teori Akuntansi Sebagai Penalaran Logis


Teori dapat pula diartikan sebagai suatu penalaran logis (logical reasoning) yang
melandasi praktik (berupa tindakan, kebijakan, atau peraturan) dalam kehidupan nyata.
Teori berusaha untuk memberikan pembenaran (justification) terhadap praktik agar praktik
mempunyai kekuatan untuk dapat dipertahankan atau diper- tanggungjelaskan
kelayakannya. Penalaran logis berisi asumsi, dasar pikiran, kon- sep, dan argumen yang
saling berkaitan dan yang membentuk suatu terangka pikir yang logis. Hasil proses
penalaran logis dapat dituangkan dalam bentuk dokumen yang berisi prinsip-prinsip umum
(semacam konstitusi) yang menjadi landasan umum untuk menentukan tindakan atau
praktik (dalam bentuk un- dang-undang atau peraturan) yang terbaik dalam mencapai suatu
tujuan.

Bila diterapkan untuk akuntansi, teori akuntansi sering dimaksudkan sebagai suatu
penalaran logis yang memberikan penjelasan dan alasan tentang perlakuan akuntansi
tertentu (baik menurut standar akuntansi atau menurut tradisi) dan tentang struktur
akuntansi yang berlaku dalam suatu wilayah tertentu. Teori akuntansi membahas proses
pemikiran atau penalaran untuk menjelaskan kela yakan prinsip atau praktik akuntansi
tertentu yang sudah berjalan atau untuk memberi landasan konseptual dalam penentuan
standar atau praktik yang baru. Pengertian seperti ini sesuai dengan pengertian teori yang
didefinisi Hendriksen seperti berikut ini.

7
“teori akuntansi dapat didefinisikan sebagai penalaran logis dalam bentuk seperangkat
prinsip luas yang (1) memberikan kerangka acuan umum yang dengannya praktik
akuntansi dapat dievaluasi dan (2) memandu pengembangan praktik dan prosedur baru
tersebut."

2.5 Perspektif Teori Akuntansi


Penggolongan akuntansi sebagai sains atau teknologi merupakan pembahasan teori
akuntansi dari perspektif taksonomi. Meski begitu, berdasar pada penekanan
pembahasannya, teori akuntansi juga dapat mencakup berdasar perspektif lainnya. Yakni
dari aspek sasaran teori, tataran semiotika, serta pendekatan penalaran.

a. Aspek Sasaran Teori


Dari aspek sasaran teori, terjadi dikotomi antara teori akuntansi sebagai teori yang
bersifat positif atau normatif, dan ini merupakan hal yang logis dirunut dari
konsekuensi penggolongan akuntansi sebagai sains atau teknologi. Penjelasan
positif memuat pernyataan tentang sesuatu objek (kejadian, tindakan atau
perbuatan) sesuai dengan fakta atau pengamatan empiris, dan penjelasannya akan
diarahkan untuk menjawab pertanyaan berdasar kriteria ilmiah mengenai apakah
suatu pernyataan benar atau salah. Sehingga sasaran teori akuntansi positif adalah
penjelasan mengenai kejadian nyata secara tujuan tanpa didasarkan pada
pertimbangan nilai ( value-judgment). Sementara penjelasan normatif berisi
pealaran dalam upaya menilai apakah suatu objek relevan atau tidak relevan dalam
kaitannya dengan kebijakan tertentu, dan diarahkan untuk mendukung penyusunan
kebijakan (pembuatan kebijakan ). Maka jika dikaitkan, akan didapat bahwa
sasaran teori akuntansi normatif adalah penalaran mengenai mengapa suatu
perlakuan akuntansi tertentu lebih baik jika dibandingkan perlakuan akuntansi
alternatif, jika suatu tujuan akuntansi yang tujuan spesifik ingin dicapai.
b. Aspek Tataran Semiotika
Semiotika merupakan bidang kajian yang membahas teori umum tentang tanda-
tanda (signs) dan simbol-simbol dalam bidang linguistika. Linguistika itu sendiri
merupakan bidang kajian ilmu bahasa yang membahas fonetik, gramatika,
morfologi, dan makna kata atau ungkapan. Logika membahas masalah yang ber-
kaitan dengan validitas penalaran dan penyimpulan. Ketiga bidang kajian ini
menjadi teori yang melandasi terciptanya komunikasi yang efektif. Sebagai teori

8
umum dalam penyimbolan informasi, semiotika membahas tiga pertanyaan pokok
yang berkaitan dengan simbol informasi. Ketiga pertanyaan tersebut adalah:
1) Apakah simbol tersebut logis (masuk akal)?
2) Apa makna yang dikandung oleh simbol?
3) Apakah ungkapan tersebut mempunyai efek (pengaruh) terhadap
penerima?
Pokok masalah di atas membentuk tiga tataran (level) semiotika yaitu :
1) Teori akuntansi semantik menekankan pembahasan pada simbolisasi
realitas (kegiatan perusahaan) ke dalam tanda bahasa akuntansi (elemen
laporan keuangan) sehingga pengguna laporan keuangan dapat
membayangkan kegiatan fisik perusahaan tanpa secara langsung harus
menyaksikan kegiatan tersebut. Sehingga teori ini berusaha menjawab
apakah elemen laporan keuangan representatif sehingga tidak disalah
artikan oleh pengguna laporan keuangan. Dan fokus utamanya pada
pendefinisian, identifikasi karakteristik, serta pengukuran elemen laporan
keuangan.
2) Teori akuntansi sintaktik berfokus pada pembahasan masalah-masalah
mengenai bagaimana kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah disimbolkan
secara semantik dalam elemen laporan keuangan dapat diwujudkan dalam
bentuk laporan keuangan. Simbol-simbol ini harus memiliki keterkaitan
yang logistik sehingga informasi semantik dapat terkandung dalam laporan
keuangan. Maka teori sintaktik akuntansi tidak hanya mencakup mengenai
hubungan struktural antar elemen laporan keuangan, namun juga struktur
pelaporan keuangan yang terdiri atas manajemen, entitas pelaporan,
pengguna laporan keuangan, sistem akuntansi serta pedoman penyusunan
laporan (PABU).
3) Teori akuntansi pragmatik fokus pada pengaruh informasi terhadap
perubahan perilaku pemakai laporan keuangan, atau dengan kata lain reaksi
pihak yang dituju oleh informasi akuntansi. Teori pragmatik akan
menyampaikan dengan soal efektifitas komunikasi, atau apakah informasi
sampai ke pihak yang dituju dan diinterpretasi dengan tepat. Setelah itu
beralih pada masalah kebermanfaatan informasi, atau apakah pihak yang
dituju memakai informasi yang dimaksudkan sebagai dasar pengambilan

9
keputusan. Dan pada akhirnya kebermanfaatan informasi inilah kunci dari
efektivitas pencapaian tujuan pelaporan keuangan.
c. Aspek Pendekatan Penalaran
Teori akuntansi merupakan penalaran logistik yang memberikan penjelasan
tentang perlakuan akuntansi tertentu. Proses pengambilan kesimpulan yang
menghasilkan pernyataan teori dapat bersifat deduktif atau induktif. Penalaran
deduktif merupakan proses penarikan kesimpulan yang diawali dari suatu
pernyataan umum yang disepakati (premis) ke pernyataan khusus sebagai
kesimpulan (konklusi). Hukuman deduktif dalam akuntansi digunakan untuk
memberi penjelasan dan dukungan terhadap kelayakan suatu pernyataan akuntansi.
Sementara penalaran induktif berawal dari pernyataan atau keadaan yang khusus
dan berakhir pada pernyataan umum yang merupakan generalisasi dari keadaan
khusus, sehingga hubungan antara premis dan konklusi tidak terjadi dalam
penlaran deduktif.

2.6 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penetapan Kebijakan Akuntansi


a. Economic Conditions
Hubungan antara teori akuntansi dan proses penetapan standar harus dipahami
dalam konteks yang lebih luas, seperti yang ditunjukkan dalam tampilan diatas.
Kondisi ekonomi berdampak pada keduanya baik faktor politik maupun teori
akuntansi. Faktor politik, pada gilirannya, juga memiliki efek pada teori akuntansi.
Badan-badan seperti FASB dan SEC. yang diberi wewenang membuat aturan
akuntansi keuangan, melakukan fungsi kebijakan.
b. The Management of Major Firms and Industry
Dalam menentukan faktor ekonomi adalah pelaku bisnis. Pihak yang
berkepentingan dalam menentukan factor politik adalah pemerintah, yaitu
legislative, yudikatif dan eksekutif. Sedangkan dalam teori akuntansi pihak yang
berkepentingan adalah orang-orang akademis yang melakukan research.
Kesimpulanya bahwa yang berperan dalam mengontrol arah akuntansi adalah
berasal dari sumber daya manusia itu sendiri.
c. Political Factor
Merujuk pada pengaruh pembuatan kebijakan terhadap mereka yang akan tunduk
pada aturan atau peraturan yang dihasilkan. Termasuk dalam kategori ini adalah

10
auditor, yang bertanggung jawab untuk menilai apakah aturan telah diikuti,
pembuat laporan keuangan, yang diwakili oleh organisasi seperti Financial
Executive International (FED), investor yang diwakili oleh organisasi seperti CFA
Institute dan masyarakat itu sendiri, serta kelompok pemerintah diwakili oleh
Kongres, departemen atau lembaga dari cabang eksekutif dari pemerintah, seperti
Securities and Exchange Commission (SEC).
d. Accounting Theory
Proses penelitian akuntansi mengembangkan dan menyempurnakan teori akuntansi
Penelitian dilakukan oleh profesor akuntansi ternama, tetapi banyak individu dari
organisasi pembuatan kebijakan, kantor akuntan publik, dan industri swasta juga
memainkan peran penting dalam proses penelitian. Standar dan pernyataan lain
dari badan penyusun standar akuntansi ditafsirkan dan dipraktikkan di tingkat
organisasi. Oleh karena itu, output dari tingkat kebijakan dilaksanakan pada tingkat
praktik akuntansi
e. User of Accounting Data and Reports
Pengguna terdiri dari banyak kelompok dan termasuk pemegang saham yang
aktual dan potensial dan kreditur serta masyarakat luas. Hal ini penting untuk
diingat bahwa pengguna tidak hanya menggunakan laporan keuangan dan
pelaporan dalam membuat keputusan, tetapi mereka juga dipengaruhi oleh fungsi
pembuatan kebijakan dan pelaksanaannya di tingkat praktik akuntansi.

Hendriksen menilai teori akuntansi sebagai suatu susunan prinsip umum akan dapat:

1. Memberikan kerangka acuan yang umum dari mana praktik akuntansi dinilai.
2. Teori akuntansi yang dirumuskan tidak akan mampu mengikuti perkembangan
ekonomi, sosial, teknologi, dan ilmu pengetahuan yang demikian cepat.

Sampai saat ini Indonesia masih belum berupaya secara intensif untuk merumuskan teori
atau standar akuntansinya sendiri. Kita masih tetap menggunakan teori atau standar
akuntansi Amerika atau yang terakhir dari IASC (International Accounting Standard
Committee) sebagai dasar pengembangan akuntansi di tanah air. Standar akuntansi
keuangan maupun pernyataan standar pemeriksaaan masih mengadopsi atau
menterjemahkan standar serat pedoman dari Amerika atau IASC dengan berbagai
modifikasi minor. Upaya yang baru dilakukan oleh profesi akuntansi adalah perumusan
prinsip akuntansi Indonesia namun belum menyentuh dasar teori akuntansinya.

11
2.7 Peran Pengukuran Dalam Akuntansi
Pengukuran adalah aspek penting dalam teori akuntansi. Pengukuran dapat diartikan
memilih angka untuk suatu objek yang terukur.

a. Kind of Measurement Type


1) Pengukuran langsung (direct measurement) dan Pengukuran tidak langsung
(indirect measurement).
Pengukuran sebenarnya dari objek yang diinginkan, dapat dilakukan
dengan cara masuk ke gudang dan menghitung persediaan secara langsung.
Metode yang dapat digunakan adalah metode periodic. Sedangkan
pengukuran tidak langsung dari objek yang diinginkan. Misalnya saat
terjadi kebakaran di gudang, atau saat ingin mengetahui jumlah persediaan
pada akhir tahun, maka saat akhir tahun digunakan retail inventory method
atau gross profit method untuk mengukur persediannya
2) Pengukuran penilaian (Assessment) dan Prediksi (Prediction)
Pengukuran penilaian terkait dengan sifat barang yang diukur. Pendapatan
merupakan ukuran penilaian karena menujukkan seberapa baik kinerja
perusahaan selama periode tersebut. Lalu, Prediksi terkait dengan faktor-
faktor yang menunjukkan kondisi dimasa depan, misalnya pendapaan dari
periode saat ini dapat digunakan untuk memprediksi deviden dimasa depan
b. The Measurement Process
Dalam melakukan pengukuran tidak ada statement "hanya ada satu ukuran yang
benar secara absolout". Untuk melakukan proses pengukuran merupakan hal yang
tidak sederhana, karena proses pengukuran tergantung dari bebarapa faktor yaitu:
1) Objek itu sendiri
2) Atribut yang akan diukur
3) Pengukur
4) Operasi penghitungan
5) Instrument yang digunakan
6) Konstrain-konstrain yang mempengaruhi pengukur
c. Types of Measurements
1) Nominal Scale
Skala nominal merupakan sistem klasifikasi dasar tidak lebih dari itu.
Contoh :

12
• Untuk laki-laki
• Untuk perempuan

Sistem penomoran tersebut hanya untuk mengklasisifikasi gender, tidak


memiliki tujuan lain selain klasifikasi. Contoh lainnya seperti klasifikasi
nomor pada bagan akuntansi agama dan nomor punggung pemain bola.

2) Ordinal Scale
Skala ordinal merupakan skala yang membedakan serta menunjukkan
urutan preferensi, tetapi tingkat urutan preferensi setiap barisan belum
tentu sama.
Contoh:
• Juara 1→terbaik
• Juara 2 → baik
• Juara 3 → cukup baik
Dalam akuntansi aktiva lancar dan kewajiban lancar di neraca dicatat
berdasarkan urutan likuiditas, yang merupakan skala ordinal. Contoh lain
adalah saat seorang investor melihat 3 kemungkinan jenis investasi lalu
investasinya tersebut diperingkatkan berdasarkan nilai bersihnya saat ini
3) Interval Scale
Skala interval merupakan skala yang membedakan, mengurutkan, dan
beda jarak antara satu dengan lainnya sama.
Contoh :
• 1-3 jam
• 4-6 jam
• 7-9 jam
Skala diatas merupakan skala interval karena memiliki interval yang sama
d) Ratio Scale.

2.8 Jenis-Jenis Teori Akuntansi


Teori akuntansi merupakan suatu penalaran logis yang mengevaluasi dan
mengembangkan praktik akuntansi. Hasil penalaran logis adalah suatu kerangka
konseptual yang menjadi semacam konstitusi akuntansi. Adanya tujuan sosial yang harus
dicapai oleh akuntansi menjadikan teori akuntansi banyak membahas pertimbangan nilai
(value judgement).

13
Atas dasar sasaran yang ingin dicapai, teori akuntansi dibedakan menjadi:

a. Teori positif
Teori ini menjelaskan fenomena akuntansi seperti apa adanya atas dasar
pengamatan empiris.
b. Teori normative
Teori ini menjelaskan fenomena akuntansi untuk menjustifikasi atau membenarkan
standar akuntansi karena tujuan akuntansi harus dicapai. Sementara itu, menurut
aspek tataran semiotika yang mengkaji teori umum tentang tanda-tanda dan
simbol-simbol dalam bidang linguistik, teori akuntansi dibedakan menjadi:
c. Teori sintaktik
Teori ini merupakan teori yang berkepentingan pada struktur pelaporan keuangan.
Teori ini memberi penalaran mengapa data/informasi disajikan dengan cara
tertentu.
d. Teori semantic
Teori ini memusatkan perhatian pada masalah masalah penyimbolan, pengukuran
dan penyajian kegiatan operasi dan objek fisis perusahaan dalam bentuk laporan
keuangan. Teori ini memberi penalaran mengapa kegiatan perusahaan disimbolkan
dengan cara tertentu.
e. Teori pragmatic
Teori ini memusatkan perhatian pada pengaruh informasi terhadap perubahan
perilaku pemakai laporan keuangan. Teori ini membahas reaksi pihak yang dituju
oleh informasi akuntansi.

2.9 Tujuan Dan Fungsi Teori Akuntansi


Menurut Hery (2009) tujuan utama dari teori akuntansi adalah memberikan suatu set
prinsip yang logis yang saling terkait yang membentuk kerangka umum sebagai rujukan
untuk menilai dan mengembangkan praktik akuntansi yang baik. Hery (2009) menjelaskan
fungsi teori akuntansi adalah sebagai berikut.

a. Sebagai pedoman bagi lembaga penyusun standar akuntansi.


b. Memberikan kerangka acuan dalam menyelesaikan masalah akuntansi yang tidak
ada standar resminya.
c. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca terhadap informasi yang
disajikan dalam laporan keuangan.

14
d. Agar laporan keuangan dapat diperbandingkan.
e. Memberikan kerangka acuan dalam menilai prosedur dan praktik akuntansi.

Sedangkan Hendriksen (1982) mengemukakan manfaat teori akuntansi sebagai berikut:

a. Memberikan kerangka rujukan sebagai dasar untuk menilai prosedur dan praktik
akuntansi.
b. Memberikan pedoman terhadap praktik dan prosedur akuntansi yang baru.

2.10 Karateristik Teori Akuntansi


Secara umum, fungsi utama dari teori akuntansi adalah untuk memberikan kerangka
pengembangan ide-ide baru dan membantu proses pemilihan akuntansi (Mathew &
Perera,1993). Mathew & Perera (1993) mengatakan bahwa teori memiliki karateristik
berikut ini.

a. Memiliki Body of Knowledge.


b. Konsisten secara internal.
c. Menjelaskan dan / atau memrediksi fenomena.
d. Menyajikan hal-hal yang ideal.
e. Referen yang ideal untuk mengarahkan praktik.
f. Membahas masalah dan memberikan solusi.

2.11 Struktur Teori Akuntansi


Struktur teori akuntansi adalah elemen-elemen yang saling terkait dan menjadi
pedoman bagi pengembangan teori dan perumusan standar atau teknik akuntansi. Elemen
- elemen tersebut adalah sebagai berikut.

a. Rumusan tentang tujuan laporan keuangan.


b. Postulat akuntansi, yang dijabarkan dari rumusan tujuan laporan keuangan.
c. Konsep teoretis akuntansi, yang dijabarkan dari rumusan tujuan laporan
keuangan.
d. Prinsip dasar akuntansi, yang dijabarkan dari postulat dan konsep teoretis
akuntansi.
e. Standar atau teknik akuntansi, yang merupakan pedoman dalam penyusunan
laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan para pemakai, yang dirumuskan dari
prinsip akuntansi.

15
2.12 Prinsip Dasar Teori Akuntansi
Terdapat 6 (enam) prinsip yang menjadi aturan dasar mengenai bagaimana akuntansi
dilaksanakan berdasarkan prosedur atau cara yang sesuai dan terorganisir. Keenam
prinsip dasar tersebut antara lain:

a. Cost principle
Berdasarkan prinsip teori akuntansi, semua aset dalam bentuk apa pun harus
dicatat sesegera mungkin setelah didapatkan atau dibeli. Melakukan pencatatan
atas biaya pengeluaran akan menjaga bisnis tetap teratur dan berada sesuai jalur.
b. Matching principle
Sesuai dengan namanya, pada dasarnya prinsip ini mencocokkan pengeluaran
dengan pendapatan.
c. Materiality principle
Pada prinsip ini, hanya transaksi keuangan yang sudah selesai dilakukan yang
dapat dicatat. Sehingga pencatatan terhadap transaksi yang belum usai, perlu
ditunda terlebih dahulu. Prinsip ini juga juga menekankan pada pengeluaran
sekecil apa pun per bulan. Jika dihitung selama satu tahun, maka akan
berdampak signifikan padananggaran, sehingga pencatatan menjadi aktivitas
yang sangat penting untuk dilaksanakan.
d. Conservatism principle
Liabilitas (kewajiban) memiliki dampak yang signifikan pada bisnis apa pun.
Prinsip ini menyarankan, bahwa sebaiknya selalu melakukan pencatatan pada
setiap liabilitas. Hal ini karena dapat membantu bisnis menyimpan dan
menyiapkan sejumlah dana untuk membayar hutang serta merupakan cara
terbaik dalam rangka perencanaan anggaran pengeluaran di masa depan.
e. Time-period principle
Prinsip ini merupakan sebuah konsep di mana sebuah bisnis harus membuat
laporan dari hasil operasional yang telah dilakukan di setiap periode. Hal ini
bertujuan untuk menciptakan satu set variabel sebagai perbandingan dari waktu
ke waktu, serta bermanfaat dalam analisis tren.
f. Consistency principle
Konsep prinsip ini menitikberatkan bahwa apabila sebuah akuntansi telah
ditentukan, maka seluruh transaksi dalam sebuah bisnis harus mengikuti aturan
sistem tersebut. Penerapan prinsip ini bertujuan agar perusahaan tidak

16
terombang-ambing dan tetap konsisten pada satu sistem saat pencatatan
transaksi.

2.13 Konsep Dasar Teori Akuntansi


Teori akuntansi dapat berjalan dengan benar berdasarkan 4 (empat) konsep dasar
yangnberbeda dan digunakan untuk menentukan serta menjelaskan pedoman penting
dalam manajemen sebuah bisnis, diantaranya;

a. Konsep akrual - teori akuntansi


Konsep yang pertama ini menjelaskan bahwa pendapatan dari sebuah
transaksibdan liabilitas harus dicatat ketika transaksi tersebut terjadi.
Contohnya, jika seorang pedagang grosir atau eceran memesan dan menerima
sebuah barang dengan nominal satu juta rupiah, namun belum membayar di saat
itu juga, maka sang pedagang harus mencatat liabilitas atau kewajibannya
tersebut. Begitu pula dengan distributor ataunpemasok yang akan menghitung
penjualan barang tersebut.
b. Konsep konsistensi - teori akuntansi
Berdasarkan namanya, maka konsep ini menekankan pada saat satu metode
akuntansi diterapkan di sebuah perusahaan, maka metode tersebut harus terus
digunakan. Misalnya saja jika seorang akuntan sudah memutuskan untuk
menggunakan.metode double-entry accounting pada bulan periode tersebut,
maka penting untuk.memastikan bahwa dia akan secara konsisten
menerapkannya hingga usai.
c. Konsep kelangsungan hidup - teori akuntansi
Saat mengelola sebuah bisnis, akuntan harus berasumsi bahwa bisnis itu layak
dan akan segera beroperasi. Jika akuntan menemukan bahwa bisnis tidak akan
berjalan baik di masa depan, dia harus menyatakan alasan yang tepat di balik
asumsi ini dalam laporan keuangan. Namun, apabila akuntan merasa bahwa
bisnisnya tidak akan bertahan di masa depan dan dia tidak memiliki cukup bukti
untuk pendapat ini, dia harus memberikan "disclaimer" dalam laporannya.
d. Konsep kehati – hatian
Berdasarkan konsep teori akuntansi ini, maka liabilitas harus diperhitungkan
dalam neraca, meskipun peluang terjadinya begitu kecil. Begitu juga dengan
perhitungan pendapatan dalam laporan keuangan. Konsep ini membantu bisnis
untuk mengantisipasi kerugian yang kelak akan terjadi.

17
DAFTAR PUSTAKA

Wolk, Harry I., Michael G. Tearney, James L. Dodd. 2001. Accounting Theory "A
Conceptual and Institutional Approach" Fifth Edition. USA South-Western College
Publishing.

Suwardjono. Teori Akuntansi. Yogyakarta BPFE

Putra, Y. M., (2022). Definisi dan PEran Teori Akuntansi. Modul Kuliah Teori
Akuntansi. Jakarta : FEB-Universitas Mercu Buana.

Healy, P. M. 1985. “The Effect of Bonus Schemes on Accounting Decisions”. Journal


Accounting and Economics 7, 85—107.

Jones, J. J. 1991. “Earning Management During Import Relief Investigation”. Jornal of


Accounting Research 25, 85—125.

Watts, R. L. dan J. L., Zimmerman. 1986. Positive Accounting Theory. Englewood Cliffs,
New Jersey 07632: Prentice-Hall International Inc.

Wolk, H. I., Tearney, M. G., dan Dodd, J. L. 2001. Accounting Theory: A Conceptual and
Institutional Approach, 5Th ed. Cincinnati, South Western College Publishing. Ohio

https://danielstephanus.wordpress.com/2018/11/07/peran-teori-akuntansi-dalam-
pengembangan-ilmu-akuntansi-the-role-of-accounting-theory/

https://zahiraccounting.com/id/blog/apa-saja-macam-macam-teori-akuntansi/

https://majoo.id/solusi/detail/akrual

https://www.gramedia.com/literasi/teori-akuntansi/

https://www.academia.edu/40292792/teori_akuntansi_accounting_theory_and_accoun
ting_research

https://teks.co.id/teori-akuntansi/

https://danielstephanus.wordpress.com/2021/07/31/accounting-theory-and-
accounting-research/

https://www.kompasiana.com/pricilyaputri/624c0a3c32c4c668eb4bfc23/teori-
akuntansi-sebagai-seni-sains-dan-teknologi-teori-akuntansi-simantik-sintatik-dan-prakmatik

18

Anda mungkin juga menyukai