Anda di halaman 1dari 7

KONSEP TEORI, PERUMUSAN TEORI DAN PENGUJIAN TEORI

NAMA KELOMPOK 7 :

Ni Komang Ratih Sucatri (08)

Ni Putu Novi Pramita Ulandari (10)

Luh Putu Dewi Andriani (23)

Ni Kadek Sintia Dewi (24)

Ni Kadek Wahyuni Dwi Pratiwi (29)

UNIVERSITAS MAHASARASWATI

DENPASAR

2024

1
1.1 Mampu Menjelaskan Berbagi Pandangan Tentang Teori

Teori mempunyai pengertian yang bermacam-macam tergantung konteks dan persepsi dari
masing-masing orang yang mengartikannya. Teori dapat dirumuskan dengan berbagai
pendekatan sesuai dengansudut pandang yang digunakan sudut pandang yang digunakan.

A. Vernon Kam (1986) menganggap bahwa teori akuntansi adalah suatu sistem yang
komprehensif di mana termasuk postulat dan teori yang berkaitan dengannya.
B. Kenneth S. Most (1982) mendefinisikan teori sebagai “suatu pernyataan sistematik
mengenai peraturan atau prinsip yang mendasari atau memandu suatu set fenomena.
C. Godfrey et.al (1992) menyatakan bahwa teori dapat didefinisikan dalam berbagai cara
misalnya, teori adalah sistem deduktif, yaitu berupa pernyataan yang mengurangi
generalisasi, yang lain mennganggap bahwa teori adalah suatu susunan ide yang digunakan
untuk menjelaskan sesuatu.
D. Jonathan H. Turner menyatakan bahwa Teori adalah sebuah proses mengembangkan ide-ide
yang dapat membantu kita menjelaskan bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi.

Oleh karena itu, banyak terdapat interpretasi yang berbeda terhadap teori dan praktik
akuntansi, yaitu sebagai berikut :

1. Akuntansi sebagai catatan historis : Teori ini menganggap akuntansi sebagai kegiatan
pencatatan transaksi suatu perusahaan.
2. Akuntansi sebagai bahasa : Secara teoritis, akuntansi sering dianggap sebagai bahasa
karena manajemen harus mengkomunikasikan informasi yang diolahnya kepada pihak
lain, seperti pemegang saham.
3. Akuntansi sebagai politik antar perusahaan : Teori ini menyatakan bahwa sistem
akuntansi merefleksikan dan mendukung nilai-nilai dan kebutuhan kelompok tertentu,
dan informasi akuntansi dirancang dan digunakan sebagai sumber untuk membuat
kebijakan perusahaan, khususnya dalam proses pengambilan keputusan.
4. Penentuan standar akuntansi adalah proses politik : Atas dasar teori ini, manajer
seringkali melobi pembuat standar akuntansi dengan maksud agar standar akuntansi yang
dihasilkan dapat melayani dan menguntungkan kebutuhan mereka.

5. Akuntansi sebagai mitologi : Teori ini menganggap sistem akuntansi sebagai sumber-
sumber yang bersifat sosial untuk mempertahankan mitos rasionalisasi. Dengan
2
demikian, akuntansi akan digunakan sebagai alat untuk kepentingan justifikasi,
rasionalisasi dan legitimasi keputusan yang akhirnya melayani kepentingan individu
lainnya.
6. Akuntansi sebagai informasi komunikasi dan keputusan : Teori ini memandang
akuntansi sebagai sesuatu yang berorientasi tindakan, seperti mengkomunikasikan

pengaruh inflasi terhadap kebutuhan para pemakai, dan pengaruh inflasi terhadap
perilaku manajer dan investor dalam mengambil keputusan ekonomi.
7. Akuntansi sebagai barang ekonomi : Teori ini menganggap akuntansi sebagai
seperangkat informasi yang memiliki unsur biaya dan manfaat. Dikeluarkannya Standar
akuntansi akan menimbulkan biaya tertentu dalam perusahaan, regulasi menentukan siapa
yang menanggung biaya tersebut dan menikmati manfaatnya.
8. Akuntansi sebagai komoditi sosial : Atas dasar teori ini akuntansi dipandang
mempengaruhi kesejahteraan atau kemakmuran kelompok tertentu dalam masyarakat.
Angka-angka yang dihasilkan akuntansi akan mempengaruhi investor dalam
menginvestasikan dananya dalam masyarakat.
9. Akuntansi sebagai ideologi dan eksploitasi : Akuntansi merupakan ideologi dari
masyarakat kapitalis yang menjembatani pemakaian teknik-teknik tertentu untuk
mengeksploitasi kekayaan demi kepentingan kelompok elit tertentu atas beban kerugian
pada masyarakat luas dan karyawan.
10. Akuntansi sebagai klub sosial : Teori ini menganggap prinsip-prinsip, standar, dan
masyarakat akuntansi muncul untuk mempromosikan kepentingan kelompok tertentu dan
tujuan-tujuan akuntan. Kelompok tersebut menciptakan budaya profesional dan
meningkatkan monopoli terhadap pengetahuan profesional.

1.2 Mampu Menjelaskan Definisi Teori

Teori mempunyai pengertian yang bermacam-macam tergantung konteksnya. Sebagai


tambahan wawasan Suwardjono (1989), mengemukakan lima macam pengertian teori sebagai
berikut :

1. Teori Sebagai Lawan Praktik : Dalam pengertian yang paling sederhana teori adalah
sesuatu yang tidak operasional atau sesuatu yang bersifat abstrak. Jadi teori adalah

3
sesuatu yang ideal sebagai lawan dari sesuatu yang nyata yang dikerjakan dalam dunia
yang nyata. Jadi teori bersifat normative dan diperlawankan dengan praktik.

2. Teori Sebagai Pembenaran (Justification) : Dalam konteks ini teori ini diartikan
sebagai suatu penjelasan atau penalaran tentang fakta atau tindakan atau perbuatan yang
merupakan praktik dalam kehidupan nyata. Teori berusaha untuk memberikan
pembenaran (justifikasi) terhadap praktik.
3. Teori Sebagai Penjelasan Ilmiah (Scientific Explanations) : Dalam konteks ini teori
merupakan pernyataan tentang hubungan antara perilaku variabel alam atau variabel
sosial yang dapat digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala-gejala alam atau
sosial.
4. Teori Sebagai Model : Pengertian teori sebagai model artinya bahwa teori merupakan
reprentasi atau abstraksi sesuatu yang terdapat dalam dunia nyata. Faktor penting yang
diperlukan dalam merancang model adalah tujuan spesifik yang ingin dicapai dalam
dunia nyata sehingga model yang dibuat akan memprediksi apa yang akan terjadi
seandainya model tersebut diwujudkan dalam praktik.
5. Teori Sebagai Penalaran Yang Logis : Dalam konteks ini berarti suatu proses
pemikiran atau penalaran dengan menggunakan konsep-konsep yang relevan sebagai
landasan untuk menjelaskan kelayakan prinsip atau praktik tertentu yang sudah berjalan
untuk mendukung serta mengembangkan prinsip dan praktik yang baru atau yang
diharapkan dengan pemikiran logis hasil penelaahan yang mendalam.

1.3 Mampu Menjelaskan Proses Perumusan Teori dan Tahap Pengujian Teori

Dalam proses perumusan teori akuntansi melibatkan metode-metode khusus yang berfokus
pada pengembangan kerangka konseptual dan prinsip-prinsip akuntansi.

1. Metode Deskriptif (Pragmatic)


Dalam metode ini akuntansi dianggap sebagai seni yang tidak dapat dirumuskan, maka metode
perumusan teori akuntansi harus bersifat menjelaskan atau descriptive dan menganalisis praktik
yang ada dan diterima sekarang.

2. Psychological Pragmatic

4
Di sini diamati reaksi dari pemakai laporan keuangan terhadap output akuntansi laporan
keuangan yang disusun dari berbagai aturan, standar, prinsip atau pedoman. Bidang ini dapat juga
disebut behavioral accounting

3. Metode Normatif (1950-1960)


Disini.Akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang harus diikuti tidak peduli apakah
berlaku atau dipraktikan sekarang atau tidak .

4. Metode positive (1970)

Suatu metode yang diawali dari suatu metode ilmiah yang sedang berlaku atau diterima umum.
Berdasarkan teori ini, dirumuskan problem penelitian untuk mengamati perilaku atau fenmena
nyata yang tidak ada dalam teori.

Tahap pengujian teori adalah proses di mana teori atau hipotesis diuji melalui pengumpulan
data empiris atau observasi untuk menguji kebenaran atau validitasnya. Ini melibatkan merancang
eksperimen, mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan untuk menentukan
sejauh mana teori tersebut dapat menjelaskan fenomena yang diamati.

Tahap-tahap pengujian teori dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Identifikasi Teori atau Hipotesis: Tahap awal adalah mengidentifikasi teori atau hipotesis
yang akan diuji. Teori ini biasanya merupakan jawaban atas pertanyaan penelitian atau
permasalahan yang ingin dipecahkan.
2. Perumusan Hipotesis: Merumuskan hipotesis yang dapat diuji secara empiris berdasarkan
teori yang dipilih. Hipotesis harus spesifik, dapat diukur, dan memiliki variabel yang jelas.
3. Desain Penelitian: Merancang penelitian atau eksperimen yang sesuai untuk menguji
hipotesis tersebut. Ini meliputi pemilihan sampel, pengukuran variabel, dan penentuan
metode pengumpulan data.
4. Pengumpulan Data: Melakukan pengumpulan data sesuai dengan desain penelitian yang
telah dirumuskan. Ini bisa melibatkan pengumpulan data kuantitatif melalui survei atau
pengumpulan data kualitatif melalui wawancara atau observasi.
5. Analisis Data: Menganalisis data yang telah dikumpulkan menggunakan metode statistik
atau metode analisis kualitatif, tergantung pada jenis data yang diperoleh.
5
6. menarik kesimpulan terkait dengan hipotesis yang diuji. Apakah hasil mendukung atau
menolak hipotesis tersebut?
7. Validasi dan Interpretasi Hasil: Membuat interpretasi terhadap hasil analisis data untuk
Replikasi: Memvalidasi hasil dengan mengulangi penelitian dengan sampel yang berbeda
atau menggunakan metode yang berbeda untuk memastikan keandalan temuan.
8. Penyajian Hasil: Menyajikan hasil penelitian dalam bentuk laporan ilmiah, artikel jurnal,
atau presentasi konferensi untuk berbagi temuan dengan komunitas ilmiah.
9. Evaluasi Kembali Teori: Jika hipotesis didukung, teori tersebut mungkin memerlukan revisi
atau diperluas berdasarkan temuan baru. Jika hipotesis ditolak, teori tersebut mungkin perlu
ditinjau kembali atau ditolak sama sekali.
Melalui yang sistematis Melalui tahapan-tahapan ini, pengujian teori dapat dilakukan
dengan cara dan ilmiah untuk menghasilkan pengetahuan baru atau memperkuat
pemahaman yang ada.

6
7

Anda mungkin juga menyukai