Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ikma Palupi Harjo

Nim : 204105030040
Kelas : AKS 2
A. Teori Akutansi
Teori akuntansi merupakan bagian yang penting. Teori akuntansi menjadi landasan untuk
memecahkan masalah - masalah akuntansi secara beralasan atau bernalar yang secara etis dan
ilmiah dapat dipertanggungjawabkan. Praktik akuntansi yang baik dan maju tidak akan dapat
dicapai tanpa suatu teori baik yang melandasinya Praktik dan profesi harus dikembangkan atas
dasar penalaran (couses and reasons). Dari argumen-argumen tersebut, dapat dikatakan bahwa
teori merupakan unsur yang penting dalam mengembangkan dan memaju kan praktik akuntansi.
Selanjutnya dikatakan bahwa teori merupakan obor yang menerangi praktik dengan prinsip-
prinsip yang masuk akal.

B. Teori Akutansi Sebagai Sains Vs Teknologi


Sains adalah salah satu cabang pengetahuan (seperangkat pengetahuan) yang bertujuan
untuk mendapatkan ke- benaran atau validitas penjelasan tentang suatu fenomena dengan
menerapkan metoda ilmiah. Hasil akhir sains adalah penjelasan berupa kumpulan pernyataan-
pernyataan beserta argumen-argumen sebagai penjelasan yang telah tervalidasi yang secara
keseluruhan membentuk teori. Teori diajukan semata-mata untuk mendapatkan penjelasan yang
valid tentang suatu fenomena dan bukan untuk mencapai tujuan sosial, ekonomik, atau politik
tertentu atau untuk menjustifikasi suatu kebijakan (policy) atau untuk mempengaruhi perilaku.
Karena sains harus bebas nilai, kebermanfaatan (usefulness) bukan menjadi pertimbangan utama
sains Sains tidak menghasilkan kebijakan atau preskripsi.
Bila akuntansi dipandang sebagai sains, akuntansi akan banyak membahas gejala
akuntansi seperti mengapa perusahaan memilih metoda akuntansi terten tu, faktor-faktor apa
yang mendorong manajemen memanipulasi Isha, dan apakah partisipasi dalam penyusunan
anggaran mempengaruhi kinerja manajer divisi Akuntansi tidak lap membahas bagaimana tujuan
pelaporan dicapai dan bagaima na memperlakukan mengukur, mengakui, menyajikan, dan
mengungkapkan) suatu objek transaksi yang baik dan efektif. Akuntansi juga tidak lagi
membahas bagaimana menciptakan teknik, metoda, prinsip, atau perlakuan akuntansi baru yang
lebih baik.
Teknologi merupakan seperangkat pengetahuan untuk menghasilkan sesuatu (goods)
yang bermanfaat dan pengertian teknologi tidak terbatas pada teknologi fisis thard technology)
tetapi juga teknologi lunak (soft technology)." Teknologi merupakan sarana untuk memecahkan
masalah nyata dalam lingkungan tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu,
teknologi bermuatan bu- daya dan nilai tempat teknologi berkembang atau diterapkan.

C. Teori Akutansi Sebagai Penalaran Logis


Teori dapat pula diartikan sebagai suatu penalaran logis (logical reasoning) yang
melandasi praktik (berupa tindakan, kebijakan, atau peraturan) dalam kehidupan nyata. Teori
berusaha untuk memberikan pembenaran justification) terhadap praktik agar praktik mempunyai
kekuatan untuk dapat dipertahankan atau diper- tanggungjelaskan kelayakannya Penalaran logis
berisi asumsi, dasar pikiran, kon- sep, dan argumen yang saling berkaitan dan yang membentuk
suatu terangka pikir yang logis. Hasil proses penalaran logis dapat dituangkan dalam bentuk
dokumen yang berisi prinsip-prinsip umum (semacam konstitusi) yang menjadi landasan umum
untuk menentukan tindakan atau praktik (dalam bentuk un- dang-undang atau peraturan) yang
terbaik dalam mencapai suatu tujuan. Bila diterapkan untuk akuntansi, teori akuntansi sering
dimaksudkan sebagai suatu penalaran logis yang memberikan penjelasan dan alasan tentang
perlakuan akuntansi tertentu (baik menurut standar akuntansi atau menurut tradisi) dan tentang
struktur akuntansi yang berlaku dalam suatu wilayah tertentu.

D. Berbagai Perspektif Teori Akutansi


Pembahasan sebelum ini membedakan pengertian teori atas dasar taksonomi akuntansi
sebagai sains atau teknologi. Bila akuntansi diperlakukan sebagai sains, teori akuntansi akan
merupakan penjelasan ilmiah. Bila akuntansi diperlakukan sebagai teknologi, teori akuntansi
diartikan sebagai penalaran logis. Manapun perlakuan yang dianut, teori akuntansi akan berisi
pernyatan-pernyataan yang berupa baik penjelasan ataupun pembenaran (justifikasi) tentang
suatu fenomena atau perlakuan akuntansi. Contoh fenomena atau perlakuan akuntansi antara lain
adalah adanya bermacam metoda akuntansi, penggunaan sistem berpasangan (debit-kredit),
keharusan menyusun statemen aliran kas, pernyataan bahwa akuntansi kos sekarang lebih
relevan dari akuntansi kos historis, dan adanya reaksi pasar modal terhadap penerbitan informasi
laba. Selain perspektif (aspek) taksonomi yang membagi teori akuntansi menjadi penjelasan
ilmiah dan justifikasi, teori akuntansi juga sering dikelompokkan atas dasar perspektif lain
menurut tujuan atau penkinan pembahasan.

E. Teori Akutansi Normatif dan Positif


Aspek soran ini mendasari pembedaan teori akuntansi menjadi teori akuntansi positif dan
normatif. Klasifikasi ini sebenarnya merupakan konsekuensi logis dari pendefinisian akuntansi
sebagai sains atau teknologi. Pandangan sains akan menghasilkan teori akuntansi positif dan
pandangan teknologi akan menghasilkan teori akuntansi normatif. Klasifikasi ini terjadi karena
sasaran yang berbeda yang ingin dicapai atau dihasilkan oleh teori akuntansi. Penjelasan positif
berisi pernyataan tentang sesuatu (kejadian, tindakan, atau perbuatan) seperti apa adanya sesuai
dengan fakta atau apa yang terjadi atas dasar pengamatan empiris.
Penjelasan positif diarahkan untuk memberi jawaban apakah sesuatu pernyataan itu benar
atau salah (true or false) atas dasar kriteria ilmiah. Penjelasan normatif berisi pernyataan dan
penalaran untuk menilai apa- kah suatu itu baik atau buruk (good or bad) atau relevan atau
takrelevan (rele vant or irrelevant) dalam kaitannya dengan kebijakan ekonomik atau sosial
tertentu. Penjelasan normatif diarahkan untuk mendukung atau menghasilkan kebijakan politik
sehingga bersifat pembuatan kebijakan (policy making). Dengan pemikiran di atas, Blaug (1992)
menjelaskan bahwa teori positif berkepentingan dengan masalah fakta frealm of fuct) sedangkan
touri normatif berkepentingan dengan masalah nilai (realm of values).
F. Teori Akuntansi Semantik, Sintaktik, Pragmatik
Teori akuntansi semantik menekankan pembahasan pada masalah penyimbolan dunia
nyata atau realitas (kegiatan perusahaan) ke dalam tanda-tanda bahasa akuntansi (elemen
statemen keuangan) sehingga orang dapat membayangkan kegiatan fisis perusahaan tanpa harus
secara langsung menyaksikan kegiatan tersebut. Teori ini berusaha untuk menjawab apakah
elemen-elemen statemen keuangan benar-benar merepresentasi apa yang memang dimaksudkan
dan untuk meyakinkan bahwa makna yang terkandung dalam simbol pelaporan tidak disa
lahartikan oleh pemakai. Teori ini berusaha untuk menemukan dan merumuskan makna-makna
penting pelaporan keuangan. Oleh karena itu Teori ini banyak membahas pendefinisian makna
elemen objek pengidentifikasian atribut, atau karakteristik elemen sebagai bahan pendefinisian
dan penentuan jumlah rupiah atau pengukuran elemen sebagai salah satu atribut. Pendefinisian
merupakan langkah penting dalam teori semantik karena kesalahan pemaknaan mempunyai
implikasi penting dalam pengoperasian akuntansi. Misalnya, dalam pendefinisian aset,
penguasaan atau kontrol bukannya pemilikan opsip yang dijadikan kriteria karena kalau
pemilikan menjadi kriteria aset akan banyak objek yang tidak masuk sebagai aset.
Teori akuntansi sintaktik adalah teori yang berorientasi untuk membahas masalah-
masalah tentang bagaimana kegiatan-kegiatan perusahaan yang telah disimbolkan secara
semantik dalam elemen-elemen keuangan dapat diwujudkan dalam bentuk statemer keuangan.
Simbol-simbol tersebut (misalnya aset, utang pendapatan, dan lainnya) harus berkaitan secara
logis sehingga sehingga informasi sewamik dapat dikandang dalam statemen keuangan. Calapan
teori akuntansi sintaktik lebih luas dari sekadar menentukan hubungan struktural snterelemen
statemen kesan. Teori sintaktik meliputi pula hubungan antara unsur yang menuntuk straktar
pelaporan keuangan atau struktur akuntansi dalam sunt negara yaitu manajemen, entitas pelapor
(pelaporan, pemakai informasi, astein akuntansi, dan podoman penyusunan laporan (prinsip
akuntansi berterima umum atau generally ocerpted accounting principles). Dengan kata lain, dari
sep sintaktik, teori akuntansi berusaha untuk memberi penjelasan dan penalaran tentang apa yang
harus dilaporkan, siapa melaporkan, bapan dilaporkan, dan bagaimana melaporkannya.
Teori akuntansi pragmatik memusatkan perhatiannya pada pengaruh informati terhadap
perubahan perilaku pemakai laporan. Dengan kata lain, teori ini membahas reaksi pihak yang
dituju oleh informasi akuntansi. Apakah informasi sampai ke yang dituju dan diinterpretasi
dengan tepat merupakan masalah keefektifan komunikasi. Apakah akhirnya pihak yang dituju
informasi memakai informasi tersebut untuk dasar pengambilan keputusan merupakan masalah
kebermanfaatan fusefulness) informasi Pada pilirannya, kebermanfaatan informasi akan
menentukan keefektifan pencapaian tujuan pelaporan keuangan Dalam mengukur
kebermanfaatan informasi laba.
Teori pragmatik membahas berbagai hal dan masalah yang berkaitan dengan pengujian
kebermanfaatan informasi baik dalam konteks pelaporan keuangan eksternal maupun manajerial.
Perubahan perilaku yang diharapkan terjadi akibat informasi akuntansi tertentu merupakan bahan
kajian teori ini. Teori pragmatik akan banyak berisi pengujian-pengujian teori tentang hubungan
antara variabel. ekuntansi dengan variabel perubahan atau perbedaan perilaku pemakai. Subjek
atau pemakai yang diukur perilakunya dapat berupa para akuntan, pelaku pasar modal, manajer,
dan auditor. Yang dapat menjadi indikator perubahan perilaku an tara lain perubahan harga
saham, volume saham, kinerja manajer, kinerja karyawan, kinerja perusahaan, dan perbedaan
pemilihan metoda akuntansi.

Anda mungkin juga menyukai