Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU

KAJIAN MENGENAI KONSEP DASAR AKUNTANSI KEUANGAN

TEORI AKUNTANSI B1

OLEH:

Ni Putu Suriani (2107531003)

Dosen Pengampu Mata Kuliah :

Dr. Gerianta Wirawan Yasa, S.E., M.Si.

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2023
1. Pengertian Teori, Teori Akuntansi dan Fungsinya
A. Teori
Teori mempunyai pengertian yang bermacam-macam tergantung konteks dan persepsi
dari masing-masing orang yang mengartikannya. Teori dapat dirumuskan dengan berbagai
pendekatan sesuai dengan sudut pandang yang digunakan. Dalam istilah metode ilmiah
(scientific method) teori berisi sekumpulan premis yang juga disebut assumptions atau
postulates. Seringkali premis bias terbukti dengan sendirinya atau mungkin bisa dibuktikan
dengan alat analisis statistik. Dalam kasus yang disebut terakhir ini premis dinamakan hipotesis
atau proposisi. Proposisi menunjukkan tahap pertama mengenai bagaimana ide-ide
disampaikan untuk merumuskan suatu teori. Proposisi merupakan pernyataan tentang konsep
yang memiliki nilai kebenaran jika dikaitkan dengan fenomena.
Suwardjono (1989) mengemukakan 5 (lima) macam pengertian teori sebagai berikut:
a. Teori Sebagai Lawan Praktik
Dalam pengertian yang paling sederhana teori adalah sesuatu yang tidak operasional atau
sesuatu yang bersifat abstrak. Jadi teori adalah sesuatu yang ideal sebagai lawan dari
sesuatu yang nyata yang dikerjakan dalam dunia yang nyata.
b. Teori Sebagai Pembenaran (Justification)
Dalam konteks ini teori ini diartikan sebagai suatu penjelasan atau penalaran tentang fakta
atau tindakan atau perbuatan yang merupakan praktik dalam kehidupan nyata. Teori
berusaha untuk memberikan pembenaran (justifikasi) terhadap praktik. Justifikasi di sini
umumnya didasarkan pada reasonableness (kelogisan atau rasionalitas), sensibility
(perasaan) dan obviousness (kejelasan). Dengan demikian pihak yang menerima
penjelasan dapat menilai apakah praktik tersebut benar atau salah.
c. Teori Sebagai Penjelasan Ilmiah (Scientific Explanations)
Dalam konteks ini teori merupakan pernyataan-pernyataan tentang hubungan antara
perilaku variabel-variabel alam atau variabel sosial yang dapat digunakan untuk
menjelaskan dan memprediksi gejala-gejala alam atau sosial. Teori diwujudkan dalam
bentuk hipotesis-hipotesis hubungan antara variabel atau perilaku tiap variabel tersebut.
Fungsi teori hanyalah menjelaskan hubungan variabel dengan gejala-gejala tersebut.
d. Teori Sebagai Model
Pengertian teori sebagai model artinya bahwa teori merupakan reprentasi atau abstraksi
sesuatu yang terdapat dalam dunia nyata. Faktor penting yang diperlukan dalam
merancang model adalah tujuan spesifik yang ingin dicapai dalam dunia nyata sehingga

1
model yang dibuat akan memprediksi apa yang akan terjadi seandainya model tersebut
diwujudkan dalam praktik.
e. Teori Sebagai Penalaran Yang Logis
Dalam konteks ini berarti suatu proses pemikiran atau penalaran dengan menggunakan
konsep-konsep yang relevan sebagai landasan untuk menjelaskan kelayakan prinsip atau
praktik tertentu yang sudah berjalan atau untuk mendukung dan mengembangkan prinsip
atau praktik yang baru atau yang diharapkan. Dalam hal ini teori berisi konsep-konsep
maupun pemikiran logis hasil penelaahan yang mendalam.

Dalam akuntansi, pernyataan-pernyataan yang dihasilkan adalah tidak diturunkan dari


pernyataan sebelumnya. Hal ini bukan berarti bahwa prinsip diturunkan dari postulat dan teknik
diturunkan dari prinsip, karena hal ini sulit untuk dibuktikan secara logika. Oleh karena itu
FASB lebih menyukai istilah conceptual framework dari pada teori.

B. Teori Akuntansi
Istilah teori akuntansi seringkali untuk menunjuk seperangkat konsep-konsep akuntansi
yang relevan, terpadu dan saling berkaitan. Sejalan dengan pengertian teori yang terakhir
menurut Suwarjono di sub bab sebelumnya “teori sebagai penalaran yang logis” dan pengertian
teori dari Webster Dictionary, Hendriksen (1982) mengemukakan pengertian teori akuntansi
sebagai:
“Pemikiran logis dalam bentuk seperangkat prinsip-prinsip yang luas (a set of boad
principles) yang: (1) menyediakan suatu kerangka referensi umum untuk mengevaluasi
praktik akuntansi, dan (2) merupakan pedoman dalam mengembangkan praktik-praktik dan
prosedur-prosedur akuntansi yang baru” (p.1).
Berarti bahwa teori akuntansi tidak terlepas dari praktik akuntansi. Oleh karenanya teori
akuntansi dapat juga digunakan untuk menjelaskan praktik-praktik yang ada untuk
mendapatkan pengertian yang lebih baik terhadap praktik-praktik tersebut. Hubungan antara
teori akuntansi dan praktik akuntansi dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

2
Dari tampilan tersebut dapat dilihat bahwa peranan teori dalam akuntansi sangat
berbeda dengan peranan teori yang digunakan dalam ilmu pasti (natural science), dimana
dalam ilmu pasti teori dikembangkan dari hasil observasi empiris. Akuntansi cenderung
dikembangkan atas dasar pertimbangan nilai (value judgment), yang dipengaruhi faktor
lingkungan tempat akuntansi dipraktikkan. Teori tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk
kebijakan sebagai landasan dalam praktik akuntansi. Dalam akuntansi, praktik dapat saja
diubah untuk mengakomodasikan teori.
Pendekatan dalam Perumusan Teori Akuntansi (Belkaoui):
1. Pendekatan nonteoritis, yang terdiri dari:
a. Pendekatan pragmatik, menekankan pada kepentingan praktik yang berusaha
merumuskan teori dan pengambangan prinsip akuntansi sesuai dengan kegunaannya
untuk memecahkan masalah praktik.
b. Pendekatan otoritas, biasanya digunakan oleh badan-badan yang memiliki otoritas
dalam merumuskan teori-teori yang sesuai dengan bidang dan kewenangannya.
2. Pendekatan teoritis, yang terdiri dari:
a. Pendekatan deduktif, yang menggunakan logika (Abstract World) bermula dari hal-hal
yang bersifat umum dan secara khusus dapat ditarik kesimpulannya.
b. Pendekatan induktif, dimulai dengan pengamatan terhadap objek yang memiliki ciri
spesifik, untuk kemudian ditarik generalisasi.
c. Pendekatan etik, menekankan pada konsep kewajaran (fairness), kejujuran
(representation faithfulness), keadailan (justice), dan kebenaran (truth).
d. Pendekatan sosiologis, menekankan pada aspek kesejahteraan masyarakat.
e. Pendekatan ekonomi, menekankan bahwa indikator-indikator makro ekonomi harus
dipertimbangkan yang dapat memberikan kesejahteraan ekonomi secara umum.
f. Pendekatan elektik, memilih di antara berbagai macam kombinasi pendekatan yang
cocok dan sesuai dengan standar yang bersangkutan.
3. Pendekatan lainnya, yang terdiri dari:
a. Pendekatan peristiwa, menekankan agar akuntansi dapat menyediakan informasi
tentang peristiwa-peristiwa ekonomi yang berguna untuk berbagai kepentingan.
b. Pendekatan perilaku, menekankan pada perilaku atau kriteria ilmu perilaku.
c. Pendekatan prediktif dan positif, menekankan bahwa akuntansi harus memiliki
kemampuan untuk meramalkan dan memproyeksikan fakta-fakta akuntansi terhadap
peristiwa yang akan terjadi dimasa yang akan datang.

3
4. Pendekatan regulatori, sejumlah perangkat peraturan perundang-undangan yang dirancang
dan diberlakukan terutama untuk kepentingan operasi atau kegiatan industri tertentu

Klasifikasi Teori Akuntansi:


1. Berdasarkan Penalaran
Teori dapat diartiakan sebagai penalaran logis yang melandasi praktik (berupa tindakan,
kebijakan, atau peraturan) dalam kehidupan nyata. Teori berupaya untuk memberikan
pembenaran (justification) terhadap praktik agar praktik mempunyai kekuatan untuk dapat
dipertahankan atau dipertanggunjawabkan kelayakannya. Penalaran logis berisi asumsi, dasar
pikiran, konsep, dan argumen yang saling berkaitan dan yang membentuk suatu rerangka pikir
yang logis. Hasil panalaran logis dapat dituangkan dalam bentuk dokumen yang berisi prinsip-
prinsip umum (semacam konstitusi) yang menjadi landasan umum untuk menentukan tindakan
atau praktik yang terbaik dalam mencapai tujuan.
2. Berdasarkan Tujuan
Tujuan utama akuntansi adalah memberikan dasar bagi prediksi dan penjelasan atas
perilaku dan peristiwa akuntansi. Suatu teori didefinisikan sebagai “seperangkat gagasan
(konsep) definisi, dan usulan yang saling berkaitan yang menyajikan suatu pandangan
sistematis atas fenomena dengan merinci hubungan diantara variabel variabel dengan tujuan
menjelaskan dan meramalkan fenomena tersebut.

Teori pada Perumusan Prinsip-prinsip Dasar Akuntansi:


a. Teori Kepemilikan (Proprietory Theory)
Dalam teori kepemilikan, entitas hanya sebagai wakil pemilik, entitas hanyalah agen. Yang
menjadi perhatian dalam pencatatan serta penyajian laporan keuangannya bukan entitas
melainkan pemilik. Penentuan beserta analisis kekayaan bersih merupakan hak dari
pemilik. Persamaan akuntansi dalam konsep teori ini adalah: Aset – Liabilitas = Ekuitas
Pemilik
b. Teori Entitas (Entity Theory)
Dalam konsep ini entitas adalah suatu badan yang harus dibedakan dan terpisah dari
pemilik. Penyajian laporan keuangan yang berasal dari pencatatan akuntansi dipusatkan
perhatiannya pada entitas (perusahaan), bukan pada pemilik. Persamaan akuntansi dalam
konsep teori adalah: Aset = Ekuitas (Aset = Liabilitas + Ekuitas Pemegang Saham).
c. Teori Dana (Fund Theory)
Pusat perhatian catatan dan pembuatan laporan keuangan pada konsep teori dana adalah
kelompok aktiva bukan pada pemilik ataupun entitas. Kelompok aktiva yang menjadi

4
pusat perhatian pemakaiannya sudah dibatasi dengan membayar atau menyelesaikan
sebesar kewajiban yang tertentu. Konsep pada teori ini beranggapan bahwa suatu entitas
adalah unit dana. Persamaan teori dalam akuntansi dana sebagai berikut. Aset =
Pembatasan Aset
d. Teori Badan Usaha (The Enterprise Theory)
Pusat perhatian pada teori badan usaha ialah semua pihak yang mempunyai hubungan atau
terlibat secara langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan. Dalam teori ini,
informasi akuntansi seharusnya tidak hanya mementingkan pemilik perusahaan, tetapi
pemakai lainnya seperti manajemen, pemerintah, masyarakat, kreditur, pegawai harus
mendapat perhatian juga.
e. Teori Ekuitas Residual (Residual Equity Theory)
Pemegang saham pada pandangan teori ini adalah mereka memiliki ekuitas dalam
perusahaan seperti halnya dengan pemegang saham ekuitas yang lain tetapi tidak dianggap
pemilik perusahaan. Dalam teori ini hasil perubahan atas penilaian aktiva, laba ditahan,
laba bersih serta perubahan hak pada pemegang ekuitas yang lainnya tercermin pada
residual equity pada pemegang saham biasa. Konsep pada teori ini adalah merupakan
pandangan antara teori entitas dan proprietary dengan persamaan akuntansi sebagai
berikut: Aset – Ekuitas Khusus = Ekuitas Residual
f. Teori Pengendali (Commander Theory)
Pengendali sama dengan manajemen, di mana dalam melaksanakan tugasnya manajemen
membutuhkan informasi untuk melaksanakan fungsi merencanakan dan mengendalikan
perusahaan sesuai keinginan pemilik. Pusat perhatian teori pengendali adalah mereka yang
berwenang melaksanakan kontrol terhadap pengembangan suatu lembaga. Teori ini
menekankan pada pertanggungjawaban dalam pengelolaan kekayaan atas apa yang
diamanahkan kepadanya.
g. Investor Theory
Perhatian pada teori ini adalah para investor atau kreditur (specific equites) yang
merupakan pemilik dan pemegang saham (residual equities). Penyajian laporan arus kas
sangat penting peranannya dalam teori ini karena untuk pemenuhan kebutuhan informasi
para kreditur serta investor untuk proses pengambilan keputusan. Persamaan akuntasi pada
teori ini : Aset = Ekuitas Khusus + Ekuitas Residual

5
C. Fungsi Teori Akuntansi
Teori akuntansi bertujuan untuk menyajikan suatu fondasi dalam memprediksi dan
menjelaskan perilaku serta kejadian-kejadian akuntansi. Sementara itu, Hendriksen
mendefenisikan teori akuntansi sebagai sekumpulan prinsip-prinsip luas yang (1) menyajikan
suatu kerangka acuan umum di mana praktik akuntansi dapat dinilai, (2) mengarahkan
pengembangan praktik dan prosedur baru.
Financial Accounting Standard Board (FASB) menyatakan bahwa teori dalam akuntansi
diperlukan untuk:
a. Mengarahkan badan penyusun standar dalam menetapkan standar akuntansi
b. Memberikan landasan konseptual untuk memecahkan masalah perlakuan akuntansi
tertentu apabila belum ada standar yang mengaturnya.
c. Memberikan batas keleluasaan dalam menyusun laporan keuangan
d. Meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai terhadap arti penting laporan
keuangan
e. Meningkatkan daya banding laporan keuangan

2. Perbedaan Teori Normatif dan Positif


Pengertian teori akuntansi sangat bergantung pada kesepakatan tentang pengertian
akuntansi sebagai suatu disiplin pengetahuan. Pengertian akuntansi dapat diartikan sebagai
sains dan teknologi. Akuntansi sebagai sains yaitu akuntansi sebagai ilmu yang dapat
menjelaskan fenomena akuntansi, alam atau sosial. Sedangkan akuntansi sebagai teknologi
merupakan perekayasaan pelaporan akuntansi. Dalam buku karangan Suwardjono (2008)
tentang pengembangan dasar pemikiran bahwa akuntansi merupakan teknologi. Akuntansi
dipandang sebagai alat institusi sosial untuk menyediakan pedoman pengukuran dan metode
untuk mengendalikan kegiatan dan perilaku pengambil keputusan ekonomik yang dominan
dalam lingkup perusahaan ataupun negara.
Sasaran akuntansi bila dipandang dari sudut pandang sains dan teknologi menghasilkan
teori akuntansi positif dan teori akuntansi normatif. Klasifikasi ini merupakan konsekuenasi
logis dari pendefinisian akuntansi sebagai sains dan teknologi. Teori akuntansi positif berisi
pernyataan tentang suatu kejadian atas dasar pengamatan empiris, sedangkan teori akuntansi
normatif berisi tentang pernyataan atau penalaran yang dilandasi oleh pertimbangan nilai.
untuk menilai apa yang sebaiknya dilakukan atau diputuskan untuk tujuan sosial dan ekonomi.
Bila dikaitkan dengan dikotomo sains-teknologi, maka teori akuntansi positif erat kaitannya

6
dengan akuntansi sebagai sains, sedangkan teori akuntansi normatif lebih erat kaitannya
dengan akuntansi sebagai teknologi.

1. Teori Akuntansi Normatif


Teori akuntansi normatif disebut juga teori preskriptif, yang mencoba menjawab
pertanyaan “apa yang semestinya”. Disini akuntansi dianggap sebagai norma peraturan yang
harus diikuti tidak peduli apakah berlaku atau dipraktikkan sekarang atau tidak. Teori normatif
berusaha untuk membenarkan tentang apa yang seharusnya dipraktikkan, misalnya pernyataan
yang menyebutkan bahwa laporan keuangan seharusnya didasarkan pada metode pengukuran
aktiva tertentu. Menurut Nelson (1973) dalam literature akuntansi teori normatif sering
dinamakan teori apriori (artinya dari sebab ke akibat atau bersifat deduktif). Alasannya, teori
normatif bukan dihasilkan dari penelitian empiris, tetapi dihasilkan dari kegiatan semi-
research. Teori normatif hanya menyebutkan hipotesis tentang bagaimana akuntansi
seharusnya dipraktikkan tanpa menguji hipotesis tersebut. Pada awal perkembangannya, teori
akuntansi normatif belum menggunakan pendekatan investigasi, dan cenderung disusun untuk
menghasilkan postulat akuntansi. Pada kebanyakan kasus, teori ini didasarkan pada konsep
ekonomi klasik tentang laba dan kemakmuran (wealth) atau konsep ekonomi pengambilan
keputusan rasional.

2. Teori Akuntansi Positif


Teori akuntansi positif berkembang seiring kebutuhan untuk menjelaskan dan
memprediksi realitas praktik akuntansi yang ada di dalam masyarakat. Teori akuntansi positif
berusaha untuk menjelaskan fenomena akuntansi yang diamati berdasarkan pada alasan-alasan
yang menyebabkan terjadinya suatu peristiwa. Dengan kata lain, Positive Accounting Theory
(PAT) dimaksudkan untuk menjelaskan dan memprediksi konsekuensi yang terjadi jika
manajer menentukan pilihan tertentu. Penjelasan dan prediksi dalam PAT didasarkan pada
proses kontrak (contracting process) atau hubungan keagenan (agency relationship) antara
manajer dengan kelompok lain seperti investor, kreditor, auditor, pihak pengelola pasar modal
dan institusi pemerintah (Watts dan Zimmerman, 1990).
PAT lebih bersifat deskriptif bukan preskriptif. Tidak seperti teori normatif yang
didasarkan pada premis bahwa manajer akan memaksimumkan laba atau kemakmuran untuk
kepentingan perusahaan, teori positif didasarkan pada premis bahwa individu selalu bertindak
atas dasar motivasi pribadi (self seeking motives) dan berusaha memaksimumkan keuntungan
pribadi. Watts dan Zimmerman berpendapat bahwa premis maksimisasi laba dalam konteks
teori normatif tidak terbukti dan jauh dari bukti empiris.

7
DAFTAR PUSTAKA

Ervina, N., dkk. (2022). Teori Akuntansi. Bandung: CV Media Sains Indonesia.
Belkaoui, Ahmed. (1993). Accounting Theory, 3rd ed. The Dryden Press.
Hendriksen, Eldon S., dan Van Breda, Michael F. (2000). Teori Akunting, Edisi Kelima, Buku
Satu, Alih Bahasa, Herman Wibowo. Penerbit: Interaksara
Hermanson, E. dan Salmonson. (1989). Accounting Principles (4th edition). Homewood,
Boston: Richard D. Irwin Inc.
Kalay, Avner. (1982). Shareholder-Bondholder Conflict and Dividend Constraint. Journal of
Financial Economics, 10, 211-233. Watts, R. L., dan Zimmerman, J.L. (1990).
Positive Accounting.
Siallagan, H. (2020). Teori Akuntansi Edisi Pertama. Sumatera Utara: LPPM UHN Press.
Suwardjono. (2008). Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta:
BPFE.
Suwardjono. (2014). Teori Akuntansi: Perekayasaan Laporan Keuangan (Edisi 3).
Yogyakarta: BPFE.
Theory: A Ten Year Perspective. American Accounting Association, 131-156.

Anda mungkin juga menyukai