Anda di halaman 1dari 9

1.

Perkembangan teori akuntansi dapat dikelompokkan ke dalam teori akuntansi


tradisional dan teori akuntansi positif. Jelaskan dengan argumen yang
mendukung!

teori akuntansi tradisional disebut juga teori preskriptif, Teori akuntansi tradisional
merupakan teori akuntansi yang berkembang sebelum tahun 1970-an , tori ini mencoba
u n t u k m e m b e n a r k a n t e n t a n g a p a ya n g s e h a r u s n ya d i p r a k t e k k a n , Disini
akuntansi dianggap sebagai norma peraturanyang harus diikuti tidak peduli apakah berlaku
atau dipraktekkan sekarang atau tidak. Watts dan Zimmerman (1986) teori normatif berusaha
menjelaskan informasi apa yang seharusnya dikomunikasikan kepada para pemakai informasi
akuntansi dan bagaimana akuntansi tersebut akan disajikan. Sedangkan menurut Menurut
Nelson (1973)dalam literature akuntansi teori normative sering dinamakan teori apriori
(artinya darisebab ke akibat atau bersifat deduktif). Alasannya teori normative bukan
dihasilkandari penelitian empiris, tetapi dihasilkan dari kegiatan “ semi-research”. Teori
normativehanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana akuntansi seharusnya
dipraktekkantanpa menguji hipotesis tersebut. Pada awal rkembangannya, teori akuntansi
normative belum menggunakan pendekatan investigasi, dan cenderung disusun untuk
menghasilkan postulat akuntansi
. Teori akuntansi tradisional adalah normatif, oleh karenanya disebut non-scientific (Watts
dan Zimmerman, 1979, 1986). Teori akuntansi tradisional menggunakan pendekatan kos
historis (historical cost), sehingga dapat menghasilkan informasi yang andal (reliable),
meskipun tidak serelevan dengan pendekatan penilaian yang didasarkan pada nilai sekarang
(present value). Pendekatan tradisional mempunyai ciri yaitu tidak adanya proses pembuktian
atau konfirmasi yang teliti dalam upaya untuk mengembangkan teori akuntansi.

Teori akuntansi positif pertamakali diusulkan oleh Watts dan Zimmerman pada tahun 1978
dan 1979 dalam artikelnya (mendapat Awards dari AICPA karena dianggap mempunyai
kontribusi yang berarti terhadap perkembangan teori akuntansi). Dengankata lain,
Positive Accounting Theory (PAT) dimaksudkan untuk menjelaskan danmemprediksi
konsekuensi yang terjadi jika manajer menentukan pilihan tertentu. Penjelasan dan prediksi
dalam PAT didasarkan pada proses kontrak (
contracting process
)atau hubungan keagenan (
agency relationship
) antara manajer dengan kelompok lainseperti investor, kreditor, auditor, pihak pengelola
pasar modal dan institusi pemerintah(Watts dan Zimmerman, 1986)
cott (2009:284-294) menjelaskan bahwa teori akuntansi positif adalah berkenaandengan
prediksi beberapa perusahaan akan merespon pengajuan standar akuntansi yang baru.Dari
pengertian di atas, teori akuntansi positif bertujuan untuk menjelaskan dan
memprediksi praktik akuntansi.
Pendekatan positif atau empiric berkaitan dengan usaha menguji atau
menghubungkan kembali hipotesis atau teori dengan pengalaman atau fakta-fakta dunia
nyata. Penelitina kauntansi positif difokuskan pada pengujian empiric terhadap asumsi-
asumsi yag dibuat oleh teori akuntansi normative. Misalnya dengan menggunakan
kuesioner dan teknik survey lainnya, peneliti akan menguji sikap manajer terhadap
manfaat metode atau teknik akuntansi tertentu. Pendekatan khusu dapat dilakukan
dengan cara mensurvey pendapatanpendapatan analisis keuangan, manajer bank atau
akuntan terhadap tugas atau kasus tertentu yang dibuat peneliti (misalnya prediksi
kebangkrutan, keputusan membeli atau menjual saham, dll).
Teori Akuntansi Positif(Deskriptif) dapat dartikan untuk menjelaskan mengapa
kebijakan akuntansi menjadi suatu masalah bagi perusahaan dan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan laporan keuangan, dan untuk memprediksi kebijakan akuntansi yang
hendak dipilih oleh perusahaan dalam kondisi tertentu (Watts dan Zimmerman, 1986).
Watts dan Zimmerman, 1986). Teori ini memiliki pijakan yang berbeda
dibandingkan dengan dengan akutansi normatif, yang lebih menjelaskan praktik-
praktik akuntansi yang seharusnya berlaku—it should be. Teori ini bertujuan
menjelaskan meramalkan, dan memberi jawaban atas praktik akuntansi. Di samping
itu, teori ini juga meramalkan berbagai fenomena akuntansi dan menggambarkan
bagaimana interaksi antar-variabel akuntansi dalam dunia nyata. Validitas teori
akuntansi positif dinilai atas dasar kesesuaian teori dengan fakta atau apa yang nyatanya
terjadi (what it is).
Jensen (1976) me-listing berbagai perbedaan dari pertanyaan riset normatif dan
positif. Kalau normatif kebanyakan bertanya tentang apa yang seharusnya dilakukan,
sedangkan kalau positif lebih hanya bertanya tentang apa, mengapa dan bagaimana.
Yang kedua, kalau normatif lebih banya mendeskripsikan entitas akuntansi (Kohler,
1975). Sebaliknya untuk positif lebih banyak mendeskripsikan dan menjelaskan
perilaku akuntan.
Pendekatan positif atau empirik berkaitan dengan usaha menguji/
menghubungkan kembali hipotesis /teori dengan pengalaman/ fakta-fakta dunia nyata.
Penelitian akuntansi positif difokuskan pada pengujian empirik terhadap asumsi-asumsi
yang dibuat oleh teori akuntansi normative. Misalnya menggunakan kuesioner dan
teknik survey lainnya, peneliti akan menguji sikap menajer terhadap manfaat metode
atau teknik akuntansi tertentu. Pendekatan khusus dapat dilakukan dengan cara
mensurvei pendapat-pendapat analisis keuangan, manajer bank, atau akuntan terhadap
tugas/kasus tertentu yang dibuat peneliti (misalnya prediksi kebangkrutan, keputusan
membeli/ menjual saham dll).

melalui teori akuntansi positifnya, yaitu: (1) artikel 1978: Towards A Positive Theory of the
Determination of Accounting Standards; dan (2) artikel 1979: The Demand for and Supply of
Accounting Theory: The Market for Excuses. Di dalam bukunya Positive Accounting Theory
(1986) Watts dan Zimmerman menunjukkan dampak negatif pemilihan metoda akuntansi
yang berbeda, akan menguntungkan salah satu fihak dan merugikan fihak yang lain. Scott
(2000) menyebutnya sebagai perilaku oportunistik akibat dimungkinkannya penggunaan
metoda pengukuran yang berbeda. Selain dalam bentuk perilaku oportunistik yang negatif,
teori akuntansi positif juga diinterpretasi positif yang disebut dengan kontrak efisien (efficient
contracting). Di dalam bentuk ini manajemen memilih metoda akuntansi dengan tujuan
kepentingan perusahaan, dan bukan kepentingan pribadi. Hal tersebut mengarahkan bahwa
akuntansi berhubungan dengan pasar modal, yang teorinya sudah tersusun dan merupakan
kumpulan hipotesis, dengan asumsi saling berhubungan di antara variabel yang ada.
Kemunculan dan perkembangan teori akuntansi positif memfasilitasi riset akuntansi yang
sampai saat ini telah mendominasi riset akuntansi.

2. Jelaskan perkembangan teori akuntansi positif dan hubungannya dengan


kemajuan riset akuntansi, dan pasar modal
Teori akuntansi positif berangkat dari adanya teori keagenan dan hipotesis pasar
efisien,seperti yang telah diketahui teori keagenan menjelaskan mengenai hubungan antara
principal(pemilik perusahaan) sebagai pihak yang memberikan wewenang dan agent
(manajemen perusahaan) sebagai pihak yang menjalankan wewenang, dengan asumsi bahwa
agen berkerjasesuai dengan keinginan principal. Sementara itu hipotesis pasar efisien (EMH)
merupakaasumsi yang menyatakan bahwa harga saham sekarang telah mencerminkan
seluruh informasiyang ada.

Perkembangan teori positif tidak dapat dilepaskan dari ketidakpuasan terhadap teori normatif
(Watt & Zimmerman,1986). Selanjutnya dinyatakan bahwa dasar pemikiran untuk
menganalisa teori akuntansi dalam pendekatan normatifterlalu sederhana dan tidak
memberikan dasar teoritis yang kuat. Selanjutnya Watt & Zimmerman menyatakan bahwa dasar
pemikiran untuk menganalisa teori akuntansi dalam pendekatan normatif terlalu sederhana dan
tidak memberikan dasar teoritis yang kuat. Untuk mengurangi kesenjangan dalam pendekatan
normatif, Watt & Zimmerman mengembangkan pendekatan positif yang lebih berorientasi pada
penelitian empiric dan menjustifikasi berbagai teknik atau metode akuntansi yang sekarang
digunakan atau mencari model baru untuk pengembangan teori akuntansi dikemudian hari.

dipelopori oleh Watt & Zimmerman menitik beratkan pada pendekatan ekonomi dan perilaku
dengan munculnya hipotesis pasar efisien dan teori agensi. Teori akuntansi positif berupaya
menjelaskan sebuah proses, yang menggunakan kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan
akuntansi serta penggunaan kebijakan akuntansi yang paling sesuai untuk menghadapi
kondisi tertentu dimasa mendatang. Teori akuntansi positif pada prinsipnya beranggapan
bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah untuk menjelaskan dan memprediksi praktik-praktik
akuntansi. Sedangkan teori normatif dianggap merupakan pendapat pribadi yang subjektif,
sehingga tidak dapat diterima begitu saja dan harus dapat diuji secara empiris agar memiliki
dasar teori yang kuat. Dalam praktik, para profesional dalam bidang akuntansi telah
menyadari sepenuhnya bahwa teori akuntansi positif lebih cendrung diterapkan dibanding
teori akuntansi normatif.

Teori akuntansi positif berupaya menjelaskan sebuah proses, yang menggunakan


kemampuan, pemahaman, dan pengetahuan akuntansi serta penggunaan kebijakan akuntansi
yang paling sesuai untuk menghadapi kondisi tertentu dimasa mendatang. Teori akuntansi
positif pada prinsipnya beranggapan bahwa tujuan dari teori akuntansi adalah untuk
menjelasakan dan memprediksi praktik-praktik akuntansi. Teori akuntansi positif merupakan
studi lanjut dari teori akuntansi normatif karena kegagalan normatif dalam menjelaskan
fenomena praktik yang terjadi secara nyata. Teori akuntansi positif mempunyai peranan
dangat penting dalam perkembangan teori akuntansi. Teori akuntansi positif dapat
memberikan pedoman bagi para pembuat kebijakan akuntansi dalam menentukan
konsekuensi dari kebijakan tersebut. Teori akuntansi positif berkembang seiring kebutuhan
untuk menjelaskan dan memprediksi realitas praktik akuntansi yang ada dalam masyarakat
sedangkan akuntansi n ormatif lebih menjelaskan praktik akuntansi yang seharusnya berlaku.

Teori akuntansi positif berkembang seiring kebutuhan untuk menjelaskan dan memprediksi realitas
praktek-praktek akuntansi yang ada di dalam masyarakat. Teori akuntansi positif berusaha untuk
menjelaskan fenomena akuntansi yiang diamati berdasarkan pada alasan-alasan yang menyebabkan
terjadinya suatu peristiwa. Dengan kata lain, Positive Accounting Theory (PAT) dimaksudkan untuk
menjelaskan dan memprediksi konsekuensi yang terjadi jika manajer menentukan pilihan tertentu.
Penjelasan dan prediksi dalam PAT didasarkan pada proses kontrak (contracting process) atau
hubungan keagenan (agency relationship) antara manajer dengan kelompok lain seperti investor,
kreditor, auditor, pihak pengelola pasar modal dan institusi pemerintah (Watts dan Zimmerman,
1986). PAT lebih bersifat deskriptif bukan preskiptif. Tidak seperti teori normative yang didasarkan
pada prems bahwa manajer akan memaksimumkan laba atau kemakmuran untuk kepentingan
perusahaan , teroi positif didasarkan pada premis bahwa individu selalu bertindak atasdasar
motivasi pribadi (self seeking motives) dan berusaha memaksimumkan keuntungan pribadi.

Tahap pertama

dan secara kronologis merupakan tahap awal yang melibatkan penelitian dalam akuntansi dan
perilaku pasar modal. Literatur dari tahap ini tidak menjelaskan praktek akuntansi,
melainkan, menginvestigasi hubungan antara pengumuman data akuntansidan reaksi pasar.

Tahap kedua

berusaha untuk menjelaskan dan memprediksi praktik akuntansi seluruh perusahaan. Ada dua
fokus utama di sini. Yang pertama, ada upaya untuk menjelaskan apakah perusahaan
membuat piihan akuntansi tertentu untuk alasan oportunis. Kedua mengasumsikan bahwa
perusahaan memilih praktek akuntansi untuk alasan efisiensi, kebijakan
akuntansiditempatkan dalam ex ante untuk mengurangi biaya kontrak antara pemilik dan
claimholder.

Melibatkan penelitian akuntasi dan perilaku pasar modal

Penjelasan dan prediksi praktek akuntansi yang dilakukan berbagai perusahaan

Satu perkembangan teori akuntansi positif dari tahun 1960an yang penting adalah karyatheorist
seperti Fama, khususnya karya yang berhubungan dengan perkembangan
Eficient Market Hypothesis
(EMH). EMH didasarkan pada asumsi bahwa pasar modal bereaksi secaraefisien dan tidak bias
terhadap informasi yang tersedia secara publik. Perspektif yang diambiladalah bahwa harga
sekuritas mencerminkan kandungan informasi dari informasi yang tersediasecara publik dan
informasi ini tidak terbatas pada disklosur akuntansi.Pada tahun 1970an dan tahun-tahun
selanjutnya, banyak studi-studi lain dipublikasikanyang mendokumentasikan hubungan
diantara
earning
akuntansi dan
return sekuritas
. Namun,ketika mendukung EMH, literatur ini tidak bisa menjelaskan mengapa metode
akuntansi tertentu punya kemungkinan untuk dipilih sebagai metode yang akan digunakan.
Kunci untuk menjelaskan pilihan manajer pada metode akuntansi tersebut berasal dari Teori
Agensi. Teoriagensi memberikan penjelasan mengapa seleksi metode akuntansi tertentu
menjadi persoalan,dan ini adalah salah satu aspek penting dalam pengembangan teori akuntansi
positif. Teori agensifokus pada hubungan antara principal dan agen, sebuah hubungan, yang
karena berbagai asimetriinformasi, menciptakan banyak ketidakpastian. Teori agensi
menerima bahwa biaya transaksidan biaya informasi itu ada

3. Berikan penjelasan tentang apa yang terkait dengan akuntansi lingkungan yang
saudara fahami.

Pada mulanya konsep akuntansi manajemen lingkungan berkembang di Eropa sejak tahun
1970 – an yang di dasarkan pada banyaknya tekanan dari lembaga non pemerintah, serta
meningkatnya kesadaran lingkungan pada kalangan masyarakat luas yang mendesak supaya
perusahaan – perusahaan menerapkan pengelolaan lingkungan bukan dari kegiatan industry
hanya demi bisnisnya saja.

Kemudian komite IASC mengembangkan konsep mengenai prinsip akuntansi internasional


pada pertengahan tahun 1990 – an , yang mana di dalamnya termasuk mengenai
pengembangan akuntansi lingkungan serta audit hak – hak asasi manusia. Standar industry
pun juga turut berkembang dan auditor professional seperti AICPA pun turut mengeluarkan
prinsip universal mengenai audit lingkungan. Lalu, The Environmental Agency / MOE
mengeluarkan panduan akuntansi lingkungan pada bulan Mei tahun 2000 yang kemudian
disempurnakan kembali pada tahun 2002 dan 2005.

Badan Lingkungan Hidup Jepang (The Environmental Ageency) yang kemudian berubah
menjadi Kementerian Lingkungan Hidup (Ministry of Environment) mengeluarkan panduan
akuntansi lingkungan (environmental accounting guidelines) pada bulai Mei tahun 2000.
Panduan ini kemudian disempurnakan lagi pada tahun 2002 dan 2005. Semua perusahaan di
Jepang diwajibkan menerapkan akuntansi lingkungan. Perusahaan-perusahaan besar Jepang
mulai menempatkan posisi akuntansi lingkungan (environmental accounting) sederajat dengan
akuntansi keuangan. Kini semakin banyak perusahaan di Jepang sudah menerapkan akuntansi
lingkungan sesuai dengan peraturan perundangan dan petunjuk yang dikeluarkan oleh
Kementerian Lingkungan Hidup Jepang.

Latar belakang pentingnya akuntansi lingkungan pada dasarnya menuntut kesadaran penuh
perusahaan-perusahaan maupun organisasi lainnya yang telah mengambil manfaat dari
lingkungan. Penting bagi perusahaan-perusahaan atau organisasi lainnya agar dapat
meningkatkan usaha dalam mempertimbangkan konservasi lingkungan secara berkelanjutan.

Menurut USEPA, akuntansi lingkungan merupakan suatu proses pengidentifikasian,


pengumpulan serta penganalisaan informasi yang mengenai biaya serta kinerja dengan tujuan
untuk dapat membantu dalam pengambilan keputusan suatu organisasi.

Pendapat lain mengenai akuntansi lingkungan menurut The International Federation of


Accountants (1998) yaitu suatu pengembangan manajemen lingkungan serta seluruh kinerja
ekonomi dan implementasi mulai dari lingkungan yang tepat hingga hubungan sistem
akuntansi serta praktiknya.
Akuntansi lingkungan diterapkan oleh berbagai perusahaan untuk menghasilkan penilaian
kuantitatif tentang biaya dan dampak perlindungan lingkungan (environmental protection).

Tujuan Konsep Akuntansi Lingkungan

Tujuan dari konsep ini yaitu sebagai membantu meningkatkan jumlah informasi terkait yang
dibuat oleh mereka yang membutuhkan maupun yang dapat menggunakannya. Adapun
tujuan lainnya yang berkaitan dengan kegiatan – kegiatan konservasi lingkungan oleh suatu
perusahaan yaitu termasuk dengan kepentingan oranisasi public yang bersifat local.

Selain itu, tujuan dari di kembangkannya akuntansi lingkungan antara lain:

 Sebagai alat manajemen lingkungan


 Sebagai alat komunikasi dengan masyarakat
 Sehingga secara garis besar keutamaan dari penggunaan konsep akuntannsi
manajemen lingkungan bagi suatu perusahaan yaitu kemampuan dalam
meminimalisasi persoalan lingkungan yang di hadapinya, dengan tujuan untuk dapat
meningkatkan efisiensi pengelolaan lingkungan dengan cara melakukan penilaian
kegiatan lingkungan yang berasal dari sudut pandang biaya serta manfaat maupun
efek.
 Akuntansi manajemen lingkungan diterapkan dalam berbagai perusahaan dengan
harapan dalat menghasilkan penilaian kuantitatif mengenai biaya serta dampak
perlindungan lingkungan.

Akuntansi lingkungan menunjukkan biaya riil atas input dan proses bisnis serta memastikan adanya
efisiensi biaya, selain itu juga dapat digunakan untuk mengukur biaya kualitas dan jasa. Tujuan
utamanya adalah dipatuhinya perundangan perlimdungan lingkungan untuk menemukan efisiensi
yang mengurangi dampak dan biaya lingkungan. (Helvegia ,2001).

Akuntansi lingkungan ini merupakan bidang ilmu akuntansi yang berfungsi dan mengidentifikasikan,
mengukur, menilai, dan melaporkan akuntansi biaya lingkungan. Menurut Mathew dan Parrerra
(1996), akuntansi lingkungan ini digunakan untuk memberikan gambaran bentuk komprehensif
akuntansi yang memasukkan extrenalities kedalam rekening perusahaan seperti informasi tenaga
kerja, produk, dan pencemaran lingkungan. Dalam hal ini, pencemaran dan limbah produksi
merupakan salah satu contoh dampak negatif dari operasional perusahaan yang memerlukan sistem
akuntansi lingkungan sebagai kontrol terhadap tanggung jawab perusahaan sebab pengelolaan limbah
yang dilakukan oleh perusahaan memerlukan pengidentifikasian, pengukuran, penyajian,
pengungkapan, dan pelaporan biaya pengelolaan limbah dari hasil kegiatan operasional perusahaan.
Metode pengalokasian biaya untuk pengelolaan lingkungan ini pada umumnya dialokasikan sebagai
biaya tambahan, yaitu biaya selama satu tahun periode akuntansi untuk mengelola berbagai
kemungkinan dari dampak pencemaran lingkungan dan dampak negatif sisa oprasional usaha
dimasukkan dalam pos biaya umum.(Kohln.2003) Secara praktis, pengalokasian tersebut tidak
bermasalah pada penanggulangan dampak negatif tersebut, namun secara akuntansi pengalokasian
biaya yang tidak dilakukan secara sistematis dengan metode penjelasan alokasi biaya tersebut dapat
mengurangi akuntabilitas perusahaan yang bersangkutan. Pertanggungjawaban penggunaan biaya
lingkungan yang dimasukkan dalam pos yang tidak secara detail dapat mengungkap
pengidentifikasian, pengklasifikasian, pengukuran, penilaian, dan pelaporan penggunaan biaya
tersebut menjadi bias. (Hadisatmoko.2000)
Dalam artikel the Greening Accountiung, yang ditampilkan dalam situs gulico.com, Anne
menuliskan pandangannya bahwa pengalokasian pembiayaan untuk biaya pengelolaan
lingkungan dialokasikan pada awal periode akuntansi untuk digunakan selama satu perode
akuntansi tersebut. Misalnya jika sebuah perusahaan memiliki emisi limbah yang
memerlukan pengelolaan dan pembiayaan yang material, pada saat dilakukan penganalisaan
dan estimasi biaya maka jumlah seluruh nilai biaya yang akan dikeluarkan dalam satu tahun
periode akuntansi tersebut dimasukkan dalam rekening biaya lingkungan dibayar dimuka pada
biaya lingkungan .

Berdasarkan dari penjelasan diatas maka dapat kita tarik kesimpulan bahwa dengan adanya
akuntansi lingkungan maka akan dapat mendukung akuntansi pendapatan, akuntansi
keuangan maupun bisnis internal akuntansi manajerial, karena akuntansi lingkungan akan
membantu perusahaan lainnya meningkatkan keyakinan serta kepercayaan mereka
sehubungan penilaian yang lebih adil.

Akuntansi lingkungan penting untuk dipertimbangkan sebab akuntansi manajemen


lingkungan merupakan suatu bidang yang terus berkembang untuk mengidentifikasi
pengukuran serta mengkomunikasikan biaya yang actual pada suatu perusahaan maupun
dampak potensial terhadap lingkungan.

Maka dari itu, perusahaan ataupun organisasi harus membuat konsep mengenai akuntansi
lingkungan guna menjaga serta melestarikan lingkungan. Sehingga ada baiknya mempelajari
lebih lanjut mengenai akuntansi lingkungan supaya dapat mengambil langkah tepat untuk
menjaga serta melestarika lingkungan bersamaan dengan lancarnya usaha yang dijalankan.

4. Uraikan jika terlalu banyak standar akuntansi, dan dampaknya dalam praktik,
serta alternatif cara mengatasinya

Standar akuntansi yang berlebihan pada umumnya dihubungkan dengan perkembangan standar
akuntansi. Misalnya pada situasi :
1. Standar terlalu banyak dan detail, tidak ada standar yang tegas yang membuat pemilihan aplikasi
menjadi sulit.
2. Pengungkapan yang berlebihan atau pengukuran yang rumit atau kedua-duanya.
Perlu waktu bertahun-tahun untuk tumbuh dan berkembang hingga sampai pada tahapan menjadi
masalah yang serius. Beberapa factor diantaranya adalah :
1. Mengenai berbagai pertanyaan mengenai apa yang sebaiknya diungkapkan dan yang tidak
diungkapkan, sehingga para akuntan mengeluarkan standar yang lebih banyak sehingga kecil
kemungkinan untuk mendapatkan celah-celah pertanyaan.
2. Untuk melindungi kepentingan public dan membantu para investor .
3. Keinginan untuk memuaskan pengguna yang menuntut dibuatnya pengungkapan yang lebih detail.
esempitan dan kekakuan dari standar akuntansi dapat memberikan dampak serius bagi :
1. Pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan
Akuntan bias saja kehilangan konsentrasi pada pekerjaannya karena data yang diminta terlalu banyak
untuk memenuhi standar yang ada. Dan kegagalan audit bias terjadi karena akuntan lupa
melaksanakan prosedur audit yang mendasar karena kehilangan focus terhadap pekerjaannya.
2. Nilai dari informasi keuangan bagi pengguna
Pengguna mengalami kesulitan karena terlalu banyak catatan yang ada dengan banyak istilah, yang
mungkin hanya dimengerti oleh akuntan senior.
3. Keputusan bisnis yang dibuat manajemen
Mereka dapat saja menulis ulang kontrak2 dan mengubah praktek bisnis sehingga tidak harus patuh
terhadap beberapa standar akuntansi tertentu.

OLUSI
AICPA mengevaluasi pendekatan untuk kasus standar akuntansi yang berlebihan.
1. Tidak ada perubahan
2. Menciptakan GAAP yang terpisah bagi entitas tertentu, mis : untuk perusahaan2 non public kecil
3. Menyederhanakan aplikasi GAAP untuk seluruh perusahaan bisnis
4. Dibuatnya pengungkapan yang berbeda dan alternatif2 pengukuran
5. Perubahan standar CPA untuk pelaporan laporan keuangan
6. Satu alternative dari GAAP sebagai dasar dalam menyajikan laporan keuangan
Pendekatan yang didasarkan pada pengungkapan yang berbeda dan pengukuran alternative untuk
perusahaan2 non public kecil, mungkin adalah salah satu solusi yang baik untuk masalah standar yang
berlebihan.
Standar akuntansi yang jumlahnya banyak, terlalu sempit, dan kaku dapat berpengaruh serius
tetrhadap kinerja akuntan, nilai informasi yang disajikan bagi para pengguna, dan keputusan
yang dibuat para manajer.
· dapat menyebabkan akuntan mengalami kegagalan, karena tidak bisa fokus terhadap
tugasnya karena banyaknya data yang diperlukan untuk memenuhi suatu standar. Seperti
contoh dalam kasus audit, akuntan bisa saja lupa untuk melakukan prusedur dasar audit atau
kehilangan fokus audit disebabkan karena banyaknya ketentuan akuntansi yang kompleks
· Para pengguna juga akan semakin bingun oleh jumlah dan kompleksitas catatan yang
digunakan untuk menjelaskan persyaratan yang ada dalam setiap standar
· Manajer akan kewalahan oleh standar yang terlalu banyak dan kompleks, hal ini dapat
menyebabkan para manajer akan berusaha mencari perubahan-perubahan dalam bisnis mereka
yang tidak harus mengikuti sejumlah standar akuntansi
Ø Masalah standar overload menyebabkan berbagai kelompok yang berkempentingan
berusaha mengidentifikasi dan memberikan solusi. Komite khusus AICPA tentang standar
akauntansi mengevaluasi berbagai kemungkinan pendekatan berikut ini yang dapat digunakan
untuk mengatasi masala tersebut :
· Tidak ada perubahan, mempertahankan yang sudah ada (status quo)
· melakukan perubahan terhadap konsep GAAP menjadi dua jenis GAAP, misalnya GAAP
khusus untuk pengusaha besar dan GAAP khusus untuk pengusaha keci
· melakukan perubahan GAAP untuk menyederhanakan penerapannya bagi semua
perusahaan
· menentukna pengungkapan dan pengukuran yang berbeda
· menentukan perubahan terhadap standar akuntansi public untuk pelaporan informasi
keuangan
· memberi alternative bagi GAAP sebagai basis pilihan dalam penyajian laporan keuangan

5. Dalam perumusan standar akuntansi ada tiga pendekatan, yaitu diatur oleh
pemerintah, swasta, dan diserahkan langsung pada pasar bebas. Jelaskan
kelebihan dan kekurangannya.
6. Pengungkapan informasi akuntansi dapat dikelompokkan ke dalam
pengungkapan wajib (mandatory) dan sukarela (voluntary). Jelaskan menurut
pendapat saudara!

7. Apa yang saudara ketahui dengan earnings management, sifat earnings


management yang natural dan artificial?

8. Sebutkan sisi baik dan buruknya earnings management, dan jelaskan perbedaan
earnings management dengan kecurangan akuntansi (fraud).

Anda mungkin juga menyukai