Anda di halaman 1dari 30

TEORI AKUNTANSI

TEORI, ARAH RISET AKUNTANSI DAN


TANTANGAN MASA DEPAN

2016

Disusun Oleh:
Amalia Mufida (01013181419159)
Meileginta Kaban (01031381419208)
Tita Umi Kulsum (01031381419187)
Yeni Anggraini (01031381419197)
Yudhistira Andamen(01031381419225)

Fakultas Ekonomi
Universitas Sriwijaya
0

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan rakhmat dan hidayah-Nya
sehingga proposal penelitian yang berjudul MAKALAH TEORI AKUNTANSI ini
dapat diselesaikan.
Penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya proposal ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak serta merta
hadir tanpa bantuan dan dukungan dari semua pihak. Mudah-mudahan segala sesuatu
yang telah diberikan menjadi bermanfaat dan bernilai ibadah di hadapan Tuhan.
Penulis memahami sepenuhnya bahwa makalah ini tak luput dari kesalahan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangan diharapkan demi perbaikan di
masa mendatang. Semoga makalah ini dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca
untuk melakukan hal yang lebih baik lagi dan semoga makalah penelitian ini bermanfaat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Palembang, 9 September 2016

Penulis

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................... i


KATA PENGANTAR......................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................................01
1.1 Latar Belakang..........................................................................................01
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................02
1.3 Tujuan........................................................................................................02
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................................03
2.1 TEORI AKUNTANSI...............................................................................03
A. Pengertian Teori Akuntansi.....................................................................03
B. Fungsi Teori Akuntansi............................................................................05
C. Jenis Teori................................................................................................06
2.2 RISET AKUNTANSI................................................................................07
A. Pengantar Riset Akuntansi.....................................................................07
B. Proses Penelitian Ilmiah........................................................................08
C. Akuntansi: Art, Science atau Tecnology (engineering)?........................09
D. Paradigma Akuntansi.............................................................................09
E. Penelitian Dibidang Akuntansi...............................................................11
F. Ruang Lingkup Penelitian Akuntansi.....................................................14
2.3 ARAH RISET AKUNTANSI....................................................................19
2.4 TANTANGAN MASA DEPAN................................................................22

BAB III
PENUTUP......................................................................................................27
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................28

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar belakang
Dalam akuntansi akan adanya pengembangan sistem akuntansi yang tentunya

berbasis pada teori. Hal ini agar sistem akuntansi bisa lebih bermanfaat bagi pemakai
apalagi sekarang akuntansi sudah sangat penting perannya. Selain itu, dengan sistem
akuntansi akan lebih mudah mengembangkannya dan lebih mudah lagi dalam
memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang yang tentunya berkaitan
dengan praktik akuntansi itu sendiri.
Keberadaan teori sangat bermanfaat dalam kehidupan, sebab teori dapat
menjelaskan hubungan ataupun memprediksi fenomena. Teori mengandung sekumpulan
dasar pikiranyang biasa disebut asumsi atau dalil. Dasar pikiran ini harus jelas atau
dibangun sehingga dapat diuji dengan kesimpulan statistik dimana dalam kasus biasa
disebut hipotesis. Pada akhirnya, sebuah teori akan mengandung sekelompok konklusi
atau kesimpulan yang berasaldari premis.
Selain memahami mengenai teori akuntansi kita juga harus dapat memahami
mengenai penelitian atau riset akuntansi. Hal ini berguna untuk mencari kebenaran
terutama di bidang akuntansi. Hasil riset tersebut merupakan hal yang menjembatani
antara fenomena sosial di bidang akuntansi dengan struktur teori akuntansi itu sendiri.
Kegunaan

riset

(penelitian)

adalah

untuk

melakukan

penyelidikan

dari,untuk,alasan dan juga konsekuensinya terhadap suatu keadaan. Semakin banyak


ornag yang melakukan riset maka akan semakin berkembanngnya pula teori akuntansi.
Itu sebabnya mengapa riset akuntansi ini penting. Hasilnya dari riset akan terkumpul
menjadi tulisan-tulisan, dimana tulisan yang bagus adalah tulisan yang dipublikasi dan
diterbitkan di jurnal lokal/nasional/internasional agar dapat dibaca oleh orang banyak.
Jika hasil riset hanya disimpan di rumah atau tidak publikasikan maka tidak ada orang
yang tau, sehingga tidak membantu dalam pengembangan teori akuntansi. Kalau tulisan,
hasil riset, hanya dijilid dan masuk di perpustakaan, yang membaca terbatas yang masuk
perpustakaan saja. Yang paling luas pembacanya adalah yang diterbitkan di jurnal.
1.2.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang perlu dibahas
dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
1.3.

Apa itu Teori Akuntansi dan riset akuntansi?


Bagaimana Proses riset akuntansi?
Apa saja ruang lingkup dan paradigma riset akuntansi?
Bagaimana arah teori akuntansi?
Apa saja tantangan masa depan yang dihadapi pada riset akuntansi?
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penulisan makalah ini

adalah sebagai berikut:


1.
2.
3.
4.
5.

Mengetahui serta memahami Teori Akuntansi.


Mengetahui proses riset akuntansi.
Mengerti ruang lingkup dan paradigma riset akuntansi.
Mengetahui arah teori akuntansi.
Mengetahui dan memahami tantangan masa depan yang dihadapi pada riset
akuntansi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.

TEORI AKUNTANSI

A. Pengertian Teori Akuntansi


Teori adalah susunan konsep, definisi, dan dalam yang menyajikan pandangan
yang sistematisfenomena dengan menunjukkan hubungan antara variable yang satu
dengan yang lain dengan maksud untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.
Berikut ini adalah pengertian teori dari para ahli:
Webster Third New International Dictionary mendefinisikan teori sebagai suatu
susunan yang saling berkaitan dengan hipotesis, konsep, dan prinsip pragmatis
yang membentuk kerangka acuan untuk bidang yang dipertanyakan.

Vernon kam (1986) menganggap bahwa teori akuntansi adalah suatu sistem
yang komprehensif dimana termasuk postulat dan teori yang berkaitan
dengannya. Dia membagi unsur teori dalam beberapa elemen: postulat dan
asumsi dasar, definisi, tujuan akuntasi, prinsip atau standar, dan prosedur atau
metode-metode.

Kenneth S. Most (1982) mendefinisikan teori sebagai suatu pernyataan


sistematik mengenai peraturan atau prinsip yang mendasari atau memandu
suatu set fenomena. Teori dapat juga dianggap sebagai kerangka atau susunan
ide, penjelasan fenomena, dan prediksi perilaku yang akan datang. Teori adalah
penjelasan yang sistematik dan scientific. Kenneth menambahkan bahwa teori
memiliki tiga dimensi sebagai berikut :
1. Reductionism yang berarti bahwa teori itu dimulai dari asumsi-asumsi
dimana teori itu tidak langsung merujuk ke objek yang diobservasi dan
bukan pula pernyataan yang dapat diuji kebenarannya, tetapi dia
merupakan bahan rujukan untuk mengamati fenomena. Ia adalah sejenis
alat yang lebih cepat dapat dirujuk ke fenomena yang diamati.
2. Instrumentalism yang berarti bahwa teori adalah sebuah instrument atau
alat menghitung yang akan digunakan untuk menilai pernyataan tentang

suatu observasi. Di sini peranan teori adalah menjelaskan dan


meramalkan.
3. Realism yang berarti bahwa teori adalah sekumpulan proposisi atau dalil
yang merupakan pernyataan suatu kebenaran atau ketidakbenaran tentang
dunia nyata, fenomena atau objek.

Eldon S. Hendriksen (1970) mengutip definisi Eric L Kohler, sepakat menerima


definisi teori sebagai berikut: suatu set proposisi termasuk aksioma, teorema
bersama definisi dan peraturan, kesimpulan formal dan informal yang diarahkan
untuk menjelaskan suatu gabungan fakta atau kelompok kegiatan yang konkret
atau yang abstrak."

Sedangkan menurut Hendriksen sendiri teori adalah "satu set susunan hipotesis
konsep, dan prinsip pragmatis yang membentuk kerangka umum referensi untuk
suatu bidang yang dipertanyakan."

Godfrey et al (1992) menyatakan bahwa teori dapat didefinisikan dalam


berbagai cara misalnya, teori adalah sistem deduktif, yaitu berupa pernyataan
yang mengurangi generalisasi, yang lain menganggap bahwa teori adalah suatu
susunan ide yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu. Teori bisa juga secara
sederhana dijelaskan sebagai alasan logis yang mendasari suatu pernyataan
keyakinan. Apakah teori diterima atau ditolak tergantung pada kemampuannya
meramalkan realitas, kemampuannya menjelaskan praktik akuntansi, dan
kemampuannya menjadi dasar pengembangan praktik akuntansi tersebut. Dari
beberapa definisi ini dapat disimpulkan bahwa akuntansi memiliki teori
akuntansi.
Sedangkan teori akuntansi didefinisikan sebagai alasan yang logis dalam bentuk

suatu set prinsip yang luas yang (1) memberikan kerangka umum dari rujukan di mana
prinsip akuntansi dapat dinilai, (2) pedoman pengembangan praktik dan prosedur yang
baru. Teori akuntansi bisa juga menjelaskan praktik yang berlaku saat ini dan
mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang praktik tersebut. Tujuan utama dari
teori akuntansi adalah memberikan suatu set prinsip yang logis yang saling terkait yang
membentuk kerangka umum sebagai rujukan untuk menilai praktik akuntansi yang baik.

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa akuntasi memiliki teori
akuntasi. Teori itu lahir dari proses penelitian dengan asumsi, prinsip, terknik tertentu.
Teori biasanya diambil dari berbagai riset demi riset sehingga sampai pada suatu
kesimpulan yang dapat berlaku untuk semua, universal, logis, konsisten, dapat
diramalkan, dan objektif.

B. Fungsi Teori Akuntansi


Vernon Kam (1986) mengemukakan fungsi dari adanya teori akuntansi sebagai
berikut:
1. Menjadi pegangan bagi lembaga penyusun standar akuntansi menyusun
standarnya.
2. Memberikan kerangka rujukan untuk menyelesaikan masalah akuntansi
dalam hal tidak adanya standar resmi.
3. Menentukan batas dalam hal melakukan judgement dalam penyusunan
laporan keuangan.
4. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca laporan terhadap
informasi yang disajikan laporan keuangan.
5. Meningkatkan kualitas dapat diperbandingkan.
Hendriksen (1982) mengemukakan kegunaan teori akuntansi sebagai berikut:
1. Memberikan kerangka acuan yang umum dari mana praktek akuntansi
dinilai.
2. Teori akuntansi yang dirumuskan tidak akan mampu mengikuti
perkembangan ekonomi, sosial, teknologi dan ilmu pengetahuan yang
demikian cepat.
C. Jenis Teori
Teori itu bisa memiliki level atau tingkatan sue (2003), berikut adalah tingkatan teori:
Level
1

Jenis Teori
Metaphor Theory

Fokus
Menggambarkan

dan

membumikan

pengalaman manusia dalam kehidupannya


sehingga terstruktur, sistematis, teratur, dan
2

Differentiation Theory

dapat dipahami.
Memotong-motong
5

pengalaman

dengan

menyandingkan,membedakan, mengontraskan
misalnya: hadir absen publik swasta, objektif,
subjektif, atas bawah, luar dalam, dan
3

Conceptualization Theory

sebagainya.
Menghubungkan unit dan struktur melalui
praktik,

menjelaskan

melihat

bagaimana

dunia bekerja, Theory dirumuskan dalam


4

Context bound Theorizing

bentuk sederhana.
Menjelaskan konteks untuk lebih tersusun

of settings

dari suatu unit spesifik: kegiatan, proses, dan

Context-free "grand

kejadian
Menjelaskan secara metanarrative aspek-

theorizing (structures)

aspek kehidupan sosial yang banyak, ini


merupakan dunia ideas, abstract. Beyond

history and society


Llewellyn, (2003), "Methodological Issues What Counts as "theory" In Qualitative
Management and Accounting Research, inducing 5 Levels of Theorizing" Accounting
Auditing and Accountability Journal 16.4

2.2.

RISET AKUNTANSI

A. Pengantar Riset Akuntansi


Riset akuntansi adalah upaya yang dilakukan untuk mencari kebenaran di bidang
akuntansi. Teori ini bisa menjelaskan tentang kebenaran yang sudah ada (deskriptif),
mendukung teori yang ada (justifikasi) mengingkari kebenaran yang sudah lama
(refute), atau ingin melahirkan teori baru.
Pada awalnya proses mencari kebenaran itu dimulai dari cara dogmatis di mana
kebenaran itu berasal dari orang/pihak/lembaga yang diberi dan di yakini memiliki
otoritas menetapkan kebenaran. Kemudian, cara ini berkembang dan menggunakan cara
normatif dengan menggunakan logika ilmiah,pemikiran sehat.lalu berkembang dan
kemudian menggunakan metode empiris dengan titik berat melihat kenyataan yang ada
6

di lapangan (fenomena sosial). Di dalam sistem yang terakhir inilah yang menjadi ajang
penelitian ilmiah. Sudah merupakan suatu kesepakatan masyarakat akademis bahwa
proses penelitian ini harus mengikuti aturan-aturan atau konfensi yang diikuti oleh
semua pihak sehingga kualitas hasil penelitian itu terjamin.
Biasanya metode penelitian yang dianut itu sangat tergantung pada problem atau
masalah penelitian yang akan dibahas. Dalam menentukan metode penelitian ini ukuran
yang terbaik yang akan dipakai adalah apa masalah yang akan di jawab. Secara garis
besar ada tiga cara yang dipilih sebagai berikut:
a. Metode

kuantitatif,

yaitu

menggunakan

rumus-rumus

statistic

dalam

mengidentifikasi dan mengolah variable yang muncul dari problema yang akan
dijawab.
b. Metode kualitatif, yaitu menggunakan narasi dan penguraian tentang variable
yang akan dibahas tanpa harus melakukan pengukuran.
c. Campuran kualitatif dan kuantitatif, yaitu metode ini menggabungkan dua
metode diatas, yaitu sebagian menggunakan metode kuantitatif dan sebagian lagi
menggunakan metode kualitatif.

B. Proses Penelitian Ilmiah

Problem
Generalis
asi/Teore
tisasi

Hipotesis

TEORI

Analisis
Data

Desain
Riset

Pengu
kuran

Koleksi
Data

Gambar Tahap dan Proses Riset


Sumber Nachimas, David dan Nachimas

Keterangan:
TEORI = Problem Hipotesis Desain Riset Pengukuran Koleksi Data
Analisis Data Generalisasi/Teoretisasi

Metode berbeda dengan metodologi. Metode adalah cara penelitian sedangkan


metodologi adalah ilmu yang mendasari metode tersebut. Kegiatan melakukan riset ini
kegiatan yang sudah dikenal dalam dunia ilmiah. Keabsahan metode yang digunakan
menentukan apakah hasil suatu riset itu dapat diakui sebagai science atau tidak. Bahkan
Nachimas dan Nachimas (1981) menyatakan sebagai berikut:
Ilmu bukanlah badan atau struktur ilmu yang bersifat khusus atau umum,ilmu menyatu
bukan disatukan oleh masalah atau topiknya tetapi oleh metodologinya. (Sciense is not
general or particularbody of knowlegde ,science is united not by its subject matter,but
by its metology).
Revolusi Feyerabend
Menurut tesis Feyerabend, realitas dan masyarakat itu terlalu kompleks atau
rumit, dinamis sehingga tidak akan mungkin hanya satu metode atau teori yang
mendominasi ilmu pengetahuan. Feyerabend menilai tidak ada suatu metode tunggal
dalam mendapatkan ide, ia justru datang dari berbagai upaya intelektual bahkan bisa
dari dialog dengan setan atau magik, ia menambahkan sebagai berikut:
kontruksi rasional menganggap kebijakan ilmiah dasar menjadi jaminan,ternyata hal
itu tidak menunjukan bahwa lebih baik dari kebijakan atau kwaskitaaan dari tukang sihir
(withches) dan tukang nujum (warlocks).
Dengan demikian, menurut Feyerabend semua pendekatan yang dilakukan untuk
mencari kebenaran adalah valid.

C. Akuntansi: Art, Science atau Tecnology (engineering)?

Para pendukung akuntansi sebagai art misalnya, Sterling (Wolk dkk.,1989)


menganggap bahwa akuntansi itu sangat sarat dengan pertimbangan dan penafsiran
pribadi yang dilakukan oleh praktisi di bidang ini.
Para pendukung akuntansi sebagai science mengemukakan bahwa ilmu
akuntansi itu banyak yang didominasi oleh prosedur yang ketat yang akan menghasilkan
atribut ekonomis yang mempunyai arti.
Akuntansi sebagai engineering dikemukakan oleh Dr.Bambang Sudibyo.
Menurutnya, proses yang di lalui akuntansi adalah proses engineering yang mengelola
data yang belum berguna dari transaksi keuangan perusahaan menjadi laporan keuangan
sebagai produk akhirnya yang berguna bagi masyarakat.

D. Paradigma Akuntansi.
George Ritzer seperti yang dikutip Ahmad Belkaoui (1985) mendefinisikan
paradigma sebagai berikut :
Paradigma merupakan ciri mendasar dari suatu yang menjadi perbincangan ( subject
matter) dalam wilayah science. Paradigma adalah pengertian yang luas dari Konsensus
dalam science dan dapat dibedakan suatu masyarakat scientist dengan masyarakat
scientist lainnya. Ia mengaitkan antara exemplar, teori, metode, instrument yang ada
didalamnya.
Pada tahun 1977, sebenarnya SOATATA (Statement on Accounting Theory and
Theory acceptance) yang dikeluarkan AAA telah mengidentifikasikan tiga bidang untuk
membahas teori akutansi, yaitu:
(1) pendekatan klasik atau true income/inductive approach;
(2) decision usefulness approach;

(3) information/economics approach.


George Ritzer kemudian memperluas domain ini dan jika dikombinasikan
keduanya maka akan lahir 6 paradigma akuntansi berikut:
1) The anthropological/inductive paradigm
Dalam paradigma ini akuntansi mengutamakan hubungan accountability di antara
berbagai pihak yang berkepentingan.
2) The True Income/Deductive paradigm
Menurut paradigma ini akutansi dianggap sebagai salah satu alat ukur yang tepat
untuk menilai laba. Maka, idealnya laba harus diukur dengan menggunakan dasar
atau standar yang tunggal, karena dengan pendekatan ini akan memenuhi
kepentingan semua pihak.
3) The Decision Usefulness/Decision Model paradigm
Menurut konsep ini akuntansi adalah media atau alat dalam proses pengambilan
keputusan sehingga teori ini harus menggunakan konsep yang mendukung proses
pengambilan keputusan yang tepat di sinilah antara lain dianggap current cas
equivalent sebagai alat ukur yang ideal. Sehingga akutansi dipergunakan untuk
membimbing, membuat kebijaksanaan mengenai kriteria legalitas dividen,
pemberian kredit, informasi bagi prospectus investor, penilaian pada invetasi,
membantu tugas pemerintah, dan menghitung pajak.
4) The Decision Usefulness/Aggregate Market Behavior Paradigm
Dalam paradigma ini disebut bahwa menjadi sorotan akuntansi adalah tentang reaksi
pasar terhadap data dan angka-angka akuntansi.
5) The Decision usefulness/Decision Maker/Individual User paradigm
Dalam paradigma ini di sebut bahwa akuntansi itu dianggap mempunyai pengaruh
pada perilaku individu bukan reaksi pasar seperti diatas.
6) The Information/Economics Paradigm
Dalam paradigma ini disebutkan bahwa kerangka dalam menentukan nilai suatu
perubahan dalam system informasi untuk pengambilan keputusan individu harus
melihat nilai ekonomis atau cost benefit-nya. Dalam kerangka ini diyakini bahwa
individu perlu menghitung kegunaan yang diharapkannya dari suatu sistem
informasi sebagai komoditi ekonomi, dan untuk memperoleh sejumlah informasi
tersangkut masalah pilihan ekonomi.

10

E. Penelitian di Bidang Akuntansi


Riset dalam akuntansi terus-menerus dilakukan oleh para peneliti akuntansi dan
telah memberikan sumbangan yang demikian besar terhadap perkembangan teori
akuntansi khususnya, dan profesi akuntansi umumnya.
Sebagai tambahan dari pendekatan atau bidang-bidang yang telah disinggungkan
di muka berikut ini adalah bidang-bidang riset yang telah dilakukan dalam akuntansi
sebagaimana ditulis oleh Wolk dkk, (1989), yaitu:
1. The Decision Model Approach. Riset di bidang ini mencoba mempertanyakan dan
mencari jawaban tentang informasi apa yang diperlukan untuk proses pengambilan
keputusan. Dalam bidang riset atau pendekatan ini, bukan menanyakan kepada
pemakai informasi tentang apa yang mereka inginkan, tetapi informasi apa yang
diperlukan dalam situasi tertentu. Maka, pendekatannya adalah normatif dan
dedduktif. Misalnya, dalam riset ini ditermukan bahwa penggunaan exit value lebih
berguna dalam pengambilan keputusan.
2. Capital Market Research. Riset di bidang ini mencoba meneliti sampai sejauh
mana implikasi informasi keuangan yang baru mempengaruhi reaksi masyarakat.
Berbagai riset empiris telah membuktikan bahwa saham yang diperdagangkan
sangat cepat bereaksi dan bersifat tidak bias tehradap informasi yang baru. Artinya,
harga saham di bursa menggambarkan dampak informasi yang tersedia bagi publik.
Hasil penelitian ini yang menyebabkan munculnya hipotesis yang disebut Efficient
Market Hypothesis. Karena dalam teori Efficient Market Hypothesis dinyatakan
bahwa pendapatan saham sangat ditentukan oleh risikonya, maka riset lainnya
mencoba menilai hubungan antara ukuran-ukuran risiko yang diambil dari data
akuntansi, seperti rasio keuangan dan risiko yang didasarkan pada pasar.
3. Behavioral Research. Riset di bidang ini meneliti bagaimana pemakai informasi
akuntansi melakukan pengambilan keputusan dan informasi apa yang mereka
butuhkan. Pendekatan yang diterapkan adalah deskriptif. Sebagian besar penelitian
di bidang ini menggunakan laboratorium riset dengan melakukan percobaan.
4. Agency Theory. Teori ini menyebutkan bahwa perusahaan adalah tempat bagi

11

hubungan kontrak yang terjadi antara manajemen, oemilik, kreditor, dan


pemerintah. Salah satu hipotesis dalam agency theory ini adalah manajemen akan
mencoba memaksimalkan kesejahteraannya sendiri dengan cara meminimalisasi
berbagai biaya agency. Oleh karena itru, manajemen diasumsikan akan memilih
prinsip

akuntansi

yang

sesuai

dengan

tujuannya

yaitu,

memaksimalkan

kepentingannya.
5. Information Economics. Dalam bidang ini yang menjadi bahan penelitian adalah
biaya memproduksikan informasi akuntansi. Dengan kata lain, apakah dengan
membuat atau menyusun informasi tertentu, manfaatnya lebih besar dari biaya yang
dikeluarkan untuk itu. Biasanya pendekatan yang digunakan adalah analisis atau
deduktif.
6. Deconstruction. Pendekatan ini merupakan reaksi terhadap otoritas filosofi
termasuk empirisme sebagai kunci ilmu pengetahuan dan pemahaman. Observasi
ilmiah dituangkan dalam bentuk bahasa, termasuk matematik, statistik, dan bahasa
simbolis sebagai alat untuk memberi kesan dan memberikan persuasi kepada orang
lain. Menurut pendekatan ini, kunci untuk mendominasinya terletak pada
penguasaan bahasa.
7. Marxism in Accounting. Marxisme menolak mengenai konsep kapitalisme. Jika
akuntansi dinilai menopang pemilikan pribadi dan menilai kekayaan pemilik, maka
dalam marxisme akan dikaji mengenai bagaimana aset tersebut dapat ditransfer
kepada kelompok buruh melalui berbagai cara, misalnya meminimalkan laba atau
menaikkan pajak untuk didistribusikan kepada masyarakat.
8. Islam in Accounting. Dengan munculnya sistem ekonomi dan keuangan Islam,
maka muncul pula lembaga bisnis yang dioperasionalkan secara Islami, seperti
bank asuransi, pasar modal, dan sebagainya. Teori ini bukan saja diakibatkan
runtuhnya sosialisme, dan bukan saja karena perilaku sebagian muslim yang dinilai
ekstrem, tetapi juga sejalan dengan penelitian Naisbitt dan Aburdene dalam
megatren-nya, di mana manusia cenderung back to religion karena Islam bukan saja
sebagai tata cara ibadah, tetapi juga tata hidup, yang tentu saja mempunyai konsep
bidang ekonomi, manajemen, dan akuntansi.

12

Dipihak Lain, Ahmed Belkaoui (1987) memberi empat bidang teori dan riset
akuntansi yang lebih menjelimet sebagai berikut:
1) Functionalist
Disini focus perhatian teori dan riset akutansi adalah menjelaskan keteraturan sosial
dimana akutansi berperan. Hal ini menyangkut efektivitas peraturan yang dilihat
berdasarkan bukti objektif. Disini, fenomena akuntansi dianggap sebagai kenyataan
yang terjadi.
2) Interpreactive
Disini perhatian difokuskan pada pengungkapan pengalaman subjektif dari individu,
orang-orang yang terlibat dalam penyajian, penyampaian, pemeriksaan atau
penggunaan informasi akutansi. Dalam bidang ini penelitian diarahkan pada tiga
bidang, yaitu :
a. Kemampuan informasi untuk menyusun realitas.
b. Peranan akutansi sebagai alat linguistik.
c. Peranan dan image lainnya dari akutansi yang dapat diakukannya.
3) Radical Humanist
Penelitian dibidang ini difokuskan pada perubahan yang radikal. Disini diasumsikan
bahwa teori, ilmu dan fakta semata-mata merupakan refleksi dari pandangan dunia
realistis.
4) Radical Structuralist
Dalam bidang ini pengembangan teori dilakukan dengan perubahan radikal, dan
kemungkinan menggunakan analisis dengan penekanan pada konflik struktural,
kritis, pendominasian, dan kontradiksi lainnya yang ditimbulkan akuntansi.

F. Ruang Lingkup Penelitian Akuntansi


Tidak mudah untuk merumuskan topic akuntansi yang bisa dijadikan bahan
penulisan untuk skripsi karena disiplin ilmu lainnya dan perkembangannnya juga sangat
cepat. Oleh karena itu, perlu diingat bahwa penjelasan dimuat dalam bab ini bersifat
rujukan awal untuk memasuki proses pencarian topic yang lebih cocok dengan
perkembangan ilmu kita sendiri.
Penjelasan ini harus di tempatkan sebagai petunjuk saja, sedangkan pedoman
yang mendetail harus dibaca dari berbagai buku metode penelitian dan hasil-hasil

13

penelitian yang dipublikasikan di berbagai jurnal dan majalah.Pedoman ini hanya


memberikan beberapa kemungkinan bidang yang bisa menjadi alternatif bidang
penelitian. Jurusan Akutansi dapat dibagi dalam berbagai bidang konsentrasi, yaitu:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)

Akuntansi Keuangan;
Akuntansi Manajemen;
Pasar Uang dan Modal;
Auditing;
Pajak ;
Sistem Informasi Akuntansi;
Tren Baru Akutansi;
Topik lainnya;

1. Konsentrasi Akuntansi Keuangan


Bidang ini membahas bagaimana laporan keuangan disusun untuk tujuan publik.
Disini bisa dibahas metode pencatatan, prinsip dan standar akutansi keuangan,
penyajian laporan yang wajar, pemilihan teknik atau standar akutansi, metode
penyusutan, penyisihan, perbandingan metode teori akuntansi, dan lain sebagainya yang
berkaitan dengan topik ini.
Konsentrasi ini dapat lagi dikelompokkan dalam bidang-bidang berikut ini:
a. Teori Akuntansi
Dalam bidang ini dapat di bahas dengan menggunakan objek penelitian satu objek,
beberapa objek perbandingan. Contoh: bidang, topik, judul, atau masalah yang dapat
diteliti:
1) Metodologi penelitian apakah yang tepat untuk merumuskan teori akuntansi?
2) Apakah sumber informasi yang digunakan para pemakai laporan keuangan untuk
pengambilan keputusan?
3) Konsep/prinsip akuntansi manakah yang kurang relevan dengan tuntutan
pemakai laporan di Indonesia?
4) Pihak manakah yang dominan dalam perumusan standar akuntansi di Indonesia?
5) Apa tren akuntansi yang dominan di Indonesia?
6) Bagaimana perkembangan akuntansi islam di Indonesia dan di dunia?

b. Standar Akuntansi

14

Di sini mahasiswa bisa mengkaji, menganalisis, mengkritik, melaporkan fakta


empiris tentang perumusan standar, penerapan dan hasilnya di lapangan. Contoh
judul :
1) Sejauh mana industry tertentu menerapkan PSAK.
2) Standarisasi akuntansi mana yang memberikan informasi yang relevan.
3) Perbedaan standar akuntansi di beberapa negara.
4) Dampak standar akuntansi pada perilaku.
c. Akuntansi Sebagai Pertanggunjawaban atau Agency theory
Biasanya dalam literature yang dikenal agency theory yang melihat hubungan
berdasarkan konsep agent dan principal. Contoh topik yang dapat di bahas:
1) Bagaimana praktik akuntansi yang dapat di pertanggung jawabkan manajemen?
2) Bagaimana sikap manajemen terhadap penerapan prinsip akuntansi yang
berlaku?
3) Apakah independen audit diyakini sebagai pemberi data informasi untuk
pertanggungjawaban?
4) Cukupkah laporan keuangan sebagai media pertanggungjawaban?
d. Perhitungan Laba Akuntansi
Dalam penelitian ini permasalahan yang dapat di jadikan bahan penelitian adalah
sebagai berikut:
1) Bagaimana struktur teori akuntansi, konsep akuntansim dan prinsip akuntansi
dapat menghitung laba yang tapat di luar historical cost accounting?
2) Apakah perusahaan atau lembaga tertentu dapat sudah menerapkan perhitungan
laba sesuai dengan accounting income?
3) Bagaimana pendekatan sesuatu perusahaan dalam menghitung labanya?
4) Hal apa yang menimbulkan perbedaan perhitungan laba pajak konsep laba
akuntansi?
5) Perhitungan laba mana yang sesuai dengan manajemen atau para pengambil
keputusan?
6) Bagaimana akuntansi merespon konsep laba ekonomi?
2. Akuntansi Manajemen
a. Pengambilan Keputusan
Bagaimana memanfaatkan akuntansin untuk pengambilan keputusan. Contoh
permasalahan yang dapat dibahas adalah sebagai berikut :
1) Akuntansi dihubungkan dengan penggunaan quantitative models.
2) Bagaimana rasio keuangan dapat memprediksi bankcruptcy, arus kas masa depan,
take over, take off dan lain-lain.
3) Bagaimana penerapan direct cost, abc costing, dan lain sebagainya.

15

b. Bidang Manajemen Pengawasan/Controllship/Budgeting


Di bidang ini dibahas konsep,tekhnik,jenis, struktur pengawasan, budgeting, modelmodel pengawasan, misalnya :
1) Pengaruh strucktur organisasi dalam efektivitas pengawasan.
2) Metode pengawasan di perusahaan tertentu di bandingkan dengan perusahaan
lainnya.
3. Akuntansi Pasar Modal
Dalam bidang ini yang dapat dibahas adalah bagaimana reaksi pasar terhadap
keluarnya

informasi

akuntansi,

laporan

keuangan

periodik

atau

informasi

lainnya. Contoh topic yang di bahas pada bidang ini adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.

Pengaruh Informasi laporan keuangan pada harga saham.


Perbedaan kinerja perusahaan yang mengeluarkan obligasi atau saham.
Fluktuasi saham sebelum atau sesudah merjer.
Penerapan PSAK pada perusahaan yang listed (terdaftar) di BEJ.

4. Akuntansi Perpajakan
Disini dibahas bagaimna mengakomodasi masalah peraturan perpajakan,
perbedaan konsep antara akuntansi dan perpajakan, konsep pengakuan biaya,
pengakuan hasil perbedaan penyusunan, deferred tax dan sebagainya. Contoh:
a. Dampak depresiasi dipercepat pada pajak penghasilan perusahaan
b. Pengaruh metode penilaian terhadap pajak penghasilan
c. Menyesuaikan acconting income dan tax income
5. Auditing
Di sini dibahas hal-hal yang berkaitan dengan auditing, teori, proses, hasil,
perilaku, dan sebagainya. Contoh:
a.
b.
c.
d.
e.

Peranan operasional audit mengontrol kinerja perusahaan.


Menilai resiko audit.
Hubungan antara internal control dengan sikap auditor.
Efektivitas audit.
Perilaku auditee sewaktu ditemukan keslahan audit.

6. Sistem Informasi Akuntansi


Disini dibahas bagaimana mendesain sistem informasi akuntansi dan
menghasilkan informasi yang sudah menjadi komoditas. Dalam bidang ini misalnya
dibahas :
a. Pengaruh sistem akuntansi pada efisiensi biaya.

16

b.
c.
d.
e.
f.

Perbedaan tingkat efisiensi pada berbagai model sistem akuntansi.


Penyajian laporan keuangan pada perusahaan/lembaga syariah.
Laporan keuangan lembaga nirlaba, dan lain sebagainya.
Bagaimana pengungkapan dalam laporan keuangan.
Dampak penggunaan edp system, it, internet dan sebagainya pada disclosure
dalam laporan keuangan.

7. Tren Akuntansi
Di sini dibahas berbagai hal yang sudah dibicarakan dalam literature tetapi
masih dalam tahap proses belum menjadi prinsip yang harus diberlakukan misalnya
topic :
a. Akuntansi sosio ekonomi, yang membahas pengaruh kegiatan perusahaan
terhadap masyarakat baik yang positif atau yang negatif.
b. Akuntansi lingkungan, mengukut kerusakan lingkungan yang di timbulkan
c.
d.
e.
f.

perusahaan.
Akuntansi sosial, mengukur aset masyarakat/negara.
Akuntansi islam mengukur teori, konsep islam dalam bidang akuntansi.
Akuntansi SDM, mengukur SDM sebagai aset perusahaan.
Akuntansi nilai tambah, menyajikan informasi mengenai pemberi/kontributor

bagi perusahaan.
g. Pelaporan pegawai, menginformasikan beberapa data yang diperlukan pegawai,
dan lain sebagainya.
8. Topik Lain
1) Bidang Akuntansi Nirlaba/Pemerintahan
Disini dibahas kerangka tujuan laporan keuangan pemerintahan, nonprofit
organization atau nirlaba, jenis laporan, prinsip akuntansinya, aspek politik, social,
pengaruh parlemen, praktik akuntansi di masjid, gereja dan sebagainya.
2) Pendidikan Dalam Bidang Akuntansi
Disini diteliti berbagai aspek pendidikan akuntansi di tanah air atau perbandingannya
dengan luar negeri. Pendekatan seperti ini memang lebih sederhana dan mudah bagi
mahasiswa namun luas dan beraneka serta saling tumpang tindih, apalagi yang
dibahas itu lebih dalam. Misalnya teori akuntansi mengenai akuntasi keuangan,
nirlaba, perpajakan, dan lain sebagainya.
3) Behavioral Accounting; Akuntansi dan Perilaku Individu

17

Di sini dibahas pengaruh antara pemakai informaasi akuntansi dengan informasi


akuntansi itu. Permasalahan yang dibahas disini adalah :
a. Bagaimana pengaruh budgeting pada manager atau kepala bagian?
b. Bagaimana sikap auditor dalam melakukan pemeriksaan?
c. Bagaimana sikap klient sewaktu dilakukan pemeriksaan?
d. Bagaimana sikap fiskus membaca laporan keuangan yang diaudit akuntan
public, dan lain sebagainya?
4) Akuntansi Koperasi
Disini bisa dibahas berbagai penerapan standar akuntansi untuk lembaga usaha
koperasi.
2.3.
ARAH RISET AKUNTANSI
Pendekatan yang didiskusikan di bawah ini mewakili orientasi tertentu atau
arahanriset akuntansi. Pendekatan-pendekatan ini mewakili perubahan yang signifikan
melampau iriset normatif murni pada generasi yang lalu.
Pendekatan Model-Keputusan (The Decision-Model Approach)
Model ini menyatakan informasi apa yang dibutuhkan dalam pengambilan
keputusan. Dari sudut pandang ini laporan keuangan didasarkan pada entry value, exit
value dan discountedcash flows yang memenuhi syarat berkemungkinan bermanfaat.
Pendekatan ini tidak menyatakan informasi yang diinginkan pengguna melainkan lebih
berkonsentrasi pada informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan tertentu.
Orientasinya adalah normatif dan deduktif. Premis yang mendasari riset ini adalah
pembuat keputusan yang perlu diingatkan bagaimana menggunakan informasi jika
mereka tidak familiar dengan informasitersebut.
Riset Pasar Modal (Capital Market Research)
Sebuah jumlah yang signifikan dari riset empirik/induktif memperlihatkan harga
saham perusahaan publik bereaksi dengan cepat dan dalam keadaan tidak bias terhadap i
nformasi baru. Karenanya harga pasar diasumsikan dapat merefleksikan secara utuh se
mua informasi yang tersedia untuk publik. Proposisi ini secara prinsip dari disiplin
keuangan diketahui sebagai efficient market hypothesis atau hipotesis pasar efisien.
Ketika informasi secara cepatdirefleksikan dalam harga sekuritas, maka ada permintaan
untuk meningkatkan pengungkapan akuntansi.

18

Riset Keperilakuan (Behavioral Research)


Perhatian utama dari riset ini adalah bagaimana pengguna informasi akuntansi
membuatkeputusan dan informasi apa yang mereka perlukan. Pendekatannya adalah
deskriptif,sedangkan pendekatan decision model adalah normatif. Kebanyakan
penelitian ini menggunakan subyek situasi percobaan yang terkendalikan dengan
seksama. Banyak studi telah memperlihatkan ketidaksesuaian antara model keputusan
normatif dengan proses keputusan aktual dari pengguna (users). Riset lain menemukan
adanya tendensi untuk menggunakan laporan keuangan yang dipublikasikan untuk
tujuan pengambilan keputusan manajerial.
Teori Agensi (Agency Theory sering disebut Contracting Theory)
Teori keagenan atau teori kontrak adalah sebuah topik penting dalam riset
akuntansi saat ini. Teori keagenan bisa merupakan deduktif dan induktif dan merupakan
contoh yang isti mewadari riset perilaku walaupun akar teori keagenan pada keuangan
dan ekonomi lebih dari psikologi dan sosiologi. Asumsi yang mendasari adalah reaksi
individu pada saat terjadi konflik antara kepentingannya dengan kepentingan
perusahaan. Asumsi lain yang penting dari teori adalah titik persimpangan antara
banyak tipe kontrak di antara manajemen, pemilik, kreditur dan pemerintah. Hasilnya
teori keagenan memperhatikan variasi cost dari hubungan pemantauan dan pelaksanaan
di antara kelompok yang beragam. Pada teori ini, individu bertindak sesuai dengan
kepentingan terbaik bagi mereka, perusahaan merupakan titik pertemuan (intersection)
berbagai tipe hubungan kontraktual antara manajemen, pemilik, kreditur, dan
pemerintah. Berkaitan dengan biaya pengawasan dan penguatan hubungan antara
berbagai kelompok

riset

informasi

ekonomi,

memfokuskan pada biaya

untuk

menghasilkan informasi akuntansi.


Informasi Ekonomi
Akuntan menjadi meningkat kesadarannya terhadap cost dan benefit dalam
menghasilkan informasi akuntansi. Riset informasi ekonomi biasanya dasarnya adalah
analitis/deduktif. Informasi ekonomi mutakhir termasuk asumsi teori keagenan dan
analisa situasi dalam analisanya. Hal ini karena pembagian resiko antara prinsip dan
agen adalah koneksi dekat dengan isu apakah keduanya memiliki informasi yang penuh

19

atau apakah akan terjadi informasi yang timpang pada saat salah satu terpisah (biasanya
agen) memiliki informasi yang lebih banyak dari yang lain. Tujuan dari analisa teori
informasi adalah menentukan bagaimana rancangan kontrak dioptimalkan untuk
menegosiasikan insentif dan pembagianresiko. Riset juga memperlihatkan pentingnya
fungsi pelayanan akuntansi (menilai kinerja manajemen relatif penting untuk
menentukan insentif dan reward manajemen).
Riset Critical Accounting
Critical Accounting adalah cabang teori akuntansi yang memandang akuntansi
memiliki peran sebagai poros dalam memutuskan konflik antara perusahaan dan
konstituen sosial seperti buruh, konsumen dan masyarakat umum. Hal ini secara
langsung

diperhatikan

secaraaktif

dalam

peran

sosial

akuntan.

Critical

Accounting merupakan perpaduan gabungan duaarea dari akuntansi yang dikembangkan


sejak 1960-an yaitu: akuntansi kepentingan publik dan akuntansi sosial. Akuntansi
kepentingan publik melakukan pekerjaaan bebas dari pajakdan nasehat keuangan pada
individu, kelompok dan usaha kecil yang tidak mampu membayar jasa tersebut.
Akuntansi sosial menyinggung usaha menjelaskan pengukuran untukmengambil dari
perusahaan

beban

eksternal,

seperti

polusi

yang

menimbulkan

kerusakan pada masyarakat. Riset Critical Accounting meyakini bahwa akuntansi harus
lebihditekankan untuk mencoba menyelesaikan masalah-masalah sosial yang terjadi
dimasyarakat.

2.4.

TANTANGAN MASA DEPAN

Tantangan yang dihadapi oleh akuntansi di masa depan adalah, sebagai berikut :
a) Pengukuran Non-financial
Laporan keuangan tidak menyajikan sejumlah ukuran kinerja penting yang
biasanya dipakai oleh manajemen, seperti indeks kepuasan pelanggan, informasi tentang
pesanan yang belum diproses, dan tingkat penolakan atas barang yang dibeli.
Pengukuran non-financial seperti performance measurement atau pengukuran kinerja
memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan strategi, mengevaluasi
pencapaian tujuan organisasi dan memberikan kompensasi pada manajer. Namun
banyak manajer yang merasa bahwa system yang mereka miliki tidak cukup. Hal ini
20

menimbulkan banyaknya pengembangan ukuran-ukuran non-finansial, misalnya Kaplan


dan Norton dengan Balanced Scorecard.

Kelebihan indikator nonfinancial :


1) Hubungan yang dekat dengan strategi jangka panjang organisasi
Sistem pengukuran finansial biasanya lebih terfokus kepada kinerja jangka pendek.
Mereka tidak terlibat dengan kemajuan yang berkaitan dengan tuntutan pelanggan
maupun persaingan, atau tujuan non-finansial lainnya yang juga penting dalam
mencapai profitabiltas, memenangkan persaingan dan tujuan strategis jangka
panjang. Misalnya, pengembangan produk baru atau pengembangan kapabilitas
baru dalam organisasi mungkin penting untuk tujuan stratejik, namun dapat
menurunkan kinerja keuangan jangka pendek.
2) Indikator non-finansial mencerminkan intangible assets
Data finansial tidak menunjukkan intangible assets yang merupakan salah satu
kunci sukses dalam industri. Melalui indikator non-finansial, maka intangible assets
dapat terukur juga. Banyak penelitian yang dilakukan mengenai peran intangible
asset terhadap nilai perusahaan. Nyatanya, ukuran yang berkaitan dengan inovasi,
kapabiilitas manajemen, hubungan karyawan, kualitas dan brand value dapat
menjelaskan nilai perusahaan dengan signifikan.
3) Indikator non-finansial dapat menjadi indicator yang lebih baik bagi kinerja
finansial di masa depan
Meskipun tujuan utama adalah memaksimalkan kinerja finansial, ukuran finansial
saat ini mungkin tidak menangkap manfaat jangka panjang dari keputusan yang
dibuat saat ini. Misalnya, investasi pada R&D atau program kepuasan pelanggan.
Menurut aturan akuntansi di AS, pengeluaran R&D dan pemasaran dicatat selama
periode terjadinya, sehingga mengurangi laba. Namun, riset yang sukses dapat
meningkatkan laba di masa depan jika dibawa ke pasar.
4) Memberikan sinyal pada manajer untuk memaksimalkan kinerja
Ukuran finansial tidak dapat mengukur kinerja manajer secara keseluruhan, seperti
yang dilakukan oleh ukuran non-finansial. Sehingga, dengan adanya ukuran nonfinansial, manajer dapat mengetahui di area mana ia harus melakukan perbaikan.
Misalnya, pada ukuran financial jika penjualan anjlok, maka sebabnya harus
21

ditelusuri lebih dulu. Ketidakpuasan pelanggan, misalnya tidak langsung ada dalam
informasi finansial tersebut.
b) Orientasi Waktu
Akuntansi keuangan berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi untuk
suatu perusahaan atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan berkala dari hasil
pencatatan tersebut. Oleh karena itu, akuntansi keuangan lebih cenderung berorientasi
kemasa lalu dan dilaporkan setelah kejadian tersebut terjadi. Hak ini menyebabkan
laporan keuangan tidak menyajikan informasi yang berorientasi ke depan yang
dibutuhkan oleh para investor dan kreditor saat ini maupun potensial. Laporan ini yang
disusun untuk kepentingan umum dan biasanya digunakan pemilik perusahaan untuk
menilai prestasi manajer atau dipakai manajer sebagai pertanggungjawaban keuangan
terhadap para pemegang saham. Sehingga untuk mengetahui informasi perusahaan
dimasa yang akan datang diperlukan suatu analisis terhadap laporan keuangan.
Berbeda dengan akuntansi manajemen. Meskipun akuntansi manajemen juga dicatat
dan dilaporkan setelah kejadian tersebut berlangsung. Hal tersebut secara kuat
menegaskan penyediaan informasi.Manajemen, sebagai contoh, tidak hanya ingin tahu
berapa biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi, tetapi juga ingin mengetahui
biaya apa saja yang akan dikeluarkan untuk memproduksi sebuah produk. Dengan
mengetahui biaya apa saja yang digunakan untuk sebuah produksi tersebut dapat
membantu perencanaan pembelian bahan baku dan penetapan harga, disamping hal-hal
lainnya. Orientasi masa depan ini digunakan untuk mendukung perencanaan manajerial
dan pengambilan keputusan.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan bersifat terbatas
dalam memberikan informasi sehingga perlu diurai secara lebih rinci ataupun dianalisis
lebih lanjut.
c) Aktiva Lunak
Laporan keuangan berfokus pada aktiva aktiva keras (persediaan, pabrik) tetapi
tidak menyajikan banyak informasi tentang aktiva aktiva lunak (tak berwujud)
perusahaan. Padahal untuk setiap kelas aset tidak berwujud (membedakan antara
internal dan aktiva tak berwujud lainnya), pengungkapan dibutuhkan.
1. Apakah umur manfaat terbatas atau terbatas dan jika terbatas, masa manfaat atau
tarif amortisasi yang digunakan?;
2. Metode amortisasi yang digunakan;

22

3. Nilai tercatat bruto dan akumulasi amortisasi (termasuk akumulasi rugi penurunan
nilai) baik pada awal dan akhir periode;
4. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan
penambahan (dianalisis antara mereka yang diperoleh secara terpisah dan mereka
yang diperoleh dalam penggabungan usaha), aktiva diklasifikasikan sebagai dimiliki
untuk

dijual,

pensiun,

pelepasan,

akuisisi

melalui

penggabungan

usaha,

meningkatkan atau menurun akibat revaluasi, penurunan untuk mengenali


gangguan, jumlah ditulis kembali untuk mengakui pemulihan kerusakan sebelum,
amortisasi selama periode, efek bersih dari penjabaran laporan keuangan entitas
asing ', dan setiap hal yang material lainnya;
5. Item baris dalam laporan pendapatan komprehensif (atau laporan laba rugi, jika
disajikan secara terpisah) di mana biaya amortisasi aktiva tidak berwujud
disertakan.
Contoh aset tidak berwujud yang dapat dilaporkan sebagai kelas terpisah (dari aset tidak
berwujud) adalah:
1. Nama merek;
2. Lisensi dan waralaba;
3. Mastheads dan penerbitan judul;
4. Perangkat lunak computer;
5. Hak cipta, paten dan hak kekayaan industri, jasa dan hak operasi;
6. Resep, rumus, model, desain dan prototype;
7. Aktiva tidak berwujud dalam pengembangan.
Selain itu, laporan keuangan juga harus mengungkapkan hal-hal berikut:
1. Untuk setiap aset dinilai memiliki manfaat tidak terbatas, nilai tercatat aktiva dan
alasan untuk mempertimbangkan bahwa ia memiliki hidup terbatas dan faktorfaktor penting yang digunakan untuk menentukan ini.
2. Sifat, nilai tercatat, dan sisa jangka waktu amortisasi aktiva tidak berwujud individu
yang material terhadap laporan keuangan entitas secara keseluruhan.
3. Untuk aset tidak berwujud yang diperoleh dengan cara hibah pemerintah dan
awalnya diakui sebesar nilai wajar, nilai wajar awalnya diakui, nilai tercatat, dan

23

apakah mereka dilakukan dengan metode biaya atau revaluasi untuk pengukuran
selanjutnya.
4. Pembatasan hak milik dan aset dijadikan sebagai jaminan untuk hutang,.
5. Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tidak berwujud.
d) Ketepatan Waktu
Laporan keuangan memberikan informasi penting mengenai perusahaan
bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Adapun pihak-pihak yang membutuhkan
informasi keuangan perusahaan yaitu kreditur, pemegang saham, dan manajemen.
Mengingat pentingnya informasi perusahaan dalam pengambilan keputusan maka
ketepatan waktu pelaporan memegang peranan tinggi dan berharga bagi pihak-pihak
yang membutuhkan.
Laporan keuangan dibuat oleh pihak manajemen dengan tujuan mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan oleh pihak perusahaan (Baridwan,
2003). SAK (2002) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian proses
pelaporan keuangan meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan posisi perubahan modal,
catatan dan laporan lain serta materi penjelas yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan.
Namun pada kenyataannya, laporan keuangan hanya disajikan secara
kuartalan, dan laporan keuangan yang di audit hanya disediakan sekali setahun. Tidak
banyak laporan keuangan real-time yang tersedia. Terdapat variasi yang sangat luas
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

24

Teori akuntansi didefinisikan sebagai alasan yang logis dalam bentuk suatu set
prinsip yang luas yang (1) memberikan kerangka umum dari rujukan di mana prinsip
akuntansi dapat dinilai, (2) pedoman pengembangan praktik dan prosedur yang baru.
Teori akuntansi bisa juga menjelaskan praktik yang berlaku saat ini dan mendapatkan
pemahaman yang lebih baik tentang praktik tersebut
Riset akuntansi adalah upaya yang dilakukan untuk mencari kebenaran di bidang
akuntansi. Teori ini bisa menjelaskan tentang kebenaran yang sudah ada (deskriptif),
mendukung teori yang ada (justifikasi) mengingkari kebenaran yang sudah lama
(refute), atau ingin melahirkan teori baru.
Tahap dan proses riset ialah TEORI = Problem Hipotesis Desain Riset
Pengukuran Koleksi Data Analisis Data Generalisasi/Teoretisasi.
Tantangan yang dihadapi oleh akuntansi mengenai riset akuntansi di masa depan
adalah, sebagai berikut : Pengukuran Non-financial, Orientasi Waktu, Aktiva Lunak,
Ketepatan Waktu.

25

DAFTAR PUSTAKA

Harapan, Sofyan Syafri. 1993. Teori Akuntansi Edisi 2011. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Belkaoui, Ahmed Riahi, 2006. Teori Akuntansi, Buku 1 Edisi Kelima. Jakarta: Salemba
Empat.
Wolk, Harry I., Michael G. Tearney, James L. Dodd (2001). Accounting Theory: A
Conceptual and Institutional Approach. 5thed. US: South-Western College
Publishing

26

Anda mungkin juga menyukai