Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya yang telah
memberikan kekuatan kepada peneliti untuk dapat menyelesaikan tugas makalah dengan
Dengan terselesaikannya tugas makalah ini, peneliti mengucapkan terima kasih kepada
berbagai pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam pembuatan tugas
1. Bapak Prof. Dr. Anwar Sanusi, S.E., M.Si selaku Rektor Universitas Merdeka Malang.
2. Ibu Prof. Dr. Grahita Chandrarin, M.Si., Ak., CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
3. Ibu Dr. Diana Zuhroh, Dra. M.Si., Ak., CA selaku Ketua Program Studi Akuntansi.
4. Ibu Dr. Prihat Assih, S.E., M.Si., Ak., CA., CSRS selaku Dosen Pengampu Mata
5. Ibu Dr. Dyah Ani Pangestu, S.E., MS selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Teori
Akuntansi.
7. Pihak-pihak lain.
Peneliti menyadari bahwa pembuatan tugas makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan oleh peneliti demi tercapainya
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
BAB IV PENUTUP...........................................................................................................10
4.1 Simpulan................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Terjadi pergeseran penelitian kembali kearah metode positif atau empiris selama kurun
waktu 1970-an, setelah sebelumnya merupakan masa keemasan akuntansi normatif yang
terjadi diantara tahun 1950 dan 1960-an (Aida, 2007). Pendukung aliran positif menganggap
dirinya adalah seorang pengamat yang netral, obyektif dan tidak dipengaruhi oleh nilai
Aliran ini pada awalnya dikenalkan oleh akademisi di University of Chicago dan
dan New York (Rasyid, 1997). Positive Accounting Theory dimaksudkan untuk menjelaskan
dan memprediksi konsekuensi yang terjadi jika manajemen perusahaan menentukan pilihan
tertentu. Penjelasan dan prediksi dalam Teori Akuntansi Positif (TAP) didasarkan pada
proses kontrak atau hubungan keagenan antara manajemen perusahaan dengan kelompok lain
seperti investor, kreditor, auditor, pihak pengelola pasar modal dan institusi pemerintah
TAP lebih bersifat deskriptif bukan preskriptif, sehingga berbeda dengan teori normatif
kepentingan perusahaan, sebaliknya TAP didasarkan pada premis bahwa individu selalu
bertindak atas dasar motivasi pribadi (self-seeking motives) dan berusaha memaksimukan
keuangan seharusnya didasarkan pada metoda pengukuran dalam sebuah literatur akuntansi,
1
2
teori normatif sering dinamakan teori a priori yakni merupakan sebab akibat atau bersifat
Argumen kritis utama Watss & Zimmerman (1986) terhadap teori normatif adalah teori
tersebut didasarkan pada pertimbangan nilai (value Judgement). Sedangkan menurut Watss &
pertimbangan nilai dan menekankan pada kebutuhan dan pendekatan baru. Hal ini dapat
dilihat dalam pernyataan mereka sebagai berikut : tujuan teori akuntansi positif adalah untuk
Pendekatan positif atau empiris berkaitan dengan usaha menguji atau menghipotesiskan
sebuah teori dengan pengalaman atau fakta-fakta dunia nyata. Penelitian akuntansi positif
difokuskan pada penggujian empiris terhadap asumsi-asumsi yang dibuat oleh teoritisi
akuntansi normatif (Aida, 2007). Penelitian positif memberikan sumbangan yang berarti bagi
pengembangan akuntansi. TAP menurut Watss & Zimmerman (1990) telah memberikan
5. Mendorong riset akuntansi yang relevan dengan menekankan prediksi dan penjelasan
Argumen utamanya: (1) keunggulan teori akuntansi positif telah menjadi suatu perangkat
substansial dalam literatur akuntansi; (2) terdapat kesulitan permasalahan logika ketika
bahasa teoritikal TAP diterjemahkan ke dalam bahasa empiris penelitian TAP; dan (3) TAP
Boland & Gordon (1992) bertujuan untuk memberikan penilaian dan argumen kritis
terhadap Watts & Zimmerman (1979) berkaitan dengan masalah metoda dan isu filsafat ilmu.
Argumen kritis terhadap metoda meliputi: (1) mengembangkan model eksplisit mengenai
situasi cost; (2) mengasumsikan bahwa pelaku ekonomi adalah maximizer; dan (3)
memasukkan data yang sesuai ke dalam model dan menentukan fit dengan model data.
BAB II
LANDASAN TEORI
Perkembangan teori akuntansi positif tidak dapat dilepaskan dari ketidakpuasan terhadap
teori normatif (Watts & Zimmerman, 1986). Selanjutnya dinyatakan bahwa dasar pemikiran
untuk menganalisis teori akuntansi dalam pendekatan normatif terlalu sederhana dan tidak
memberikan dasar teoritis yang kuat. Terdapat tiga alasan mendasar terjadinya pergeseran
didasarkan pada premis atau asumsi yang salah sehingga tidak dapat diuji
daya ekonomi secara optimal di pasar modal. Hal ini mengingat bahwa dalam sistem
menjadi alat pengendali bagi masyarakat dalam mengalokasi sumber daya ekonomi
secara efisien.
Menurut Watt & Zimmerman (1986) tujuan teori akuntansi adalah untuk menjelaskan
suatu praktik dilakukan. Misalnya teori harus menjelaskan mengapa suatu praktik dilakukan,
sebagai contoh teori harus menjelaskan mengapa banyak perusahaan lebih menyukai
menggunakan metode FIFO dibanding LIFO, sedangkan prediksi (prediction) berarti teori
harus mampu memprediksi berbagai fenomena praktik akuntansi yang belum dijalankan.
4
5
Fenomena yang belum dijalankan tidak selalu fenomena yang akan datang, bisa fenomena
yang telah terjadi tetapi belum ada bukti secara empiris untuk menjelaskan fenoeman
tersebut. Sebagai contoh teori akuntansi dapat menyediakan hipotesis tentang atribut
perusahaan yang menggunakan metode FIFO dengan yang menggunakan metode LIFO,
sehingga dapat diuji penggunaan data historis pada perusahaan yang menggunakan dua
(logical relationship) antara variabel atau perilaku variabel-variabel alam atau sosial yang
fenomena tersebut.
Teori berisi seperangkat hipotesis yang disusun melalui pemikiran logis dan metodologi
ilmiah baik secara deduktif maupun induktif dan diuji melalui penelitian ilmiah dan empiris.
Bila penelitian empiris dapat membuktikan validitas suatu teori, maka dikatakan bahwa teori
tersebut telah diverifikasi. Teori diperlukan karena teori tersebut dapat digunakan untuk
memprediksi (to predict) berbagai fenomena sosial tertentu yang diharapkan akan terjadi.
dipenuhi, maka besar harapan (kemungkinan) bahwa gejala sosial tertentu akan terjadi, tetapi
ini tidak berarti bahwa teori tersebut menyebabkan fenomena yang diprediksi tersebut terjadi.
Dengan mendasarkan pada pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa teori terdiri dari
metode ilmiah tertentu. Hipotesis tersebut akan menjadi sumber acuan untuk menjelaskan dan
Hipotesis dalam teori akuntansi positif yang dirumuskan oleh Watts & Zimmerman
motivasi rencana bonus akan lebih memungkinkan untuk memilih prosedur akuntansi
6
yang dapat menggantikan laporan laba untuk periode mendatang ke periode sekarang
atau dikenal dengan income smoothing. Dengan hipotesis tersebut apabila manajemen
perusaaan dalam sistem penggajiannya sangat tergantung pada bonus, maka akan
mempunyai rasio leverage (debt/equity) yang besar akan lebih suka memilih prosedur
akuntansi yang dapat menggantikan laporan laba untuk periode mendatang ke periode
laba untuk periode mendatang ke periode sekarang maka perusahaan akan mempunyai
rasio leverage yang kecil, sehingga menurunkan kemungkinan default technic. Seperti
atau mempertahankan rasio utang atas modal, modal kerja, ekuitas pemegang saham,
selama masa perjanjian, jika perjanjian tersebut dilanggar perjanjian utang mungkin
3. Hipotesis biaya proses politik (politic process hypothesis), semakin besar biaya politik
STUDI KASUS
Teori akuntansi positif sering dikaitkan dengan perilaku manajemen perusahaan, hal ini
disebabkan karena teori akuntansi positif dapat memberikan pedoman kepada manajemen
(Usmar, 2018). Salah satu hal yang paling sering dibicarakan dalam teori akuntansi positif
Laporan keuangan merupakan salah satu produk yang dihasilkan oleh manajemen
peranan penting dalam hubungan agensi antara manajemen perusahaan dengan pemegang
saham. Dalam teori akuntansi positif, manajemen perusahaan tidak diatur untuk
bagi perusahaannya, tentu saja dapat menimbulkan dua kemungkinan, yaitu: (1)
untuk kepentingan dirinya sendiri; dan (2) efficient contracting behavior, perilaku
(1) plan bonus hypotesis; (2) debt coventant hypotesis; dan (3) political cost hypotesis (Watts
7
8
oleh bonus yang akan diberikan. Dengan kata lain, apabila bonus yang diberikan berdasarkan
laba yang dihasilkan oleh perusahaan, maka manajemen perusahaan cenderung akan
melakukan praktik creative accounting, yaitu dengan meningkatkan laba atau mengurangi
leverage yang tinggi, maka manajemen perusahaan akan memilih kebijakan akuntansi yang
melakukan strategi tersebut, maka perusahaan dapat menurunkan rasio leverage dan terhindar
Hipotesis biaya politik menyatakan bahwa apabila perusahaan memiliki laba yang tinggi,
maka akan menarik perhatian dari para regulator atau pemerintah, yakni dengan
mengeluarkan peraturan baru yang berkaitan dengan pajak atau peraturan lainnya. Alhasil,
dengan memindahkan pengakuan laba periode berjalan ke periode mendatang (Pratiwi &
Septiani, 2015).
Teori akuntansi positif menyatakan bahwa dalam memilih kebijakan akuntansi untuk
meminimalkan biaya-biaya kontrak, seperti biaya negosiasi, biaya kinerja kontrak, dan biaya
renegosiasi. Selain itu, teori akuntansi positif menganggap bahwa manajemen perusahaan
adalah seorang yang rasional, atau dengan kata lain manajemen perusahaan akan memilih
kebijakan akuntansi yang menurut mereka baik. Akan tetapi, pada beberapa kasus, penerapan
teori akuntansi positif cenderung menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Hal ini disebabkan
oleh perilaku manajemen perusahaan yang diduga melakukan praktik creative accounting
Kasus creative accounting yang baru ini terjadi adalah kasus PT Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk yang diduga melakukan penggelembungan dana sebesar Rp 4 triliun pada laporan
keuangan tahun 2017. Alhasil, laporan keuangan tahun 2017 disajikan ulang pada tahun
2020, termasuk laporan keuangan tahun 2018 dan 2019. Pada laporan keuangan restatement
menunjukkan bahwa perusahaan rugi bersih Rp 5,23 triliun sepanjang tahun 2017, atau lebih
besar Rp 4,68 triliun dari laporan keuangan sebelumnya yang hanya rugi sebesar Rp 551,9
miliar. Hal ini membenarkan adanya praktik manajemen laba, yakni dengan cara menaikkan
laba yang dilaporkan, sehingga rugi yang dialami oleh perusahaan terlihat lebih kecil. Tujuan
manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen perusahaan PT Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbk adalah untuk menjaga nilai saham di mata para stakeholders, akan tetapi yang terjadi
justru sebaliknya sehingga Bursa Efek Indonesia (BEI) menangguhkan saham PT Tiga Pilar
Sejahtera Food Tbk untuk melindungi para investor dari kerugian yang lebih besar (Kusuma
Ada beberapa kemungkinan mengapa teori akuntansi positif masih diterapkan oleh para
manajemen perusahaan dalam membuat kebijakan akuntansi, yaitu: (1) regulator flexibility;
(2) belum lengkapnya peraturan standar akuntansi; (3) manajemen perusahaan telah
mempertimbangkan suatu kebijakan; (4) transaksi yang dapat diatur sedemikian rupa; dan (5)
PENUTUP
4.1 Simpulan
Pendukung aliran positif mengganggap dirinya sebagai seorang pengamat yang netral,
obyektif dan tidak dipengaruhi oleh nilai berkaitan dengan fenomena akuntansi yang diamati.
Teori akuntansi positif merupakan efek dari ketidakpuasan terhadap teori normatif yang lebih
banyak berfokus pada kemakmuran investor secara individu daripada kemakmuran secara
luas. Pendekatan positif atau empiris berkaitan dengan usaha menguji atau menghipotesiskan
Teori akuntansi positif mulai berkembang sekitar tahun 1960-an yang dipelopori oleh
Watt & Zimmerman memfokuskan pada pendekatan ekonomi dan perilaku dengan
munculnya hipotesis pasar efisien dan teori agensi. Terdapat tiga alasan mendasar terjadinya
Teori akuntansi positif berisi seperangkat hipotesis yang disusun melalui pemikiran logis
dan metodologi ilmiah baik secara deduktif maupun induktif dan diuji melalui penelitian
ilmiah dan empiris. Dengan hipotesis tersebut digunakan oleh Watt & Zimmerman (1986)
10
11
umumnya bertujuan untuk meminimalkan biaya-biaya kontrak, seperti biaya negosiasi, biaya
Accounting Research.
Kusuma, I., & Mertha, I. (2021). Manajemen Laba Dan Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada
Pratiwi, I. & Septiani, A. (2015). Analisis Pengaruh Sensitivitas Politik Terhadap Biaya
Perusahaan Manufaktur Yang Tercatat Di BEI. Prosiding Seminar Nasional Dan Call
Watts, R. & Zimmerman, J. (1979). The Demand For And Supply Of Accounting Theory:The
Watts, R. & Zimmerman, J. (1990). Positive Accounting Theory:A Ten Year Perspective.
And Society.
12