Anda di halaman 1dari 52

TEORI AKUNTANSI

Paper ini di susun Untuk Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah

Teori Akuntansi

Dosen Pembimbing

Hasan Sakti Siregar, Drs., M.Si., Ak. CA

Disusun Oleh :

Ruth Serefina Sinaga


NIM : 190522062

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2019
DAFTAR ISI

1. Pengantar Teori Akuntansi dan Proses Akuntansi............................................


1.1 Pengertian Teori.........................................................................................
1.2 Pengertian Akuntansi.................................................................................
1.3 Pengertian Teori Akuntansi.......................................................................
1.4 Penggolongan Teori Akuntansi sebagai suatu Teori.................................
1.5 Manfaat dan Tujuan Teori Akuntansi........................................................
1.6 Metode Perumusan Akuntansi...................................................................
1.7 Sifat Dasar Akuntansi................................................................................
2. Sejarah Perkembangan Akuntansi
2.1 Akuntansi dan ”Double Entry”..................................................................
2.2 Perkembangan Ilmu Akuntansi..................................................................
2.3 Sejarah Akuntansi di Indonesia.................................................................
3. Struktur Teori Akuntansi
3.1 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan menurut APB Statement ......
3.2 Postulat Akuntansi.....................................................................................
3.3 Teoretis Akuntansi.....................................................................................
3.4 Prinsip Dasar Akuntansi............................................................................
3.5 Standart ( Teknik) Akuntansi
4. Laporan Keuangan
4.1 10 Elemen Laporan Keuangan SFAC No. 6
4.2 Jenis jenis Laporan Keuangan
4.3 Aset............................................................................................................
4.4 Kewajiban..................................................................................................
4.5 Revenue.....................................................................................................
4.6 Cost and Expense.......................................................................................
4.7 Gain and Loss............................................................................................
5. Manajemen Laba
5.1 Pengertian Manajemen Laba.....................................................................
5.2 Tujuan dan Motivasi Manajemen Laba.....................................................
5.3 Pola Manajemen Laba...............................................................................
6. Disclosure
6.1 Pengertian Disclosure
6.2 3 konsep pengungkapan disclosure
6.3 Syarat suatu Laporan Keuangan dapat mencapai wajar tanpa pengecualian

7. Tugas
7.1 Artikel Ahmad Belkhoi..............................................................................
7.2 Artikel Kasus Garuda................................................................................
7.3 Syarat penyerahan dan pembayaran barang perusahaan dagang
7.4 Soal............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................
1. Pengantar Teori Akuntansi dan Proses Akuntansi
1.1 Pengertian Teori
 Menurut Jonathan H Turner
Teori merupakan proses mengembangkan ide ide yang membantu kita
menjelaskan bagaimana sesuatu peristiwa terjadi.

 Menurut Littlejohn dan Karen Foss


Teori merupakan sebuah system konsep konsep abstrak dan hubungan dari
konsep yang membantu kita untuk memahami fenomena

 Menurut Stevens
Teori merupakan pernyataan yang isinya menyebabkan atau ciri beberapa
fenomena

 Menurut Emory Cooper


Teori merupakan seperangkat konsep, defenisi, proporsi, dan variable yang
berhubungan satu sama lain secara sistematis dan memiliki umum, sehingga
mereka dapat menjelaskan dan memprediksi fenomena “fakta” tertentu.

 Menurut King
Teori merupakan sekumpulan konsep yang ketika dijelaskan memiliki
hubungan dan dapat diamati dalam dunia nyata.

 Webster’s Third New International Dictionary


Teori merupakan suatu susunan yang saling berkaitan tentang hipotesis,
konsep, dan prinsip yang membentuk kerangka acuan untuk bidang yang
dibahas.

 Keneth S. Most (1982)


Teori merupakan suatu pernyataan sistematik mengenai peraturan atau prinsip
yang mendasari atau memandu suatu set fenomena.
 Menurut Manning
Teori ialah seperangkat asumsi dan kesimpulan logis yang mengaitkan satu set
variable satu salam lain. Teori akan menghasilkan prediksi yang bisa di
bandingkan dengan pola yang diamati.

 Menurut Fawcett
Teori ialah deskripsi dari fenomena tertentu, penjelasan tentang hubungan
antara fenomena atau prediksi tentang penyebab dan konsekuensi dari
fenomena-fenomena lainnya.

Kesimpulannya, Teori adalah seperangkat asas konseptual, fragmatis,


dan hipotesis yang membentuk kerangka acuan untuk suatu bidang
pengetahuan tertentu.

1.2 Pengertian Akuntansi :


 Menurut Amin W.1997
Akuntansi adalah suatu kegiatan dalam mengidentifikasikan, menghitung,
mengkelompokkan, dan menilai sebuah kejadian yang berhubungan dengan
keuangan, dan kegiatan yang dapat menghasilkan data kuantitatif serta data
kualitatif terutama yang bersifat keuangan dan digunakan dalam pengambilan
keputusan

 Warren dkk , 2005:10


Akuntansi sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-
pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi
perusahaan

 Kieso & Weygandt


Akuntansi adalah sebuah system informasi yang dimulai dari
mengklasifikasikan, pencatatan, dan mengkomunikasikan segala kejadian
ekonomi dari organisasi atau perusahaan ke pihak yang mempunyai
kepentingan atas informasi tersebut.
 Menurut Frederich D.S. Choi, Gerhard G. Mueller
Menyatakan bahwa Akuntansi merupakan sebuah proses pengindentifikasian,
pengukuran dan pengkomunikasian informasi ekonomi supaya memungkinkan
pemakai untuk membuat pertimbangan dan keputusan-keputusan

Kesimpulannya, Akuntansi adalah proses mengidentifikasi


(identification), pengukuran (measuring), pencatatan (recording),
penjurnalan, klasifikasi (Classification), pengisaran (Range), Penafsiran
(Interpretation), Laporan Keuangan dan penggunaan yang bermanfaat

1.3 Pengertian Teori Akuntansi :


 Teori akuntansi adalah suatu konsep defenisi dalil yang menyajikan secara
sistematis gambaran fenomena akuntansi yang menjelaskan hubungan antara
variable dengan variable lainnya dalam struktur akuntansi dengan maksud
dapat menjelaskan dan meramalkan fenomena yang mungkin muncul.

 Teori Akuntansi merupakan penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip


luas yang memberikan kerangka acuan umum yang dapat digunakan untuk
menilai praktek akuntansi , memberi arah pengembangkan prosedur dan
praktek praktek baru.

 Menurut Hendriksen dan Van Breda


penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip-prinsip yang luas (a set of
broad principles) yang memberikan kerangka referensi umum untuk
mengevaluasi praktek akuntansi dan memberikan pedoman dalam
mengembangkan praktek dan prosedur akuntansi yang baru.

 Menurut Vernon Kam, 1986


Teori akuntansi merupakan suatu sistem yang komprehensif. Dia membagi
unsur teori dalam beberapa elemen, yaitu postulat atau asumsi dasar,
definisi, tujuan akuntansi , prinsip atau standar, dan prosedur atau metode-
metode
 Menurut Hendriksen
Teori akuntansi sebagai satu susunan prinsip yang bisa memberi kerangka
acuan secara umum darimana sebuah praktek akuntansi bisa dinilai.

Kesimpulannya, Teori Akuntansi adalah suatu penalaran logis dalam


bentuk asas / prinsip yang merupakan kerangka acuan untuk menilai
praktik akuntansi dan pedoman pengembangan akuntansi.

1.4 Penggolongan Teori Akuntansi sebagai suatu Teori


2 Syarat yang harus dipenuhi agar sesuatu hal tergolong teori :
 Menjelaskan masa lalu ( Explain past even )
 Mampu memprediksikan yang akan datang ( To predict future event)

Dan syarat sesuatu dapat di katakan sebagai teori akuntansi yaitu :


 Menilai praktik akuntansi yang berjalan
 Mempunyai Kerangka acuan sebagai pedoman

Teori Akuntansi sudah tergolong teori karena sudah memenuhi kedua syarat
suatu hal dapat dikatakan tergolong kedalam teori, yaitu : dapat menjelaskan masa
lalu ( Explain past event) dan mampu memprediksikan yang akan datang (to predict
future event) Dimana teori akuntansi adalah suatu penalaran logis dalam bentuk asas
/ prinsip yang merupakan kerangka acuan untuk menilai praktik akuntansi dan
pedoman pengembangan akuntansi dimana tujuan sosial yang harus dicapai oleh
akuntansi menjadikan teori akuntansi banyak membahas pertimbangan nilai (value
judgement) Atas dasar sasaran yang ingin dicapai di masa depan.

1.5 Manfaat dan Tujuan Teori Akuntansi :


 Teori akuntasi memiliki manfaat untuk kerangka acuan dalam penilaian
praktek-praktek akuntansi. Dan juga teori ini juga bisa digunakan untuk
sebagai pedoman dalam pengembangan praktek-praktek akuntansi dan
prosedur-prosedur yang baru.
 Untuk memberikan seperangkat prinsip yang logis yang saling berkaitan, yang
membentuk kerangka acuan umum bagi penilaian dan pengembangan praktik
akuntansi yang sehat.
 Untuk menjelaskan hubungan dari berbagai variabel yang ada dalam
struktur akuntansi sehingga bisa memperkirakan fenomena yang mungkin
terjadi.
 Guna peramalan atau prediksi sebagaian kejadian yang sifatnya ekonomi dan
akuntansi di masa yang akan datang. Hal ini berhubungan dengan pengambilan
keputusan ekonomi.

1.6 Metode Perumusan Teori Akuntansi


Menurut Belkaoui dan Goldfrey menyatakan bahwa terdapat beberapa metode
yang bisa dipakai untuk merumuskan teori akuntansi, antara lain:
 Metode Deskriptif (Pragmatic)
Didalam metode ini akuntansi dianggap dengan suatu seni yang tidak dapat
dirumuskan. Metode perumusan akuntansi yang sifatnya membahas atau
mendeskripsikan dan juga menganalisa praktek yang ada dan yang diterima
saat ini.
 Metode Psychological Pragmatic
Metode ini melakukan pengamatan terhadap reaksid ari pengguna laporan
keuangan terhadap output akuntansi yang sudah disusun dari berbagai standar,
prinsip, pedoman atau aturan. Hal ini juga seringkali disebut sebagai behavior
accounting.
 Metode Normatif
Metode ini menjelaskan akuntansi dianggap sebagai suatu norma peraturan
yang harus diikuti tanpa peduli apakah dipraktekkan, berlaku saat ini atau
tidak
 Metode Positive
Metode yang diawali dari suatu metode ilmiah yang diterima umum dan
sedang berlaku. Menurut teori akuntansi positif ini, dirumuskan permasalahan
penelitian yang mengamati fenomena nyata yang tidak ada didalam teori.

1.7 Sifat dasar Akuntansi


 Menurut APB Statement No 4 :
1) Kesatuan Akuntansi ( Accounting Entity)
Dalam menyusun informasi akuntansi yang menjadi focus pencatatan
akuntansi adalah entity atau lembaga
2) Going Concern
Dalam menyusun atau memahami laporan keuangan harus dianggap
bahwa perusahaan (entity) yang dilaporkan akan terus beroperasi dimasa
masa yang akan mendatang
3) Pengukuran ( Measurement)
Akuntansi dalah sebagai alat pengukuran sumber sumber ekonomi
( economic Resources) dan kewajibannya ( liability) beserta perubahannya
yang terjadi akibat operasi perusahaan. Dalam hal ini akuntansi mencob
mengukur nilai suatu asset, kewajiban, modal, hasil, dan biaya.
4) Time period
Penyajian informasi akuntansi untuk suatu waktu tertentu, masa tertentu,
periode tertentu.
5) Monetery Unit
Pengukuran yang dipakai dalam akuntansi adalah dalam bentuk ukuran
moneter atau uang
6) Accrual
Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban
ditetapkan tanpa melihat apakah transaksi kas telah dilakukan atau tidak.
Penentuannya bukan keterlibatan kas, tetapi berdasarkan pada faktor
legalnya, apakah memang sudah merupakan hak (pendapatan) atau
kewajiban (Biaya) perusahaan atau belum.
7) Exchange price
Berdasarkan tahun perolehan / nilai yang terdapat dalam laporan keuangan
umumnya didasarkan pada hrga pertukaran yang diperoleh dari harga
pasar sebagai pertemuan ( bargaining) antara penjual dan pembeli.
8) Approximation
Penafsiran penafsiran baik nilai umur, jumlah penyisihn piutang ragu
ragu, kerugian, dan sebagiannya / pendekatan jumlah angka.
9) Judgement ( Pertimbangan)
Dalam menyusun laporan keuangan banyak diperlukan pertimbangan
pertimbangan akuntan atau manajemen berdasarkan keahlian atau
pengalaman yang dimiliknya, misalanya judgement tentang standart
akuntan fifo, lifo, metode garis lurus dan lain sebagiannya
10) General Purpose ( Tujuan Umum )
Informasi yang disajikan ditujukan untuk pemakaian umum tidak hanya di
tujukan kepada banker, investor, kreditor, analisis, manajemen, atau
karyawan, tetapi kesemua pihak dan public.
11) Interrelated Statement ( Saling berkaitan)
Neraca, daftar laba rugi, dan laporan arus kas mempunyai hubungan yang
sangat erat dan berkaitan satu sama lain, ini merupakan alat kontro
akuntansi sehingga tidak mudah melakukan rekayasa laporan begitu saja
tanpa memperhatikan hubungan satu pos (akun) dengan pos lainnya.
12) Substance over from
Lebih mengutamakan makna ekonomis daripad legal (hukum)
13) Materiality
Laporan keuangan hanya memuat informasi yang dianggap penting dan
dalam setiap pertimbangannya yang dilakukannya tetap melihat
signifikannya. Atau Sesuatu yang jumlahnya tidak bernilai , diabaikan
( Karena rasionya tidak akan berubah

 Menurut Persatuan akuntansi Indonesia, yang di buat oleh Ikatan Akuntansi


Indonesia :
1) Persatuan akuntansi
2) Kesinambungan ( Balancing)
3) Periode akuntansi (accounting period) ‘
4) Pengumpulan dalam nilai uang
5) Harga pertukaran ( exchange price)
6) Penetapan beban dan pendapatan

 Menurut Paul Grady


1) Pengakuan hak milik pribadi
2) Mengakui tentan kesatuan usaha
Specific business entity (harta perusahaan beda dengan harta pemilik)
3) Kesinambungan ( going concern )
4) Penyimbolan secara moneter dalam seperangkat akun
Satuan uang sebagai kuantifikasi transaksi
5) Konsistensi antar periode untuk satuan usaha
6) Keaneragaman satuan akuntansi
7) Konservatism
Prinsip kehati hatian
8) Keandalaan data keuaangan
9) Materialitas
10) Periodesasi pelaporan

 Menurut Antoni & Prix :


1) Satuan uang sebagai pengukuran ( money of measurement)
2) Kesatuan usaha (accounting entity)
3) Going concern
4) Prinsip cost
5) System berpasangan (dual aspect)
6) Time period
7) Conservatism
8) Realisasi
9) Penandingan
10) Konsistensi
11) Materialitas

2. Sejarah Perkembangan Akuntansi


2.1 Akuntansi dan “Double Entry”
Untuk mempeljari sejarah akuntansi harus dapat membedakan 3 hal, yaitu :
1. Sejarah lainnya praktik akuntansi itu dalam kehidupan manusia
2. Sistem pencatatan akuntansi itu sendiri sebagai pencatatan transaksi dengan
sistem pembukuan yang sekarang dikenal dengan double entry accounting
system
3. Sejarah perkembangan ilmu akuntansi itu sendiri, sejak ia merupakan satu
bidang ilmu akuntansi umum kemudian berkembang menjadi berbagai
subbidang yang sudah dikenal saat ini
 Praktik Akuntansi
Para ahli akan sepakat apabila dikatakan bahwa fungsi akuntansi atau praktik
pencatatan akuntansi dalam arti pencatatan kejadian yang berhubungan dengan
bisnis sudah dimulai lama sejak adanya kejadian transaksi bisnis, bahkan sejak
adanya kehidupan social ekonomi manusia.

 Sejarah Metode Pencatatan Double Entry

Dalam berbagai literatur akuntansi konvensional banyak ditulis akuntansi


lahir dari seorang pendeta Itali, yaitu Lucas Pacioli dengan bukunya Summa
de Arithmatica, Geometrica Proportioni et Proportionalita yang diterbitkan
tahun 1949 di Venice. Menurut Ijiri (1996), Pacioli menjelaskan pencatatan
transaksi perdagangan di Italia, dalam bab yang berjudul De Computis et
Scripturis dengan double entry bookkeeping system. Persamaan
akuntansi double entry bookkeeping adalah sebagai berikut:

Harta= Utang + Modal


Mulanya akuntansi merupakan catatan-catatan yang disimpan sebagai
bagian dari sistem feodal pada abad pertengahan. Tuan-tuan tanah biasanya
mengumpulkan pajak dari penduduk dan dana ini dipergunakan untuk
kegiatan-kegiatan negerinya dan untuk kepentingan pribadi. Laporan tentang
pengutipan pajak itu disusun oleh staf-staf tuan tanah tadi sebagai pedoman
baginya atau sebagian bahan yang dapat diperiksa oleh penduduk. Catatan
seperti ini juga dipergunakan oleh pedagang yang berniaga ke daerah /negeri
lain. Catatan-catatan ini disimpan untuk satu strip dan setelah tiba kembali dari
perdagangan maka diperhitungkan laba-rugi dari kegiatan perdagangan itu.
Disamping itu cikal bakal akuntansi ini juga berasal dari lembaga awal
perbankan yang mula-mula timbul abad ke-11 dan 12 di Italia. Lembaga ini
juga sering memberikan pinjaman saudagar-saudagar yang berniaga ke negeri
lain. Kegiatan bisnis ini tentu memerlukan catatan-catatan tentang kegiatan
tersebut, khususnya catatan tentang laba-rugi sebagai dasar nantinya dalam
pembagian laba rugi di antara para partner.
Lucas Pacioli dalam bukunya menyatakan bahwa apa yang ditulis
dibukunya berdasarkan pada metode yang digunakan di Venice, Italia yang
telah berkembang sebelumnya. Bahkan ia sendiri mengaku melakukan
penjiplakan dari bahan manuscript asli dari Venice (Siswanto dalam Harahap,
2013:33).

Pendapat mengenai penemu pertama akuntansi adalah Lucas Pacioli 


diragukan. Buku yang diterbitkan selisih 2 tahun dengan pendaratan Sir
Columbus dari Inggris di Benua Amerika, sebenarnya bukan buku akuntansi,
tetapi lebih tepat merupakan buku matematika, dimana dalam pembahasan
pembukuan berpasangan hanya sedikit disinggung pada bab yang berjudul
particularis de Computis et Scripturis (Adnan yang dikutip Harahap, 2013:34)
a. Littleton’s Antecedent
Menurut Littleton agar double entry muncul ke permukaan maka
persyaratan harus dipenuhi, yaitu “materi” dan “bahasa”. Untuk kelompok
materi, dimasukkannya kekayaan pribadi, modal, perdagangan dan kredit.
Untuk bahasa dimasukkannya tulisan, uang dan perhitungan. Persyaratan ini
belum dikenal sebelum Pacioli, inilah yang menyebabkan double entry
accounting bookkeeping. Dia mengakui bahwa munculnya double entry
accounting di Italia pada abad ke 13 disebabkan kondisi tersebut benar-benar
ada (Vernon Kam, 1990) dan Khir (Harahap, 1991).
Pacioli berkontribusi karena telah membahas sistem pencatatan double
entry bookkeeping ini ke dalam sebuah buku yang dapat dengan mudah
dipelajari oleh masyarakat dan sebagai salah satu referensi pengembangan
awal akuntansi modern.

b. Beberapa penemuan Double Entry pre-Pacioli


Pencatatan sistem buku berpasangan dikembangkan dari persamaan
aljabar oleh pemikir muslim ternama yaitu Al-Khawarizmi pada abad ke-9
Masehi. Al-Khawarizmi yang memberikan kontribusi besar bagi
pengembangan matematika modern di Eropa, akuntansi modern untuk
digunakan memecahkan persoalan pembagian harta warisan secara adil sesuai
dengan Syariah yang ada di Al-Qur’an, perkara hukum dan praktik bisnis
perdagangan.
Sejarah membuktikan beberapa sistem pencatatan perdagangan
sebenarnya telah berkembang di Madinah Al munawarah pada tahun 622M
atau bertepatan dengan 1 Hijriyah(Adnan, 1997). Petugas yang melakukan
pencatatan dan pemeriksaan serta menjaga pencatatan disebut Diwan (yang
mengalami morfologi bahasa menjadi Dewan). Diwan ini sudah ada pada
zaman Khalifah Umar Ibnu Khattab pada tahun634 M dengan Baitul Maalnya.
Istilah awal dalam pembukuan dikenal dengan Jarridah atau berkembang
menjadi istilah dalam bahasa inggris Journal yang secara harfiah adalah
Berita. Di Venice dikenal dengan sebutan Zornal (Martinelli, 1977 dalam
Adnan 1997) yang dikutip oleh Harahap (2013:38).
Pada tahun 750 M, zaman pemerintahan Abbasiyah, jurnal
dikembangkan lebih sempurna menjadi 12 jurnal khusus diantaranya: Al
Jaridah Annafakat  (Jurnal Pengeluaran atau Expenditure Journal), Jaridal al-
Mal (Jurnal Penerimaan Dana atau Baitul Mal), Jaridah al-Musadarin  (Jurnal
dana sitaan dari harta petinggi negara), Al-Ajwaj yang mencatat akun-akun
khusus atau buku jurnal pembantu, misalnya buku jurnah khusus piutang.
Buku harian yang saat ini dikenal dengan Daily Book  atau jurnal umum, sudah
15 abad yang lalu telah dikembangkan yaitu Daftar Al Yawmi’ah ini
digunakan oleh Dewan dalam setiap pencatatan transaksi dengan pihak ketiga.
Selain itu juga terdapat Ash Shad atau Voucher. Report dikenal dengan al
khitmah yang bersifat bulanan, ada pula yang tahunan (Adnan, 1997,
Siswanto, 2000) yang dikutip Harahap (2013:39).
Menurut sejarahnya kegiatan perdagangan sudah ada pemisahan pemilik
seperti kisah Muhammad (sebagai mudhorib, pedagang, agen) dengan
Khadijah (sebagai shohibul mal, pemilik). Selain itu ada perintah dalam Al-
Qur’an yang terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 282 yang mewajibkan
dibuatnya pencatatan transaksi-transaksi yang belum tuntas seperti utang
piutang. Surat Hud ayat 85 yang mewajibkan muslim untuk melakukan proses
penakaran atau timbangan yang benar, yang pada prinsipnya sesuai dengan
prinsip-prinsip akuntansi yaitu reability dan verifiability dan untuk tujuan
zakat. Perkembangan akuntansi dilanjutkan oleh filsuf Islam antara lain Imam
Syafi’i (768-820) dengan menjelaskan fungsi akuntansi sebagai Review
Book atau Auditing.
Sejarah perkembangan praktik akuntansi dengan teknik tata buku
berpasangan banyak diduga oleh ahli akuntansi saat ini lahir dari peradaban
bangsa Arab yang telah memiliki akidah diennul Islamiyah. Baru setelah itu
banyak sekali teks Arab yang diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani, Italy,
dan Spanyol  atau oleh bangsa Eropa lainnya  untuk dikembangkan sesuai
dengan perkembangan peradapan masyarakatnya.

c. Sistem Pembukuan
Sistem pembukuan menurut Belkaoui menjadi tiga yaitu:
1. Single entry
2. Double entry
3. Triple entry
Keunggulan single entry menurut Yuji Ijiri (1996)
1. Pencatatan transaksi dan penyimpanan cukup sederhana dan tidak
memerlukan keahlian khusus
2. Biaya untuk menggunakan sistem ini cukup minimal
3. Untuk menyusun laporan keuangan yang hanya untuk keperluan perpajakan
atau kredit sederhana.
Kelemahan single entry antara lain:
1. Terdapat kesulitan dalam melakukan pengecekan validitas dan akurasi
pencatatan dan pembukuan dalam neraca percobaan.
2. Adanya kemungkinan data dan informasi yang hilang sewaktu menyusun
laporan keuangan.
3. Dibutuhkan upaya yang rumit dalam melakukan analisis transaksi dalam
menyusun laporan keuangan.
4. Tidak dapat memberikan sistem yang baik untuk peningkatan pengawasan
intern perusahaan.
Metode single entry berkembang menjadi double entry dan triple entry
accounting system.

2.2 Perkembangan Ilmu Akuntansi


Tahun 1800
Pada tahun ini sampai tahun 1875 masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan
yang terutama dipergunakan dalam menilai perusahaan.
Tahun 1825
Pada periode ini mulai dikenal pemeriksaan keuangan ( Financial Accounting)
Tahun 1850
Pada tahun ini Laporan Laba Rugi menggantikan posisi Neraca sebagai laporan
yang dianggap lebih penting.
Tahun 1900
Di USA mulai diperkanalkan Sertfikasi Profesi yang dilakukan melalui ujian yang
dilaksanakan secara nasional. Kemudian akuntansi pada periode ini sudah dapat
memberikan laporan tentang pajak.
Tahun 1925
Banyak perkembangan yang terjadi tahun ini antara lain sebagai berikut :
1. Mulai dikenal Akuntansi Pemerintahan serta pengawasan dana pemerintah
2. Teknik-Teknik analisis biaya juga mulai diperkenalakan
3. Laporan keuangan mulai diseragamkan
4. Norma Pemeriksaan Akuntansi juga mulai dirumuskan
5. Sistem akuntansi yang manual beralih ke sistem EDP dengan mulai
dikenalnya Punch Card Record
6. Akuntansi untuk perpajakan mulai diperkenalkan

Tahun 1950 s/d 1975


Pada tahun ini banyak yang dapat dicatat dalam perkembangan akuntansi, yaitu :
1. Pada perionde ini mulai akuntansi menggunakan computer untuk pengolahan
data
2. Perumusan prinsip akuntansi sudah dilakukan
3. Analisis Cost Revenue semakin dikenal
4. Jasa-jasa perpajakan seperti konsultan pajak dan perencanaan pajak mulai
ditawarkan profesi akuntansi
5. Management Accounting sebagai bidang akuntan yang khusus untuk
kepentingan manajemen mulai dikenal dan berkembang pesat.
6. Muncukl jasa-jasa manajemen seperti Sistem Perencanaan dan Pengawasan
7. Perencanaan manajemen mulai dikenal demikian juga Management Auditing

Tahun 1975
Mulai periode ini akuntan semakin berkembang dan meliputi bidang-bidang
lainnya.
2.3Sejarah Akuntansi di Indonesia
 Zaman Kolonial
Belanda masuk ke Indonesia melakukan transaksi dagang dengan sistem barter
dan tidak melakukan pencatatan namun menurut Ans Saribanon Sapiie ( 1980)
mengemukakan bahwa menurut Stible dan Stroomberg, bukti autentik
mengenai catatan pembukuan di Indonesia paling tidak sudah ada menjelang
pertengahan abad ke -17
 Zaman Penjajahan Belanda
Setelah VOC bubar kekuasaan diambil oleh Belanda . Yang dimana catatan
pembukuannya menekankan pada mekanisma debet dan kredit, yang antara
lain dijumpai pada pembukuan Amphioen Socyteit di Batavia.
 Zaman Penjajahan Jepang
Kondisi pembukuan pada masa pendudukan Jepang tidak mengalami
perubahan yang berarti, tetapi menggunakan pola Belanda. Jepang
mengajarkan pembukuan dengan menggunakan huruf kanji namun tidak
diajakan para orang-orang Indonesia.
 Zaman Kemerdekaan
Sistem akuntansi yang berlaku awalnya di Indonesia adalah sistem akuntansi
Belanda yang lebih dikenal dengan sistam tata buku.Setelah kemerdekaan
kebencian kepada Belanda mempengaruhi eksistensi perusahaan Belanda.
Modal asing yang masuk umumnya berasal dari Amerika membawa sistem
akuntansinya sendiri yang ahrus dikuti oleh perusahaan miliknya di Indonesia.
 Pengaruh Pola Belanda
Dunia pendidikan tinggi kurikulum akuntansinya berpola Belanda masih
berpengaruh kuat sampai dengan pertengahan dasawarsa tahun 1970-an.
 Pengaruh Pola Amerika
Perjalanan sejarah menunjukkan bahwa sejak diputusnya hubungan diplomasi
antara Indonesia dengan Belanda pada tahun 1957 karena konfrontasi Irian
Barat berdampak pada dunia pendidikan. Dampak yang ditimbulkan yaitu para
pengajar Belanda dikembalikan kenegerinya, publikasi dan literature-literatur
terhenti pengirimannya dan para pelajar yang memperoleh beasiswa dari
pemerintah atau yayasan diberi kesempatan studi ke Amerika atau Negara lain
selain Belanda.
 Sejarah IAI dan Standar Akuntansi Indonesia
Sejarah IAI
Pada saat Indonesia merdeka hanya ada satu orang akuntan pribumi yaitu Prof.
Dr. Ambutari, sedangkan Prof. Soemardjo lulus pendidikan akuntan di negeri
Belanda pada tahun 1956. Akuntan-akuntan Indonesia pertama lulusan dalam
negeri adalah Basuki Siddharta, Hendra Darmawan, Tan Tong Djoe, dan Go
Tie Siem. Keempat akuntan ini bersama dengan Prof. Soemardjo mengambil
prakarsa mendirikan perkumpulan akuntan untuk bangsa Indonesia saja.
Sejarah SAK
Pertama : menjelang diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada tahun 1973.
Pada masa itu merupakan pertama kalinya IAI melakukan kodifikasi prinsip
dan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia dalam suatu buku “ Prinsip
Akuntansi Indonesia (PAI)”
Kedua : Terjadi pada tahun 1984. Pada masa itu komite PAI melakukan revisi
secara mendasar PAI 1973 dan kemudian mengkonfidifikasikannya dalam
buku ‘Prinsip Akuntansi Indonesia 1984” dengan tujuan untuk menyeseuaikan
ketentuan akuntansi dengan perkembangan dunia usaha.
Ketiga : Pada tahun 1994, IAI kembali melakukan revisi total terhadap PAI
1984 dan melakukan kodifikasi dalam buku “ Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) per 1 Oktober 1994.

3. Struktur Teori Akuntansi


3.1 Elemen Struktur Teori Akuntansi
Struktur teori akuntansi merupakan elemen yang saling berkait yang menjadi
pedoman pengambangan teori dan penyusunan teknik-teknik (standar) akuntansi.
Elemen itu digambarkan dalam hierarki berikut :
1. Tujuan LK

2a. Postulat Akuntansi 2b. Konsep Teoritis


Akuntansi

3. Prinsip dasar akuntansi

4. Standart Akuntansi

Struktur Teori Akuntansi berisi elemen sebagai berikut :

1. Rumusan tentang tujuan laporan keuangan yang diperoleh dari para pemakai
laporan keuangan
2. Rumusan tentang postulat yang dirumuskan dari tujuan laporan keuangan
3. Konsep teoritis akuntansi yang berhubungan dengan asumsi asumsi dn sifat
sifat akuntansi yang mengarah pada sift dan jenis informasi yang disusun
untuk kelompok atau pemakai tertentu.
4. Rumusan prinsip akuntansi yang utama yang didasarkan pada postulat dan
konsep teoritis tadi yang menjelaskan sifat sifat dan kualitas dasar akuntansi
keuangan itu
5. Standart atau teknik akuntansi sebagai pedoman penyusunan laporan keuangan
sesuai kebutuhan para pemakai.

Tujuan umum LK :
Aset, Kewajiban, hutang, kekayaan bersih , proyeksi laba, informasi yang relevan
untuk pengambilan keputusan
Tujuan laporan Keuangan
Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi

3.2 Sifat dan keterbatasan laporan keuangan ( Menurut APB No. 4 )


1) Historical report
Tidak mencerminkan nilai sekarang, Melaporkan sesuatu sesuai dengan
historisnya
2) General purpose financial statement (tujuan umum)
Laporan keuangan tersebt bersifat umum atau ditujukan untuk umum
3) Fundamental financial statement
Laporan keuangan satu dengan yang lain saling berkaitan atau berhubungan
Keterbatasannya adalah pos-pos akuntansi yang dirubah akan mempengaruhi
pos akuntansi lainnya.
4) Classification
Informasi yang disajikan di Laporan Laba Rugi atau Neraca memiliki
pengelompokan guna kepentingan owners, creditors, and other users
5) Summary
Transaksi, kejadian lain dalam perusahaan dikelompokkan dalam bentuk yang
sama.
6) Stabilizier
7) Measuring of invest of money
Dimana menggunakan satuan moneter dengan asumsi uang bersifat stabil
Keterbatasannya adalah kenyataan nya uang tidak stabil atau sering kali berubah
dan tidak mencerminkan
8) Measuring basics (pengukuran jasa)
Akuntansi menggunkan beberapa dasar pengukuran
Contohnya : Piutang, Surat-surat berharga dan persediaan memiliki dasar
pengukuran yang berbeda.
9) Accrual basics
mengakui pendapatan pada periode terjadinya walaupun cashnya belum
diterima
Contohnya : penjualan kredit
10) Estimated (tafsiran)
Akuntansi menggunakan taksiran (akurat >< non akurat).
Misalnya piutang tak tertagih dan taksiran penyusutanKeterbatasanya adalah
taksiran yang dilakukan bisa akurat dan tidak akurat
11) Verify
memverifikasi / memeriksa sesuai dasar / bukti yang ada Setidak informasi
dalam laporan keuangan harus dapat dibuktikan. Keterbatasannya adalah
terkadang laporan keuangan tidak didasari oleh bukti nyata
12) Konservatism (prinsip kehati hatian)
Laporan keuangan mempunyai konservatis ( Prinsip kehati-hatian). Dimana
kemungkinan laba belum dicatat hingga laba direalisai namun kerugian sudah
diketahui walaupun belum direlasasi.
13) Substain over form
lebih menekankan makna ekonomis ketimbang hukum (legal)
14) Credible value
dimana istilah istilah dalam LK menggunakan istilah teknis yang di mana harus
di pahami oleh pelaku akuntan, tidak oleh orang lain ( non akuntan)
15) Audiens
users (pemakai LK) yang dimana tidak semua audiens mengerti akuntansi.

3.3 Sifat Postulat Akuntansi (menurut belkaoui) :


1. Postulat Akuntansi :
Pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya sendiri atau disebut juga
aksioma yang sudah di terima karena kesesuaiannya dengan ( menopang atau
mewujudkan ) tujuan laporan keuangan yang menggambarkan aspek ekonomi,
politik, sosiologis, dan hukum dari suatu lingkungan dimana akuntansi itu
beroperasi.
Terdiri atas :
1) Postulat entity
Akuntansi mencatat hasil kegiatan operasi dari suatu entity (lembaga
perusahaan ) yang terpisah dan dibedakan dari pemilik atau entitas
lain.
2) Postulat going concern
Postulat ini menganggap bahwa perusahaan akan terus melaksanakan
operasinya sepanjang proses penyelesaian proyek, perjanjian, dan
kegiatan yang sedang berlangsung.
3) Postulat unit of measure (diukur dengan kesatuan moneter)
Menganggap bahwa setiap transaksi harus diukur dengan suatu alat
ukur atau alat tukar yang seragam.
4) Postulat accounting period
Menggambarkan bahwa walaupun akuntansi itu memegang postulat
going concern, namun posisi keuangan, hasil usaha, perubahannya
harus dilaporkan sevara periodic atau kurun waktu tertentu.

2. Konsep Teoritis Akuntansi (equity theory concept)


Adanya pernyataan yang dapat membuktikan kebenarannya sendiri tu disebut
juga aksioma yang juga sudah diterima umum karena kesesuaiannya dengan
tujuan laporan keuangan yang menggambarkan sifat sifat akuntanasi yang
disajikan sesuai kebutuhn dan penekannya yg berperan dalam ekonomi bebas
yang di tandai oleh adanya pengakuan pada pemilikan pribadi

1) The Proprietory theory


Pemilik sebagai pusat perhatian yang akan di layani oleh informasi
akuntansi
Kesamaan akuntansi menurut teori ini :

Asset minus liabilities= Capital / proprietor’s equity

2) Entity Theory
Sudut pandang perusahaan, biasanya adalah jenis perusahaan PT
Terbuka,
Adanya pemisahan harta, adanya pemisahan kewajiban
Kesamaan akuntansi menurut teori ini :

Asset = liabilities + capital


3) Residual Equity Theory
Gabungn antara the proprietory theory dengana entity theory
Kesamaan akuntansi menurut teori ini :

Asset minus SE = RE

Note :
 SE ( Spesific Equity) = L + PS ( Prefferen Stock)
= Kreditur + Pemegang saham prioritas
 RE ( Recidual Equity)= pemegang saham biasa (yang menjadi
sudut

Pandang

4) Enterprise Theory
Biasanya diterapkan oleh perusahaan multinasional. Dalam hal ini
badan usaha di pandang sebagai lembaga sosial . maka semua pihak
mendapatkan kepentingan, semua pihak menjadi perhatian pula.
Yang paling penting nilai tambah untuk semua pihak yang telah
berkontribusi.

5) The Fund Theory

A= RA ( Restriction of asset)

Tidak berorientasi pada laba , biasanya digunakan untuk NOG ( Non


Organization Government) yang dimana NOG tidak mencari laba.
Dalam hal ini yang menjadi perhatian adalah fund (dana)

6) Commander Theory
Menitikberatkan pada siapa yang mengendalikan source of economics
di perusahaan tsb, tanpa memperhatikan ownership ( Pemilik dana )
7) Investor Theory
Pusat perhatian adalah investor , baik SE maupun RA.
Kesamaan akuntansinya :

Asset = Spesific Equities + Residual Equities

8) Amanah Theory ( Ibadah Theory )


Laporan keuangan diharapkan dapat menjelaskan informasi tentang
pertanggungjawaban manusia sebgi makhluk yang mendapat amanah
dakam mnegerti entitas baik kpd manusia (horizontal) maupun kepada
Allah ( Vertikal)

3.4 Prinsip dasar Akuntansi


 Standart akuntansi keuangan Indonesia memberikan dua asumsi dasar yaitu :
1. Dasar akrual
Artinya bahwa dalam menyusun LK pengakuan transaksi di dasarkan pada
kejadian atau perisriwa bukan didasarkan pada transaksi kas
2. Kelangsungan usaha
Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi bahwa entity yang
dimaksud akan terus melanjutkan usahanya, dalam asumsi dasarnya tidak
da maksud untuk melakukan likuidasi.

 Menurut APB Statement No 4 Prinsip dasar akuntansi berterima umum


(PABU) :
1) Prinsip Biaya historis ( historical cost principle)
Dasar penilaian yang tepat untuk mencatat perolehan barang, jasa, biaya,
harga pokok, dan ekuitas.
2) Prinsip Pengakuan pendapatan (revenue recognition principle)
Prinsip ini menjelaskan sifat dan komponen, pengukuran dan pengakuran
revenue sebagai salah satu elemen penyusunan laporan laba rugi.
3) Prinsip mempertemukan (Matching principle)
Prinsip ini mengatur agar pembebanan biaya harus dilakukan pada periode
yang sama dengan periode pengakuan hasil. Hasil diakui pada periode
menurut prinsip pengakuan hasil dan biaya akan dibebankan sesuai
periode itu.
4) Prinsip objektivitas ( Objectivity principle)
Kegunaan laporan keuangan sangat bergantung pada tingkat kepercayaa
kepada prosedur pengukuran yang digunakan. Untuk meningkatkan
keyakinan pada laporan ini sangat sulit sehingga akuntan menggunakan
prinsip Objectivity untuk membenarkan pilihan atas suatu ukuran atau
prosedurnya.
5) Prinsip Konsistensi ( Consistency principle)
Kejadian ekonomis yang sejenis harus dicatat, dilaporkan secara konsisten
dari satu periode ke periode yang lain. Kegunaan prinsip ini adalah agar
dapat diperbandingkan.
6) Prinsip Pengungkapan penuh (full disclosure principle)
Laporan keangan harus disajikan secara full (penuh), fair (wajah), dan
adequate (cukup). Konsep Full Disclousure mewajibkan agar laporan
keuangan didesain dan disajikan sebagai kumpulan potret dari kejadian
ekonomi yang mempengaruhi perusahaan untuk suatu periode dan berisi
cukup informasi sehingga membuat orang baik umum atau investor paham
dan tidak salah tafsir terhadap laporan keuangan tersebut.
7) Prinsip kehati hatian ( the conservatism principle)
Prinsip ini merupakan prinsip pengecualian atau prinsip yang mengubah
consensus umum. Dikatakan mengubah karena prinsip ini membuat
pembatasan pada penyajian data akuntansi yang relevan dan terpercaya.
Misalnya apabila kita dihadapkan untuk memilih diantara dua prinsip atau
lebih yang sama-sama diterima, kita harus mengutamakan pilihan yang
memberikan pengaruh keuntungan paling kecil pada equity pemilik.
8) Materialitas ( The materiality principle)
Menurut prinsip ini transaksi dan kejadian yang memiliki pengaruh
ekonomi yang penting dapat dica tat dengan cara yang dipermudah tanpa
melihat apakah sesuai dengan prinsip akuntansi dan perlu tidaknya
diungkapkan.
9) The uniformity dan comparability principle
Menggunakan prosedur yang sama untuk perusahaan yang berbeda.
3.5 Standart ( Teknik) Akuntansi :
Adalah peraturan peraturan khusus yang dijabarkan dari prinsip dasar
akuntansi, yang mengatur bagaimana standart pelakuan pencatatan dan
pelaporan terhadap semua transaksi atau kejadian kejadian tertentu yang di
alami oleh suatu lembaga ( entity) organisasi atau perusahaan. Inilah
sebenarnya yang di gambarkan oleh GAAP, APB Statement , FASB
Statement, IASC Statement, PAI, PSAK, IFRS.

4 Laporan Keuangan
4.1 10 Elemen Laporan Keuangan SFAC No. 6
1) Aset
Manfaat ekonomi dimasa yang akan datang yang diterima atau diperoleh dan
dikendalikan oleh entitas tertentu sebagai hasil transaksi masa lalu (Past Event)
2) Liabilities
Kemungkinan kita mengorbankan manfaat ekonomi dimasa yang akan datang,
yang timbul dari penyelesaian kewajiban dengan cara mentransfer asset atau
memberikan jasa kepada entitas yang lain sebagai akibat dari kejadian dimasa lalu
3) Modal Pemilik (Owner’s Equity)
Modal = Jumlah asset dikurangi kewajiban bersih. Dimana equity merupakan sisa
hak suatu asset yang dimiliki suatu entitas setelah dikurangkan dengan kewajiban.
4) Investment ( Investasi) by Owner’s
Peningkatan dari ekuitas sebagai akibat dari penyerahan aset kepada entitas atau
sesuatu untuk meningaktkan hak pemilik dimana set yang diserahkan diakui
sebagai investasi oleh pemilik.
5) Distribution To Owner’s
Penarikan oleh pemilik / penurunan ekuitas dari entitas tertentu sebagai akibat dari
penyerahan asset jasa oleh pemilik yang akan mengurangi hak pemilik
6) Komprehensif Income ( Laba Menyeluruh)
Laba yang diterima perusahaan dan laba lain-lain yang diperoleh perusahaan . Atau
pendapatan ekuitas dalam bentuk suatu entitas selama satu periode sebagai akibat
dari transaksi / kejadian selama periode tersebut yang akan menunjukkan
perubahan ekuitas.
7) Pendapatan ( Revenue)
Aliran masuk asset dari suatu entitas atau penyelesaian kewajiban, serta kombinasi
keduanya untuk meningkatkan asset dan mengurangi kewajiban
Contoh : Penjualan Tunai dan Kredit, Sewa Diterima Dimuka
8) Beban (Expense)
Aliran keluar atau penggunaan dari asset (penurunan asset) atau peningkatan
kewajiban
Contoh : salaries payable
9) Gain (Keuntungan)
Increase of equity / Peningkatan ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi yang
insedentil dari suatu entitas atau transaksi lain (peristiwa yang lain) sebagai
pengecualian dari revenue dan equitas pemilik.
10) Lost ( Rugi)
Penurunan ekuitas (aktiva bersih) dari transaksi yang insedentil dari suatu entitas
atau transaksi lain (peristiwa lain) sebagai pengecualian dari expense.

4.2 Jenis Jenis Laporan Keuangan


1. Neraca
Laporan ini berupa daftar sistematis yang terdiri dari aktiva, utang, dan modal
pada tanggal tertentu yang biasa dibuat pada akhir tahun. Daftar ini tergolong
sistematis karena neraca disusun berdasarkan urutan tertentu . Melalui neraca
bisa diketahui jumlah kekayaan perusahaan, kemampuan perusahaan
membayar kewajiban, dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh
tambahan pinjaman dari pihak luar. Selain itu, informasi tentang jumlah utang
perusahaan kepada kreditur dan jumlah investasi pemilik yang ada di dalam
perusahaan tersebut juga bisa diketahui.

2. Laporan Laba Rugi

Laporan ini berupa ikhtisar tentang pendapatan dan beban suatu perusahaan
untuk periode tertentu sehingga laba yang diperoleh atau rugi yang dialami
bisa segera diketahui.
3.  Laporan Perubahan Modal

Laporan ini menunjukkan perubahan modal untuk periode tertentu, yaitu 


enam bulan atau satu tahun. Melalui laporan perubahan modal bisa diketahui
berbagai penyebab perubahan modal selama periode tertentu.

4. Laporan Arus Kas

Laporan ini biasa digunakan oleh para pemakai laporan keuangan untuk
mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan
(termasuk likuiditas dan solvabilitas), dan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan kas pada masa mendatang.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan (notes to the financial statements)


ini mengacu pada catatan atas laporan keuangan menurut PSAK yang berlaku,
terutama yang sudah diwajibkan bagi perusahaan Tbk (publik).
Pengertian catatan atas laporan keuangan adalah bagian dari laporan
keuangan yang menyajikan informasi tambahan atas pos-pos dalam:
 Laporan posisi keuangan / neraca
 Laporan laba rugi komprehensif
 Laporan perubahan ekuitas
 Laporan arus kas.
Contoh Laporan Keuangan PT Dharma Satya Nusantara Tbk
4.3 Aset
 Ciri-ciri asset :
1) Harus ada hak tertentu atas manfaat dikemudian hari atau potensi jasa dikemudian
hari(manfaat positif).
2) Hak dan jasa yang telah expired tidak dapat dimasukkan dalam asset
3) Tidak memiliki manfaat negative atau nihil
Contoh : Gedung memiliki Nilai buku sebesar 50 juta, biaya yang digunakan
untuk memperoleh asset sebesar 50 juta maka gedung tersebut tidak dapat
dikategorikan asset karena memilik manfaat nihil.
4) Hak harus menjadi milik seseorang atau suatu perusahaan tertentu.
5) Harus ada kekayaan yang dapat diperoleh oleh seseorang atas manfaat dari asset
tersebut.
 Pengelompokan Aset:
1) Aset Lancar
2) Investment (Longterm Investment)
3) Fixed Aset
4) Integibale Aset ( Aset Tidak Berwujud)
5) Other Aset (Aktiva Lain-Lain)
Aktiva yang tidak dapt digunakan untuk operasional perusahaan.

Aset disajikan dalam laporan keuangan berdasarkan tingkat likuiditasnya. Sedangkan


asset diakui pada saat perolehan (pertukaran) dimana alat pertukaran secara cash
digunakan sebagai alat pembayaran yang bebas digunakan untuk kegiatan perusahaan
dalam hal pembiayaan, bebas artinya penggunaanya tidak dibatasi. Misalnya Cash On
Bank (Tabungan) tidak dapat dikategorikan sebagai asset karena penggunaannya
dibatasi dengan tidak dapat segera digunakan.

Didalam asset tentu ada biaya perawatan / pemeliharaan asset yang dilakukan oleh
perusahaan. Pengakuan Biaya Perawatan/Pemeliharaan Aset ada 2 yaitu :
 Capital Expendiser
Biaya-biaya yang dikeluarkan akan menambah cost aktiva tetap
Syarat dari capital expendiser adalah :
1) Jumlah nya besar sehingga tidak mungkin dibebankan pada periode terjadinya
2) Biaya yang dikeluarkan jarang terjadi
3) Menambah manfaat ekonomi
 Revenue Expendiser
Biaya-biaya pemeliharaan dibebankan pada periode terjadinya
Syarat dari Revenue Expendiser adalah :
1) Jumlahnya kecil
2) Biaya yang dikeluarkan sering terjadi
3) Tidak menambah manfaat ekonomi

4.4 Kewajiban
Suatu kewajiban muncul karena adanya transaksi pembelian secara kredit serta
kewajiban timbul pada saat hak atas barang atau jasa diperoleh oleh pembeli serta
kewajiban disajikan dalan Neraca diurutkan berdasarkan tingkat jatuh temponya.
Karakteristik Kewajiban :
1) Harus ada pada saat ini
Bahwa kewajiban timbul pada saat masa yang lalu seperti pembelian kredit
2) Equitable Obligation
Harus dimasukkan sebagai liabilities apabila terjadi karena keharusan membuat
pembayaran dimasa yang akan datang untuk perdangangan yang baik
3) Hak untuk mengobsed tanpa syarat
Maka kewajiban yang tercantum dalam kontrak tidak boleh dikatakan sebagai
liabilities akan tetapi membeli sudah terikat dengan kontrak maka tidak memiliki
hak untuk melakukan obssed.
4) Ada suatu hak yang dapat ditaksir dan layak tanpa ada timing yang akan
dilakukan.
5) Penerimaan uang sebagai pelunasan pembayaran liabilities namun lain hal dari
pihak debitur harus mengetahui kapan timing pelunasan pembayaran.

4.5 Revenue
Revenue adalah aliran masuk dari suatu entitas
1) arus keluar barang atau jasa
2) Increase In Return Earning ( Pertambahan laba tidak dibagi)
3) aliran masuk dari suatu entitas
4) Kombinasi dari peningkatan asset yang lain dari suatu entitas dan aliran masuk
aset dari suatu entitas

Pendapatan dapat diukur dengan nilai suatu barang dan timing pengakuan pendapatan.
Dimana pengakuan pendapatan dapat diketahui apabila:
a. Mempunyai nilai tambah
b. Dapat diukur

4 Kondisi pengakuan pendapatan :


1) Selama berlakunya produksi
Contoh : Terlihat pada kontrak pembangunan jangka panjangg
2) Pada saat produksi selesai
Contoh : Sering kali dijumpai pada perusahaan logam mulia
3) Pada saat penjualan
Pada saat barang sampai kepada pembeli dengan melihat syarat pengiriman (FOB
Destination atau FOB Shipping Point)
4) Pada saat penagihan (Pembayaran uang tunai)
Penjualan secara cicilan atau penjualan konsinyasi.

4.6 Cost and Expense


Cost merupakan pengorbanan ekonomis untuk memperoleh barang dan jasa
Contoh : Pembelian mobil atau gedung, berapa cost yang dikeluarkan untuk
memperoleh barang tersebut. Sedangkan Expense merupakan biaya yang secara
langsung atau telah digunakan dalam operasional perusahaan dalam rangka
memperoleh pendapatan.
Pengelompokan biaya menjadi selling expense dan general expense berfungsi
untuk mengambil keputusan dalam menekankan biaya yang efisien dan tidak
efisien.
Cost dikelompokkan menjadi 3 yaitu :
1) Variable Cost
2) Fixed Cost
3) Semi Variable Cost
Expense diukur dengan 3 cara yaitu :
1) Harga perolehan
2) Harga pertukaran (exchange price)
3) Harga Sekarang
Serta diakui pada saat :
1) Bersamaan dengan penggunaan barang atau jasa
Contohnya perusahaan manufaktur
2) Sesudah penggunaan barang atau jasa
Contoh : Pembayaran sewa selama 1 tahun
Sewa dibayar dimuka pada cash di kredit ( sebelum digunakan)
Rent expense pada Prepaid Rent di kredit (Sesudah digunakan)
3) Sebelum penggunaan barang atau jasa, namun hal ini jarang terjadi.

4.7 Gain and Loss


Menurut FAC No 4 peningkatan ekuitas adalah gain (Increase in Equity) dan
penurunan ekuitas adalah loss ( Decrease in Equity). Dimana Gain adalah peristiwa-
peristiwa yang menguntungkan sedangkan Loss merupakan peristiwa-peristiwa yang
merugikan.

5 Manajemen Laba

5.1 Pengertian Manajemen Laba

Menurut Schipper (1989), manajemen laba adalah suatu kegiatan


intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses pelaporan keuangan eksternal,
untuk memperoleh beberapa keuntungan. Sementara, Asih dan Gudono (2000)
mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu proses yang dilakukan dengan
sengaja dalam batasan GAAP (General Addopted Accounting Principle) untuk
mengarahkan tingkatan laba yang dilaporkan. Jadi jika disimpulkan manajemen
laba ini adalah tindakan sengaja atau manipulasi keuntungan pada laporan
keuangan agar mendapatkan keuntungan yang lebih.

5.2 Motivasi Manajemen Laba


Sugiri (2005) menyatakan bahwa salah satu motivasi manajemen laba
adalah mengelabui kinerja ekonomi yang sebenarnya, dan itu dapat terjadi karena
terdapat ketidaksimetrian informasi antara manajemen dan para pemegang saham
suatu badan usaha. Motivasi manajemen laba lainnya adalah mempengaruhi
penghasilan (telah diatur dalam kontrak) yang bergantung pada angka-angka
akuntansi yang dilaporkan dengan asumsi bahwa manajemen memiliki
kepentingan pribadi dan kompensasinya didasarkan pada laba akuntansi.
Faktor-faktor yang memotivasi pihak manajemen untuk melakukan manajemen
laba adalah sebagai berikut:
1) Program Bonus (Bonus Plan).
Adanya asimetri informasi mengenai keuangan perusahaan menyebabkan
pihak manajemen dapat mengatur laba bersih untuk memaksimalkan bonus
mereka. Pada motivasi ini, diasumsikan bahwa manajer meningkatkan
keuntungan yang dilaporkan dalam upaya untuk memaksimalkan imbalan
bonus yang akan diterima.

Manajer pada perusahaan yang menerapkan program bonus lebih cenderung


untuk menggunakan metode atau prosedur-prosedur akuntansi yang akan
menaikkan laba saat ini dengan memindahkan laba periode mendatang ke
periode berjalan.

2) Kontrak Utang (Debt Covenant).


Semakin dekat suatu perusahaan ke waktub pelanggaran kontrak utang,
manajemen akan cenderung memilih metode akuntansi yang dapat
‘memindahkan’ laba periode mendatang ke periode berjalan, yang bertujuan
untuk mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami technical defauld
(kegagalan dalam pelunasan hutang).

3) Motivasi Politis (political motivation).


Perusahaan besar yang menguasai hajat hidup orang banyak akan cenderung
menurunkan labanya untuk mengurangi visibilitasnya, misalnya dengan
menggunakan praktik atau prosedur akuntansi, khususnya selama periode
kemakmuran tinggi.

4) Motivasi Pajak (taxation motivation).


Salah satu insentif yang dapat memicu manajer untuk melakukan rekayasa
laba adalah keinginan untuk meminimalkan pajak atau total pajak yang harus
dibayarkan perusahaan. Hal ini karena laba sering dijadikan landasan untuk
mengambil keputusan, menyusun kontrak maupun penilaian kinerja suatu
manajer.

5) Pergantian CEO (Chief Executive Officer).


Banyak motivasi yng timbul disekitar waktu penggantian CEO. Contohnya,
CEO yang mendekati masa pensiun (tugas akhirnya) akan melakukan strategi
memaksimalkan laba untuk meningkatkan bonusnya.

6) IPO (Initial Public Offering).


Perusahaan yang baru pertama kali menawarkan sahamnya dipasar modal
belum memiliki harga pasar, sehingga terdapat masalah bagaimana
menetapkan nilai saham yang ditawarkan. Oleh karena itu, informasi seperti
laba bersih dapat digunakan sebagai sinyal kepada calon investor tentang nilai
perusahaan, sehingga manajemen perusahaan yang akan go public cenderung
melakukan manajemen laba untuk memperoleh harga lebih tinggi atas
sahamnya.

5.3 Pola Manajemen Laba


Terdapat 4 pola manajemen laba yang sering digunakan oleh manajer,
empat pola tersebut yaitu:
1) Income Smoothing
Income smoothing merupakan salah satu pola manajemen laba yang sering
digunakan oleh manajer. Cara yang dilakukan adalah dengan meratakan laba
yang dilaporkan. Tujuannya adalah agar laba yang diperoleh stabil, sehingga
investor akan menyukai kinerja perusahaan.
2) Income Maximization
Cara ini dapat digunakan untuk melindungi perusahaan saat berurusan dengan
kegiatan utang. Selain itu, agar mendapatkan laba yang lebih besar, Anda
dapat melakukan pola ini dengan memanipulasi data akuntansi pada laporan
keuangan.
3) Income Minimization
manajemen laba dapat digunakan untuk mengurangi beban pajak dan agar
perusahaan tidak mendapatkan perhatian oleh pemerintah. Pola income
minimization ini dapat digunakan untuk tujuan tersebut. Caranya, Anda dapat
menghapus biaya-biaya yang tidak terlalu diperhatikan oleh pembaca laporan
keuangan seperti biaya iklan, biaya R&D; atau Anda dapat menghapus aktiva
tidak berwujud dan barang modal.
4) Taking A Bath
Pola manajemen laba yang keempat ini adalah taking a bath. Pola ini
dilakukan dengan cara membebankan biaya yang akan datang dan menghapus
beberapa aktiva. Selain itu, Anda juga dapat melakukan clear the desk,
sehingga laba yang dilaporkan dapat meningkat.
6. Disclosure
6.1 Pengertian Disclosure
Disclosure berarti tidak menutupi atau tidak menyembunyikan. Jadi disclosure
mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan
penjelasan yang cukup mengenai hasil aktifitas suatu unit usaha sehingga dapat
memberikan mereka mengambil keputusan untuk manfaat yang baik

6.2 3 konsep pengungkapan disclosure


Tiga konsep pengungkapan yang umumnya diusulkan adalah sebagai berikut :
1.Pengungkapan yang cukup (Adequate)
Disclosure yang minimal harus ada sehingga ikhtisar-ikhtisar keuangan menjadi
tidak menyesatkan.
2.Wajar (Fair Disclosure)
Tersirat tujuan-tujuan etis untuk memberikan perlakuan yang sama kepada
semua pihak yang merupakan pembaca potensi pembaca potensial dari laporan
keungan.
3. Lengkap (Full disclosure)
Berarti penyajian semua informasi yang relevan. Bagi beberapa pihak Full
Disclosure berarti penyajian informasi secara berlebih-lebihan dan karenanya
tidak tepat. Informasi yang berlebih-lebihan adalah berbahaya karena penyajian
informasi dengan detail terlalu banyak justru akan menyembunyikan informasi
yang penting dan membuat laporan keuangan menjadi sukar diinterpretasikan.
Yang paling umum digunakan dari ketiga konsep diatas adalah pengungkapan
yang cukup (Adequate).

6.3 Syarat suatu Laporan Keuangan dapat mencapai wajar tanpa pengecualian
1. Laporan Keuangan disusun sesuai standart Akuntansi Keuangan
2. Efektivitas Pengendalian Internal
3. Ketaatan terhadap peraturan dan perundang undangan.

7. Tugas
7.1 Ahmed Riahi Belkaoui
Teori Akuntansi Menurut Ahmed tidak ada teori akuntansi yang
lengkap pada kurun waktu. Oleh karena itu, teori akuntansi harus mencakup
semua literature akuntansi yang memberikan pendekatan yang berbeda-beda satu
sama lain. Tidak ada teori akuntansi yang lengkap, yang mencakup dan memenuhi
keinginan dari semua keadaan dan waktu dengan efektif.
Merumuskan teori akuntansi atau melakukan penelitian akuntansi harus memiliki
metode tersendiri. Belkaoui dan Godfrey mengemukakan dalam literature yang
dikenal beberapa metode berikut:
1) Metode Deskriptif atau Pragmati
Dalam metode deskriptif, akuntansi dianggap sebagai seni yang tidak dapat
dirumuskan, karenanya metode perumusan teori akuntansi harus bersifat menjelaskan
atau descriptive dan menganalisis praktik yang ada dan diterima sekarang.
2) Psychological Pragmatis
Dalam Psychological Pragmatic, di lakukan pengamatan mengenai reaksi dari
pemakai laporan keuangan terhadap output akuntansi, laporan keuangan yang disusun
dari berbagai aturan, standar, prinsip atau pedoman. Bidang ini disebut juga
behavioral accounting.
3) Metode Normatif (1950-1960)
Dalam metode normatif, akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus
diikuti tidak peduli apakah berlaku atau dipraktikan sekarang atau tidak.
4) Metode Positive (1970)
Ini merupakan suatu metode yang diawali dari suatu metode ilmiah yang sedang
berlaku atau diterima umum. Berdasarkan teori positive, dapat dirumuskan problem
penelitian untuk mengamati perilaku atau fenomena nyata yang tidak ada dalam teori.
Beberapa pendekatan dalam perumusan teori akuntansi menurut Belkaoui sebagai
berikut :
Pendekatan informal. Pendekatan ini terbagi dari:
1) Pragmatis, praktis, dan non teoritis
Dalam metode ini perumusan teori akuntansi berdasarkan atas keadaan dan
praktik di lapangan. Yang menjadi bahan pertimbangan adalah hal-hal apa yang
berguna untuk menyelesaikan persoalan secara praktis.
2) Pendekatan otoriter
Dalam metode pendekatan otoriter, yang merumuskan teori akuntansi ialah
organisasi profesi yang mengeluarkan pernyataan – pernyataan yang mengatur
praktek akuntansi.

Pendekatan Teoritis terbagi dari:


1) Deduktif
Pendekatan deduktif merupakan perumusan yang dimulai dari perumusan
dalil dasar akuntansi (postulat dan prinsip akuntansi) dan selanjutnya
diambil kesimpulan logis tentang teori akuntansi mengenai hal yang
dipersoalkan. Pendekatan ini dilakukan dalam rangka penyusunan struktur
akuntansi dimana dirumuskan dulu tujuan laporan keuangan, rumuskan
postulat, lalu prinsip, dan akhirnya lebih khusus menyusun teknik akuntansi
atau standar akuntansi.
2) Induktif
Dalam pendekatan ini, penyusunan teori akuntansi didasarkan pada
beberapa observasi dan pengukuran khusus dan akhirnya dari berbagai
sampel dirumuskan fenomena yang seragam atau berulang dan diambil
kesimpulan umum atau postulat dan prinsip akuntansi. Tahapan – tahapan
yang dilalui adalah:
 Mengumpulkan semua observasi
 Menganalisis golongan observasi
 Penarikan kesimpulan umum
 Pengujian kesimpulan umum

7.2 Kasus Garuda Indonesia


Kronologi Polemik Laporan Keuangan Garuda Indonesia
1) 1 April 2019
Sebagai perusahaan publik, Garuda Indonesia melaporkan kinerja keuangan
tahunbuku 2018 kepada Bursa Efek Indonesia.Kinerja keuangan
PT Garuda Indonesia(Persero) yang berhasil membukukan laba bersihUS$809
ribu pada 2018,berbanding terbalik dari 2017 yang merugi US$216,58 juta.
Kinerja ini terbilangcukup mengejutkan lantaran pada kuartal III 2018
perusahaan masih merugisebesar US$114,08 juta.

2)  24 April 2019
Perseroan mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di
Jakarta. Salah satu mata agenda rapat adalah menyetujui laporan keuangan
tahunbuku 2018.Dalam rapat itu, dua komisaris Garuda Indonesia, Chairul
Tanjung dan DonyOskaria selaku perwakilan dari PT Trans Airways
menyampaikan keberatan merekamelalui surat keberatan dalam RUPST.
Chairal sempat meminta agar keberatan itudibacakan dalam RUPST, tapi atas
keputusan pimpinan rapat permintaan itu takdikabulkan. Hasil rapat pemegang
saham pun akhirnya menyetujui laporankeuangan Garuda Indonesia tahun
2018.Trans Airways berpendapat angka transaksi dengan Mahata sebesar
US$239,94 juta terlalu signifikan, sehingga mempengaruhi neraca keuangan
Garuda Indonesia.Jika nominal dari kerja sama tersebut tidak dicantumkan
sebagai pendapatan, makaperusahaan sebenarnya masih merugi US$244,96
juta.Catatan tersebut membuat beban yang ditanggung Garuda Indonesia
menjadi lebihbesar untuk membayar Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak
Pertambahan Nilai(PPN). Padahal, beban itu seharusnya belum menjadi
kewajiban karenapembayaran dari kerja sama dengan Mahata belum masuk ke
kantong perusahaan.
3) 25 April 2019
Pasar merespons kisruh laporan keuangan Garuda Indonesia. Sehari usai kabar
penolakan laporan keuangan oleh dua komisaris beredar, saham
perusahaandengan kode GIAA itu merosot tajam 4,4 persen pada penutupan
perdagangan sesipertama, Kamis (25/4).Bursa Efek Indonesia (BEI)
menyatakan akan memanggil manajemen GarudaIndonesia terkait timbulnya
perbedaan opini antara pihak komisaris dengan manajemen terhadap laporan
keuangan tahun buku 2018.Selain manajemen perseroan, otoritas bursa juga
akan memanggil kantor akuntanpublik (KAP) Tanubrata Sutanto Fahmi
Bambang dan Rekan selaku auditor laporan keuangan perusahaan.
Pemanggilan itu dijadwalkan pada Selasa (30/4).
4) 26 April 2019
Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyatakan bakal memanggil
manajemen perseroan. Sebelum memanggil pihak manajemen, DPR akan
membahas kasus tersebut dalam rapat internal. Wakil Ketua Komisi VI DPR R
IInas Nasrullah Zubir mengatakan perseturuan antara komisaris Garuda
Indonesiadengan manajemen akan dibahas dalam rapat internal usai reses.
Dalam rapat ituakan dipastikan terkait pemanggilan sejumlah pihak yang
berkaitan dengan pembuatan laporan keuangan maskapai pelat merah tersebut.
Jika sesuai jadwal,DPR kembali bekerja pada 6 Mei 2019.
Selain itu pada hari yang sama, beredar surat dari Sekretariat Bersama Serikat
Karyawan Garuda Indonesia (Sekarga) perihal rencana aksi mogok karyawan
Garuda Indonesia. Aksi ini berkaitan dengan penolakan laporan keuangan
tahun2018 oleh dua komisaris.
Dalam surat tersebut disebutkan pernyataan pemegang saham telah
merusakkepercayaan publik terhadap harga saham Garuda Indonesia dan
pelanggan setiamaskapai tersebut.Namun, Asosiasi Pilot Garuda (APG) dan
Sekarang justru membantah akanmelakukan aksi mogok kerja. Presiden APG
Bintang Hardiono menegaskankaryawan belum mengambil sikap atas
perseteruan salah satu pemegang sahamdengan manajemen saat ini.
5) 30 April 2019
BEI telah bertemu dengan manajemen Garuda Indonesia dan kantor akuntan
public (KAP) Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang dan Rekan selaku auditor
laporankeuangan perusahaan. Pertemuan berlangsung pada pukul 08.30-09.30
WIB.Sayangnya, pertemuan dua belah pihak berlangsung tertutup. Otoritas
bursamenyatakan akan mengirimkan penjelasan usai pertemuan
tersebut."Bursa meminta semua pihak untuk mengacu pada tanggapan
perseroan yangdisampaikan melalui IDXnet dan penjelasan dapat dibaca di
website bursa," kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman
Yetna. Sementara Menteri Keuangan mengaku telah meminta Sekretaris
Jenderal Kementerian Keuangan Hadiyanto untuk mempelajari kisruh terkait
laporan keuangan BUMN tersebut
Pelanggaran yang dilakukan Garuda Indonesia
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memutuskan bahwa PT Garuda Indonesia
(Persero) Tbk melakukan kesalahan terkait kasus penyajian Laporan Keuangan
Tahunan per 31 Desember 2018. Pihak OJK yang diwakili oleh Deputi Komisioner
Hubungan Masyarakat dan Manajemen Strategis, Anto Prabowo, mengungkapkan
bahwa Garuda Indonesia telah terbukti melanggar :
1) Pasal 69 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (UU PM)
(1) Laporan keuangan yang disampaikan kepada Bapepam wajib disusun
berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
(2) Tanpa mengurangi etentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Bapepam dapat menentukan ketentuan akuntansi di bidang Pasar Modal.
2) Peraturan Bapepam dan LK Nomor VIII.G.7 tentang Penyajian dan
Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten dan Perusahaan Publik.
3) Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 tentang Penentuan Apakah
Suatu Perjanjian Mengandung Sewa.
4) Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 30 tentang Sewa

7.3 Syarat penyerahan dan pembayaran barang perusahaan dagang


 Syarat penyerahan barang
1. FOB Destination
Adalah hak milik barang dagang akan berpindah tangan kepada pembeli setelah
barang sampai di gudang pembeli dengan demikian biaya angkut akan di bayar
oleh penjual
2. FOB Shipping Point
Adalah hak milik barang dagang berpindah ke tangan kepada pembeli setelah
barang dagang dikirim oleh penjual sehingga biaya angkut dibayar oleh pembeli
 Syarat pembayaran barang
1. Tunai dan Kontan
Artinya pembayaran dilakukan pada saat terjadi transaksi, baik secara langsung
(dengan uang tunai) maupun pembayaran dengan cek atau bilyet giro
2. n/30
artinya pembayaran dilakukan paling lambat 30 hari setelah terjadinya transaksi
3. n/EOM
artinya pembayaran di lakukan paling lambat di lakukan pada akhir bulan
4. n/10 EOM
artinya pembayaran di lakukan paling lambat 10 hari setelah akhir bulan
5. 2/10 , n/30
Artinya bila pembayaran dilakukan dalam waktu kurang atau sama dengan 10
hari setelah tanggal transaksi, terdapat potongan 2 %, jangka waktu kredit 30
hari.
7.4 Soal

PT Ayah Bunda adalah sebuah perusahaan investasi yang sedang berkembang.


Target kenaikan laba tahun ini adalah sebesar 20%. PT Ayah Bunda memiliki obligasi
PT RTSU yang dibeli pertengahan tahun 2012 dengan harga Rp 110.000.000. Jika pada
akhir tahun 2012 (tanggal penyusunan laporan keuangan) target labanya baru mencapai
19% dan harga pasar obligasinya adalah Rp 105.000.000, apa yang akan dilakukan oleh
perusahaan tersebut.

Jika PT Ayah Bunda mengakui obligasi sebagai investasi jangka pendek,


perusahaan harus mengakui kerugian sebesar Rp 5.000.000. Akibatnya mereka tidak
akan mencapai target. Namun jika mengakui obligasi sebagai investasi jangka panjang
dengan motivasi disimpan sampai dengan jatuh tempo, mereka dapat tidak mengakui
kerugian itu. Hasilnya mereka akan mencapai target.

Jika anda adalah pengelola PT Ayah Bunda, apa yang akan anda lakukan.?

Jika saya sebagai pengelola PT Ayah Bunda, maka yang saya lakukan adalah
mengakui obligasi tersebut sebagai investasi jangka panjang namun dengan syarat
disimpan hingga pada saat jatuh tempo sehingga kredibilitas PT Ayah Bunda tetap baik
dihadapan para investor.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmed Riahi, Belkaoui. (2000). Teori Akuntansi Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Harahap, Sofyan Sahri. 2010. Teori Akuntansi. Edisi Revisi 2011. Jakarta: Rajawali Pers
Hery, S.E., M.Si. 2009.Teori akuntansi.Kencana Prenada Media Group, Jakarta
https://finance.detik.com
https://journal.ugm.co.id
Setiawati, L. dan A. Na'im. 2000. Manajemen Laba. Journal Ekonomi dan Bisnis.
Sugiri. 2005. Akuntansi Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Anda mungkin juga menyukai