Anda di halaman 1dari 11

RINGKASAN MATA KULIAH

TEORI DAN TEORI AKUNTANSI


&
TEORI AKUNTANSI DAN RISET AKUNTANSI

Untutk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi


Dosen Pengampu : Sohidin, SE., M.Si., AK, CA

Disusun Oleh

Nama : Tutik Setyoningsih

NIM : K7720076

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
TAHUN 2022/2023
BAB I

TEORI DAN TEORI AKUNTANSI

A. Konsep Umum Teori


Teori adalah sebuah penjelasan yang menekankan bahwa dalam berbagai
situasi yang terjadi, akan berakibat pada hal yang sama. Sebuah teori dapat
diuji akurasinya menggunakan fakta atau data empiris. Meskipun data empiris
tidak mendukung teori, namun teori ini tetaplah teori, yaitu teori yang salah.
Sebuah teori diungkapkan dalam sebuah pernyataan umum, baik berupa sebab
akibat maupun hubungan antara dua hal. Sebuah teori dapat diuji dengan data
empiris. Sebuah teori tidak harus benar. Berbeda dengan hukum yang harus
selalu benar.

B. Hipotesis
Sebuah teori mengandung beberapa postulat. Sebuah postulat yang dapat
diuji dalam kehidupan nyata disebut dengan hipotesis. Hipotesis diterapkan
untuk sekelompok subyek dan bukan individual subyek. Dalam ilmu sosial,
hipotesis diuji melalui bentuk negatif.

C. Teori, Hukum, dan Teorema


Sebuah teori bukanlah sebuah hukum, karena sebuah teori bisa saja keliru.
Sebuah teori juga bukan teorema. Sebuah teorema adalah sebuah jenis khusus
hukum. Teorema selalu benardan tidak ada pengecualian karena unsurnya
sudah lengkap dan spesifikasinya eksak tidak lagi berupa aprokisimasi.
Lengkap berarti hal lain di luar teorema tidak relevan. Di sisi lain, teori jarang
memiliki spesifikasi lengkap. Oleh karena itu, teori cenderung menjadi
penyederhanaan pola nyata yang memfokuskan pada pola penting yang paling
sering terjadi dan tidak memasukkan seluruh pola yang ada.
D. Teori Positif dan Teori Normatif
Teori dapat bersifat positif dan normatif. Teori normatif menyatakan apa
yang seharusnya terjadi, dengan mengasumsikan kita menginginkan sebuah
hasil akhir yang spesifik misalnya kekayaan dan kesejahteraan. Teori positif
menjelaskan atau memprediksi fakta dan tidak mengasumsikan kita
menginginkan hasil akhir tertentu. Contoh teori normatif adalah teori
stakeholder normatif yang menyatakan bahwa perusahaan akan melakukan
tindakan yang terbaik jika perusahaan memasukkan kepentingan seluruh
kelompok stakeholder dan tidak hanya memaksimumkan kesejahteraan
pemegang saham (Friedman dan Schwartz, 1963).
Contoh teori positif adalah teori akuntansi positif yang menyatakan bahwa
perusahaan memanipulasi laba yang dilaporkan lebih besar dari yang
seharusnya jika bonus menjadi bagian dari paket pembayaran kepada direksi
atau jika penyandang dana (investor dan kreditor) telah menetapkan batas
rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio) perusahaan sesuai kondisi
utang (Watts dan Zimmerman, 1986). Dalam bidang keuangan, Modigliani
dan Miller (1958) menyatakan bajwa kebijakan dividen dan banyak sedikitnya
utang tidak mempengaruhi harga pasar saham perusahaan.
Teori normatif melibatkan pertimbangan nilai (value judgment),
sedangkan teori positif cenderung bebas nilai. Teori normatif melibatkan
opini, judgement, dan subyektivitas sedangkan teori positif mendasarkan pada
pernyataan fakta. Pembedaan secara tegas antara pernyataan fakta dan
pernyataan nilai perlu dilakukan pada kedua teoori karena nilai dapat merasuk
ke dalam teori positif dan obyektivitas dapat diklaim oleh teori normatif.
Teori positif mengansumsikan bahwa ada serangkaian fakta yang dapat
diobservasi dan independen terhadap teori itu sendiri namun dapat digunakan
untuk memverifikasi kebenaran teori tersebut. Selain itu, teori positif juga
mengikuti Karl Proper (1972) yang menyatakan bahwa semua teori hanya bisa
ditolak namun tidak mampu dibuktikan karena observasi yang mendukung
teori diatur sesuai dengan teori itu sendiri.
E. Teori Global (Sistem Deduktif) dan Teori Partikularistik (Sistem
Induktif)
Dalam konteks akuntansi, contoh pendekatan global adalah teori yang
mendukung salah satu jenis sistem penilaian untuk seluruh akun. Sistem
induktif dapat secara realistis fokus hanya satu baguan kecil lingkungan
relevan. Dengan kata lain riset induktif cenderung menguji pertanyaan dan
masalah.

F. Teori Akuntansi
Teori akuntansi didefinisikan sebagai asumsu dasar, definisi, prinsip, dan
konsep, dan cara kita menggunakannya serta pelaporan informasi akuntansi
dan keuangan. Definisi teori akuntansi harus diinterpretasikan secara luas.
Teori akuntansi berhubungan dengan perbaikan penyajian laporan keuangan
meskipun ada konflik antara manajer dan investor, antar kelompok investor,
terkait isu elemen laporan keuangan yang mana yang membaik, karena
kepentingan mereka tidak benar-benar sama. Teori akuntansi merupakan
inovasi yang relative baru dalam bidang akuntansi dan memenuhi sebagian
besar riset yang dilakukan akhir-akhir ini, seperti bagaimana pengguna
memanfaatkan informasi akuntansi dan bagaimana penyusun laporan memilih
metode akuntansi yang tersedia.

G. Pengukuran dalam Akuntansi


Pengukuran adalah aspek penting dalam teori akuntansi. Larson (1969)
menganggap pengukuran secara terpisah dari teori karena aspek teknis dan
prosedur dalam proses pengukuran itu sendiri. Meskipun demikian, proses
pengukuran begitu integral dengan teori akuntansi sehingga antara keduanya
tidak mudah untuk dipisahkan.
Model pengukuran ada dua, yaitu pengukuran penilaian (assessment
measures) dan pengukuran prediksi (prediction measures). Pengukuran
penilaian berhubungan dengan atribut khusus obyek yang diukur dan dapat
berupa pengukuran langsung maupun pengukuran tidak langsung. Pengukuran
prediksi berhubungan dengan faktor-faktor yang terkait dengan kondisi di
masa mendatang.

H. Teori Agensi
Akuntansi memiliki beberapa teori yang relevan, salah satunya adalah
teori agensi. Teori agensi mula mula merupakan yeori manajemen yang
dikenalkan oleh Berle dan Means (1933) selanjutnya teori ini diterapkan pada
manajemen keuangan dan kepentingan pemegang saham oleh Fama (1970)
dan berujung pada paper yang ditulis oleh Jensen dan Mecking (1976). Teori
agensi menyatakan bajwa perusahaan modern dimiliki oleh banyak orang yang
disebut dengan pemegang saham, namun perusahaan dijalankan oleh
sekelompok manager, dan kepentingan kedua belah pihak berlawanan dan
berbeda. Manager disebut sebagai agen sedangkan pemegang saham disebut
dengan principal. Pemegang saham sebagai principal memiliki perusahaan dan
menginginkan kekayaannya aman dan semakin banyak. Hal ini berarti mereka
menginginkan laba perusahaan berlanjut dan tumbuh, dividen lancar
dibayarkan dan mengalami kenaikan tarif, dan harga saham mengalami
kenaikan, sehingga tidak hanya substansi laba yang tinggi namun juga rasa
optimis tentang masa depan perusahaan.
Manajer berasumsi bahwa keinginan pemegang saham merupakan kendala
untuk memenuhi keinginan pribadi yang biasanya mencakup gaji yang tinggi,
fasilitas kelas satu, subsidi akomodasi, keanggotaan klub eksklusif dan
kebebasan untuk berinvestasi pada proyek-proyek prestisius.

I. Relevansi Teori Akuntansi pada Praktik Akuntansi


Rerangka kerja yang digunakan buku ini memberikan cara sistematis
untuk memahami teori akuntansi keuangan yang relevan bagi praktik
akuntansi, hal ini digunakan melalui dua cara. Pertama, berbagai teori dan
riset yang mendasari akuntansi keuangan diuraikan dan dijelaskan dalam
bahasa midah dipahami. Kedua, relevansi teori akuntansi ditunjukkan dengan
referensi pada praktik akuntansi.
BAB 2

TEORI AKUNTANSI DAN RISET AKUNTANSI

A. Riset Akuntansi dan Metoda Ilmiah


Dalam metoda ilmiah, sebuah teori adalah tidak lebih dari sebuah kalimat.
Teori harus memuat seperangkat premis (disebut juga asumsi atau postulat).
Premis dapat berupa bukti asli atau dapat dikonstruksi sehingga premis dapat
diuji dengan statistika inferens, yang sering disebut dengan hipotesis.
Sebagian premis mungkin tidak perlu didefinisikan, sedangkan sebagian lain
perlu didefinisikan secara jelas. Sebuah teori berisi serangkaian kesimpulan
yang berasal dari premis. Kesimpulan dapat ditentukan baik dari deduksi
maupun induksi.

B. Penalaran Deduktif dan Induktif


Sistem deduktif adalah sebuah sistem yang menggunakan penalaran logika
untuk mendapatkan satu atau lebih kesimpulan dari serangkaian premis. Data
premis tidak dianalisis dalam sebuah deduksi murni. Contoh
Premis 1 : sapi memiliki empat kaki
Premis 2 : Tono memiliki dua kaki
Kesimpulan : Tono bukan seekor sapi
Dari contoh diatas, hanya satu kesimpulan yang dapat dibuat dari dua
premis. Dalam sistem yang lebih kompleks, kesimpulan yang diambil lebih
dari satu, namun dalam serangkaian kesimpulan tersebut tidak boleh
berlawanan satu sama lainnya.
Penalaran induktif menguji data, biasanya berupa sampel dari sebuah
populasi, dan membuat inferensi tentang populasi. Dalam riset akuntansi, data
dikumpulkan dengan menggunakan beberapa metoda dan sumber, misalnya
kuesioner yang dikirim kepada responden. Di lingkungan yang kompleks,
misalnya di dunia bisnis, sebuah teori induktif yang baik harus secara hati-hati
mengidentifikasi masalah yang akan diuji. Riset harus dilakukan berdasarkan
hipotesis yang dapat diuji, memilih sampel dari populasi, mengumpulkan data
yang diperlukan, dan menerapkan alat statistika inferens untuk menguji
hipotesis.

C. Sifat Komplementer Metoda Deduktif dan Induktif


Deduktif dan infuktif berbeda dalam riset, meskipun sebuah konsep bagus
untuk dijelaskan, namun dalam praktik seringkali tidak tepat. Hakansson
(1969) menyatakan bajwa metoda induktif dapat digunakan untuk mengukur
ketepatan serangkaian premis dalam sebuah sistem deduktif. Perubahan
premis dapat mengubah logika pengambilan kesimpulan. Proses riset itu
sendiri tidak selalu mengikuti sebuah pola baku. Peneliti sering mengkilas
balik kesimpulan penelitian sebelumnya untuk membangun hipotesis baru
yang sesuai dengan data dan kemudian menguji hipotesis tersebut.
Riset induktif dalam akuntnsi dapat membantu memperjelas hubungan dan
fenomena yang ada dalam lingkungan bisnis. Riset tersebut pada gilirannya
dapat bermanfaat dalam proses pembuatan kebijakan yang memanfaatkan
penalaran deduktif untuk menentukan aturan yang tegas. Dengan demikian,
menjadi jelas bahwa metoda induktif dan metoda deduktif dapat digunakan
secara bersama-sama dan bukan merupakan pendekatan yang bersifat saling
meniadakan (mutually exclusive) meskipun tidak mungkin mencegah riset
induktif bebas nilai.

D. Arah Riset Akuntansi


Pendekatan yang menggambarkan orientasi dan riset akuntansi:
1. Pendekatan model keputusan
Pendekatan ini menanyakan informasi apa yang diperlukan untuk
pembuatan keputusan, dari sudut pandang ini, laporan keuangan yang
disusun berdasarkan nilai wajar, nilai pasar (nilai masukan, nilai jual, arus
kas yang didiskontokan) memenuhi kualifikasi sebagai informasi yang
bermanfaat untuk pembuatan keputusan. Pendekatan ini tidak menanyakan
informasi yang diinginkan oleh para pengguna namun lebih berkonsentrasi
pada informasi apa yang bermanfaat untuk keputusan tertentu. Dengan
demikian, orientasinya adalah normatif dan deduktif.
2. Riset pasar modal
Sebagian besar riset empiris menunjukkan bahwa harga sekuritas yang
diperdagangkan secara public bereaksi sangat cepat ketika ada informasi
bari. Dengan demikian, harga pasar diasumsikan merefleksikan secara
penuh seluruh informasi yang tersedia bagi public. Proporsi ini, yang
secara prinsip berasal dari disiplin ilmu keuangan, dikenal sebagai the
efficient market-hypotheses. Selain itu, kembalian atau hasil sekuritas
adalah fungsi dari risiko: volatilitas hasil sekuritas relative terhadap
votalitas pasar sekuritas secara keseluruhan.
3. Riset Keperilakuan
Riset keperilakuan merupakan area oenting. Perhatian utama riset
keperilakuan adalah pada cara pengguna informasi yang mereka butuhkan.
Pendekatan ini adalah pendekatan deskriptif, sedangkan pendekatan model
keputusan adalah pendekatan normatif. Mayoritas jenis riset ini
menggunakan subyek laboratorium dan berupa eksperimental yang
dikontrol secara hati-hati.

E. Ekonomi Informasi
Riset ekonomi informasi biasanya bersifat analitis / deduktif. Dengan
pengecualian akuntansi arus kas, alternative bagi model akuntansi kos historis
akan muncul untuk memaksa tambahan biaya untuk menghasilkan informasi
bagi perusahaan. Ekonomi informasi telah memasukkan asumsi teori agensi
dalam analisisnya. Tujuan analisis teori informasi adalah untuk menentukan
seberapa optimal insentif pengaturan kontrak dan pembagian risiko dapar
dinegosiasi. Penelitian tersebut juga menunjukkan pentingnya fungsi
stewardship akuntansi.

F. Permasalahan dan Peran Riset Akuntansi


1. Kompleksitas Informasi dalam Akuntansi Keuangan dan Pelaporan
Penyebab utama kompelksitas ini adalah
a. Tidak adanya konsep dan standar akuntansi yang sempurna.
Akibatnya, para pengguna informasi akan bereaksi secara berbeda atas
informasi yang sama.
b. Informasi tidak hanya mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh
individual. Selain mempengaruhi sebuah keputusan, informasi tersebut
juga mempengaruhi operasi pasar, seperti pasar sekuritas dan pasar
tenaga manajerial.
2. Peran Riset Akuntansi
Ada dua cara pandang yang saling melengkapi terhadap peran riset. Cara
pandang pertama adalah dengan melihat pengaruh riset terhadap praktik
akuntansi. Esensi pendekatan decision usefulness yang berbasis rerangka
konseptual adalah bahwa investor harus diberi informasi untuk membantu
mereka membuat keputusan investasi yang baik.
Cara pandang kedua adalah dengan mempertanyakan apaah secara
independen sebuah riset mempengaruhi praktik akuntansi saat ini,
pendekatan ini akan meningkatkan pemahaman tentang lingkungan
akuntansi.

G. Pentingnya Asimetri Informasi


Informasi ekonomi adalah tema yang secara formal mengakui bahwa
beberpaa pihak yang melakukan transaksi binis mempunyai keuntungan
informasi lebih dari pihak lainnya atau dapat melakukan tindakan yang tidak
dapat diobservasi pihak lainnya. Dua tipe asimetri informasi yaitu adverse
selection dan moral hazard. Adverse selection adalah jenis asimetri informasi
yang terjadi karena beberapa pihak, seperti manajer perusanaan dan pihak
intern lainnya, memiliki informasi yang lebih baik dan lebih banyak tentang
kondisi kini dan prospek masa depan suatu perusahaan disbanding para
investor luar. Moral hazard adalah jenis asimetri informasi yang timbul ketika
satu pihak yang terlibat dalam hubungan kontrak melakukan tindakan yang
tidak dapat diobservasi lagi. Moral hazard terjadi karena adanya pemisahaan
antara pemilikan dengan pengendalian yang merupakan karakteristik
kebanyakan perusahaan besar.

H. Persoalan Fundamental Teori Akuntansi Keuangan


Dengan tidak adanya konsep akuntansi yang sempurna, maka pengukur
terbaik laba bersih yang akan digunakan oleh investor untuk mengendalikan
adverse selection, tidak perlu sama dengan pengukur terbaik untuk
memotivasi kinerja manager, yaitu untuk mengendalikan moral hazard.
Kepentingan investor terbaik dipenuhi oleh informasi yang memampukan
dibuatnya keputusan investasi yang lebih baik dan memampukan pasar modal
beroperasi dengan baik, yaitu informasi yang informasi yang memebuhi
kualifikasi relevan dan faithful representation.

I. Regulasi sebagai Reaksi untuk Persoalan Fundamental


Ada dua reaksi atas persoalan fundamental. Pertma, adalah berupa
pertanyaan “Apakah Masalahnya?” mengapa tidak memanfaatkan regulasi
pada jenjang minimal untuk memberikan lingkungan perdagangan yang stabil,
penyelesaian sengketa dan mekanisme penalty jika ada kesalahan atau
pelanggaran? Selanjutnya membiarkan kekuatan pasar untuk menentukan
seberapa banyak dan informasi apa saja yang harus dihasilkan oleh
perusahaan. Kondisi ini tentunya dengan asumsi jika pada investor dan para
pemakai informasi keuangan lainnya dipandang sebagai pengguna informasi
dan manajer sebagai penyuplai informasi.
Reaksi kedua adalah munculnya kebutuhan regulasi untuk melindungi para
investor, dengan pertimbangan bahwa informasi adalah sebuah komoditi yang
kompleks dan penting sehingga kekuatan pasar sendiri gagal untuk secara
memadai mengendalikan masalah-masalah adverse selection dan moral haard.
Hal ini berdampak langsung terhadap peran penetapan standar sebagai bentuk
regulasi yang menghasilkan konsep dan standar akuntansi berterima umum.
Dalam hal ini, kita tidak berhadap regulasi yang sepenuhnya melindungi
investor. Oleh karena itu, penentuan jumlah regulasi yang tepat merupakan isu
pemilihan yang kompleks.

Anda mungkin juga menyukai