Peta Konsep
Arti Penting Teori Akuntansi
Pengembangan Akuntansi
Peran Riset Akuntansi
Pengertian Akuntansi
Seni, Sains, atau Teknologi
Akuntansi sebagai teknologi
Perekayasaan Pelaporan Keuangan
Teori Akuntansi Sebagai Sains
Teori Akuntansi Sebagai Penalaran Logis
Perspektif Teori Akuntansi
Aspek Sasaran Teknologi
Aspek Tataran Semiotika
Teori Akuntansi Semantik
Teori Akutansi Sintaktik
Teori Akuntansi Pragmatik
Aspek Pendekatan Penalaran
Penalaran Deduktif
Penalaran Induktif
Arti Penting Teori Akuntansi
Praktik akuntansi bersifat dinamik dan selalu menghadapi masala-masalah praktik dan
professional. Teori akuntansi merupakan bagian penting dari praktik. Prmahamannya oleh
praktisi dan penyusun standar akan sangat mendorong pengemangan serta perbaikan menuju
praktik yang sehat. Wright (1984) mengibaratkan makna teori sebgaimana makna melihat
dari atas dalam suatu teater. Melihat dari atas bertujuan untuk menemukan pola, hubungan,
konsep, atau prinsip yang melandasi suatu system atau keadaan yang kompleks tanpa terbawa
atau terkecoh oleh kompleksitas itu sendiri. Pemecahan masalah akuntansi dengan taktik
cerdik atas dasar pengalaman saja dapat disamakan dengan pemecahan masalah dengan coba-
coba atau coba dan ralat (trial and error).
Akuntansi yang baik dan maju tidak akan dapat dicapai tanpa suatu teori baik yang
melandasinya. Praktik dan profesi harus dikembangkan atas dasar penalaran (cause and
reason). Dari argument-argumen tersebut, dapat dikatakan bahwa teori merupakan unsur
yang penting dalam mengembangkan dan memajukan praktik akuntansi. Selanjutnya
dikatakan bahwa teori merupakan obor yang menerangi praktik dengan prinsip-prinsip yang
masuk akal.
Dalam kenyataannya praktisi disibukkan dengan masalah actual dan mendesak yang segera
harus diselesikan sehingga tidak sempat lagi untuk merenungkan teori-teori di balik
tindakannya. Hal ini bukan merupakam justifikasi para praktisi (profesi) untuk selalu
bersikap pragmatis. Praktisi harus bersedia untuk mengaplikasikan hasil eksperimentasi atau
pemikiran dan gagasan oranglain. Orang lain yang dimaksud adalah akademisi akuntansi dan
pemikir yang mempunyai kemewahan waktu untuk memikirkan hal-hal yang bersifat
fundamental dan toeitis. Itulah sebabnya, kemajuan profesi dan pengetahuan akuntansi hanya
dapat dicapai dengan kerja sama yang harmonis antara praktisi dan akademisi (pendidik).
Pengembangan Akuntansi
Seperangkat pengetahuan akuntansi (accounting body of knowledge) dapat dipandang dari
dua sisi pengertian yaitu sebgai pengetahuan profesi (keahlian) yang dipraktikan di dunia
nyata dan sekaligus sebagai suatu disiplin pengetahuan yang diajarkan di perhuruan tinggi.
Dari segi profesi, akuntansi sering dipandnag semata-mata sebgai serangkaian prosedur,
metode, dan Teknik tanpa memperhatikan teori dibalik praktik tersebut. Dari sudut
profesi/praktisi ini, akuntansi berkepentingan dengan aspek bagaimana (how to account).
Prinsip akuntansii berterima umum/ PABU (generally accepted accounting principles/gaap)
dianggap sebagai suatu yang berian. PABU merupakan pedoman yang lebih luas dari pada
standar akuntansi karena tidak semua perlakuan akuntansi secara eksplisit diatur dalam
standar akuntansi. PABU berisi standar akuntansi ditambah dengan sumber-sumber acuan
lain yang didukung berlakunya (mempunyai authoritative support).
Keadaan yang menggambarkan proses pengajaran yang bersifat menguatkan praktik tetapi
tidak akan mengembangkan praktik yang di lukiskan oleh Starling
Lulusan mempraktikan apa yang nyatanya dipraktikan, mengambil praktisi dan
mengdentifiksi apa yang dipraktikkan, mengkodifikasi apa yang dipraktikkan sebagai
pengetahuan, mengajarkan apa yang nyatanya dipraktikan, ulang lagi begitu seterusnya.
Proses seperti yang disebutkan diatas jelas akan menghambat perubahan menuju ke
perbaikan. Para praktisi menciptakan dan menerapkan praktik tertentu (dengan taktik cerdik
atau karena alasan politisi dan vested interest). Pengajar mengamati praktik tersebut (melalui
standar akuntansi) dan mengidentifikasi praktik yang berterima (aaccepted). Kemudian
pengaar mengkodifikasi praktik yang nyatanya dijalankan sebagai praktik yang paling benar
atau terbaik
Peran Riset Akuntansi
Dalam dua dasawarsa, ada kecenderungan bahwa akademisi berusaha lebih jauh untuk
membawa akuntansi menjadi suatu ilmu pengetahuan ilmiah atau sains yang makin
menjauhkan antara dunia praktik da dunia akademik. Penempatan akuntansi sebagai sains
membawa konsekuensi bahwa teori akuntansi pharus bebas dari pertimbangan nilai (value-
judgment) dan bersifat deskriptif. Atas dasar argument ini, subjek/fenomena bahasan di
tingkat akademik cenderung bergeser dari apa dan bagaimana suatu kejadian/transaksi
harusdicatat/dilaporkan untuk mencapai tujuan ekonomik dan social tertentu (teori
normative) kea pa yang nyatanya dilakukan para pelaku ekonomi dan social tertentu
(termasuk akuntan) dan mengapa mereka berbuat demiakian (teori positif atau deskriptif).
Hal tersebut ditunjukkan oleh banyaknya penelitian di bidang akuntansi yang topiknya tidak
berkaitan secara langsung dengan (bahkan jauh dari) praktik atau standar akuntansi yang
nyatanya dipraktikkan.
Kinney menggambarkan tiga aspek penting yang saling berkaita yang melandasi
pengembangan akuntansi yaitu: Riset (research), pengajaran/pendidikan (teaching), dan
praktik (practice). Praktik akuntansi akan mengalami perkembangan yang pesat dan
memuaskan apabila terjadi interaksi yang baik antara ketiga aspek di atas. Aliran yang
berlawanan dengan arah jarum jam (aliran luar) menunjukkan kontribusi riset terhadap
pengajaran/Pendidikan yang pada gilirannya pengajaran menambah pengetahuan professional
untuk meningkatkan kualitas praktik.
Pengertian Akuntansi
Teori akuntansi erat kaitannya dengan akuntansi keuangan bahkan teori akuntansi dijumpai
khususnya dalam konteks akuntansi keuangan. Pengertian teori akuntansi sangat bergantung
pada pengertian atas pendefinisian akuntansi sebgai suatu bidang pengetahuan. Artinya,
kedudukan akuntansi dalam tatanan (taksonomi) pengetahuan juga akan menentukan
pengertian dan lingkup teori akuntansi.
Akuntansi didefinisi sebagai separangkat pengetahuan karena wilayah materi dan kegiatan
cukup luas dan dalam serta telah embentuk literatur akuntansi. Kesatuan pengetahuan
tersebut dapat diajarkan dan dipelajari untuk mendapatkan kompetensi yang menjadi basis
atau persyaratan suatu profesi. Kesatuan pengetahuan akuntansi juga menantang secra
intelektual sehingga pengetahuan tersebut menjadi bidang studi yang dapat diajarkan secara
formal diperguruan tinggi sampai pada tingkat doctor.
Karena karakteristik informasi yang dihasilkan akuntansi akan sangat bergantung pada
lingkungan tempat akuntansi akan diterapkan, akuntansi sebgai seperangkat pengetahuan
tentunya akan membahas berbagai kensep dan alternatif serta implikasinya dalam bebagai
kondisi lingkungan. Konsep yang dipilih dan diaplikasi dalam lingkungan tertentu akan
menjadi suatu model akuntansi untuk mencapai tujuan social tertentu
Seni, Sains, atau Teknologi
Pada awal perkembangannya, akuntansi dapat dikatakan sebgai kerajinan karena orang yang
akan memperoleh pengetahuan dan keterampian akuntansi harus terjun langsung dalam dunia
praktik dan mengerjakan magang pada praktisi. Dalam perkembangan selanjutnya,
pengetahuan dan keterampilan akuntansi akuntansi dapat diidentifikasi dengan jelas sehingga
membentuk seperangkat pengetahuan utuh yang dapat diajarkan melalui institusi Pendidikan.
Jadi kalau akuntansi dikatakan sebagi seni maka yang dimaksud adlah cara
menerapkannya bukan sifatnya sebagai seperangkat pengetahuan. Kalau akuntansi bukan
merupakan seni, apakah akuntansi itu merupakan ilmu atau sains? Sangat sulit
mendevinisikan pengertian sains dengan tuntas dan memuaskan. Namun, sifat-sifat sains
dapat diidentifikasi untuk dijadikan kriteria apakah seperangkat pengetahuan dapat
dimasukkan sebagai sains.
Ilmu adalah pengertahuan yang berisi penjelasan tentang gejala alam atau sosial yang
bebas dari pertimbangan nilai karena harus mendeskripasikan gejala tersebut seperti apa
adanya. Arti bebas disini bahwa nilai sainstidak dibangun untuk mencapai tujuan ekonomik
atau sosial tertentu sehingga sains tidak diarahkan untuk menghasilkan kebijakan.
Konsep dan prinsip umum yang dihasilkan akuntansi biasanya dikembankan dalam
kajian khusus yang disebut teori akuntansi.
Teori Akuntansi Semantik
Teori akuntansi semantik menekankan pembahasan pada masalah penyimbolan dunia
nyata atau realitas (kegiatan perusahaan) kedalam tanda-tanda bahasa akuntansi (elemen
statemen keuangan) sehingga orang dapat membayangkan kegiatan fisis perusahaan tanpa
harus secara langsung menyaksikan kegiatan tersebut
Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif adalah proses penyimpulan yang berawal dari suatu pernyataan
umum yang disepakati (disebut premis) ke pernyataan khusus sebagai simpulan (konklusi).
Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan kebalikan dari penalaran ini berawal dari suatu pernyatan
atau keadaan yang khusus dan berakhir dengan pernyataan umum yang merupakan
generalisasi (perampatan) dari keadaan khusus tersebut.
Verifikasi Teori Akuntansi
Agar menyakinkan, suatu teori harus benar (valid). Verifikasi teori merupakan prrosedur
untuk menetukan apakah suatu teori valid atau tidak. Pendekatan untuk mengevaluasi
validitas teori tergantung pada sasaran dan tataran teori yang diverifikasi. Teori akuntansi
normatif dievaluasi validitasnya atas dasar penalaran logis (logicial reasoning) yang
melandasi teori yang diajukan. Teori normatif dikembangkan atas dasar kesepakatan terhadap
asumsi atau tujuan kemudian diturunkan suatu kaidah atau prinsip akuntansi tertentu.
validitas dapat dinilai dengan menentukan apakah asumsi-asumsi yang digunakan masuk akal
(reasoniable). Karena normatif tidak bebas nilai, penerimaan asumsi oleh pihak yang terlibat
dalam penurunan prinsip (konklusi) juga menjadi bagian dari kriteria validitas teori.
Walaupun demikian, kriteria ini sering bersifat subjektif. Oleh karena itu, penerimaan suatu
asumsi juga harus didukung dengan penalaran logis sehingga asumsi tersebut tetap masuk
akal serta ketidaksetujuan terhadapnya masih tetap dapat dievaluasi atau ukur implikasinya.
Penalaran logis menjadi kriteria validitas karena teori normatif dalam banyak hal tidak atau
belum menghasilkan fakta atau observasi untuk mendukungnya.