Anda di halaman 1dari 20

KONSTRUKSI

TEORI AKUNTANSI

OLEH:

KELOMPOK V

Yobelia Habel A31114035

Hulwana A31114036

Winda Riwanmingwa Hapsari A31114037

Sakinah Suwardin A31114038

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017

~1~
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul Konstruksi Teori Akuntansi. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas yang diberikan kepada Kelompok V oleh dosen mata kuliah Teori Akuntansi.

Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang diperoleh dari buku
panduan yang berkaitan dengan materi, serta informasi dari media massa yang berhubungan
dengan teori akuntansi. Terima kasih kepada pengajar mata kuliah teori akuntansi atas
bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini, juga rekan-rekan mahasiswa yang telah
mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.

Kami berharap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai teori-teori akuntansi, khususnya bagi
para penyusun. Memang makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kami selaku
penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang
lebih baik.

Selamat membaca dan terima kasih.

Makassar, Februari 2017

Penyusun

~2~
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...... 2


DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah................................................................................ 5
1.3 Tujuan................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN
1 Gambaran Umum Teori Akuntansi................................................................ 6
2 Konstruksi Teori Akuntansi........................................................................... 6
1 Teori Pragmatis................................................................................. 12
2 Teori Sintaksis dan Semantik............................................................. 14
3 Teori Normatif................................................................................... 14
4 Teori Positif........................................................................................ 16
5 Perspektif yang Berbeda.................................................................... 16
6 ISU KONSTRUKSI TEORI AUDIT................................................. 17

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan....................................................................................................... 18
Daftar Pustaka......................................................................................................... 20

BAB I
PENDAHULUAN

~3~
1.1 Latar Belakang
Akuntansi yang dipraktikkan dalam suatu wilayah negara merupakansuatu
hasil rancangan dan pengembangan untuk mencapai suatu tujuan sosialtertentu.
Praktik akuntansi tersebut tentu dipengaruhi oleh berbagai factorlingkungan, seperti
faktor sosial, ekonomi, politis, dsbdan hal itu menyebabkanpraktik akuntansi dalam
suatu wilayah negara tertentu bisa tidak sama denganpraktik akuntansi di negara
lainnya.Untuk melaksanakan suatu praktik akuntansi yang baik, tidak cukuphanya
mempelajari akuntansi secara praktik saja. Karena dibalik praktik akuntansiterdapat
berbagai gagasan, asumsi dasar, konsep, penjelasan, dan sebagainya,yang semuanya
terangkum dalam teori akuntansi. Teori akuntansi sendirimerupakan suatu
pengetahuan yang menjelaskan mengapa praktik akuntansiberjalan seperti yang ada
sekarang.

Di dalam praktik akuntansi terdapat beragampermasalahan yang harus


dipecahkan. Menyelesaikan permasalahan-permasalahantersebut tidak cukup hanya
dengan mengandalkan pengalaman semata, namununtuk mencapai praktik akuntansi
yang baik dan sehat, maka dalammenyelesaikan masalah juga diperlukan landasan
teori yang sehat dan baik pula.Teori akuntansi merupakan bagian penting dari praktik
akuntansi. Pengetahuan terhadap teori akuntansi akan mengimbangi berbagai
keterbatasanpengalaman dan kemampuan praktis dalam menyelesaikan masalah.
Dengan teoriakuntansi orang akan dapat melihat suatu permasalahan dengan
perspektif yanglebih luas dan terinci, dan tanpa teori yang melandasinya, praktik
akuntansi yangbaik dan sehat bisa dipastikan tidak akan tercapai.Oleh karena itu
pemahaman akn teori akuntansi sangat diperlukan untuk menerapkan praktik
akuntansi yang sesuai.

Berdasarkan latar belakang di atas, pada makalah ini kami akan membahas
lebih lanjut mengenai overview dari teori akuntansi serta kontruksi teori akuntansi

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana gambaran umum dari teori akuntansi?

2. Apa saja teori yang berkembang dalam akuntansi?

3. Apa perbedaan perspektif dari teori-teori tersebut?

~4~
1.3 Tujuan Makalah
1. Menjelaskan gambaran umum dari teori akuntansi.

2. Menjelaskan teori-teori yang berkembang dalam akuntansi.

3. Menjelaskan perbedaan perspektif dalam teori akuntansi.

BAB II
PEMBAHASAN

~5~
2.1 Gambaran Umum Teori Akuntansi
Suatu disiplin ilmu dapat dipandang sebagai pengetahuan ilmiah apabila
disiplin tersebut memiliki status keilmuan yang jelas. Hal ini dikarenakan status
keilmuan yang jelas akan memperkokoh keberadaaan atau eksistensi ilmu itu sendiri,
manakala disiplin tersebut mendapat pengujian secara ilmiah. Status keilmuan suatu
disiplin, menunjukkan kesiapan disiplin ilmu tersebut untuk diuji secara empiris.
Teori akuntansi berisi keseluruhan analisis dan komponennya yang menjadi sumber
acuan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala atau peristiwa dalam akuntansi.
Seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang saling berkaitan secara
sistematisdiajukan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena atau fakta.
Seperangkat hipotesis tersebut merupakan hasil penelitian dengan menggunakan
metode ilmiah tertentu. Dengan demikian, status teori akuntansi akan menjadi ilmiah
setara dengan pengertian teori dalam astronomi, ekonomika, fisika , biologi dan
sebagainya.
Akuntansi dapat dipandang sebagai praktek dan teori, hal ini pada akhirnya
dapat bermanfaat pada berbagai bidang karena laporan keuangan digunakan sebagai
dasar dalm pengambil keputusan.
Teori akuntansi sendiri merupakan suatu pengetahuan yang menjelaskan
mengapa praktik akuntansi berjalan seperti yang ada sekarang, dalam artian
perbedaan praktek akuntansi antar Negara (keanekaragaman akuntansi). Pada awal
prakteknya bahkan sampai beberapa tahun kemudian tidak ada teori akuntansi. Oleh
karena itu, selama tidak adanya struktur teori akuntansi formal maka yang terjadi
adalah banyaknya alternatif metode pencatatan yang berlaku dalam praktiknya,
semua diizinkan sehingga menimbulkan kebingungan masyarakat.
Teori merupakan kristalisasi dari fenomena empiris yang terjadi yang
digambarkan dalam bentuk dalil dalil dan disajikan dalam bentuk kalimat kalimat
pendek yang berlaku secara umum. Teori akuntansi dapat bermanfaat apabila
rumusan teori itu dapat dijadikan sebagai alat untuk meramalkan apa yang mungkin
terjadi di masa yang akan datang. Teori Akuntansi dapat memberikan penjelasan
mengenai praktik akuntansi, menjawab dan menjelaskan semua fenomena yang
melatarbelakangi penerapan suatu metode dalam praktik akuntansi.
Teori dapat didefinisikan sebagai hasil pemikiran yang didasarkan atas metode
ilmiah atau logika. Teori terdiri dari dua bagian. Pertama, Asumsi asumsi klasik
termasuk definisi variabel variabelnya dan logika yang menghubungkan antara
~6~
variabel tersebut. Kedua, himpunan hipotesis hipotesis yang penting. Sedangkan
hipotesis merupakan anggapan awal dari fenomena atau masalah yang akan di
analisis. Tujuan dari teori Akuntansi adalah menjelaskan dan meramalkan praktik
akuntansi.
Teori Akuntansi adalah konsep, definisi, serta dalil yang menyajikan secara
sistematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antarvariabel
dengan variabel lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan
dan meramalkan fenomena yang akan muncul. Hendriksen menilai teori akuntansi
sebagai satu susunan prinsip umum yang memberikan kerangka acuan yang umum
dari mana praktik akuntansi dinilai. Teori akuntansi yang dirumuskan tidak akan
mampu mengikuti perkembangan ekonomi, sosial teknologi dan ilmu pengetahuan
yang demikian cepat. Chamberr (1994) dan Golberg (1984) berpendapat bahwa
akuntansi dikembangkan dari model spesifik bukannya dikembangkan secara
sitematik dari teori yang terstruktur. Oleh karena itu preskripsi akuntansi
dikembangkan untuk memecahkan masalah masalah khusus. Secara umum, fungsi
utama dari Teori Akuntansi adalah untuk memberikan kerangka pengembangan ide
ide baru dan membantu proses pemilihan akuntansi.
Menurut belkoi, tidak ada teori akuntansi yang lengkap pada setiap kurun
waktu. Oleh karena itu teori akuntansi harus juga mencakup semua literatur
akuntansi yang memberikan pendekatan yang berbeda-beda satu sama lain. Teori
akuntansi merupakan instrument yang sangat penting dalam menyusun dan
memverifikasi prinsip akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan
untuk disajikan kepada para pemakainya.Godfrey dkk (1992) membuat periodisasi
akuntansi sebagai berikut :

a) Pre-theory
Sebelum formalisasi sistem double-entry di tahun 1400-an, tulisan tentang
teori yang mendasari praktik akuntansi masih sangat sedikit.Selama periode
perkembangan dari sistem double-entry, penekanan yang paling utama pada
akuntansi adalah pada praktek. Hingga pada tahun 1494, seorang biarawan
Fransiskan, Fra Pacioli, menulis buku pertama untuk mendokumentasikan sistem
akuntansi double-entry seperti yang kita kenal. Judul karyanya adalah Summa de
Arithmetica Geometria Proportioni et Proportionalita (Ulasan aritmatika,
geometri, dan Proporsi).

~7~
Sampai tahun 1930-an,teori akuntansi mulai berkembang. Namun,
perkembangan di tahun 1800-an menyebabkan terjadinya formalisasi praktek
yang ada dalam buku pelajaran dan metode pengajaran. Ekspansi yang cepat
dalam teknologi, disertai dengan pemisahan besar-besaran kepemilikan dari
kontrol atas alat-alat produksi, meningkatkan permintaan atas akuntansi
manajemen dan informasi akuntansi keuangan. Secara khusus, pertumbuhan
sektor bisnis dan pembangunan jaringan kereta api di Amerika Serikat dan
Inggris meningkatkan permintaan untuk informasi akuntansi secara lebih detail
untuk teknik perbaikan, dan untuk praktek akuntansi, seperti penyusutan, sifat
jangka panjang aset dan keuangan baru yang tertampung. Pengenalan undang-
undang perpajakan dan masalah yang terkait dengan kelahiran korporasi
menyebabkan peraturan pemerintah mengenai persyaratan pelaporan keuangan
juga semakin ketat.

b) General Scientific Period


Periode 1800-1955 ini sering disebut sebagai masa ilmiah umum. Periode
ini merupakan periode perkembagan teori akuntansi yang paling
memprihatinkan.Penekanannya adalah pada penyediaan suatu kerangka
menyeluruh untuk menjelaskan dan mengembangkan praktik akuntansi.Teori
utama dikembangkan berdasarkan analisis empiris, metode yang paling sering
diadopsi dalam ilmu fisika.Analisis empiris bergantung pada pengamatan dunia
nyata dibanding hanya mengandalkan logika. Ini melibatkan pengembangan teori
berdasarkan apa yang diamati. Sebagai contoh, selama periode ilmiah umum
teori akuntansi, teori tentang bagaimana akun tersebut dikembangkan
menggunakan metode analisis empiris.Teori ini didasarkan pada bagaimana
perusahaan sudah melakukan pencatatan akun. Karena teori-teori tersebut
bertujuan untuk memberikan kerangka keseluruhan untuk semua masalah
akuntansi dan karena mereka dikembangkan secara empiris, mereka diberi label
ilmiah umum. Metode ilmiah umum memunculkan publikasi terkenal, seperti
yang disebutkan dibawah ini.
Sebagai hasil dari pendekatan sporadis untuk pengembangan prinsip-prinsip
akuntansi, AICPA membentuk Dewan Prinsip Akuntansi dan menunjuk direktur
penelitian akuntansi pada tahun 1959.Secara keseluruhan, periode ilmiah
difokuskan padatitik pandang akuntansi sebagai penelitian untuk memperoleh

~8~
momentum selama periode. Teori juga digunakan untuk menjelaskan praktik
menjadi lebih rinci dan kompleks.

c) Periode Normatif
Periode 1956-1970 diberi label masa normatif.Periode ini disebut periode
normatif karena periode ini adalah periode ketika teori akuntansi berusaha untuk
membangun norma untuk praktik akuntansi terbaik. Berbeda dengan periode
ilmiah umum, selama periode ini, peneliti kurang peduli tentang apa yang
sebenarnya terjadi dalam praktek dan lebih peduli tentang pengembangan teori-
teori yang menentukan apa yang seharusnya terjadi. Pada periode sebelum 1956,
beberapa penulis menghasilkan karya normatif awal yang terutama berkaitan
dengan isu seputar dasar yang tepat untuk penilaian aset dan klaim pemilik,
termasuk referensi ke dampak inflasi.
Teori normatif mengadopsi tujuan yang ideal dan kemudian menentukan
cara mencapai tujuan yang dinyatakan. Mereka memberikan resolusi tentang apa
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah disebutkan. Fokus
utama dari teori normatif akuntansi selama 1956-1970 adalah dampak dari
perubahan harga pada nilai aset dan perhitungan laba (teori seperti itu sering
dilihat sebagai konsekuensi dari tingkat rekor inflasi yang dialami selama periode
ini).
Ada dua kelompok yang mendominasi periode normatif, yaitu para kritikus
akuntansi biaya historis dan pendukung kerangka kerja konseptual.Ada beberapa
tumpang tindih antara kedua kelompok, terutama ketika kritikus biaya historis
berusaha untuk mengembangkan teori akuntansi di mana pengukuran aset dan
penentuan pendapatan yang bergantung pada inflasi dan / atau pergerakan harga
tertentu.
Selama periode normatif, gagasan kerangka kerja konseptual adalah teori
terstruktur akuntansi.Kerangka tersebut dimaksudkan untuk mencakup semua
komponen pelaporan keuangan dan dimaksudkan untuk memandu
praktik.Sebagai contoh, pada tahun 1965 Goldberg ditugaskan oleh AAA untuk
menyelidiki sifat akuntansi.Hasilnya adalah penerbitan An Inquiry into the
Nature of Accounting yang bertujuan untuk mengembangkan kerangka teori
akuntansi dengan menyediakan bahan diskusi tentang sifat dan makna akuntansi.
Satu tahun kemudian, AAA merilis A Statement of Basis Accounting Theory,
dengan tujuan untuk memberikan pernyataan terpadu teori akuntansi dasar yang

~9~
akan berfungsi sebagai panduan untuk pendidik, praktisi dan orang lain yang
tertarik dalam akuntansi.
Karena teori akuntansi normatif menetapkan bagaimana akuntansi
seharusnya dilakukan, mereka didasarkan pada opini subjektif dari akun apa yang
harus dilaporkan, dan cara terbaik untuk melakukannya. Pendapat mengenai
tujuan yang tepat dan metode akuntansi, bervariasi antar tiap individu, dan
sebagian besar ketidakpuasan dengan pendekatan normatif adalah bahwa hal itu
tidak memberikan sarana untuk menyelesaikan perbedaan- perbedaan pendapat.
Henderson, Peirson dan Brown menjabarkan 2 kritik utama dari teori normatif
pada awal tahun 1970:
Teori normatif tidak melibatkan pengujian hipotesis.
Teori normatif didasarkan pada penilaian suatu nilai

Teori normatif tidak dapat diuji secara empiris karena tidak mungkin untuk
membuktikan secara empiris teori yang bersifat normatif. Selain itu, asumsi yang
mendasari beberapa teori normatif belum teruji, dan tidak memiliki pondasi yang
kuat

d) Spesific Scientific period


Ketidakpuasan akan teori normatif, ditambah dengan meningkatnya akses
terhadap set data empiris dan pengakuan meningkatnya argumen ekonomi dalam
literatur akuntansi menyebabkan pergeseran ke bentuk baru dari empirisme yang
beroperasi dibawah label luas teori positif. Tujuan teori akuntansi positif adalah
untuk menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi. Sebuah contoh dari teori
akuntansi positif akan menjadi teori yang mengarah ke apa yang dikenal sebagai
hipotesis rencana bonus. Teori ini membuat para manajer ingin selalu
memaksimalkan kekayaan, bahkan dengan mengorbankan para pemegang
saham.Jika manajer dibayar dengan bonus berdasarkan laba akuntansi yang
dilaporkan, para manajer akan menggunakan kebijakan akuntansi yang
memaksimalkan pendapatan untuk dilaporkan dalam periode penerimaan
bonus.Teori ini mengarah pada prediksi (hipotesis) bahwa manajer yang dibayar
melalui rencana bonus akan lebih sering menggunakan metode incoe-increasin
dibanding manajer yang tidak dibayar melalui rencana bonus.Teori tersebut
penting karena mereka menjelaskan mengapa akuntansi penting bagi berbagai

~ 10 ~
pihak seperti pemegang saham, kreditur dan manajer serta semua stakeholder
yang kekayaan pribadinya dipengaruhi oleh keputusan akuntansi.
Dengan menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi, Watts dan
Zimmerman menganggap bahwa teori positif telah memberikan kebingungan yang
jelas terkait dengan pilihan teknik akuntansi. Mereka berpendapat bahwa teori
akuntansi positif membantu dalam memprediksi reaksi dari pemain di pasar
(seperti pemegang saham) terhadap tindakan manajemen dan informasi akuntansi
yang dilaporkan.Salah satu manfaat dari penelitian tersebut adalah bahwa hal itu
memungkinkan regulator untuk menilai konsekuensi ekonomi dari berbagai
praktik akuntansi yang mereka gunakan.Literatur positif melibatkan hipotesis
yang berkembang tentang realitas yang kemudian diuji dengan mengamati
realitas. Pendekatan ini telah menarik kritik bahwa teori positif mengabaikan
sudut pandang alternatif. Hal ini mengakibatkan kebangkitan, terutama di tahun
1980- an, dalam penelitian perilaku. Penelitian Perilaku terutama berkaitan
dengan implikasi sosiologis yang lebih luas dari angka akuntansi dan tindakan
terkait pemain kunci seperti manajer, pemegang saham, kreditur, dan pemerintah
karena mereka bereaksi terhadap informasi akuntansi. Sebuah contoh dari teori
perilaku akan menjadi sebuah teori yang memprediksi bahwa manajer pinjaman
tidak dapat memproses semua informasi keuangan yang mereka terima, sehingga
mereka menilai risiko kredit perusahaan menggunakan informasi yang paling
relevan dengan latar belakang manajer kredit. Jika manajer kredit telah terlibat
dengan pinjaman kepada perusahaan-perusahaan yang gagal pada perjanjian utang
mereka karena arus kas miskin, meskipun kegiatan menguntungkan, manajer akan
diprediksi untuk menempatkan ketergantungan lebih pada informasi arus kas dari
pada informasi lainnya. Di sisi lain, jika manajer kredit telah terlibat dengan
pinjaman kepada perusahaan- perusahaan yang gagal karena operasi tidak
menguntungkan, manajer akan diprediksi untuk menempatkan ketergantungan
lebih pada keuntungan atau kerugian yang dilaporkan dan prospek pendapatan
calon debitur. Teori akuntansi Perilaku cenderung berfokus pada pengaruh
psikologis dan sosiologis pada individu dalam penggunaan dan / atau penyusunan
akuntansi. Perlu dicatat bahwa, meskipun itu kebangkitan di tahun 1980-an, dan
berkesinambungan menjadi penting, penelitian perilaku dalam akuntansi muncul
di awal 1950-an dan pertama kali muncul dalam literatur akuntansi pada tahun

~ 11 ~
1967. Sementara penelitian perilaku telah tumbuh dalam penerimaan, teori
akuntansi positif saat ini masih mendominasi literatur penelitian akuntansi.
Kecenderungan dalam teori akuntansi yang telah dijelaskan sejauh ini
berkaitan dengan keduanya:
akademis penelitian yang dilakukan dan ditekankan oleh peneliti

Akademis,

profesional penelitian yang telah ditekankan dan baik disponsori atau


dilakukan oleh mereka dalam praktek, yang mencari teoriuntuk

menjelaskan atau meresepkan praktik akuntansi.

2.2 Konstruksi Teori Akuntansi


Dalam literatur dikenal beberapa pendekatan dalam merumuskan teori akuntansi,
pendekatan dalam peranan teori akuntansi antara lain sebagai berikut :

2.2.1 Teori Pragmatis


Teori pragmatis menekankan pada pengaruh laporan serta ikhtisar akuntansi
terhadap perilaku atau keputusan. Penekanan dalam perkembangan teori
akuntansi adalah penerimaan orientasi komunikasi dan pengambilan keputusan.
Sasarannya pada relevansi informasi yang dikomunikasikan kepada para
pengambil keputusan dan perilaku berbagai individu atau kelompok sebagai
akibat penyajian informasi akuntansi serta pengaruh laporan dari pihak eksternal
terhadap manajemen dan pengaruh umpan balik terhadap tindakan para akuntan
dan auditor. Jadi, teori perilaku mengukur dan menilai pengaruh-pengaruh
ekonomik, psikologis, dan sosiologis dari prosedur akuntansi alternatif dan
media pelaporannyaHal ini sekarang sesuai untuk mempertimbangkan beberapa
teori akuntansi dan mengklasifikasikannya sesuai dengan diskusi umum kami
dari formulasi teori pada bab 2. Tinjauan ini jauh dari lengkap dan, dengan
kebutuhan singkat.Banyak diskusi yang dikembangkan dan dibahas secara lebih
rinci pada bab-bab berikut. Tujuan utama dari bab ini adalah untuk memberikan
beberapa wawasan: bagaimana teori akuntansi secara historis telah dirumuskan.
a. Pendekatan Pragamatis Deskriptif
Pendekatan pragmatis deskriptif untuk konstruksi teori akuntansi
merupakan sebuah pendekatan induktif dimana terori tersebut didasarkan

~ 12 ~
pada pengamatan terus-menerus terhadap perilaku akuntan untuk menyalin
prosedur dan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.
Pendekatan deskriptif mungkin adalah metode tertua dan paling
universal digunakan dalam konstruksi teori akuntansi. Sampai saat ini,
pendekatan ini adalah cara yang populer untuk mempelajari akuntansi
keterampilan akuntansidimana akuntan dilatih dengan cara magang atau
diberi artikel untuk berlatih akuntan.
Namun, ada beberapa kritik dari pendekatan ini untuk konstruksi teori
akuntansi:
Pendekatan pragmatis deskriptif tidak mencakup penilaian analisis dari
kualitas tindakan akuntan, tidak ada penilaian apakah akuntan
melaporkan dengan cara mereka seharusnya
Pendekatan ini tidak menyediakan teknik akuntansi yang ditantang.
Misalnya, metode dan teknik akuntan dan mengajarkan mereka metode
dan teknik tersebut kepada para siswa
Pendekatan pragmatis deskriptif memfokuskan perhatian pada perilaku
akuntan, bukan pada pengukuran atribut perusahaan, seperti aset,
kewajiban dan keuntungan.

b. Pendekatan Pragmatis Psikologis


Berbeda dengan pendekatan pragmatis deskriptif, di mana teori
tersebut mengamati perilaku akuntan, pendekatan pragmatis psikologis
mengamati tanggapan pengguna output keuangan. Akuntan akan
menghitung transaksi keuangan untuk menunjukkan perbedaan sintaksis
yang berguna untuk membuat laporan keuangan yang kemudian akan
dipakai oleh penggunanya. Reaksi oleh pengguna digunakan sebagai bukti
bahwa laporan keuangan bermanfaat dan berisi informasi yang relevan.

2.2.2 Teori Sintaksis dan semantik


Salah satu interpretasi teoritis akuntansi biaya tradisional historis adalah
bahwa sebagianbesar merupakan teori sintaksis. Penafsiran ini dapat
digambarkan sebagai berikut: systemsemantik adalah transaksi dan pertukaran
tercatat dalam voucher, jurnal dan buku besar bisnis.Hasil ini kemudian
disimpulkan berdasarkan lokasi dan asumsi akuntansi biaya historis. Sebagai
contoh, kami mengasumsikan bahwa inflasi tidak akan dicatat dan nilai pasar
nilai aktiva dan kewajiban diabaikan. Kami lalu menggunakan akuntansi

~ 13 ~
double-entry dan prinsip-prinsip akuntansi biaya historis untuk menghitung laba
rugi dan posisi keuangan. Proposisi individu diverifikasi setiap kali laporan
diaudit dengan memeriksa perhitungan dan manipulasi. Dengan cara ini teori
biaya historis telah dikonfirmasi berkali-kali.

Beberapa teori akuntansi mengkritik dari pendekatan ini. Mereka


berpendapat bahwa teori tersebut memiliki konten semantik hanya atas dasar
input. Tidak ada operasi empiris independen untuk memverifikasi output yang
dihitung, misalnya, keuntungan atau aset total. Angka-angka ini tidak diamati,
mereka hanya sekedar penjumlahan sederhana saldo rekening, dan proses audit
ini, pada dasarnya, hanya sebuah perhitungan kembali. Proses audit
memverifikasi masukan dengan memeriksa dokumen yang digaris bawahi dan
memeriksa perhitungan matematis tapi tidak memverifikasi output akhir. Hal ini
berarti bahwa bahkan jika laporan akuntansi disusun dengan menggunakan
sintaks yang sempurna, mereka mungkin memiliki sedikit, jika ada, nilai dalam
pelaksanaan.

2.2.3 Teori Normatif


Disini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti
tidak peduli apakah berlaku atau dipraktekkan sekarang atau tidak. Teori
normative berusaha untuk membenarkan tentang apa yang seharusnya
dipraktekkan, misalnya pernyataan yang menyebutkan bahwa laporan keuangan
seharusnya didasarkan pada metode pengukuran aktiva tertentu. Menurut Nelson
(1973) dalam literature akuntansi teori normative sering dinamakan teori apriori
(artinya dari sebab ke akibat atau bersifat deduktif). Alasannya teori normative
bukan dihasilkandari penelitian empiris, tetapi dihasilkan dari kegiatan semi-
research.

Teori normatif hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana akuntansi


seharusnya dipraktekkan tanpa menguji hipotesis tersebut. Pada awal
perkembangannya, teori akuntansi normative belum menggunakan pendekatan
investigasi, dan cenderung disusun untuk menghasilkan postulat akuntansi.

Perumusan akuntansi normatif mencapai masa keemasan pada tahun 1950


dan1960an. Selama periode ini perumus akuntansi lebih tertarik pada
rekomendasi kebijakan dan apa yang seharusnya dilakukan, bukan apa yang

~ 14 ~
sekarang dipraktekkan. Pada periode tersebut, teori normative lebih
berkonsentrasi pada:

1. Penciptaan laba sesungguhnya (true income)


Teori ini berkonsentrasi pada penciptaan pengukur tunggal yang unik
dan benar untuk aktiva dan laba. Meskipun demikian, tidak ada kesepakatan
terhadap apa yang dimaksud denganpengukur nilai dan laba yang benar.
2. Pengambilan keputusan (decision usefulness)
Pendekatan ini menganggap bahwa tujuan dasar dari akuntansi adalah
untuk membantu proses pengambilan keputusan dengan cara menyediakan
data akuntansi yang relevan atau bermanfaat.
Pada kebanyakan kasus, teori ini didasarkan pada konsep ekonomi
klasik tentang laba dan kemakmuran (wealth) atau konsep ekonomi
pengambilan keputusan rasional. Biasanya konsep tersebut didasarkan juga
pada penyesuaian rekening karena pengaruh inflasi atau nilai pasar dari
aktiva. Teori ini pada dasarnya merupakan teori pengukuran akuntansi. Teori
tersebut bersifat normative karena didasarkan pada anggapan:

Akuntansi seharusnya merupakan system pengukuran


Laba dan nilai dapat diukur secara tepat
Akuntansi keuangan bermanfaat untuk pengambilan keputusan ekonomi
Pasar tidak efisien (dalam pengertian ekonomi)
Ada beberapa pengukur laba yang unik.
Karena teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subyrktif
maka tidak bisa diterima begitu saja, harus dapat diuji secara empiris agar
memiliki dasar teori yang kuat. Pendukung teori ini biasanya menggambarkan
system akuntansi yang dihasilkan sebagai sesuatu yang ideal,
merekomendasikan penggantian system akuntansi cost histories dan pemakaian
teori normatif oleh semua pihak.

2.2.4 Teori Positif


Metode yang diawali dari suatu teori atau model ilmiah yang sedang berlaku
atau diterima umum. Berdasarkan teori ini, dirumuskan problem penelitian
untuk mengamati perilakuatau fenomena nyata yang tidak ada dalam teori.
Kemudian dikembangkan teori untuk menjelaskan fenomena tadi dan dilakukan
penelitian secara terstruktur dan peraturan yang standar dengan melakukan
perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengumpulan data dan pengujian

~ 15 ~
statistik ilmiah. Sehingga diketahui apakah hipotesis yang dirumuskan diterima
atau tidak.

2.2.5 Perspektif yang Berbeda


Dalam pandangan ini kita lebih berfokus pada pendekatan yang sangat
terstruktur dengan perumusan teori- pendekatan ilmiah. Kita mulai dengan teori
yang didasarkan pengetahuan sebelumnya atau diterima secara ilmiah
konstruksi teorinya.Langkahselanjutnya adalah dengan menggunakan teori
untuk membangun masalah penelitian ketika kita mengamati dunia nyata
perilaku yang tidak setuju dengan teori. Pada tahap ini, teori dikembangkan
untuk menjelaskan perilaku yang diamati danuntuk menghasilkan pengujian
hipotesis. Langkah selanjutnya yaitu mengikuti prosedur yang tepat dan sangat
terstruktur atau yang telah ditentukan untuk pengumpulan data dan setelah
menundukkan data dengan teknik matematika atau statistik, kita memvalidasi
atau menolak hipotesis diuji.

Jenis penelitian ini dilakukan oleh hipotesis tambahan yang kemudian


dikumpulkan. Asumsi tersirat adalah bahwa variabel diteliti memiliki beberapa
stabilitas di perusahaan, industri dan waktu.Pendekatan penelitian umumnya
digambarkan sebagai pendekatan ilmiah dan merupakan pendekatan yang
dominan saat ini digunakan oleh para peneliti di bidang akuntansi, khususnya
diAmerika Serikat. Penting untuk dicatat bahwa hal itu didasarkan pada asumsi
ontologis tertentu (cara kita memandang dunia), yang menyiratkan epistemologi
yang berbeda (cara kita mengumpulkan pengetahuan) dan metodologi penelitian
yang berbeda. Hal ini, pada gilirannya, mempengaruhi jenis masalah penelitian
yang diajukan dan hipotesis yang diuji. Hal ini penting bagi para peneliti
akuntansi agar mereka mengetahui dengan jelas asumsi yang mendasari
penelitian mereka dan untuk mempertimbangkan apapendekatan penelitian
alternatif yang lebih tepat digunakan.

Pendekatan naturalistik menganggap akuntansi dibangun sebagai realitas


daripada realita objektif dan penelitian naturalistik memungkinkan untuk
menggunakan study kasus dan pengalaman individu dibandingkan dengan
pendekatan ilmiah dari formulasi model sintaktis.

~ 16 ~
2.2.6 ISU KONTRUKSI TEORI AUDIT
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, audit adalah sebuah proses
verifikasi yang digunakan dalam input dan proses akuntansi. Auditor bukanlah
memverifikasi output yang sesuai dengan keuntungan pengukuran ekonomi, tapi
memberikan pendapat apakah laporan keuangan sesuai dengan kerangka kerja
pelaporan yang berlaku.

Perkembangan teori auditing diikuti secara perlahan oleh pendekatan teori


akuntansi. Penulis awal berusaha untuk mendokumentasikan proses audit dan
tugas yang diharapkan dari auditor. Upaya untuk pengembangan teori audit
secara umum sudah mulai dari tahun 1960 dan dijelaskan serta dipakai pada
praktik audit terbaik. Baru baru ini, penelitian telah mempelajari bagaimana
seorang auditor membuat keputusan dalam upaya untuk memprediksi perilaku
auditor, dan positive teori menjelaskan permintaan atas audit dan biaya audit
menggunakan model ekonomi.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan mengenai konstruksi teori akuntansi, dapat disimpulkan perbedaan
antara teori-teori tersebut antara lain :

~ 17 ~
1. Teori Pragmatis
Teori pragmatis merupakan teori yang menekankan pengaruh akuntansi terhadap
perilaku dan keputusan para akuntan sehingga mengakibatkan pengaruh informasi
akuntansi tersebut terhadap perubahan perilaku pemakai laporan. Teori pragmatis
terbagi atas dua:
a. Pendekatan deskriptif pragmatis. Pendekatan ini dalam konstruksi teori
akuntansi menggunakan pendekatan induktif. Pendekatan deskriptif juga
menjelaskan bahwa untuk memberikan pernyataan akuntansi secara umum,
sebelumnya harus dilakukan observasi secara mendalam dan berkelanjutan
terhadap perilaku para akuntan dalam menggunakan prosedur dan prinsip
akuntansi mereka.
b. Pendekatan psikologis pragmatis merupakan pendekatan yang berbanding
terbalik dengan pendekatan deskrpitif. Pendekatan psikologis menggunakan
pendekatan deduktif sebab pendekatan ini justru membutuhkan teori
sebelumnya untuk dapat menjelaskan perilaku-perilaku pengguna laporan
keuangan terhadap laporan keuangan itu sendiri
2. Teori Sintetik dan Semantik
Perbedaan antara teori sintetik dan semantik yaitu, teori semantik membahas
mengenai simbolisasi dalam rangka memudahkan penafsiran kepada pengguna
laporan keuangan, sedangkan teori sintetik membahas mengenai penalaran mengapa
suatu data atau informasi disajikan dengan cara simbolisasi. Teori akuntansi
semantik dan sintatik tidak berdiri sendiri tetapi saling mendukung dan melengkapi.
3. Teori Normatif
Teori normatif memberikan pedoman mengenai apa yang seharusnya dilakukan
berdasarkan pertimbangan nilai (value judgment).

4. Teori Positif
Jika dijelaskan bahwa teori normatif dalam praktiknya lebih mengarah menuntun
bahkan memerintah seorang akuntan bagaimana cara agar dapat mendapatkan
outcome yang diinginkan, teori positif lebih mengarah pada deskripsi mengenai
mengapa para akuntan harus bertindak dengan tepat.

~ 18 ~
Daftar Pustaka

Godfrey Jayne, A. Hodgson, A. Tarca, J. Homilton, dan S. Holmes. 2010. Accounting Theory,
Seven edition, John Willey And Sons Australian Ltd.

Yadiati, Wiwin. 2007. Teori Akuntansi: SuatuPengantar. Jakarta: KENCANA.

Kusuma Dwi Atika. Kelompok 1-Accounting Theory Construction. Diperoleh 06 Februari


2017 dari https://www.scribd.com/mobile/document/224501226/Kelompok-1-
Accounting-Theory-Construction

~ 19 ~
Safitri Ani (18 Agustus 2014). Introduction of Accounting Theory. Diperoleh 06 Februari
2017 dari https://manulihcarito.blogspot.co.id/2014/08/introduction-of-accounting-
theory.html?m=1

~ 20 ~

Anda mungkin juga menyukai