Anda di halaman 1dari 22

SEMINAR AKUNTANSI

PENELITIAN AKUNTANSI POSITIF DAN ALTERNATIF

KELOMPOK 1:

HIDAYAT NAZARDI P (A31114516)

ANDI MUCHRIZAL ARFANDY R (A31114508)

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASASSAR

2017

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.

Segala puji melebihi luasnya langit dan dalamnya lautan atas segala keagungan-Nya
yang tiada terkira, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya tugas makalah seminar akuntansi
ini dapat kami selesaikan.

Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah banyak
membantu dalam pembuatan tugas ini, mulai dari penyusunan, pengeditan sampai dengan
proses pencetakan, semoga amal kebaikan saudara-saudari sekalian dibalas oleh Tuhan Yang
Maha Esa.

Akhir kata, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi
penyempurnaan tugas ini dan bahan introspeksi kami, semoga tugas ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.

Wassalamualaikum wr.wb.

Makassar, 28 februari 2017

Penyusun

2
Daftar Isi

judul
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................................. iii
BAB I...................................................................................................................... iv
PENDAHULUAN...................................................................................................... iv
A. Latar Belakang................................................................................................ iv
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................... v
C. TUJUAN......................................................................................................... v
BAB II...................................................................................................................... 1
PEMBAHASAN......................................................................................................... 1
TEORI AKUNTANSI POSITIF................................................................................. 1
PENELITIAN AKUNTANSI POSITIF........................................................................3
PENELITIAN PASAR MODAL................................................................................ 3
PROSPEKTIF PENELITIAN AKUNTANSI POSITIF...................................................7
PENGARUH PENELITIAN AKUNTANSI POSITIF.....................................................7
ASPEK METODOLOGI PENELITIAN......................................................................9
KRITIK DAN SOLUSI PENELITIAN POSITIF........................................................11
BAB III................................................................................................................... 17
RANGKUMAN........................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 18

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Awal perkembangan teori akuntansi menghasilkan teori normatif yang didefinisikan


sebagai teori yang mengharuskan. Pendekatan klasikal yang lebih menitikberatkan pada
pemikiran normatif mengalami kejayaannya pada tahun 1960-an, tetapi dalam tahun 1970-an
terjadi pergeseran pendekatan dalam penelitian akuntansi. Alasan yang mendasari pergeseran
ini adalah bahwa pendekatan normatif yang telah berjaya selama satu dekade tidak dapat
menghasilkan teori akuntansi yang siap dipakai didalam praktek sehari-hari. Design sistem
akuntansi yang dihasilkan dari penelitian normatif dalam kenyataannya tidak dipakai dalam
praktek. Sebagai akibatnya muncul anjuran untuk memahami secara deskriptif berfungsinya
sistem akuntansi didalam praktek nyata. Harapannya dengan pemahaman dari praktek
langsung akan muncul design sistem akuntansi yang lebih berarti

Teori akuntansi kadang-kadang dibingungkan dengan pengertian normatif dan positif.


Watts dan Zimmerman (1986) menjelaskan teori normatif sebagai berikut : teori normatif
berusaha menjelaskan informasi apa yang seharusnya dikomunikasikan kepada para pemakai
informasi akuntansi dan bagaimana akuntansi tersebut akan disajikan. Jadi teori normatif
berusaha menjelaskan apa yang seharusnya dilakukan oleh akuntan dalam proses penyajian
informasi keuangan kepada para pemakai dan bukan menjelaskan tentang apakah informasi
keuangan itu dan mengapa hal tersebut terjadi. Menurut Nelson dalam Anis dan Imam (2003)
teori normatif sering dinamakan teori apriori (dari sebab ke akibat dan bersifat deduktif).
Teori normatif bukan dihasilkan dari penelitian empiris tetapi dihasilkan dari kegiatan semi
research. Sebaliknya tujuan pendekatan teori positif berusaha menguraikan dan menjelaskan
apa dan bagaimana informasi keuangan disajikan serta dikomunikasikan kepada para pemakai
informasi akuntansi atau dengan kata lain pendekatan teori positif bukanlah untuk
memberikan anjuran mengenai bagaimana praktik akuntansi seharusnya, tetapi untuk
menjelaskan mengapa praktik akuntansi mencapai bentuk seperti keadaannya sekarang. Selain
itu pendekatan teori positifsangat menekankan pentingnya penelitian empiris untuk menguji

4
apakah teori akuntansi yang telah dikemukakan dalam banyak literatur teori akuntansi dapat
menjelaskan praktik akuntansi yang berlaku.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan tentang teori akuntansi positif
2. Jelaskan tentang penelitian akuntansi positif
3. Jelaskan tentang penelitian pasar modal
4. Jelaskan tentang dimensi prospektif penelitian positif
5. Jelaskan tentang pengaruh penelitian akuntansi positif
6. Jelaskan tentang aspek metodologi penelitian
7. Jelaskan tentang kritik dan solusi penelitian positif

C. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami teori akuntansi positif
2. Mahasiswa mampu memahami penelitan akuntansi positif
3. Mahasiswa mampu memahami penelitian pasar modal
4. Mahasiswa mampu memahami dimensi prospektif penelitian positif
5. Mahasiswa mampu pengaruh pengaruh penelitian akuntansi positif
6. Mahasiswa mampu aspek metodologi penelitian
7. Mahasiswa mampu kritik dan solusi penelitian positif

5
BAB II
PEMBAHASAN

TEORI AKUNTANSI POSITIF

Teori akuntansi positif memiliki ciri pemecahan masalah (problem solving) yang
disesuaikan dengan realitas praktik akuntansi. Pendekatan yang digunakan dalam teori
akuntansi positif adalah pendekatan ekonomi dan perilaku. Tujuan dari pendekatan teori
akuntansi positif adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi. Salah satu
contoh dalam penggunaan teori positif adalah hipotesa mengenai program pemberian bonus.
Hipotesa ini menunjukkan bahwa manajemen yang remunerasinya didasarkan pada bonus,
akan berusaha memaksimalkan bonusya melalui penggunaan metode akuntansi yang dapat
menaikkan laba dan pada akhirnya memperbesar bonu. Teori ini akan dapat menjelaskan atau
memprediksi perilaku manajemen dalam hal program pemberian bonus.

Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses yang menggunakan


kemampuan, pemahaman dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan kebijakan akuntansi
yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa mendatang. Teori akuntansi
positif pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah untuk
menjelaskan dan memprediksi praktik-praktik akuntansi dengan kata lain apa yang dilakukan
dan untuk apa dilakukan.

Teori akuntansi positif mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan
teori akuntansi. Teori akuntansi dapat memberikan pedoman bagi para pembuat kebijakan
akuntansi dalam menentukan konsekuensi dari kebijakan tersebut. Teori akuntansi positif
berkembang seiring dengan kebutuhan untuk menjelaskan dan memprediksi realitas praktik
akuntansi yang ada dalam masyarakat.

Perkembangan teori positiftidak dapat dilepaskan dari ketidakpuasan terhadap teori


normatif (Watt & Zimmerman,1986). Selanjutnya dinyatakan bahwa dasar pemikiran untuk
menganalisa teori akuntansi dalam pendekatan normatifterlalu sederhana dan tidak
memberikan dasar teoritis yang kuat. Terdapat tiga alasan mendasar terjadinya pergeseran
pendekatan normatif ke positif yaitu (Watt & Zimmerman,1986 ):
1
1. Ketidakmampuan pendekatan normatif dalam menguji teori secara empiris, karena
didasarkan 'pada premis atau asumsi yang salah sehingga tidak dapat diuji
keabsahannya secara empiris.
2. Pendekatan normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor secara
individual daripada kemakmuran masyarakat luas.
3. Pendekatan normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya alokasi
sumber daya ekonomi secara optimal di pasar modal. Hal ini mengingat bahwa
dalam sistem perekonomian yang mendasarkan pada mekanisme pasar, informasi
akuntansi dapat menjadi alat pengendali bagi masyarakat dalam mengalokasi
sumber daya ekonomi secara efisien.
Selanjutnya Watt & Zimmerman menyatakan bahwa dasar pemikiran untuk menganalisa
teori akuntansi dalam pendekatan normatif terlalu sederhana dan tidak memberikan dasar
teoritis yang kuat. Untuk mengurangi kesenjangan dalam pendekatan normatif, Watt &
Zimmerman mengembangkan pendekatan positif yang lebih berorientasi pada penelitian
empirik dan menjustifikasi berbagai teknik atau metode akuntansi yang sekarang digunakan
atau mencari model baru untuk pengembangan teori akuntansi dikemudian hari. Apabila teori
normatif menunjukkan cara terbaik untuk melakukan sesuatu berdasar premis, norma atau
standar, teori positif berusaha menjelaskan atau memprediksi fenomena nyata dan mengujinya
secara empirik (Godfrey et.a1,1997 dalam Anis dan Imam,2003). Penjelasan atau prediksi
dilakukan menurut kesesuaiannya dengan observasi dengan dunia nyata.

Aliran positif merupakan perspektif yang dikenal luas oleh kalangan akademisi saat ini.
Aliran ini pertama kali diperkenalkan di Universitas Chichago, kemudian meluas ke beberapa
Universitas lainnya di Amerika Serikat seperti Rochester, Barkley, Stanford, UCLA, NY
(Rasyid,1997). Teori akuntansi positif mempunyai suatu kepercayaan bahwa realita sosial
berada secara independen dari manusia yang memiliki sifat atau esensi tersendiri. Hal ini
mengakibatkan fenomena empiris terpisah dari penelitian. Dengan demikian validitas ilmiah
dari dunia empiric diuji melalui observasi.

Scott (2009:284-294) menjelaskan bahwa teori akuntansi positif adalah berkenaan


dengan prediksi beberapa perusahaan akan merespon pengajuan standar akuntansi yang baru.
Dari pengertian di atas, teori akuntansi positif bertujuan untuk menjelaskan dan memprediksi
praktik akuntansi. Menjelaskan alasan mengapa suatu praktik akuntansi dilakukan, misalnya
teori akuntansi positif menjelaskan mengapa beberapa perusahaan lebih suka menggunakan

2
metode FIFO dibandingkan menggunakan meotde LIFO. Memprediksi berarti teori harus
mampu memprediksi berbagai fenomena praktik yang belum dijalankan. Fenomena yang
belum dijalankan tidak selalu fenomena yang akan datang, tetapi fenomena yang telah terjadi
tetapi belum ada bukti secara empiris untuk menjustifikasi fenomena tersebut.

PENELITIAN AKUNTANSI POSITIF


Banyak riset yang telah membuktikan ketiga hipotesis yang dikemukakan oleh Watt &
Zimmerman , adapun riset-riset tersebut adalah Scott (2000):

1) Healy,1985 dengan hipotesis perencanaan bonus, yang menghasilkan bukti para manajer
yang mendasarkan bonusnya pada income netto dilaporkan secara sistematis
menggunakan kebijakan akuntansi accrual untuk pelaporan pendapatannya sehingga
dapat memaksimalkan bonus.
2) Sweeney,1994 dengan hipotesis perjanjian hutang, dihasilkan bukti bahwa perusahaan
sering melanggar perjanjian hutang dalam bentuk pemeliharaan modal kerja dan ekuitas
pemegang saham.
3) Jones,1991 mengkaji perubahan perusahaan untuk menurunkan income netto yang
dilaporkan untuk keringanan impor. Pemberian keringan impor pada perusahaan tidak
adil karena dipengaruhi oleh kompetisi asing, sebagian merupakan keputusan politik.
4) Lev (1979) dalam hipotesis bonus debt convenant adanya kecenderungan manajer
menjadi opportunistik dengan menyelamatkan bonus dan mengabaikan perubahan debt
convenant ketika effisiensi pasar yang diharapkan bereaksi negatif.

PENELITIAN PASAR MODAL


Ada dua jenis penelitian pasar modal yang penting dalam teori akuntansi positif yaitu :

1) Penelitian yang berusaha menentukan pengaruh dikeluarkannya informssi keuangan


terhadap share return, dan
2) Penelitian yang mempertimbangkan efek perubahan kebijakan akuntansi pada harga
saham. Kebanyakan riset pada wilayah ini telah dilakukan dengan menguji bentuk
semistrong dari hipotesis pasar efisien (Eficiency Market Hipotesis). EMH memiliki
implikasi yang signifikan untuk kedua aspek teori akuntansi positif dan pengaturan
standar akuntansi secara keseluruhan. Studi peristiwa, studi asosiasi, dan pendekatan
perilaku mekanistis adalah beberapa contoh penelitian yang diuji hubungannya dalam
pasar modal. Hipotesis pasar efisien mengacu pada teori harga mikroekonomi, yang

3
karateristiknya adalah menekankan pada penawaran dan permintaan informasi pada
pasar. Pada pasar modal yang kompetitif, marginal cost informasi sama dengan
marginal revenuenya.

EMH mengacu pada teori harga ekonomi mikro, yang ditandai dengan emphasi pada
penawaran dan permintaan, analisis keseimbangan dan persaingan sempurna pasar modal,
dalam kesetimbangan biaya marjinal informasi sama dengan pendapatan marjinal. Oleh
karena itu, tidak mungkin, rata-rata, untuk mendapatkan keuntungan ekonomi murni dengan
perdagangan pada informasi ini. Ball menunjukkan bahwa pekerjaan empiris awal, seperti
karya fama, Fisher, Jensen dan Roll dalam kaitannya dengan reaksi harga saham terhadap
stock split.

Kunci utama untuk mengukur pasar yang efisien adalah hubungan antara harga
sekuritas dengan informasi.Fama (1970) menyajikan tiga macam bentuk utama dari efisien
pasar berdasarkan tiga macam bentuk dari informasi, yaitu informasi masa lalu, informasi
sekarang yang sedang dipublikasikan dan informasi privat sebagai berikut:

1) Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form)


Pasar dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas
mencerminkan secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini
merupakan informasi yang sudah terjadi.Bentuk efisien pasar secara lemah ini berkaitan
dengan teori langkah acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu
tidak berhubungan dengan nilai sekarang.Jika pasar efisien secara bentuk lemah, maka
nlai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang. Ini berarti
bahwa pasar yang efisien bentuk lemah, investor tidak dapat menggunakan informasi
masa lalu untuk mendapat keuntungan yang tidak normal.

2) Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form)


Pasar dikatakan efisien setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh
mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang dipublikasikan (all publicly available
information)termasuk informasi yang berada dilaporan-laporan kauangan perusahaan
emiten. Informasi yang dipublikasikandapat berupa sebagai berikut :

4
Informasi yang dipublikasikan yang hanya mempengaruhi harga sekuritas dari
perusahaan yang mempublikasikan informasi tersebut. Informasi yang di
publikasikan ini merupakan informasi dalam bentuk pengumuman oleh perusahaan
emiten. Informasi ini umumnya berhubungan dengan peristiwa yang terjadi di
perusahaan emiten (corporate event). Contoh dari informasi yang dipublikasikan ini
misalnya adalah pengumuman laba, pengumuman pembagian dividen, pengumuman
pengembangan produk baru, pengumuman merjer dan akuisisi, pengumuman
perubahan metode akuntansi, pengumuman pergantian pemimpin perusahaan dan
lain sebagainya.
Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas sejumlah
perusahaan. Informasi yang dipublikasikan ini dapat berupa peraturan pemerintah
atau peraturan dari regulator yang hanya berdampak pada harga-harga sekuritas
perusahaan-perusahaan yang terkena regulasi tersebut. Contoh dari informasi ini
adalah regulasi untuk meningkatkankebutuhancadangan (reserved requirement) yang
harus dipenuhi oleh semua bank-bank. Informasi ini akan mempengaruhi secara
langsung harga sekuritas tidak hanya sebuah bank saja, tetapi mungkin semua emiten
di dalam industry perbankan.
Informasi yang dipublikasikan yang mempengaruhi harga-harga sekuritas semua
perusahaan yang terdaftar di pasar saham. Informasi ini dapat berupa peraturan
pemerintah atau peraturan dari regulator yang berdampak kesemua perusahaan
emiten. Contoh dari regulasi ini adalah peraturan akuntansi untuk mencantumkan
laporan arus kas yang harus dilakukan oleh semua perusahaan. Regulasi ini akan
mempunyai dampak keharga sekuritas tidak hanya untuk sebuah perusahaan saja atau
perusahaan-perusahaan di suatu indistri, tetapi mungkin berdampak langsung pada
semua perusahaan. Jika pasar efisien dalam bentuk setengah kuat, maka tidak ada
investor atau grup dari investor yang dapat menggunakan informasi yang
dipublikasikan untuk mendapatkan keuntungan tidak normal dalam jangka waktu
yang lama.

3) Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)


Pasar dikatakan efisien dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara penu h
mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang tersedia termasuk informasi yang
privat. Jika pasar efisien dalam bentuk ini, maka tidak ada individual investor atau grup

5
dari investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal (abnormal return) karena
mempunyai formasi privat.

Tujuan Fama (1970) mengklasifikasikan pasar efisien menjadi tiga bentuk ini bertujuan
untuk mempermudah penelitian-penelitian yang dilakukan terhadap efisiensi pasar
(Tandelilin, 2010:223). Pada tahun 1991, Fama melakukan penyempurnaan atas klasifikasi
efisiensi pasar tersebut. Efisiensi pasar bentuk lemah disempurnakan menjadi suatu klasifikasi
yang lebih bersifat umum untuk menguji return prediktabilitas (return predictability). Pada
klasifikasi ini, informasi mengenai pola return sekuritas, seperti pola return lebih tinggi di
bulan Januari dan hari Jumat yang dimanfaatkan oleh investor untuk memperoleh
keuntungan yang abnormal. Sedangkan efisiensi bentuk setengah kuat diubah menjadi studi
peristiwa (event studies), dan pengujian efisiensi pasar dalam bentuk kuat disebut sebagai
pengujian informasi rahasia (private information) (Tandelilin, 2010:224).

Perhatikan bahwa, ketika kita berbicara tentang pasar efisien (sejauh harga penuh
merefleksikan informasi), kita tidak mengacu pada bentuk-bentuk lain dari efisiensi yang
diakui di bidang ekonomi, seperti efisiensi pertukaran (aset yang tersedia adalah perdagangan
sehingga tidak ada penataan ulang klaim yang akan meningkatkan utilitas yang diharapkan
dari satu orang tanpa mengurangi efisiensi yang lain) atau produksi (apakah alokasi sumber
daya akan pareto-optimal jika perusahaan memaksimalkan nilai). Kita juga tidak
menyarankan bahwa setiap investor memiliki pengetahuan tentang semua informasi. Efisiensi
pasar tidak berarti bahwa semua informasi keuangan telah benar disajikan oleh perusahaan
atau benar ditafsirkan oleh para pembuat keputusan individu. Juga tidak menyiratkan bahwa
manajer membuat keputusan manajemen yang optimal atau investor dapat memprediksi
kejadian masa depan dengan presisi mutlak. Efisiensi pasar dalam konteks EMH hanya berarti
bahwa harga sekuritas mencerminkan dampak agregat dari semua informasi yang relevan, dan
melakukannya dalam cara-harga pasar objektif dan cepat adalah permainan yang adil.

PROSPEKTIF PENELITIAN AKUNTANSI POSITIF

Gaffikin (2008:57-68) menjelaskan bahwa teori akuntansi positif adalah ekspresi dari
teori ekonomi neoklasik. Dasarnya adalah sebuah keyakinan dalam teori pilihan yang
rasional, yakni kepentingan pribadi-material yang disebut sebagai perilaku oportunistik. Lebih
lanjut dikatakan bahwa secara ontologis riset empiris-toeri akuntansi positif mengadopsi
6
paham realisme. Secara metodologis, ini adalah positivis atau modernisme, berarti
berkomitmen menggunakan metode ilmu fisika. Pondasi epistemologis teori akuntansi positif
adalah empirisme.
Deegan (2004:204) menjelaskan bahwa teori akuntansi positif, seperti yang
dikembangkan oleh Watts dan Zimmerman dan lain-lain, berdasarkan pada asumsi berbasis
perekonomian sentral, semua tindakan individu dikendalikan oleh kepentingan diri dan bahwa
individu akan bertindak dengan cara oportunistik pada tingkat di mana tindakan akan
meningkatkan kesejahteraan mereka. Dengan menggunakan pendekatan yang bersumber dari
positivisme, penelitian-penelitian empiris akuntansi dikembangkan untuk mendukung dan
membenarkan berbagai metode atau praktik akuntansi dalam dunia nyata. Kemudian hasil
dari penelitian empiris tersebut adalah berupa pernyataan atau proposisi yang nantinya
menjadi teori akuntansi positif. Riduwan (2007) mengatakan bahwa:
Teori akuntansi positif mengemukakan proposisi-proposisi yang tidak lain adalah
deskripsi tentang praktik-praktik akuntansi dalam dunia nyata, misalnya, (1) karakteristik
entitas yang memilih untuk menerapkan metode akuntansi tertentu, dan (2) dampak penerapan
standar akuntansi terhadap perilaku manusia atau entitas yang berkepentingan terhadap
informasi akuntansi.

PENGARUH PENELITIAN AKUNTANSI POSITIF


Sistem ekonomi kapitalis merupakan landasan yang kuat untuk berkembangnya
akuntansi positif. Rasyid (1997) menyatakan bahwa hubungan antara teori dan praktik dalam
akuntansi positif dengan adanya suatu means-end dichotomy, yaitu keterpisahan antara dunia
teori dan praktek. Asumsi ini akibat logis dari asumsi ontologis (asumsi tentang obyek
penelitian) yaitu pertanyaan tentang keberadaan suatu obyek penelitian dan realita sosial.
Peneliti harus dapat meyakinkan dirinya tentang keberadaan sesuatu yang sedang dipelajari
atau diteliti, apakah real ita sosial yang akan diteliti merupakan suatu obyek yang konkrit atau
merupakan suatu kOnsep (Gaffikin,1989,1998) I mplikasinya dalam dunia akuntansi adalah
bahwa akuntansi dan akuntan menyediakan informasi seefisien dan seefektif mungkin,
sementara bagaimana manajer menggunakannya tidaklah menjadi perhatian akuntan dan
akuntansi. Sejauh ini aliran positif selalu berupaya melakukan riset akuntansi dengan
cara mengevaluasi hubungan antar variabel dengan hasil yang menyatakan signifikansi
antar variabel tersebut. Oleh karena itu dalam evaluasi dan analisisnya aliran positif sangat
mengandalkan penggunaan alat statistik. Semua kasus diupayakan untuk melihat dan
disederhanakan menjadi rumusan statistik, akibatnya sering peneliti merasa kebingungan
7
dengan hasil penelitian yang diperoleh karena semua permasalahan disederhanakan dengan
rumusan statistik. Pendekatan positif telah memberikan sumbangan yang berarti bagi
pengembangan akuntansi menurut Watt Zimmerman (1986) :
a. Menghasilkan pola sistematik dalam pilihan akuntansi dan memberikan penjelasan
spesifik.
b. Memberikan kerangka yang jelas dalam memahami akuntansi
c. Menunjukkan peran utama contracting cost dalam teori akuntansi.
d. Menjelaskan mengapa akuntansi digunakan dan memberikan kerangka dalam
memprediksi pilihan akuntansi.
e. Mendorong riset yang relevan dengan akuntansi dan menekankan pada prediksi serta
penjelasan terhadap fenomena,

Dorongan terbesar dari teori akuntansi positif dalam akuntansi adalah untuk
menjelaskan (to explain) dan meramalkan (to predict) pilihan standar manajemen melalui
analisis atas biaya dan manfaat dari pengungkapan keuangan tertentu dalam hubungannya
dengan berbagai individu dan pengalokasian sumber daya ekonomi. Teori akuntansi positif
didasarkan pada adanya dalil bahwa manajer, pemegang saham, dan aparat pengatur adalah
rasional dan bahwa mereka berusaha untuk memaksimalkan kegunaan mereka yang secara
langsung berhubungan dengan kompensasi mereka, dan tentunya kesejahteraan mereka pula.
Pilihan atas suatu kebijakan akuntansi oleh beberapa kelompok tersebut bergantung pada
perbandingan relatif biaya dan manfaat dari prosedur akuntansi alternatif dengan cara
demikian untuk memaksimalkan kegunaan mereka.

ASPEK METODOLOGI PENELITIAN


Suatu kegiatan penelitian dalam praktiknya kemungkinan merupakan penelitian yang
mencakup multi disiplin ilmu dan merupakan kombinasi penerapan dari beberapa metode
penelitian. Adanya berbagai sudut pandang dan pendekatan yang digunakan sebagai dasar
pengklasifikasian penelitian kemungkinan dapat menyebabkan rancu dan tumpang tindih
dalam mengidentifikasi tipe penelitian. Penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai
sudut pandang, diantaranya berdasarkan
1) tujuan penelitian,
2) karakteristik masalah,
3) jenis data.
Pengetahuan mengenai klasifikasi diperlukan untuk mengetahui karakteristik dari masing-
masing metode penelitian. Dalam praktik penelitian dapat dilakukan secara multi disiplin dan
merupakan kombinasi dari beberapa metode penelitian.
8
Berdasarkan Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian meliputi : pengembangan teori dan pemecahan masalah. Berdasarkan
kedua tujuan tersebut, penelitian dapat diklasifikasikan sebagai :
1. Penelitian dasar : yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan teori.
Penelitian ini lebih lanjut diklasifikasikan menjadi : (1) penelitian deduktif yang
mempunyai tujuan untuk pengaplikasian teori-teori umum ke dalam kasus yang
spesifik, dan (2) penelitian induktif yang mempunyai tujuan untuk mengobservasi
fenomena-fenomena tertentu dan atas dasar ini sampai pada kesimpulan umum.
2. Penelitian terapan : yaitu penelitian yang menekankan pada pemecahan masalah.
Penelitian ini selanjutnya dapat diklasifikasikan menjadi: (1) penelitian evaluasi, untuk
menilai efektivitas suatu tindakan, kegiatan atau program, (2) penelitian dan
pengembangan, untuk mengembangkan produk baru atau proses menghasilkan
produk, (3) penelitian aksi, untuk mengembangkan keterampilan dan pendekatan baru
serta memecahkan suatu masalah.

Berdasarkan Karakteristik Masalah


Berdasarkan karakteristik masalah yang di teliti, penelitian dapat diklasifikasikan ke dalam:
(1) penelitian historis, (2) penelitian deskriptif, (3) penelitian studi kasus atau lapangan, (4)
peneltian korelasional, (5) penelitian kausal komparatif, (6) penelitian eksperimen.

1) Penelitian historis : merupakan penelitian terhadap masalah-masalah yang berkaitan


dengan fenomena masa lalu (historis). Tujuan penelitian historis adalah melakukan
rekonstruksi fenomena masa lalu secara sistematis, obyektif dan akurat untuk
menjelaskan fenomena masa sekarang atau mengantisipasi fenomena masa yang akan
datang. Sumber daya penelitian historis terdiri atas sumber primer, yaitu sumber yang
berasal dari pengamatan langsung penelitian terhadap kejadian yang tercatat dalam
sumber sekunder berupa sumber yang berasal dari pengamatan orang lain.
2) Penelitian deskriptif : merupakan penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-
fakta saat ini dari suatu populasi. Tujuan penelitian ini untuk menguji hipotesis atau
menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan current status dari subyek yang diteliti.
3) Penelitian studi kasus dan lapangan : merupakan penelitian dengan karakteristik
masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subyek yang
diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. Subyek yang diteliti dapat berupa

9
individu, kelompok, lembaga atau komunitas tertentu. Tujuan studi kasus adalah
melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai subyek tertentu.
4) Penelitian korelasional : merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah
berupa hubungan korelasional antara dua variabel atau lebih. Tujuan penelitian adalah
untuk menentukan atau tidaknya korelasi antar variabel atau membuat prediksi
berdasarkan korelasi antar variabel.
5) Penelitian kausal komparatif : merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah
berupa hubungan sebab-akibat antar dua variabel atau lebih.
6) Penelitian eksperimen : merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah yang
sama dengan penelitian kausal komparatif, yaitu mengenai sebab-akibat antara dua
variabel atau lebih.

Berdasarkan Jenis Data


Berdasarkan jenis data yang diteliti, penelitian dapat diklasifikasikan ke dalam: (1) penelitian
opini, (2) penelitian empiris, (3) penelitian arsip.
1) Penelitian opini : merupakan penelitian terhadap fakta berupa opini atau pendapat
orang (responden). Data yang diteliti dapat berupa pendapat responden secara
individual atau secara kelompok. Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki
pandangan, persepsi, atau penelitian responden terhadap masalah tertentu yang berupa
tanggapan responden terhadap diri responden atau kondisi lingkungan dan
perubahannya.
2) Penelitian empiris : merupakan penelitian terhadap fakta empiris yang diperoleh
berdasarkan observasi atau pengalaman. Penelitian ini memerlukan kehadiran peneliti
untuk melakukan observasi terhadap fakta atau segala sesuatu yang dialami tanpa
perantara orang lain. Empiris terkait dengan observasi atau kejadian yang dialami
sendiri oleh peneliti.
3) Penelitian arsip : merupakan penelitian terhadap fakta yang tertulis (dokumen) atau
berupa arsip data. Dokumen atau arsip yang diteliti berdasarkan sumbernya dapat
berasal dari data internal, yaitu : dokumen, arsip dan catatan orsinil yang diperoleh
dari suatu organisasi atau berasal dari data internal.

KRITIK DAN SOLUSI PENELITIAN POSITIF

Kritik Penelitian Positif

10
Sejak tahun 1982 banyak artikel yang mengkritik dan mengevaluasi teori akuntansi positif
yang telah dipublikasikan. Dalam hal ini para kritikus biasanya dikelompokkan menjadi dua
kelompok, yaitu (Lawrence A B,1992) :
1. Kritik tentang teknik atau metode penelitian.
Dalam hal ini dinyatakan bahwa tulisan tentang akuntansi positif yang sudah disurvey gagal
untuk mendiskripsikan model dari multi person/manusia secara keseluruhan sama untuk multi
period/masa secara keseluruhan dan lemah dalam kedua strategi, yaitu : dalam pertimbangan
dan pendekatan teori yang mungkin berguna dalam perkembangan teori formal.
Masalah utama dengan semua kritik pada metodologi berdasarkan ilmu pengetahuan
ekonomi adalah penggunaan ilmu-ilmu ekonomi neoklasik sebagai basis utama untuk
memahami teori akuntansi. Para ekonom telah lama mengetahui bahwa mudah bagi para
pembuat keputusan untuk menggunakan harga-harga keseimbangan tetapi hanya jika ada
alasan yang bagus untuk menganggap bahwa semua pasar adalah dalam keseimbangan.
Pertanyaan yang terbuka adalah apakah maksudny a menggunakan harga-harga keseimbangan
ketika tidak ada alasan yang mencukupi untuk menganggap bahwa semua pasar jelas. Kritik
yang ada adalah bahwa pengujian pasar menyebabkan mereka hanya mempunyai pengaruh
yang sedikit dalam riset akuntansi.

2. Kritik tentang filosofi


Kritik tentang filosofi lebih banyak didasarkan pada penekanan bahwa Watts & Zimmerman
memberi batasan positif/normatif. Watts & Zimmerman tidak bersandar pada filsafat
argumen-argumen ilmu pengetahuan lainnya dalam tulisan pertama mereka untuk mendukung
metodologi yang sedang mereka kembangkan. Watt & Zimmerman menganggap bahwa social
world dan strukturnya dapat dipandang secara terpisah dari individu yang dipelajarinya, hal
ini tidak obyektif karena tidak mungkin peneliti terpisah dari obyek yang diteliti. Penelitian
oleh Watt & Zimmerman sama dengan penelitian Chicago School Economist George Stigler
dan Gary Becker (1977). Para peneliti menjelaskan fenomena konsekuensi dari
memaksimumkan utility atau profit tidak langsung atau memaksimumkan kekayaan.
Sementara mungkin dianggap sesuai/pantas oleh ekonom neoklasik yang beranggapan bahwa
semua orang adalah pemaksimasi, juga sama pentingnya untuk mengakui adanya keberatan-
keberatan terhadap asumsi seperti itu.
Herbert Simon (1959, 1979) punya catatan yang panjang bahwa dalam banyak keadaanl
situasi, dimana para pembuat keputusan tertarik pada pencapaian suatu tingkat kepuasan akan
kegunaan/utilitas yang ditargetkan. Biaya untuk melakukan perbaikan terhadap proses untuk
11
dapat benar-benar mencapai hasil yang maksimum secara analitis mungkin akan terlalu besar.
Ketika seseorang memperdebatkan lebih jauh dalam menyokong upaya maksimasi
kegunaan/utilitas yang diharapkan, maka keadaan bertambah buruk. Watts dan Zimmerman
telah dapat menggeser pertanyaan-pertanyaan penelitian pada daerah/domain dimana ilmu
ekonomi neoklasik sepertinya akan lebih cocok/sesuai dengan adanya situasi-situasi pilihan
statis yang dihadapi para manajer dan praktisi akuntan yang harus dapat memutuskan
prosedur mana yang akan digunakan.

3. Kritik tentang penelitian akuntansi yang didasarkan ekonomi.

a. Metodologinya individu, digambarkan bahwa setiap fenomena sosial sebagai konsekuensi


pembuatan keputusan oleh individu. Singkatnya individu membuat keputusan tetapi tidak
melaksanakan. Ketika komite menyusun standar, direktur membuat keputusan,
metodologi individu mengatakan bahwa itu keputusan group dengan penjelasan
keputusan yang dibuat oleh masing-masing anggota dalam komite. Para ekonom telah
lama menyadari bahwa adalah hal yang mudah (dan secara logis konsisten) bagi seorang
pembuat keputusan untuk menggunakan tingkat harga-harga keseimbangan (equilibrium)
tetapi hanya jika tersedia alasan yang bagus yang menganggap bahwa seluruh pasar
berada pada kondisi keseimbangan. Ketika terjadi kontradiksi logis pada tingkat yang
rendah dimana suatu pasar tidak bebas, permintaan menjadi tidak sama/sebanding dengan
penawaran pada harga yang berlaku. Penggunaan harga ketidakseimbangan
(disequilibrium) seperti itu akan membawa pada kesukaran-kesukaran matematis karena
tidak semua pembeli (demanders) melakukan maksimisasi atau tidak semua pensuplai
(suppliers) melakukan maksimisasi. Karena anggapan akan adanya maksimisasi universal
menjadi inti pokok metodologi dart Watts & Zimmerman, maka tidak dimungkinkan bagi
mereka untuk mempertimbangkan adanya kegagalan-kegagal an pasar atau situasi-situasi
ketidakseimbangan lain apapun. Karena itu, Demski menyanggah analisis equilibrium
untuk menyokong "konsepsi/gagasan mengenai perlaku (behavioral)". Sampai saat
dimana secara eksplisit model-model telah dapat diciptakan dengan mengikutsertakan
"konsepsi/ gagasan mengenai peritaku" dalam berurusan dengan bagaimana para pembuat
keputusan menanggapi ketidaksempurnaan keseimbangan tersebut. Model-model pada
kondisi keseimbangan yang tidak sempurna tidak dapat dipertimbangkan sebagai dasar
yang dapat diandalkan untuk menganggap adanya suatu harga keseimbangan yang stabil.

12
b. Pendekatan neokiasik dengan memakslmalkan hipotesisnya karena asumsi atau anggapan
maksimallsasi adalah hanya salah satu dart banyak asumsi yang diperlukan dalam teori
neokiasik, dlbawah klalm ini bahwa setlap individu membuat keputusan, subyeknya
diberl batasan yang secara eksklusif memaksimalkan manfaat dart masing-masing
personel. Dalam ekonomi neokiasik masalahnya adalah tidak pernah orang-orang benar-
benar makslmal. Satu-satunya kritik yang mungkin adalah apakah ini dapat dilakukan
dengan mudah. Ilmu ekonomi neokiasik secara menyedihkan lemah dalam soal dinamika
(Demski,1988). Secara khusus, dia mengatakan bahwa pertanyaan yang penting adalah
"bukan bagaimana pilihan-pilihan metode .akuntansi bervariasi tergantung waktu dan
keadaan, tetapi mengapa organisasi mendesain untuk memotivasi perilaku khusus ini
dalam bidang akuntansi". Pertanyaan "bagaimana" menjelaskan daerah dart penelitian
deskriptif dan pertanyaan "mengapa" menjelaskan yang ada pada teori-teori. Konsekuensi
logis dart kritik Demski adalah untuk menjelaskan bahwa Watts dan Zimmerman itu
mengajukan suatu teori yang deskriptif meskipun mereka mengklaim
menawarkan/mengajukan penjelasan-penjelasan positif. Yang terpenting, Demski
sepertinya menemukan bahwa teori akuntansi positif (contohnya, penjelasan (eksplanasi)
berdasarkan ekonomi) merupakan dasar/basis yang tidak cukup bagi penelitian akuntansi

Solusi Penelitian Positif


Dari beberapa kritik yang diajukan terhadap teori akuntansi positif, maka Ekowati (2006)
menjelaskan beberapa hal yang dapat mengatasi kelemahan teori akuntansi positif.

1. Integrated utility
Kontribusi utility of knowledge of accounting research menurut Watts dan Zimmerman
perlu diperluas menjadi integrated utility, yaitu kontribusi yang dalam bentuk
multidimensi dan multi arah. Tidak hanya bersifat linier dan selalu dependensi dan satu
arah atau beberapa arah yang membentuk parsial utility. Harus integrated utility, sehingga
akuntansi tidak terjebak pada konteks pragmatis saja. Misalnya dalam penelitian
positivism, apabila ada variabel yang tak signifikan secara statistik, maka jangan
langsung berkesimpulan bahwa variabel itu tidak mempunyai utility dan tidak sesuai
dengan teori. Persoalannya jangan dilihat sampai di situ saja, tetapi harus digali lebih
dalam dengan berbagai pendekatan dan penjelasan, bahkan sampai melihat ada apa
dibalik tidak signifikansinya variabel tersebut. Tidak hanya dengan rasio tetapi bias

13
dengan intuisi sehingga dapat menghasilkan penelitian integrated utility, yaitu kontribusi
dalam bentuk multidimensi dan multi arah.

2. Value free to value laden


Ilmu pengetahuan termasuk akuntansi, tidaklah bebas nilai, tapi sarat dengan nilai yang
dapat mempengaruhi akuntansi. Akan ada pengaruh yang muncul ketika nilai sosiologis-
psikologis bersentuhan dengan hasil yang diperoleh akuntan dalam bentuk laporan
keuangan. Chua (1986) mengatakan bahwa akuntansi bukan hanya dipandang sebagai
rasional teknik saja, suatu aktivitas jasa yang terpisah dari hubungan kemasyarakatan.
Watts dan Zimmerman sendiri akhirnya mengakui pentingnya nilai dalam menentukan
riset: preperensi peneliti dan pengguna mempengaruhi proses itu.
3. Extension maximation.
Tidak hanya memaksimalkan kepentingan individu yang hanya didahulukan yang secar
konvensional dalam bentuk laporan laba rugi, tetapi harus ada perluasan konsep utilitas
yaitu: value added, mandatory charity, atau konsep laba yang lain, misalnya laba
humanis, yaitu tafsir social atas konsep laba. Bahwa kesejahteraan tidak hanya ditujukan
kepada pemegang saham saja seperti yang terlihat dalam konsep laporan laba rugi dan
laporan perubahan ekuitas, tetapi maksimasi juga ditujukan kepada stakeholder secara
keseluruhan.

14
BAB III
RANGKUMAN

Konsep teori akuntansi postif dikembangkan dalam riset dan literatur akuntansi baru mulai
tahun 1960an. Berarti bahwa konsep tersebut masih relativ baru dan masih memerlukan kajian
dan penelitian lebih lanjut dalam usaha untuk mendesain teori akuntansi yang lebih bermakna.
Sebelum itu riset dan kajian literature akuntansi masih didominasi oleh teori akuntansi
normatif. Dalam teori akuntansi normatif, penyusunan standar atau teknik akuntansi lebih
banyak bersifat preskriptif dan tidak memperhatikan adanya pengujian hipotesis secara
empiris terhadap standar atau metode tersebut. Sedangkan dalam teori akuntansi positif,

15
penekanan lebih banyak kepada hasil pengujian secara empiris untuk menjustifikasi
pernyataan yang telah dihipotesiskan.

Teori akuntansi positif secara ontologi mengadopsi paham realis yang kuat dan ini
menentukan epistemologi dan metodologi yang digunakan. Secara metodologis, ini adalah
positivis atau modernisme, berarti ini berkomitmen untuk menggunakan metode ilmu fisika.
Akibatnya ini sangat berakar pada epistemologi empiris. Teori akuntansi positif bersandarkan
utility maximization yang memiliki asumsi sentral neo klasik yaitu setiap individu memiliki
tujuan untuk mengejar kepentingan pribadi. Epistemologi pemikiran ilmu pengetahuan
modern biasa lebih menekankan pada analisa dibandingkan dengan sintesis. Analisa
merupakan proses berpikir memecah atau mengurai realitas utuh menjadi bagian-bagian kecil
yang terpisah. Dengan cara dianalisa, kemudian bagian-bagian kecil ini diharapkan dapat
menjelaskan realitas yang utuh. Sebaliknya sintesis merupakan proses berpikir dengan
menggabungkan bagian-bagian yang terpisah, sehingga dengan itu dapat menjelaskan realitas
yang utuh.

Dengan demikian terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan atau teori yang perlu
dikembangkan untuk dapat mengatasi kelemahan teori akuntansi positif. Bukan tujuan untuk
mengganti teori positif yang sudah ada tetapi untuk melengkapi kekurangan yang ada guna
menyempurnakan teori akuntansi positif agar memberikan nilai yang bermakna. Alternatif
yang diajukan adalah: Integrated Utility, Value Free to Value Laden, , Extention Maximation

16
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.undip.ac.id/13547/1/Pendekatan_Dan_Kritik_Teori_akuntansi_Positif__by_Indir
a_Januarti_(OK).pdf

http://eprints.undip.ac.id/13547/1/Pendekatan_Dan_Kritik_Teori_akuntansi_Positif__by_Indir
a_Januarti_(OK).pdf

https://wahbranz.wordpress.com/2012/12/18/teori-positif-dan-pasar-modal/

http://journal.tarumanagara.ac.id/index.php/jakt/article/viewFile/2197/1941

http://adeladelia21.blogspot.co.id/2016/11/blog-post_26.html

17

Anda mungkin juga menyukai