Disiapkan oleh :
Nama = Nayya Faqda Iksaniya
NIM = K7720061
Kelas =B
TEORI
1. Konsep Umum Teori
2. Hipotesis
3. Teori, Hukum, dan Teorema
4. Teori Positif dan Normatif
TEORI AKUNTANSI
1. Teori Akuntansi
2. Pengukuran dalam Akuntansi
3. Teori Agensi
4. Relevansi Teori Akuntansi pada Praktik Akuntansi
5. Rangkuman
RISET AKUNTANSI
1. Riset Akuntansi dan Metoda Ilmiah
2. Penalaran Deduktif dan Metoda Ilmiah
3. Sifat Komplementer Metoda Deduktif dan Induktif
4. Arah Riset Akuntansi
• Pendekatan Model Keputusan
• Riset Pasal Modal
• Riset Keperilakuan
5. Ekonomi Informasi
6. Permasalahan dan Peran Riset Akuntansi
• Kompleksitas Informasi dalam Akuntansi
• Peran Riset Akuntansi
7. Pentingnya Asimetri Informasi
8. Persoalan Fundamental Teori Akuntansi Keuangan
9. Regulasi sebagai Reaksi Fundamental
10. Rangkuman
TEORI
2. Hipotesis
Sebuah teori mengandung beberapa postulat. Sebuah postulat yang dapat diuji
dalam kehidupan nyata disebut dengan hipotesis. Hipotesis diterapkan untuk
sekelompok subyek dan bukan individual subyek. Jika misalnya seseorang
mengatakan jika saya bersin, maka saya menyemprotkan udara melalui hidung.
Pernyataan ini bukan hipotesis. Namun pernyataan “jika seseorang bersin, maka orang
tersebut menyemprotkan udara melalui hidungnya” merupakan sebuah hipotesis.
Dalam ilmu sosial, hipotesis diuji melalui bentuk negatif, dalam kasus di atas,
hipotesisnya menjadi: jika seseorang bersin, maka orang tersebut tidak
menyemprotkan udara melalui hidungnya. Pernyataan ini disebut dengan hipotesis nol
(null hypothesis). Sebuah teori tercipta jika hipotesis nol salah dan fakta empiris
mendukung bentuk positif sebuah hipotesis. Dukungan ini harus berasal dari observasi
berulang atas berbagai sampel 'yang berbeda, sehingga kita merasa yakin bahwa hal
yang dihipotesiskan didukung oleh data empiris dari berbagai lingkungan nyata. Jika
hasil seluruh observasi tersebut menunjukkan pola dominan melebihi prediksi, maka
hipotesis nol tidak didukung, dan hipotesis alternatif, yaitu hipotesis positif didukung.
Hal ini berarti hipotesis kita cenderung benar dan pada gilirannya membangun sedikit
teori baru.
3. Teori, Hukum, dan Teorema
Sebuah teori bukanlah sebuah hukum, karena sebuah teori kadang-kadang
dapat keliru. Sebuah teori juga bukan sebuah Teorema. Hanya matematika yang
memiliki rumus, karena hanya dalam dunia abstrak aljabar, geometri, dan angka yang
memungkinkan kita memenuhi asumsi dan aproksimasi dunia nyata. Dalam geometri,
kita memiliki teorema Pythagoras yang menyatakan bahwa luas kotak yang sisinya
adalah sisi miring (sisi yang berlawanan dengan sudut kanan) sama dengan jumlah
area kotak di dua sisi lainnya.
Sebuah teori akan menambahkan hal lain yang sama. Sebuah teorema adalah
sebuah jenis khusus hukum. Teorema selalu benar dan tidak ada perkecualian karena
unsurnya sudah lengkap dan spesifikasinya eksak tidak lagi berupa aproksimasi.
Lengkap berarti hal lain di luar teorema tidak relevan, misalnya ukuran dan warna
halaman, ketebalan garis segitiga atau ukuran dua sudut disamping sudut kanan.
Teori normatif melibatkan pertimbangan nilai (value judgment), sedangkan teori positif
cenderung bebas nilai. Teori normatif melibatkan opini, judgment,dan subyektivitas,
sedangkan teori positif mendasarkan pada pernyataan fakta. Semua pernyataan yang
tidak dapat diuji dengan fakta empiris disebut dengan pernyataan opini. Dengan
demikian, semua pernyataan yang berisi kata kerja seharusnya, harus dan sejenisnya
adalah pernyataan opini. Semua subyektif dan ajektif seperti baik, buruk, benar, salah,
panas, dingin, kaya, miskin, dan sejenisnya adalah pernyataan opini. Tidak ada
konsensus universal tentang mana yang benar karena semuanya masih berlanjut untuk
dilakukan pembuktian.
Teori positif mengasumsikan bahwa ada serangkaian fakta yang dapat
diobservasi dan independen terhadap teori itu sendiri namun dapat digunakan untuk
memverifikasi kebenaran teori tersebut. Selain itu, teori positif juga mengikuti Karl
Proper (1972) yang menyatakan bahwa semua teori hanya bisa ditolak, namun tidak
mampu dibuktikan karena observasi yang mendukung teori diatur sesuai dengan teori
itu sendiri. Kedua kalimat ini sepintas nampak berlawanan. Kalimat pertama
menyatakan fakta yang independen dapat direkonsiliasi melalui metafora sebuah
kamera.Kamera hanya mengambil gambar nyata namun operator mengatur fakta yang
telah ditangkap kamera sesuai dengan kebutuhan. Ketika sebuah teori disalahkan
karena gagal untuk menjelaskan observasi baru dan digantikan oleh sebuah teori baru
yang dapat menjelaskannya, maka hal ini disebut sebagai sebuah paradigm shift
(Kuhn, 1972). Karena berbagai paradigma atau teori dapat disalahkan setiap saat,
maka Kuhn menyatakan ada beberapa kualitas yang dapat digunakan untuk
membedakan kekuatan sebuah teori dengan teori lain, yaitu akurasi, kesederhanaan,
dan kemanfaatan (Chua, 1986). Karena sebuah teori dapat disalahkan di masa
mendatang, untuk saat ini tetap dianggap benar dan valid. Jika sebuah teori
menjelaskan fakta dan memampukan prediksi akurat, khususnya dalam ilmu sosial
seperti ekonomika, bisnis, dan akuntansi, maka kondisi ini merupakan hal yang sangat
baik.
3. Teori Agensi
Akuntansi memiliki beberapa teori yang relevan. Salah satu teori yang paling
relevan dengan akuntansi adalah teori agensi. Teori agensi mula-mula merupakan teori
manajemen yang dikenalkan oleh Berle dan Means (1933). Selanjutnya teori ini
diterapkan pada manajemen keuangan dan kepentingan pemegang saham oleh Fama
(1970) dan berujung pada paper yang ditulis oleh Jensen dan Mecking (1976). Teori
ini menjelaskan perilaku ekonomis pelaku ekonomi pada perusahaan besar. Teori
ekonomi sebelum teori ini mengasumsikan bahwa perusahaan dikelola oleh satu orang
manajer atau untuk perusahaan besar perusahaan dimiliki oleh satu orang.
Teori agensi menyatakan bahwa perusahaan moderen dimiliki oleh banyak
orang yang disebut dengan pemegang saham, namun perusahaan dijalankan oleh
sekelompok manajer, dan bahwa kepentingan kedua pihak berbeda bahkan
berlawanan. Manajer disebut sebagai agen sedangkan pemegang saham disebut
dengan prinsipal. Pemegang saham sebagai prinsipal memiliki perusahaan dan
menginginkan kekayaannya aman dan semakin banyak. Hal ini berarti mereka
menginginkan laba perusahaan berlanjut dan tumbuh, dividen juga lancar dibayarkan
dan mengalami kenaikan tarif, dan harga saham mengalami kenaikan, sehingga tidak
hanya substansi laba yang tinggi namun juga rasa optimis tentang masa depan
perusahaan.
5. Rangkuman
Teori akuntansi adalah sebuah teori. Teori adalah sebuah penjelasan yang
menekankan bahwa dalam berbagai situasi yang terjadi, akan berakibat pada hal yang
sama. Sebuah teori dapat diuji akurasinya menggunakan fata atau data empiris.
Meskipun data empiris tidak mendukung teori, namun teori ini tetap teori, yaitu teori
yang tidak benar. Sebuah teori mengandung beberapa postulat. Sebuah postulat yang
dapat diuji dalam kehidupan nyata disebut dengan hipotesis. Hipotesis diterapkan
untuk sekelompok subyek dan bukan individual subyek. Dalam ilmu sosial, hipotesis
diuji melalui bentuk negatif. Sebuah teori terciptajika hipotesis nol salah dan fakta
empiris mendukung bentuk positif sebuah hipotesis dan pada gilirannya membangun
sedikit teori baru.
Sebuah teori bukanlah sebuah hukum, karena sebuah teori kadang-kadang
dapat keliru. Sebuah teori juga bukan sebuah Teorema. Sebuah teori akan
menambahkan hal lain yang sama. Sebuah teorema adalah sebuah jenis khusus
hukum. Teorema selalu benar dan tidak ada perkecualian karena unsurnya sudah
lengkap dan spesifikasinya eksak tidak lagi berupa aproksimasi. Teori dapat bersifat
positif atau normatif. Teori normatif menyatakan apa yang seharusnya terjadi, dengan
mengasumsikan kita menginginkan sebuah hasil akhir yang spesifik misalnya
kekayaan atau kesejahteraan. Teori positif menjelaskan atau memprediksi fakta dan
tidak mengasumsikan kita menginginkan hasil akhir tertentu. Teori dapat pula
diklasifikasi berbasis sistem deduktif dan induktif menjadi teori global (makro) dan teori
partikularistik (mikro).
Teori akuntansi didefinisikan sebagai asumsi dasar, definisi, prinsip, dan
konsep, dan cara kita menggunakannya - yang mendasari penyusunan aturan
akuntansi oleh lembaga legislatif-serta pelaporan informasi akuntansi dan keuangan.
Diskusi tentang ekstensif dan argumentasi tentang asumsi dasar, definisi, prinsip, dan
konsep telah terjadi dan terus terjadi sehingga teori akuntansi tidak pernah menjadi
sebuah produk final dan selesai.
Pengukuran adalah aspek penting dalam teori akuntansi. Pengukuran adalah
penggunaan angka-angka pada properti atau karakteristik sebuah obyek yang diukur.
Ada dua jenis pengukuran, yaitu pengukuran langsung dan pengukuran tidak langsung.
Pengukuran dapat pula dikelompokkan ke dalam pengukuran penilaian (assessment
measures) dan pengukuran prediksi (prediction measures). Jenis pengukuran lazim
digunakan adalah skala nominal, skala ordinal, skala invertal dan skala rasio.
Akuntansi memiliki beberapa teori yang relevan. Salah satu teori yang paling
relevan dengan akuntansi adalah teori agensi. Teori agensi menyatakan bahwa
perusahaan moderen dimiliki oleh banyak orang yang disebut dengan pemegang
saham (prinsipal), namun perusahaan dijalankan oleh sekelompok manajer (agen).
Kedua pihak memiliki kepentingan yang berbeda bahkan berlawanan. Salah satu
instrumen yang dapat digunakan untuk menanggulangi konflik kepentingan tersebut
adalah sistem corporate governance.
RISET AKUNTANSI
1. Riset Akuntansi dan Metoda Ilmiah
Teori sangat bermanfaat bagi sebuah penelitian karena teori tersebut berupaya
untuk menjelaskan hubungan dan memprediksi fenomena. Meskipun teori akuntansi
mencakup aspek dan sudut pandang filosofis yang cukup luas, namun dalam bab ini,
kita hanya fokus pada teori yang secara formal dibangun melalui sebuah proses riset.
Dalam metoda ilmiah, sebuah teori adalah tidak lebih dari sebuah kalimat. Teori
harus memuat seperangkat premis (disebut juga asumsi atau postulat). Premis dapat
berupa bukti asli atau dapat dikonstruksi sehingga premis dapat diuji dengan statistika
inferens, yang sering disebut dengan hipotesis. Sebagian premis mungkintidak perlu
didefinisikan, sedangkan sebagian lain perlu didefinisikan secara jelas. Kata debit dan
kredit sangat dipahami oleh para akuntan, sehingga tidak perlu didefinisikan, namun
kata liabilitas, yang digunakan dalam sebuah teori,perlu didefinisikan secara hati-hati
karena adanya beberapa konsep yang berbeda.Dalam pengertian sempit, liabilitas
didefinisikan secara legal, yaitu nilai yang harus dibayarkan kepada pihak lain karena
kita telah menerima barang, jasa, dan lain-lain.
Namun demikian, definisi ini dapat diperluas dengan memasukkan pembayaran
kas di masa mendatang bagi utang pajak penghasilan estimasian.Sebuah teori berisi
serangkaian kesimpulan yang berasal dari premis. Kesimpulan dapat ditentukan baik
dari deduksi maupun induksi.
7. Riset Keperilakuan
Riset keperilakuan merupakan area penting lainnya. Perhatian utama riset
keperilakuan adalah pada cara pengguna informasi akuntansi membuat keputusan dan
jenis informasi yang mereka butuhkan.Pendekatan ini adalah pendekatan deskriptif,
sedangkan pendekatan model keputusan adalah pendekatan normatif. Mayoritas jenis
riset ini menggunakan subyek laboratorium dan berupa eksperimental yang dikontrol
secara hati-hati.
Contoh penelitian yang dilakukan oleh Mclntyre(1973) adalah upaya untuk
menemukan apakah informasi nilai wajar lebih bermanfaat dibanding informasi kos
historis dalam penilaian tingkat kembalian tahunan sesungguhnya. Dengan kata lain,
pendekatan ini ingin mengetahui informasi apa yang dipilih dan bagaimana informasi
tersebut diproses. Empat perusahaan dalam sebuah industri skala menengah
dianalisis untuk jangka waktu tiga tahun. Subyek penelitian adalah mahasiswa S1 dan
S2. Sebagian mahasiswa menerima laporan keuangan yang disusun menggunakan
nilai wajar, sebagian mahasiswa menerima laporan berbasis kos historis, dan sebagian
lagi menerima keduanya. Mahasiswa diminta untuk memilih manakah perusahaan
yang menghasilkan ringkat kembalian tahunan riil yang paling tinggi selama tiga tahun.
Hasil penelitian tidak berhasil menunjukan keuntungan bagi pengguna laporan
keuangan berbasis nilai wajar. Meskipun demikian, penelitian ini pada dasarnya
mengandung kelemahan yaitu seberapa representatif subyek penelitian, dalam hal ini
mahasiswa, jika dihubungkan dengan populasi pembuat keputusan yang luas. Ini
merupakan salah satu kelemahan dalam penelitian keperilakuan yang menggunakan
subyek berupa mahasiswa dalam eksperimen laboratorium.
Ketika penelitian ini dilakukan, jenis penelitian ini masih relatif baru dan masih
dalam tahap berkembang. Dari penelitian tersebut, terungkap beberapa temuan
menarik. Sebagian mahasiswa menunjukkan perbedaan antara model keputusan
normatif dan proses keputusan riil. Penelitian lain juga menemukan bahwa ada
kecenderungan menggunakan laporan keuangan untuk piak eksternal sebagai dasar
pembuatan keputusan manajemen atau internal. Hal ini tentu saja kurang tepat,karena
penelitian keperilakuan adalah bersifat deskriptif atau positif, sedangkan sebagian
kesimpulan berbasis normatif.
8. Ekonomi Informasi
Akuntan semakin menyadari dan memahami biaya untuk memproduksi informasi
akuntansi. Hal ini berdampak pada bidang baru dalam riset akuntansi yaitu ekonomika
informasi. Riset ekonomi informasi biasanya bersifat analitis/deduktif. Dengan
perkecualian akuntansi arus kas, alternatif bagi model akuntansi kos historis akan
muncul untuk memaksa tambahan biaya untuk menghasilkan informasi bagi
perusahaan. Pertanyaan penting yang muncul adalah apakah manfaat yang diperoleh
dari informasi tambahan ini lebih besar dibandingkan dengan kosnya.
Ekonomi informasi telah memasukkan asumsi teori agensi dalam analisisnya. Hal
ini terjadi karena pembagian risiko antara prinsipal dan agen terkoneksi erat dengan
isu apakah kedua pihak memiliki informasi penuh atau apakah ada asimetri informasi
diantara keduanya, yaitu satu pihak memiliki informasi lebih banyak dibanding pihak
lainnya. Tujuan analisis teori informasi adalah untuk menentukan seberapa optimal
insentif pengaturan kontrak dan pembagian risiko dapat dinegosiasi. Penelitian
tersebut juga menunjukkan pentingnya fungsi stewardship akuntansi (penilaian kinerja
manajemen sangat penting dalam penentuan insentif dan reward manajerial).
14. Rangkuman
Teori sangat bermanfaat bagi sebuah penelitian karena teori tersebut berupaya
untuk menjelaskan hubungan dan memprediksi fenomena.Sebuah teori berisi
serangkaian kesimpulan yang berasal dari premis. Kesimpulan dapat ditentukan baik
dari deduksi maupun induksi. Sistem deduktif adalah sebuah sistem yang
menggunakan penalaran logika untuk mendapatkan satu atau lebih kesimpulan dari
serangkaian premis. Data empiris tidak dianalisis dalam sebuah diduksi murni. Teori
deduktif dapat ditantang hanya dengan mempertanyakan premis atau kesimpulan
secara empiris.Penalaran induktif menguji data, biasanya berupa sampel dari sebuah
populasi, dan membuat inferensi tentang populasi. Di masa lalu, sebelum kedua
metoda tersebut menjadi metoda yang bersifat kompetitif, keduanya saling melengkapi
dan sering digunakan bersama-sama. Orientasi atau arah riset akuntansi dilakukan
melalui tiga pendekatan yaitu (1) pendekatan model keputusan (the decision model
approach), (2) riset pasar modal (capital market research), dan (3) riset keperilakuan
(behavioral research). Riset ekonomi informasi biasanya bersifat analitis/deduktif.
Ekonomi informasi telah memasukkan asumsi teori agensi dalam analisisnya. Tujuan
analisis teori informasi adalah untuk menentukan seberapa optimal insentif pengaturan
kontrak dan pembagian risiko dapat dinegosiasi. Penelitian tersebut juga menunjukkan
pentingnya fungsi stewardship akuntansi.
Lingkungan akuntansi keuangan dan pelaporan saat ini sangat kompleks
karena:(1) Tidak adanya konsep dan standar akuntansi yang sempurna, (2) Informasi
tidak hanya mempengaruhi keputusan yang dibuat oleh individual. Ada dua cara
pandang yang saling melengkapi terhadap peran riset. Pertama adalah dengan melihat
pengaruh riset terhadap praktik akuntansi. Kedua adalah dengan mempertanyakan
apakah secara independen sebuah riset mempengaruhi praktik akuntansi saat ini.
Informasi ekonomi adalah tema yang secara formal mengakui bahwa beberapa pihak
yang melakukan transaksi bisnis mempunyai keuntungan informasi lebih dari pihak
lainnya atau dapat melakukan tindakan yang tidak dapat diobservasi oleh pihak
lainnya.Kondisi ini disebut asimetri informasi. Ada dua tipe asimetri informasi: adverse
selection dan moral hazard.
Kepentingan investorterbaik dipenuhioleh informasi yang memampukan dibuatnya
keputusan investasi yang lebih baik dan memampukan pasar modal beroperasi secara
lebih baik, yaitu informasi yang memenuhi kualifikasi relevan dan faithfulrepresentation.
Kepentingan legal manajer terbaik dipenuhi oleh informasi yang sangat informatif
tentang kinerja mereka dalam menjalankan perusahaan. Akuntansi nilai wajar dapat
memperbaiki pelaporan pertanggungjawaban. Namun, nilai wajar atau nilai pasar
sangat berubah-ubah (volatile) pengaruhnya terhadap laba bersih yang dilaporkan.
Informasi berorientasi nilai wajar akan lebih terpengaruh oleh bias dan manipulasi
dibanding dengan informasi berbasis kos historis. Dengan asumsi hanya terdapat satu
bottom line, maka masalah mendasar dalam teori akuntansi keuangan adalah
bagaimana mendesain dan menerapkan konsep dan standar yang mampu
menghasilkan informasi yang diperlukan oleh investor sekaligus menghasilkan
informasi yang diperlukan untuk penilaian kinerja manajer.
Ada dua reaksi atas persoalan fundamental. Pertama, adalah berupa pertanyaan
“Apakah masalahnya?” Mengapa tidak memanfaatkan regulasi pada jenjang minimal
untuk memberikan lingkungan perdagangan yang stabil,penyelesaian sengketa, dan
mekanisme penalti jika ada kesalahan atau pelanggaran? Selanjutnya membiarkan
kekuatan pasar untuk menentukan seberapa banyak dan informasi apa saja yang
harus dihasilkan oleh perusahaan.Reaksi kedua adalah munculnya kebutuhan regulasi
untuk melindungi para investor, dengan pertimbangan bahwa informasi adalah sebuah
komoditi yang kompleks dan penting sehingga kekuatan pasar sendiri gagal untuk
secara memadai mengendalikan masalah-masalah adverse selection dan moral
hazard.
DAFTAR PUSTAKA
Rahmawati, Krisiaji. 2021. Teori Akuntansi Keuangan. UPP STIM YKPN. 2021 (RK)