Anda di halaman 1dari 25

TUGAS TEORI AKUNTANSI

PENELITIAN PASAR MODAL DAN MANAJEMEN LABA

Disusun Oleh:

Winda Arung Surya 1611070152

Yulviandra Qisthi 1611070156

Amellia Wijayanti 1611070163

Kelas Karyawan – Ruang 6204

PROGRAM S1 AKUNTANSI

ABFI INSTITUTE PERBANAS

JAKARTA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan HinayahNya sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan judul "Penelitian Pasar Modal dan Manajemen Laba".
Penyusun berharap makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan dapat
membantu lebih memahami materi Teori Akuntansi serta dapat menambah
pengetahuan lebih lanjut mengenai penelitian pasar modal.
Makalah ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangan. Oleh
kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan -
masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Jakarta, April 2018
Kelompok 9
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ 2


DAFTAR ISI....................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4
1.1. LATAR BELAKANG ........................................................................................ 4
1.2. RUMUSAN MASALAH .................................................................................... 6
1.3. TUJUAN MAKALAH........................................................................................ 6
BAB II................................................................................................................................. 7
PEMBAHASAN ................................................................................................................. 7
2.1. FILOSOFI TEORI AKUNTANSI POSITIF ...................................................... 7
2.2. KELEBIHAN TEORI AKUNTANSI POSITIF ................................................. 8
2.3. RUANG LINGKUP TEORI AKUNTANSI POSITIF ....................................... 9
2.4. PENELITIAN PASAR MODAL DAN HIPOTESA EFISIENSI PASAR ....... 10
2.5. DAMPAK LABA AKUNTANSI TERHADAP PENGUMUMAN HARGA
SAHAM ........................................................................................................................ 12
2.6. STRATEGI PERDAGANGAN ........................................................................ 16
2.7. MASALAH YANG DIHADAPI AUDITOR ................................................... 19
BAB III ............................................................................................................................. 20
MANAJEMEN LABA...................................................................................................... 20
3.1. PENGERTIAN MANAJEMEN LABA............................................................ 20
3.2. BUSINESS STRATEGY, MARKET COMPETITION AND EARNINGS
MANAGEMENT .......................................................................................................... 22
BAB IV ............................................................................................................................. 24
KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................................... 24
4.1. KESIMPULAN ................................................................................................. 24
4.2. SARAN ............................................................................................................. 24
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Awal perkembangan teori akuntansi menghasilkan teori normatif yang
didefinisikan sebagai teori yang mengharuskan. Pendekatan klasikal yang
lebih menitikberatkan pada pemikiran normatif mengalami kejayaannya pada
tahun 1960-an, tetapi dalam tahun 1970-an terjadi pergeseran pendekatan
dalam penelitian akuntansi. Alasan yang mendasari pergeseran ini adalah
bahwa pendekatan normatif yang telah berjaya selama satu dekade tidak
dapat menghasilkan teori akuntansi yang siap dipakai didalam praktek sehari-
hari.
Design sistem akuntansi yang dihasilkan dari penelitian normatif dalam
kenyataannya tidak dipakai dalam praktek. Sebagai akibatnya muncul anjuran
untuk memahami secara deskriptif berfungsinya sistem akuntansi didalam
praktek nyata. Harapannya dengan pemahaman dari praktek langsung akan
muncul design sistem akuntansi yang lebih berarti (Imam G.,2000) Pada awal
perkembangannya teori akuntansi menghasilkan teori normatif yang
didefinisikan sebagai teori yang mengharuskan dan menggunakan kebijakan
nilai (value judgement) yang mengandung minimum sebuah premis (Wolk &
Tearney, 1997).
Teori normatif pada awalnya belum menggunakan pendekatan
investigasi formal, baru pada perkembangan berikutnya mulai digunakannya
pendekatan investigasi terstruktur formal, yaitu pendekatan deduktif (Anis
dan Imam,2003). Selain itu perkembangan akuntansi juga mengarah pada
teori akuntansi positif atau deskriptif yang investigasinya sudah lebih
terstruktur dengan menggunakan pendekatan induktif (Anis dan Imam,2003).
Berbagai teori positif atau deskriptif berkembang dengan pesat dalam
akuntansi. Perkembangan teori mengarah pada teori positif (deskriptif) ini
dibarengi dengan perubahan fokus teori akuntansi yang digunakan oleh
lembaga akuntansi, misalnya FASB yang menekankan pada kegunaan dalam
pengambilan keputusan dan tidak lagi terfokus pada postulate seperti terlihat
pada kerangka konseptual yang diterbitkan oleh FASB mulai tahun 1979
yang dimulai dengan perumusan tujuan pelaporan keuangan (SFAC 1,1979
dalam Anis dan Imam,2003).
Teori akuntansi positif menggambarkan fenomena sosial sebagai
konsekuensi pembuatan keputusan individu. Penelitian teori akuntansi positif
bisa dilihat dari penggunaan angka – angka akuntansi yang memiliki
keterkaitan tertinggi pada perubahan harga pasar yang berimbas juga di dalam
pasar modal. Menurut satu interpretasi dari pendekatan prediktif, pengamatan
atas reaksi pasar modal dapat digunakan sebagai salah satu panduan untuk
mengevaluasi dan melakukan pilihan diantara beberapa ukuran – ukuran
akuntansi.
Pengamatan atas reaksi pasar terhadap penerimaan output akuntansi
hendaknya mengarahkan evaluasi dari kandungan informasi aktual angka –
angka akuntansi yang diproduksi melalui seperangkat prosedur tertentu dan
kandungan informasi angka – angka akuntansi yang diproduksi melalui
prosedur – prosedur alternatif. ( Gonedes, 1972:12). Pendekatan pasar lainnya
berfokus pada kekayaan masyarakat ketimbang pada kekayaan perseorangan.
Walaupun gabungan keputusan perseoranganlah yang menentukan perilaku
pasar, namun salah satu mengansumsikan bahwa perilaku pasar optimum
akan dapat dicapai dengan berfokus pada perilaku perseorangan.
Peran pasar surat berhargalah yang menyediakan dana bagi mereka
yang mengambil keputusan investasi produktif dalam perekonomian dan
untuk memberikan sarana yang dapat dipakai para investor surat berharga
untuk memberikan sarana yang dapat dipakai para investor surat berharga
untuk mengubah pola konsumsi kekayaan mereka sepanjang waktu. Oleh
karena itu, telaah reaksi pasar terhadap informasi akuntansi memberikan
alternatif yang sangat baik terhadap teori normatif-positif dengan
penekanannya pada proses keputusan para investor secara individual. (Eldon,
1999:81).
1.2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana filosofi teori akuntansi positif ?
2. Apa saja kekuatan dari teori positif akuntansi ?
3. Bagaimana lingkup dari teori akuntansi positif ?
4. Bagaimana penelitian pasar modal dan hipotesa pasar efisien ?
5. Bagaimana dampak laba akuntansi terhadap pengumuman harga saham ?
6. Bagaimana strategi perdagangan yang ada dalam pasar modal ?
7. Apa saja masalah yang dihadapi auditor ?

1.3. TUJUAN MAKALAH


1. Untuk mengetahui filosofi teori akuntansi positif.
2. Untuk mengetahui kekuatan dari teori positif akuntansi.
3. Untuk mengetahui lingkup dari teori akuntansi positif.
4. Untuk mengetahui Penelitian Pasar Modal dan Hipotesa Pasar Efisien.
5. Untuk mengetahui dampak laba akuntansi terhadap pengumuman harga
saham.
6. Untuk mengetahui strategi perdagangan yang ada pada dalam pasar modal.
7. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi auditor.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. FILOSOFI TEORI AKUNTANSI POSITIF
Teori positif dikeluarkan untuk memahami fenomena akuntansi dengan
mengamati kejadian secara empiris dan menggunakan hasil ini untuk
membuat pengamatan yang lebih luas dan atau untuk memprediksi kejadian
di masa akan datang.
Milton Friedman menyatakan:
“Tujuan utama dari ilmu pengetahuan positif adalah pengembangan dari
teori’ atau ‘hipotesis’ yang menghasilkan prediksi yang valid dan
berarti tentang fenomena yang belum diamati.”
Selaras dengan pandangan Friedman, Watts dan Zimmerman menyatakan:
“Tujuan dari teori akuntansi positif adalah untuk menjelaskan dan
meramalkan praktik akuntansi. Penjelasan berarti menyediakan
alasan untuk praktik (akuntansi) yang diamati. Contohnya, teori
akuntansi positif menjelaskan mengapa perusahaan tetap
menggunakan akuntansi biaya historis dan mengapa perusahaan
tertentu berganti sejumlah teknik akuntansi. Prediksi dari
praktik akuntansi berarti teori meramalkan fenomena yang belum
diamati.”
Fenomena teramati tidak selalu fenomena masa depan, mereka
termasuk fenomena yang telah terjadi, tetapi berdasarkan bukti sistematis
yang belum dikumpulkan. Sebagai contoh, penelitian teori positif bertujuan
untuk memperoleh bukti impor tentang atribut perusahaan yang terus
menggunakan teknik akuntansi yang sama dari tahun ke tahun versus atribut
perusahaan yang terus-menerus beralih teknik akuntansi.
Teori akuntansi positif berdasarkan kepada beberapa asumsi mengenai
perilaku individual :
 Manajer, investor, pemberi pinjaman dan orang lain yang diasumsikan
rasional dan memaksimalkan kegunaan finansial evaluative (REMs)
 Manajer memiliki kebijaksanaan untuk memilih kebijakan akuntansi yang
secara langsung memaksimalkan kegunaan (kepentingan pribadi) atau
untuk mengubah kebijakan produksi, investasi, dan pembiayaan untuk
secara tidak langsung memaksimalkan kepentingan pribadi mereka.
 Manajer akan melakukan tindakan untuk memaksimalkan nilai perusahaan.

2.2. KELEBIHAN TEORI AKUNTANSI POSITIF


Jensen berpendapat bahwa teori akuntansi normatif mempelopori teori
akuntansi positif. Dalam rangka untuk menentukan kebijakan akuntasi yang
tepat, ini diperlukan untuk mengetahui bagaimana sebenarnya dunia
beroperasi.
Dengan demikian, kita perlu tahu bagaimana dunia keuangan saat ini
membuat penyesuaian untuk biaya historis sebelum normatif menentukan
perubahan dalam standar akuntansi.
Ketidakpuasan dengan Akuntansi Normatif
Ketidakpuasan terhadap standar perspektif adalah salah satu kritik
terhadap perubahan standar akuntansi, bahwa dalam praktik akuntansi dan
praktik audit yang tidak seluruhnya didasarkan pada identifikasi, pengamatan
empiris atau metode.
Perkembangan teori positif tidak dapat dilepaskan dari ketidakpuasan
terhadap teori normatif (Watt & Zimmerman,1986). Selanjutnya dinyatakan
bahwa dasar pemikiran untuk menganalisa teori akuntansi dalam pendekatan
normative terlalu sederhana dan tidak memberikan dasar teoritis yang kuat.
Terdapat tiga alasan mendasar terjadinya pergeseran pendekatan normatif
kepositif yaitu (Watt & Zimmerman,1986 ):
1) Ketidakmampuan pendekatan normatif dalam menguji teori
secara empiris, karenadidasarkan ‘pada premis atau asumsi yang salah
sehingga tidak dapat diuji keabsahannya secara empiris.
2) Pendekatan normatif lebih banyak berfokus pada kemakmuran investor
secara individual daripada kemakmuran masyarakat luas.
3) Pendekatan normatif tidak mendorong atau memungkinkan terjadinya
alokasi sumberdaya ekonomi secara optimal di pasar modal. Hal ini
mengingat bahwa dalam systemperekonomian yang mendasarkan pada
mekanisme pasar, informasi akuntansi dapatmenjadi alat pengendali
bagi masyarakat dalam mengalokasi sumber daya ekonomi secara
efisien.

2.3. RUANG LINGKUP TEORI AKUNTANSI POSITIF


Ruang lingkup dari teori akuntansi positif adalah untuk melihat
perkembangan teori akuntansi positif dalam 2 tahap, yaitu:
1) Tahap kronologis sebelumnya terlibat dalam akuntansi dan perilaku pasar
modal. Literatur dari tahap ini tidak menjelaskan praktik akuntansi.
Sebaliknya, itu menyelidiki hubungan antara pengumuman data
akuntansi dan reaksi harga saham. Studi-studi menunjukkan bahwa
laporan keuangan yang disusun sesuai dengan metode historical cost
tidak memberikan informasi yang digunakan oleh pasar modal dalam
penilaian saham tetapi, pada saat yang sama, akuntansi tidak memonopoli
informasi yang digunakan untuk mengaturnilai perusahaan. Artinya,
asumsi bahwa angka-angka akuntansi merupakan pendorong utama harga
saham tidak diamati dan ini mendukung argumen bahwa laporan
akuntansi terbaik yang mungkin dapat melayani fungsi kepengurusan.
Akhirnya, teori ekonomi keuangan, terutama hipotesis pasar yang efisien
dan aset modal model harga, dimasukkan ke dalam literatur ini.
2) Menjelaskan dan memprediksi aplikasi praktek akuntansi pada
perusahaan. Ada dua pusat fokus, yaitu:
Pertama, ada upaya untuk menjelaskan apakah perusahaan membuat
pilihan akuntansi tertentu untuk alasan perspektif oportunistik sering
dicap expost, karena mengasumsikan bahwa manajer lebih memilih
kebijakan akuntansi setelah fakta untuk memaksimalkan sudut pandang
sesuai ketertarikan manajer. Seperti untuk mentransfer kekayaan dari
claimholders lain untuk manajer. Perspektif oportunistik sering dicap
expost, karena mengasumsikan bahwa manajer memilih kebijakan
akuntansi setelah fakta untuk memaksimalkan diri mereka sendiri-bunga.
Perspektif kedua mengasumsikan bahwa perusahaan pilih
akuntansi praktek untuk alasan efisiensi, yaitu kebijakan akuntansi yang
diletakkan di tempat exante untuk mengurangi biaya kontrak antara
perusahaan dan claimholdersnya.
2.4. PENELITIAN PASAR MODAL DAN HIPOTESA EFISIENSI
PASAR
Ada 2 macam penelitian pasar modal yang secara khusus penting
terhadap teori akuntansi positif:
1) Pertama, penelitian mengenai penentuan dampak perilisan informasi
keuangan terhadap return saham. Data tahap ini tidak dijelaskan mengenai
praktek akuntansi melainkan hubungan antara Penelitian yang berusaha
menentukan pengaruh dikeluarkannya informasi keuangan terhadap share
return.
2) Kedua, Penelitian yang mempertimbangkan efek dari perubahan kebijakan
akuntansi terhadap harga saham.
Kebanyakan riset pada wilayah ini telah dilakukan dengan menguji
bentuk semistrong dari hipotesis pasar efisien (Efficient Markets Hypothesis
atau EMH). EMH memiliki implikasi yang signifikan untuk kedua aspek teori
akuntansi positif dan pengaturan standar akuntansi secara keseluruhan. Studi
peristiwa, studi asosiasi, dan pendekatan perilaku mekanistis adalah beberapa
contoh penelitian yang diuji hubungannya dalam pasar modal. Hipotesis pasar
efisien mengacu pada teori harga mikro ekonomi, yang karateristiknya adalah
menekankan pada penawaran dan permintaan indformasi pada pasar. Pada
pasar modal yang kompetitif, marginal cost informasi sama dengan marginal
revenuenya. Sebagian besar penelitian mengenai hal ini mengarah pada satu
paradigma ekonomi Efficient Markets Hypothesis (EMH).
EMH mengacu pada teori harga ekonomi mikro, yang ditandai dengan
emphasi pada penawaran dan permintaan, analisis keseimbangan dan
persaingan sempurna pasar modal, dalam kesetimbangan biaya marjinal
informasi sama dengan pendapatan marjinal. Dalam pasar modal yang
bersaing, biaya margin informasi sama dengan pendapatan Margin.
Definisi pasar efisien yang ‘menggambarkan sepenuhnya’ informasi
yang tersedia didasarkan atas asumsi:
1) Tidak ada biaya transaksi dalam perdagangan sekuritas
2) Informasi disediakan secara cuma-cuma bagi seluruh peserta pasar
3) Ada perjanjian mengenai dampak informasi saat ini terhadap harga
sekarang danpendistribusian harga pada masa yang akan datang
Implikasi dari asumsi tersebut adalah bahwa dalam pasar modal yang
efisien, informasi sepenuhnya diikut sertakan didalam harga saham ketika
diterbitkan. Dan terdapat 3 macam informasi, yaitu:
1. Weak Form, dimana harga sekuritas saat ini hanya mencerminkan harga
masa lalu. Yang artinya, investor tidak mengambil keuntungan dari
pencarian informasi berdasarkan cycles in prices (DOW theory), price
patterns, atau aturan lain seperti odd-lot behavior.
2. Semistrong Form, dimana harga sekuritas saat ini menunjukkan segala
informasi yang tersedia, selain dari harga masa lalu. Ini berarti bahwa
tidak ada strategi perdagangan yang menguntungkan yang tersedia untuk
menghasilkan keuntungan berlebih dari menganalisis data ekonomi,
politik, hukum, atau keuangan yang tersedia secara publik. Atau lebih
penting lagi dengan menyesuaikan laporan akuntansi untuk nilai wajar
yang tidak dilaporkan.
3. Strong Form, dimana harga sekuritas menunjukkan seluruh informasi
termasuk informasi yang tidak dipublikasikan; misalnya, informasi pribadi
hanya tersedia untuk manajer, direktur atau analis keuangan yang memiliki
akses ke informasi yang lebih privasi.
Bentuk informasi semistrong adalah yang paling sesuai dengan
penelitian akuntansi, karena informasi keuangan sebagai bagian dari
informasi yang tersedia.
Pasar efisiensi bukan berarti bahwa seluruh informasi keuangan telah
disajikan ‘secara benar’ atau‘secara tepat’ oleh si pengambil keputusan.
Melainkan menunjukkan bahwa manajer membuat keputusan manajemen
yang terbaik atau bahwa investor dapat memprediksi peristiwa masa depan
dengan tepat.
Pasar efisiensi dalam konteks EMH, secara sederhana berarti harga
sekuritas menggambarkan dampak keseluruhan atas semua informasi yang
relevan sehingga tidak bias dan membingungkan. Sementara EMH adalah
teori tentang mekanisme harga pada pasar sekuritas, Capital Market Research
(CMR) adalah penelitian empiris yang menggunakan metode statistik untuk
menguji hipotesis yang berkaitan dengan perilaku pasar modal. Kebanyakan
CMR menggunakan market model.
Harga saham dan imbal hasil dipengaruhi oleh peristiwa baik di seluruh
pasar dan perusahaan. Oleh karena itu, jika kita mencoba untuk meneliti dan
mengidentifikasi dampak dari informasi perusahaan seperti pelepasan
keuntungan yang diperoleh, pengembalian yang timbul dari informasi terkait
pasar umum (seperti keadaan ekonomi, inflasi, dll) harus dikendalikan
terlebih dahulu. Market Model memiliki beberapa asumsi yang harus dibuat
secara jelas, seperti:
1. Investor merupakan risk-averse;
2. Return didistribusikan secara normal dan para investor memilih portofolio
mereka sendiri;
3. Investor memiliki ekspektasi yang sama; dan
4. Pasar sudah sempurna (semua peserta adalah price takers, tidak ada biaya
transaksi, tidak ada pajak, dan ada ekspektasi rasional oleh investor).
2.5. DAMPAK LABA AKUNTANSI TERHADAP PENGUMUMAN
HARGA SAHAM
a) Direction
Studi dari Ball dan Brown merupakan dasar terbentuknya dari
akuntansi positif. Seperti yang telah disarankan, salah satu motivasi di
balik teori akuntansi positif adalah untuk menentukan isi informasi yang
dimiliki keuntungan akuntansi pada pasar saham.
Ball dan Brown menguji kegunaan dari angka keuntungan historical
cost untuk sebuah keputusan investasi. Dan mereka mengidentifikasi
'pengumuman dari keputusan investasi sebagai ‘favourable’ atau
‘unfavourable’. Pengumuman favourable dimana melaporkan profit yang
lebih besar dibanding yang diprediksi (seperti lebih besar dari profit
tahun lalu). Pengumuman unfavorable dimana melaporkan profit yang
lebih kecil dibanding tahun lalu.
b) Magnitude
Besaran (magnitude). Studi-studi yang baru saja didiskusikan
terkonsentrasi pada profit yang tak terduga dan abnormal return. Teori
yang mendasari pengujian ini yaitu bahwa apabila profit yang diumumkan
mengandung suatu informasi, maka besarnya abnormal return dapat
dikaitkan dengan besarnya profit yang tak terduga.
c) Information asymmetri and firm size
Isi informasi dari pengumuman laba yang tidak terduga dapat
berbanding terbalik dengan ukuran perusahaan. Itu berarti, semakin kecil
perusahaan, semakin banyak informasi yang terdapat dalam laporan
keuangan. Penelitian empiris menunjukkan profit yang diumumkan oleh
perusahaan yang kecil mempunyai dampak informasi yang lebih besar.
d) Magnitude of profit releases from other firms
Penelitian mengenai pasar modal lainnya telah meneliti bahwa tidak
hanya kecermatan menanggapi return perusahaan terhadap pengumuman
profit mereka, tapi juga return atas pengumuman profit perusahaan lain.
Penelitian transfer informasi ini didasarkan pada keyakinan bahwa profit
yang takterduga dalam satu perusahaan pada industri tertentu akan
berpindah melalui industri tersebut.
e) Volatility
Peneliti lain telah menggunakan ‘indexes’ alternatif atas informasi
yang terkandung dalam profit yang diumukan. Salah satunya abnormal
return. Teori yang mendasari yaitu jika pada profit yang diumumkan
mengandung suatu informasi, maka bisa diperkirakan perubahan harga
saham yang lebih besar pada saat tanggal pengumuman.
f) Association studies and Earning Response Coefficient (ERC)
Ada penelitian yang mengukur dampak perhitungan akuntansi
terhadap harga saham. Tujuannya untuk menguji dampak dari variabel
akuntansi dan informasi yang lebih luas yang menunjukkan return
sekuritas dalam jangka panjang.
Ada beberapa faktor ekonomi yang dapat mempengaruhi ERC, yaitu
sebagai berikut:
 Risiko dan ketidakpastian
Risiko yang besar berarti tingkat bunga yang dibayarkan besar pula
dimana mengurangi nilai sekarang dari perkiraan profit yang akan datang
dan juga ERC. Ketidakpastian mengenai operasional masa depan bisa
mempengaruhi manfaat ekonomis di masa yang akan datang atau tingkat
bunga.
 Audit Quality
Apabila besarnya ERC berfungsi bagi kredibilitas profit yang
diumumkan, dan jika proses audit eksternal bertujuan untuk menaikkan
kredibilitas profit, maka besarnya ERC berguna dalam kualitas audit.
Penelitian analitis menunjukkan ukuran perusahaan yang diaudit dan
kualitas auditnya memiliki hubungan positif.
 Industry
Hipotesis menyatakan industri dengan ketidakpastian outcome yang
besar akan memiliki ERC yang besar pula. Seperti halnya dengan ukuran
perusahaan, industri kelihatan tidak begitu penting, tapi bertindak sebagai
pelindung bagi faktor lain (seperti risiko).
 Interest Rates
Discount rate pada waktu tertentu merupakan hasil dari risk freerate
of return dan risk premium. Jika risk free rate of interest naik, kemudian
hal-hal lainnya tetap, maka nilai sekarang dari perkiraan profit menurun,
sehingga menghasilkan hubungan negatif antara tingkat bunga dan ERC.
 Financial Leverage
Penekanan terhadap leverage di analisa oleh Jeter dan Chaney yang
menemukan sebuah gabungan yang menolak antara leverage dan ERC.
Berikut ini adalah urutan teori teori lainnya. Pertama, teori ‘default’
dimana ERC mengkaitkan secara positif untuk faktor kegigihan profit dan
secara negatif mengkaitkan untuk resiko kegagalan perusahaan (tingkat
financial leverage). Kedua, teori ‘maximum debt’ menyebutkan saat
financial leverage meningkat, harga saham meningkat secara bersamaan
untuk 2 alasan.
Alasan pertama, pajak dapat mengurangi bunga dana pinjaman yang
menghasilkan suatu perlindungan pajak dimana meningkatkan tingkat
hutang perusahaan, karena itu weighted average biaya modal menurun.
Kedua, mengkaitkan kepada penyampaian leverage perusahaan secara
positif. Kesediaan manajer untuk meningkatkan financial leverage adalah
sebuah ungkapan keyakinan manajer dimasa depan dan percaya
perusahaan akan menghasilkan dana yang melebihi adjusted weighted
average biaya modal. Terakhir, pendekatan ‘optimal leverage’
mengasumsikan suatu posisi terbaik financial leverage untuk setiap
perusahaan.
Pendekatan optimal leverage memprediksi arah perubahan harga
saham adalahsyarat pada financial leverage perusahaan yang relative untuk
sesuai. Jika perusahaan di atas hipotesis yang sesuai untuk tingkat hutang,
ERC lebih rendah. Sebaliknya, jika perusahaan di bawah leverage yang
sesuai, ERC lebih tinggi.
 Firm Growth
Kesempatan bertumbuh akan menunjukkan ERC yang lebih tinggi.
Kesempatan bertumbuh termasuk rancangan yang ada atau kesempatan
investasi di dalam suatu projek yang mengharapkan yield tingkat
pengembalian melebihi resiko yang sebanding dengan tingkat
pengembalian sepadan dengan resiko sistematik rancangan arus kas.
 Permanent & temporary profits
Jika besar kecilnya nilai profit yang tidak terduga diharapkan
berlangsung lama, besar kecilnya abnormal return akan seperti yang
diharapkan. Oleh karena itu, hubungan positif antara perbaikan ukuran
untuk ‘permanen’ profit dan ERC yang diharapkan.
 Non-Linear Modelling
Satu kritikan pada penelitian ERC adalah kejelasan kekuatan profit
untuk harga lebih rendah (jenis R-Square di bawah 10%). Sebelumnya,
pembelajaran ERC menyetujui teknik statistic linear untuk mengestimasi
ERC, tetapi beberapa penelitian saat ini memiliki teknik non-linear.
Hubungan non-linear pada nilai absolute profit tidak terduga yaitu
berkorelasi negative dengan kekuatan profit. Pengetahuan tentang
hubungan ini penting,karena teori valuasi meramalkan analisa dan investor
harus menempatkan dampak terbaik pada peramalan kekuatan profit yang
tinggi dibandingkan kekuatan profit yang rendah.

 Disaggregating profits
Enam komponen profit seperti gross profit, general dan
administrative expense, depreciation expense, interest expense, income tax
dan other item sudah diteliti dengan keadaan regresi abnormal return pada
perubahan tidak terduga pada komponen. Pendekatan alternatif lainnya
untuk disagregat accounting profit memisahkan profit ke dalam cash flow
dan komponen akrual.
 Cash Flow
Bowen, Burgstahler dan Daley menyebutkan bahwa cash flow harus
ditambahkan sebagai penambahan variabel penjelas untuk harga, karena
profit dan cash yang individu dan penambahan yang penting atau kedua-
duanya bersifat individu yang penting tetapi kedua-duanya bukan
penambahan yang penting, atau masing-masing bersifat individu yang
penting tetapi satu sedikit lebih penting dan mendominasi.
 Balance sheet and balance sheet components
Kombinasi neraca dan profit serta penyesuaian terhadap kondisi
makro ekonomi menambah kuatnya harga saham. Model ini menjadi dasar
dalam menentukan harga dan nilai intrinsik.

2.6. STRATEGI PERDAGANGAN


1) Post-announcement drift
Dalam sebagian besar penelitian informasi akuntansi berupa angka,
efisiensi pasar modal telah diasumsikan atau uji efisiensi berhubungan
dengan apakah angka-angka akuntansi yang terkait memiliki konsekuensi
terhadap arus kas. Namun, beberapa peneliti mempertanyakan asumsi ini.
Dua temuan yang awalnya mempertanyakan efisiensi pasar modal adalah
kehadiran drift pasca-pengumuman yang telah didokumentasikan
dalam sejumlah studi, termasuk penelitian Ball dan Brown, dan Ou dan
Penman tentang aturan perdagangan dimana abnormal return bisa
didapatkan dengan perdagangan informasi akuntansi yang sudah umum.
Drift pasca-pengumuman muncul dimana abnormal return muncul setelah
pengumuman laba, sehingga kandungan informasi pengumuman laba tidak
sepenuhnya dimasukkan ke dalam harga saham pada tanggal
pengumuman. Sebuah fraksi besar arus terjadi pada tanggal pengumuman
laba dan arus berikutnya konsisten memiliki tanda yang
diperkirakan untuk keuntungan portofolio ekstrim.
Penelitian Ou dan Penman's memeriksa apakah laporan informasi
akuntansi keuangan tahun berjalan dapat digunakan untuk meramalkan
tanda perubahan laba tahun berikutnya cukup untuk mengaktifkan
abnormal return positif. Bukti juga menunjukkan bahwa pasar
gagal untuk mengenali manipulasi laba. Ada juga banyak
penelitian yang menunjukkan bahwa analiskeuangan tertipu oleh
angka-angka keuntungan dan optimis dalam perkiraan mereka.
2) Winner-lossers and overconfidence
Efek winner / loser adalah sebuah contoh anomali asosiasi jangka
panjang. Efek ini menghasilkan sebuah strategi perdagangan. Saham yang
menghasilkan pengembalian positif (winner) atau pengembalian negatif
(loser) diurutkan berdasarkan kinerja 3 tahun terakhir dan penempatan
dalam portofolio. Terlalu percaya tentang informasi yang tertutup juga
menyebabkan investor mengecilkan pentingnya informasi yang
disebarluaskan ke publik. Lebih lanjut, dalam pembentukkan harapan,
investor berhipotesis yaitu memberikan banyak bobot untuk kinerja profit
perusahaan sebelumnya dan sedikit sekali menyadari fakta bahwa kinerja
yang akan datang cenderung tidak sama seperti sebelumnya. Disini juga
dipercaya bahwa pasar bereaksi perlahan pada saat dan di dalam
penggabungan informasi baru.
3) Mechanistic or behavioural effect
Dua hipotesis yang telah dibentuk:
a) Mekanisme reaksi pasar untuk mengubah urutan akuntansi, tanpa
memperhatikan apakah mereka cosmetic atau apakah mereka
memiliki implikasi arus kas, seperti pasar secara sistematis tertipu
oleh perubahan akuntansi yang meningkatkan atau menurunkan profit
(hipotesis ‘mechanistic’)
b) Pasar menolak perubahan akuntansi yang tidak memiliki konsekuensi
arus kas, yaitupasar tidak bereaksi terhadap perubahan akuntansi
selain dari peningkatan nilai sekarang dari tax saving atau efek efek
lainnya dari arus kas perusahaan.(hipotesis ‘no-effects’ turunan dari
EMH)
Pengujian untuk kedua hipotesis ini mempertimbangkan perilaku
tingkat pengembalianabnormal dan waktu ber ubahnya kebijakan
akuntansi. Catatan untuk hipotesis ‘no-effect’, harus bersifat abnormal
return ketika terjadi ‘cosmetic change’ dalam kebijakan akuntansi, karena
tidak ada efek pada arus kas.
4) Manipulating accounting numbers
Perhitungan income dengan GAAP ramai diberitakan tidak
sempurna dalam mengukur ‘economic income’ atau ‘fundamental value’.
Ini karena standar akuntansi tidak tepat menjelaskan atau konsisten di
seluruh dunia; dampak terhadap akuntan yaitu subjektif dan budaya
interpretasi dengan estimasi mereka, serta pengaturan dan manipulasi
laporan keuangan sangat banyak. Dalam perspektif oportunistik,
kecurangan merupakan jenis manajemen laba yan gpaling ekstrim dan
digunakan oleh manajer untuk membohongi pengguna laporan keuangan.
5) Detecting the quality and probability of accounting management
Kita dapat menggunakan reaksi harga pasar sebagai indikasi
kualitas. Namun, penelitian oleh Sloandan lainnya menunjukkan pasar
tidak memiliki pemahaman akrual yang sophisticated dan karenanya
muncul reaksi yang berlebih untuk peningkatan akrual income positif.
Reaksi analis–analis keuangan dapat juga digunakan untuk menaksir
kualitas karena keahlian mereka. Namun, penelitian ini menyatakan bahwa
analis dapat bersifat bias dan berfokus pada faktor industri yang spesifik
daripada variabel perusahaan yang spesifik. Laporan dan opini auditor
juga dapat sebagai proxy atas kualitas tapi hal inidiperdebatkan karena
belum tentu auditor tersebut benar-benar independen.
2.7. MASALAH YANG DIHADAPI AUDITOR
Bukti empiris yang dibahas dalam bab ini menunjukkan bahwa laba
akuntansi memiliki kandungan informasi (harga saham), dan reaksi pasar
terhadap akrual cenderung menjadi bias karena investor tidak muncul untuk
sepenuhnya menghargai sifat pembalikan dari akrual. Ada beberapa bukti
hubungan antara audit dan biaya modal.
Banyak penelitian meneliti hubungan antara pilihan auditor dan biaya
modal ditinjau dalam babini) dan permintaan untuk kualitas audit (ditinjau
dalam bab 11) menghadapi masalah metodologis yang sama. Para peneliti
tidak dapat melakukan percobaan terkontrol untuk membuktikan hubungan
kausal antara pilihan auditor dan biaya modal. Bukti dari data arsip klien
yang menggunakan auditor lebih besar cenderung memiliki biaya modal yang
lebih rendah dapat dijelaskan dalam tiga cara berbeda:
1) Investor menilai baik kualitas pekerjaan audit dan atau perlindungan
asuransi yang disediakan oleh auditor besar, dan membayar lebih untuk
saham atau biaya bunga yang lebih rendah.
2) Perusahaan dianggap sebagai investasi yang baik karena alasan lain, dan
manfaat ekonomi dari biaya modal yang lebih rendah memungkinkan
manajer untuk membayar biaya lebih tinggi dibebankan oleh auditor
besar. Dalam hal ini biaya modal menyebabkan auditor pilihan.
3) Pemilihan auditor dan biaya modal bisa baik disebabkan oleh faktor lain,
seperti kualitas manajemen perusahaan atau peluang investasi.
BAB III
MANAJEMEN LABA
3.1. PENGERTIAN MANAJEMEN LABA
Copeland (1968 :10) dalam Utami (2005) mendefinisikan manajemen
laba sebagai, “some ability to increase or decrease reported net income at
will”. Ini berarti bahwa manajemen laba mencakup usaha manajemen untuk
memaksimumkan atau meminimumkan laba, termasuk perataan laba sesuai
dengan keinginan manajer.
Healy dan Wahlen (1999) mendefinisikan bahwa manajemen laba
terjadi ketika manajer menggunakan judgment-nya dalam pelaporan keuangan
dan dalam transaksi merubah laporan keuangan untuk menyesatkan beberapa
stakeholder tentang kinerja ekonomi perusahaan atau, untuk mempengaruhi
hasil kontraktual yang tergantung pada angka-angka akuntansi yang
dilaporkan. Terdapat beberapa aspek bahasan yang terkandung dalam definisi
tersebut antara lain:
a. Terdapat beberapa cara yang mana manajer dapat menggunakan
judgment-nya untuk mempengaruhi laporan keuangan.
Contoh : judgment diperlukan untuk mengestimasi sejumlah peristiwa
ekonomi yang terefleksikan dalam laporan keuangan, seperti masa
manfaat dan nilai sisa dari aset jangka panjang, kerugian dari bad debts
dan lainnya. Manajer juga harus memilih diantara metode akuntansi
untuk pelaporan transaksi ekonomi yang sama, seperti metode
penyusutan dipercepat atau garis lurus atau metode persediaan FIFO,
LIFO, atau rata-rata tertimbang. Selain itu, manajer juga harus membuat
judgement dalam pengelolaan modal kerja (seperti tingkat persediaan,
waktu pengiriman atau pembelian persediaan dan kebijakan piutang)
yang mempengaruhi alokasi biaya dan laba bersih. Manajer juga harus
memilih untuk membuat atau menunda discretionary expenditures,
seperti research and development (R&D), iklan, atau pemeliharaan.
Akhirnya, manajer harus memutuskan bagaimana melakukan
strukturisasi transaksi perusahaan. Sebagai contoh, kontrak sewa guna
usaha dapat distruktur sehingga kewajiban sewa guna usaha adalah on
balance sheet atau off balance sheet.
b. Menunjukkan bahwa tujuan manajemen laba adalah untuk menyesatkan
stakeholder tentang kinerja ekonomi perusahaan. Hal ini dapat terjadi
jika manajer tidak yakin bahwa stakeholder dapat membatalkan
manajemen laba dan manajer mempunyai akses ke informasi yang tidak
tersedia bagi stakeholder. Manajer dapat juga menggunakan judgement
untuk membuat laporan keuangan lebih informatif bagi pemakai. Hal ini
dapat terjadi jika, sebagai contoh pilihan atau estimasi metode akuntansi
tertentu dirasakan mahal dan karena itu merupakan sinyal yang kredibel
dari kinerja keuangan perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan
menggunakan judgement akuntansi tertentu untuk melaporkan laba yang
lebih rendah sebagai sinyal bahwa perusahaan mempunyai prospek masa
depan yang kuat.

Faktor-faktor pendorong manajemen laba:


Dalam Positif Accounting Theory terdapat tiga faktor pendorong yang
melatarbelakangi terjadinya manajemen laba (Watt dan Zimmerman, 1986),
yaitu:
1. Bonus Plan Hypothesis
Manajemen akan memilih metode akuntansi yang memaksimalkan
utilitasnya yaitu bonus yang tinggi. Manajer perusahaan yang memberikan
bonus besar berdasarkan laba lebih banyak menggunakan metode akuntansi
yang meningkatkan laba yang dilaporkan.
2. Debt Covenant Hypothesis
Manajer perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian kredit
cenderung memilih metode akuntansi yang memiliki dampak meningkatkan
laba (Sweeney, 1994 dalam Rahmawati dkk, (2006). Hal ini untuk menjaga
reputasi mereka dalam pandangan pihak eksternal.
3. Political Cost Hypothesis
Semakin besar perusahaan, semakin besar pula kemungkinan perusahaan
tersebut memilih metode akuntansi yang menurunkan laba. Hal tersebut
dikarenakan dengan laba yang tinggi pemerintah akan segera mengambil
tindakan, misalnya: mengenakan peraturan antitrust, menaikkan pajak
pendapatan perusahaan, dan lain-lain.

3.2. BUSINESS STRATEGY, MARKET COMPETITION AND


EARNINGS MANAGEMENT
Peng Wu, Lei Gao, dan Tingting Gu dalam penelitiannya “Business
strategy, Market Competition and Earning Management, evidence from
China” menyelidiki dampak strategi bisnis pada manajemen laba
menggunakan sampel perusahaan Cina yang terdaftar di A-share dari
industri manufaktur dari 2010 hingga 2012.
Berdasarkan tipologi strategi Porter (1980), strategi bisnis dibagi menjadi
dua kategori umum: kepemimpinan biaya dan diferensiasi, dan
menggunakan data real manipulasi laba ke proxy untuk manajemen laba.
Kemudian hasil yang didapatkan yaitu:
1. Hubungan antara strategi bisnis dan manajemen laba;
 Strategi cost leader berhubungan positif dengan manajemen
laba, menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan yang
menggunakan strategi cost leader cenderung memiliki tingkat
manajemen labayang lebih tinggi.
 Strategi diferensiasi berhubungan negatif dengan manajemen
laba, menunjukkan bahwa differensiator cenderung tidak terlibat
dengan manajemen laba.
Temuan ini menunjukkan bahwa cost leader berada di bawah tekanan
lebih untuk mencapai target laba. Ketika cara biasa meningkatkan
penghasilan melalui bisnis operasi mulai habis, perusahaan mungkin
mencari peluang lain seperti terlibat manajemen laba untuk mencapai
tujuan tersebut.
Untuk memperhatikan kualitas Laba perusahaan, maka regulator harus
mencari solusi untuk mengurangi motivasi cost leader untuk melakukan
manajemen laba yaitu antara lain:
a. penyesuaian perlakuan khusus dan / atau aturan delisting;
b. menetapkan aturan tentang pencegahan persaingan harga atau
kompetisi biaya seperti itu untuk mengurangi tekanan dan peluang
bagi para pemimpin biaya untuk memanipulasi pendapatan mereka
2. Dampak dari interaksi antara strategi bisnis dan persaingan pasar pada
perusahaan yang melakukan manajemen laba .
 tingkat penghasilan manajemen cost leader semakin memburuk
ketika persaingan pasar meningkat;
 tingkat pengahasilan manajemen differensiasi laba tidak signifikan
dipengaruhi oleh peningkatan persaingan pasar.
Penemuan ini menunjukkan bahwa persaingan pasar tidak menghambat
tetapi malah meningkatkan manajemen laba perusahaan. Situasi seperti
ini terutama berlaku ketika perusahaan adalah cost leader. Untuk
mencegah manajemen laba, pemerintah juga dapat mempertimbangkan
untuk memperkuat peraturan perundang-undangannya untuk mengatur
kompetisi industry
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. KESIMPULAN
a. Tujuan dari Teori akuntansi positif adalah untuk menjelaskan dan
memprediksi penerapan praktek-praktek akuntansi. Selain itu juga
menjelaskan bagaimana dan mengapa pasar modal bereaksi terhadap
Laporan Keuangan dengan disertai bukti-bukti empiris yang kuat.
Sebaliknya, Teori Normatif seringkali memperdebatkan perubahan
metode akuntansi tanpa mengedepankan bukti-bukti empiris.
b. Keunggulan akuntansi positif yaitu mengatasi kelemahan standar
prescriptive yang dilandasi dari observasi empiris. Dalam ‘capital
market research’ peneliti berusaha memahami hubungan antara
informasi akuntansi, manajer, perusahaan dan pasar;
c. Ada 2 macam penelitian pasar modal yang secara khusus penting
terhadap teori akuntansi positif : i) penelitian mengenai penentuan
dampak perilisan informasi keuangan terhadap return saham, ii)
Penelitian yang mempertimbangkan efek dari perubahan kebijakan
akuntansi terhadap harga saham
d. Berdasarkan bukti empiris ternyata pasar dapat dipengaruhi data
akuntansi seperti Perubahan informasi setelah pengumuman, ‘trading
rules’ dari informasi laporan keuangan, perubahan teknik akuntansi,
accruals level, Winner-losser strategies dan sikap optimis para analis
keuangan Pasar;
e. Beberapa masalah bagi auditor adalah : (1) Berdasarkan bukti empiris,
laba akuntansi mengandung informasi (harga saham), (2) Reaksi pasar
terhadap akrual cenderung bias, (3) Berdasarkan bukti empiris terdapat
keterkaitan antara biaya modal dengan kualitas audit
4.2. SARAN
Untuk pembaca dapat membaca referensi dari berbagai buku dan jurnal
ilmiah sehingga mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai riset pasar
modal dan dapat mengembangkan isi dari penulisan ini.
DAFTAR PUSTAKA

Jayne Godfrey, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, Scott Holmes
Accounting Theory, 7th Edition, John Wiley & Sons Publisher.2010.
Diakses tanggal 2 April 2018 pukul 18:57.

Peng Wu, Lei Gao, dan Tingting Gu, “Business strategy, Market Competition
and Earning Management, evidence from China”, 2012.

Anda mungkin juga menyukai