TEORI AKUNTANSI
OLEH:
KELOMPOK V
Hulwana A31114036
~1~
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul Konstruksi Teori Akuntansi. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi
salah satu tugas yang diberikan kepada Kelompok V oleh dosen mata kuliah Teori Akuntansi.
Makalah ini ditulis dari hasil penyusunan data-data sekunder yang diperoleh dari buku
panduan yang berkaitan dengan materi, serta informasi dari media massa yang berhubungan
dengan teori akuntansi. Terima kasih kepada pengajar mata kuliah teori akuntansi atas
bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini, juga rekan-rekan mahasiswa yang telah
mendukung sehingga dapat diselesaikannya makalah ini.
Kami berharap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.
Dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai teori-teori akuntansi, khususnya bagi
para penyusun. Memang makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kami selaku
penyusun mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang
lebih baik.
Penyusun
~2~
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
1 Gambaran Umum Teori Akuntansi................................................................ 6
2 Konstruksi Teori Akuntansi........................................................................... 6
1 Teori Pragmatis................................................................................. 12
2 Teori Sintaksis dan Semantik............................................................. 14
3 Teori Normatif................................................................................... 14
4 Teori Positif........................................................................................ 16
5 Perspektif yang Berbeda.................................................................... 16
6 ISU KONSTRUKSI TEORI AUDIT................................................. 17
BAB I
PENDAHULUAN
~3~
1.1 Latar Belakang
Akuntansi yang dipraktikkan dalam suatu wilayah negara merupakansuatu
hasil rancangan dan pengembangan untuk mencapai suatu tujuan sosialtertentu.
Praktik akuntansi tersebut tentu dipengaruhi oleh berbagai factorlingkungan, seperti
faktor sosial, ekonomi, politis, dsbdan hal itu menyebabkanpraktik akuntansi dalam
suatu wilayah negara tertentu bisa tidak sama denganpraktik akuntansi di negara
lainnya.Untuk melaksanakan suatu praktik akuntansi yang baik, tidak cukuphanya
mempelajari akuntansi secara praktik saja. Karena dibalik praktik akuntansiterdapat
berbagai gagasan, asumsi dasar, konsep, penjelasan, dan sebagainya,yang semuanya
terangkum dalam teori akuntansi. Teori akuntansi sendirimerupakan suatu
pengetahuan yang menjelaskan mengapa praktik akuntansiberjalan seperti yang ada
sekarang.
Berdasarkan latar belakang di atas, pada makalah ini kami akan membahas
lebih lanjut mengenai overview dari teori akuntansi serta kontruksi teori akuntansi
~4~
1.3 Tujuan Makalah
1. Menjelaskan gambaran umum dari teori akuntansi.
BAB II
PEMBAHASAN
~5~
2.1 Gambaran Umum Teori Akuntansi
Suatu disiplin ilmu dapat dipandang sebagai pengetahuan ilmiah apabila
disiplin tersebut memiliki status keilmuan yang jelas. Hal ini dikarenakan status
keilmuan yang jelas akan memperkokoh keberadaaan atau eksistensi ilmu itu sendiri,
manakala disiplin tersebut mendapat pengujian secara ilmiah. Status keilmuan suatu
disiplin, menunjukkan kesiapan disiplin ilmu tersebut untuk diuji secara empiris.
Teori akuntansi berisi keseluruhan analisis dan komponennya yang menjadi sumber
acuan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala atau peristiwa dalam akuntansi.
Seperangkat konsep, definisi dan proposisi yang saling berkaitan secara
sistematisdiajukan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena atau fakta.
Seperangkat hipotesis tersebut merupakan hasil penelitian dengan menggunakan
metode ilmiah tertentu. Dengan demikian, status teori akuntansi akan menjadi ilmiah
setara dengan pengertian teori dalam astronomi, ekonomika, fisika , biologi dan
sebagainya.
Akuntansi dapat dipandang sebagai praktek dan teori, hal ini pada akhirnya
dapat bermanfaat pada berbagai bidang karena laporan keuangan digunakan sebagai
dasar dalm pengambil keputusan.
Teori akuntansi sendiri merupakan suatu pengetahuan yang menjelaskan
mengapa praktik akuntansi berjalan seperti yang ada sekarang, dalam artian
perbedaan praktek akuntansi antar Negara (keanekaragaman akuntansi). Pada awal
prakteknya bahkan sampai beberapa tahun kemudian tidak ada teori akuntansi. Oleh
karena itu, selama tidak adanya struktur teori akuntansi formal maka yang terjadi
adalah banyaknya alternatif metode pencatatan yang berlaku dalam praktiknya,
semua diizinkan sehingga menimbulkan kebingungan masyarakat.
Teori merupakan kristalisasi dari fenomena empiris yang terjadi yang
digambarkan dalam bentuk dalil dalil dan disajikan dalam bentuk kalimat kalimat
pendek yang berlaku secara umum. Teori akuntansi dapat bermanfaat apabila
rumusan teori itu dapat dijadikan sebagai alat untuk meramalkan apa yang mungkin
terjadi di masa yang akan datang. Teori Akuntansi dapat memberikan penjelasan
mengenai praktik akuntansi, menjawab dan menjelaskan semua fenomena yang
melatarbelakangi penerapan suatu metode dalam praktik akuntansi.
Teori dapat didefinisikan sebagai hasil pemikiran yang didasarkan atas metode
ilmiah atau logika. Teori terdiri dari dua bagian. Pertama, Asumsi asumsi klasik
termasuk definisi variabel variabelnya dan logika yang menghubungkan antara
~6~
variabel tersebut. Kedua, himpunan hipotesis hipotesis yang penting. Sedangkan
hipotesis merupakan anggapan awal dari fenomena atau masalah yang akan di
analisis. Tujuan dari teori Akuntansi adalah menjelaskan dan meramalkan praktik
akuntansi.
Teori Akuntansi adalah konsep, definisi, serta dalil yang menyajikan secara
sistematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antarvariabel
dengan variabel lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud dapat menjelaskan
dan meramalkan fenomena yang akan muncul. Hendriksen menilai teori akuntansi
sebagai satu susunan prinsip umum yang memberikan kerangka acuan yang umum
dari mana praktik akuntansi dinilai. Teori akuntansi yang dirumuskan tidak akan
mampu mengikuti perkembangan ekonomi, sosial teknologi dan ilmu pengetahuan
yang demikian cepat. Chamberr (1994) dan Golberg (1984) berpendapat bahwa
akuntansi dikembangkan dari model spesifik bukannya dikembangkan secara
sitematik dari teori yang terstruktur. Oleh karena itu preskripsi akuntansi
dikembangkan untuk memecahkan masalah masalah khusus. Secara umum, fungsi
utama dari Teori Akuntansi adalah untuk memberikan kerangka pengembangan ide
ide baru dan membantu proses pemilihan akuntansi.
Menurut belkoi, tidak ada teori akuntansi yang lengkap pada setiap kurun
waktu. Oleh karena itu teori akuntansi harus juga mencakup semua literatur
akuntansi yang memberikan pendekatan yang berbeda-beda satu sama lain. Teori
akuntansi merupakan instrument yang sangat penting dalam menyusun dan
memverifikasi prinsip akuntansi yang digunakan dalam menyusun laporan keuangan
untuk disajikan kepada para pemakainya.Godfrey dkk (1992) membuat periodisasi
akuntansi sebagai berikut :
a) Pre-theory
Sebelum formalisasi sistem double-entry di tahun 1400-an, tulisan tentang
teori yang mendasari praktik akuntansi masih sangat sedikit.Selama periode
perkembangan dari sistem double-entry, penekanan yang paling utama pada
akuntansi adalah pada praktek. Hingga pada tahun 1494, seorang biarawan
Fransiskan, Fra Pacioli, menulis buku pertama untuk mendokumentasikan sistem
akuntansi double-entry seperti yang kita kenal. Judul karyanya adalah Summa de
Arithmetica Geometria Proportioni et Proportionalita (Ulasan aritmatika,
geometri, dan Proporsi).
~7~
Sampai tahun 1930-an,teori akuntansi mulai berkembang. Namun,
perkembangan di tahun 1800-an menyebabkan terjadinya formalisasi praktek
yang ada dalam buku pelajaran dan metode pengajaran. Ekspansi yang cepat
dalam teknologi, disertai dengan pemisahan besar-besaran kepemilikan dari
kontrol atas alat-alat produksi, meningkatkan permintaan atas akuntansi
manajemen dan informasi akuntansi keuangan. Secara khusus, pertumbuhan
sektor bisnis dan pembangunan jaringan kereta api di Amerika Serikat dan
Inggris meningkatkan permintaan untuk informasi akuntansi secara lebih detail
untuk teknik perbaikan, dan untuk praktek akuntansi, seperti penyusutan, sifat
jangka panjang aset dan keuangan baru yang tertampung. Pengenalan undang-
undang perpajakan dan masalah yang terkait dengan kelahiran korporasi
menyebabkan peraturan pemerintah mengenai persyaratan pelaporan keuangan
juga semakin ketat.
~8~
momentum selama periode. Teori juga digunakan untuk menjelaskan praktik
menjadi lebih rinci dan kompleks.
c) Periode Normatif
Periode 1956-1970 diberi label masa normatif.Periode ini disebut periode
normatif karena periode ini adalah periode ketika teori akuntansi berusaha untuk
membangun norma untuk praktik akuntansi terbaik. Berbeda dengan periode
ilmiah umum, selama periode ini, peneliti kurang peduli tentang apa yang
sebenarnya terjadi dalam praktek dan lebih peduli tentang pengembangan teori-
teori yang menentukan apa yang seharusnya terjadi. Pada periode sebelum 1956,
beberapa penulis menghasilkan karya normatif awal yang terutama berkaitan
dengan isu seputar dasar yang tepat untuk penilaian aset dan klaim pemilik,
termasuk referensi ke dampak inflasi.
Teori normatif mengadopsi tujuan yang ideal dan kemudian menentukan
cara mencapai tujuan yang dinyatakan. Mereka memberikan resolusi tentang apa
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah disebutkan. Fokus
utama dari teori normatif akuntansi selama 1956-1970 adalah dampak dari
perubahan harga pada nilai aset dan perhitungan laba (teori seperti itu sering
dilihat sebagai konsekuensi dari tingkat rekor inflasi yang dialami selama periode
ini).
Ada dua kelompok yang mendominasi periode normatif, yaitu para kritikus
akuntansi biaya historis dan pendukung kerangka kerja konseptual.Ada beberapa
tumpang tindih antara kedua kelompok, terutama ketika kritikus biaya historis
berusaha untuk mengembangkan teori akuntansi di mana pengukuran aset dan
penentuan pendapatan yang bergantung pada inflasi dan / atau pergerakan harga
tertentu.
Selama periode normatif, gagasan kerangka kerja konseptual adalah teori
terstruktur akuntansi.Kerangka tersebut dimaksudkan untuk mencakup semua
komponen pelaporan keuangan dan dimaksudkan untuk memandu
praktik.Sebagai contoh, pada tahun 1965 Goldberg ditugaskan oleh AAA untuk
menyelidiki sifat akuntansi.Hasilnya adalah penerbitan An Inquiry into the
Nature of Accounting yang bertujuan untuk mengembangkan kerangka teori
akuntansi dengan menyediakan bahan diskusi tentang sifat dan makna akuntansi.
Satu tahun kemudian, AAA merilis A Statement of Basis Accounting Theory,
dengan tujuan untuk memberikan pernyataan terpadu teori akuntansi dasar yang
~9~
akan berfungsi sebagai panduan untuk pendidik, praktisi dan orang lain yang
tertarik dalam akuntansi.
Karena teori akuntansi normatif menetapkan bagaimana akuntansi
seharusnya dilakukan, mereka didasarkan pada opini subjektif dari akun apa yang
harus dilaporkan, dan cara terbaik untuk melakukannya. Pendapat mengenai
tujuan yang tepat dan metode akuntansi, bervariasi antar tiap individu, dan
sebagian besar ketidakpuasan dengan pendekatan normatif adalah bahwa hal itu
tidak memberikan sarana untuk menyelesaikan perbedaan- perbedaan pendapat.
Henderson, Peirson dan Brown menjabarkan 2 kritik utama dari teori normatif
pada awal tahun 1970:
Teori normatif tidak melibatkan pengujian hipotesis.
Teori normatif didasarkan pada penilaian suatu nilai
Teori normatif tidak dapat diuji secara empiris karena tidak mungkin untuk
membuktikan secara empiris teori yang bersifat normatif. Selain itu, asumsi yang
mendasari beberapa teori normatif belum teruji, dan tidak memiliki pondasi yang
kuat
~ 10 ~
pihak seperti pemegang saham, kreditur dan manajer serta semua stakeholder
yang kekayaan pribadinya dipengaruhi oleh keputusan akuntansi.
Dengan menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi, Watts dan
Zimmerman menganggap bahwa teori positif telah memberikan kebingungan yang
jelas terkait dengan pilihan teknik akuntansi. Mereka berpendapat bahwa teori
akuntansi positif membantu dalam memprediksi reaksi dari pemain di pasar
(seperti pemegang saham) terhadap tindakan manajemen dan informasi akuntansi
yang dilaporkan.Salah satu manfaat dari penelitian tersebut adalah bahwa hal itu
memungkinkan regulator untuk menilai konsekuensi ekonomi dari berbagai
praktik akuntansi yang mereka gunakan.Literatur positif melibatkan hipotesis
yang berkembang tentang realitas yang kemudian diuji dengan mengamati
realitas. Pendekatan ini telah menarik kritik bahwa teori positif mengabaikan
sudut pandang alternatif. Hal ini mengakibatkan kebangkitan, terutama di tahun
1980- an, dalam penelitian perilaku. Penelitian Perilaku terutama berkaitan
dengan implikasi sosiologis yang lebih luas dari angka akuntansi dan tindakan
terkait pemain kunci seperti manajer, pemegang saham, kreditur, dan pemerintah
karena mereka bereaksi terhadap informasi akuntansi. Sebuah contoh dari teori
perilaku akan menjadi sebuah teori yang memprediksi bahwa manajer pinjaman
tidak dapat memproses semua informasi keuangan yang mereka terima, sehingga
mereka menilai risiko kredit perusahaan menggunakan informasi yang paling
relevan dengan latar belakang manajer kredit. Jika manajer kredit telah terlibat
dengan pinjaman kepada perusahaan-perusahaan yang gagal pada perjanjian utang
mereka karena arus kas miskin, meskipun kegiatan menguntungkan, manajer akan
diprediksi untuk menempatkan ketergantungan lebih pada informasi arus kas dari
pada informasi lainnya. Di sisi lain, jika manajer kredit telah terlibat dengan
pinjaman kepada perusahaan- perusahaan yang gagal karena operasi tidak
menguntungkan, manajer akan diprediksi untuk menempatkan ketergantungan
lebih pada keuntungan atau kerugian yang dilaporkan dan prospek pendapatan
calon debitur. Teori akuntansi Perilaku cenderung berfokus pada pengaruh
psikologis dan sosiologis pada individu dalam penggunaan dan / atau penyusunan
akuntansi. Perlu dicatat bahwa, meskipun itu kebangkitan di tahun 1980-an, dan
berkesinambungan menjadi penting, penelitian perilaku dalam akuntansi muncul
di awal 1950-an dan pertama kali muncul dalam literatur akuntansi pada tahun
~ 11 ~
1967. Sementara penelitian perilaku telah tumbuh dalam penerimaan, teori
akuntansi positif saat ini masih mendominasi literatur penelitian akuntansi.
Kecenderungan dalam teori akuntansi yang telah dijelaskan sejauh ini
berkaitan dengan keduanya:
akademis penelitian yang dilakukan dan ditekankan oleh peneliti
Akademis,
~ 12 ~
pada pengamatan terus-menerus terhadap perilaku akuntan untuk menyalin
prosedur dan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku.
Pendekatan deskriptif mungkin adalah metode tertua dan paling
universal digunakan dalam konstruksi teori akuntansi. Sampai saat ini,
pendekatan ini adalah cara yang populer untuk mempelajari akuntansi
keterampilan akuntansidimana akuntan dilatih dengan cara magang atau
diberi artikel untuk berlatih akuntan.
Namun, ada beberapa kritik dari pendekatan ini untuk konstruksi teori
akuntansi:
Pendekatan pragmatis deskriptif tidak mencakup penilaian analisis dari
kualitas tindakan akuntan, tidak ada penilaian apakah akuntan
melaporkan dengan cara mereka seharusnya
Pendekatan ini tidak menyediakan teknik akuntansi yang ditantang.
Misalnya, metode dan teknik akuntan dan mengajarkan mereka metode
dan teknik tersebut kepada para siswa
Pendekatan pragmatis deskriptif memfokuskan perhatian pada perilaku
akuntan, bukan pada pengukuran atribut perusahaan, seperti aset,
kewajiban dan keuntungan.
~ 13 ~
double-entry dan prinsip-prinsip akuntansi biaya historis untuk menghitung laba
rugi dan posisi keuangan. Proposisi individu diverifikasi setiap kali laporan
diaudit dengan memeriksa perhitungan dan manipulasi. Dengan cara ini teori
biaya historis telah dikonfirmasi berkali-kali.
~ 14 ~
sekarang dipraktekkan. Pada periode tersebut, teori normative lebih
berkonsentrasi pada:
~ 15 ~
statistik ilmiah. Sehingga diketahui apakah hipotesis yang dirumuskan diterima
atau tidak.
~ 16 ~
2.2.6 ISU KONTRUKSI TEORI AUDIT
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, audit adalah sebuah proses
verifikasi yang digunakan dalam input dan proses akuntansi. Auditor bukanlah
memverifikasi output yang sesuai dengan keuntungan pengukuran ekonomi, tapi
memberikan pendapat apakah laporan keuangan sesuai dengan kerangka kerja
pelaporan yang berlaku.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan mengenai konstruksi teori akuntansi, dapat disimpulkan perbedaan
antara teori-teori tersebut antara lain :
~ 17 ~
1. Teori Pragmatis
Teori pragmatis merupakan teori yang menekankan pengaruh akuntansi terhadap
perilaku dan keputusan para akuntan sehingga mengakibatkan pengaruh informasi
akuntansi tersebut terhadap perubahan perilaku pemakai laporan. Teori pragmatis
terbagi atas dua:
a. Pendekatan deskriptif pragmatis. Pendekatan ini dalam konstruksi teori
akuntansi menggunakan pendekatan induktif. Pendekatan deskriptif juga
menjelaskan bahwa untuk memberikan pernyataan akuntansi secara umum,
sebelumnya harus dilakukan observasi secara mendalam dan berkelanjutan
terhadap perilaku para akuntan dalam menggunakan prosedur dan prinsip
akuntansi mereka.
b. Pendekatan psikologis pragmatis merupakan pendekatan yang berbanding
terbalik dengan pendekatan deskrpitif. Pendekatan psikologis menggunakan
pendekatan deduktif sebab pendekatan ini justru membutuhkan teori
sebelumnya untuk dapat menjelaskan perilaku-perilaku pengguna laporan
keuangan terhadap laporan keuangan itu sendiri
2. Teori Sintetik dan Semantik
Perbedaan antara teori sintetik dan semantik yaitu, teori semantik membahas
mengenai simbolisasi dalam rangka memudahkan penafsiran kepada pengguna
laporan keuangan, sedangkan teori sintetik membahas mengenai penalaran mengapa
suatu data atau informasi disajikan dengan cara simbolisasi. Teori akuntansi
semantik dan sintatik tidak berdiri sendiri tetapi saling mendukung dan melengkapi.
3. Teori Normatif
Teori normatif memberikan pedoman mengenai apa yang seharusnya dilakukan
berdasarkan pertimbangan nilai (value judgment).
4. Teori Positif
Jika dijelaskan bahwa teori normatif dalam praktiknya lebih mengarah menuntun
bahkan memerintah seorang akuntan bagaimana cara agar dapat mendapatkan
outcome yang diinginkan, teori positif lebih mengarah pada deskripsi mengenai
mengapa para akuntan harus bertindak dengan tepat.
~ 18 ~
Daftar Pustaka
Godfrey Jayne, A. Hodgson, A. Tarca, J. Homilton, dan S. Holmes. 2010. Accounting Theory,
Seven edition, John Willey And Sons Australian Ltd.
~ 19 ~
Safitri Ani (18 Agustus 2014). Introduction of Accounting Theory. Diperoleh 06 Februari
2017 dari https://manulihcarito.blogspot.co.id/2014/08/introduction-of-accounting-
theory.html?m=1
~ 20 ~