Menurut Accounting Principles Board (APB), akuntansi adalah suatu kegiatan jasa,
yang fungsinya memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang, mengenai
suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan
ekonomi, yang digunakan dalam memilih diantara beberapa alternatif.
Riset Akuntansi adalah suatu usaha untuk menemukan sesuatu hal dimana sasaran
utamanya adalah bidang akuntansi yang meliputi kegiatan identifikasi, klarifikasi, pendataan,
dan pelaporan melalui proses perhitungan yang terkait dengan transaksi keuangan sebagai
bahan informasi untuk dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan ekonomi dengan
menggunakan metode-metode ilmiah dalam hal penyajiannya.
Pendapat lain menyatakan juga bahwa Riset akuntansi adalah upaya yang dilakukan
untuk mencari kebenaran dalam bidang akuntansi
Riset Akuntansi Dan Metode Ilmiah
Teori harus mengandung sekumpulan dasar pikiran yang biasa disebut asumsi atau
dalil. Dasar pikiran ini harus jelas atau dibangun sehingga dapat diuji dengan kesimpulan
statistik dimana dalam kasus biasa disebut hipotesis.
Beberapa istilah premis bisa saja tidak terdefenisi, tetapi sebagian yang lain
membutuhkan defenisi yang tepat. Kata-kata debit dan kredit yang begitu dipahami dengan
baik oleh akuntan tidak memiliki defenisi yang tepat. Bagaimanapun kata liabilities/kewajiban
yang digunakan dalam teori membutuhkan pendefenisian dengan teliti, karena beberapa
konsep yang berbeda masih eksis. Dalam pengertian yang paling sempit, liabilities dapat
didefenisikan secara ketat (sejumlah disajikan seharusnya sebagian untuk barang jasa atau
pertimbangan lain yang diterima. Bagaimanapun defenisi dapat diperluas termasuk
pembayaran kas masa yang akan datang untuk hutang pajak penghasilan, metode penyusutan
garis lurus digunakan dalam pelaporan keuangan dan penyusutan dipercepat digunakan untuk
tujuan pajak. Terakhir, teori sebuah teori harus mempunyai kesimpulan yang dihasilkan dari
pemikiran dasar. Kesimpulan dapat ditetapkan baik secara deduksi maupun induksi.
Sebuah sistem deduktif adalah satu pemikiran logis yang digunakan untuk memperoleh
satu atau lebih kesimpulan dari sejumlah dasar pemikiran yang ada. Data empiris tidak
dianalisa dalam sistem deduktif murni
Misalnya
Dalam kasus di atas hanya satu kesimpulan yang dapat diambil. Pada sebuah sistem
yang kompleks dapat diperoleh lebih dari satu kesimpulan. Bagaimanapun kesimpulan tidak
harus saling berbenturan. Perlu diperhatikan tidak ada kesimpulan lain yang mungkin dicapai
bagi John dari premis di atas.
Jika teori ini kita aplikasikan pada kenyataan John, seperti menentang menganalisa
logika dari seperangkat kalimat, kita harus perlu melihat dan menguji menentukan status John.
Pada poin ini kita berada dalam dunia induktif, karena kita akan menilai bahwa teori tidak
hanya dengan logika internal melainkan diperjelas dengan observasi, misalnya John dapat
dikatakan kuda yang dipotong dua kakinya. Menerima pertimbangan yang benar hanya asumsi
yang mempertanyakan atau kesimpulan empirik yang dapat menantang teori deduktif.
Beberapa pendekatan induktif pada teori akuntansi telah digunakan menyusun aksioma
umpama premis sebuah sistem dengan berbagai aturan akuntansi yang didapatkan. Dengan
susunan aksioma tersebutkita memaknai dengan terdefenisi secara teliti yang menyesuaikan
aturan dengan terminologi dari simbol logika. Susunan pendekatan deduktif (terkadang disebut
metode analitis/deduktif) tidak bertemu dengan kesuksesan dalam teori akuntansi berhutang
pada pemahaman terbatas dari teknik simbol laksana kekurangsepakatan pada premis mendasar
akuntansi keuangan.
Metode deduktif umum bagaimanapun tetap penting dalam teori akuntansi dan
pengambilan kebijakan.Metode Induktif menguji atau mengetes data, biasanya menggunakan
sampel dari sebuah populasi. Dan membuat kesimpulan dari populasi. Jika seseorang menguji
sepasang dadu untuk melihat apakah dadu tersebut, maka ia harus melempar 100 kali untuk
melihat kemungkinan.
Pada riset akuntansi data didapat melalui banyak metode dan sumber, termasuk
pengiriman kuisionrer pada praktisi atau bagian lain yang tepat, eksperimen labor, individu
yang terlibat dalam simulasi, beberapa laporan keuangan yang dipublikasikan dan harga saham
perusahaan publik.
Pada lingkungan yang kompleks seperti perdagangan internasional, teori induktif yang
baik harus spesifik dan teliti terhadap masalah yang diuji. Riset harus didasarkan pada hipotesis
yang layak untuk diuji, memilih sampel yang tepat dari populasi yang diteliti, mengumpulkan
dan memeriksa dengan cermat data yang diperlukan dan menggunakan alat statistik untuk
menguji hipotesa
Satu hal kritis pada awal riset induktif atau empiris akuntansi adalah menyatakan
realasi/hubungan adalah mekanistis, misalnya tes empiris dibuat pada hubungan antara security
price dengan perubahan metode akuntansi, bagaimanapun pertanyaan MENGAPA penyusun
standar atau manajer keuangan memilih alternatif tertentu menyisakan sebagian besar yng tidak
terjawab.
Riset empiris menempatkan hubungan antara earning dan security price atau usaha
untuk menjawab pertanyaan MENGAPA sebagian standar dipilih oleh pembuat kebijakan atau
mengapa manajemen memilih sebagian alternatif akuntansi, yang biasa disebut riset akuntansi
posistif.
Banyak contoh teori induktif dalam literatur akuntansi, misalnya Watt dan Zimmerman,
menguraikan bagaimana manajemen perusahaan merespon standar baru yang diajukan FASB.
Salah satu premis mereka adalah apakah tindakan manajemen sehubungan dengan kepentingan
pribadinya. Misalnya, peningkatan kompensasi pribadi melalui bonus jika net income
dilaporkan meningkat. Bagaimanapun hal ini tidak diperlukan pada kasus pada perusahaaan
besar jika mereka adalah pelaku tindakan antitrust atau regulasi karena mereka mendominasi
pasar. Pada perusahaan seperti ini kepentingan jangka panjang manajemen yang terbaik adalah
melaporkan net income yang lebih rendah. Hasilnya W&Z membuat hipotesis; Manajemen
memiliki insentif lebih jika melaporkan net income lebih rendah, jika perusahaannya adalah
perusahaan yang terkena kebijakan politik. Mereka menguji respon terhadap draft dan mereka
menemukan kecenderungan yang menguatkan hipotesa sehingga perusahaan besar yang
mempunyai income yang lebih tinggi yang menggunakan general price level adjustment
cenderung menentang usulan standar baru.
Beberapa komentar ditujukan pada studi W&Z. Premis mereka mengenai reaksi
manajemen pada aturan akuntansi tidak akan menaikkan atau menurunkan income,tetapi draft
baru merupakan pengukuran pendapatan suplemen yang lebih baik dari pengukuran yang ada.
Studi mereka menyatakan bahwa general price level adjusted income dapat lebih rendah atau
lebih tinggi dari historical cost income.Karenanya sangat reasonable untuk menguji pertanyaan
bagaimana reaksi manajemen terhadap standar yang dirasakan akan meningkat atau menurun
pengukuran income yang dilaporkan.Aspek lain dari studi adalah menghidupkan isu-isu
penting. Misalnya, Solomon meneruskan temuan W&Z tetapi lebih halus karena hanya
melibatkan sedikit perusahaan (52) dengan isu akuntansi tunggal pada 1 tahun (1973). Solomon
mencatat (dalam studi yang tidakdipublikasikan oleh Wiliam Lanen dan Meir Schaneller)
bahwa banyak perusahaan yang mencoba mempengaruhi untuk menyokong GPLAI ketika
teknik ditampilkan untuk pelaporan yang lebih rendah tidak berguna pada teknis yang ada saat
ini.
Sistem deduktif sering disamakan dengan normatif walau matematika dan simbol
logika adalah deduktif sistem yang bebas nilai. Pendekatan-pendekatan induktif terkadang
mencoba menjelaskan. Ciri ini adalah hasil dari sifat dasar metode deduktif dan induktif.
Metode deduktif pada dasarnya tertutup, sistem non-empirik, kesimpulannya didasarkan secara
ketat pada premis. Pendekatan induktif karena mencoba mencari dan menjelaskan hubungan
dunia nyata, bersifat sebaliknya di bidang deskriptif dengan sangat alami.Bagaimanapun,
terdapat pertanyaan dimana riset empirik dalam kenyataan dapat menjadi bebas nilai (netral)
dalam pencariannya karena nilai pertimbangan implisit yang mendasari format dan muatan
riset tersebut
W&Z mengakui dari persfektif periset dan pengguna, nilai benar-benar mendasari riset.
Selanjutnya Christenson mendiskusikan temuan pada riset positif tidak mempedulikan isu-isu
akuntansi, tetapi lebih kepada perilaku orang yang mempersiapkan dan menggunakan data
akuntansi (akuntan, manajemen, users). Pilihan isu yang akan disebutkan pasti melibatkan nilai
seperti yang ditegaskan Myrdal.Meskipun riset positif memberi perhatian pada tipe isu yang
berbeda dari riset akuntansi konvensional, ini tidak berarti ia bebas nilai.Terakhir, salah satu
tujuan riset positif adalah memuaskan kebutuhan informasi manajer, auditor dan user.
Defenisi yang lebih tajam antara sistem deduktif dan induktif adalah global (makro)
dan partikular (mikro). Premis dari sistem deduktif adalah total atau keseluruhan atau meliputi
semuanya dalam dasar dan kesimpulan. Dalam konteks akuntansi, contoh pendekatan global
adalah teori menganjurkan satu tipe penilaian terhadap semua perkiraan. Sedangkan sistem
induktif karena didasarkan pada fenomena real dapat realistik dan terfokus pada bagian kecil
pada lingkungan yang relevan, dengan kata lain riset induktif cenderung untuk menguji lebih
seksama defenisi pertanyaan dan masalah, kembli W&Z adalah contoh paper yang representatif
dari skope spesifik dari teori induktif,.banyak pendapat (misalnya Nelson) yang melihat teori
global akuntansi sebagai sebuah jalan buntu. The Statement of Accounting Theory and Theory
of Acceptance (1977) dari American Accounting Association mengenai/memandang konflik
antara teori akuntansi global sebagai sesuatu yang tidak terselesaikan pada saat itu. Caplan
melihat arah masa depan dari riset akuntansi adalah pada teori induktif karena memberi sinar
pada pertanyaan yang spesifik. Meskipun demikian perlu didorong untuk meneruskan
pendekatan normatif. Kenyataannya, perbedaan antara riset deduktif dan induktif adalah
sederhana tidak clear-cut
Hubungan Komplementer Metode Deduktif dan Induktif
Perbedaan deduktif dan induktif dalam riset, meskipun merupakan konsep yang baik
pada tujuan pembelajaran sering tidak teraplikasi dalam praktek. Jauh dari kompetisi
pendekatan, malah keduanya saling melengkapai dan sering digunakan secara bersamaan.
Hakanson, misalnya menganjurkan agar metode induktif dapat digunakan pada penilaian
dengan tepat seperangkat premis yang terselesksi dan original pada sistem deduktif primer.
Ternyata perubahan premis dapat mengubah logika mendapatkan keputusan. Proses riset
sendiri tidak selalu mengikuti pola secara persis. Periset sering bekerja terbalik dari kesimpulan
terhadap studi lain dengan membangun hipotesis baru agar cocok dengan data. Lalu kemudian
menguji hipotesis baru.
Metode yang dipakai oleh detektif besar ada dalam semua literatur. Sherlock Holmes
terkenal kemampuannya yang luar biasa dalam pemikiran deduktif, memberi contoh yang
istimewa hubungan komplementer metode deduktif dan induktif, pada salah satu kasusnya SH,
Silver Blaze, seekor kuda balap hilang secara misterius ketika pelatihnya dibunuh. Salah satu
elemen kasus, anjing penjaga tidak menyalak ketika kuda menghilang. Dr Watson melihat
bukan kebiasaan anjing tidak menyalak.SH dengan segera menarik kesimpulan yang
mengambil kuda adalah orang dalam daripada orang luar. Jadi ia segera membatasi daftar orang
yang dicurigai. SH memiliki kesadaran yang tajam dalam induktif dan secara sistematis
mengobservasi elemen yang memperluas pengetahuan dan persepsinya. Perluasan studi yang
demikian beragam seperti abu cerutu, pengaruh dari perdagangan yang bervariasi di tangan dan
penggunaan plaster di Perancis memelihara tangan dan jejak kaki memberinya pertimbangan
yang dalam.Dalam model yang berbeda riset induktif dalam akuntansi dapat membantu
menerangkan hubungan dan fenomena yang sedang berlangsung pada lingkungan bisnis. Riset
ini dalam pada gilirannya bermanfaat dalam proses pengambilan kebijakan dimana metode
deduktif membantu memutuskan aturan yang telah ditentukan. Karenanya menjadi jelas bahwa
metode induktif dan deduktif dapat digunakan bersama dan bukan metode yang saling ekslusif
meskipun tidak mungkin menjaga riset induktif menjadi bebas nilai
Dalam literatur masih dipertentangkan apakah akuntansi itu termsuk Art, Science
ataukan Engineering? Ketiga hal ini masing-masing memiliki alasan yang dapat dipertahankan.
Para pendukung akuntansi sebagai Art menganggap bahwa akuntansi itu sangat sarat dengan
pertimbangan dan penafsiran pribadi yang dilakukan oleh praktisi di bidang ini sehinggasukar
merumuskannya dalam formula matematis, sehingga mereka menyimpulkan bahwa akuntansi
adalah lebih dekat dengan seni.Para pendukung akuntansi sebagai Science mengemukakan
bahwa ilmu akuntansi itu lebih banyak didominasi oleh prosedur pengukuran yang ketat yang
akan menghasilkan atribut ekomomis yang mempunyai arti seperti dalam hal pengukuran asset
yang dapat dijadkan sebagai dasar paramalan. Para pendukung akuntansi sebagai Engineering
berpendapat bahwa proses yang dilalui akuntansi adalah proses Engineering yang mengelola
data yang belum berguna yang diperoleh dari transaksi keuangan perusahaan menjadi laporan
keuangan sebagai produk akhirnya yang berguna bagi masyarakat.
Paradigma Akuntansi
Menurut paradigma ini akunansi diangap sebagai alat ukur yang tepat untuk menilai laba. Maka
idealnya laba harus di ukur dengan menggunakan dasar atau standar yagn tunggal, karena
dengan pendekatan ini akan memenuhi kepentingan semua pihak.
Menurut paradigma ini akuntansi adalah media atau alat dalam proses pengambilan keputusan
sehingga teori teori akuntansi harus menggunakan knsep yang mendukung proses penambilan
keputusan yang tepat.
Dalam paradigma ini disebut bahwa ynga menjadi sorotan akuntansi adalah entang reaksi pasar
terhadap data dan angka-angka akuntansi.
Pada paradigma ini disebut bahwa akuntansi dianggap mempunyai pengaruh terhadap perilaku
individu bukan reaksi pasar.
Dituliskan oleh Wolk Etal (1989), beberapa bidang riset yang telah silakukan dalam akuntansi,
yaitu:
Riset di bidang ini mencoba mempertanyakan dan mencari jawaban tentang informasi apa yang
diperlukan untuk proses pengambilan keputusan.
Riset dibidang ini mencoba meneliti sampai sejauh mana implikasi infomasi keuangan yang
baru mempengaruhi reaksi masyarakat.
3. Behavioral Research
4. Agency Theory
Teori ini menyebut bahwa perusahaan adalah tempat atau “intersection point” bagi hubungan
kontrak yang terjadi antara manajemen, pemilik, kreditur dan pemerintah.
5. Information Economic
Dalam bidang ini yang menjadi bahan penelituan adalah biaya memproduksikan informasi
akuntansi’
6. Deconstruction
Bidang ini dikenal sebagai tradisi filsafat di Eropa dan diperkenalkan oleh Jacques Derrida
seorang filosof pranscis terkenal.
7. Marxism In Accounting
Marxism didominasi oleh cara berfikir perjuangan kelas. Kalau akuntansi dinilai menopang
kepemlikan probadi dan menilai kekayaan pemilik maka dalam marxism asset tu dapat
ditransfer kepada kelompok buruh melalui berbagai cara.
8. Islam In Accounting
Islam itu bukan saja sebagai tatacara ibadah, tetapi merupakan tata hidup lengkap, meka tentu
juga mempunyai konsep bidang ekonomi, manajemen, dan juga kuntansi. Peluamg riset ini
sebenarnya merupakan ladang penelitian yang sangat besar bagi para ahli akuntansi.
Dipihak lain Ahmed Belkaoui (1987) membagi empat bidang teori dan riset akuntansi yang
lebih menjelimet, sebagai berikut:
a. Fucsionalist
b. Interpretive
c. Radical Humanst
d. Radical Structuralist
Bidang ini membahas abagaimana laporan keungan disusun untuk tujuan publik. Disini bisa
dibahas metode pencatatan, prinsip dan standar akuntansi keuangan , penyajian laoran yang
wajar, [emilihan teknik atau standar akuntansi, metode penyusun, penyisihan, perbandingan
teori akuntansi. Konsentrasi ini dapat lagi dikelompokkan dala bidang-bidang:
a. Teori akuntansi
b. Standar akuntansi
2. Akuntansi manajemen
Disini dibahas bagaimana caranya agar akuntansi dapat dipergunakan untuk membuat
informasi tentang model-model yang berguna dalam pengambilan keputusan yang dilakukan
manajemen.
Dalam bidang ini yang dapat dibahas adalah bagaimana reaksi pasar terhadap keluarnya
informasi akuntansi, laporan keuangan periodik atau informasi lainnya.
4. Akuntansi perpajakan
5. Auditing
Disini dibahas hal-hal yang berkaitan dengan auditing, teori, proses, hasil, perilaku, dan
sebagainya.
Disini dibahas bagaimana mendesain sistem informasi akuntansi dan menghasilkan informasi
yang sudah menjadi komoditi. Dalam pertimbangannya tentu harus memperatkan “cost benefit
ratio”.
7. Trend akuntansi
Disini dibahas berbagi hal yang sudah dibicarakkan dalam lieratur, tetapi masih dalam tahap
pross belum menjadi prinsip yang harus diberlakukan.
8. Topik lain
Disini dibahas kerangka tujuan laporan keuangan pemerintah, nonprofit organisasi, jenis
laporan, prinsip akuntansinya, aspek polotik, sosial, pengaruh parlemen, praktek akuntansi di
masjid, gereja, dsb.
Disini diteliti bagaimana aspek pendidikan akuntansi di tanah air atau perbandingannya dengan
luar negeri. Sejarah akuntansi, disini dibahas mengenai sejarah akuntansi bain internasional
maupun di aindonesia. Pendekatan seperti ini memang lebih sederhana da mudah bagi
mahasiswa namun luas dan beraneka serta saling tumpang tindih apalagi yang dibahas itu lebih
dalam. Misalnya saja teori akuntansi bisa mengenai akuntansi keuangan, nirlaba, perpajakan,
dsb.
Kemajuan ilmiah adalah tergantung pada kualitas percakapan kritis dalam disiplin dan bahwa
kemajuan, yang didefinisikan sebagai inovasi dan relevansi, adalah fitur penting dari ilmu
pengetahuan yang baik atau beasiswa yang baik secara umum Dokumen mengidentifikasi
sejumlah gejala dari krisis (symptoms of the “crisis”):
b. Sebagian besar penelitian akademik ditandai dengan siklus yang signifikan yaitu
inovasi-ide-ide baru dan konsep yang secara berkala merevolusi lapangan, seperti ekspektasi
rasional dalam ekonomi, dan model pilihan di bidang keuangan. Inovasi seperti dalam
penelitian akuntansi yang secara praktis tidak ada.
c. Meskipun upaya penelitian yang cukup besar, hal itu tidak tampak bahwa kita lebih
dekat sekarang daripada kami 20-30 tahun yang lalu untuk mengatasi masalah mendasar dalam
akuntansi seperti pilihan yang optimal dari standar akuntansi dan struktur yang optimal dari
lembaga akuntansi.
d. Tampaknya tidak ada permintaan untuk akuntan akademis atau untuk penelitian
akuntansi oleh kantor akuntan (kecuali dalam audit), oleh perusahaan industri, atau oleh
regulator. Sebuah permintaan yang kuat untuk akademisi ada dalam kebanyakan disiplin
profesional lainnya, seperti keuangan.
Akhirnya, evaluasi keseluruhan atas mainstraim dari penelitian akuntansi di AS, membahas
implikasi dari kesimpulan kami untuk Amerika Serikat dan komunitas akuntansi penelitian
internasional, dan membuat saran untuk mempromosikan pembahasan yang lebih baik dalam
penelitian akuntansi.
• Watts dan Zimmerman (1995, hlm 12) memanggil filsuf ilmu seperti Toulmin,
Friedman, dan Popper dalam mendukung ringkasan berikut dari proses ilmiah:
Logika memainkan peran dalam perkembangan teori. Teori didasarkan pada asumsi dan logika
yang digunakan untuk menurunkan proposisi. Namun, mengingat logika teori dikembangkan
dengan benar, logika tidak menentukan apakah teori yang didukung oleh komunitas ilmiah
atau tidak. Penerimaan tergantung pada sejauh mana proposisi-proposisi empiris (prediksi) dari
teori ini adalah konsisten dengan fenomena yang diamati.
Saya hanya ingin menekankan bahwa argumen kritis alat kontrol [penekanan dalam aslinya]:
mereka adalah suatu alat untuk mengeliminasi kesalahan, juga sebagai sarana seleksi. Kami
memecahkan masalah kita [penekanan dalam aslinya] dengan ragu-ragu mengusulkan berbagai
teori yang bersaing dan hipotesis, sebagai balon percobaan, karena itu, dan dengan
mengirimkan mereka untuk diskusi kritis dan untuk tes empiris, untuk tujuan eliminasi
kesalahan.
1. Kriteria pertama berarti kritik yang harus dihargai, tidak ditekan, dan harus ada
beberapa cara kritik untuk berinteraksi dengan teori-teori yang diterima, yaitu harus ada forum
untuk menyampaikan kritik.
2. Kriteria kedua berhubungan dengan standar dan nilai-nilai dari masyarakat ilmiah yang
diperlukan untuk membuat perhatian terhadap kritik. Jenis standar bersama dapat mencakup
nilai-nilai seperti kecukupan empiris, kebenaran, perluasan kerangka pengetahuan yang ada,
keandalan sebagai arahan suatu tindakan, relevansi atau kepuasan dari kebutuhan sosial, atau
konsistensi dengan teori dari domain lain
3. Kriteria ketiga adalah ''keyakinan bahwa komunitas ilmiah sebagai perubahan secara
keseluruhan dan sepanjang waktu dalam menanggapi diskusi kritis yang terjadi di dalamnya''
Singkatnya, karakteristik utama yang diperlukan untuk "pembahasan yang baik" adalah kritik
yang harus didorong dan serius. Hal ini tidak hanya bahwa kritik harus diproduksi dan
didengar, itu juga harus dimasukkan ke dalam program penelitian. Kemajuan dalam penelitian
akuntansi didefinisikan oleh penulis kertas putih (Demski et al., 1991) baik dalam hal inovasi
dan relevansi dengan komunitas praktek. Inovasi berasal dari pemahaman kontekstual asumsi
dan latar belakang yang cukup baik untuk "melihat" cara-cara berpikir dan melakukan yang
baru dan produktif.
Salah satu karakteristik utama dari tradisi empiris / kalkulatif dalam penelitian akuntansi adalah
ketergantungan pada teori ekonomi. Pada bagian ini, kita menelusuri sejarah teori ekonomi
dalam penelitian akuntansi dan menetapkan dominasi ekonomi sebagai paradigma teoritis.
Kami kemudian menjelaskan bagaimana beberapa karakteristik cara akuntan menggunakan
teori ekonomi berkontribusi untuk mencatat kurangnya inovasi dan relevansi. Akuntan tidak
hanya mengimpor struktur teoritis ilmu ekonomi, mereka juga mengimpor struktur teori
ekonomi dan aturannya. Kami menarik implikasi untuk pembahasan dalam penelitian
akuntansi dari kajian sosiologi ilmu karakterisasi reputasi struktur ekonomi sejak akuntansi
mengadopsi struktur serupa. Akhirnya, kami mengembangkan bukti tentang kemampuan
peneliti akuntansi untuk berpartisipasi dalam pembhasan penelitian ekonomi.
• Publikasi (1968) artikel Ball dan Brown dapat dilihat sebagai momen penting dalam
transformasi ilmiah akuntansi
• Model penelitian yang positif dijelaskan oleh Chua (1996) sebagai NIRD
(New,Innovative, Rigourous, Defensible), karena "hadiah objektivitas ilmiah”, pengujian
hipotesis positif, dan kesimpulannya digeneralisasikan berasal dari sampel penelitian besar" (
hal 131), menjadi suatu norma.
• Hasil akhirnya adalah bahwa teori ekonomi neo-klasik merupakan dasar teoritis untuk
penelitian pelaporan keuangan (pasar modal atau pokok / agen, misalnya, Beaver, 1989; Watts
& Zimmerman, 1986) dan kebanyakan untuk penelitian akuntansi manajemen (Ryan et al.,
1992, hal 58)
• Langkah revolusi penelitian empiris yang cepat. Bricker dan Previts (1990, hal 12)
mengutip dari laporan Komite Akuntansi American Association bahwa persentase dari
penelitian diterbitkan mempekerjakan metode yang "ketat" naik dari 12% pada tahun 1963
menjadi 86% pada tahun 1975, dan menjadi 98% pada tahun 1986. Dominasi teori ekonomi
dalam transformasi ini ditunjukkan melalui analisis kutipan. Rodgers dan Williams (1996)
mempelajari konstruksi artikel yang ditulis oleh penulis terkemuka (akuntansi elite13) dalam
Tinjauan Akuntansi (TAR) untuk periode 1967-1993.
Secara keseluruhan, penyelidikan kami telah menyimpulkan bahwa struktur akademi akuntansi
AS tidak mencukupi untuk menghasilkan peluang dan komitmen untuk penggabungan kritik
transformasional. Produksi dan penyebaran kritik yang berpotensi transformatif terbatas.
Otoritas intelektual berasal dari kepatuhan cerewet dengan norma-norma ilmu ekonomi dan
bukan dari inovasi atau koneksi dengan komunitas praktik akuntansi. Konsekuensi dari
kurangnya pembahasan ilmiah yang ''baik'' dalam akuntansi meliputi kemajuan yang sangat
lambat ke arah penjelasan yang lebih baik dan pemahaman, relevansi memudarnya program
penelitian untuk konstituen luar, dan kemungkinan kurang dari inovasi masa depan.
Masalah-masalah ini penting untuk lebih dari sekedar komunitas akademis AS. Lukka dan
Kasanen (1996) menunjukkan bagaimana arus utama AS mendominasi akademi akuntansi
produksi pengetahuan dan publikasi baik di luar pantai Utara America. Zeff (1996) mencatat
bahwa dominasi AS untuk penelitian akuntansi global sebagian didasarkan pada jumlah yang
lebih besar dan lebih ketat dari persyaratan penerbitan akademisi AS. Kebanyakan akademisi
non-AS, bagaimanapun, harus berinteraksi dengan para akademisi Amerika. Hal ini
mengganggu dalam bahwa jika ada kelemahan struktural dalam pembahsan ilmiah di
akuntansi, sedemikian rupa sehingga tidak dapat berkembang, ekspor budaya penelitian
Amerika dapat menyebabkan kurangnya kemajuan serupa di tempat-tempat lain di seluruh
dunia. Sebagai Panozzo (1997, hal 475) mencatat, dalam sebuah''. . Dunia multikultural dan
multibahasa yang katanya untuk menghadapi tantangan globalisasi,. Generasi baru peneliti
mungkin akan perlu dilatih untuk mengatasi berbagai ketimbang harus dilengkapi dengan
teknik berdasarkan asumsi keseragaman lintas budaya dan konteks sosial.''
Bagaimana teori harus diterapkan tidak ditetapkan oleh aturan atau definisi, atau dengan
deduksi darinya, itu adalah diputuskan oleh mereka yang menggunakan teori, yang mengambil
aplikasi yang ada sebagai preseden dan melanjutkan dari mereka atas dasar analogi. Sebuah
teori aplikasi contoh nya pada suatu titik waktu tertentu, dan bahwa ini adalah sumber daya
untuk memutuskan apa aplikasi lain akan dibuat, preseden untuk lebih lanjut pemecahan
masalah, dasar untuk lebih lanjut atas kasus-ke-kasus perkembangan 'teori '. lintas budaya dan
konteks sosial.''
Hambatan lain untuk kemajuan dalam penelitian akuntansi adalah struktur hirarkis yang
reputasi kekuatan yang paling peneliti AS sempit mendefinisikan akuntansi untuk pekerjaan
mereka dalam paradigma ekonomi. Lee (1995) jejak pembentukan inti peneliti elit dalam
akuntansi. Dia mencatat bahwa proses produksi dari suatu elit akuntansi akademis''telah dicapai
dalam akademi AS dengan mekanisme seperti program doktor, jurnal dan penulis peringkat,
dewan redaksi, promosi dan proses kepemilikan; penghargaan penelitian; specialisms subjek,
dan konflik internal ''(hal. 250). Jurnal sangat penting dalam proses ini:
Publikasi dalam apa yang dianggap elit jurnal meningkatkan kemampuan peneliti untuk
kemajuan dalam karir sebagai seorang pendidik. Para editor dan anggota dewan redaksi jurnal-
jurnal ini tidak hanya menentukan apa yang atau tidak diterbitkan sebagai penelitian akuntansi.
Fungsi editorial dasarnya. Menetapkan agenda untuk apa yang atau tidak penelitian akuntansi
diterbitkan, dan peneliti menanggapi ini jika mereka ingin mendapatkan diterbitkan.
Oleh karena itu, salah satu solusi krisis dalam penelitian akuntansi akan bekerja pada cara untuk
membuka akademi untuk lebih luas peneliti dan kepentingan penelitian. Komunitas tanggap
terhadap kritik dapat ditingkatkan dengan pendidikan doktor yang lebih luas dan lebih banyak
kontak dengan rekan-rekan dalam disiplin lain. Peneliti akuntansi harus mencoba untuk
memahami dan menghargai penelitian diterbitkan dalam jurnal yang lebih luas dalam rangka
untuk mengatasi keterbatasan pelatihan sempit. Alih-alih memecahkan masalah dengan akses
jurnal dengan menciptakan jurnal lebih dan lebih khusus, akademisi akuntansi harus membuat
jurnal lebih interdisipliner, dan jurnal dan proyek diorganisir sekitar pertanyaan penelitian
pusat di mana pendekatan penelitian yang berbeda mungkin berinteraksi. Abbott (2001, hlm
230-231) mengamati bahwa nilai studi interdisipliner tidak terletak pada mimikri, yaitu:
Utilitas nyata dari orang lain menghubungi adalah dalam cara itu membuka pilihan-pilihan baru
bagi kita untuk tidak menjadi seperti mereka, atau bahkan untuk mencuri metodologi mereka
langsung melainkan untuk memberlakukan apa yang mereka memberlakukan tapi di tempat
kita sendiri dan waktu, dalam tradisi kita sendiri; singkatnya, untuk membuat terjemahan.
Akhirnya, para peneliti akuntansi harus mencari cara untuk mempromosikan praktek-praktek
yang lebih egaliter dan struktur dalam komunitas riset. Hal ini membutuhkan beberapa
pemikiran dan diskusi terbuka tentang cara di mana komunitas riset akuntansi AS dikelola (atau
salah urus). Langkah progresif untuk akademi akuntansi untuk menggeser beban pembuktian
ke anggota struktur kekuasaan akademi akuntansi. Salah satu langkah yang tampaknya penting
untuk menyelesaikan bukti tersebut adalah pergeseran reformasi American Accounting
Association (AAA), dimana Lee (1999) mengdokumentasikan sebagai dikendalikan oleh
perwakilan dari sekolah-sekolah elit dalam ilmu ekonomi. Pengawasan AAA yang ketat atas
agenda ilmiah yang sah melalui jurnal, program, dan penghargaan. Atas keanggotaan yang
terus menurun (AAA, 1999), bahkan dalam menghadapi populasi global yang meluas dari
akademisi akuntansi, AAA menolak setiap perubahan pada strukturnya. ''''Kemajuan atau
perkembangan ini sulit dicapai dalam sebuah struktur organisasi didirikan terutama untuk
menjamin kontrol yang tetap dengan kelompok elit.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Riset akuntansi adalah upaya yang dilakukan untuk mencari kebenaran bidang akuntansi.
Usaha-usaha yang dilakukan dalam mencari kebenaran ini dimaksudkan untuk
mengembangkan disiplin akuntansi ini sehingga lebih bermanfaat bagi masyarakat. Dalam
pencarian kebenaran ini digunakan berbagai metode dan dari pencarian ini lahir paradigma-
paradigma baru.
Riset yang dilakukan oleh masing-masing bidang akuntansi sudah bersifat multidisipliner.
Yang terpenting untuk dibahas adalah bagaimanakah sebenarnya dampak penelitian tersebut
terhadap pengembangan akuntansi secara praktis dan teoritis.
Tidak seperti banyak disiplin profesional lainnya, (misalnya keuangan, kedokteran, arsitektur),
penelitian akuntansi tidak menyebabkan praktek dan / atau kebijakan. Sebagian besar
penelitian akademik ditandai dengan siklus yang signifikan yaitu inovasi-ide-ide baru dan
konsep yang secara berkala merevolusi lapangan, seperti ekspektasi rasional dalam ekonomi,
dan model pilihan di bidang keuangan. Inovasi seperti dalam penelitian akuntansi yang secara
praktis tidak ada. Meskipun upaya penelitian yang cukup besar, hal itu tidak tampak bahwa
kita lebih dekat sekarang daripada kami 20-30 tahun yang lalu untuk mengatasi masalah
mendasar dalam akuntansi seperti pilihan yang optimal dari standar akuntansi dan struktur yang
optimal dari lembaga akuntansi. Tampaknya tidak ada permintaan untuk akuntan akademis
atau untuk penelitian akuntansi oleh kantor akuntan (kecuali dalam audit), oleh perusahaan
industri, atau oleh regulator. Sebuah permintaan yang kuat untuk akademisi ada dalam
kebanyakan disiplin profesional lainnya, seperti keuangan
Kedua struktur pembuatan aturan dan praktik akuntansi adakalanya
memunculkan pertanyaan apakah akuntansi sebuah seni atau ilmu. Paling tidak seorang
penulis pada tahun 40-an merasa akuntansi adalah sebuah ilmu. Bagaimanapun ia tidak
mendefenisikan kriteria sebuah ilmu, selain prasangkanya sendiri. Penulis lain menyatakan
bahwa akuntansi lebih dekat kepada seni liberal. Akuntansi sendiri tampak sebagai ‘seni
praktek’. Tetapi sang penulis tidak menyebutkan kriteria real yang membedakan antara seni
dan ilmu. Tentu kita dapat melihat mendiskusikan akuntansi pada terminologi ilmu/metode
ilmiah dan peran teori pengukuran dalam posisi potensial akuntansi dalam wilayah ilmiah.
Dalam sebuah artikel penting and buku follow-up Sterling mencoba mengklarifikasi
posisi relatif akuntansi terhadap imu. Ia berpendapat bahwa seni lebih berat merupakan
interpretasi pribadi dari pelakunya, misalnya seorang pelukis mungkin saja menyajikan
seorang model mempunyai 3 mata, sedangkan yang lain tetap menyajikan secara konvensional
dengan 2 mata dan sebuah hidung yang hijau dalam menyajikan obyek sama. Sedangkan ilmu
bagaimanapun seharusnya memiliki kesepakatan dari para praktisinya dalam jumlah yang
banyak tentang fenomena yang diteliti dan diukur.
Sterling yakin bahwa bahwa akuntansi jauh lebih dekat kepada seni daripada ilmu jika
melihat bagaimana akuntan mendefenisikan masalah. Misalnya dalam kasus depresiasi, sebuah
kesepakatan adanya ruang gerak yang luas tersedia dalam pengukuran kita dalam menyeleksi
metode penyusutan dan memutuskan jumlah tahun masa manfaat dan nilai sisa. Hasilnya,
objektivitas menjadi sangat rendah. Pendekatan ilmiah berjuang keras untuk mengadakan
prosedur pengukuran sebagai kelengkapan yang bermakna secara ekonomi. Sebagaimana
replacement cost atau NRV dari asset atau elemen lain yang diukur.
Apakah secara kaku prosedur pengukuran yang yang spesifik dapat menyediakan
tingkat konsensus yang tinggi, adalah sebuah pertanyaan yang ekstrem. Bagaimanapun ilmuan
tidak selalu hadir dalam keseragaman pengukuran atau interpretasi terhadap apa yang mereka
ukur. Setidaknya ada 3 contoh dari disiplin yang berbeda untuk mengklarifikasi hal ini.
Pendekatan yang didiskusikan di bawah ini mewakili orientasi tertentu atau petunjuk riset
akuntansi. Mewakili perubahan yang signifikan melampaui riset normatif murni generasi yang
lalu
yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan tertentu. Dengan demikian orientasinya adalah
normatif dan deduktif. Premis yang mendasari riset ini adalah pembuat keputusan yang perlu
diajar bagaimana menggunakan informasi jika mereka tidak familiar dengan informasi
tersebut.
Terdapat banyak peserta dari sekolah yang menyarankan jarak/range dari kemungkinan
penilaian. Chambers and Sterling menyarankan pendekatan exit value karena harga jual asset
relevan untuk keputusan untuk menahan atau melepaskan asset. Juga, kumpulan exit value dari
seluruh asset melengkapi perhitungan total likuiditas yang tersedia pada perusahaan. Bell
adalah penganjur current value yang menyokong pemakaian deprival value dari asset Deprival
value lebih rendah dari replacement cost the recoverable amount/jumlah yang dapat dicover
dari yang lebih tinggi dari NRV atau PV
Solomon juga menganjurkan deprival value yang juga bersemangat bertahan dari
kebutuhan pada conceptual framework dilandaskan pada kriteria pengakuan dan pengukuran
dengan menguatkan current value karena sangat bermanfaat dalam pengambilan keputusan
Pekerjaan beberapa teoritikus akuntansi penting lainnya pun jatuh pada decision-model
approach, meskipun orientasi penilaian mereka tidak dengan asumsi primer seperti Chambers,
Sterling, Bell dan Solomon. Ijiri adalah penganjur kuat terhadap fungsi pelayanan dengan
konsern pada pertanggungjawaban manajemen (yang disebutnya akuntor) dan pemilik atau
akunteks. Ijiri adalah penganjur historical costing dengan penyesuaian untuk perubahan pada
purchasing power dari unit moneter (GPLA). Mattesich adalah penganjur metode aksioma
tegas/rigorous axiomatic method untuk menentukan teori akuntansi umum yang dapat
digunakan untuk menentukan informasi spesifik yang diperlukan users. Terakhir, Staubus
menganjurkan pengukuran akuntansi meniru discounted cash flows lebih dekat dan
memungkinkan untuk memfasilitasi pengambilan keputusan oleh investor.
Sifat normatif dari pendekatan ini (D-MA) mengarahkan pendekatan teori yang lebih
baru mengumumkan bahwa D-MA tidak ilmiah. Bagaimanapun Mattesich menunjukkan
dengan sangat jernih bahwa value-laden assumptions memerlukan aspek aktivitas berorientasi
tujuan (means-ends) sebagaimana ilmu administrasi termasuk akuntansi. Dengan kata lain
metode dan pendekatan ilmiah dapat dimanfaatkan dapat dimanfaatkan dalam aktivitas yang
berkeinginan akhir menentang, misalnya ilmu alam yang mencoba melukiskan dunia alam.
Bila tidakmendominasi seperti digunakan sebagai prioritas pada peningkatan riset empirik
dalam akuntansi, pendekatan ini masih merupakan fokus yang penting dalam riset akuntansi.
Riset Perilaku
Riset perilaku adalah area penting lainnya yang harus diselidiki. Perhatian utama dari
riset ini adalah bagaimana pengguna laporan keuangan membuat keputusan dan informasi apa
yang mereka butuhkan. Pendekatannya adalah deskriptif, sedangkan pendekatan decision
model adalah normatif. Kebanyakan penelitian ini menggunakan subyek situasi percobaan
yang terkendalikan dengan seksama.
Teori Keagenan
Teori keagenan atau teori kontrak adalah sebuah tipe penting dalam riset akuntansi saat
ini. Teori keagenan bisa merupakan deduktif dan induktif dan merupakan contoh yang
istimewa dari riset perilaku walaupun akar teori keagenan pada keuangan dan ekonomi lebih
dari psikologi dan sosiologi. Asumsi yang mendasari adalah reaksi individu pada saat terjadi
konflik antara kepentingannya dengan kepentingan perusahaan. Asumsi lain yang penting dari
teori adalah titik persimpangan antara banyak tipe kontrak di antara manajemen, pemilik,
kreditur dan pemerintah. Hasilnya teori keagenan memperhatikan variasi cost dari hubungan
pemantauan dan pelaksanaan di antara kelompok yang beragam.Misalnya, audit dapat dilihat
sebagai instrumen untuk memastikan bahwa laporan keuangan perusahaan telah sesuai dengan
SPI. Dalam tambahan, laporan sendiri –menduga opini unqualified- diasumsikan menemukan
ukuran sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. Audit, untuk itu mencoba memberi
jaminan pada pihak luar seperti pemilik dan kreditur tentang pengelolaan perusahaan oleh
manajemen. Banyak hubungan keagenan antara bagian yang didefenisikan atau diatur oleh
akuntansi. Termasuk di dalamnya perjanjian obligasi, kontrak kompensasi manajemen dan
ukuran perusahaan. Frekuensi perjanjian obligasi menentukan tingkat maksimum dari ratio
laksana debt to equity. Pelanggaran bisa menyebabkan kegagalan teknis. Yang lebih sempit
dari debt to equity, manajemen akan memilih alternatif akuntansi yang akan meningkatkan
income. Manajemen berkemungkinan mencoba untuk memilih metode yang akan
meningkatkan income dan juga meningkatkan bonus. Sebagai hasil, pilihan metode akuntansi
oleh perusahaan akan dipengaruhi oleh akibat dari kontrak keagenan.
Salah satu hipotesa teori keagenan adalah manajemen akan mencoba meminimalisir
kesejahteraannya sendiri dengan meminimalisasi kenaikan berbagai biaya keagenan dari
pengawasan dan kontrak. Ini tidak sama dengan manajemen memaksimalisasi nilai perusahaan.
Ketika manajemen mencoba menaikkan kompensasi, berarti ini dilakukan dalam framework
menaikkan net income, ROI atau ukuran akuntansi serupa yang juga mengubah secara positif
harga saham perusahaan.Karenanya, meminimalisir beban kontrak menunjukkan
mengacaukan secara negatif hubungan ‘halus’ antara akuntansi yang didasarkan pada
pengukuran kinerja dan tidak mendapatkan opini qualified dalam audit. Pada saat manajemen
utama mengendalikan biasanya akan meningkatkan kinerja, manajemen akan mencoba
memilih aturan akuntansi yang segera dapat meningkatkan income, seperti dalam kasus kredit
pajak investasi untuk meningkatkan kompensasi bagi dirinya. Pada kasus serupa, tindakan
manajemen tidak selalu merupakan yang terbaik bagi pemegang saham. Inilah yang biasa
disebut perilaku oportunis atau risiko moral.
Asumsi lain dari sifat dasar perusahaan berhadapan dengan aumsi dasar teori keagenan
bahwa perusahaan adalah tempat banyak tipe hubungan. Chamber misalnya melukiskan
perusahaan sebagai koalisi sementara antara partisipan pada keseimbangan yang tidak stabil.
Bagi Chambers koalisi hanyalah entitas palsu yang berhadap-hadapan dengan beragam
partisipan dalam pandangan teori keagenan, di mana perusahaan sesungguhnya tidak memiliki
peran. Dalam pandangan koalisi, income sebagai sebuah pengukuran kinerja ekonomi
perusahaan dan secara ekonomi dapat mengukur asset dan liabilities adalah fungsi penting dari
akuntansi dan seharusnya menjadi pertimbangan utama dalam penyusunan standar keagenan.
Tidak ada titik pandang yang eksis dalam teori keagenan. Tidak ada ‘benar’ atau ‘salah’.
Beragamnya teori dan sudut pandang memberikan wawasan penting bagi akuntan, auditor,
users dan penyusun standar. Tak ada pendekatan individu yang dipertimbangkan lebih dari
yang lain, kontribusi penting bisa datang darimana saja dan dari semua sumber. Selanjutnya,
penganut dari riset teori keagenan menuntut agar hasil positif dan deskriptif dan tidak dapat
digunakan untuk tujuan kebijakan. Tidak ada alasan mengapa penyusun standar tidak
menggunakan dasil dari riset teory agency dipertimbangkan benar dan berguna.
Informasi Ekonomi
Hal pokok dari argumen pada kepentingan akuntansi akrual berhenti pada premis
1. income yang dilaporkan dengan akuntansi akrual menyampaikan lebih banyak informasi
dari sedikit ambisi sistem akuntansi berorientasi cash flow
2. akuntansi akrual adalah cara paling efesien untuk menyampaikan tambahan informasi dan
juga wajar
Informasi ekonomi mutakhir termasuk asumsi teori keagenan dan analisa situasi dalam
analisanya. Hai ini karena pembagian resiko antara prinsip dan agen adalah koneksi dekat
dengan isu apakah keduanya memiliki informasi yang penuh atau apakah akan terjadi informasi
yang timpang pada saat salah satu terpisah (biasanya agen) memiliki informasi yang lebih
banyak dari yang lain. Tujuan dari analisa teory informasi adalah menentukan bagaimana
rancangan kontrak dioptimalkan untuk menegosiasikan insentif dan pembagian resiko. Riset
juga memperlihatkan pentingnya fungsi pelayanan akuntansi (menilai kinerja manajemen
relatif penting untuk menentukan insentif dan reward manajemen)
Critical Accounting
Para filasuf yang kritis menerima standar dengan penjelasan ilmiah cukup
pertimbangan konteks temporal. Kebenaran merupakan proses yang ditempa dari luar dan
dalam praktik sosial dan sejarah. Tidak ada teori-kenyataan independen yang dapat
membuktikan atau tidak secara meyakinkan sebuah teori.
Inilah penjelasan untuk riset CA, mungkin lebih menjanjikan dari yang lain. Tetapi
kami percaya bahwa semua pendekatan memberi kontribusi pada pengetahuan kita dan
menyediakan wawasan pada proses kebijakan.
Seperti dinyatakan dalam pembahasan mengenai banyak sudut pandang tentang riset akuntansi,
riset akuntansi merupakan bidang yang dapat berubah secara terus menerus. Sebagian
diprediksi sebagai revolusi ilmiah dalam akuntansi karena ketidakpuasan dengan paradigma
yang ada. Paradigma adalah bagian pemecahan masalah yang dipandang sebagai ilmu atau
disiplin. Dalam akuntansi, bagian paradigma adalah historical costing yang didasari oleh
konsep realisasi, matching dan prinsip-prinsip lainnya seperti konservatisme, going concern,
entitas akuntansi dan periode waktu. Ketidakmampuan historical cost dalam mengatasi
masalah pelaporan keuangan sepanjang tahun 1970-an untuk bangkit dari inflasi hebat
menyebabkan ketidakpuasan. Dampak inflasi pada saat itu ditambah lagi dengan bersamaan
dengan pengembangan riset empirik di bidang akuntansi sebaik perspektif riset lainnya
mengidamkan kemungkinan pengembangan paradigma dalam akuntansi.
Kita akan mempertanyakan apakah ini kasus sesungguhnya? Penganut current valuation saling
berbeda pendapat, selanjutnya dengan mengurangnya inflasi selama tahun 1980-an kritik
terhadap historical cost mereda. Akan tetapi pengaruh yang mempelopori pengembangan
paradigma baru dalam akuntansi akan tetap ada. Dapat dikatakan bahwa banyak banyak
pendekatan baru dalam riset dalam akuntansi saat yang menyenangkan untuk terlibat dengan
akuntansi keuangan.
Hanya waktu yang akan menjawab apakah ada sebuah metode penilaian baru atau tipe
paradigma lain yang akan muncul sebagai kekolotan baru kita
IKHTISAR
Salah satu jalan untuk mengembangkan teori akuntansi adalah melalui riset.
Metode mendapatkan kesimpulan dari premis dapat ditentukan dengan metode induktif (logika
dari premis ke kesimpulan) dan dengan metode deduktif (mendapatkan data dan menyangkal
hipotesis).
Metode deduktif bersifat normatif, umum, ideal sedangkan deduktif bersifat deskriptif murni
(alaupun dalam mendapatkan temuan tidak bebas nilai
Jelasnya pembuatan kebijakan akuntansi adalah normatif sejak perhatian dengan menentukan
metode akuntansi dan bagian tertentu yang membutuhkan pengungkapan.
Apakah akuntansi merupakan seni atau ilmu. Di bidang seni setiap orang bebas menggunakan
interpretasi pribadinya dalam menjalankan keahliannya. Sedangkan ilmu lebih teliti, setiap
pelaku harus memiliki konsensus yang melibatkan relatif banyak (pihak) ketika mengukur
sebuah fenomena yang sama. Tetap ada kemungkinan perbedaan dalam ilmu. Akuntansi
kelihatan lebih dekat kepada seni akibat terlalu banyak kebebasan dalam menentukan metode
akuntansi dan ketelitian pengukuran fenomena oleh akuntan belum jadi disiplin saat ini.
Riset akuntansi mengikuti banyak arahan; yang paling dekat dengan fungsi penyusunan standar
adalah decision-model approach. Banyaknya arahan tersebut belum dapat dikatakan sebagai
revolusi ilmiah di bidang akuntansi, karena historical cost masih menjadi paradigma yang
dominan