Anda di halaman 1dari 17

MODUL + TEORI AKUNTANSI

(EBA 502)

MODUL 2
PENGANTAR TEORI AKUNTANSI

DISUSUN OLEH
ICKHSANTO WAHYUDI, S.E, M.Ak

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
0 / 17
PENGANTAR TEORI AKUNTANSI

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu memahami :


1. Garis Besar Teori Akuntansi
2. Mengetahui Definis Akuntansi dan Siklus Akuntansi
3. Memahami Penerapan teori Akuntansi

B. Uraian dan Contoh

Pengantar Teori Akuntansi


Ilmu ekonomi memiliki julukan sebagai dismal science yang dapat
diterjemahkan sebagai ilmu yang sedih. Ungkapan ini muncul sebab ilmu
ekonomi dianggap lebih sering memprediksi krisis daripada kemakmuran.
Ekonomi menjelaskan dan memprediksi bagaimana pengambil keputusan
(stakeholder, pemerintah, manajemen perusahaan) berperilaku terhadap
asset dan sumber daya yang dimiliki serta seberapa banyak usaha yang
harus dilakukan untuk mencapai keuntungan tertentu.
Akan tetapi, akuntansi sebagai bagian dari ilmu ekonomi, tidak
hanya mewarisi sifat-sifat ilmu ekonomi, tetapi juga memiliki hukum-
hukumnya sendiri. Akuntansi seringkali dipandang sebagai ilmu yang
kaku dan pasti dengan pembeda yang jelas antara yang benar dan salah.
Bagaimanakah sesungguhnya teori akuntansi itu dan teori apa sajakah
yang membentuknya? Pada bab ini akan diulas mengenai dasar-dasar teori
akuntansi serta bagaimana teori akuntansi berperan dalam perkembangan
ilmu akuntansi.

A. Pengantar dan Perumusan Teori


Akuntansi sebagai ilmu pengetahuan, memiliki akar pemikiran
teori yang sama dengan ilmu pengetahuan lainnya. Sebelum membahas
mengenai teori akuntansi, pemahaman mengenai apa itu teori secara
umum perlu dilakukan guna memperoleh pemahaman yang runtut.
I. Definisi Teori
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) teori
didefinisikan sebagai 1). Pendapat yang didasarkan pada penelitian
dan penemuan, didukung oleh data dan argumentasi; 2).
Penyelidikan eksperimental yang mampu menghasilkan fakta
berdasarkan ilmu pasti, logika, metodologi, argumentasi; 3). Asas
dan hukum umum yang menjadi dasar suatu kesenian atau ilmu
pengetahuan; 4). Pendapat, cara, dan aturan untuk melakukan
sesuatu.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
1 / 17
Teori adalah sebuah penjelasan yang menegaskan bahwa
bagaimanapun serangkaian keadaan terjadi, suatu hasil yang mirip
akan terlihat (Donleavy, 2016). Suatu teori terdiri dari sekumpulan
pernyataan umum, yang terdiri dari sebab atau akibat, atau
kombinasi dari keduanya dan diuji oleh fakta di lapangan. Teori
tidak selalu benar, tapi secara umum (dalam jumlah mayoritas)
benar. Teori ialah sesuatu yang abstrak dan mencerminkan keadaan
ideal atas suatu standar, norma, atau peraturan, serta merupakan
lawan atas seuatu yang nyata atau praktis, mengandung penjelasan
ilmiah, dan penalaran logis.
Teori berbeda dengan hukum. Hukum selalu benar, teori
biasanya benar. Teori juga berbeda dengan teorema. Teorema
adalah hukum khusus yang selalu benar tanpa pengecualian.
Teori dapat bersifat normatif maupun positif. Teori normatif
menentukan apa yang seharusnya terjadi, seperti misalnya sebuah
output ekonomi yang jelas berupa kemakmuran. Teori positif
menjelaskan dan memprediksi fakta dan tidak memberikan asumsi
atas suatu keinginan atau output tertentu.
Sebagaimana atom yang terdiri dari molekul, demikianlah
sebuah teori terbentuk dari sekumpulan postulat. Postulat
merupakan asumsi yang menjadi pangkal dalil yang dianggap
benar tanpa perlu membuktikannya, suatu anggapan dasar, suatu
aksioma (KBBI, diakses 2020). Postulat yang dapat diuji di
kehidupan nyata disebut sebagai hipotesis. Hipotesis harus dapat
diuji secara umum, tidak hanya merujuk kepada keadaan atau
populasi tertentu.

II. Bagian-Bagian Teori Secara Bahasa


Teori pada mulanya berasal dari dunia abstrak yang tidak
nyata. Manusia menuangkan pemikiran abstrak tersebut dalam
dunia nyata. Struktur teori terdiri atas tiga jenis bagian hubungan
dalam sudut pandang bahasa, yaitu sintaktik, semantik, dan
pragmatik.
Sintatik merupakan hubungan logika bermakna
kerterpaduan, keseragaman, kesatuan sistem. Misal jika suatu teori
diungkapkan dalam bahasa Indonesia, maka hendaknya mengikuti
kaidah aturan tata bahasa Indonesia. Demikian pula jika teori
diungkapkan dengan bahasa matematis, hubungan sintatik
mengacu kepada aturan matematis.
Semantik berasal dari bahasa Yunani sema yang bermakna
tanda atau lambang. Semantik ialah penafsiran atas kode abstrak ke
dalam dunia nyata, suatu definisi operasional. Hubungan semantik
membuat suatu teori menjadi realistis dan bermanfaat.
Pragmatik ialah bagaimana suatu bahasa digunakan untuk
berkomunikasi, sesuai dengan konteksnya. Suatu teori harus
memiliki orientasi pragmatik supaya dapat dicerna oleh pengguna
dan bermanfaat dalam kehidupan nyata.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
2 / 17
III. Pengujian Teori
Pengujian terhadap teori merupakan bagian yang penting
dalam metodologi ilmiah untuk menentukan apakah suatu teori
dapat diterima secara luas. Guna menentukan apakah pengujian
terhadap teori telah memberikan hasil yang benar, perlu dibangun
suatu definisi mengenai apa itu kebenaran dan apa itu kriteria
kebenaran. Meskipun setiap ahli atau orang yang berwenang untuk
menilai memiliki keyakinan yang berbeda dalam kriteria
kebenaran, adanya klasisifkasi umum sebagai dasar pengukuran
kebenaran perlu dirumuskan. Pengukuran sebuah kebenaran dapat
didasarkan kepada tiga klasifikasi umum berikut ini:

1. Dasar Dogmatis
Dogmatis secara bahasa bermakna bersifat mengikuti atau
menjabarkan suatu ajaran tanpa kritik sama sekali. Dasar
dogmatis itu seperti kepercayaan terhadap leluhur, agama,
politik, kharisma bangsawan, dan lainnya yang seolah abstrak.
Pada contoh yang dekat, mahasiswa seringkali percaya bahwa
dosen menyampaikan seluruh ilmu sesuai dengan teori dan
buku-buku kuliah. Mahsiswa tidak dapat menguji kembali atau
mengobservasi secara keseluruhan modul mata kuliah, dan
karenanya bersandar pada apa yang disampaikan oleh orang
lain yang mereka percaya.
Pada konteks akuntansi, badan-badan yang berwenang
dalam profesi akuntansi dibangun melalui dasar dogmatis
dengan kepercayaan akuntan untuk memperoleh pengesahan
atas aturan atau prosedur laporan keuangan. Keadaan tersebut,
dalam dampak yang positif, ialah keseragaman praktek laporan
keuangan, dengan catatan bahwa kepercayaan terhadap
lembaga ditempatkan dengan baik. Kelemahan yang mungkin
timbul dalam dasar dogmatis ialah bias personal, pendapat
orang lain terhadap lembaga atau individu yang membuat
laporan keuangan.

2. Terbukti Sendiri
Terbukti sendiri merupakan cara penentuan kebenaran
dengan alasan kemampuan, perasaan, dan kenyataan yang jelas
berdasarkan pengetahuan umum, pengalaman, dan observasi.
Misalnya dalam akuntansi melibatkan harga pasar sebagai
kebenaran yang terbukti sendiri. Harga pasar ialah sesuatu yang
sulit untuk dilihat secara langsung, oleh karena itu kebenarannya
ditentukan oleh studi empiris. Sehingga, kriteria ‘terbukti
sendiri’ telah diterima dalam sistem ilmu deduktif.

3. Dasar Ilmiah
Pendekatan dasar ilmiah dibangun melalui pengujian
berkali-kali berdasarkan logika dan objektifitas serta terbukti secara
empiris. Kebenran atau kepalsuan suatu teori atau laporan dapat

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
3 / 17
ditentukan berdasarkan logika dan bukti empiris, bukan
pengalaman-pengalaman yang berdasarkan perasaan.

B. Pengertian Akuntansi dan Siklus Akuntansi


Perdebatan para ahli mengenai definisi akuntansi sebagai seni atau
sains, apakah akuntansi itu, serta bagaimanakah akuntansi berperan dalam
kehidupan sosial suatu bangsa, ialah perdebatan yang akan terus ada dan
berkembang. Pembahasan pada sub bab ini bertujuan memperbaiki dan
menjawab tatanan isu dalam ruang lingkup dasar-dasar dan definisi
akuntansi sebagaimana dijelaskan oleh para ahli dan berbagai badan dalam
bidang ilmu akuntansi.

I. Definisi Akuntansi
Akuntansi hendaknya dibedakan dari pembukuan.
Pembukuan merupakan bagian dari akuntansi sebagai bagian
mencatat dan mendokumentasikan transaksi. Akuntansi tidak
sekedar mencatat tetapi bertujuan mendesain suatu sistem
informasi keuangan yang berguna bagi pengguna yang berbeda
(investor, kreditur, manajemen perusahaan, pemerintah). Akuntansi
berfokus pada pengukuran, analisis, interpretasi, dan penggunaan
informasi.
The Committe on Terminology of the American Institute of
Certified Public Accountants (AICPA) mendefinisikan akuntansi
sebagai seni pencatatan, penggolongan, peringkasan transaksi dan
kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna
dan dalam bentuk satuan uang, serta interpretasi hasil atas proses
tersebut. Selain itu, Accounting Principle Board (APB) System
Statement No. 4 mendefinisikan akuntansi sebagai suatu kegiatan
jasa yang berfungsi memberikan informasi kuantitatif, terutama
yang bersifat keuangan, mengenai suatu entitas ekonomi yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan
ekonomi, sebagai dasar dalam memilih di antara beberapa
alternatif. Sedangkan menurut American Accounting Association
(AAA), akuntansi ialah proses mengidentifikasi, mengukur, dan dan
menginformasikan informasi ekonomi sebagai pertimbangan dalam
pembuatan keputusan oleh pengguna informasi keuangan.
Adapun akuntansi dapat pula didefinisikan berdasarkan hal-
hal berikut ini:
1. Akuntansi sebagai ideologi : Akuntansi adalah alat legitimasi
keadaan dan struktur sosial, ekonomi, dan politik kapitalis.
Akuntansi dianggap sebagai mitos, simbol, dan ritus yang
berperan menciptakan aturan simbolis tempat masyarakat
berinteraksi.
2. Akuntansi sebagai bahasa : Akuntansi adalah bahasa
perusahaan yang memiliki simbol dan tata aturan.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
4 / 17
3. Akuntansi sebagai catatan historis : Akuntansi menyimpan
sejarah masa lalu perusahaan berupa catatan transaksi yang
dilakukan perusahaan pada masa lalu.
4. Akuntansi sebagai realitas ekonomi saat ini : Akuntansi
mencerminkan realitas perusahaan saat ini, sehingga laporan
akuntansi menggambarkan keadaan dan situasi perusahaan saat
ini.
5. Akuntansi sebagai sistem informasi : Akuntansi merupakan
proses yang menghubungkan sumber data melalui laporan
keuangan sebagai sarana komunikasi bagi penerima informasi.
6. Akuntansi sebagai komoditi : Akuntansi merupakan komoditi
barang yang dapat dijual kepada konsumen karena daya
gunanya memberikan manfaat kepada pengguna laporan
keuangan untuk membuat keputusan.
7. Akuntansi sebagai sistem pertanggungjawaban : Akuntansi
merupakan media untuk mempertanggungjawabkan
pengelolaan perusahaan atau lembaga kepada pemilik atau
stakeholder.
8. Akuntansi sebagai teknologi : Akuntansi adalah sistem
perangkat lunak yang mengendalikan variabel-variabel sosial
ekonomi guna memperbaiki status ekonomi para pelakunya.

II. Akuntansi Sebagai Seni, Sains, dan Teknologi


Seni ialah suatu keahlian atau keterampilan menerapkan
pengetahuan yang didasarkan pada keindahan, kehalusan, perasaan,
intuisi, pengalaman, bakat, dan pertimbangan (judgement). Nilai
moral dan sosial budaya menjadi basis pertimbangan. Adapun
akuntansi sebagai seni bermakna akuntansi merupakan bidang
keahlian yang memerlukan keterampilan, keahlian, kerajinan, dan
pertimbangan (judgement) dalam praktiknya. Pertimbangan
(judgement) terbentuk melalui pengalaman dan pengetahuan
profesional. Misalnya seorang auditor yang memiliki pengalaman
yang cukup, mampu menentukan jumlah sampling audit yang tepat
sesuai jenis industri dan skala perusahaan.
Akuntansi sebagai sains atau ilmu pengetahuan menuntut
adanya suatu kaidah ilmiah (rules of sciense) dalam pertimbangan,
penyimpulan, dan pengambilan keputusan. Sebagai ilmu
pengetahuan, fenomena akuntansi harus dijelaskan secara objektif,
bebas nilai, dan apa adanya. Penjelasan fenomena akuntansi
dibentuk melalui postulat, prinsip umum, atau hipotesis yang
berdiri sendiri, dan tidak secara langsung berkaitan dengan
kebijakan. Misalnya rumus dasar akuntansi yaitu Asset = Liabilitas
+ Ekuitas.
Teknologi ialah suatu metode ilmiah untuk mencapai tujuan
praktis; ilmu pengetahuan terapan (KBBI, diakses 2020).

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
5 / 17
Akuntansi sebagai teknologi dapat digunakan untuk menyediakan
informasi keuangan sesuai tujuan sosial, ekonomi, dan budaya
suatu negara atau badan melalui perekayasaan. Perekayasaan yang
dimaksud ialah pada proses pemikiran untuk menentukan cara
terbaik dalam memecahkan suatu masalah sesuai tujuan yang ingin
dicapai. Misalnya dalam suatu perusahaan retail, akuntan perlu
memutuskan apakah metode persediaan yang sebaiknya digunakan
metode FIFO ataukah metode rata-rata persediaan.
Kombinasi antara akuntansi sebagai seni, sains, dan
teknologi perlu diterapkan secara seimbang untuk menghasilkan
informasi keuangan yang akuntabel dan dapat dipercaya.

III. Sifat DasarAkuntansi


Sifat dasar akuntansi merupakan konsep yang harus
diyakini dan dilakukan dalam menyusun laporan keuangan.
Terdapat tiga belas sifat dasar akuntansi. Masing-masing akan
dijelaskan sebagai berikut:
1. Accounting Entity : Lembaga atau entity menjadi fokus dalam
pencatatan akuntansi sebagai unit organisasi yang jelas dan
terpisah dari badan yang lain.
2. Going Concern : Anggapan bahwa perusahaan atau entity yang
dilaporkan akan terus beroperasi di masa mendatang.
3. Measurement : Akuntansi merupakan alat pengukuran sumber-
sumber ekonomi.
4. Time Period : Menyajikan informasi keuangan untuk suatu
periode waktu tertentu secara spesifik.
5. Monetary Unit : Pengukuran yang digunakan ialah dalam
ukuran moneter atau uang.
6. Accrual : Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan
kewajiban ditetapkan berdasarkan kejadian/peristiwa tanpa
melihat apakah transaksi kas telah dilakukan atau belum.
7. Exchange Price : Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan
umumnya didasarkan pada harga pertukaran yang diperoleh
dari harga pasar sebagai pertemuan tawar menawar
(bargaining) antara pembeli dan penjual.
8. Approximation : Tidak dapat dihindarkan penafsiran atas nilai,
harga, umur, jumlah penyisihan piutang ragu, dan lainnya.
9. Judgement : Banyak siperlukan pertimbangan akuntan atau
manajemen berdasarkan keahlian atau pengalaman yang
dimilikinya.
10. General Purpose : Akuntansi keuangan ditujukan untuk
pemakai secara umum, bukan khusus.
11. Interrelated Statement : Seluruh laporan keuangan seperti
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
6 / 17
arus kas, dan catatan atas laporan keuangan saling berhubungan
dan berkaitan erat satu sama lain.
12. Substance Over Form : Menekankan penggunaan informasi
yang berasal dari kenyataan ekonomis suatu kejadian daripada
bukti legalnya.
13. Materiality : Memuat informasi penting yang berpengaruh pada
pengambilan keputusan.

IV. Siklus Akuntansi


Siklus akuntansi dimulai dari identifikasi bukti transaksi
berupa dokumen transaksi seperti kuitansi, invoice, resi
pembayaran dan lainnya. Bukti transaksi tersebut kemudian
dilakukan penjurnalan sesuai dengan jenis transaksi. Setelah itu
dibuat buku besar sesuai dengan jenis akun kemudian membuat
neraca saldo, lalu jika diperlukan beberapa penyesuaian, maka
dibuat jurnal penyesuaian. Setelah proses tersebut maka dibuatlah
laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, serta catatan atas
laporan keuangan. Terakhir ialah membuat jurnal penutup untuk
menutup akun nominal seperti akun pendapatan dan beban.

C. Teori dari Sudut Akuntansi


Teori akuntansi sebagai pemikiran logis terbentuk dalam prinsip-
prinsip luas yang menyediakan suatu kerangka referensi umum untuk
mengevaluasi praktik serta merupakan pedoman dalam pengembangan
praktik dan prosedur akuntansi yang baru. Sub bab ini akan membahas
mengenai teori dari sudut pandang akuntansi secara khusus.

I. Metode Penalaran
Pada metode penalaran, teori akuntansi dirumuskan dengan
pendekatan Deduktif, Induktif, Etikal, Sosiologi, Ekonomi dan
Elektik. Seluruh pendekatan tersebut diuraikan sebagai berikut:
1. Pendekatan Deduktif : pendekatan ini dimulai dengan adanya
asumsi dasar sampai dihasilkan prinsip akuntansi sebagai
pedoman dan dasar untuk mengembangkan teknik akuntansi.
Pendekatan ini bergerak dari kondisi yang bersifat umum ke
kondisi spesifik. Selengkapnya disajikan dalam tabel berikut :
No. Asumsi Dasar Prinsip Dasar Teknik Akuntansi
1. Economic Historical Cost Metode FIFO, LIFO,
Entity Average
2. Going Revenue Full/Variable Costing
Concern Recognition
3. Monetary Unit Matching Nilai Nominal
4. Periodicity Full Disclosure Imprest Fund

Tabel I : Pendekatan Deduktif

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
7 / 17
2. Pendekatan Induktif : Pendekatan ini dilakukan melalui
serangkaian pengamatan, pengukuran, serta aktivitas untuk
memperoleh suatu konklusi. Pendekatan induktif dilakukan
melalui empat tahap berikut;
a. Pencatatan seluruh pengamatan.
b. Analisis dan pengelompokan pengamatan untuk mendeteksi
adanya hubungan yang berulang.
c. Melakukan induksi pemikiran (dari khusus ke umum)
mengenai asal mula konklusi dan prinsip akuntansi dari
pengamatan yang menggambarkan hubungan secara
berulang.
d. Pengujian atas konklusi yang dibuat.
3. Pendekatan Etis : Kriteria utama dalam konsep pendekatan etis
ialah kewajaran (fairness), keadilan (justice), keseimbangan
(equity), dan kebenaran (truth). Keempat konsep tersebut
merupakan kriteria utama dalam menyusun teori akuntansi.
4. Pendekatan Sosiologis : Pendekatan ini menekankan pada
akibat sosial yang ditimbulkan oleh teknik akuntansi.
Pendekatan ini pada dasarnya suatu perluasan dari pendekatan
etis, yaitu perluasan terhadap konsep kewajaran yang disebut
kesejahteraan sosial. Secara eksplisit, melalui pendekatan ini
diharapkan data akuntansi memberikan manfaat dalam
pembuatan kebijakan yang menyangkut kesejahteraan sosial.
5. Pendekatan Ekonomi : Pendekatan ini menekankan pada
pengendalian atas indikator ekonomi makro yang diakibatkan
oleh berbagai praktik akuntansi. Pemilihan penggunaan
pendekatan teknik yang berbeda akan berpengaruh pada barang
ekonomi nasional.
6. Pendekatan Ekletik : Menurut pendekatan ini, suatu teori
memiliki keterbatasan konsep, prosedur, dan teknik. Sehingga,
gabungan dari berbagai teori diperlukan. Pendekatan gabungan
merupakan hasil atas berbagai upaya individu dan profesi
maupun organisasi pemerintahan dalam partisipasi untuk
menetapkan konsep dan prinsip dalam akuntansi.

II. Sistem Bahasa


Sebagaimana telah dibahas pada Bab A bagian II mengenai
bagian teori secara bahasa, bagian ini akan membahas secara
khusus dari sudut pandang akuntansi.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
8 / 17
1. Teori Sintaktik : Teori ini membahas mengenai pengukuran,
pengakuan, dan penyajian elemen-elemen dalam statemen
keuangan serta struktur akuntansi.
2. Teori Semantik (Interpretasi) : Teori ini membahas
penyimbolan kegiatan atau realitas fisis menjadi simbol
(elemen) statemen keuangan.
3. Teori Pragmatik (Perilaku) : Teori ini membahas mengenai
apakah informasi keuangan berlaku efektif bagi yang dituju
dalam perekayasaan akuntansi serta apakah informasi tersebut
mempengaruhi perilaku pemakai.

III. Tujuan Perumusan Teori Akuntansi


Akuntansi dirancang untuk memenuhi kebutuhan praktis
bagi orang-orang dalam perusahaan maupun pihak eksternal seperti
investor, kreditur, ataupun pemerintah, untuk mengambil
keputusan melalui laporan keuangan. Pada praktik akuntansi,
permasalahan seringkali timbul sehingga memerlukan penyesuaian
pada prinsip akuntansi yang digunakan. Hal ini mendorong
dibentuknya suatu kerangka teoritis untuk praktik akuntansi. Teori
akuntansi perlu dirumuskan untuk memberikan suatu landasan
penalaran logis mengenai apa yang dilakukan akuntan (Ikhsan &
Suprasto, 2008).
Tujuan teori akuntansi ialah menyediakan dasar peramalan
dan penjelasan tingkah laku akuntansi dan peristiwa, yaitu
memberikan kerangka pengembangan ide-ide baru dan menjadi
referensi dalam proses pemilihan metode pengembangan akuntansi.
Adapun karakteristik teori akuntansi terdiri dari enam poin berikut
ini :
1. Mempunyai seperangkat pengetahuan (body of knowledge)
dalam hal penyediaan jasa perekayasaan informasi keuangan
dalam unit organisasi suatu negara.
2. Konsistensi secara internal, artinya metode dan prinsip
akuntansi yang digunakan oleh perusahaan tidak berubah-ubah.
3. Menjelaskan dan memprediksi fenomena, artinya teori
akuntansi mampu menjelaskan mengapa suatu fenoman
keuangan terjadi dan mampu memprediksi fenomena masa
depan seperti misalnya arus kas masa depan.
4. Menyajikan hal-hal yang ideal sesuai teori.
5. Acuan ideal untuk mengarahkan praktik, artinya bahwa praktik
akuntansi mengacu kepada teori akuntansi sebagai suatu acuan
yang ideal.
6. Membahas masalah dan memberikan solusi. Permasalahan
dalam praktik akuntansi dapat diperoleh solusi melalui teori
akuntansi dengan pembahasan dan pengujian lebih lanjut.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
9 / 17
Berdasarkan tujuan perumusan, teori akuntansi dibagi
menjadi dua, yaitu :
1. Akuntansi Normatif yang memberikan penjelasan atau
penalaran untuk menjustifikasi kelayakan suatu pekerjaan
akuntansi yang paling sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan.
2. Akuntansi Positif yang menjelaskan apa dan bagaimana
informasi keuangan disajikan dan dikomunikasikan kepada para
pemakai informasi. Teori positif bertujuan menjelaskan dan
memprediksi praktik akuntansi. Penjelasan berarti memberikan
alasan terhadap praktik yang diamati.

IV. Pembuatan Kebijakan Akuntansi


Pada sisi pragmatis, tujuan dari teori akuntansi adalah
untuk meningkatkan pelaporan akuntansi keuangan (Wolk, Dodd,
dan Tearney , 2004). Hubungan antara teori akuntansi dan
pembuatan kebijakan (pembentukan standard dan peraturan)
menunjukkan bahwa teori akuntansi merupakan salah satu dari tiga
input utama dalam proses pembuatan standard, selain faktor politik
dan kondisi ekonomi. Pemikiran Wolk, Dodd, dan Tearney (2004)
tersebut disajikan dalam bagan berikut ini:

Kondisi Ekonomi
Teori Akuntansi Faktor Politik

Pembuatan
Kebijakan Akuntansi
Fungsi Audit :
Kepatuhan antara
Praktik Akuntansi praktik dengan
regulasi
akuntansi (fungsi
Kontrol)
V.
Pengguna Primer Pengguna Data
Akuntansi dan
Laporan
Pengguna
Sekunder Bagan I : Lingkungan Akuntansi Keuangan
Wolk, Dodd, Tearney (2004)

D. Peran dan Proses Pengukuran

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
10 / 17
Akuntansi tidak dapat dilepaskan dari nilai moneter dan angka dalam
penilaian setiap peristiwa ekonomi maupun benda ekonomi yang dimiliki
suatu entitas. Penting untuk mengetahui bagaimana peristiwa dan benda
ekonomi dinilai dan diukur untuk mendapatkan nilai ekonomi yang terukur
dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya sesuai dengan yang
dibutuhkan entitas.
I. Mengapa Pengukuran Itu Penting
Definisi pengukuran ialah sebagai tanda terhadap nomor-
nomor dari atribut atas objek yang diukur. Atribut merupakan
karakteristik tertentu dari objek yang akan diukur. Misalnya
perusahaan membeli kendaraan dinas mobil. Mobil tersebut
mempunyai ciri panjang, lebar, dan tinggi tertentu yang merupakan
atribut secara fisik untuk pengukuran matematis. Pada atribut
pengukuran fisik secara akuntansi yang dibuat dalam mata uang
rupiah, terdapat beberapa hal yang dapat dinilai dan ditandai
seperti nilai perolehan, biaya perawatan, nilai masa depan, serta
nilai harga pasar mobil.
Sebagai bagian penting dari pemeriksaan ilmiah, kegiatan
pengukuran ialah menetapkan atau memberi angka terhadap objek
atau fenomena menurut aturan tertentu. Pengukuran dilakukan
untuk menilai sejumlah kejadian secara empiris menurut aturan
(panduan) yang telah ditentukan.

II. Proses Pengukuran


Pada operasionalisasi pengukuran, terdapat tiga bagian
proses yang harus dilakukan :
1. Memilih kejadian-kejadian empiris yang diobservasi
2. Mengembangkan susunan aturan pemetaan : suatu rencana
untuk menilai sejumlah simbol-simbol dalam menyajikan aspek
peristiwa yang diukur.
3. Menerapkan aturan pemetaan terhadap masing-masing
pengamatan peristiwa
Pengukuran dapat dibedakan menjadi pengukuran langsung
dan pengukuran tidak langsung. Jika suatu angka ditetapkan pada
suatu objek adalah pengukuran yang sebenarnya (aktual) dari
properti yang diharapkan, hal ini disebut pengukuran langsung.
Misalnya menghitung persediaan dengan cara mengkalikan harga
beli dengan jumlah persediaan maka akan diperoleh secara
langsung nilai persediaan. Pengukuran tidak langsung ialah apabila
diperlukan beberapa penyesuaian atas suatu objek sesuai dengan
keadaan saat ini. Misalnya persediaan model baju motif sudah tidak
laku di pasaran dan harus dijual dengan harga murah. Perusahaan
tidak dapat menghitung nilai persediaan baju motif dengan dikali
harga beli, tetapi perlu melakukan penyesuaian nilai saat ini yang
memungkinkan untuk menjual produk tersebut.
Cara lain dalam mengkategorikan pengukuran ialah dengan
klasifikasi berdasarkan penilaian (assesment) dan prediksi.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
11 / 17
Pengukuran berdasarkan penilaian berfokus pada attribut khusus
dalam suatu objek, bisa secara langsung ataupun tidak langsung.
Sedangkan pengukuran prediksi berfokus pada faktor dan kondisi
yang terindikasi berpengaruh pada masa depan. Adapun enam
faktor yang berpengaruh pada pengukuran yaitu : objek
pengukuran, atribut pengukuran, alat ukur, operasi penghitungan
dan pencacahan (desimal, biner, dll), instrumen yang tersedia untuk
tugas pengukuran, serta kendala yang mempengaruhi pengukuran.
III. Jenis Pengukuran
Hubungan antara sistem pengukuran dan atribut atas objek
yang diukur ditentukan oleh tipe pengukuran. Tipe sederhana dari
sistem pengukuran meliputi skala nominal, ordinal, interval, dan
rasio. Masing-masing dijelasakan sebagai berikut.
1. Skala Nominal yang diberikan pada objek mempunyai arti
sebagai label saja dan tidak menunjukkan tingkatan apa-apa.
Informasi dengan data nominal didasarkan pada variabel atau
desain yang dikelompokkan dalam dua kategori atau lebih.
Misal, skala nominal dalam klasifikasi jenis kelamin (1) Pria
dan (2) Wanita.
2. Skala Ordinal termasuk dalam karakteristik skala nominal
ditambah indikator yang diperingkat. Skala ini membagi
kategori berdasarkan tingkat atau urutan. Misal pilihan (1)
artinya setuju pilihan (2) kurang setuju pilihan (3) agak kurang
setuju.
3. Skala Interval ialah skala pengukuran yang menggunakan
konsep jarak atau interval yang sama. Skala ini memberikan
pengukuran yang pasti melebihi skala nominal dan ordinal
karena menunjukkan derajat sifat atau karakteistik yang
sebenarnya. Misal tinggi 10 cm 15 cm sama dengan tinggi 20
25 cm.
4. Skala Rasio menunjukkan kategori, peringkat, jarak, dan
perbandingan konstruk yang diukur. Angka skala rasio
memiliki kualitas bilangan riel yang dapat dijumlahkan. Misal
beras 10 kg sama dengan dua kantong beras 5 kg.

IV. Reliabilitas dan Validitas


Reliabilitas menyangkut ketepatan alat ukur. Indikator dari
variabel atau konstruk pada suatu kuesioner diukur melalui uji
reliabilitas. Instrumen penelitian dikatakan reliabel atau handal jika
jawaban responden terhadap pernyataan adalah konsisten atau
stabil dari waktu ke waktu. Reliabilitas dapat lebih mudah
diperkirakan dengan menjawab pertanyaan berikut :
1. Jika set objek yang sama diukur berkali-kali dengan alat ukur
yang sama, apakah akan diperoleh hasil yang sama.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
12 / 17
2. Apakah ukuran yang diperoleh dengan menggunakan alat
ukuran tertentu adalah ukuran sebenarnya dari objek tersebut.
3. Berapa besar kesalahan yang kita peroleh dengan menggunakan
ukuran tersebut terhadap objek.
Validitas merupakan akurasi temuan penelitian yang
mencerminkan kebenaran dan keadaan yang sebenarnya walaupun
responden objek pengujian berbeda. Validitas dalam penelitian
ditentukan melalui proses pengukuran yang akurat. Secara ringkat
jenis-jenis validitas disajikan dalam tabel berikut :
No. Jenis Validitas Pengertian
1. Content Validity Kemampuan poin pertanyaan dalam
instrumen penelitian mewakili semua unsur
dimensi konsep yang sedang diteliti
2. Construct Validity Kesesuaian antara instrumen penelitian
dengan teori mengenai konsep yang diteliti.
a. Convergent Validity Tingkat korelasi antara dua instrumen
pengukur konsep yang sama.
b. Divergent Validity Kerendahan tingkat korelasi instrumen
dengan konsep yang diprediksi secara teori
tidak berkorelasi.
3. Criterion Related Validity Kemampuan instrumen memprediksi
kriteria variabel.
a. Predictive Validity Kemampuan instrumen memprediksi
kriteria variabel di masa mendatang.
b. Concurrent Validity Kemampuan instrumen memprediksi
kriteria variabel yang diukur pada waktu
yang sama dengan variabel yang diteliti.
Tabel II : Tiga Macam validitas Pengukuran
Ikhsan, Suprasto (2008)

E. Penerapan Pendekatan Ilmiah Terhadap Akuntansi


Teori dan pendekatan ilmiah merupakan metode yang tidak
sepenuhnya sempurna. Penemuan ilmiah bukanlah kebenaran mutlak.
Kebnaran ilmiah adalah kebenaran sementara, sebagaimana kejadian masa
depan yang tidak selalu dapat diprediksi dan barangkali akan sulit untuk
disangkal. Bagaimana pendekatan ilmiah tersebut berpengaruh terhadap
akuntansi?
I. Kesalahpahaman yang Mungkin Timbul
Salah satu kesalahpahaman tentang usaha menerapkan
pendekatan ilmiah terhadap akuntansi ialah membuat para ilmuwan
keluar dari praktisi akuntansi. Hal ini tentu tidak bisa terjadi
mengingat ilmuwan dan praktisi tetap saling berhubungan. Akuntan
yang mempercayai pendekatan ilmiah memerlukan buktin empiris
berdasarkan penelitian untuk mendukung praktik akuntansi serta
memberikan rekomendasi atas metode yang paling tepat dalam
situasi tertentu berdasarkan bukti yang ada. Suatu pernyataan lebih
meyakinkan ketika diperkuat dengan tujuan dan bukti empiris

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
13 / 17
dibandingkan pernyataan yang hanya didasarkan pada perdebatan
rasional.
Kesalahpahaman lain yang seringkali timbul ialah dalam
pendekatan ilmiah akuntansi ialah harapan akan adanya kebenaran
mutlak yang diinginkan. Metode ilmiah membantu akuntan
memastikan apakah laporan dipertimbangkan benar atau tidak.
Akan tetapi, tidak seorangpun dapat mengklaim kebenaran mutlak
dalam ilmu. Penggantian, penyesuaian, dan modifikasi dari teori
dapat terjadi melalui bukti-bukti baru yang ditemukan di kemudian
hari.

II. Pengujian Teori Akuntansi


Penelitian dalam ilmu akuntansi dilakukan secara terus-
menerus dan terbit dalam jurnal-jurnal ilmiah. Manfaat dari data
akuntansi merupakan jenis pertanyaan yang paling sering
didiskusikan sebagai data kualitatif yang didasarkan pada teori
akuntansi supaya bermanfaat bagi pengguna laporan. Pendekatan
langsung untuk menguji teori akuntansi diperoleh melalui
pengambilan data output dari sistem spesifik akuntansi yang
berdasarkan pada keseluruhan teori kemudian ditentukan apakah
data tersebut dapat membantu para pengambil keputusan.

III. Pandangan Lainnya


FASB membangun kerangka konseptual berdasarkan pada
konsensus sebagai alternatif kesulitan pengujian teori akuntansi
secara logika empiris. Fasb juga merekomendasikan karakteristik
kualitatif sebagai jawaban atas ketidakmampuan pengujian sistem
akuntansi secara langsung untuk menentukan penyediaan informasi
yang bermanfaat. Karakteristik kualitatif digunakan sebagai kriteria
yang dipertimbangkan untuk memilih data yang akan dilaporkan.
Karakteristik kualitatif meliputi unsur relevan, reliabel, netral,
dapat diperbandingkan, dan materialitas.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
14 / 17
C. LATIHAN

1. Teori Akuntansi yang berupaya untuk menyajikan lebih pada “apa yang
seharusnya” merupakan pengertian dari Teori Akuntansi ...

A. Positif
B. Deskriptif
C. Normatif
D. Sintaksis

2. Pendekatan yang terdiri dari penyajian sejumlah peraturan praktek praktek


akuntansi dan berupaya untuk menyajikan solusi praktek disebut dengan
pendekatan?

A. Induktif
B. Deduktif
C. Pragmatis
D. Otoriter

3. Pendekatan yang terdiri dari konsep kewajaran, keseimbangan, dan kebenaran


merupakan definisi dari pendeketan?

A. Sosiologis.
B. Eklektik
C. Etis
D. Eonomi

4. Teori teori Akuntansi yang mencoba menjelaskan praktek praktek akuntansi


masa kini dan meramalkan bagaimana tanggapan para akuntan terhadap situasi-
situasi tertentu merupakan tingkatan teori akuntansi yang disebut ...

A. Syntactical theories
B. Semantical theories
C. Pragmatic theories
D. Behavioral theories

5. Menurut McDonald (1972), suatu “teori” harus memiliki elemen berikut ini :

A. Menyajikan suatu kerangka acuan umum di mana praktik akuntansi dinilai


B. Asumsi yang mewakili fenomena yang sesungguhnya
C. Mengarahkan pengembangan praktik dan prosedur baru
D. Manipulasi atau gabungan sesuai dengan peraturan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
15 / 17
D. KUNCI JAWABAN

1. C
2. D
3. C
4. A
5. D

E. DAFTAR PUSTAKA

Ikhsan, Suprasto. 2008. Teori Akuntansi & Riset Multiparadigma. Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Wolk, Dodd, Tearney. 2004. Accounting Theory. Conceptual Issues in a political
and economic Environment. Thomson – South western, United States of
America.
Suwardjono. 2016. Bab 1 Pengertian Teori Akuntansi. Power Point Slide.
Donleavy. 2016. An Introduction to Accounting Theory. Bookboon.com.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
16 / 17

Anda mungkin juga menyukai