2016
Disusun Oleh:
Amalia Mufida (01013181419159)
Meileginta Kaban (01031381419208)
Tita Umi Kulsum (01031381419187)
Yeni Anggraini (01031381419197)
Yudhistira Andamen(01031381419225)
Fakultas Ekonomi
Universitas Sriwijaya
0
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan rakhmat dan hidayah-Nya
sehingga proposal penelitian yang berjudul MAKALAH TEORI AKUNTANSI ini
dapat diselesaikan.
Penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesaikannya proposal ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak serta merta
hadir tanpa bantuan dan dukungan dari semua pihak. Mudah-mudahan segala sesuatu
yang telah diberikan menjadi bermanfaat dan bernilai ibadah di hadapan Tuhan.
Penulis memahami sepenuhnya bahwa makalah ini tak luput dari kesalahan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangan diharapkan demi perbaikan di
masa mendatang. Semoga makalah ini dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca
untuk melakukan hal yang lebih baik lagi dan semoga makalah penelitian ini bermanfaat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB III
PENUTUP......................................................................................................27
3.1 Kesimpulan ..............................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Dalam akuntansi akan adanya pengembangan sistem akuntansi yang tentunya
berbasis pada teori. Hal ini agar sistem akuntansi bisa lebih bermanfaat bagi pemakai
apalagi sekarang akuntansi sudah sangat penting perannya. Selain itu, dengan sistem
akuntansi akan lebih mudah mengembangkannya dan lebih mudah lagi dalam
memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang yang tentunya berkaitan
dengan praktik akuntansi itu sendiri.
Keberadaan teori sangat bermanfaat dalam kehidupan, sebab teori dapat
menjelaskan hubungan ataupun memprediksi fenomena. Teori mengandung sekumpulan
dasar pikiranyang biasa disebut asumsi atau dalil. Dasar pikiran ini harus jelas atau
dibangun sehingga dapat diuji dengan kesimpulan statistik dimana dalam kasus biasa
disebut hipotesis. Pada akhirnya, sebuah teori akan mengandung sekelompok konklusi
atau kesimpulan yang berasaldari premis.
Selain memahami mengenai teori akuntansi kita juga harus dapat memahami
mengenai penelitian atau riset akuntansi. Hal ini berguna untuk mencari kebenaran
terutama di bidang akuntansi. Hasil riset tersebut merupakan hal yang menjembatani
antara fenomena sosial di bidang akuntansi dengan struktur teori akuntansi itu sendiri.
Kegunaan
riset
(penelitian)
adalah
untuk
melakukan
penyelidikan
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang perlu dibahas
dari penulisan makalah ini sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
1.3.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
TEORI AKUNTANSI
Vernon kam (1986) menganggap bahwa teori akuntansi adalah suatu sistem
yang komprehensif dimana termasuk postulat dan teori yang berkaitan
dengannya. Dia membagi unsur teori dalam beberapa elemen: postulat dan
asumsi dasar, definisi, tujuan akuntasi, prinsip atau standar, dan prosedur atau
metode-metode.
Sedangkan menurut Hendriksen sendiri teori adalah "satu set susunan hipotesis
konsep, dan prinsip pragmatis yang membentuk kerangka umum referensi untuk
suatu bidang yang dipertanyakan."
suatu set prinsip yang luas yang (1) memberikan kerangka umum dari rujukan di mana
prinsip akuntansi dapat dinilai, (2) pedoman pengembangan praktik dan prosedur yang
baru. Teori akuntansi bisa juga menjelaskan praktik yang berlaku saat ini dan
mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang praktik tersebut. Tujuan utama dari
teori akuntansi adalah memberikan suatu set prinsip yang logis yang saling terkait yang
membentuk kerangka umum sebagai rujukan untuk menilai praktik akuntansi yang baik.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa akuntasi memiliki teori
akuntasi. Teori itu lahir dari proses penelitian dengan asumsi, prinsip, terknik tertentu.
Teori biasanya diambil dari berbagai riset demi riset sehingga sampai pada suatu
kesimpulan yang dapat berlaku untuk semua, universal, logis, konsisten, dapat
diramalkan, dan objektif.
Jenis Teori
Metaphor Theory
Fokus
Menggambarkan
dan
membumikan
Differentiation Theory
dapat dipahami.
Memotong-motong
5
pengalaman
dengan
menyandingkan,membedakan, mengontraskan
misalnya: hadir absen publik swasta, objektif,
subjektif, atas bawah, luar dalam, dan
3
Conceptualization Theory
sebagainya.
Menghubungkan unit dan struktur melalui
praktik,
menjelaskan
melihat
bagaimana
bentuk sederhana.
Menjelaskan konteks untuk lebih tersusun
of settings
Context-free "grand
kejadian
Menjelaskan secara metanarrative aspek-
theorizing (structures)
2.2.
RISET AKUNTANSI
di lapangan (fenomena sosial). Di dalam sistem yang terakhir inilah yang menjadi ajang
penelitian ilmiah. Sudah merupakan suatu kesepakatan masyarakat akademis bahwa
proses penelitian ini harus mengikuti aturan-aturan atau konfensi yang diikuti oleh
semua pihak sehingga kualitas hasil penelitian itu terjamin.
Biasanya metode penelitian yang dianut itu sangat tergantung pada problem atau
masalah penelitian yang akan dibahas. Dalam menentukan metode penelitian ini ukuran
yang terbaik yang akan dipakai adalah apa masalah yang akan di jawab. Secara garis
besar ada tiga cara yang dipilih sebagai berikut:
a. Metode
kuantitatif,
yaitu
menggunakan
rumus-rumus
statistic
dalam
mengidentifikasi dan mengolah variable yang muncul dari problema yang akan
dijawab.
b. Metode kualitatif, yaitu menggunakan narasi dan penguraian tentang variable
yang akan dibahas tanpa harus melakukan pengukuran.
c. Campuran kualitatif dan kuantitatif, yaitu metode ini menggabungkan dua
metode diatas, yaitu sebagian menggunakan metode kuantitatif dan sebagian lagi
menggunakan metode kualitatif.
Problem
Generalis
asi/Teore
tisasi
Hipotesis
TEORI
Analisis
Data
Desain
Riset
Pengu
kuran
Koleksi
Data
Keterangan:
TEORI = Problem Hipotesis Desain Riset Pengukuran Koleksi Data
Analisis Data Generalisasi/Teoretisasi
D. Paradigma Akuntansi.
George Ritzer seperti yang dikutip Ahmad Belkaoui (1985) mendefinisikan
paradigma sebagai berikut :
Paradigma merupakan ciri mendasar dari suatu yang menjadi perbincangan ( subject
matter) dalam wilayah science. Paradigma adalah pengertian yang luas dari Konsensus
dalam science dan dapat dibedakan suatu masyarakat scientist dengan masyarakat
scientist lainnya. Ia mengaitkan antara exemplar, teori, metode, instrument yang ada
didalamnya.
Pada tahun 1977, sebenarnya SOATATA (Statement on Accounting Theory and
Theory acceptance) yang dikeluarkan AAA telah mengidentifikasikan tiga bidang untuk
membahas teori akutansi, yaitu:
(1) pendekatan klasik atau true income/inductive approach;
(2) decision usefulness approach;
10
11
akuntansi
yang
sesuai
dengan
tujuannya
yaitu,
memaksimalkan
kepentingannya.
5. Information Economics. Dalam bidang ini yang menjadi bahan penelitian adalah
biaya memproduksikan informasi akuntansi. Dengan kata lain, apakah dengan
membuat atau menyusun informasi tertentu, manfaatnya lebih besar dari biaya yang
dikeluarkan untuk itu. Biasanya pendekatan yang digunakan adalah analisis atau
deduktif.
6. Deconstruction. Pendekatan ini merupakan reaksi terhadap otoritas filosofi
termasuk empirisme sebagai kunci ilmu pengetahuan dan pemahaman. Observasi
ilmiah dituangkan dalam bentuk bahasa, termasuk matematik, statistik, dan bahasa
simbolis sebagai alat untuk memberi kesan dan memberikan persuasi kepada orang
lain. Menurut pendekatan ini, kunci untuk mendominasinya terletak pada
penguasaan bahasa.
7. Marxism in Accounting. Marxisme menolak mengenai konsep kapitalisme. Jika
akuntansi dinilai menopang pemilikan pribadi dan menilai kekayaan pemilik, maka
dalam marxisme akan dikaji mengenai bagaimana aset tersebut dapat ditransfer
kepada kelompok buruh melalui berbagai cara, misalnya meminimalkan laba atau
menaikkan pajak untuk didistribusikan kepada masyarakat.
8. Islam in Accounting. Dengan munculnya sistem ekonomi dan keuangan Islam,
maka muncul pula lembaga bisnis yang dioperasionalkan secara Islami, seperti
bank asuransi, pasar modal, dan sebagainya. Teori ini bukan saja diakibatkan
runtuhnya sosialisme, dan bukan saja karena perilaku sebagian muslim yang dinilai
ekstrem, tetapi juga sejalan dengan penelitian Naisbitt dan Aburdene dalam
megatren-nya, di mana manusia cenderung back to religion karena Islam bukan saja
sebagai tata cara ibadah, tetapi juga tata hidup, yang tentu saja mempunyai konsep
bidang ekonomi, manajemen, dan akuntansi.
12
Dipihak Lain, Ahmed Belkaoui (1987) memberi empat bidang teori dan riset
akuntansi yang lebih menjelimet sebagai berikut:
1) Functionalist
Disini focus perhatian teori dan riset akutansi adalah menjelaskan keteraturan sosial
dimana akutansi berperan. Hal ini menyangkut efektivitas peraturan yang dilihat
berdasarkan bukti objektif. Disini, fenomena akuntansi dianggap sebagai kenyataan
yang terjadi.
2) Interpreactive
Disini perhatian difokuskan pada pengungkapan pengalaman subjektif dari individu,
orang-orang yang terlibat dalam penyajian, penyampaian, pemeriksaan atau
penggunaan informasi akutansi. Dalam bidang ini penelitian diarahkan pada tiga
bidang, yaitu :
a. Kemampuan informasi untuk menyusun realitas.
b. Peranan akutansi sebagai alat linguistik.
c. Peranan dan image lainnya dari akutansi yang dapat diakukannya.
3) Radical Humanist
Penelitian dibidang ini difokuskan pada perubahan yang radikal. Disini diasumsikan
bahwa teori, ilmu dan fakta semata-mata merupakan refleksi dari pandangan dunia
realistis.
4) Radical Structuralist
Dalam bidang ini pengembangan teori dilakukan dengan perubahan radikal, dan
kemungkinan menggunakan analisis dengan penekanan pada konflik struktural,
kritis, pendominasian, dan kontradiksi lainnya yang ditimbulkan akuntansi.
13
Akuntansi Keuangan;
Akuntansi Manajemen;
Pasar Uang dan Modal;
Auditing;
Pajak ;
Sistem Informasi Akuntansi;
Tren Baru Akutansi;
Topik lainnya;
b. Standar Akuntansi
14
15
informasi
akuntansi,
laporan
keuangan
periodik
atau
informasi
lainnya. Contoh topic yang di bahas pada bidang ini adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
4. Akuntansi Perpajakan
Disini dibahas bagaimna mengakomodasi masalah peraturan perpajakan,
perbedaan konsep antara akuntansi dan perpajakan, konsep pengakuan biaya,
pengakuan hasil perbedaan penyusunan, deferred tax dan sebagainya. Contoh:
a. Dampak depresiasi dipercepat pada pajak penghasilan perusahaan
b. Pengaruh metode penilaian terhadap pajak penghasilan
c. Menyesuaikan acconting income dan tax income
5. Auditing
Di sini dibahas hal-hal yang berkaitan dengan auditing, teori, proses, hasil,
perilaku, dan sebagainya. Contoh:
a.
b.
c.
d.
e.
16
b.
c.
d.
e.
f.
7. Tren Akuntansi
Di sini dibahas berbagai hal yang sudah dibicarakan dalam literature tetapi
masih dalam tahap proses belum menjadi prinsip yang harus diberlakukan misalnya
topic :
a. Akuntansi sosio ekonomi, yang membahas pengaruh kegiatan perusahaan
terhadap masyarakat baik yang positif atau yang negatif.
b. Akuntansi lingkungan, mengukut kerusakan lingkungan yang di timbulkan
c.
d.
e.
f.
perusahaan.
Akuntansi sosial, mengukur aset masyarakat/negara.
Akuntansi islam mengukur teori, konsep islam dalam bidang akuntansi.
Akuntansi SDM, mengukur SDM sebagai aset perusahaan.
Akuntansi nilai tambah, menyajikan informasi mengenai pemberi/kontributor
bagi perusahaan.
g. Pelaporan pegawai, menginformasikan beberapa data yang diperlukan pegawai,
dan lain sebagainya.
8. Topik Lain
1) Bidang Akuntansi Nirlaba/Pemerintahan
Disini dibahas kerangka tujuan laporan keuangan pemerintahan, nonprofit
organization atau nirlaba, jenis laporan, prinsip akuntansinya, aspek politik, social,
pengaruh parlemen, praktik akuntansi di masjid, gereja dan sebagainya.
2) Pendidikan Dalam Bidang Akuntansi
Disini diteliti berbagai aspek pendidikan akuntansi di tanah air atau perbandingannya
dengan luar negeri. Pendekatan seperti ini memang lebih sederhana dan mudah bagi
mahasiswa namun luas dan beraneka serta saling tumpang tindih, apalagi yang
dibahas itu lebih dalam. Misalnya teori akuntansi mengenai akuntasi keuangan,
nirlaba, perpajakan, dan lain sebagainya.
3) Behavioral Accounting; Akuntansi dan Perilaku Individu
17
18
riset
informasi
ekonomi,
untuk
19
atau apakah akan terjadi informasi yang timpang pada saat salah satu terpisah (biasanya
agen) memiliki informasi yang lebih banyak dari yang lain. Tujuan dari analisa teori
informasi adalah menentukan bagaimana rancangan kontrak dioptimalkan untuk
menegosiasikan insentif dan pembagianresiko. Riset juga memperlihatkan pentingnya
fungsi pelayanan akuntansi (menilai kinerja manajemen relatif penting untuk
menentukan insentif dan reward manajemen).
Riset Critical Accounting
Critical Accounting adalah cabang teori akuntansi yang memandang akuntansi
memiliki peran sebagai poros dalam memutuskan konflik antara perusahaan dan
konstituen sosial seperti buruh, konsumen dan masyarakat umum. Hal ini secara
langsung
diperhatikan
secaraaktif
dalam
peran
sosial
akuntan.
Critical
beban
eksternal,
seperti
polusi
yang
menimbulkan
kerusakan pada masyarakat. Riset Critical Accounting meyakini bahwa akuntansi harus
lebihditekankan untuk mencoba menyelesaikan masalah-masalah sosial yang terjadi
dimasyarakat.
2.4.
Tantangan yang dihadapi oleh akuntansi di masa depan adalah, sebagai berikut :
a) Pengukuran Non-financial
Laporan keuangan tidak menyajikan sejumlah ukuran kinerja penting yang
biasanya dipakai oleh manajemen, seperti indeks kepuasan pelanggan, informasi tentang
pesanan yang belum diproses, dan tingkat penolakan atas barang yang dibeli.
Pengukuran non-financial seperti performance measurement atau pengukuran kinerja
memiliki peranan yang sangat penting dalam mengembangkan strategi, mengevaluasi
pencapaian tujuan organisasi dan memberikan kompensasi pada manajer. Namun
banyak manajer yang merasa bahwa system yang mereka miliki tidak cukup. Hal ini
20
ditelusuri lebih dulu. Ketidakpuasan pelanggan, misalnya tidak langsung ada dalam
informasi finansial tersebut.
b) Orientasi Waktu
Akuntansi keuangan berhubungan dengan masalah pencatatan transaksi untuk
suatu perusahaan atau organisasi dan penyusunan berbagai laporan berkala dari hasil
pencatatan tersebut. Oleh karena itu, akuntansi keuangan lebih cenderung berorientasi
kemasa lalu dan dilaporkan setelah kejadian tersebut terjadi. Hak ini menyebabkan
laporan keuangan tidak menyajikan informasi yang berorientasi ke depan yang
dibutuhkan oleh para investor dan kreditor saat ini maupun potensial. Laporan ini yang
disusun untuk kepentingan umum dan biasanya digunakan pemilik perusahaan untuk
menilai prestasi manajer atau dipakai manajer sebagai pertanggungjawaban keuangan
terhadap para pemegang saham. Sehingga untuk mengetahui informasi perusahaan
dimasa yang akan datang diperlukan suatu analisis terhadap laporan keuangan.
Berbeda dengan akuntansi manajemen. Meskipun akuntansi manajemen juga dicatat
dan dilaporkan setelah kejadian tersebut berlangsung. Hal tersebut secara kuat
menegaskan penyediaan informasi.Manajemen, sebagai contoh, tidak hanya ingin tahu
berapa biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi, tetapi juga ingin mengetahui
biaya apa saja yang akan dikeluarkan untuk memproduksi sebuah produk. Dengan
mengetahui biaya apa saja yang digunakan untuk sebuah produksi tersebut dapat
membantu perencanaan pembelian bahan baku dan penetapan harga, disamping hal-hal
lainnya. Orientasi masa depan ini digunakan untuk mendukung perencanaan manajerial
dan pengambilan keputusan.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan bersifat terbatas
dalam memberikan informasi sehingga perlu diurai secara lebih rinci ataupun dianalisis
lebih lanjut.
c) Aktiva Lunak
Laporan keuangan berfokus pada aktiva aktiva keras (persediaan, pabrik) tetapi
tidak menyajikan banyak informasi tentang aktiva aktiva lunak (tak berwujud)
perusahaan. Padahal untuk setiap kelas aset tidak berwujud (membedakan antara
internal dan aktiva tak berwujud lainnya), pengungkapan dibutuhkan.
1. Apakah umur manfaat terbatas atau terbatas dan jika terbatas, masa manfaat atau
tarif amortisasi yang digunakan?;
2. Metode amortisasi yang digunakan;
22
3. Nilai tercatat bruto dan akumulasi amortisasi (termasuk akumulasi rugi penurunan
nilai) baik pada awal dan akhir periode;
4. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan
penambahan (dianalisis antara mereka yang diperoleh secara terpisah dan mereka
yang diperoleh dalam penggabungan usaha), aktiva diklasifikasikan sebagai dimiliki
untuk
dijual,
pensiun,
pelepasan,
akuisisi
melalui
penggabungan
usaha,
23
apakah mereka dilakukan dengan metode biaya atau revaluasi untuk pengukuran
selanjutnya.
4. Pembatasan hak milik dan aset dijadikan sebagai jaminan untuk hutang,.
5. Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tidak berwujud.
d) Ketepatan Waktu
Laporan keuangan memberikan informasi penting mengenai perusahaan
bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Adapun pihak-pihak yang membutuhkan
informasi keuangan perusahaan yaitu kreditur, pemegang saham, dan manajemen.
Mengingat pentingnya informasi perusahaan dalam pengambilan keputusan maka
ketepatan waktu pelaporan memegang peranan tinggi dan berharga bagi pihak-pihak
yang membutuhkan.
Laporan keuangan dibuat oleh pihak manajemen dengan tujuan mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan oleh pihak perusahaan (Baridwan,
2003). SAK (2002) menyatakan bahwa laporan keuangan merupakan bagian proses
pelaporan keuangan meliputi neraca, laporan laba-rugi, laporan posisi perubahan modal,
catatan dan laporan lain serta materi penjelas yang merupakan bagian integral dari
laporan keuangan.
Namun pada kenyataannya, laporan keuangan hanya disajikan secara
kuartalan, dan laporan keuangan yang di audit hanya disediakan sekali setahun. Tidak
banyak laporan keuangan real-time yang tersedia. Terdapat variasi yang sangat luas
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
24
Teori akuntansi didefinisikan sebagai alasan yang logis dalam bentuk suatu set
prinsip yang luas yang (1) memberikan kerangka umum dari rujukan di mana prinsip
akuntansi dapat dinilai, (2) pedoman pengembangan praktik dan prosedur yang baru.
Teori akuntansi bisa juga menjelaskan praktik yang berlaku saat ini dan mendapatkan
pemahaman yang lebih baik tentang praktik tersebut
Riset akuntansi adalah upaya yang dilakukan untuk mencari kebenaran di bidang
akuntansi. Teori ini bisa menjelaskan tentang kebenaran yang sudah ada (deskriptif),
mendukung teori yang ada (justifikasi) mengingkari kebenaran yang sudah lama
(refute), atau ingin melahirkan teori baru.
Tahap dan proses riset ialah TEORI = Problem Hipotesis Desain Riset
Pengukuran Koleksi Data Analisis Data Generalisasi/Teoretisasi.
Tantangan yang dihadapi oleh akuntansi mengenai riset akuntansi di masa depan
adalah, sebagai berikut : Pengukuran Non-financial, Orientasi Waktu, Aktiva Lunak,
Ketepatan Waktu.
25
DAFTAR PUSTAKA
Harapan, Sofyan Syafri. 1993. Teori Akuntansi Edisi 2011. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Belkaoui, Ahmed Riahi, 2006. Teori Akuntansi, Buku 1 Edisi Kelima. Jakarta: Salemba
Empat.
Wolk, Harry I., Michael G. Tearney, James L. Dodd (2001). Accounting Theory: A
Conceptual and Institutional Approach. 5thed. US: South-Western College
Publishing
26