Anda di halaman 1dari 36

POSITIVE ACCOUNTING THEORY

(TEORI AKUNTANSI POSITIF)

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Akuntansi

Dosen Pengampu : Sigit Budi Santoso, M.Akt

Disusun Oleh :

Rizky Fatwa Maolida 1962201463

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

TAHUN 2022 / 1444 H


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas

makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan

kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga dan

sahabatnya, semoga kita mendapat syafaat-Nya di yaumul akhir nanti.

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Filsafat

Akuntansi. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak

Sigit Budi Santoso, M.Akt selaku dosen pengampu mata kuliah Filsafat Akuntansi.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena

keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan khasanah ilmu dan manfaat untuk pembaca

dan penulis khususnya.

Tangerang, 05 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULAN ..................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................


Konsep Teori Positif ...............................................................................
Teori Akuntansi Positif ...........................................................................
Pengembangan dari ruang lingkup teori akuntansi positif .....................
Hipotesis Teori Akuntansi Positif...........................................................
Asal dan Perkembangan Teori Akuntansi Positif ...................................
Bidang penerapan akuntansi positif ........................................................

BAB III PENUTUP ........................................................................................


Kesimpulan .............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

iii
BAB I

Pendahuluan

Teori menurut Tuanakotta (1984) adalah seperangkat azas hipotesis,

konseptual dan pragmatis yang terjalin satu sama lain, yang membentuk suatu

kerangka acuan untuk suatu bidang pengetahuan. Teori merupakan hasil dari

kristalisasi fenomena empiris, yang diambil dari berbagai riset, dan pada suatu

kesimpulan yang bersifat universal, logis, konsisten, prediktif, dan objektif. Teori

akan berguna apabila rumusan teori tersebut dateori akuntansi positif dijadikan

sebagai alat untuk memprediksi sesuatu yang mungkin terjadi dimasa mendatang.

Dari pengertian di atas, teori merupakan sebuah proses yang didesain

menjadi seperangkat azas hipotesis, konseptual dan pragmatis yang saling

berhubungan yang menjadi pengertian yang berfungsi sebagai dasar untuk menilai

praktik dan menjelaskan fenomena yang sedang terjadi maupun fenomena yang

akan terjadi.

Atas dasar pengertian di atas, Tuanakotta lebih lanjut mendefinisikan teori

akuntansi sebagai suatu penalaran logis dalam bentuk seperangkat azas atau prinsip

yang (1) merupakan kerangka acuan untuk menilai praktik-praktik akuntansi dan

(2) pedoman bagi pengembangan praktik-praktik dan prosedur yang baru.

Suwardjono (2005:2) menyatakan hal yang sama, teori akuntansi menjadi landasan

untuk memecahkan masalah-masalah akuntansi secara beralasan atau bernalar yang

secara etis dan ilmiah dateori akuntansi positif dipertanggungjawabkan.

Fungsi teori akuntansi adalah:

1
1. Sebagai pedoman bagi lembaga penyusun standar akuntansi,

2. Memberikan kerangka acuan dalam menyelesaikan masalah akuntansi yang

tidak ada standar resminya,

3. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca terhadap informasi

yang disajikan dalam laporan keuangan,

4. Agar laporan keuangan dateori akuntansi positif diperbandingkan, dan

5. Memberikan kerangka acuan dalam menilai prosedur dan praktik akuntansi.

Dengan demikian dalam teori akuntansi positif dijelaskan bahwa teori

akuntansi merupakan sebuah proses yang didesain menjadi seperangkat azas

hipotesis, konseptual dan pragmatis yang saling berhubungan yang menjadi

pengertian yang berfungsi sebagai dasar atau kerangka acuan untuk menilai praktik-

praktik akuntansi dan menjadi pedoman bagi pengembangan praktik-praktik dan

prosedur akuntansi yang baru serta menjelaskan fenomena yang sedang terjadi

maupun fenomena yang akan terjadi. Teori akuntasi sebagaimana dijelaskan di atas

ada yang bersifat normatif (preskripsi) dan positif (deskripsi).

Teori akuntansi positif dirumuskan sebagai suatu susunan konsep, defenisi,

dan dalil yang menyajikan secara sistematis gambaran fenomena akuntansi, serta

menjelaskan hubungan antar variabel dalam struktur akuntansi, dengan maksud

untuk dateori akuntansi positif memprediksi fenomena yang muncul (fenomena

sosial dan ekonomi). Sedangkan Suwardjono (2005) menyatakan, teori akuntansi

positif dapat pula diartikan sebagai suatu penalaran logis (logical reasoning) yang

melandasi praktik (berupa tindakan, kebijakan, atau peraturan) dalam kehidupan

nyata

2
Beberapa saat yang lalu, kita telah membahas mengenai teori akuntansi

normatif, pendekatan normatif yang telah berjaya selama satu dekade tidak dan

teori akuntansi positif menghasilkan teori akuntansi yang siap pakai dalam praktik

sehari-hari. Sebagai akibatnya muncul anjuran untuk memahami secara deskriptif

berfungsinya sistem akuntansi di dalam praktik nyata. Watts dan Zimmmerman

kemudian menambahkan bahwa dasar pemikiran untuk menganalisis teori

akuntansi dalam pendekatan normatif terlalu sederhana dan tidak memberikan dasar

teoritis yang kuat. Untuk mengurangi kesenjangan dalan teori akuntansi normatif,

maka Watts dan Zimmerman mengembangkan pendekatan positif yang lebih lebih

berorientasi pada penelitian empiris untuk menjustifikasi beberapa teknik atau

metode akuntansi yang sekarang digunakan atau mencari model baru untuk

pengembangan teori akuntansi di kemudian hari.

Pertanyaan:

1. Sejauh mana teori akuntansi positif berperan penting dalam perkembangan

praktis teori akuntansi?

3
BAB II

Pembahasan

Konsep Teori Positif

Teori akuntansi awalnya dikenal dengan teori akuntansi normatif dimana

teori ini menganggap bahwa praktik akuntansi yang dilaksanakan telah sesuai

dengan aturan yang telah diterapkan, aturan itu dinamakan praktek akuntansi

berterima umum (PABU), sementara pada kenyataannya praktek akuntansi berbeda

dengan aturan tersebut. Ada beberapa praktek akuntansi yang sekarang ini sering

terjadi, diantaranya yaitu : creative accounting yang didalamnya membahas

mengenai earning management; big bath yang didalamnya membahas income

smoothing dan Kaizen yang membahas tentang ABC.

Teori akuntansi positif berangkat dari adanya teori keagenan dan hipotesis

pasar efisien, seperti yang telah diketahui teori keagenan menjelaskan mengenai

4
hubungan antara principal (pemilik perusahaan) sebagai pihak yang memberikan

wewenang dan agent (manajemen perusahaan) sebagai pihak yang menjalankan

wewenang, dengan asumsi bahwa agen berkerja sesuai dengan keinginan principal.

Sementara itu hipotesis pasar efisien (EMH) merupaka asumsi yang menyatakan

bahwa harga saham sekarang telah mencerminkan seluruh informasi yang ada.

Teori Akuntansi Positif

Teori positif adalah sebuah teori yang berusaha untuk menjelaskan dan

memprediksi fenomena tertentu. Menurut Watt (1995), penggunaan istilah riset

positif dipopulerkan dalam ekonomi oleh Friedman (1953) dan digunakan untuk

membedakan riset yang berusaha menjelaskan dan memprediksi, dari riset yang

berusaha memberikan preskripsi. Teori Akuntansi Positif, topik yang dibahas dalam

bab ini dan teori yang dipopulerkan oleh Watt dan Zimmerman, adalah salah satu

dari beberapa teori positif akuntansi.

Scott (2009:284-294) menjelaskan bahwa teori akuntansi positif adalah

berkenaan dengan prediksi beberapa perusahaan akan merespon pengajuan standar

akuntansi yang baru. Dari pengertian di atas, teori akuntansi positif bertujuan untuk

menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi.

Milton Friedman menyatakan: Tujuan teori positif adalah

mengembangakan teori atau hipotesa yang menghasilkan prediksi yang valid dan

bermakna untuk prediksi atau phenomena yang belum pernah diamati, sedangkan

Watt & Zimmerman menyatakan bahwa tujuan teori positif adalah memprediksi

dan menjelaskan praktek akuntansi

5
Keunggulan teori akuntansi positif jika dibandingkan dengan teori normatif,

ada dua, yang pertama, mengatasi kelemahan standar prescriptive yang dilandasi

dari observasi empiris. Kedua, teori normatif dilandasi kebijakan yang mungkin

menyebabkan ketidak sesuaian dengan keadaan yang sebenarnya.

Pengembangan dari ruang lingkup teori akuntansi positif

Untuk melihat pengembangan ruang lingkup teori akuntansi positif, dapat

dilihat dalam dalam dua tahap. Tahap pertama dan secara kronologis merupakan

tahap awal yang melibatkan penelitian dalam akuntansi dan perilaku pasar modal.

Literatur dari tahap ini tidak menjelaskan praktek akuntansi, melainkan,

menginvestigasi hubungan antara pengumuman data akuntansi dan reaksi pasar.

Tahap kedua berusaha untuk menjelaskan dan memprediksi praktik

akuntansi seluruh perusahaan. Ada dua fokus utama di sini. Yang pertama, ada

upaya untuk menjelaskan apakah perusahaan membuat piihan akuntansi tertentu

untuk alasan oportunis. Kedua mengasumsikan bahwa perusahaan memilih praktek

akuntansi untuk alasan efisiensi, kebijakan akuntansi ditempatkan dalam ex ante

untuk mengurangi biaya kontrak antara pemilik dan claimholder.

⚫ Melibatkan penelitian akuntasi dan perilaku pasar modal

⚫ Penjelasan dan prediksi praktek akuntansi yang dilakukan berbagai

perusahaan

Hipotesis Teori Akuntansi Positif

Teori akuntansi positif melahirkan tiga hipotesis, yaitu hipotesis

perencanaan laba yang didalamnya menjelaskan hubungan antara manajemen

6
dengan pemilik (Bonus plan hypothesis); hipotesis perjanjian hutang (Debt

covenant Hypothesis) yang di dalamnya menjelaskan hubungan antara manajemen

dengan kreditur; serta hipotesis biaya proses politik (politic process hypothesis)

yang di dalamnya menjelaskan hubungan antara manajemen dan pemerintah.

Hipotesis-hipotesis ini nantinya akan menghasilkan standar dan praktek akuntansi

yang berlandaskan pada data empiris.

1. Hipotesis Rencana Bonus (Plan Bonus Hypothesis), Para manajer

perusahaan dengan rencana bonus akan lebih memungkinkan untuk

memilih prosedur akuntansi yang dapat menggantikan laporan earning

untuk periode mendatang ke periode sekarang atau dikenal dengan income

smoothing.

Dengan hipotesis tersebut apabila manajer dalam sistem penggajiannya

sangat tergantung pada bonus akan cenderung untuk memilih metode

akuntansi yang dapat memaksimalkan gajinya, misalnya dengan metode

acrual.

2. Hipotesis Perjanjian Hutang (Debt Convenat Hypothesis), Manajer

perusahaan yang mempunyai ratio leverage (debt/equity) yang besar akan

lebih suka memilih prosedur akuntansi yang dapat menggantikan laporan

earning untuk periode mendatang ke periode sekarang.

Dengan memilih metode akuntansi yang dapat memindahkan pengakuan

laba untuk periode mendatang ke periode sekarang maka perusahaan akan

mempunyai leverage ratio yang keciI, sehingga menurunkan kemungkinan

default technic. Seperti diketahui bahwa banyak perjanjian hutang

7
mensyaratkan peminjam untuk mematuhi atau mempertahankan rasio

hutang atas modal, modal kerja, ekuitas pemegang saham dll.selama masa

perjanjian, jika perjanjian tersebut dilanggar perjanjian hutang mungkin

memberikan penalti, seperti kendala dalam deviden atau pinjaman

tambahan.

3. Hipotesis Biaya Proses Politik (Politic Process Hypothesis), Semakin besar

biaya Politik perusahaan, semakin mungkin manajer perusahaan untuk

memilih prosedur akuntansi yang menangguhkan laporan earning periode

sekarang ke periode mendatang.

Hipotesis ini berdasarkan asumsi bahwa perusahaan yang biaya politiknya

besar lebih sensitif dalam hubungannya untuk mentransfer kemakmuran

yang mungkin lebih besar dibandingkan dengan perusahaan yang biaya

politiknya keciI

Dengan kata lain perusahaan besar cenderung lebih suka menurunkan atau

mengurangi laba yang dilaporkan dibandingkan perusahaan kecil.

Asal dan Perkembangan Teori Akuntansi Positif

Riset positif dalam akuntansi mulai menonjol sekitar pertengahan tahun

1960an dan nampak menjadi paradigma riset dominan pada tahun1970an dan

1980an. Sebelum masa ini, jenis riset akuntansi dominan adalah riset akuntansi

normative – riset yang berusaha memberikan preskripsi berdasarkan perspektif

theorist mengenai sasaran akuntansi yang mendasari. Peneliti normative dengan

profil tinggi masa ini meliputi Steerling, Edward dan Bell, dan Chamber. Riset

8
normative ini tidak bergantung pada pengujian praktek yang ada – yakni, tidak

bersifat empiris.

Satu perkembangan teori akuntansi positif dari tahun 1960an yang penting

adalah karya theorist seperti Fama, khususnya karya yang berhubungan dengan

perkembangan Eficient Market Hypothesis (EMH). EMH didasarkan pada asumsi

bahwa pasar modal bereaksi secara efisien dan tidak bias terhadap informasi yang

tersedia secara publik. Perspektif yang diambil adalah bahwa harga sekuritas

mencerminkan kandungan informasi dari informasi yang tersedia secara publik dan

informasi ini tidak terbatas pada disklosur akuntansi.

Pada tahun 1970an dan tahun-tahun selanjutnya, banyak studi-studi lain

dipublikasikan yang mendokumentasikan hubungan diantara earning akuntansi dan

return sekuritas. Namun, ketika mendukung EMH, literatur ini tidak bisa

menjelaskan mengapa metode akuntansi tertentu punya kemungkinan untuk dipilih

sebagai metode yang akan digunakan. Kunci untuk menjelaskan pilihan manajer

pada metode akuntansi tersebut berasal dari Teori Agensi. Teori agensi memberikan

penjelasan mengapa seleksi metode akuntansi tertentu menjadi persoalan, dan ini

adalah salah satu aspek penting dalam pengembangan teori akuntansi positif. Teori

agensi fokus pada hubungan antara principal dan agen, sebuah hubungan, yang

karena berbagai asimetri informasi, menciptakan banyak ketidakpastian. Teori

agensi menerima bahwa biaya transaksi dan biaya informasi itu ada.

Ini diasumsikan dalam Teori Agensi, bahwa principal akan beranggapan

bahwa agen (seperti prinsipal) akan digerakkan oleh kepentingan pribadi, dan

9
sehingga principal akan memperkirakan bahwa manajer akan melakukan aktivitas

yang menguntungkan diri sendiri yang bisa merusak kesejahteraan ekonomi dari

principal. Dalam literatur Teori Agensi, perusahaan sendiri dianggap sebagai

nexsus kontrak dan kontrak ini digunakan dengan tujuan memastikan bahwa semua

pihak, bertindak dalam kepentingan yang sama dan memiliki motivasi untuk

memaksimalkan nilai organisasi.

Literatur tahun 1970an juga mengajukan bahwa pasar, memberikan insentif

bagi manajer untuk bekerja untuk kepentingan pemilik. Pandangan bahwa agen

memiliki insentif memberikan informasi untuk menunjukkan mereka bekerja untuk

kepentingan principal, dan pandangan bahwa pasar efisien, digunakan sebagai dasar

untuk argument melawan regulasi akuntansi. Agen dianggap memiliki insentif

untuk memberikan informasi yang paling baik dalam mencerminkan kinerja entitas

yang mendasari.

Pada pertengahan sampai akhir tahun 1970an, teori dikembangkan, dan

mengajukan bahwa pasar adalah efisien dan susunan kontraktual digunakan sebagai

dasar untuk mengontrol usaha-usaha agen yang berkepentingan pribadi. Riset ini

memberikan dasar yang dibutuhkan untuk pengembangan teori akuntansi positif.

Teori akuntansi positif menekankan peran akuntansi dalam mengurangi biaya

agensi dari sebuah organisasi.

10
Bidang penerapan akuntansi positif

I. The Efficient Market Hypothesis and Capital Asset Pricing Model

Hipotesis pasar efisien melahirkan literatur empiris mengenai hubungan

antara laba akuntansi dan harga saham, serta hubungan antara perubahan dalam

prosedur akuntansi dan harga saham. Hipotesis pasar efisien juga menyebabkan

perubahan dasar pemikiran terhadap pengaturan pengungkapan perusahaan.

Ekonomi berbasis literature yang empiris digunakan untuk menyelidiki implikasi

dari hipotesis pasar efisien (EMH) dan capital asset pricing model (CAPM) dengan

menggunakan angka akuntansi dalam memasok informasi kepasar modal untuk

tujuan penilaian.

The Efficient Market Hypothesis

Persaingan klasik mengenai teori harga (mikro ekonomi) menggerakkan

keuntungan ekonomi ke titik nol. Keuntungan ekonomi dihitung setelah dikurangi

tingkat pasar untuk pengembalian Bunga atas modal. EMH pada dasarnya adalah

perpanjangan dari kondisi keseimbangan laba nol terhadap perilaku dinamis atas

harga pasar yang kompetitif di bawah ketidak pastian.

EMH telah diuji sehubungan dengan seperangkat/himpunan informasi

tertentu dengan ketentuan apakah rata-rata tingkat pengembalian normal pada titik

nol dapat diperoleh dengan perdagangan (publikasi) di perangkat informasi

tertentu.

Uji EMH biasanya diklasifikasikan menjadi tiga kategori inti, kategori

tersebut mencerminkan biaya dari himpunan informasi (0,) yang digunakan untuk

menguji efisiensi pasar. Kategori tersebut antara lain

11
1. Weak form test, dalam pengujian ini, himpunan informasi (0,) mengandung

harga securitas dan/ atau volume perdagangan di masa lalu. Data ini merupakan

kenyataan yang tersedia untuk semua orang dengan biaya yang sangat rendah,

sehingga diharapkan tidak ada tingkat pengembalian sistematik yang dapat

diamati dalam uji tersebut.

Hipotesis harga surat berharga saat ini betul-betul menggambarkan seluruh

informasi yang terkandung dalam harga-harga surat berharga di masa lalu.

2. Semistrong form test, dalam pengujian ini, himpunan informasi (0,)berisi semua

informasi yang dipublikasikan saat ini (misalnya laba yang dilaporkan). Data

ini juga tersedia dengan biaya yang rendah sehingga diharapkan tidak ada tarif

normal terhadap tingkat pengembalian dalam pengujian ini.

Hipotesis bahwa harga surat berharga betul-betul menggambarkan seluruh

informasi yang dipublikasikan di pasar modal.

3. Strong form test, dalam pengujian ini, himpunan informasi (0,) mencakup

semua informasi yang diketahui siapapun pada saat ini (misalnya, rencana

manajemen terhadap investasi produk di masa depan dan kebijakan harga).

Beberapa orang mengharapkan bentuk EMH konsisten terhadap data

Hipotesis bahwa harga surat berharga benar-benar menggambarkan seluruh

informasi baik yang dipublikasikan maupun tidak.

Secara umum, pasar modal sesuai dengan hipotesis semistrong form test

(weak form test merupakan bagian tertentu dari semistrong form) dan pada

umumnya diterima oleh peneliti sebagai deskriptif. Biasanya, referensi semistrong

form test ini memenuhi syarat untuk EMH .

12
EMH dan literatur sebelumnya

Hipotesis umum yang mendasari literature akuntansi pada tahun 1960-an

menyatakan bahwa laporan akuntansi perusahaan adalah satu-satunya informasi

yang ada pada sebuah organisasi. Hal ini dikarenakan hanya laporan keuangan yang

merupakan sumber informasi oleh karenanya manajer memperoleh fleksibilitas

dalam memilih prosedur akuntansi, hal iini memungkinkan para manajer untuk

melaporkan informasi pada laporan keuangan yang mereka inginkan dan dapat

menyesatkan pasar. Dengan menggabungkan pendapatan yang dilaporkan, manajer

dapat menyebabkan perusahaan memiliki saham yang dinilai terlalu tinggi.

Hipotesisnya adalah bahwa akuntansi merupakan satu-satunya informasi yang

dipublikasikan di pasar saham dan obligasi (pasar modal) yang menyebabkan kritik

terhadap perhitungan laba akuntansi.

EMH memiliki implikasi penting yang berargumen bahwa tidak ada

keseragaman dalam prosedur akuntansi yang memungkinkan manajemen secara

sistematis menyesatkan pasar modal dan laba akuntansi dengan nilai yang berarti.

EMH menyiratkan bahwa jika ada hubungan empiris antara laba dan harga saham,

maka laba dapat berguna bahkan jika laba tersebut tidak dihitung secara konsisten

dalam pendapatan formal perusahaan.

Inti dari EMH adalah kompetisi dalam informasi. Kompetisi mendorong

investor dan analisis keuangan untuk memperoleh informasi mengenai perusahaan

dari berbagai sumber diluar laporan keuangan perusahaan dan bahkan diluar

perusahaan itu sendiri.

13
Harga sekuritas rata-rata, dalah harga pasar saham yang efisien disesuaikan

dengan tingkat pengembalian pasar yang diharapkan dan merupakan perkiraan yang

tepat dari nilai saham dimasa depan (yaitu, perkiraan objektif mengenai nilai masa

depan). Implikasi dari pasar yang efisien jelas bertentangan dengan hipotesis yang

menyatakan bahwa laporan akuntansi merupakan satu-satunya sumber informasi

dalam pasar modal.

Kontradiksi-kontradiksi ini menyebabkan peneliti akuntansi menangani dua

pertanyaan, yaitu: apakah perubahan metode akuntansi dan pengaruuh

pendapatannya secara sistematis menyesatkan pasar saham?; dan apakah laba

akuntansi berhubungan dengan harga saham atau perubahan harga saham?.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut tentunya berhubungan dengan harga saham,

sementara peneliti akuntansi secara resmi menentukan model yang mendasari laba

atau hubungan harga saham yang mereka uji. Mereka menggunakan CAPM dan

menguji hubungan yang konsisten dengan model tersebut. Tak diragukan lagi

bahwa peneliti akuntansi dipengaruhi oleh CAPM. Himpunan informasi (0,) dalam

uji ini berisi mengenai semua informasi yang dipublikasikan di pasar modal pada

saat ini. Data ini juga tersedia dengan biaa yang rendah sehingga diharapkan tidak

ada tariff normal sistematis terhadap tingkat pengembalian yang diamati dalam uji

iini.

The CAPM

CAPM pada dasarnya merupakan generalisasi dari model keppastian

terhadap kesempurnaan Fisher. Kepastian terhadap model yang sempurna

berasumsi bahwa:

14
1. Semua arus kas pada saat sekarang dan untuk masa depan dapat diramalkan oleh

individu dan perusahaan (yaitu kepastian yang sempurna)

2. Pasar modal yang sempurna berarti bahwa:

a. Tidak ada debitur individual atau pemberi pinjaman di pasar modal

yang cukup kaya untuk memiuliki efek pada tingkat suku bunga

pasar (tidak ada individu yang dapat mempengaruhi harga pasar

pinjaman).

b. Setiap individu dapat meminjam dan meminjamkan sumber daya

yang mereka miliki di suka bunga pasar.

c. Informasi pada pasar modal gratis, tanpa biaya dan tersedia untuk

semua orang.

d. Tidak ada biaya transaksi atau pajak.

e. Semua aset yang tak terhingga terbagi dalam pasar modal.

CAPM pada dasarnya merupakan model satu periode, dimana investasi yang dibuat

terjadi pada awal periode dan arus kas diterima di akhir periode. Model ini

berdasarkan pada asumsi berikut:

1. Tingkat pengembalian aset memiliki distribusi yang dapat sepenuhnya

dijelaskan oleh tingkat pengembalian yang diharapkan dan beberapa ukuran

ukuran varians. Alternative, preferensi individu pada tingkat pengembalian dan

varians adalah satu-satunya parameter dari distribusi tingkat pengembalian

yang menarik bagi orang-orang.

2. Pasar yang sempurna, berarti bahwa :

15
a. Investor tidak cukup kaya untuk memiliki pengaruh terhadap harga pasar

tas aset apapun dan tidak ada perusahaan yang cukup besar untuk memiliki

pengaruh terhadap sakumpulan kesempatan yang tersedia untuk investor.

b. Tidak ada biaya transaksi atau pajak yang dipungut.

c. Semua aset yang tak terhingga terbagi.

3. Investor secara rasional menghindari resiko dan memaksimalkan utilitas yang

diharapkan oleh konsumen.

4. Investor berasumsi bahwa orang lain juga bertindak rasional

5. Semua individu di pasar memiliki akses yang sama terhadap informasi tanpa

biaya dan stabil terhadap tingkat pengembalian aset yang diharapkan dan

pengembalian varians, sehingga investor memiliki harapan homogeny.

6. Terdapat aset tanpa resikodan semua individu dapat meminjam dan

meminjamkan pada tingkat tanpa resiko.

II. Accounting earnings and stock prices

Kadar informasi dalam pendapatan (earnings)

Ada banyak sumber informasi alternatif dalam cash flow perusahaan yang

dapat mengurangi kadar informasi dalam laporan pendapatan. Beberapa sumber

tersebut ada yang bersifat formal dan berasal dari perusahaan itu sendiri, contoh

seperti the wall street journal. Ada juga yang bersifat non formal contoh seperti

interview analis terhadap pihak perusahaan tentang kondisi dan prospek perusahaan

kedepan.

Pada bagian ini kami meringkas dan menganalisa literatur-literatur

empiris/penelitian mengenai hubungan antara aspek –aspek pendapatan (earnings)

16
dan aspek-aspek harga saham (stock prices). Dimulai dari penelitian yang dilakukan

oleh Ball dan Brown (1968), dan kemudian berlanjut pada penelitian-penelitian

lainnya.

Sinyal dari pendapatan tak terduga dan rata-rata dari abnormal

returns

Ball dan brown (1968) melakukan investigasi mengenai hubungan antara

sinyal pendapatan tak terduga dan rata-rata tingkat pengembalian abnormal. Pada

tahun tersebut, Ball dan Brown melakukan serangkaian prediksi dan menghasilkan

bahwa peningkatan pendapatan tak terduga diiringi oleh tingkat pengembalian

abnormal yang bersifat positif. Prediksi ini berasal dari asumsi bahwa pendapatan

merupakan sebuah pengganti arus kas dan dinilai melalui capital asset pricing

model (CAPM).

Ball dan brown menginvestigasi laporan pendapatan tahunan untuk menguji

apakah pendapatan tahunan tersebut mencerminkan faktor-faktor yang

mempengaruhi harga saham. Mereka mengambil hipotesis bahwa laporan

pendapatan tahunan memiliki informasi-informasi dalam pasar yang diuji

menggunakan tingkat pengembalian abnormal pada bulan dikeluarkannya laporan

tersebut.

Berikut adalah beberapa hasil dan kesimpulan dari penelitian yang

dilakukan oleh Ball dan Brown, antara lain:

1. Tingkat pengembalian abnormal (abnormal rate of return) dapat diprediksi

2. Penyesuaian harga sering terjadi pada waktu sebelum di umumkannya

pendapatan (earnings announcement)

17
3. 85%-90% perubahan harga saham yang berkaitan dengan pendapatan tak

terduga terjadi pada waktu sebelum pengumuman/pelaporannya.

4. Hubungan antara sinyal pelaporan pendapatan dan tingkat pengembalian

abnormal, tidak signifikan.

5. Hubungan sinyal perubahan pendapatan dan sinyal tingkat pengembalian

abnormal pada saat pelaporan pendapatan, signifikan.

Besaran (magnitude) pendapatan tak terduga dan rata-rata

pengembalian abnormal

Di atas telah dibahas mengenai investigasi hubungan antara sinyal

pendapatan tak terduga dan sinyal tingkat pengembalian abnormal. Masih dalam

dasar asumsi yang sama, Beaver, Clarke dan Wright juga mengharapkan (expect)

akan adanya hubungan antara besaran pendapatan tak terduga dan besaran tingkat

pengembalian abnormal. Mereka akhirnya melakukan penelitian untuk menguji hal

tersebut, dan memperoleh hasil bahwa hubungan kedua variabel tersebut

signifikan, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara besaran

perubahan pendapatan tak terduga dan tingkat pengembalian abnormal.

Laporan Pendapatan dan Varians Pengambalian Abnormal

Rata-rata (mean) pengembalian abnormal bukanlah satu-satunya alat untuk

mengukur reaksi harga saham terhadap pelaporan pendapatannya. Beberapa

peneliti juga dapat menggunakan varians abnormal return sebagai alat pengukur

kadar informasi dalam pelaporan pendapatan. Beaver lah yang pertama kali

menggunakan varians tersebut. Kesimpulan yang didapat Beaver atas hasil

penelitiannya adalah

18
1. bahwa kadar informasi pelaporan pendapatan tahunan relevan dengan

penilaian atas saham-sahamnya.

2. Meskipun varians pengembalian abnormal lebih besar dari pengembalian

normal, tapi hal tersebut tidak bertentangan dengan hipotesis pasar efisien

(eficient markets hypothesis)

Laporan pendapatan dan varians pengembalian yang tersirat

didalamnya

Pada penelitian ini, peneliti menaruh harapan pada pasar untuk dapat

mengantisipasi pengeluaran/isu-isu mengenai informasi pada saat terjadinya

pelaporan pendapatan. Harga pasar tidak dapat menyesuaikan dengan informasi

prioritas dalam pelaporan tersebut karena jumlah pendapatannya tidak diketahui,

tetapi pasar harus mengharapkan informasi tersebut untuk dikeluarkan dan varians

tingkat pengembalian mengalami peningkatan.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah bahwa pasar mengharapkan

peningkatan varians pengembalian pada pelaporan pendapatan dapat diuji

menggunakan call option. Yang dimaksud call option disini adalah hak untuk

membeli sejumlah saham dari sebuah perusahaan pada tingkat harga tertentu.

Pattel dan Wolfson (1979, 1981) menggunakan call option untuk menguji

apakah pasar mengantisipasi peningkatan varians pada saat dilaporkannya

pendapatan. Hasil dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Rata-rata varians mengalami peningkatan diantara dua tanggal pelaporan

pendapatan.

19
2. Rata-rata varians mengalami penurunan selama periode pelaporan

3. Terdapat sebuah korelasi ordinal antara peningkatan besaran rata-rata

varians dan penigkatan variasi harga saham dalam periode pelaporannya

Laporan pendapatan dan volume perdagangan

Beaver (1968) juga melakukan investigasi mengenai perubahan dalam

volume perdagangan yang berhubungan dengan pelaporan pendapatannya. Hasil

dari penelitian tersebut adalah, bahwa rata-rata volume perdagangan dalam minggu

dilakukannya pelaporan lebih besar jika dibandingkan pada saat periode tidak

dilakukannya pelaporan dan minggu lain dalam periode pelaporan tersebut.

Beaver juga menginvestigasi volume perdagangan setelah dilakukannya

penyesuaian pada volume pasar, dan hasilnya kurang lebih sama dengan yang diatas

bahwa memiliki nilai yang lebih besar pada minggu dilakukannya pelaporan

pendapatan.

III. Discriminating between competing hypothesis

Sebuah hipotesis pengujian umum dalam literatur akuntansi sebelum

pengenalan dari EMH, CAPM, dan teori positif adalah bahwa pasar saham

disesatkan oleh perubahan dalam prosedur akuntansi. Seperti hipothesis yang

bertentangan dengan EMH, yang menyiratkan bahwa pasar saham bereaksi dengan

cara yang objektif untuk semua informasi, termasuk informasi pada prosedur

akuntansi yang telah berubah. Hasil alami, mengingat kepatuhan para peneliti

empirisis sebelumnya untuk methodology ilmiah, merupakan upaya untuk

membedakan secara empiris antara dua hipotesis pengujian.

20
EMH tidak memiliki prediksi mengenai arah atau tanda perubahan harga

saham terkait dengan perubahan akuntansi. EMH hanya memprediksikan bahwa

setiap perubahan harga saham yang menyertai perubahan akuntansi sedemikian

rupa sehingga harga saham yang dihasilkan adalah perkiraan objektif tentang nilai

masa depan saham. Prediksi perubahan harga saham membutuhkan model

penilaian. Dipengaruhi oleh literatur keuangan, para peneliti awal mengadopsi

CAPM dan asumsinya tidak ada biaya informasi dan transaksi. Dampak potensi

arus kas hanya berpengaruh pada aliran prosedur akuntansi yang diasumsikan

pajak. Dengan demikian mereka memperkirakan bahwa perubahan harga saham

tidak akan menemani perubahan akuntansi kecuali perubahan yang terkena pajak.

Hipotesis pengujian bersaing (hipotesis pengujian mekanistik) memiliki

prediksi bertentangan (yaitu, bahwa perubahan akuntansi yang meningkatkan

kenaikan laba harga saham). Para peneliti sebelumnya berusaha untuk membedakan

antara dua prediksi bertentangan. Kaplan dan Roli (1672) menyelidiki perubahan

harga saham terkait dengan perubahan dalam prosedur untuk kredit pajak investasi

dan switchbacks penyusutan menggunakan metodologi event study yang

diperkenalkan untuk akuntansi oleh Ball dan Brown, (1968). Ball (1972) meneliti

dampak harga saham dari semua jenis perubahan pajak, dengan alasan bahwa harga

saham efek dari perubahan yang mempengaruhi pajak tidak akan mempengaruhi

prediksi.

Kedua studi mengungkapkan bahwa masalah metodologis terkait dengan

penggunaan event studi untuk menguji dampak dari perubahan harga saham

akuntansi. Masalah diamati dalam kedua hasil adalah seleksi bias dalam hal

21
pendapatan kontemporer yang tak terduga yang mencegah "rata-rata" dari variabel

lain selain perubahan akuntansi. Masalah kedua hadir pada studi Kaplan dan Roll,

yang mengelompokkan pengamatan dalam industri dan waktu. Pengelompokan

juga menyebabkan hasil pada variabel lain selain perubahan akuntansi tidak rata-

rata keluar. Masalah ketiga penelitian Ball juga melibatkan pelanggaran asumsi

ceteris paribus perubahan risiko saham perusahaan ketika terjadi perubahan

prosedur akuntansi.

Penelitian sebelumnya berkonsentrasi pada pengujian hipopengujianis

mekanistik, Namun, kegagalan untuk menolak hipopengujianis null yang

menyediakan bukti yang sangat lemah pada no-effect hypopengujianis. Masalah

metodologis ini di paragraf sebelumnya mengurangi kemampuan dari

Penelitian sebelumnya untuk membedakan antara no-effect dan hipopengujianis

mekanistik.

Sebuah pengujian yang lebih kuat dari no-effect hypopengujianis adalah

pengujian prediksi perubahan harga saham. Seperti prediksi yang dapat

dihasilkan dari no-effect hypopengujianis untuk perubahan akuntansi yang

mempengaruhi pajak. Sunder (1973, 1975) memimpin literatur dalam arah ini

dengan mencoba untuk membedakan antara dua hipopengujianis bersaing dengan

menggunakan perubahan LIFO dan FIFO. Studi Sunder, bagaimanapun, adalah

tunduk pada clustering dan masalah pemilihan bias laba kontemporer tak terduga.

Akhirnya, studi berusaha untuk membedakan antara hipopengujianis yang

menggunakan perubahan LIFO dan mengendalikan bias laba kontemporer tak

terduga. Ricks (1982) mengontrol masalah bias seleksi dengan cara

22
mencocokkan perusahaan yang berubah menjadi LIFO dengan

perusahaan yang tidak berubah, tetapi memiliki perubahan pendapatan yang

sama. Dia menemukan bukti yang konsisten dengan hipopengujianis mekanistik

dan bukti yang tidak konsisten dengan no-effect hypopengujianis.

Biddle dan Lindahl (1982) berpendapat bahwa prosedur pencocokan

memperkenalkan seleksi bias sendiri yang dapat menjelaskan hasil Ricks itu.

Mereka berkonsentrasi pada perubahan LIFO perusahaan, mengendalikan bias

seleksi laba yang menggunakan pendapatan tak terduga sebagai variabel penjelas

ketika menguji efek LIFO terhadap penghematan pajak pada tingkat pengembalian

abnormal. Hasil Biddle dan Lindahl adalah konsisten dengan no-effect

hypopengujianis dan tidak konsisten dengan hipopengujianis mekanistik. Namun,

hasil tersebut tidak pasti karena efek harga saham dari penghematan pajak

terkonsentrasi di perempat awal dan karena masalah clustering.

Cara pengujian diskriminatif dikembangkan menggambarkan cara studi

yang membangun studi sebelumnya. Masalah ditemukan dalam satu studi yang

ditangani oleh sebuah studi setelahnya. Literatur secara bertahap dikembangkan kea

rah pengujian yang lebih kuat, pengujian yang dapat membedakan lebih baik. Tidak

ada studi awal bisa berharap untuk menjadi definitif. Proses pengembangan

menunjukkan bahwa kemajuan yang dibuat dengan mencoba untuk

menjawab pertanyaan -pertanyaan. Pengujian lebih kuat digunakan oleh

Biddle dan Lindahl yang dimungkinkan karena upaya perintis, seperti Kaplan dan

Roll, Ball dan Sunder.

23
Literatur ini menyebabkan artikel terkemuka yang diringkas dalam bab ini,

memiliki efek penting yang belum dibahas: hal ini menyebabkan peneliti untuk

mengajukan pertanyaan yang terkait, tetapi literatur yang berbeda pada efek

perubahan harga saham akuntansi. Salah satu pertanyaan yang muncul adalah,

mengapa perubahan seluruh prosedur akuntansi industri (misalnya, kertas dan baja

di dalam sampel Kaplan dan Roll) ketika perubahan tersebut mahal dan tidak

memiliki dampak yang menguntungkan pada harga saham? Pertanyaan-pertanyaan,

menyebabkan beberapa peneliti untuk menjatuhkan informasi lainnya dan asumsi

biaya transaksi yang digunakan dalam studi dibahas pada bab ini dan

menggunakan biaya -biaya untuk mencoba menjelaskan per ubahan

akuntansi.

Penelitian empiris pengaruh informasi dan biaya transaksi pada pilihan

manajer dalam prosedur akuntansi yang dilaporkan dalam Bab 11.

Penelitian dampak perubahan harga saham dalam prosedur akuntansi

dirangkum dalam Bab 12. Dorongan liter atur yang menjelaskan

prosedur akuntansi, untuk tidak melakukan diskriminasi antara EMH

dan hipotesis dimana pasar disesatkan oleh perubahan akuntansi

IV. Accounting data, bankruptcy, and risk

Data akuntansi nonproduktif berguna dalam menilai sekuritas. Data tersebut

dapat digunakan untuk memprediksi kebangkrutan. Selain itu, juga terdapat

hubungan antara data akuntansi dengan resiko sistematis yang dimiliki oleh saham.

Data akuntansi juga memiliki hubungan dengan rating obligasi dan harga obligasi.

24
Data Akuntansi dan Kebangkrutan

Sifat Kebangkrutan

Kebangkrutan perusahaan adalah “proses pengambil alihan di bawah

hukum kebangkrutan ketika sebuah perusahaan tidak dapat membayar atau

memperoleh kesepakatan dengan kreditur di luar pengadilan”

(Warner,1977,p.241). Proses kebangkrutan dimulai ketika perusahaan

mengarsipkan untuk bantuan pengadilan dalam penyelesaian klaim perusahaan.

Kreditur atau perwakilannya dapat membuat arsip ketika perusahaan telah

melakukan sebuah “tindakan kebangrutan” seperti kegagalan untuk mencapai

pembayaran yang diminta sesuai surat perjanjian kontrak (misalnya pembayaran

bunga). Pengadilan biasanya menentukan seorang wakil yang akan

bertanggungjawab untuk mengelola perusahaan.

Peran Data Akuntansi dalam Memprediksi Kebangkrutan

Satu alasan mengapa data akuntansi mungkin dapat berguna dalam

memprediksi kebangkrutan adalah bahwa surat perjanjian kontrak dan perjanjian

pinjaman sering kali menggunakan rasio akuntansi untuk membatasi tindakan

manajer.

Beberapa penelitian menympulkan bahwa rasio akuntansi dapat digunakan

untuk memprediksi kebangkrutan. Apakah rasio akuntansi dapat memprediksi

dengan lebih baik disbanding harga saham, hal itu merupakan sebuah pertanyaan

terbuka. Bagaimanapun, ditunjukkan bahwa model menggunakan rasio akuntansi

berguna untuk memprediksi kebangkrutan pada perusahaan yang tidak terdaftar

25
dalam bursa efek dan oleh karena itu, berguna untuk memprediksi arus kas yang

diharapkan oleh perusahaan.

Data Akuntansi dan Risiko Saham

Dari bukti yang ada, variabel akuntansi memiliki hubungan dengan

penilaian resiko berbasis pasar dan dapat digunakan untuk membuat estimasi resiko

bagi sekuritas yang tidak terdaftar di burasa efek. Artinya, data akuntansi berguna.

Secara jelas, data akuntansi dapat digunakan untuk meningkatkan model estimasi

resiko pasar untuk sekuritas yang terdaftar.

Data Akuntansi dan Risiko Obligasi

Rating dan Risiko Obligasi

Rating obligasi yang diumumkan oleh agen rating secara luas digunakan

oleh wakil gadai dan regulator untuk menilai risiko obligasi perusahaan dan

pemerintah kota. Bukti menunjukkan bahwa dalam menilai risiko obligasi, tidak

hanya menggunakan agen rating, namun mereka juga menggunakan data akuntansi

Bukti bahwa Agen Rating Menggunakan Data Akuntansi

Wakeman (1981,p.5) mengemukakan tiga bukti bahwa agen menggunakan

data akuntansi perusahaan yang tersedia untuk mengukur obligasi perusahaan.

1. Penjelasan yang diberikan oleh agensi;

2. Waktu perubahan rating; dan

3. Studi empiris yang mencoba untuk menjelaskan rating atau perubahan

rating.

26
Rating Obligasi dan Efisiensi Pasar

Jika rating obligasi semata-mata hanya berdasarkan pada data akuntansi

yang tersedia secara umum, dan jika pasar modal efisien, maka, kecuali jika analisis

agen rating obligasi dapat menggunakan data tersebut lebih baik daripada pihak

lainnya di pasar, pasar obligasi seharusnya tidak bereaksi pada perubahan rating

pada waktu rating tersebut dibuat. Malah, perubahan harga obligasi terkait dengan

perubahan risiko yang direfleksikan oleh perbaikan rating harus terjadi sebelum

pengumuman perubahan rating.

Penelitian oleh Weinstein (1977) dan Wakeman (1981) menemukan bahwa

tidak terdapat efek harga obligasi pada saat perubahan rating. Penelitian ini

menunjukkan bahwa data akuntansi berguna dalam mengestimasi risiko obligasi.

Bagaimanapun, penilaian risiko dikalkulasi dari data akuntansi yang tersedia secara

umum, telah tercermin dalam harga obligasi dan saham.

V. Forecasting earnings

relevansi prediksi laba

Faktor yang paling penting menentukan nilai saham sekarang dianggap

masa depan rata-rata daya produktif. Rata-rata estimasi laba untuk jangka masa

depan tahun. Nilai intrinsik kemudian akan ditemukan dengan terlebih dahulu

peramalan ini kekuatan pendapatan dan kemudian mengalikannya prediksi "faktor

kapitalisasi" yang tepat.

27
mendapatkan model ekspektasi laba

Dalam menggunakan model deret waktu untuk memprediksi laba untuk

digunakan dalam model penilaian, pengganti yang diperoleh untuk ekspektasi pasar

terhadap laba masa depan atau lebih tepatnya, dari arus kas masa depan

menjelaskan pilihan pengelolaan teknik akuntansi

Namun, pada pertengahan 1960-an Gordon mengajukan beberapa teori

pilihan manajerial teknik akuntansi. Dalam artikel itu, Gordon mengasumsikan

bahwa:

1. Manajer perusahaan memaksimalkan peralatan atau sumber daya yang

dimilikinya

2. Harga saham perusahaan adalah fungsi dari tingkat, tingkat pertumbuhan, dan

varians dari perubahan laba akuntansi

3. Kompensasi manajer perusahaan bergantung pada harga saham korporasi

Dalam asumsi 2, Gordon mengadopsi mekanistik hipotesis-pasar saham

bisa "tertipu" oleh prosedur akuntansi. Oleh karena itu, Gordon menunjukkan

bahwa manajer memilih prosedur akuntansi untuk meningkatkan laba yang

dilaporkan dan tingkat pertumbuhan laba yang dilaporkan dan untuk mengurangi

varians dari perubahan laba

Gordon, Horwitz dan Meyers (1966) tes Gordon proposisi, khususnya dalil

bahwa manajer mencoba untuk mengurangi varians perubahan laba untuk

kelancaran laba yang dilaporkan. Kertas Gordon, Horwitz dan Meyers tunduk pada

masalah metodologis banyak, sehingga sulit untuk menginterpretasikan hasil.

28
Tes empiris dari hipotesis "perataan laba" biasanya menguji suatu hipotesis

gabungan, yaitu, dengan tidak adanya manipulasi oleh manajemen, laba akuntansi

mengikuti proses tertentu dan manajer mengadopsi atau mengubah prosedur

akuntansi untuk mengurangi varians dari proses itu.

Model deret waktu alternatif

Kurangnya Teori

Mengembangkan teori adalah tugas yang sangat sulit yang, untuk kenyamanan

dalam eksposisi, dapat dipisahkan menjadi dua bagian dasar:

1. Menjelaskan arus kas perusahaan

2. Menjelaskan pilihan perusahaan dari prosedur akuntansi yang memproses

kas perusahaan mengalir untuk menentukan laba yang dilaporkan.

Sederhana Jenis Model Seri Waktu

Proses pertama di mana laba masa depan independen terhadap pendapatan saat ini

dapat diwakili oleh model deterministik, sedangkan model kedua dimana laba masa

depan hanya bergantung pada pendapatan saat ini dapat diwakili oleh model

random walk.

Model deterministik meramalkan masa produktif menjadi deterministik dan tidak

tergantung pada pendapatan yang diamati.

Model random walk menghasilkan ekspektasi pendapatan masa depan yang hanya

bergantung pada pengamatan laba terbaru.

Implikasi untuk harga saham dan hipotesis smoothing

Hubungan Antara Laba dan Harga Saham

29
Jika proses menghasilkan laba akuntansi merupakan indikasi dari aliran

proses penghasil kas, proses menghasilkan laba memiliki implikasi untuk besarnya

perubahan harga saham terkait dengan pendapatan yang tak terduga.

The "Smoothing" Hipotesis

Sifat dari proses menghasilkan laba yang dilaporkan memiliki implikasi penting

bagi hipotesis smoothing.

Bukti tentang time series laba tahunan dan implikasinya

Awal Studi

Pada tahun 1962 Raynes diselidiki laju pertumbuhan dalam pendapatan

akuntansi perusahaan Inggris. Mereka menemukan tingkat pertumbuhan menjadi

acak dan tepat berjudul kertas mereka "pontang-panting Pertumbuhan" dan

"pontang-panting Pertumbuhan Lagi".

Lintner menyelidiki tingkat pertumbuhan penghasilan dari 309 perusahaan AS dan

menemukan hubungan yang sangat kecil antara tingkat pertumbuhan periode

berturut-turut. Hasil ini menunjukkan bahwa perubahan dalam pendapatan adalah

acak.

Studi Ball dan Watts

Karena mereka tidak memiliki teori untuk memprediksi perilaku perubahan

laba, Watts tunduk sampel mereka ke berbagai tes untuk dependensi berbeda

statistik dalam pendapatan.

Selanjutnya Bukti Pendapatan Tahunan

1. Kecenderungan

30
Hasil Watss yang ambigu tentang pentingnya istilah trend. Lev (1976)

menghasilkan beberapa bukti bahwa tren ada setidaknya di 1.958-1.967.

2. Rate Of return

Proses perusahaan individu dapat berbeda secara signifikan dari random

walk bahkan jika laba perusahaan pada umumnya mengikuti random walk. Watts

(1970) menyelidiki apakah proses perusahaan individu berbeda dari random walk.

Namun, ketika watt membandingkan prediksi model estimasi kepada mereka

berjalan acak dan random walk dengan model tren dalam beberapa tahun di luar

periode estimasi, ia menemukan bahwa model random walk memprediksi serta

model estimasi.

31
BAB III

Penutup

Kesimpulan

Akhirnya dari semua pembahasan yang diberikan diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa teori akuntansi positif berperan penting dalam perkembangan

teori akuntansi praktis. Karena pada awal perkembangan teori akuntansi, hanya

menggunakan pendekatan teori normatif, dimana teori ini menganggap bahwa

praktek akuntansi telah sesuai dengan aturan yang ada, yaitu PABU. Namun seiring

waktu berjalan, pada kenyataannya praktek-praktek akuntansi berkembang

melampaui ekspektasi PABU (sehingga terkadang tidak sesuai dengan PABU)

seperti praktek-praktek akuntansi yang membahas mengenai creative accounting,

big bath, kaizen, dan lain-lain.

Lingkup masalah pada teori akuntansi positif pun sangat luas dan dapat

menjelaskan masalah-masalah yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan

menggunakan teori akuntansi positif (contoh seperti masalah keagenan). Hal

membuat teori akuntansi secara keseluruhan menjadi kian lengkap, yakni tidak

hanya berada pada kajian aturan-aturan normatif, tetapi juga meliputi kajian-kajian

empiris yang ditemukan dilapangan melalui pendekatan positif.

32
Daftar Pustaka

Watts L. Ross, Zimmerman L Jerold, 1986, Positive Accounting Theory.

Prentice/Hall International, USA

Salampessy Zulkarim, 2007, Kritik Terhadap Teori Akuntansi Positif, Universitas

Brawijaya. Malang

Januarti Indira, 2004, Pendekatan dan Kritik Teori Akuntansi Positif, Universitas

Diponegoro, Semarang

33

Anda mungkin juga menyukai