Anda di halaman 1dari 14

TUGAS RESUME

TEORI AKUNTANSI

ACCOUNTING THEORY
AND
ACCOUNTING RESEARCH
Source : Walk Harry, Tearney G Michael and Dodd L. James. 2000. Accounting
Theory A Conceptual and Institusional Approach. Fifth Edition.

ALIF SHIROT SASMITA


I2F013009

MAGISTER AKUNTANSI

UNIVERSITAS MATARAM

TAHUN 2014
Teori Akuntansi dan Riset Akuntansi

Tujuan Pembelajaran
1. memahami pengertian metode ilmiah dan perbedaan deduktif dan induktif
2. memperoleh wawasan sifat dasar dari riset akuntansi positif
3. memutuskan dikotomi antara akuntansi sebagai seni dengan akuntansi sebagai
ilmu
4. memahami petunjuk riset akuntansi
Proses pencarian fenomena mempengaruhi aturan, defenisi, konsep dan
prinsip akuntansi yang diperoleh dengan cara metode-metode formal yang disebut
pertimbangan deduktif dan induktif. Proses investigasi tersebut disebut riset dan riset
digunakan dalam akuntansi dan dirujuk sebagai disiplin akademik
Salah satu karakteristik yang melekat pada disiplin akademik adalah publikasi
ide secara umum pada majalah yang disebut jurnal terutama dalam disiplin
akuntansi. Meskipun terdapat banyak sudut pandang tentang kandungan yang
tersedia dan pendekatan yang digunakan dalam riset akuntansi. Apa yang terutama
sekali menarik bagi tujuan kita adalah meningkatkan pemanfaatan metode ilmiah
dalam publikasi riset teori akuntansi.
Pada chapter ini kita akan menguji metode ilmiah dan hubungannya dengan
riset akuntansi. Prasyarat merujuk pada prosedur normal yang digunakan untuk
mendapatkan hukum dan prinsip yang menentukan seperti pada ilmu kimia dan
fisika. Aplikasi metode ilmiah pada disiplin ilmu ‘yang lebih lunak’ seperti akuntansi
keterlibatan manusia sebagai penentu aturan, mempersiapkan dan para auditor
laporan keuangan dan para pengguna informasi /laporan keuangan akan menjadi
topik penting tahun tahun tearkhir. Peran dan arti teori dalam sebuah disiplin
dipengaruhi oleh apakah disiplin tersebut adalah sebuah ilmu. Oleh karena itu kita
membutuhkan pertimbangan untuk pertanyaan apakah akuntansi adalah ilmu dan
atau bagaimana relasinya dengan seni. Salah satu bagian penting  dari teori
akuntansi diperoleh dari proses riset. Oleh karena itu kesimpulan bab dengan
menguji apakah kelihatan arahan utama riset akuntansi saat ini sebaik riset
akuntansi yang terpengaruh.

RISET AKUNTANSI DAN METODE ILMIAH


Teori secara ekstrem bermanfaat karena mencoba menjelaskan hubungan
atau meramalkan kejadian. Walaupun teori akuntansi mencakup wilayah yang luas
dari sudut pandang filosofis, kita terutama concern pada bab ini pada bagaimana
membangun teori secara formal yang dihasilkan dari proses riset. Dalam terminologi
metode ilmiah, teori adalah pertama dari segalanya, tiada yang lebih dari kata-kata
Teori harus mengandung sekumpulan dasar pikiran yang biasa disebut
asumsi atau dalil. Dasar pikiran ini harus jelas atau dibangun sehingga dapat diuji
dengan kesimpulan statistik dimana dalam kasus biasa disebut hipotesis.
Beberapa istilah premis bisa saja tidak terdefenisi, tetapi sebagian yang lain
membutuhkan defenisi yang tepat. Kata-kata debit dan kredit yang begitu dipahami
dengan baik oleh akuntan tidak memiliki defenisi yang tepat. Bagaimanapun kata
liabilities/kewajiban yang digunakan dalam teori membutuhkan pendefenisian
dengan teliti, karena beberapa konsep yang berbeda masih eksis.
Dalam pengertian yang paling sempit, liabilities dapat didefenisikan secara
ketat (sejumlah disajikan seharusnya sebagian untuk barang jasa atau pertimbangan
lain yang diterima. Bagaimanapun defenisi dapat diperluas termasuk pembayaran
kas masa yang akan datang untuk hutang pajak penghasilan, metode penyusutan
garis lurus digunakan dalam pelaporan keuangan dan penyusutan dipercepat
digunakan untuk tujuan pajak. Terakhir, teori sebuah teori harus mempunyai
kesimpulan yang dihasilkan dari pemikiran dasar. Kesimpulan dapat ditetapkan baik
secara deduksi maupun induksi.

Pemikiran Deduktif dan Induktif


Sebuah sistem deduktif adalah satu pemikiran logis yang digunakan untuk
memperoleh satu atau lebih kesimpulan dari sejumlah dasar pemikiran yang ada.
Data empiris tidak dianalisa dalam sistem deduktif murni
Misalnya
Premis 1       : seekor kuda mempunyai 4 kaki
Premis 2       : John mempunyai 2 kaki
Kesimpulan   : John bukan kuda
Dalam kasus di atas hanya satu kesimpulan yang dapat diambil. Pada sebuah
sistem yang kompleks dapat diperoleh lebih dari satu kesimpulan. Bagaimanapun
kesimpulan tidak harus saling berbenturan. Perlu diperhatikan tidak ada kesimpulan
lain yang mungkin dicapai bagi John dari premis di atas.
Jika teori ini kita aplikasikan pada kenyataan John, seperti menentang
menganalisa logika dari seperangkat kalimat, kita harus perlu melihat dan menguji
menentukan status John. Pada poin ini kita berada dalam dunia induktif, karena kita
akan menilai bahwa teori tidak hanya dengan logika internal melainkan diperjelas
dengan observasi, misalnya John dapat dikatakan kuda yang dipotong dua kakinya.
Menerima pertimbangan yang benar hanya asumsi yang mempertanyakan atau
kesimpulan empirik yang dapat menantang teori deduktif.
Teoritikus akuntansi dan ekonomi telah mengembangkan model INCOME
yang berbeda dengan pengertian pada pemikiran deduktif. Sumber utama INCOME
perusahaan berasal dari peningkatan kekayaan dari operasi sepanjang periode.
Income sering didefenisikan jumlah maksimum yang bisa didistribusikan pada
pemilik ketika saat akhir periode kondisi perusahaan sama dengan awal periode,
dengan demikian income sangat kondisional, secara defenisi; memelihara secara
utuh modal perusahaan pada awal periode. Konsep ini dikenal dengan capital
maintainance concept (konsep pemeliharaan modal). Dimulai dengan premis dasar
CM, terdapat sedikitnya 3 cara berbeda pada pendekatan ‘well-offness’ pada CM.
Jika kita asumsikan harga dollar stabil, pengukuran pendapatan (dengan) historical
cost adalah tepat dan CM dapat dipastikan dalam dollar yang disesuaikan. Pada
periode inflasi jika kita menginginkan mendapatkan perkiraan shrinking general
purchasing power of the dollar, pendapatan dan beban dapat diukur dengan
pengulangan historical cost dengan appropriate general price-level adjustments.
Demikian pula, pengukuran Income dengan menghitung beban-beban pada current
replacement cost dapat dicocokkan ke kapasitas fisik CM.
Beberapa pendekatan deduktif pada teori akuntansi telah digunakan
menyusun aksioma umpama premis sebuah sistem dengan berbagai aturan
akuntansi yang didapatkan. Dengan susunan aksioma tersebutkita memaknai
dengan terdefenisi secara teliti yang menyesuaikan aturan dengan terminologi dari
simbol logika. Susunan pendekatan deduktif (terkadang disebut metode
analitis/deduktif) tidak bertemu dengan kesuksesan dalam teori akuntansi berhutang
pada pemahaman terbatas dari teknik simbol laksana kekurangsepakatan pada
premis mendasar akuntansi keuangan. Metode deduktif umum bagaimanapun tetap
penting dalam teori akuntansi dan pengambilan kebijakan.
Metode Induktif menguji atau mengetes data, biasanya menggunakan sampel
dari sebuah populasi. Dan membuat kesimpulan dari populasi. Jika seseorang
menguji sepasang dadu untuk melihat apakah dadu tersebut, maka ia harus
melempar 100 kali untuk melihat kemungkinan.
Pada riset akuntansi data didapat melalui banyak metode dan sumber,
termasuk pengiriman kuisionrer pada praktisi atau bagian lain yang tepat,
eksperimen labor, individu yang terlibat dalam simulasi, beberapa laporan keuangan
yang dipublikasikan dan harga saham perusahaan publik.
Pada lingkungan yang kompleks seperti perdagangan internasional, teori
induktif yang baik harus spesifik dan teliti terhadap masalah yang diuji. Riset harus
didasarkan pada hipotesis yang layak untuk diuji, memilih sampel yang tepat dari
populasi yang diteliti, mengumpulkan dan memeriksa dengan cermat data yang
diperlukan dan menggunakan alat statistik untuk menguji hipotesa
Satu hal kritis pada awal riset induktif atau empiris akuntansi adalah
menyatakan realasi/hubungan adalah mekanistis, misalnya tes empiris dibuat pada
hubungan antara security price dengan perubahan metode akuntansi,
bagaimanapun pertanyaan MENGAPA penyusun standar atau manajer keuangan
memilih alternatif tertentu menyisakan sebagian besar yng tidak terjawab.
Riset empiris menempatkan hubungan antara earning dan security price atau
usaha untuk menjawab pertanyaan MENGAPA sebagian standar dipilih oleh
pembuat kebijakan atau mengapa manajemen memilih sebagian alternatif akuntansi,
yang biasa disebut riset akuntansi posistif.
Akuntansi positif mencoba menjelaskan hubungan perilaku dalam akuntansi.
Ia mencoba menggambarkan ‘what is’ tanpa membuat penilaian bagaimana
mestinya, sehingga periset terlebih dahulu harus membuat nilai untuk kemudian
dipertunjukkan.
Banyak contoh teori induktif dalam literatur akuntansi, misalnya Watt dan
Zimmerman, menguraikan bagaimana manajemen perusahaan merespon standar
baru yang diajukan FASB. Salah satu premis mereka adalah apakah tindakan
manajemen sehubungan dengan kepentingan pribadinya. Misalnya, peningkatan
kompensasi pribadi melalui bonus jika  net income dilaporkan meningkat.
Bagaimanapun hal ini tidak diperlukan pada kasus pada perusahaaan besar jika
mereka adalah pelaku tindakan antitrust atau regulasi karena mereka mendominasi
pasar. Pada perusahaan seperti ini  kepentingan jangka panjang manajemen yang
terbaik adalah melaporkan net income yang lebih rendah. Hasilnya W&Z membuat
hipotesis; Manajemen memiliki insentif lebih jika melaporkan net income lebih
rendah, jika perusahaannya adalah perusahaan yang terkena kebijakan politik.
Mereka menguji respon terhadap draft dan mereka menemukan kecenderungan
yang menguatkan hipotesa sehingga perusahaan besar yang mempunyai income
yang lebih tinggi yang menggunakan general price level adjustment cenderung
menentang usulan standar baru.
Beberapa komentar ditujukan pada studi W&Z. Premis mereka mengenai
reaksi manajemen pada aturan akuntansi tidak akan menaikkan atau menurunkan
income,tetapi draft baru merupakan pengukuran pendapatan suplemen yang lebih
baik dari pengukuran yang ada. Studi mereka menyatakan bahwa general price level
adjusted income dapat lebih rendah atau lebih tinggi dari historical cost income.
Karenanya sangat reasonable untuk menguji pertanyaan bagaimana reaksi
manajemen terhadap standar yang dirasakan akan meningkat atau menurun
pengukuran income yang dilaporkan
Aspek lain dari studi adalah menghidupkan isu-isu penting. Misalnya,
Solomon meneruskan temuan W&Z tetapi lebih halus karena hanya melibatkan
sedikit perusahaan (52) dengan isu akuntansi tunggal pada 1 tahun (1973). Solomon
mencatat (dalam studi yang tidakdipublikasikan oleh Wiliam Lanen dan Meir
Schaneller) bahwa banyak perusahaan yang mencoba mempengaruhi untuk
menyokong GPLAI ketika teknik ditampilkan untuk pelaporan yang lebih rendah tidak
berguna pada teknis yang ada saat ini.

Teori Normatif dan Deskriptif


Selain diklassifikasikan menjadi deduktif dan induktif, teori dapat
diklassifikasikan normatif  dan deskriptif. Teori normatif menggunakan nilai dalam
pertimbangan, yang mengandung sedikitnya satu premis yang menyatakan
‘seharusnya’ . misalnya Pelaporan Keuangan harus didasarkan pada pengukuran
aset Net Realizable Value akan mengindikasikan sebuah sistem yang normatif.
Sementara teori deskriptif mencoba menemukan hubungan kenyataan yang terjadi,
W&Z adalah contoh teori deskriptif
Sistem deduktif sering disamakan dengan normatif walau matematika dan
simbol logika adalah deduktif sistem yang bebas nilai. Pendekatan-pendekatan
induktif terkadang mencoba menjelaskan. Ciri ini adalah hasil dari sifat dasar metode
deduktif dan induktif. Metode deduktif pada dasarnya tertutup, sistem non-empirik,
kesimpulannya didasarkan secara ketat pada premis. Pendekatan induktif karena
mencoba mencari dan menjelaskan hubungan dunia nyata, bersifat sebaliknya di
bidang deskriptif dengan sangat alami
Bagaimanapun, terdapat pertanyaan dimana riset empirik dalam kenyataan
dapat menjadi bebas nilai (netral) dalam pencariannya karena nilai pertimbangan
implisit yang mendasari format dan muatan riset tersebut
Mattessich mengutip Gunnar Myrdal
Pertanyaan yang mesti dipertanyakan before menjawab dapat diberikan.
Pertanyaan adalah ekspresi dari kepentingan kita di dunia terhadap dasar
penilaian. Penilaian adalah demikian dibutuhkan dilibatkan sesudah kita pada
tinggkat mengobservasi kenyataan danmendapatkan analisa teoritis, tidak
hanya pada saat kita melukiskan perbedaan politik dari kenyataan dan
penilaian
W&Z mengakui dari persfektif periset dan pengguna, nilai benar-benar
mendasari riset. Selanjutnya Christenson mendiskusikan temuan pada riset positif
tidak mempedulikan isu-isu akuntansi, tetapi lebih kepada perilaku orang yang
mempersiapkan dan menggunakan data akuntansi (akuntan, manajemen, users).
Pilihan isu yang akan disebutkan pasti melibatkan nilai seperti yang ditegaskan
Myrdal.
Meskipun riset positif memberi perhatian pada tipe isu yang berbeda dari riset
akuntansi konvensional, ini tidak berarti ia bebas nilai. Terakhir, salah satu tujuan
riset positif adalah memuaskan kebutuhan informasi manajer, auditor dan users

Teori Global dan Partikular/Spesifik


Defenisi yang lebih tajam antara sistem deduktif dan induktif adalah global
(makro) dan partikular (mikro). Premis dari sistem deduktif adalah total atau
keseluruhan atau meliputi semuanya dalam dasar dan kesimpulan. Dalam konteks
akuntansi, contoh pendekatan global adalah teori menganjurkan satu tipe penilaian
terhadap semua perkiraan. Sedangkan sistem induktif karena didasarkan pada
fenomena real dapat realistik dan terfokus pada bagian kecil pada lingkungan yang
relevan, dengan kata lain riset induktif cenderung untuk menguji lebih seksama
defenisi pertanyaan dan masalah, kembli W&Z adalah contoh paper yang
representatif dari skope spesifik dari teori induktif,
Banyak pendapat (misalnya Nelson) yang melihat teori global akuntansi
sebagai sebuah jalan buntu. The Statement of Accounting Theory and Theory of
Acceptance (1977) dari American Accounting Association mengenai/memandang
konflik antara teori akuntansi global sebagai sesuatu yang tidak terselesaikan pada
saat itu. Caplan melihat arah masa depan dari riset akuntansi adalah pada teori
induktif karena memberi sinar pada pertanyaan yang spesifik. Meskipun demikian
perlu didorong untuk meneruskan pendekatan normatif. Kenyataannya, perbedaan
antara riset deduktif dan induktif adalah sederhana tidak clear-cut

Hubungan Komplementer Metode Deduktif dan Induktif


Perbedaan deduktif dan induktif dalam riset, meskipun merupakan konsep
yang baik pada tujuan pembelajaran sering tidak teraplikasi dalam praktek. Jauh dari
kompetisi pendekatan, malah keduanya saling melengkapai dan sering digunakan
secara bersamaan. Hakanson, misalnya menganjurkan agar metode induktif dapat
digunakan pada penilaian dengan tepat  seperangkat premis yang terselesksi dan
original pada sistem deduktif primer. Ternyata perubahan premis dapat mengubah
logika mendapatkan keputusan. Proses riset sendiri tidak selalu mengikuti pola
secara persis. Periset sering bekerja terbalik dari kesimpulan terhadap studi lain
dengan membangun hipotesis baru agar cocok dengan data. Lalu kemudian menguji
hipotesis baru.
Metode yang dipakai oleh detektif besar ada dalam semua literatur. Sherlock
Holmes terkenal kemampuannya yang luar biasa dalam pemikiran deduktif, memberi
contoh yang istimewa hubungan komplementer metode deduktif dan induktif, pada
salah satu kasusnya SH, Silver Blaze, seekor kuda balap hilang secara misterius
ketika pelatihnya dibunuh. Salah satu elemen kasus, anjing penjaga tidak menyalak
ketika kuda menghilang. Dr Watson melihat bukan kebiasaan anjing tidak
menyalak.SH dengan segera menarik kesimpulan yang mengambil kuda adalah
orang dalam daripada orang luar. Jadi ia segera membatasi daftar orang yang
dicurigai. SH memiliki kesadaran yang tajam dalam induktif dan secara sistematis
mengobservasi elemen yang memperluas pengetahuan dan persepsinya. Perluasan
studi yang demikian beragam seperti abu cerutu, pengaruh dari perdagangan yang
bervariasi di tangan dan penggunaan plaster di Perancis memelihara tangan dan
jejak kaki memberinya pertimbangan yang dalam.
Dalam model yang berbeda riset induktif dalam akuntansi dapat membantu
menerangkan hubungan dan fenomena yang sedang berlangsung pada lingkungan
bisnis. Riset ini dalam pada gilirannya bermanfaat dalam proses pengambilan
kebijakan dimana metode deduktif membantu memutuskan aturan yang telah
ditentukan. Karenanya menjadi jelas bahwa metode induktif dan deduktif dapat
digunakan bersama dan bukan metode yang saling ekslusif meskipun tidak mungkin
menjaga riset induktif bebas nilai

APAKAH AKUNTANSI SEBUAH SENI ATAU ILMU?


Kedua struktur pembuatan aturan dan praktik akuntansi adakalanya
memunculkan pertanyaan apakah akuntansi sebuah seni atau ilmu. Paling tidak
seorang penulis pada tahun 40-an merasa akuntansi adalah sebuah ilmu.
Bagaimanapun ia tidak mendefenisikan kriteria sebuah ilmu, selain prasangkanya
sendiri. Penulis lain menyatakan bahwa akuntansi lebih dekat kepada seni liberal.
Akuntansi sendiri tampak sebagai ‘seni praktek’. Tetapi sang penulis tidak
menyebutkan kriteria real yang membedakan antara seni dan ilmu. Tentu kita dapat
melihat mendiskusikan akuntansi pada terminologi ilmu/metode ilmiah dan peran
teori pengukuran dalam posisi potensial akuntansi dalam wilayah ilmiah.
Dalam sebuah artikel penting and buku follow-up Sterling mencoba
mengklarifikasi posisi relatif akuntansi terhadap imu. Ia berpendapat bahwa seni
lebih berat merupakan interpretasi pribadi dari pelakunya, misalnya seorang pelukis
mungkin saja menyajikan seorang model mempunyai 3 mata, sedangkan yang lain
tetap menyajikan secara konvensional dengan 2 mata dan sebuah hidung yang hijau
dalam menyajikan obyek sama. Sedangkan ilmu bagaimanapun seharusnya
memiliki kesepakatan dari para praktisinya dalam jumlah yang banyak tentang
fenomena yang diteliti dan diukur.
Sterling yakin bahwa bahwa akuntansi jauh lebih dekat kepada seni daripada
ilmu jika melihat bagaimana akuntan mendefenisikan masalah. Misalnya dalam
kasus depresiasi, sebuah kesepakatan adanya ruang gerak yang luas tersedia
dalam pengukuran kita dalam menyeleksi metode penyusutan dan memutuskan
jumlah tahun masa manfaat dan nilai sisa. Hasilnya, objektivitas menjadi sangat
rendah. Pendekatan ilmiah berjuang keras untuk mengadakan prosedur pengukuran
sebagai kelengkapan yang bermakna secara ekonomi. Sebagaimana replacement
cost atau NRV dari asset atau elemen lain yang diukur.
Apakah secara kaku prosedur pengukuran yang yang spesifik dapat
menyediakan tingkat konsensus yang tinggi, adalah sebuah pertanyaan yang 
ekstrem. Bagaimanapun ilmuan tidak selalu hadir dalam keseragaman pengukuran
atau interpretasi terhadap apa yang mereka ukur. Setidaknya ada 3 contoh dari
disiplin yang berbeda untuk mengklarifikasi hal ini.
PETUNJUK DALAM RISET AKUNTANSI
Pendekatan yang didiskusikan di bawah ini mewakili orientasi tertentu atau
petunjuk riset akuntansi. Mewakili perubahan yang signifikan melampaui riset
normatif murni generasi yang lalu

The Decision-Model Approach/Pendekatan Keputusan-Model


Model ini menyatakan informasi apa yang dibutuhkan dalam pengambilan
keputusan. Dari sudut pandang ini laporan keuangan didasarkan pada entry value,
exit value dan discounted cash flows yang memenuhi syarat berkemungkinan
bermanfaat. Pendekatan ini tidak menyatakan informasi yang diinginkan users
melainkan lebih berkonsentrasi pada informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan
keputusan tertentu. Dengan demikian orientasinya adalah normatif dan deduktif.
Premis yang mendasari riset ini adalah pembuat keputusan yang perlu diajar
bagaimana menggunakan informasi jika mereka tidak familiar dengan informasi
tersebut.
Terdapat banyak peserta dari sekolah yang menyarankan jarak/range dari
kemungkinan penilaian. Chambers and Sterling menyarankan pendekatan exit value
karena harga jual asset relevan untuk keputusan untuk menahan atau melepaskan
asset. Juga, kumpulan exit value dari seluruh asset melengkapi perhitungan total
likuiditas yang tersedia pada perusahaan. Bell adalah penganjur current value yang
menyokong pemakaian deprival value dari asset 
Deprival value lebih rendah dari
1. replacement cost
2. the recoverable amount/jumlah yang dapat dicover dari yang lebih tinggi
dari NRV  atau PV
Solomon juga menganjurkan deprival value yang juga bersemangat bertahan
dari kebutuhan pada conceptual framework dilandaskan pada kriteria pengakuan
dan pengukuran dengan menguatkan current value karena sangat bermanfaat
dalam pengambilan keputusan
Pekerjaan beberapa teoritikus akuntansi penting lainnya pun jatuh pada
decision-model approach, meskipun orientasi penilaian mereka tidak dengan asumsi
primer seperti Chambers, Sterling, Bell dan Solomon. Ijiri adalah penganjur kuat
terhadap fungsi pelayanan dengan konsern pada pertanggungjawaban manajemen
(yang disebutnya akuntor) dan pemilik atau akunteks. Ijiri adalah penganjur historical
costing dengan penyesuaian untuk perubahan pada purchasing power dari unit
moneter (GPLA). Mattesich adalah penganjur metode aksioma tegas/rigorous
axiomatic method untuk menentukan teori akuntansi umum yang dapat digunakan
untuk menentukan informasi spesifik yang diperlukan users. Terakhir, Staubus
menganjurkan pengukuran akuntansi meniru discounted cash flows lebih dekat dan
memungkinkan untuk memfasilitasi pengambilan keputusan oleh investor.
Sifat normatif dari pendekatan ini (D-MA) mengarahkan pendekatan teori
yang lebih baru mengumumkan bahwa D-MA tidak ilmiah. Bagaimanapun Mattesich
menunjukkan dengan sangat jernih bahwa value-laden assumptions memerlukan
aspek aktivitas berorientasi tujuan (means-ends) sebagaimana ilmu administrasi
termasuk akuntansi. Dengan kata lain metode dan pendekatan ilmiah dapat
dimanfaatkan dapat dimanfaatkan dalam aktivitas yang berkeinginan akhir
menentang, misalnya ilmu alam yang mencoba melukiskan dunia alam. Bila tidak
mendominasi seperti digunakan sebagai prioritas pada peningkatan riset empirik
dalam akuntansi, pendekatan ini masih merupakan fokus yang penting dalam riset
akuntansi.
Dua keputusan besar tercakup oleh pendekatan ini
1. memungkinkan user memprediksikan dengan lebih baik cash flow pada
masa depan
2. menganalisa efesiensi dan efektivitas pelayanan manajemen

Riset Pasar Modal


Sebuah jumlah yang signifikan dari riset empirik/induktif memperlihatkan
harga saham perusahaan publik bereaksi dengan cepat dan dalam keadaan tidak
bias terhadap informasi baru. Karenanya harga pasar diasumsikan dapat
merefleksikan secara utuh semua informasi yang tersedia untuk publik. Proposisi ini
secara prinsip dari disiplin keuangan diketahui sebagai effecient market hypothesis.
Dalam tambahan return on security adalah sebuah fungsi dari resiko; volatility
(kemudahan berubah) dari return on security terhadap volatility dari seluruh pasar
saham. Wawasan yang sangat signifikan meningkat  memberi tekanan pada
peragaman portofolio investasi lebih dari mencoba untuk ‘menggendang’  pasar
pada sebuah basis saham individu. Hipotesa efesiensi pasar memiliki potensi
implikasi yang signifikan pada akuntansi. Misalnya karena informasi terefleksi
dengan cepat pada harga saham, daya dorong untuk peningkatan keterbukaan
dengan sedikit perhatian pada pilihan alternatif akuntansi tumbuh lebih kuat. Sejak
hipotesa efesiensi market diungkapkan return on risk didasarkan pada resiko, riset
lain  mencoba menaksir hubungan akuntansi yang didasarkan pada pengukuran
resiko (misalnya rasio Laporan Keuangan) dan pasar yang didasarkan pada
pengukuran resiko. Dampak dari pilihan kebijakan akuntansi pada security price juga
diuji secara luas.

Riset Perilaku
Riset perilaku adalah area penting lainnya yang harus diselidiki. Perhatian
utama dari riset ini adalah bagaimana pengguna laporan keuangan membuat
keputusan dan informasi apa yang mereka butuhkan. Pendekatannya adalah
deskriptif, sedangkan pendekatan decision model adalah normatif. Kebanyakan
penelitian ini menggunakan subyek situasi percobaan yang terkendalikan dengan
seksama
McIntyre, misalnya mencoba menemukan apakah informasi replacement cost
lebih bermanfaat dari historical cost dalam mengevaluasi rate of return annual
aktual? Dengan kata lain, pendekatan ini mencari pengertian informasi terseleksi
dan bagaimana prosesnya. Empat perusahaan menengah pada industri ban dan
karet dianalisa lebih dari tiga tahun periode. Subyek penelitian McIntyre adalah
mahasiswa S1 dan S2. Sebagian mahasiswa lebih memilih laporan keuangan
dengan replacement cost, sebagian historical cost dan sebagian yang lain memilih
keduanya. Subyek penelitian diminta untuk memilih perusahaan yang menghasilkan
rate of return annual aktual tertinggi dalam 3 tahun
Rate of return annual aktual dirumuskan sbb;
            r =  1  (∆M+D)
                  n     M
          n : lama asumsi periode riset(dalam tahun)
          D : dividen yang diterima selama periode riset
          M : nilai pasar saham pada awal periode riset
        ∆M : perubahan nilai pasar saham selama periode riset

Meskipun terdapat kualifikasi yang dapat dipertimbangkan, McIntyre


menemukan kegagalan untuk memperlihatkan keuntungan kepada users laporan
keuangan dengan replacement cost. Tetapi pertanyaan seberapa representatif
mahasiswa yang dijadikan subyek oleh McIntyre untuk mengambil keputusan adalah
sebuah masalah yang sebenarnya dari riset perilaku.
Pada saat riset perilaku berada pada tahapan awal, banyak hal yang menarik.
Banyak studi telah memperlihatkan ketidaksesuaian antara model keputusan
normatif dengan proses keputusan aktual dari users. Perbaikan dari kemungkinan
oleh pembuat keputusan terjadi lebih sedikit dari model keputusan Bayesian
menandakan hal tersebut adalah tepat. Riset lain menemukan adanya tendensi
untuk menggunakan laporan keuangan yang dipublikasikan untuk tujuan
pengambilan keputusan manajerial. Pada saat riset perilaku merupakan deskriptif
atau positif dalam pendekatannya akan mudah melompat kepada kesimpulan
normatif yang memakai data akuntansi untuk tujuan pengambilan keputusan.

Teori Keagenan
Teori keagenan atau teori kontrak adalah sebuah tipe penting dalam riset
akuntansi saat ini. Teori keagenan bisa merupakan deduktif dan induktif dan
merupakan contoh yang istimewa dari riset perilaku walaupun akar teori keagenan
pada keuangan dan ekonomi lebih dari psikologi dan sosiologi. Asumsi yang
mendasari adalah reaksi individu pada saat terjadi konflik antara kepentingannya
dengan kepentingan perusahaan. Asumsi lain yang penting dari teori adalah titik
persimpangan antara banyak tipe kontrak di antara manajemen, pemilik, kreditur dan
pemerintah. Hasilnya teori keagenan memperhatikan variasi cost dari hubungan
pemantauan dan pelaksanaan di antara kelompok yang beragam,
Misalnya, audit dapat dilihat sebagai instrumen untuk memastikan bahwa
laporan keuangan perusahaan telah sesuai dengan SPI. Dalam tambahan, laporan
sendiri –menduga opini unqualified- diasumsikan menemukan ukuran sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum. Audit, untuk itu mencoba memberi jaminan pada
pihak luar seperti pemilik dan kreditur tentang pengelolaan perusahaan oleh
manajemen. Banyak hubungan keagenan antara bagian yang didefenisikan atau
diatur oleh akuntansi. Termasuk di dalamnya perjanjian obligasi, kontrak
kompensasi manajemen dan ukuran perusahaan. Frekuensi perjanjian obligasi
menentukan tingkat maksimum dari ratio laksana debt to equity. Pelanggaran bisa
menyebabkan kegagalan teknis. Yang lebih sempit dari debt to equity, manajemen
akan memilih alternatif akuntansi yang akan meningkatkan income. Manajemen
berkemungkinan mencoba untuk memilih metode yang akan meningkatkan income
dan juga meningkatkan bonus. Sebagai hasil, pilihan metode akuntansi oleh
perusahaan akan dipengaruhi oleh akibat dari kontrak keagenan.
Salah satu hipotesa teori keagenan adalah manajemen akan mencoba
meminimalisir kesejahteraannya sendiri dengan meminimalisasi kenaikan berbagai
biaya keagenan dari pengawasan dan kontrak. Ini tidak sama dengan manajemen
memaksimalisasi nilai perusahaan. Ketika manajemen mencoba menaikkan
kompensasi, berarti ini dilakukan dalam framework menaikkan net income, ROI atau
ukuran akuntansi serupa yang juga mengubah secara positif harga saham
perusahaan.
Karenanya, meminimalisir beban kontrak menunjukkan mengacaukan secara
negatif hubungan ‘halus’ antara akuntansi yang didasarkan pada pengukuran kinerja
dan tidak mendapatkan opini qualified dalam audit. Pada saat manajemen utama
mengendalikan biasanya akan meningkatkan kinerja, manajemen akan mencoba
memilih aturan akuntansi yang segera dapat meningkatkan income, seperti dalam
kasus kredit pajak investasi untuk meningkatkan kompensasi bagi dirinya. Pada
kasus serupa, tindakan manajemen tidak selalu merupakan yang terbaik bagi
pemegang saham. Inilah yang biasa disebut perilaku oportunis atau risiko moral.
Asumsi lain dari sifat dasar perusahaan berhadapan dengan aumsi dasar
teori keagenan bahwa perusahaan adalah tempat banyak tipe hubungan. Chamber
misalnya melukiskan perusahaan sebagai koalisi sementara antara partisipan pada
keseimbangan yang tidak stabil. Bagi Chambers koalisi hanyalah entitas palsu yang
berhadap-hadapan dengan beragam partisipan dalam pandangan teori keagenan, di
mana perusahaan sesungguhnya tidak memiliki peran. Dalam pandangan koalisi,
income sebagai sebuah pengukuran kinerja ekonomi perusahaan dan secara
ekonomi dapat mengukur asset dan liabilities adalah fungsi penting dari akuntansi
dan seharusnya menjadi pertimbangan utama dalam penyusunan standar
keagenan. Tidak ada titik pandang yang eksis dalam teori keagenan. Tidak ada
‘benar’ atau ‘salah’. Beragamnya teori dan sudut pandang memberikan wawasan
penting bagi akuntan, auditor, users dan penyusun standar. Tak ada pendekatan
individu yang dipertimbangkan lebih dari yang lain, kontribusi penting bisa datang
darimana saja dan dari semua sumber. Selanjutnya, penganut dari riset teori
keagenan menuntut agar hasil positif dan deskriptif dan tidak dapat digunakan untuk
tujuan kebijakan. Tidak ada alasan mengapa penyusun standar tidak menggunakan
dasil dari riset teory agency dipertimbangkan benar dan berguna.

Informasi Ekonomi
Akuntan menjadi meningkat kesadarannya terhadap cost dan benefit dalam
menghasilkan informasi akuntansi. Ini lapangan yang relatif baru bagi periset
akuntansi; informasi ekonomi. Riset informasi ekonomi biasanya dasarnya adalah
analitis/deduktif. Dengan pengecualian dari akuntansi arus kas model alternatif dari
model akuntansi historical cost akan –terutama- akan kelihatan mengganggu beban
penciptaan informasi tambahan pada perusahaan. Apakah penyusunan alternatif
informasi atau penyusunan informasi yang lebih luas adalah cost yang berharga
adalah sebuah pertanyaan penting. Pada dasarmya masalah ini dengan rinkas
diungkapkan oleh Beaver dan Demski:
Hal pokok dari argumen pada kepentingan akuntansi akrual berhenti pada premis
1.    income yang dilaporkan dengan akuntansi akrual menyampaikan lebih
banyak informasi dari sedikit ambisi sistem akuntansi berorientasi cash
flow
2.   akuntansi akrual adalah cara paling efesien untuk menyampaikan
tambahan informasi dan juga wajar
3.   nilai dari tambahan sistem informasi melebihi cost-nya
Informasi ekonomi mutakhir termasuk asumsi teori keagenan dan analisa
situasi dalam analisanya. Hai ini karena pembagian resiko antara prinsip dan agen
adalah koneksi dekat dengan isu apakah keduanya memiliki informasi yang penuh
atau apakah akan terjadi informasi yang timpang pada saat salah satu terpisah
(biasanya agen) memiliki informasi yang lebih banyak dari yang lain. Tujuan dari
analisa teory informasi adalah menentukan bagaimana rancangan kontrak
dioptimalkan untuk menegosiasikan insentif dan pembagian resiko. Riset juga
memperlihatkan pentingnya fungsi pelayanan akuntansi (menilai kinerja manajemen
relatif penting untuk menentukan insentif dan reward manajemen)

Critical Accounting
Critical Accounting adalah cabang teori akuntansi yang memandang
akuntansi memiliki peran sebagai poros dalam memutuskan konflik antara
perusahaan dan konstituen sosial seperti buruh, konsumen dan masyarakat umum.
Hal ini secara langsung diperhatikan secara aktif dalam peran sosial akuntan. CA
merupakan perpaduan gabungan dua area lain dari akuntansi yang dikembangkan
sejak 1960-an yaitu akuntansi kepentingan publik dan akuntansi sosial. Akuntansi
kepentingan publik melakukan pekerjaaan bebas dari pajak dan nasehat keuangan
pada individu, kelompok dan usaha kecil yang tidak mampu membayar jasa
tersebut. Akuntansi sosial menyinggung usaha menjelaskan pengukuran untuk
mengambil dari perusahaan beban eksternal, seperti polusi yang menimbulkan
kerusakan pada masyarakat. CA lebih luas dari akuntansi kepentingan publik dan
akuntansi sosial (namun keduanya masih tercakup). Selanjutnya, tujuan dari periset
CA bergerak dari menempati pinggiran AKP dan AS  menuju mainstreem riset
akuntansi (dan tindakan) dengan mengadopsi perspektif yang didasari oleh konflik.
CA berbeda dengan dengan area riset lain yang telah didiskusikan. Riset lain
mengarahkan pemisahan yang tajam antara periset dengan bidang penelitiannya.
Misalnya, periset akuntansi positif dan perilaku meyakini bahwa mereka melaporkan
dengan sederhana perilaku dari subyek yang mereka uji. Tak dapat disangkal,
periset normatif melihat realitas sebagai sesuatu yang independen dari mereka.
Sehingga pekerjaan mereka dipengaruhi cara yang paling bermanfaat untuk
melaporkan pada operasional dan keterangan bisnis dan entitas lainnya. Periset CA
meyakini dalam memandang dan meneliti mereka harus membantu mempertajam
realitas tersebut. Seperti yang dikatakan Chua
Interaksi yang saling menguntungkan antara pengetahuan dan manusia –
dunia fisika- pembuatan pengetahuan dibatasi oleh manusia yang membuat aturan
atau keyakinan yang mendefenisikan wilayah pengetahuan, fenomena empirik dan
hubungan keduanya. Epistimologi (studi yang menjelaskan bagaimana menentukan
suatu ilmu) memutuskan asumsi adalah menghitung keyakinan yang dapat diterima
oleh kriteria yang spesifik dan proses menaksir klaim kebenaran
Tinker memberi contoh yang menarik dari ilmu astronomi untuk
mengilustrasikan masalah yang dirasakan oleh Critical Accountant. Ia
membicarakan planet Uranus. Semua periset akan mengatakan bahwa ‘Uranus’
adalah planet sebuah entitas yang independen dari kita. CA’t mengatakan bahwa
kita menginterpretasikan realitas yang kita namakan ‘Uranus’. Lagi pula usaha kita
untuk menggambarkan secara ilmiah terbatas oleh instrumen yang memberi tahu
kita yang perlu diinterprertasikan kembali. Sebagai contoh, ‘Venus’ memiliki
permukaan yang sangat panas dan sering digambarkan ‘tidak bersahabat’ dan
‘bermusuhan’ meskipun itu hanya obyek yang mati.

Chua menggambarkan keadaan ini


Para filasuf yang kritis menerima standar dengan penjelasan ilmiah cukup
pertimbangan konteks temporal. Kebenaran merupakan proses yang ditempa dari
luar dan dalam praktik sosial dan sejarah. Tidak ada teori-kenyataan independen
yang dapat membuktikan atau tidak secara meyakinkan sebuah teori.
Selanjutnya, ketika kita membahas pengukuran belaka, sementara
berkemungkinan  tidak benar, dan subyek yang membatasi instrumen pengukuran
kita dan teori yang mendasari kata-kata penjelasan mengambil alih realitas yang kita
gambarkan.
Hal ini karena interpretasi kita terhadap realitas tidak bisa netral, makanya
CA’t meyakini bahwa akuntansi harus lebih ditekankan untuk mencoba
menyelesaikan masalah-masalah sosial. Ini dicurigai sebagai serangan yang
ditujukan pada teori keagenan dan sifat dasar bebas nilai dari riset. Dalam riset CA
sedikit menekankan pada model matematika dan statistik dan lebih pada penjelasan
sejarah.
Inilah penjelasan untuk riset CA, mungkin lebih menjanjikan dari yang lain.
Tetapi kami percaya bahwa semua pendekatan memberi kontribusi pada
pengetahuan kita dan menyediakan wawasan pada proses kebijakan.

Revolusi Ilmiah Akuntansi?


Seperti dinyatakan dalam pembahasan mengenai banyak sudut pandang
tentang riset akuntansi, riset akuntansi merupakan bidang yang dapat berubah
secara terus menerus. Sebagian diprediksi sebagai revolusi ilmiah dalam akuntansi
karena ketidakpuasan dengan paradigma yang ada. Paradigma adalah bagian
pemecahan masalah yang dipandang sebagai ilmu atau disiplin. Dalam akuntansi,
bagian paradigma adalah historical costing yang didasari oleh konsep realisasi,
matching dan prinsip-prinsip lainnya seperti konservatisme, going concern, entitas
akuntansi dan periode waktu. Ketidakmampuan historical cost dalam mengatasi
masalah pelaporan keuangan sepanjang tahun 1970-an untuk bangkit dari inflasi
hebat menyebabkan ketidakpuasan. Dampak inflasi pada saat itu ditambah lagi
dengan bersamaan dengan pengembangan riset empirik di bidang akuntansi sebaik
perspektif riset lainnya mengidamkan kemungkinan pengembangan paradigma
dalam akuntansi.
Kita akan mempertanyakan apakah ini kasus sesungguhnya? Penganut
current valuation saling berbeda pendapat, selanjutnya dengan mengurangnya
inflasi selama tahun 1980-an kritik terhadap historical cost mereda. Akan tetapi
pengaruh yang mempelopori pengembangan paradigma baru dalam akuntansi akan
tetap ada. Dapat dikatakan bahwa banyak banyak pendekatan baru dalam riset
dalam akuntansi saat yang menyenangkan untuk terlibat dengan akuntansi
keuangan.
Hanya waktu yang akan menjawab apakah ada sebuah metode penilaian
baru atau tipe paradigma lain yang akan muncul sebagai kekolotan baru kita

IKHTISAR
Salah satu jalan untuk mengembangkan teori akuntansi adalah melalui riset.
Metode mendapatkan kesimpulan dari premis dapat ditentukan dengan metode
induktif (logika dari premis ke kesimpulan) dan dengan metode deduktif
(mendapatkan data dan menyangkal hipotesis). Metode deduktif bersifat normatif,
umum, ideal sedangkan deduktif bersifat deskriptif murni (alaupun dalam
mendapatkan temuan tidak bebas nilai. Metode deduktif dan induktif dapat saling
melengkapi. Jelasnya pembuatan kebijakan akuntansi adalah normatif sejak
perhatian dengan menentukan metode akuntansi dan bagian tertentu yang
membutuhkan pengungkapan.
Apakah akuntansi merupakan seni atau ilmu. Di bidang seni setiap orang
bebas menggunakan interpretasi pribadinya dalam menjalankan keahliannya.
Sedangkan ilmu lebih teliti, setiap pelaku harus memiliki konsensus yang melibatkan
relatif banyak (pihak) ketika mengukur sebuah fenomena yang sama. Tetap ada
kemungkinan perbedaan dalam ilmu. Akuntansi kelihatan lebih dekat kepada seni
akibat terlalu banyak kebebasan dalam menentukan metode akuntansi dan ketelitian
pengukuran fenomena oleh akuntan belum jadi disiplin saat ini.
Riset akuntansi mengikuti banyak arahan; yang paling dekat dengan fungsi
penyusunan standar adalah decision-model approach. Banyaknya arahan tersebut
belum dapat dikatakan sebagai revolusi ilmiah di bidang akuntansi, karena historical
cost masih menjadi paradigma yang dominan

Anda mungkin juga menyukai